Anda di halaman 1dari 4

METODE BISECTION

Posted on Desember 16, 2012 by kjw3n


METODE BISECTION
Di susun oleh :
Kelompok 3 :
Adek Kristine ( 59451104 )
Iwan Awlanudin (59451127 )
Kusnia (59451132 )
Riza Wijayanti (59451145 )
METODE BISECTION
Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan akar-akar persamaan non linier. Akar
sebuah persamaan adalah nilai-nilai x yang menyebabkan nilai sama dengan nol. Dengan kata
lain akar persamaan adalah titik potong antara kurva dan sumbu X.
Beberapa persamaan polynomial yang sederhana dapat diselesaikan dengan theorema sisa,
sehingga tidak memerlukan metode numerik dalam menyelesaikannya, karena metode
analitik dapat dilakukan. Tetapi bagaimana menyelesaikan persamaan. Tampaknya sederhana,
tetapi untuk menyelesaikan persamaan non linier merupakan metode pencarian akar secara
berulang-ulang. Metode yang akan dibahas pada bab ini adalah metode bisection
Sebelum lebih jauh membahas metode bisection, ada sebuah teorema yang senantiasa
digunakan dalam proses iterasi sebagai berikut.
Theorema
Suatu fungsi f(x) terdefinisi dan diketahui sebuah range . Fungsi f(x) akan mempunyai akar
bila dan berlawanan tanda atau memenuhi. Ide awal metode ini adalah metode tabel, dimana
area dibagi menjadi N bagian. Hanya saja metode bisection ini membagi range menjadi 2
bagian, dari dua bagian ini dipilih bagian mana yang mengandung akar dan bagian yang tidak
mengandung akar dibuang. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh akar
persamaan.
Gambar 1. Pencarian akar menggunakan metode bisection
Untuk menggunakan metode bisection, terlebih dahulu ditentukan batas bawah (a) dan batas
atas (b). Kemudian dihitung nilai tengah: Dari nilai x ini perlu dilakukan pengecekan
keberadaan akar. Secara matematik, suatu range terdapat akar persamaan bila f(a) dan f(b)
berlawanan tanda. Setelah diketahui dibagian mana yang terdapat akar, maka batas bawah
dan batas atas di perbaharui sesuai dengan range dari bagian yang mempunyai akar.
Batasan a dan b memberikan harga bagi fungsi f(x) untuk x = a dan x = b. Langkah
selanjutnya adalah memeriksa apakah f(a) f(b) < 0.
Dengan rumusan c = (a+b)/2, diperiksa apakah nilai mutlak f(c ) < 0 (batas simpangan
kesalahan). Jika benar, nilai x = c adalah solusi yang dicari. Jika tidak terpenuhi, ditetapkan
batasan baru dengan mengganti nilai b = c apabila f(a)*f(c) 0; proses menemukan c baru
dilakukan seperti prosedur yang telah dijelaskan.
Metode Bisection ini paling sederhana dan paling intractif dari metode pendekatan berturutturut untuk melokalisasi sebuah persamaan akar f(x) = 0 dalam selang [a,b].

Metode ini didasrkan pada teorema nilai antara untuk fungsi kontinu., yang menyatakan pada
suatu selang [a,b] sedemikian sehingga titik-titik ujung f berlawanan tanda, missal f(a) < 0,
harus mengandung suatu akar. Metode ini merupakan pengulangan pembagiduaan selang
yang memenuhi teorema di atas.
Metode bisection juga disebut metode root-finding yang mana interval bisect dengan
berulang dan memilih sub interval yang mana akarnya harus ada proses berikutnya. metode
ini sangat simple tapi relatif lambat. karena, biasanya sering memperoleh perkiraan yang
masih kasar sebagai solusi yang kemudian digunakan untuk starting point metode konvergen
dengan cepat.
Metode ini di jaminkan untuk menemukan akar dari f (f adalah kontinyu pada interval (a,b)
dan f(a) f(b) harus berlawanan tanda. Secara rinci, jika P = (a+b)/2 adalah titik tengah pada
interval awal, dan Pn adalah titik tengah pada interval n, kemudian selisih antara Pn dan
solusi P dibatasi oleh :
Formula ini biasanya dapat menentukan nilai kenaikan iterasi yang metode bisection akan
dibutuhkan untuk menemukan akar dengan toleransi yang pasti.
Kelebihan metode ini: Sangat Simple, konvergen terjamin.
Kekurangan metode ini: proses convergen lamban.
Contoh Algoritma Metode Bisection adalah sebagai berikut :
definisikan fungsi f(x) yang akan dicari akarnya.
Tentukan nilai a dan b misal: a = batas bawah interval, b = batas atas interval.
Tentukan toleransi e dan iterasi (pengulangan) maksimum N.
Hitung f(a) dan f(b).
Kondisikan jika:
f (a) x f (b) 0, maka tidak terdapat akar didalam interval, geser posisi interval.
f (a) x f (b) = 0, maka antara a dan b adalah akar.
c = (a +b)/2
hitung f(c).
Uji keberadaan akar, apakah berada diantara subinterval a dan c, atau berada diantara
subinterval c dan b. Jika :
f (a) x f (c) 0, maka akar berada di subinterval b dan c, maka a = c. Lalu lanjut ke tahap 4
jika |b a| iterasi maksimum maka proses dihentikan dan didapatkan akar = c, dan bila tidak,
ulangi langkah 6.
Contoh Soal:
Carilah salah satu akar persamaan berikut:
xe-x+1 = 0
disyaratkan bahwa batas kesalahan relatif (a) =0.001 dengan menggunakan
range x=[1,0].
Jawab:
Dengan memisalkan bahwa :
(xl) = batas bawah = a
(xu) = batas atas = b
(xr) = nilai tengah = x
maka diperoleh tabel biseksi sebagai berikut :
Pada iterasi ke 10 diperoleh x = -0.56738 dan f(x) = -0.00066
Untuk menghentikan iterasi, dapat dilakukan dengan menggunakan toleransi error atau iterasi
maksimum.

Catatan :
Dengan menggunakan metode biseksi dengan tolerasi error 0.001 dibutuhkan10 iterasi,
semakin teliti (kecil toleransi errornya) maka semakin besar jumlah iterasi yang dibutuhkan.
Hitung 2 . Misalkan f(x) = 2 x2.
Jawab:
Misalkan f(x) = 2 x2.
Maka: f(1)=1 dan f(2)=-2.
Jadi akar terletak antara x1= 1 dan x2= 2.
Titik tengah xn = ((x_1+x_2)/2)
= ((1+2)/2)
= 3/2 = 1,5
f(x_n ) = 2-(x_n )^2
f(1,5)=2-(1,5)^2
=2-2,25
=-0,25
n an bn Xn=(an + bn) / 2 F(xn)
1 1 2 1.5 -0.25
2 1 1.5 1.25 0.4375
3 1.25 1.5 1.375 0.109375
4 1.375 1.5 1.4375 -0.06641
5 1.375 1.4375 1.40625 0.022461
6 1.40625 1.4375 1.421875 -0.02173
7 1.40625 1.421875 1.4140625 0.000427
8 1.414063 1.421875 1.41796875 -0.01064
9 1.414063 1.417969 1.416015875 -0.0051
10 1.414063 1.416016 1.415039438 -0.00234
Jadi 2 adalah 1.4150
Cari akar dari f(x)=x3+ 3x 5, yang ada dalam interval [a = 1, b = 2] dengan = 0.001
Lihat gambar di bawah ini.
Jawab.
I a x b f(a) f(x) f(b)
1 1 1.5 2 -1 2.875
9
2 1 1.25 1.5 -1 0.703125 2.875
3 1 1.125 1.25 -1 -0.201171875 0.703125
4 1.125 1.1875 1.25 -0.201171875 0.237060546875 0.703125
5 1.125 1.15625 1.1875 -0.201171875 0.014556884765625 0.237060546875
6 1.125 1.140625 1.15625 -0.201171875 -0.0941429138183594 0.0145568847656
7 1.140625 1.1484375 1.15625 -0.09414291381835 -0.400032997131348
0.01455688476562
8 1.1484375 1.15234375 1.15625 -0.04000329971313 -0.0127759575843811
0.01455688476562
9 1.15234375 1.154296875 1.15625 -0.0127759575843 0.000877253711223
0.0145568847656

Jadi akar adalah 1.154297

Anda mungkin juga menyukai