Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN UJIAN TENGAH SEMESTER 1

PERCOBAAN VOLTMETER AC
Disusun dan dibuat untuk Ujian Tengah Semester 1 Mata Kuliah Alat Ukur dan Pengukuran
(Analog).
Tahun Pelajaran 2015/2016.

Disusun oleh:
Nama

: Miftahul Fajri

Kelas

: 1-EC

NIM

: 151354019

Program Studi

: D4 Teknik Elektronika

Percobaan

: Voltmeter AC (4)

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG (POLBAN)


Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga Kotak Pos 1234 Bandung 40012
Website : polban.ac.id, e-mail : polban@polban.ac.id
BANDUNG
2015

KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat, dan
nikmat- Nya laporan untuk pemenuhan ujian tengah semester 1 ini dapat terselesaikan.
Laporan ini membahas tentang Alat Ukur dan Pengukuran pada percobaan Voltmeter AC.
Dalam laporan ini penulis menemukan banyak kesulitan, terutama keterbatasan
mengenai penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Tetapi berkat bimbingan yang
diberikan oleh berbagai pihak akhirnya penulis pun dapat menyelesaikan laporan ini.
Sebagai mahasiswa, penulis menyadari bahwa pengetahuan yang dimiliki masih terbatas
sehingga dalam laporan ini masih ditemukan banyak kekurangan. Maka, kritik dan saran sangat
diharapkan dari pembaca untuk kemajuan penulis di masa yang akan datang.
Penulis berharap, agar dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan
terutama dengan sesama mahasiswa.

I.

Judul

: Multimeter II (Penggunaan Voltmeter AC)

II.

Tujuan

: Terampil dalam menggunakan voltmeter AC

III.

Landasan Teori
Multimeter (Multimeter, AVO Meter, Circuit Tester)
Pada dasarnya alat ini merupakan gabungan dari alat ukur
tegangan searah , arus searah, resistansi dan tegangan bolak-balik.
Untuk mengetahui fungsi dan sifatnya, bacalah spesifikasi
(specifications) alat tersebut.
Pada pengukuran tegangan (DC maupun AC) perlu diperhatikan
sensitivitas yang dinyatakan dalam Ohm/Volt. Tahanan dalam
Voltmeter (dalam ohm) = batas ukur (range) x sensitivitas.
Pelajari cara-cara : zero adjustment, memilih batas ukur, memilih
terminal yang dipakai, cara memngukur dan membaca skala
penunjukkan. Pada pengukuran tegangan AC perlu diperhatikan
pula spesifikasi daerah frekuensi. Perlu diketahui pula bahwa harga
efektif (rms) tegangan AC dikalibrasi (ditera) dengan gelombang
sinusoida murni.
Dalam memilih batas ukur pengukuran tegangan perlu
diperhatikan faktor keamanan dan ketelitian. Mulailah dari skala
yang cukup besar (untuk keamanan alat). Ketelitian akan paling
baik jika penunjukan jarum pada daerah dekat skala maksimum
(mengapa?). dalam memilih batas ukur untuk pengukuran
resistansi, ketelitian akan paling baik jika penunjukkan jarum pada
daerah pertengahan skala.

IV.

Alat-Alat dan Gambar Rangkaian :


a. Alat-Alat yang Dipergunakan
- 1 buah multimeter
- 1 buah sumber AC
- 2 buah resistor 1 K
- 2 buah resistor 1M
- 1 buah proto-board
- Jumper
- Kabel Penghubung

b. Gambar Rangkaian :
+

V.

DATA

TABEL 1
V ab
Volt

DIHITUNG

10

DIUKUR
Batas Ukur :
120
Skala : 0
Batas Ukur :
120
Skala : 8
Batas Ukur :
120
Skala : 18
Batas Ukur :
120
Skala : 28
Batas Ukur :
120
Skala : 37
Batas Ukur :
120
Skala : 47

SELISIH ()

TABEL 2
V ab
Volt
0

DIHITUNG

DIUKUR
Batas Ukur :
120

SELISIH ()

Skala : 0
2

Batas Ukur
120
Skala : 2
Batas Ukur
120
Skala : 3
Batas Ukur
120
Skala : 5
Batas Ukur
120
Skala : 6
Batas Ukur
120
Skala : 7

10

VI.

ANALISIS DATA:

TABEL 1
V ab
Volt
0

DIHITUNG (Volt)
V AB =
R2
R 1+ R 2
=

1
2

. Vs

R2
R 1+ R 2

=1

Batas Ukur :
120
Skala : 0

SELISIH ()
(Volt)
=0 - 0
= 0

.0

=0
V AB =

DIUKUR

1
2

. Vs
.2

Batas Ukur :
120
Skala : 8

=1 0,8
= 0,2

V AB

R2
R 1+ R 2
1
2

. Vs

Batas Ukur :
120
Skala : 18

=2 - 1,8
= 0,2

Batas Ukur :
120
Skala : 28

=3 2,8
= 0,2

Batas Ukur :
120
Skala : 37

=4 - 3,7
= 0,3

Batas Ukur :
120
Skala : 47

=5 4,7
= 0,3

.4

=2
6

V AB

R2
R 1+ R 2
1
2

=
8

. Vs
.6

=3
V AB =
R2
R 1+ R 2
1
2

. Vs
.8

=4
10

V AB

R2
R 1+ R 2

. Vs

1
2

.10

=
=5

0+0,2+0,2+0,2+0,3+ 0,3
6

= 0,2 volt

TABEL 2
V ab
Volt
0

DIHITUNG (Volt)
V AB =
R2
R 1+ R 2
=

1
2

1
2

=
6

. Vs

1
2

. Vs

= 1-0,2
=0,8

Batas Ukur :
120
Skala : 3

=2-0,3
=1,7

Batas Ukur :
120
Skala : 5

=3-0,5
=2,5

.4

=2
V AB =
R2
R 1+ R 2

Batas Ukur :
120
Skala : 2

.2

=1
V AB =
R2
R 1+ R 2

Batas Ukur :
120
Skala : 0

SELISIH ()
(Volt)
= 0-0
=0

.0

=0
V AB =
R2
R 1+ R 2

. Vs

DIUKUR

. Vs

=
8

1
2

=3
V AB =
R2
R 1+ R 2
=

10

.6

1
2

. Vs

1
2

=4-0,6
=3,4

Batas Ukur :
120
Skala : 7

= 5-0,7
=4,3

.8

=4
V AB =
R2
R 1+ R 2

Batas Ukur :
120
Skala : 6

. Vs
.10

=5

0+0,8+1,7+2 , 5+3,4+ 4,3


6

= 2,12 volt

Berdasarkan data pada tabel, pada rangkaian yang menggunakan


resistor 1K, nilai perhitungan dan pengukuran memiliki nilai yang tidak jauh
berbeda, hal ini membuktikan rumus

V AB

R2
R 1+R

VS

Pada rangkaian yang menggunakan resistor 1M, nilai perhitungan


dan nilai pengukuran memiliki perbedaan. Hal ini disebabkan nilai resistansi
pada rangkain lebih besar daripada nilai resistansi pada multimeter,
sehingga menyebabkan efek pembebanan multimeter.

VII.

KESIMPULAN

Apabila nilai resistansi pada rangkaian lebih kecil daripada nilai


resistansi pada multimeter, maka pengukuran akan sama dengan
nilai perhitungan.
Apabila nilai resistansi pada rangkaian lebih besar daripada nilai
resistansi pada multimeter, maka pengukuran akan memiliki nilai
yang berbeda dengan perhitungan. Ini disebabkan oleh efek
pembebanan multimeter.

Anda mungkin juga menyukai