Anda di halaman 1dari 26

Histologi

Sistem Saraf

Meninges

Susunan Saraf Pusat

Cerebrum

Membran yg melindungi otak dan medula spinalis

Cerebrum, cerebellum dan medula


spinalis :
Substansia grisea : badan sel saraf
(neuron) dan sel penyokong (neuroglia)
Substansia alba : juluran saraf (axon) dan
neuroglia

Cortex Cerebri / substansia


grisea

Neuron
1. Dendrit
menerima rangsang dr
lingkungan, epitel sensoris
atau dr neuron lain

Batang otak : substansia grisea


bercampur dg substansia alba

2. Perikaryon/badan
sel/soma
Pusat trofik sel, menerima
rangsang dr neuron lain

3. Axon
Menghantarkan impuls
saraf ke sel lain ( sel saraf,
otot dan kelenjar)

Perikaryon/soma

Dendrit dan Axon


No

AXON

1.

Badan Nissl

2.
3.

DENDRIT

Tdk ada

Ada

Mikrotubulus

Hanya segmen
proksimal

Seluruhnya ada

Mikrofilamen

Banyak sekali

Sedikit

4.

Myelin

Ada

Tdk ada

5.

Bentuk

Diameter
uniform, besar

Diameter tdk
sama, kecil

6.

Percabangan

Terbatas pd
terminal

Menyebar

7.

Organel

Sedikit

Lebih banyak

8.

Vesikel presinaps

Ada

Tdk ada

Sinaps

Tipe Neuron

Neuron multipolar
Sebagian besar neuron dlm tubuh
Contoh : sel piramid dlm cortex
cerebri, neuron motorik

Neuron bipolar
Ganglion cochlearis & vestibularis,
olfaktorius, retina

Neuron pseudo-unipolar
Kedua cabang mrp akson
Cabang2 perifer menerima rangsang
(dendrit) langsung ke terminal axon
tanpa melalui perikaryon
Pd ganglion spinalis (ganglion
sensoris)

Neuroglia

Astrosit

Astrosit
1. Astrosit protoplasmatis : substansia
grisea otak dan medula spinalis
2. Astrosit fibrosa : substansia alba

Cara penetrasi zat mll BBB

Astrosit
nursing neurons
Prosesusnya berfungsi
utk mempertahankan
keseimbangan ion K+ utk
mencetuskan impuls
saraf
Berpartisipasi dlm
metabolisme
neurotransmitter
Berpartisipasi pd masa
perkembangan otak dg
membantu migrasi
neuron

Oligodendroglia

Membentuk Blood-Brain Barrier (BBB)


Tdp dalam substansia alba

Berfungsi membentuk myelin pd SSP

medula spinalis

Mikroglia

Sel ependim

Ventriculus otak

Tdpt dalam substansia alba dan grisea

Berfungsi sbg makrofag dalam SSP


Dpt bermigrasi ke daerah jaringan saraf
yg rusak

Melapisi dinding rongga ventriculus di otak dan kanalis sentralis medula


spinalis

Plexus choroidalis dan Blood-LCS barrier

Plexus choroidalis dan Blood-LCS barrier

Batang otak

Mrp lipatan2 invaginasi piamater yg


menembus ventrikel
Tdd jar. Peny. Piamater, dilapisi oleh
epitel selapis kuboid atau torak rendah yg
berasal dr neural tube
Menghasilkan cairan cerebrosipnalis
(LCS)

Cerebellum

Cerebellum

Medula Spinalis

Susunan Saraf Perifer

Dorsal Root Ganglion

Ganglion Simpatis

Neuron pseudounipolar
Nukleus di tengah
Dikelilingi oleh sel satelit yg mrp sel penyokong
Mrp neuron sensorik

Neuron multipolar
Nukleus eksentrik
Mrp neuron
motorik

Ganglion Parasimpatis

Serat Saraf

Pembentukan Myelin

Lokasi : pd organ yg dipersarafinya


Neuron multipolar
Nukleus eksentrik, kadang nukleus ganda
Mrp neuron motorik

Serat Saraf

Reseptor Saraf di kulit (Sensorik)


Muscle spindle
(Sensorik)

Badan Akhir Saraf


(Motorik)
motor end plate

Neurotransmitter

Harliansyah,Ph.D
Chairman of Dept. Biochemistry FKUY
1st Floor YARSI TOWER, Cempaka Putih 10510, Jakarta
Ph. +6221-4244 574 ext 3107
Email: ianshr2001@yahoo.com

Overview
The human brain contains about 1012 neurons, and some
neurons make 1000 connections
Dendrites, cell body, axon
The cell body contains the nucleus, and this is where
almost all protein synthesis occurs
The cell body also contains nearly all of the lysosomes
Proteins and other molecules are transported from the
nucleus via axoplasmic transport
Axons are long processes specialized for the
conduction of action potentials
The nervous system also contains glial cells that support
and nourish the neurons (Schwann cells in the peripheral
nervous system)
Types of neurons: sensory neurons, interneurons, motor
neurons

Anatomy of
the Neuron
Arrows indicate the
direction of conduction
of the action potential
A motor neuron typically
has a single axon
The axon of the sensory
neuron branches after it
leaves the cell body
Both branches are
structurally and
functionally axons
The cell body is
located in the dorsal
root ganglion near the
spinal cord

How Do We Study Neural Communication ?

Neurotransmitter Receptors

Synapse
Term Synapse: Site where the Axon terminal or Collateral
makes functional contact with another cells.
Two kinds of Synapses:
Chemical:
Membranes of contiguous, cells are closely apposed
Neurotransmitter signals from pre synaptic cell to post
synaptic cell.
Physically separated but coupled via specialized
structures, slower than electrical synapses.
Uses diffusible neurotransmitter molecule
Can be modulated and Metabolic amplification.

Synapse. contd
Electrical:
Cells are electrically coupled by the presence of
connexins.
Very fast
Metabolically economical
Can mediate inhibitory and retrograde signaling

Mechanism of Action Potential

Acetylcholine
Grandfather of all neurotransmitters
Sites of action

Vertebrate neuromuscular junction: nicotinic


Pre-and post-ganglionic parasympathetic: nicotinic
and muscarinic, respectively
Pre-ganglionic parasympathetic: nicotinic
Present in CNS (both Muscarinic and Nicotinic
receptors)

Inactivated by hydrolysis (the only classical


neurotransmitter that is inactivated by
metabolism)
Pathology
Alzheimer (?)

Acetylcholine Metabolism

ACh is inactivated by hydrolysis

Pendahuluan

OBAT ANTIPARKINSON
Dr. Lilian Batubara, M.Kes

Gejala tambahan: gangguan sistim otonom


sialore, sebore dan hiperhidrosis, 30% disertai
gejala dimensia.
Berdasarkan etiologi: 1). parkinson pasca
ensefalitis, 2). parkinson akibat obat dan 3).
parkinson idiopatik
Berdasarkan gejala klinis: 5 tahap penyakit
(Lonis Herzberg)

Apapun etiologinya pada parkinson ditemukan


defisiensi dopamin
Obat yg memicu parkinson: fisostigmin,
klorpromazin, butirofenon, reserpin.

Patofisiologi
Terjadi gangguan keseimbangan neurohumoral di ganglia basal, yaitu di traktus
nigrostriatum dlm sistim ekstrapiramidalis
Di traktus nigrostriatum diatur gerakan halus
yg memerlukan keseimbangan antara
komponen kolinergik (merangsang) dan
komponen dopaminergik (menghambat)

Penyakit Parkinson (paralisis agitans) mrp


suatu sindrom dengan gejala utama trias
gangguan neuromuskular: tremor, rigiditas
dan akinesia, disertai kelainan postur tubuh
dan gaya berjalan
Gerakan halus sukar dilakukan
Pasien sangat tergantung pada bantuan orang
lain

Pada parkinson terjadi kerusakan di traktus ini


shg komponen dopaminergik berkurang

Etiologi :
- Ensefalitis von economo
- MPTP
- Radikal bebas
Berdasarkan konsep keseimbangan komponen
kolinergik-dopaminergik ke oterapi dpt
dilakukan 2 cara:
1. Dopaminergik sentral
2. Antikolinergik

Klasifikasi antiparkinson
I. Obat dopaminergik sentral
A. Prekursor DA: levodopa
B. Agonis DA: bromokriptin, apomorfin,
ropinirol, pramipreksol
II. Obat antikolinergik sentral
A. Senyawa antikolinergik sentral:
triheksifenidil, biperidin, prosiklidin,
benztropin mesilat, karamifen

Yang mencapai sirkulasi darah kecil (22-30%) krn: 1)


cepat mengalami pemecahan dlm lambung, 2) dirusak
oleh flora usus, 3) lambatnya abs dibag distal
duodenum
60% mengalami biotransformasi di usus dan hati
Hati banyak mengandung enzim dopa-dekarboksilase
Hanya sekitar 1% yang sampai ke jaringan otak
Levodopa mengalami biotransformasi menjadi DA, dan
selanjutnya diubah lagi menjadi DOPAC (dihidroksifenil
asetat) oleh MAO
Eksresinya terutama melalui urin

Dopaminergik sentral
B. Senyawa antihistamin: difenhidramin,
klorfenoksamin, fenindamin
C. Derivat Fenotiazin: prometazin, etopropazin,
dietazin
III. Obat dopamino-antikolinergik
A. Amantadin
B. Antidepresan trisiklik: imipramin, amitriptilin
IV. Penghambat MAO-B

LEVODOPA
DA tidak dpt melintasi sawar darah otak, shg
substitusi DA tdk dpt dilakukan.
Levodopa efektif dan kurang toksik
Farmakokinetik:
Cepat diabsorbsi terutama di usus halus
Kecepatan abs tergantung dari kecep
pengosongan lambung
Absorbsi dihambat oleh makanan tinggi protein

Mekanisme kerja
Merupakan terapi substitusi (replesi DA di
korpus striatum)
Mempunyai reseptor dopamin: D1, D2
Kerja levodopa terutama diperantarai reseptor
D2

Efek terapi
75% pasien gejala berkurang sebanyak 50%
Semua gejala dan tanda membaik kecuali
dimensia dan instabilitas postural
Yang paling banyak membaik adalah
bradikinesia dan rigiditas, tremor sedikit.
Mood juga membaik, terlihat perbaikan fungsi
mental.

Efek samping
Efek samping levodopa timbul terutama akibat
terbentuknya DA di berbagai organ perifer.
ES bersifat reversibel dan dpt dikurangi dgn
penurunan dosis atau pemberian obat
penghambat dekarboksilase.

Gejala yg timbul setelah penggunaan jangka


panjang
Perpendekan masa kerja levodopa (wearing
off)
Fenomena pasang surut (on-off)
Pembekuan gerakan (freezing)

Psikis
- Psikosis
- Depresi
- beberapa i ggu pe gobata (5-10%)
Sistim kardiovascular
- Hipotensi ortostatik krn terjadinya
dekarboksilasi di perifer
- Takikardia dan aritmia

ESO Saluran cerna


Mual, muntah, tdk nafsu makan, disebabkan
perangsangan CTZ (dpt digunakan sbg patokan
titrasi dosis)
ESO diskinesia dan gerakan spontan abnormal
Gerakan spontan terjadi pd 50% psn 2-4 bln
pengobatan, 80% setelah 1 th pengobatan
Gerakan berupa: bukolingual, meringis
(grimacing), gerakan kepala dan berbagai gerakan
distonik dan koreiform dari lengan dan tungkai.

Interaksi obat
Penghambat dekarboksilase
Keuntungan:
1) Meningkatkan jml levodopa yg sampai di otak
shg dosis dpt dikurangi 75%
2) Dosis efektif lebih cepat dicapai
3) ESO berkurang terutama krn DA perifer yg
terbentuk berkurang
4) Gejala lebih mudah dikendalikan

AGONISDOPAMIN
5)Efekantagonismepiridoksindapatdihindari
6)Manfaatdanperbaikangejalameningkat
dibandinglevodopasaja
Sediaanpenghambatkarboksilase
Karbidopa Benserazid
Terapikombinasi:
Karbidopa:Levodopa=1:10atau
Benserazid:Levodopa=1:4

Piridoksindlmdosiskecil(>5mg)sudahdpt
meningkatkandekarboksilasidiperifer
Penggunaanklinis:
Sebaiknyadigunakanperoraldgnmakanan
utkhilangkaniritasi.
Dimulaidskecil,naikkanperlahan,dsharian
tdk>8g
Efekbiasanyaterlihatstlh6minggu
pengobatan

BROMOKRIPTIN
MerupakanprotoVfergolinygbersifat
dopaminergik
MerupakanagonisreseptorD2
EfekVvitasnyacukupnyataterutamapd
penyakitberat.
Terapikombinasidgnlevodopamengurangi
dosislevodopadanmeningkatkanefek
terapinya

FarmakokineVk
Absperoral30%
Mengalamimetabolismelintaspertama
Sebagianbesardieksresikedalamempedu

Indikasi
Indikasiutamasebagaitambahanlevodopa
SebagaipengganVlevodopa
Dimulaidgndosis1,25,2kalisehari(diVtrasi),
dinaikkanseVap24minggu2,5mg/hr
SeVapkenaikan2,5bromokripVn,levodopa
dikurangi125250mg
HiperprolakVnemia
InferVlitas
Galaktoamenore

Efeksamping
ESmenunjukkanvariasiindividu,perluVtrasi
yangtepat
Mual,muntah,hipotensiortostaVk(gejala
awal)
Bersifatreversibel

PERANGSANGSSP
PERGOLID
SamaefekVfdgnbromokripVnutkmengatasi
parkinsonismedanhiperprolakVnemia
UtkhiperprolakVnemiacukupdiberikan1kali
seharidanparkinsonisme23kalisehari
BermanfaatbagipasienyangVdakresponsif
terhadapbromokripVn

APOMORFIN
Diindikasikanuntukfenomenaopada
terapilevodopa
ESO;halusinasi,diskinesiadanVngkahlaku
abnormal,perpanjanganQT
Hanyadigunakanpadakegagalandgnobat
obatagonisdopamin(krnberpotensiadiksi)

Amfetamin,DekstroamfetamindanMeVlfenidat
BekerjamemperlancartransmisiDA
DesiensiDAVdakdiperbaiki
EfekanVparkinsonnyalemah,umumnya
dikombinasidengananVkolinergik

TRIHEKSIFENIDIL,SENYAWAKONGENERIKNYADAN
BENZTROPIN
Obatobatiniterutamabarefeksentral.
DibandingatropinefekanVspasmodik,midriaVk,
kelenjarludahdanvagusnyalebihrendah
Senyawakongeneriknyatriheksifenidil
(biperiden,sikrimin,prosiklidin)mempunyaiefek
anVparkinsondanESOyangsama.
KongenerikdigunakansebagaipengganV
triheksifenidilbilaterjaditoleransi

ESO:
Sentral:gangguanneurologik:ataksia,
disatria,hipertermia;gangguanmental:
pikirankacau,amnesia,dilusi,halusinasi,
somnolendankoma
Perifer:seperVatropin

ANTIKOLINERGIK
MerupakanobatalternaVflevodopadalam
pengobatanparkinsonisme
MekanismeKerja:MengurangiakVvitas
kolinergikdigangliabasal
EfekanVkolinergikperifernyalemah
dibandingkanatropin
Atropinmerupakanobatpertamayang
dimanfaatkanpadapenyakitparkinson.

OBATDOPAMINOANTIKOLINERGIK
Efekterapi:
AnVkolinergikefekVfpadaparkinsonisme
yangdisebabkanolehobat
PengalamanklinikmenunjukkanlebihefekVf
dibandinglevodopa
Triheksifenidiljugamemperbaikigejalasialore
danmood

ANTIHISTAMIN
BeberapaanVhistaminyangmempunyaiefek
anVkolinergik:difenhidramin,fenindamin,
orfenadrin.
Mempunyaiefekfarmakologiyangsama
Diberikanbersamalevodopautkmengatasi
ansietasdaninsomniaolehlevodopa

AMANTADIN
MerupakananVvirus
MekanismeKerja:meningkatkanakVvitas
dopaminergikdanmenghambatakVvitaskolinergik
(meningkatkanreleaseDAdaninhibitreuptakeDAdi
presinapVk)
EfekanVparkinsonnyalebihrendahdarilevodopa,
tetapiresponnyalebihcepat(25hari)
PemberianbersamalevodopabersifatsinergisVk
PemberiantunggalVdakbertahanlama(36bln
menurun)

PENGHAMBATENZIMPEMECAH
DOPAMIN
ESO:
Menyerupaiatropin

ANTIDEPRESITRISIKLIK
ImipramindanamitripVlinefek
anVparkinsonnyakecil
BiladikombinasidgnanVkolinergikdapat
sangatbermanfaat
Memperbaikirigiditasdanbradikinesia

PENGHAMBATMONOAMINOKSIDASEB
SELEGILIN
Mekanismekerja:menghambatdeaminasiDA
sehinggakadarDAdiujungsaraf
dopaminergiklebihVnggi
Efekterapi:meringankanfenomenawearing
o
Penambahanobatinipadalevodopadapat
mengurangidosislevodopa1030%

PEMILIHANOBATPARKINSON
ESO:
ESberatVdakdilaporkanterjadi
Hipotensi,mual,kebingungandanpsikosis
pernahdilaporkan

PENGHAMBATKATEKOLOKSIMETIL
TRANSFERASE(COMTINHIBITOR)
ENTAKAPONdanTOLKAPON
InhibitorCOMTreversibel
Penambahanobatinipadakarbidopa
memperpanjangkerjakarbidopa
Meningkatkankadarlevodopadiotak

PalingefekVfkombinasilevodopakarbidopa
Adaperbedaanpendapatdlmsaatmulainya
pemberianlevokarbi
Menundapemberianlevokarbi
Memberikansecepatmungkin
Memberikanobatlainterlebihdahulu

Major drug

Analgesic opioid
Crude opium

Dr. Dra. Risdawati Djohan, Apt, M.Kes

Opium flowers
24-Dec-14

Collecting resin
of opium poppy

Seeds of
opium poppy

Agonist:
Morphin
Methadon
Meperidine
Fentanyl
Partial agonist:
Buprenorphine
Dezocine
24-Dec-14

Mixed Agonist-antagonists:
Butorphanol
Nalbuphin
Pentazocine

Antagonists:
Naloxon
Naltrexen
Nalmefen
3

Therapeutic overview

Istilah

Membebaskan/meringankan nyeri sedang - kuat tanpa


hilang kesadaran atau gangguan sensoriy modalities
utama
Pengobatan simtomatik diare akut
Menekan batuk
Terapi pemeliharaan pada ketergantungan opiat
Melawan kelebihan dosis opioid dengan antagonis
reseptor opioid.

24-Dec-14

Definisi

Nyeri: gejala subjektif atau sensori yang tidak


menyenangkan atau pengalaman emosional
yang khas, berkaitan dengan kerusakan
jaringan
Analgesia : keadaan tidak ada nyeri yang
dirasakan meskipun ada rangsangan nyeri
secara normal.
Analgesik adalah obat yang meringankan/
meredakan nyeri tanpa menghalangi
/mengganggu sensory modalities.

24-Dec-14

A.

24-Dec-14

B. Analgesik Opioid, senyawa-2 yang meredakan


berbagai nyeri kuat/ berat melalui kerja yang
diperantarai oleh reseptor spesifik di permukaan sel.

24-Dec-14

I. Berdasarkan asal dari senyawa :


1. Natural Opioid, diperoleh dari opium
2. Semisinthetic opioid
3. Synthetic opioid
II. Berdasarkan cara kerja:
1. Agonist:
2. Partial agonist
3. Mixed Agonist-antagonists
4. Antagonists:
murni
partial
III. Opioid endogen
IV. Isomer opioid

4
12

10

13

14 9

Structure activity relationship


(SAR)
N

15
6

R2 O

2
3
4

11

CH3

12

10

13

14 9

15

R2 O

Inti fenantren

Morfin (R1 = R2 = H)

16

Morfin (R1 = R2 = H)

13

24-Dec-14

CH3

2
3
4

11
12

10

13

17
14 9

15
6

R2 O

adanya ke2 ggs OH bebas


efek emetik & konvulsif tdk begitu
kuat

16

Morfin (R1 = R2 = H)

24-Dec-14

Substitusi R1
b(-) nya efek anagetik, depesi
nafas dan apasmodik
b(+)nya efek stimulasi SSP

R2O pd morfin ad/ ggs OH, bsft


alkoholik, ggs OH alkohol bebas
lawan efek ggs OH fenolik

14

12

R 1O

17

5
6

24-Dec-14

R1-O pd morfin ad/ ggs OH, bsft


fenolik, ggs OH fenolik bebas
bhub dg efek analgetik, hipnotik,
depresi nafas & obstipasi

16

PARSIAL:

Isomer opioid:
dekstrometorfan

Naloxone
Naltrexon
Nalorphin
Levallorphan

11

R 1O

17

MURNI:

24-Dec-14

KIMIA &

11

Opioid endogen :
endorphine, enkephalins,
dynorphin

Antagonists:

Mixed Agonist-antagonists:
Butorphanol
Nalbuphin
Pentazocine

Partial agonist:
Buprenorphine
Dezocine

10

24-Dec-14

Contoh :

Agonist:
Morphine
Methadon
Meperidine
Fentanyl

Synthetic opioid:
Fentanyl
Meperidine
Diphenoxylate
Methadone
Levarphanol
Propoxyphene
Pentazocine

24-Dec-14

R 1O

Penggolongan opioid

Contoh :

Contoh :

Semisinthetic opioid:
Dihydromorphinon
(dilaudid)
Diamorphin (Heroin)

24-Dec-14

3. Opium atau candu adalah getah Papaver


somniverum L yg tlh dikeringkan.
4. Opiopeptins adalah peptida endogen yang
memiliki aktivitas opioid, endorphine,
enkephalins, dan dynorphin.
terletak di : discrete area dari SSP,
pituitary, SSO, pancreas & adrenal gland
dan GIT.

Natural Opioid, diperoleh


dari opium:
Morphine
Codeine

AINS (=Anti Imfalamsi non Steroid) (Aspirin), yang


meredakan nyeri ringan-sedang dan memiliki sifat
antipiretik dan antiinflamasi, bekerja melalui
hambatan pada enzim COX

Definisi.., lanjutan

1. Opioid: adalah obat-2 yang memiliki aktivitas mirip


morfin (Morphine-like) yang mengurangi nyeri dan
menginduksi toleransi dan ketergantungan fisik.
disebut analgesik narkotik.
2. Opiat: adalah obat-obat yg mrpk derivat opium (mis:
morfin, heroin) berbentuk powder, ektsrak kering dari
buah capsule (poppy) dari tanaman Papaver
somniferum.
Alkaloid opium (thebaine) digunakan untuk membuat
opioid semisintetik

24-Dec-14

Analgesik ada 2 group

CH3

Substitusi R2
b(+)nya efek opioid dan depr
nafas
Substitusi R1 dan R2
bersamaan
b(+)nya efek konvulsif
dan (-)nya efek emetik

15

M
O
R
F
I
N

M
O
R
F
I
N

HO

1. C7dan C8 single

11

12

10

13

17
14 9

15
6

HO

2. C4 ada OH

CH3

3. C4 dan C5 tdk ada O

16

11

17

Lain-lain

12

10

13

17
14 9

15
6

HO

obat

M
O
R
F
I
N

HO

CH3

16

11

17

Lain-lain

10

13

17
14 9

15
6

HO
3

12

obat

HO

CH3

16

obat

17

Lain-lain

morfin

OH

OH

CH3

morfin

OH

OH

CH3

morfin

OH

OH

CH3

Heroin

OCOCH3

OCOCH3

CH3

Hydromor
phone

=O

CH3

Levor
phanol

OH

CH3

1,3

Codein

OCH3

OH

CH3

Oxy
morphone

=O

CH3

1, 2

Leval
lorphane

OH

CH2CH=CH2

1, 3

24-Dec-14

16

24-Dec-14

Mekanisme kerja

19

24-Dec-14

Reseptor opioid

Reseptor :
analgesia supraspinal
depresi pernafasan
eforia
ketergantungan fisik
Reseptor :
analgesia spinal
sedasi
miosis

24-Dec-14

24-Dec-14

18

24-Dec-14

21

24-Dec-14

24

Morfin reseptor (,,)


(Gi )
Adenilat siklase

[c-AMP] (fosforilasi prot < respon seluler<)

1. Kanal K+ terbukaK+ keluar


2+
2. Ca dihambat masuk [Ca2+]i

Pelepasan NT dhbt &


Blok transmisi nyeri pada berbagai jalur saraf

Opioid menyerupai efek opiopeptin endogen


yang berinteraksi dg bbrp reseptor (R) berbeda
(, , )
Opioid dengan sifat mixed agonist-antagonist
bekerja sebagai agonis pada satu reseptor dan
sebagai antagonis pada reseptor lain.

24-Dec-14

17

Reseptor :
Efeknya tidak jelas,
mungkin ada
kontribusinya pd
analgesia

22

20

Agonis : Substansi yang efeknya menyerupai


senyawa endogen
Antagonis : substansi yang tidak mempunyai
aktv intrinsik tetapi menghambat scr kompetitif
efek suatu agonis di tempat ikatan agonis
(agonist binding site)
aktv intrinsik: kemampuan intrinsik kompleks OReseptor u/ menimbulkan aktivitas/ efek
farmakologi

24-Dec-14

23

Prototype : Morphine
Opium/candu = getah Papaver somniverum L yg
dikeringkan
Scr kimia ada 2 gol :
1. gol Fenantren (morfin)
2. gol benzilisokinolin ( Noskapin & Papaverin )

24-Dec-14

25

24-Dec-14

26

Struktur kimia:
- alkaloid fenantren, lih rumus bangun !!

24-Dec-14

27

abs:

Umumnya opioid dgnk scr parenteral, meskipun abs


mll GI baik, tp/ morfin & naloxon malami first pass
metabolism scr ekstensif di hepar bioav <<

Dpt di abs mll mukosa hidung & bucal ( fentanyl &


dervnya, buprenorphine), krn sgt lipofilik

Fentanyl sgt lipofilik dpt diabs mll dermal

24-Dec-14

28

- mula kerja & masa kerja opioid tdk berkorelasi dg


kadar obat dlm darah a/ t1/2 eliminasinya
( k/ sft fisikokimia )
- ik dg prot plasma:
morfin kecil, (30 %),
fentanyl & derv besar 80 -90 %
morfin dpt melintasi sawar uri mpngaruhi janin

24-Dec-14

Masa
kerja (j)

t1/2
eliminasi

Obat

MBlit
aktif

Rute
oral.,par

Masa
kerja (j)
4-5

t1/2
eliminasi
23

No

Nalbuphine

Par

4-5

No

Nalmefen

Par

<4*

10

No

Par

0.5

1.5

No

Naloxon

Par

1-2 *

No

Buprenorphine

Par, subl

4-6

No

Naltrexene

Oral

24 *

Yes

Butorphanol

Par, subl

3-4

No

Oxycodon

Oral

3-5

No

Codeine

Oral, par

4-6

Yes

Oxymorphone

Par,rektal

4-5

No

Dezocine

Par

3-4

2.5

No

Pentazocine

Par,oral

3-5

No

Fentanyl

Par,transd

0.5-1

3.7

No

Propoxyphene

Oral

4-5

Yes

Hydromorphone

Par,oral

4-5

2.6

No

Remifentanyl

Par

0.25

0.2

No

Levorphanol

Par,oral

4-5

11

No

Sufentanil

Par

0.5

2.7

no

Meperidhine

Par,Oral

3-4

Yes
31

Farmakodinamika: SSP, (lanjutan)


EKSITASI:
mual muntah, delirium dan konvulsi (jarang timbul)

idiosinkrasi, pada bbrp individu terutama wanita


eksitasi, dari heroin eksitasi sentral
Pd hewan : efek eksitasi jelas
Kucing : mania, midriasis, hipersalivasi,
hipertermia, konvulsi tonik & klonik & akhirnya mati
species differences

24-Dec-14

34

Farmakodinami: Gastrointestinal

24-Dec-14

Farmakodinami: SSP
ANALGESIA
nyeri tumpul yang terus menerus > efektif dr nyeri
tajam yang intermitten
ckp efektif u/ nyeri berat kolik ginjal dan kolik empedu
Pada dosis < (5-10 mg) menimbulkan efek

32

Eforia, pd pasien sedang mengalami nyeri, sedih, gelisah


Disforia (kuatir, kantuk yg disertai mual & muntah), pd pasien
orang normal

24-Dec-14

33

MIOSIS:
- melalui resepto - dan reseptor-
- dpt dilawan oleh atropin & skopolamin
- intoksikasi pin point pupil

MUAL -MUNTAH:

DEPRESI PERNAPASAN:
- merupakan efek lgs thd pusat napas di batang otak
- dpt timbul pada dosis kecil yang belum menimbulkan
kantuk/tidur
- dosis toksik depresi napas 3-4 kali/menit mati
- morfin & opioid lain dapat menekan refleks batuk
24-Dec-14

35

timbul karena stimulasi langsung pada emetic chemoreceptor


trigger zone (CTZ) di area postrema medula oblongata

Apomorfin menstimulasi CTZ plg kuat

kodein, heroin, hidromorfon, dihidromorfon emetik < morfin

dapat di lawan oleh derivat fenotiazin ( bloker dopamin kuat)

24-Dec-14

Usus halus & besar:

sekresi empedu &


pankreas

pencernaan
terhambat

Peristaltik , tonus ,
absorpsi air

konstipasi

pengosongan
lambung dhbt

24-Dec-14

38

36

Farmakodinami: Kardiovaskuler

Farmakodinami: Gastrointestinal (lanjutan)

37

30

Farmakodinamika: SSP, (lanjutan)

Lambung

24-Dec-14

24-Dec-14

Farmakodinamika: SSP, (lanjutan)

Tdk melalui SSP

sekresi HCl dihbt, tp lemah


tonus bg antrum
motilitas
sfingter pilorus berkontraksi

Ekskresi :
- terutama mll urin, sbgn besar dlm btk metabolit
- bentuk kunjugasi dengan as glukuronat dapat
ditemukan di empedu.

MBlit
aktif

Alfentanyl

24-Dec-14

affnt thd > dr morfin, analgesik > poten dari morfin jk dpt
mencapai otak
sgt polar shg sdkt yg msk ke blood-brain-brrier

29

Methadone
Rute

morfin-6- glukuronat :

MB: metabolit > polar, (-)/ tdk aktif


N-dealkilasi, konjugasi grup OH
hidrolisis ester

Farmakokinetik morphine dan derivatnya


Obat

2 grup OH dr morfin di konj o/ as glukuronat


morfin-3- glukuronid ( >>) (tdk aktif) dan
morfin-6- glukuronid

Distrib:

Farmakokinetik

Tidak memiliki efek langsung yg bermakna


terhadap jantung, kecuali bradikardi

Hipotensi (pd dosis toksik) karena depresi


pusat vasomotor & pelepasan histamin hati-2
pada pasien hipovolemia

24-Dec-14

39

Kerja morfin (efek farmakologi morfin)

Farmakodinami: lain-lain (lanjutan)


-

Tonus ureter & kandung kemih , dpt dilawan


o/ atropin 0.6 mg sc
Tonus spincter urethra retensi urin
Tonus uterus persalinan tertunda
Menghambat hormon luteinizing & mrgs sekresi
ADH, prolaktin
Pada kulit kemerahan, hangat, berkeringat
dan dpt tblk rasa gatal.

24-Dec-14

40

1. ANALGESIK

Morfin (juga meperidin dan hidromorfon)


analgesik pd nyeri berat pre/post operasi,
nyeri taruma, luka bakar, kanker, MI, kolik

Nyeri ringan dan terus menerus, nyeri tumpul sedang


berat yg berhub dg kerusakan viseral.
Untuk nyeri tajam dibutuhkan dosis lebih tinggi
tanpa kehilangan kesadaran.

24-Dec-14

43

Depresi pernapasan
hambatan langsung pd pusat napas di btg otak &
penurunan sensitivitas pusat napas thd CO2 (dg p
frekwensi napas,volume semenit dan tidal exchange)

Opioid di KI pd keadaan :
- cadangan napas (Respiratory reserve)
berkurang: (mis emfisema)
- sekresi yg berlebih ( Obstructive lung desease)
24-Dec-14

Analgesia
Euforia dan sedasi
Depresi nafas dan menekan batuk
Konstriksi pupil
Mengurangi motilitas usus kostipasi
Melepaskan histamin bronkokonstriksi dan
hipotensi

24-Dec-14

41

3. antidiare, k/ efek konstipasinya;


digunakan pd ileostomi a/ colostomy
pd dosis kecil u/ analgesik
contoh senyawa : Diphenoxylate; Codein; Loperamid

44

- vasodilatasi serebral, (peningkatan PCO2 krn


depresi pernapasan) akibatnya cerebral vascular
pressure meningkat
morfin kontra indikasi atau hati-2 dg pasien
traumatic head injury (trauma) fungsi otak
terganggumati

dihambat oleh atropin


b. selama asfiksia, depresi napas berat, midriasi

6. Konstipasi:
terapi dengan morfin yg lama membutuhkan laksatif
karena sphincter Oddi kontraksi kolik,

morfin KI u/ batu empedu (gall-bladder disease)

47

dibutuhkan kateterisasi
hati2 pd pasien hipertropi prostat & penyempitan uretra

49

24-Dec-14

48

pd pria : LH dan testosteron impoten


Pd wnt : siklus menstruasi tdk teratur.
aktivasi hambat diuresis
aktivasi diuresis k/ penghambatan ADH

Pentazocine & butorphanol preload


Kontra indikasi u/ nyeri Miokard infark
24-Dec-14

24-Dec-14

9. Efek thd endokrin


sedikit tapi bermakna secara klinik
aktivasi di talamus hambat pelepasan LH

aliran darah ke ginjal,


Tonus ureter & kandung kemih
koordinasi kontraktilitas ureter dan KK,
tonus sfingter uretra dan kurangnya refleks

Morfin menyebabkan vasodilatasi kemudian preload


sehingga efektif u/ nyeri MI

45

a. pin point pupils, diperantarai o/ asetilkolin, dan dpt

8. Retensi urin k/

7. Hipotensi:

Menghambat pst vasomotor di btg otak karena


vasodil & pelepasan histamin

hati2 pd pasien syok karena blood vol rendah,


terutama orang tua

24-Dec-14

3. Ketergantungan fisik atau psikis


4. Sedasi : berisiko pd pasien rawat jalan
5. miosis:

- dpt dihambat oleh antagonis reseptor dopamin

24-Dec-14

42

Efek samping .. Lanjutan

2. Mual & muntah (terutama pemberian parenteral)


- k/ stimulasi lgs pd CTZ & komponen vestibular

46

24-Dec-14

Regional anesthesia
morfin melalui penggunaan epidural / intratekal
Fentanyl dosis besar dignkan sbg anestesi pd cvs
surgery, krn depresi janting kecil

4. Withdrawal or maintenance therapy:


untuk th/ subsitusi dg Methadone u/ pengobatan
ketergantungan opioid

24-Dec-14

Efek morfin yang tidak diharapkan: depresi nafas


dan konstipasi
Morfin dapat diberikan secara i.v, i.m. dan oral
sebagai tablet lepas lambat
Kelebihan dosis akut koma dan depresi nafas
Morfin dimetabolisme menjadi morfin 6glukoronid(M6G) efek analgesik lebih kuat
Morfin dan M6G merupakan metabolit aktif dari
diamorfin dan kodein

5. Penggunaan pada anestesi:


Preanesthetic medication atau tambahan pd
anestetik digunakan pada bedah
1. opioid u/ memberikan efek analgesik, sedatif a/
efek ansiolitik
2. Fentanyl, srg digunaka k/ masa kerjanya yg
singkat ( 1-2 jam)

Efek samping .. lanjutan

Efek samping & kontraindikasi


1.

2. Menekan batuk:
Codein dignk jk obat non opioid tdk efektif
- Menekan lgs pusat batuk di medula
- ditekan oleh L-isomer dan D-isomer opioid (D-isomer
analgetik (-) )
- mbthk dosis < dr analgesik.

Indikasi

50

24-Dec-14

51

1. oxymorphon (Numorphan), Hydromorphon (dilaudid)

Interaksi obat
Drug group

dan Heroin

Interaksi dengan Opioid

Sedative-hipnotics
(CNS depresant)

efek a/ potensiasi efek depresi SSP &


napas

Antipsychotic
tranquilizers(

sedasi & mempengaruhi pd depresi nafas


Pd CVS (k/ kerja antimuskarinik &
penghambatan (R) alfa)

MAO inhibitor

Menimbulkan depr napas berat, gelisah, gej


eksitasi, demam, terutama o/ meperidin

24-Dec-14

Agonis opioid kuat (agonis murni):

52

24-Dec-14

53

24-Dec-14

3. Fentanyl (Sublimaze)

2. Meperidin ( Demerol)

55

24-Dec-14

54

4. Methadon (Dolophine)

masa kerja lebih pendek dari morfin (20 min)


Pemberian IV sbg medikasi preanestetik u/ nyeri pre & post
operative (IV cepat kekakuan otot)
digunakan :
dg dosis tinggi sbg anestetik utama pd operasi KVS,
krn depresi KVS minimal
tambahan pd anestesi balanced anesthesia
u/ efek analgesik dan sedatif-hipnotik (morfin jangan
digunakan
kombinasi fentanyl droperidol u/ induksi
neuroleptanalgesia

indikasi = morfin
masa kerja < morfin
Efek konstipasi, muntah, depresi napas pada bayi
lebih kecil dari morfin,
overdose seizure (tremor, konvulsi, depresi
napas, koma, mati )
dg MAO inhibitor : gelisah, gejala eksitasi, demam
midriasis & takikardi k/ aktv antikolinergik lemah
tdk ada efek pd refleks batuk

24-Dec-14

fenantren, kerja = morfin


oxymorphon antitusif
Heroin

tdk direkomends u/ pgn klinik


lebih lrt lemak, kerja > cepat dr morfin
cpt di MB di otak, Metabolit aktif
(morfin & monoasetilmorfin)

Oral, masa kerja lebih panjang panjang dari morfin


gejala putus obat lebih kecil dari morfin,
digunakan u/ substitusi opioid lain (thd ketergantungan fisik)

56

24-Dec-14

57

Dihydrocodeine, Oxycodon, & hydrocodon


Fenantren, u/ nyeri sdg
Dihydrocodeine, Oxycodon, & hydrocodon
nyeri sdg
dosis < diare dan batuk
Oral, first-pass metabolism < morfin
Depr napas < morfin. Ketergantungan <
Overdose seizure

Agonis opioid lemah (agonis parsial)

24-Dec-14

58

24-Dec-14

Untuk nyeri sdg


dosis kecil diare dan batuk
pada pemberian Oral first-pass metabolism
< morfin
Depresi napas lebih sedikit dari morfin.
Ketergantungan < morfin
Overdose seizure

59

24-Dec-14

60

1. Pentazocine (Talwin)

2. Propoxyphene

D-isomer u/ analgesik, kurang efektif dari codein


Overdose seizure

3. Loperamid & Diphenoxylate

Mixed agonist-antagonist

difenoksilat ad/ derivat meperidin


digunakan hanya u/ pengobatan simtomatis diare
Difenoxin merupakan Metabolit aktif difenoksilat

Merupakan prototipe dari agonis R- dan antagonist R-


u/ nyeri sedang
ketergantungan < morfin
Gejala putus obat cepat
kadang2 menyebabkan dispforia, halusinasi

2. Nalorphin. Nalbuphine, Buprenorphine, Butorphanol


dan Dezocine

Kerja sama dengan pentazocin

24-Dec-14

61

24-Dec-14

62

24-Dec-14

63

Antagonist opioid:

TRAMADOL

Naloxon (Narcan) antagonis murni


Masa kerja pendek (1-4 jam)
Memblok reseptor , dan kurang lebih sama
Tidak mempengaruhi threshold nyeri tetapi memblok
analgesia yang diinduksi stres dan dapat memperburuk nyeri
Membalikkan analgesia yang diinduksi opioid dan depresi
nafas penggunaan utama untuk mengatasi overdose
opioid
Naltrexone ( Trexan)
Mempercepat putus obat opioid dan melawan toksisitas
opioid
masa kerja berbeda panjang ( 10 jam)
24-Dec-14

analog kodein sintetik


agonis reseptor yang lemah.
efek analgetiknya ditimbulkan oleh inhibisi ambilan
norepinefrin dan serotonin.
Efek untuk nyeri ringan sampai sedang sama
efektif dengan morfin a/ meperidin
untuk nyeri berat atau kronik lebih lemah dari
morfin
Untuk nyeri persalinan tramadol sama efektif
dengan meperidin & depresi pernapasan pada
neonatus lebih kecil

Bioavailabilitas: oral 68% dan IM 100%


Afinitas terhadap reseptor lebih lemah dari morfin, tetapi
metabolit utama lebih poten dari obat induk dan berperan
untuk menimbulkan sebagian efek analgetiknya.
Preparat tramadol merupakan campuran rasemik, yang lebih
efektif dari masing-masing enansiomernya.
mengalami metabolisme di hati dan ekskresi oleh ginjal,
dengan masa paruh eliminasi 6 jam untuk tramadol dan 7,5
jam untuk metabolit aktifnya.
Analgesia timbul dalam 1 jam (secara oral)
mencapai puncak dalam 2-3 jam.
Lama analgesia sekitar 6 jam.
Dosis maksimum per hari yang dianjurkan 400 mg.

64

TRAMADOL

TRAMADOL

Intoksikasi akut morfin & opioid

TRAMADOL

Efek samping yang umum mual, muntah, pusing,


mulut kering, sedasi, dan sakit kepala.
Depresi pernapasan kurang dibandingkan morfin
dengan dosis seimbang
derajat konstipasinya kurang daripada dosis ekuivalen kodein.
konvulsi atau kambuhnya serangan konvulsi.
meningkatkan risiko konvulsi
Depresi napas akibat tramadol (dapat diatasi oleh
nalokson akan tetapi penggunaan nalokson

Karena bunuh diri a/ over dosis


Pasien: tidur soporus atau koma
intoksikasi yg berat:
1. depr napas, frekuensi napas lambat, 2-4 x/mnt
pernapasan (Cheyne Stokes)
2. sianotik, kulit merah tdk merata dan kebiruan
3. TD mula2 spi terjd syok (dibantu dg O2)
4. pupil sgt < ( pin point pupils), kmd midriasi jk

Ketergantungan fisik terhadap tramadol dan


penyalahgunaan dilaporkan dapat terjadi.
Meskipun potensi untuk penyalahgunaan tidak/
belum jelas, tramadol sebaiknya dihindarkan
pada pasien dengan sejarah adiksi.
Karena efek inhibisinya terhadap ambilan
serotonin, tramadol sebaiknya tidak digunakan
pada pasien yang menggunakan penghambat
monoamin-oksidase (MAO).

telah terjadi anoksia


24-Dec-14

Intoksikasi akut .. ljt

Toleransi, adiksi dan abuse

5. pembentukan urin sgt berkurang karena


pelepasan ADH & TD
6. suhu badan , kulit dingin, tonus otot rangka
berkurang, mandibula relaksasi, lidah dpt
menyumbat jalan napas

24-Dec-14

70

Toleransi

Toleransi & ketergantungan fisik, terjadi setelah


penggunaan berulang
Adiksi morfin :
1. Habituasi, perubahan psikis emosional, shg
pasien ketagihan
2. Ketergantungan fisik, kebutuhan akan morfin
karena faal & biokimia tubuh tdk berfungsi
tanpa morfin
3. Toleransi

24-Dec-14

71

Gejala putus obat / gej abstinensi

Toleransi
Derajatnya bervariasi
Toleransi Substansial thd:
analgesia, eforia, depresi nafas
Toleransi minimal thd:
konstipasi, seizures, miosis dan
aktivitas antagonis

24-Dec-14

69

73

efek langsung opioid pd neuron di SSP ( cellular tolerance)

Toleransi terjadi thd efek depresi, dan tidak pd efek


eksitasi, miosis & efek pd usus
Dpt terjadi toleransi silang antara morfin, heroin
kodein, dihidromorfon,
Toleransi timbul setelah 2-3 minggu, lebih mudah
jika digunakan dosis besar dan terus menerus

24-Dec-14

72

Antitusif

Menjelang saat dibutuhkan morfin :


Pasien/pecandu merasa sakit, gelisah, iritabel,
kmd tertidur nyenyak, bangun, lebih gelisah
Pd fase ini : termor, iritabilitas, lakrimasi,
berkeringat, mual, midriasi, demam, nafas
cepat, makin hebat spi muntah, kolik dan diare
Akbtnya dehidrasi , ketosis, asidosis, BB ,
kadang2 kolaps KVS kematian

24-Dec-14

Terjadi secara betahap setelah pemakaian berulang,


membutuhkan dosis opioid yang lebih besar u/
menghasilkan efek sama dengan efek awal

Dextrmethorphan & Levoproxyphene


isomer opioid. spt codein aktivitas antitusif, efek
analgesik & sifat adiktif kecil
konstipasi dan sedasi dpt terjadi

Noskapin
alkaloid alam, derivat benzilisokinolin
pada dosis terapi efek pd SSP sedikit
pada dosis besar melepaskan histamin,
bronkokonstriksi
74

24-Dec-14

75

Tramadol

Acute (mainly

oral

Well absorbed

postoperative) and

intravenous

Half-life 4-6 h

chronic pain
24-Dec-14

77

24-Dec-14

78

24-Dec-14

79

Istilah

Drug abuse: penyalah-gunaan obat,


penggunaan obat bukan untuk tujuan
medis dan ditolak oleh masyarakat
Drug misuse: pengguna-salahan obat,
penggunaan obat untuk tujuan medis,
tetapi dengan prosedur yang salah
Drug addiction: penyalahgunaan obat
yang sudah disertai ketergantungan obat

Drug abuse
Dr. dra. Risdawati Djohan, M.Kes, Apt

Tramadol

Dizziness
May cause convulsions
No respiratory depression

Metabolite of trazodone
mechanism of action uncertain
Weak agonist at opioid receptor
Also inhibits noradrenalin uptake

24-Dec-14

80

Adiksi dan ketergantungan


(Addiction and Dependence)

Drug dependence: ketergantungan obat


Psychological dependence: dorongan/keinginan
yang sangat kuat untuk menggunakan obat secara
berulang-ulang agar dapat memenuhi kepuasan
jiwa
Physical dependence: dorongan menggunakan obat
untuk menghidarkan timbulnya gejala fisik akibat
putus obat
Tolerance: penurunan respon terhadap efek obat
dan memerlukan dosis yang lebih tinggi untuk
memperoleh respon seperti sebelumnya
Risda_drug abuse Dec 14

Risda_drug abuse Dec 14

Istilah ini seringkali membingungkan. Adiksi sukar u/


didefinisikan, ketergantungan lebih mudah
Istilah adiksi sering digunakan o/ orang-orang diluar
ahli psikofarmakologi untuk pengertian
ketergantungan.

Risda_drug abuse Dec 14

Table 24-1
Multiple Simultaneous Variables Affecting Onset and Continuation of Drug
Abuse and Addiction

Withdrawal - Rebound

reaksi muncul apabila sdh terjadi reaksi toleransi

Host (user)
Heredity

gejala putus obat, yang sering :craving, disforia dan tanda-tanda


aktivitas berlebih dari system saraf simpatis

Innate tolerance
Speed of developing acquired tolerance
Likelihood of experiencing intoxication as pleasure
Psychiatric symptoms
Prior experiences/expectations
Propensity for risk-taking behavior

Penting dibedakan antara withdrawal dengan rebound yang


sering membingungkan, termasuk psikofarmakologis, sebab
keduanya berhubungan dengan perubahan neurokimia yg
memperantarai ketergantungan.

Risda_drug abuse Dec 14

Environment
Social setting
Community attitudes
Peer influence, role models
Availability of other reinforcers (sources of pleasure or recreation)
Employment or educational opportunities
6

Pharmacological phenomena
Tolerance

Risda_drug abuse Dec 14

Risda_drug abuse Dec 14

Table 24-1
Multiple Simultaneous Variables Affecting Onset and
Continuation of Drug Abuse and Addiction

Agent(drug)
Availability
Cost
Purity/potency
Mode of administration
Chewing (absorption' via oral mucous membranes)
Gastrointestinal
Intranasal
Subcutaneous and intramuscular
Intravenous
Inhalation
Speed of onset and termination of effects Pharmacokinetics: combination of agent and host

Withdrawal adalah istilah yang memperlihatkan reaksi


psikologik dan fisiologik yang merugikan/tidak dikehendaki
karena penghentian mendadak dari pemakaian obat yang sudah
menimbulkan ketergantungan

Adiksi
pola tingkah laku dari individu penyalah-gunaan obat
(drug abuse) yang ditandai o/dorongan yang sangat kuat
menggunakan obat (compulsive use), untuk
mempertahankan tersedianya obat dalam tubuh, dan
mempunyai kecenderungan kuat terjadinya relapse jika
penggunaannya dihentikan
Ketergantungan
kondisi fisiologis karena neuroadaptasi yang timbul
akibat penggunaan obat yang berulang, sehingga harus
selalu menggunakan obat u/ mencegah terjadinya gejala
putus obat.
Mnrt definisi DMS-IV : membutuhkan plg sedikit
memenuhi 3 dari 7 item dan terjadi dalam masa 12 bulan

Akibat ketergantungan:
yi: cross dependence, tolerance dan crosstolarance withdrawal dan rebound.
3

Agent(drug)
Availability
Cost
Purity/potency
Mode of administration
Chewing (absorption' via oral mucous membranes)
Gastrointestinal
Intranasal
Subcutaneous and intramuscular
Intravenous
Inhalation
Speed of onset and termination of effects Pharmacokinetics:
Risda_drug abuse Dec 14
8
combination of agent and host

Table 24-1 (contid)


Multiple Simultaneous Variables Affecting Onset and
Continuation of Drug Abuse and Addiction

Table 24-1 (contid)


Multiple Simultaneous Variables Affecting Onset and
Continuation of Drug Abuse and Addiction

Table 24-2

Types of Tolerance
Innate (preexisting sensitivity or insensitivity)
Acquired
Pharmacokinetic (dispositional or metabolic)
Pharmacodynamic
Learned tolerance
Behavioral
Conditioned
Acute tolerance
Reverse tolerance (sensitization)
Cross-tolerance

Environment
Social setting
Community attitudes
Peer influence, role models
Availability of other reinforcers (sources of pleasure or
recreation)
Employment or educational opportunities

Host (user)
Heredity
Innate tolerance
Speed of developing acquired tolerance
Likelihood of experiencing intoxication as pleasure
Psychiatric symptoms
Prior experiences/expectations
Propensity for risk-taking behavior

Pharmacological phenomena
Tolerance

Risda_drug abuse Dec 14

Istilah di Indonesia utk bahan obat yg


disalahgunakan adalah NAPZA

Risda_drug abuse Dec 14

10

DEPRESAN

STIMULAN

1.

Stimulan: merangsang sistem saraf pusat

Amphetamine, Metamphetamine (Shabu),


XTCEcstasy (3,4 methylenedioxy-NMethylamphetamine), Kokain/Crack, Kafein,
Alkohol*, marijuana*

2.

Depresan: menekan sistem saraf pusat

*) dalam jumlah sedikit

3.

Halusinogen: mengacaukan sistem saraf pusat

3 Kelompok

Risda_drug abuse Dec 14

12

Bahan obat yang sering disalahgunakan

Risda_drug abuse Dec 14

Opiat : heroin (PT), Barbiturat :


hipnotik sedative, Marijuana
Ganja, Oxycodon
(oxyContin), Benzodiazepin,
alkohol

13

11

HALUSINASI

Efek mengantuk sampai tidur,


menimbulkan perasaan
nyaman dan tenang,
mempengaruhi koordinasi
gerakan, konsentrasi

Menimbulkan perasaan segar, bersemangat,


tidak lelah, tidak lapar, rasa nikmat, bahagia,
disorientasi mental, rasa cemas tinggi, mudah
tersinggung, gugup, sulit tidur, mual-mual,
merasa haus terus menerus, keringat dingin,
hipertensi

NAPZA: Narkotika, alkohol, psikotropika dan


zat-zat adiktif yang ketika dikonsumsi akan
mempengaruhi sistem saraf pusat

Sources: Goodman & Gilman 9thRisda_drug


ed abuse Dec 14

Menyebabkan
halusinasi, sangat
dipengaruhi oleh
perasaan saat itu, dapat
menyebabkan perilaku
yang memalukan atau
membahayakan

Jamur kotoran sapi,


Bunga kaktus, Lem
(Aica, Aibon)

Risda_drug abuse Dec 14

14

Cara Pakai, Bentuk, dan Bahan dari NAPZA

UU Narkotika - UU Psikotropika
Narkotika

Cara pakai: dihisap/hirup,


dikunyah, ditelan,
disuntikkan

Psikotropika

Menekan

merangsang

Menekan

merangsang

SSP

SSP

SSP

SSP

Candu

morfin
heroin

Kokain
Ganja (?)

Kel Benzo
diazepin
Obat tidur
Risda_drug abuse Dec 14

Kel Amfe
tamin
Halusinogen
(LSD)

15

Langkah-langkah ketergantungan obat

Bentuk: cair, padat, kristal,


lem, kertas, bentuk-bentuk
natural (daun, biji, bunga,
getah)
Bahan: natural dan sintetik
Risda_drug abuse Dec 14

16

Obat-obat yang disalahgunakan dan


menimbulkan masalah ketergantungan:

Coba-coba
(hilangkan rasa susah, cari rasa nyaman-enak)

Keinginan untuk mendapatkan lagi

Ketergantungan secara psikis

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tubuh menjadi terbiasa

Dosis berangsur-angsur ditingkatkan (toleransi)

Ketergantungan scr fisik

Bila dihentikan tiba-tiba

Gejala putus obat (withdrawl syndrome)


Risda_drug abuse Dec 14

Risda_drug abuse Dec 14

18

Risda_drug abuse Dec 14

19

Opioid
Nicotin (tembakau), Caffein (kopi)
CNS depresant (alcohol & sedatives)
Psychostimulant (amfetamin & cocain)
Cannabinoids (ganja)
Psychedelic
Inhalant.

17

The main drug of abuse

Opioid

Risda_drug abuse Dec 14

22

Risda_drug abuse Dec 14

Table 24-6
Opioid Withdrawal

Opioid withdrawl
Timbul 6 12 jam setelah dosis berakhir, short acting
opioid, berlangsung 5 10 hari, intense
Timbul 72 84 jam setelah dosis terakhir long acting
opioid berlangsung lebih lama, tidak intense
Tidak mematikan

SYMPTOMS
Regular Withdrawal
Craving for opioids
Restlessness, irritability
Increased sensitivity to
pain
Nausea, cramps
Muscle aches
Dysphoric mood
Insomnia, anxiety

Protracted Withdrawal
Anxiety
Insomnia
Drug craving
Risda_drug abuse Dec 14

24

23

Risda_drug abuse Dec 14

25

SIGNS
Pupillary dilation
Sweating
Piloerection ("gooseflesh")
Tachycardia
Vomiting, diarrhea
Increased blood pressure
Yawning
Fever
Cyclic changes in weight, pupil size,
respiratory center sensitivity
Risda_drug abuse Dec 14

26

Sources: Goodman & Gilman 9th ed

Heroin
Substance

Pemakaian : IV, smoked, snorted


(nassaly)
Menimbulkan : rasa hangat , nikmat,
nyaman, diawang
Mula kerja < 1 menit intense euphoria
(45 detik s/d bbrp menit fase tenang &
sedasi (1 jam)
Efek berakhir 3 5 jam
Pecandu menggunakan 2-4 x/hari
Risda_drug abuse Dec 14

Heroin

Effects

Length of
Effects

27

Analgesia, drowsiness (nod out), relaxation,


constricted pupils, constipation, nausea, slurred
speech, impaired judgement, decreased sexual
and aggressive drives, hypertension, euphoria/
detachment
Onset: 20-30 minutes Duration: 4-8 hours

Risda_drug abuse Dec 14

Tobacco smoking
Tobacco smoking
Drug category : CNS stimulant

Heroin = Putaw
Pemakai heroin = Pakaw
Ketagihan heroin = junkies
Sakit k/ ketagihan heroin =sakaw

Street names Horse, junk, H.brown, scat M, microdots, poppy,


tar, black, smack

Nikotin adalah zat aktif farmakologi yang


terdapat dalam tembakau, senyawa lain :
carcinogenic tars dan CO
Nikotin yang diabs dari setiap batang :
0.8-1.5 mg kadar plasma 100 -200
nmol/l ( tgt jenis rokok dan menghisap
asap rokok)

28

Risda_drug abuse Dec 14

Nicotine

Absorpsi segera melalui kulit, membran


mukosa dan paru
Setelah mengisap efek pada SSP terlihat
dalam 7 detik
dopamin ekstrasel, merangsang
pelepasan opioid endogen dan
glukokortikoid
Perokok merasa alert dan relaks

29

Farmakologi nikotin

Farmakologi nikotin

Cellular level :

Perubahan pd electroencephalography menunjukkan


ada arousal response, dan subjek merasakan
kewaspadaan disertai tekanan dan kecemasan

nikotin berikatan pada reseptor nicotinic acetylcholine


receptor (tu/ pd subtipe 42) menyebabkan
perangsangan ( neuronal exitation). Efek sentral ini
dihambat oleh antagonis seperti mecamylamine.

Behavioural level:
nikotin menimbulkan efek penghambatan dan
perangsangan

Learning, tu/ pd keadaan ada stress , akan dipermudah


oleh nikotin
Efek perifer nikotin dihasilkan tu/ karena stimulasi
ganglion takikardia, TD, m(-)i motilitas GI.
(toleransi muncul dg cepat thd efek-efek ini)

Nikotin memperlihatkan sifat reinforcing, dihubkan dg


aktivitas di mesolimbic dopaminergic pathway

Harmful effects of smoking


Merokok menyebabkan 10 % kematian di
dunia, terutama oleh
Kanker, tu/ Ca paru ( 90% kasus smoking-related (o/
Carcinogenic tars !!!)
Ischemic heart disease (o/ nikotin & CO)
Chronic bronchitis ( o/ tars )

merokok pada kehamilan


birth weight
Retard childhood development
aborsion rate & perinatal mortality
o/ nikotin & kemungkinan CO

Table 24-5
Nicotine Withdrawal Syndrome
Irritability, impatience, hostility
Anxiety
Dysphoric or depressed mood
Difficulty concentrating
Restlessness
Decreased heart rate
Increased appetite or weight gain

Sources: Goodman & Gilman 9th ed

Farmakologi nikotin
Nikotin di MB tu/ di hati dlm 1-2 j. MBlit aktifnya (cotinin)
mp wkt paruh > panjang biasanya digunakan u/
mukur kebiasaan merokok (smoking habits)
Nikotin menimbulkan toleransi, ketergantungan fisik dan
ketergantungan psikologis (craving); sgt adiktif. Tkt
keberhasilan dlm upaya u/ berhenti merokok jangka
panjang hanya 20 %
Nicotin replacement therapy (chewing gum a/ skin patch)
bermanfaat dlm upaya berhenti merokok jika
dikombinasi dg konseling secara aktif

Terapi
Nicotine Replacement.
Pengobatan luas dapat dg diresepkan a/ tdk
Sediaan : patches (pgn pd kulit), gum chewed, nasal
sprays.
Digunakan u/ pengobatan a/ pencegahan timbulnya
gejala2 fisik k/ putus nikotin
Idealnya, nicotine replacement treatments diturunkan
scr bertahap bbrp minggu-bulan, biasanya dapat
ditoleransi dg baik, tp/ dpt timbul mual tu/ pd pasien
tdk benar2 berhenti merokok.
Nicotine replacement targetnya ad/ me(-)i cravings, tp
ini tdk efektif jk monoterapi

Bupropion
s/ antidepresan sebagai treatment for smoking
cessation (FDA approved)
Mekanisme kerja tidak jelas, tetapi mgkn bekerja pd
sistem dopamine dan a/NE
Sediaan : sustained-release (SR) bupropion dosis 150
mg/hari slm 3 hari, kmd di sampai dpt diterima
(150 mg 2 dd)
Hrs digunakan slm 12 minggu dan dpt digunakan setelah
nicotine replacement.
Pasien hrs diberitahu u/ berhenti merokok setelah 1
minggu pengobatan dg bupropion.
ES: gg pd lambung , resiko kejang pd pasien rentan
terhadap kejang.

Ethanol
Dosis kecil : mhbt sistem phbtn di otak
Pemakai mengunakan untuk mengurangi
kecemasan dan depresi
Gejala withdrawl timbul 12-72 jam setelah
penghentian alkohol atau kadar darah menurun
cukup hebat ( 70 %)
kadar alkohol dlm darah kegelisahan
Bukan pecandu, kadar 80 mg % mabuk jelas

Nortriptyline
Sama dg bupropion efektif u/ treatment of smoking
cessation.
Nortriptyline tdk bermakna dlm menimbulkan efek
aktivitas dopamine reuptake tp/ tersedianya NE
Spt bupropion, nortriptyline m(-)i gejala fisik k/ putus
nikotin

Farmakokinetika:
ethanol mol kecil, larut dlm air, cepat diabs
mll GIT
Abs dihbt o/ makanan (menunda pengosongan
lambung
Distribusi cepat
Pada dosis yg sama Cmaks wanita > tinggi
pria ( K/ wanita kandungan cairan total lebih
rendah dr pria)
Kadar alkohol di otak cepat meningkat
Sbg besar (90 %) dimetabolisme (oksidasi) di
hati, sisanya dieksr mll urin dan paru2

Ethanol
CNS Depressant

Tabel : konsentrasi alkohol dlm darah ( blood alcohol


concentration (BAC) dan efek klinis pd individu
yang tidak mengalami toleransi

BAC
(mg/dL)

Efek klinis

50 100
100 200
200 300
300 400
> 500

Sedasi, secara subjektivhigh,


meningkatnya waktu reaksi
Gangguan fungsi motor, bicara
gagap, ataksia
Muntah, stupor
Koma
Depresi napas, kematian

2. neurotoksisitas
k/ konsumsi dlm jml banyak & jangka panjang
kerusakan neurologis

ataksia demensia
sindroma Wernicke-Korsakoff (= paralisis (kelumpuhan) otot2
mata, ataksia dan bingung) bkaitan dg deff vit B1

g3 ketajaman visual

C. Darah
pd peminum kronis ada gangguan hematologi berupa
anemia ringan (k/ defisiensi as folat a/ pendarah GIT)

PENGGUNAAN KRONIS

B. Sistem saraf

A. Hati dan GIT:


Hati,

1. toleransi dan ketergantungan fisik


Penggunaan lama toleransi dan ketergantungan
fisik & psikis
peminum alkohol kronis, berhenti mendadak
sindroma putus obat ( k/ ketergantungan fisik)

Alkohol menyebabkan glutation (penangkal radikal


bebas), pd pecandu alkohol yg kekurangan gizi
mdh tjd kerusakan pada hati

GIT,

Ketergantungan psikologik:
convulsiv desire (= keinginan berulang mdptkan efekefek yg menyenangkan)
bagi peminum pemula keinginan u/ mhindarkan gej
fisik yang tdk menyenangkan

alkohol sekresi lambung & pankreas mdh tjd


gastritis dan pankreatitis (pd gastritis mdh tjd
anemia dan malnutrisi protein)
kerusakan pd usus kecil (reversibel) diare,
BB dan defisiensi beberapa vitamin

D. Sistem endokrin dan keseimbangan elektrolit


pemakaian alkohol kronis keseimbangan cairan dan
elektrolit terganggu
pecandu dg gangguan hati gangguan
keseimbangan kortikosteroid ginekomasti & atrofi
testis
gangguan keseimbangan cairan & elit asites, edema

E. Sindrom alkohol pd janin ( Fetal Alcohol


Syndrom)
pgn alkohol kronis pd ibu hamil efek
teratogenik abnormalitas, ditandai :
keterbelakangan pertumbuhan
mikrosefali (ukuran kepala kecil, biasanya
disertai dg gangguan mental)
koordinasi yg buruk
kurang berkembang bagian tengah wajah (
wajah tampak datar)
anomali sendi yg ringan

Table 23-4. Alcohol Withdrawal Syndrome

F. Sistem kekebalan
konsumsi alkohol terus menerus merusak
sistem kekebalan (faktor utama terjadi
kanker)
pecandu alk tingkat infeksi yg tinggi,
terutama terhadap infeksi sal nafas , mis :
pneumonia dan TBC

PENGELOLAAN SINDROMA REAKSI


PUTUS ALKOHOL

G. meningkatnya resiko kanker


pemakaian kronis resiko kanker mulut,
faring, laring, esofagus dan hati

Alcohol craving
Tremor, irritability
Nausea
Sleep disturbance
Tachycardia
Hypertension
Sweating
Perceptual distortion
Seizures (6 to 48 hours
after last drink)
Nausea, diarrhea
Dilated pupils

Visual (and occasionally


auditory or tactile)
hallucinations (12 to 48
hours after last drink)
Delirium tremens (48 to
96 hours after last drink;
rare in uncomplicated
withdrawal)
Severe agitation
Confusion
Fever, profuse sweating
Tachycardia

Goodman & Gilman's The Pharmacologic Basis of Therapeutics - 11th Ed. (2006)

Tuj pengobatan:
mceg seizure, delirium, aritmia
mpbaiki keseimbangan K+, Mg+2, PO4-, u/ konsistensi
ginjal
pbr vit B1 (u/ semua kasus)
detoksifikasi u/ kasus yg berat: substitusi dg hipnotiksedatif long acting, (dosis diturunkan scr bthp,tappering )
benzodiazepine (klordiazepoksid, klorazepat, diazepam),
long acting k>an pbr tdk tll sering, k(-) eliminasi
lambat
obat kerja singkat (lorazepam, oxazepam), k>an:
cepat diubah mjd Mblit yang tdk aktif, bermanfaat u/ ps
dg peny hati

FARMAKOTERAPI ALKOHOLISME
setelah detoks dilakukan th/ psikososial u/
rehabilitasi, tp sekitar 50 % pecandu akan
kambuh lagi dalam th pertama, Oki perlu diberi
terapi dg obat (u/ menimbulkan rx yg tdk
menyenangkan thd alkohol dg cr mhbt proses
MBnya, yi dg menggunakan obat:
DISULFIRAM (u/ m(-)i keinginan u/ minum
NALTREXON ( tersedia sed oral, u/ menurunkan
tingkat kekambuhan dan m(-)i keinginan minum alk

Benzodiazepin

Pilihan abuser : diazepam dan alprazolam


k/ mula kerja cepat u/ mpo/ perasaan
high
Toleransi diazepam terhadap sedasi :
1000 mg/hari (abusers)

Table 24-4
Benzodiazepine Withdrawal Symptoms
Following moderate dose usage
Anxiety, agitation
Increased sensitivity to light and sound
Paresthesias, strange sensations
Muscle cramps
Myoclonic jerks
Sleep disturbance
Dizziness
Following high-dose usage
Seizures
Delirium

Marijuana
Bahan aktif tetrahidrokanabinol (THC)
Bekerja pada reseptor kanabinoid di otak
Pemakaian dihisap (smoked ) dan oral
Pemakai merasa di awang nyaman selama 2
jam , tetapi juga disertai gangguan fungsi
kognitif, belajar dan mengingat sert sindrom
hilangnya motivasi, kenikmatan sex
Reaksi yang tdk menyenangkan : mabuk lapar,
cemas

Sources: Goodman & Gilman 9th ed

Table 24-8

Psychostimulants

Marijuana Withdrawal Syndrome


Restlessness
Irritability
Mild agitation
Isomnia
Sleep EEG disturbance
Nausea, cramping

Sources: Goodman & Gilman 9th ed

Crack cocaine is very similar to cocaine but is


processed with baking soda or ammonia
and water and formed into rocks or
chunks of cocaine. Crack is usually
cheaper to buy than cocaine and is most
often smoked from a pipe. Crack
produces a type of high when smoked
that feels like euphoria to the user

Table 24-7

Indolamin :
LSD ( lysergic acid dietylamid)
DMT (dimetil amin)
Psylosibin

Phenetylamin
MDA (metilene dioksi amphetamin)
MDMA (metilene dioksi methamphenamin)
DOM (dimethosi metil amphetamin)
Mescalin

Psychedelic agent

Cocaine Withdrawal Symptoms and Signs


Dysphoria, depression
Sleepiness, fatigue
Cocaine craving
Bradycardia

Obat yang terutama berpengaruh


terhdp persepsi pemikiran a/
perasaan tetapi punya efek minimal
thdp ingatan & orientasi pd dosis kecil
Disebut juga sebagai hallucinogenic drugs

Sources: Goodman & Gilman 9th ed

Senyawa terdiri dari

Kokain , amfetamin( ekstasi, shabu-shabu)


Pemakaian :
smoked- snorted-IV (kokain)
Me dopamin, NE dan serotonin
Pemakai merasa lebih percaya diri, lebih sehat,
lebih sejahtera, lebih waspada
Pada dosis lebih tinggi euforia
Gejala wihtdrawl melemah secara bertahap
dalam 1-3 minggu

LSD
Efek halusinogenik bervariasi, bahkan thdp orang
yg sama waktu berbeda suasana hati berbeda
Pupil dilatasi, TD , nadi , wajah merah,
salivasi, lakrimasi, hiperrefleksi, kecemasan
hebat, pikiran bunuh diri
Jarang terjadi berulang
Mula kerja 40 menit, puncak 2 4 jam, berakhir 8
jam

Bekerja pada reseptor 5-HT2

MDMA & MDA


perasaan & pengenalan diri (testimonial)
Pernah digunakan untuk th/ psikologi
Efek tgt dosis (takikardi, mulut kering, sakit otot,
rahang terkatup, halusinasi vidual, agitasi,
hipertensi, panic attack)

Degenerasi saraf serotoninergik (tikus)

PCP (Phenecyclidine)

Inhalant

Dissociative anestesi penderita sadar dg


tatapan membelalak, wajah datar, otot
kaku.
Drug abuse : oral, smoked
Dosis berlebih halusinasi, rasa
bermusuh, perilaku menyerang
Afinitas tinggi di korteks serebri & limbik
Mblok NMDA ( n methyl d aspartic acid),
s/ glutamat

C/ :toluen kerosen, gasolin, CCl4, amil


nitrit, nitrous oxide
Pgunaan kronik menimbulkan aritmia
jantung, depresi sumsum tlg, degenerasi
otot, kerusakan ginjal, kerusakan hati dan
kerusakan saraf perifer

Derivat lain dari morfin :


Desomorphine
(dihydrodesoxymorphine),
Brand name: Permonid
street name : krokodil
PK:
fast onset & short duration
of action
PD:
relatively little nausea, or
respiratory depression compared
to equivalent doses of morphine.
Dose-by-dose it is eight to ten
times more potent than morphine.
Risda_drug abuse Dec 14

Derivat Xantin

OBAT PERANGSANG SSP


= ANALEPTIK

OBAT PERANGSANG SSP


( CNS STIMULANTS DRUGS)

- dulu : stimulan SSP utk depresi


* E.S >> ( batas keamanan sempit )
Tidak dipakai lagi
perawatan memberikan hasil yg lebih baik
- Obat a.l.
- pikrotoksin
- striknin
- metrazol
- etamiven
- metilfenidat
- Derivat Xantin.. Masih dipakai
- dll

Dharma Permana, Apt, PhD

Xanthine Mechanisms of action

Farmakologi gol Xantin

Xantin

Stimul
an
SSP

Relaksasi
otot Polos
(Bronkus)

Diuresis

Stimulasi
Jantung

Stimulasi
otot Skelet

Dilatasi
koroner

Kafein

Teofilin

Teobromin

Kekuatan: 1>2>3
SSP stimulasi
Ginjal Diuresis
Jantung stimulasi
Otot polos relaksasi

1. SSP

inhibitcellularcalciumreuptake,whichincreasesthe
freecalciumconcentra6onandenhancescardiacand
skeletalmusclecontrac6lity
compe6ngforbenzodiazepinereceptorswithinthe
centralnervoussystem
inhibi6ngphosphodiesterase,resul6nginincreased
intracellularcyclicadenosinemonophosphate(cAMP)
Adenosinereceptorantagonists,whichinhibit
sleepinessinducingadenosinealsoleadsto
vasoconstric6on.
induceacidandpepsinsecre6onsintheGItract

2. Kardiovaskular
* Jantung freq , kontr

Kafein: - ngantuk ( - )
- berpikir: lbh terang, cepat &
jernih
- lelah
- panca indrafgs baik

Hasil kerja efisien ( 1-2 gelas kopi )


Dosis >> : gelisah, gugup, insomnia, tremor,
Dosis>>>: konvulsi ( terutama teofilin )

takikardi aritmia
Teofilin : pernah dipakai utk terapi darurat
payah jantung tetapi Toksis
* Pembuluh darah kafein & teofilin
dilatasi - pembuluh darah koroner & pulmonal
- perifer ( tdk stabil)

3golongan:
Kafein(1,3,7trime5lxan5n)
Teolin(1,3dime5lxan5n)
Teobromin(3,7dime5lxan5n)

Sumber:
Sinte5sindustrifarmasi(obat&minuman)
Alami
KopiKafein
Tehmengandungkafein,teolin&
teobromin(kafein>>)
Coklatteobromindankafein

Pharmacokine5csofXanthine
Xanthine derivatives are well absorbed orally,
reaching peak distribution within two hours
T1/2 : -Teofilin dws 8-9 jam, anak2 3 jam
- Kafein 3 jam

The compounds are metabolized by the liver (the


cytochrome P-450 enzyme system).
Excreted mostly in urine ( 10% unchanged ),
small amounts excreted in feces, sweat, breast milk
However, in neonates approximately 85 % of a dose
is excreted unchanged in the urine. Decreased
elimination and a prolonged half-life may increase
caffeine toxicity in neonates and premature
infants

3. Otot Polos
Relaksasi Otot Polos Bronkus (utk Asma Bronkial)
Teofilin > Teobromin > Kafein
4. Otot Rangka
Kapasitas otot olah raga ( Kafein )
5. Diuresis
meninggikan produksi urin ( terutm teofilin )

Sirkulasi Otak : - peningkatan aliran darah & O2


- vasokontriksi ( vascular cerebral )
Kafein utk migren ( Cafergot )

71

6. Sekresi asam lambung


Kafein meningkatkan sekresi as lambung

Intoksikasi
Kafein
kejang,insomnia,takikardia
Jarangtjdkeracunan

Teolin;sering
IVcepat
gjl:kejangterapidgndiazepam

Xanthine intoxication
In adults, ingestion of 5001000 mg of caffeine may result in nausea,
vomiting, diarrhea, tremors, and agitation. Most patients have sinus
tachycardia and a mild hypertension. The estimated lethal dose of
caffeine in an untreated adult is 510 g

Treatment:
Treatment in all cases is supportive with attention to airway, breathing,
and circulation. Oral activated charcoal, 12 g/kg of body weight is
the primary mode of gastrointestinal decontamination. Caffeine may
produce hypokalemia so Potassium and other electrolytes should be
monitored and replaced as needed. An antiemetic such as
metoclopromide or ondansetron may be considered if protracted
vomiting occurs. Benzodiazepines such as diazepam and lorazepam
should be given to patients who are agitated, hypertensive, or
tachycardic.

Indikasi

Kafein

1. Campuran analgetik/antipiretik
nyaman
2. Migren
3. Meng (-) lelah

Teofilin Asma Bronkial


-tab 125-500 mg
- tab sustaine release
- suppositoriarektum
Aminophylin (garam teofilin) IV
administration
Kafein -campuran obat Flu ( 50 mg )
- minuman energi (50 mg)

Xantin pada Minuman


1gelasKopi85mgkafein
1gelasTeh50mgkafein
1gelascoklat250mgteobromin&
5mgkafein
*1kalengCocacola50mgkafein

*Teofilin
-
-

Preparat

Caffeine
Acute Toxicity

PAHAM DASAR
KESEHATAN JIWA
Oleh
Dr.Nasruddin Noor,SpKJ

Asma bronkial
Apnea pada bayi prematur

PSIKIATRI, PSIKOLOGI DAN


KESEHATAN JIWA
Psikiatri:
Adalah cabang ilmu kedokteran yang bertujuan
memperhatikan dan mempelajari segala
segmental (jiwa) manusia, baik dalam keadaan
sehat/sakit (Prof.Kusumanto Setyonegoro)
Adalah cabang ilmu kedokteran yang
menangani: sebab musabab (patogenesis)
diagnosis,prevensi,promosi,terapi dan
rehabilitasi (Prof.Maramis)

PSIKIATRI, PSIKOLOGI DAN


KESEHATAN JIWA (2)
Psikologi:
Adalah studi sistematik yg mempelajari perilaku
manusia yg berhubungan dgn lingkungan
budaya; pemeriksaan respon individu terhadap
rangsang yg diberikan.
Ilmu Kesehatan Jiwa:
Ilmu yg mempelajari kondisi kesejahteraan
mental emosional dalam keadaan sehat maupun
terganggu,melalui pendekatan psikiatri,psikologi,
sosiologi dan ilmu ilmu perilaku lainnya.

Mengapa perlu peduli


pada penderita gangguan jiwa

Pengertian gangguan jiwa


Gangguan jiwa adalah gangguan yang dialami
oleh seseorang yang mempengaruhi emosi,
pikiran atau tingkah laku mereka, diluar
kepercayaan budaya dan kepribadian mereka,
dan menimbulkan efek yang negatif bagi
kehidupan mereka atau kehidupan keluarga
mereka.
Dengan istilah lain gangguan jiwa terjadi karena
adanya distres (penderitaan) dan disfungsi
(kehilangan fungsi sosial & pekerjaan).

Gangguan jiwa memengaruhi kita semua


Menjadi beban kesehatan masarakat
Gangguan yang sangat menyulitkan
Pelayanan kes.jiwa kurang memadai
Adanya perubahan masarakat yg cepat
Gangguan jiwa menyebabkan stigma
Gangguan jiwa dapat diobati dengan
metode sederhana dan relatif murah.

Ciri orang sehat jiwa


Mampu berpikir jernih & jelas
Mampu memecahkan persoalan hidup
Mampu menikmati hubungan baik dengan
orang lain.
Mampu membawa kebahagiaan kepada
orang lain
Merasa tentram secara spiritual

Penyebab gangguan jiwa


Organo biologik : - genetik
- penyakit pada otak
- gangguan medik
Psikoedukatif:

- pola asuh

Stresor psikososial;
Berbagai peristiwa kehidupan yang dapat
menyebabkan stres hebat

Ruang lingkup masalah keswa

Ruang lingkup masalah keswa


(samb)

Paradigma pembangunan keswa

Masalah gangguan jiwa; jenis jenis gangguan


jiwa ini tercantum dalam buku Pedoman
Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi
ke-3 (PPDGJ-III).
Masalah Psikososial; yaitu masalah psikis atau
kejiwaan yg timbul sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial,spt: masalah anak jalanan,
tindakan kekerasan sosial,pengungsi/migrasi,
masalah usia lanjut yang terisolir, dll.

Masalah perkembangan manusia yang


harmonis dan peningkatan kualitas hidup,
yaitu masalah kejiwaan yang terkait dgn
makna dan nilai nilai kehidupan manusia.
Misalnya dampak dari menderita penyakit
menahun yang menimbulkan disabilitas,
masalah euthanasia, pemukiman yang
sehat, pemindahan tempat tinggal, dll.

Kesehatan jiwa adalah bagian yang tak


terpisahkan dari kesehatan (integral).
Kesehatan adalah Hak Asasi Manusia
(Health is a fundamental human right).
Kesehatan jiwa diselenggarakan untuk
mewujudkan jiwa yang sehat secara
optimal baik intelektual maupun emosional
(ps 24 UU No 23 th 1992).

Paradigma pembangunan keswa


(samb)

Motto TRI UPAYA BINA JIWA

Hal ini berarti keswa mempunyai peran yg


sangat penting dlm meningkatkan sumber daya
manusia (productivity) dan kualitas hidup
(kesejahteraan/mental wellbeing). Oleh karena
itu pembiayaan dibidang kesehatan jiwa harus
dilihat sebagai investasi di bidang sumber daya
manusia (human investment) yg memberikan
peluang utk hidup produktif dan sejahtera, yg
merupakan tugas dan tanggung jawab
pemerintah utk mewujudkan hak asasi manusia
bagi setiap warga negara.

PSIKOPATOLOGI /
SIMPTOMATOLOGI

Dgn mengacu pd paradigma keswa tsb diatas,


dapat dirumuskan motto kesehatan jiwa yang me
ngandung 3 (tiga) paradigma sebagai berikut:

PSIKOPATOLOGI/SIMTOMATOLOGI

1.Mencapai Jiwa yang Sehat adalah Hak Asasi


Manusia
2. Kesehatan Jiwa menentukan Kualitas Sumber
Daya Manusia
3. Jiwa yang sehat menciptakan kesejahteraan
masarakat.

PSIKOPATOLOGI

B.AFEK & EKSPRESI AFEKTIF

Disorientasi: Ggn.orientasi terhadap waktu, tempat dan atau


orang.
Kesadaran berkabut: Kejernihan berfikir yang tdk lengkap,
disertai dg gangguan persepsi dan sikap.
Stupor: Kehilangan reaksi dan kesiagaan pd sekitar.
Delirium: Bingung, tdk tenang,kacau,disorientasi, reaksi yg
berhubungan dg takut dan halusinasi.
Dreamlike state: Keadaan serangan pd epilepsi psikomotor.
Twilight state: Ggn kesadaran dg halusinasi

B. AFEK & EKSPRESI AFEKTIF


1.Afek: ungkapan perasaan yg diamati pemeriksa,
berlangsung relatif lama, sedikit mengandung komponen
fisik/somatik
2.Ekspresi afektif: ungkapan perasaan yg dialami pasien
dan dilaporkan pd orang lain.
Ad.1: a).Serasi: keadaan emosi yg sesuai dg
pembicaraan,ide,fikiran,kehidupan emosi yg tercermin
dg baik.
b).Tak serasi: adanya disharmoni antara emosi dg
fikiran,ide dan atau pembicaraan.
c).Afek tumpul: pengurangan yg berat intensitas
perasaan

Ad.1: d). Afek datar: hilangnya tanda tanda ekspresi


afektif, suara monoton, wajah yg kaku (masked face).
e). Afek labil: perubahan cepat dan tiba tiba dg
perasaan emosi dan tidak ada hubnya dg rangsang luar.
Ad.2: a). Eutim/normotim: suasana perasaan yg normal
tidak depresi / mania
b).Disforik: suasana perasaan yg tidak
menyenangkan
c).Ekspansif: ungkapan perasaan yg sulit ditahan,
berhubungan dg suatu kepentingan
d). Iritabel: mudahnya diprovokasi utk marah.
e). Labil : fluktuasi antara euforia & depresi/cemas

AFEK & EKSPRESI AFEKTIF

AFEK & EKSPRESI AFEKTIF

C.PERILAKU MOTORIK (KONASI)

f). Hipertim: suasana perasaan yg lebih ceria dari


biasanya, lebih percaya diri
g).Hipotim: Suasana perasaan yg murung
h).Euforia: keceriaan yg mendalam dg perasaan yg
besar
i). Ecstasy: perasaan gairah yg intens
j). Anhedonia: kehilangan minat & menarik diri dr semua
aktifitas yang rutin dan menyenangkan
JENIS-JENIS EMOSI YANG LAIN:
1. Ansietas: perasaan kawatir disebabkan oleh antisipasi thd bahaya
yg mungkin baik dr dalam atau dr luar.
2. Ansietas mengambang: rasa takut yg menyebar, mendalam,tidak
terkait dg suatu ide.

JENIS JENIS EMOSI YANG LAIN.


3. Takut: ansietas yg disebabkan oleh bahaya nyata &
secara sadar sdh dikenal
4. Agitasi: ansietas yg parah dikaitkan dg kegelisahan
motorik.
5. Tension/ketegangan: peningkatan aktifitas motorik &
psikologik yg tdk menyenangkan
6. Panik: serangan cemas yg akut,episodik,intens dikaitkan
dg perasaan takut yg mencekam dg manifestasi otonom.
7. Apati: emosi tg tumpul dikaitkan dg sikap acuh, masa
bodoh.
8. Ambivalen: adanya impuls yg berlawanan pada hal yg
sama, pada waktu yg bersamaan.

A. GANGGUAN KESADARAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ad.2:

Adalah aspek jiwa yg termasuk impuls, motivasi,dorongan


naluri,kerinduan yg diungkapkan dlm bentuk aktivitas motorik atau
Perilaku; gangguannya meliputi,a.l.
1.
2.
3.

4.
5.

Ekopraksia: pergerakkan meniru patologik oleh seseorang dr


orang lain.
Katatonia: penyimpangan motorik pd ggn non-organik
(stupor,furor,posturing,cerea /waxy flexibility)
Negativisme: perlawanan yg tak beralasan pd semua upaya utk
mengikuti semua perintah atau digerakkan
Katapleksi: kehilangan tonus otot sementara dan kelemahan yg
dipicu o/. berbagai keadaan emosional
Stereotipi: pola menetap, berulang dari gerak gerik dan
pembicaraan.

C.PERILAKU MOTORIK (KONASI)

D. PROSES FIKIR

6. Manerisme: kebiasaan pd gerakan tak dikehendaki dan


sulit dihilangkan
7. Automatisme: penampilan otomatis dr 1 atau lebih
perbuatan secara umum mewakili aktivitas simbolik yg
tdk disadari
8. Mutisme: tak ada suara tanpa abnormalitas struktural
9. Aktivitas berlebihan (hiperkinetik, tic, polifagi).
10.Hipoaktivitas: penurunan aktivitas motorik & kognitif,
spt retardasi psikomotor, perlambatan yg tampak pada
gerakan,pembicaraan dan arus fikir.
11. Abulia: menurunnya dorongan utk berbuat dan berfikir,
dihubungkan dg sikap acuh dan defisit neurologik

Adalah arus fikir yg ditujukan pd sasaran, dimulai oleh


masalah atau tugas dan mengarah pd kesimpulan
orientasi pd realitas; gangguannya meliputi; fikiran
autistik,preokupasi pd dunia sendiri (batin)
GANGGUAN BENTUK FIKIR:
1. Neologisme: kata baru yg diciptakan oleh pasien,
sering dikombinasi dr perkataan lain.
2. Sirkumstansial: pembicaraan yg tak langsung,
ditunda dlm mencapai sasaran, berputar-putar dulu
sebelum mencapai sasaran
3. Tangensial: ketidakmampuan untuk mencapai target.
4. Inkoherensi: pikiran yg secara umum sulit dimengerti,
tak logis, tak sesuai dg tata bahasa dan kacau

GANGGUAN ISI FIKIR

E.PEMBICARAAN

1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.

Miskin isi fikir: fikiran yg memberikan sedikit informasi karena


kekaburan makna tak ada pengulangan dan kalimat tak jelas.
Nilai diri berlebihan: keyakinan yg salah dan terpaku, tak beralasan,
terpelihara secara kurang kokoh dibandingkan delusi
Waham/delusi: keyakinan yg salah, didasarkan pd kesimpulan yg tidak
benar ttg realita dunia luar, tdk konsisten dg latar blk budaya &
kecerdasan pasien, yg tdk dpt dikoreksi dg berbagai alasan
(bizare,paranoid,erotomania)
Preokupasi: pemusatan isi fikir pd ide khusus dikaitkan dg suasana
perasaan,spt trend paranoid atau suicide
Hipokondria: kepedulian berlebihan ttg kesehatannya yg tdk didasarkan
pd patologi organik yg nyata, tetapi lebih didasarkan pd interpretasi yg
tdk realistik dr tanda2 fisik at sensasi abnormal
Obsesi: fikiran at.perasaan mendesak, menetap tak dpt dihilangkan dr
alam sadar dg upaya yg logis yg dikaitkan dg ansietas.
Fobia: takut patologik yg menetap, berlebihan, tak rasional pd bbrp jenis
stimulus atau situasi yg spesifik menghasilkan dorongan utk menghindari
stimulus

G.DAYA INGAT (MEMORI)


FUNGSI DIMANA INFORMASI DISIMPAN DLM OTAK KEMUDIAN
DIPANGGIL KEMBALI KE KESADARAN

1.
2.

GANGGUAN DAYA INGAT:


Amnesia: ketidakmampuan sebagian at.seluruhnya utk
mengingat kembali pengalaman masa lalu, dpt diakibatkan ggn
organik maupun emosional (anterograde,retrograde).
Paramnesia: pemalsuan daya ingat dg adanya distorsi mengingat
(recall)
Konfabulasi: mengisi celah secara tak disadari hilangnya
memori dg pengalaman yg imaginer atau tak benar yg diyakini
pasien,tapi hal tsb tak ada dasar fakta.
Deya vu: apa yg sedang dilihat, dirasakan spt pernah dilihat dulu
(yg sebenarnya blm pernah ada).
Jamais vu: belum pernah dilihat,mendadak seorang merasa
asing dlm lingkungannya yg biasa,spt blm pernah dilihatnya.
Hiperamnesia: tingkat kemampuan menyimpan
JANGKA DAYA INGAT: - segera - jangka pendek - j.panjang

Adalah ide ide, fikiran, perasaan yg diungkapkan melalui bahasa;


komunikasi melalui penggunaan kata kata & bahasa
1. GANGGUAN BICARA
a). Logorrhea: pembicaraan yang logis, koheren dan banyak
b). Miskin ide: jumlah pembicaraan yg sangat dibatasi, dlm menjawab
hanya dg satu suku kata saja.
c). Dysartria: kesulitan pd artikulasi, bukan pd tata bahasa atau kata
d). Gagap: pengulangan yg sering atau memanjang dr suara atau suku
kata, menandakan hambatan dlm kelancaran berbicara

5. Perseverasi: kecenderungan utk mengeluarkan jawaban motorik &


verbal yg sama, diulang-ulang utk rangsangan yg beda.
6. Verbigerasi: suatu kata atau susunan kata diulang ulang tak
bertujuan
7. Ekolalia: pengulangan kata patologik oleh seseorang dr orang lain,
cenderung berulang dan menetap; kadangkala berisi ejekan atau
intonasi irama musik.
8. Asosiasi longgar: arus fikir dimana ide-ide berpindah dari satu
objek ke lain objek, bila berat maka pembicaraan menjadi inkoheren
9. Loncat gagasan: verbalisasi yg kontinyu, cepat atau permainan
kata kata yg menghasilkan pergantian yg menetap dr satu ide ke ide
lain. Ide ide cenderung dihubungkan . Dalam bentuk yg kurang
parah pendengar masih dapat mengikutinya.

F.GANGGUAN PERSEPSI
Proses pemindahan stimulasi fisik kedalam informasi psikis
Proses mental dari rangsang sensorik dibawa ketingkat sadar
1.
2.
3.
4.
5.

2. GANGGUAN AFASIA: gangguan dalam kemampuan berbahasa


6.

H.INTELEGENSIA
KEMAMPUAN UTK MEMAHAMI, MENGINGAT, MEMOBILISASI &
MEMBENTUK SECARA TERPADU HAL-HAL YG PERNAH DIPELAJARI PD
SITUASI YG BARU

1.

2.
3.

4.
5.

Mental Retardasi: kurangnya intelegensi pd tk dimana terdapat


hambatan pd kinerja sosial & pekerjaan.
MR Ringan: IQ=50-69
MR Sedang:IQ=35-49
MR Berat: IQ=20-34
MR Sangat Berat: IQ<20
Demensia: deteriorasi menyeluruh dan organik dr fs intelektual
tanpa kesadaran berkabut.
Pseudodemensia: gambaran klinik menyerupai demensia, tidak
disebabkan oleh suatu kondisi organik biasa terdapat pd depresi
Pikiran Konkrit: pikiran menurut yg tertulis,terbatas
menggunakan metafor,pola pikir satu dimensi.
Pikiran Abstrak: kemampuan menghargai nuansa makna, pola
pikir multi dimensi dg kemampuan menggunakan metofor dan
hipotesis secara serasi

J. DAYA NILAI

Halusinasi: persepsi sensorik yg salah tdk dikaitkan dg rangsang


dr luar yg nyata, bisa diinternalisasikan sebagai waham atau
tidak, spt: Hal.auditorik, visual,olfaktorik,gustatorik dan taktil
Ilusi: mispersepsi atau misinterpretasi dr rangsang luar yg nyata.
Derealisasi: perasaan subjektif bahwa lingkungan terasa asing,
perasaan realitas berubah.
Depersonalisasi: perasaan subjektif menjadi asing, tak nyata
atau tak familier
Fugue: mengambil satu identitas baru dg amnesia utk identitas
lama, sering mencakup perjalanan atau pengembaraan ke
lingkungan baru
Kepribadian Ganda: seseorang yg muncul pada waktu yg
berbeda menjadi dua atau lebih kepribadian yg berbeda secara
utuh karakteristiknya.

I. TILIKAN
KEMAMPUAN PASIEN UTK MENGERTI MAKNA
SITUASI DAN SEBAB YANG BENAR

TINGKAT TILIKAN:
1. Penyangkalan penuh akan penyakit yg
diderita.
2. Cukup sadar akan penyakitnya & butuh
pertolongan,tapi pd saat yg sama
menolaknya
3. Sadar akan sakitnya, tapi menyalahkan
orang lain at.faktor luar at faktor organik
4. Sadar sepenuhnya penyakitnya
disebabkan sesuatu yg tidak diketahui

Tujuan

KEMAMPUAN UTK MENILAI SITUASI SECARA TEPAT


DAN BERTINDAK SECARA TEPAT SESUAI DG SITUASI

1. Daya Nilai Sosial: kemampuan utk melakukan


perbuatan dan bersikap sesuai dg norma yg
berlaku.
2. Uji Daya Nilai: melakukan serangkaian tes yg
menyangkut pengetahuan ttg norma dan nilai
yg berlaku.
3. Daya Nilai Realitas: kemampuan utk menilai
berbagai rangsang sensorik dr luar secara
objektif atau mampu memahami berbagai
konsep/ide yg tidak bertentangan dg realita.

GANGGUAN BENTUK FIKIR

Kuliah Pengantar:
ANAMNESIS PSIKIATRI
Citra Fitri Agustina

Mampu melakukan pemeriksaan psikiatrik


Analisis data menegakkan diagnosis
Gangguan Jiwa:
*Psikotik
*Non psikotik depresi, gangguan
cemas menyeluruh dan gangguan panik
Menyingkirkan diagnosis banding.

Anda mungkin juga menyukai