Anda di halaman 1dari 17

Fungsi peran manusia sebagai maklhuk individu: .

Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak
terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individiumyang
berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan
suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis,
unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur
tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang
tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada
unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis
sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah
faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu
sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak
lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan
karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial,
merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita
melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial
yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang
memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan
faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang
merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang
terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan
perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia
menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan
karakteristik yang khas dari seeorang.
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu
juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan
manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan
dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu
bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena
pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang
lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah
manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan
bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan
bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa
alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain

d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

Fungsi peran manusia sebagai makhluk sosial

Bontos blog
Selasa, 28 Juni 2011
TUGAS DAN FUNGSI MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

bontos
l

agus
200

styawan
100

177

t.informatika
tugas

pembuatan

blog

ISBD

1.MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL


Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau
makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang
berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat
dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia
sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama
dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina
sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai
bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu
bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan
sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada
dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi)
dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup
sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Di dunia ini mustahil manusia dapat hidup seorang diri.
Manusia akan selalu membutuhkan orang lain dalam melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari. Dalam ilmu sosiologi kita telah

pelajari tentang interaksi sosial dan tentang sosialisasi. Di situ


dipelajari bahwa hidup seseorang akan terkucil, sendirian, dan
menjadi gila jika tidak mampu bersosialisasi dan tidak mau
berinteraksi dengan orang lain.
Di samping itu, manusia tidak dapat dipisahkan dari
kelompok

masyarakat,

karena

memang

manusia

sebagai

makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu


berinteraksi dalam hal-hal tertentu dengan masyarakat. Manusia
mempunyai naluri hidup bersama dengan orang lain. Naluri
hidup bersama itu disebut gregariousness.
Jadi dapat dikatakan bahwa manusia disebut sebagai makhluk
sosial (homo socialis) karena selalu berinteraksi dengan
manusia lainnya dalam melakukan aktivitas kehidupan seharihari.
2.Fungsi dan tugas Manusia sebagai Makhluk Sosial
fungsi

dan

tugas

manusia

sebagai

makhluk

sosial

diantaranya adalah :
1. Fungsi manusia di masyarakat dan interaksi sosial.
2. Tugas manusia dalam kemasyarakatan.
3. Masyarakat sebagai wadah pemanusiaan individu.
4. Tugas keluarga membina individu
Fungsi manusia di masyarakat dan interaksi sosial
Salah satu fungsi manusia di dalam masyarakat adalah
pelaksanaan interaksi sosial,kehidupan manusia dalam kehidupan

sehari hari tidak lepas dari komunikasi dan saling bertukar pikiran
sehingga dapat menhilangkan kesenjangan sosial dan sesama manusia
dapat saling mengenali kepribadian diri masing masing individu
dalam masyarakat.
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial
adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu,
kelompok sosial, dan masyarakat.
Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi
saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran dan tindakan. Seperti kita
ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas
dari hubungan satu dengan yang lain.
Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang
bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegur,
berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi.
Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari
interaksi sosial.
Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
a.
b.

Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.


Sugesti adalah suatu proses di mana seorang individu

menerima suatu cara penglihatan atau peduman-pedoman tingkah


laku orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti
di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri
maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya
kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi

sosial adalah hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang
satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang
memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh
orang lain di luarnya.
c.

Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi

identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun


batiniah.
d.

Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu

terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis
rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada
proses identifikasi.
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama
(cooperation),

persaingan

(competition),

dan

pertentangan

(conflict). Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari


interaksi sosial, keempat pokok dari interaksi sosial tersebut tidak
perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai
dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta
memuncak

menjadi

pertiakain

untuk

akhirnya

sampai

pada

akomodasi.
Tugas keluarga membina individu
Keluarga adalah unit satuan masyarakat kecil yang sekaligus
merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat dalam
perkembangan dengan individu. Kelompok inilah yang melahirkan
individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya. Tidak dapat

dipungkiri bahwa sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak


hanya terbatas selaku penerus keturunan saja.
Tugas keluarga dalam membina individu dapat dibagi menjadi
beberapa fungsi k, yaitu:
1. fungsi biologis
2. fungsi fungsi pemeliharaan
3. fungsi ekonomi
4. fungsi keagamaan
5. fungsi sosial

fungsi biologis merupakan fungsi dimana keluarga dalam kehidupan


sosial berusaha untuk menjadikan anak anak mereka memiliki
pertumbuhan yang

baik dan mempersiapkan kedewasaan dan

kematangan mereka hingga menikah nanti.


Selain itu , seorang individu yang menerima asuhan dari
keluarga yang dapat menjalankan peranan sosial mereka dengan
baik,secara otomatis seorang anak dapat mengikuti apa yang
dilakukan oleh kedua orang tuanya dalam masyarakat.
Fungsi pemeliharaan keluarga terhadap individu sangat
berhubungan erat dengan kehidupan sosial individu tersebut. Seorang
individu dalam pertumbuhannya akan mudah berinteraksi dengan
keluarga yang kemudian dapat menjurus ke kehidupan sosial
masyarakat tempat keluarga dan individu tersebut tinggal.

Di dalam kehidupan suatu keluarga, tidak lepas dari segi


ekonomi dan material. Melakukan pendidikan ekonomi yang
sederhana terhadap individu dapat membuat pengertian kepada
individu tersebut agar sejak dini dapat mengerti bahwa ekonomi
sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat saat ini.
Selain itu, dapat membuat individu paham sejak dini bagaimana cara
melakukan pengelolaan keuangan yang kelak dapat menjadikan
mereka makhluk sosial yang bijak dalam kehidupan sosial.
Fungsi keagamaan merupakan aspek yang sangat penting dalam
membentuk karakter individu dalam kehidupan sosial masyarakat.
Pendidikan agama yang diberikan keluarga terhadap individu dapat
mempengaruhi sikap, tingkah laku, pola berfikir dan pengetahuan
akan kehidupan sosial yang berkaitan dengan anugrah Tuhan Yang
Maha Esa. Individu akan memahami bahwa manusia diciptakan
sebagai makhluk sosial supaya dapat saling menyayangi dan
menghargai, supaya tugas manusia sebagai khalifah di bumi dapat
berjalan dengan baik.
Ketika semua fungsi telah dijalankan dengan baik, individu
juga diajarkan bagaimana peranan sosial manusia sebagai makhluk
sosial. Dengan demikian, keluaraga memiliki peran yang sangat
penting dalam menjadikan seorang individu menyadari akan peran
mereka

senagai

makhluk

sosial.

Pentingnya IPS Dalam Program Pendidikan


Setiap orang sejak lahir, tidak terpisah dari manusia lain, khususnya dari orang tua dan lebih
khusus lagi dari ibu yang melahirkannya. Sejak saat itu si bayi telah melakukan hubungan
dengan orang lain, terutama dengan ibunya dan dengan anggota keluarga lainnya. Meskipun
masih sepihak, artinya dari orang-orang lebih tua terhadap dirinya hubungan sosial itu telah
terjadi. Tanpa hubungan sosial dan bantuan dari anggota keluarga lain, terutama dari ibunya
si bayi, si bayi tidak akan berdaya dan tidak mampu berkembang menjadi manusia dewasa.
Selanjutnya dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani sesuai dengan
penambahan umur serta pengalaman terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya makin
berkembang dan meluas. Hal tersebut membutuhkan atau terbina melalui pengetahuan sosial,
hanya tentu saja berkenaan dengan namanya, sangat tergantung pada pernah sekolah atau
tidak. Sebutan sebagai pengetahuan sosial atau resminya Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) baru diketahui secara formal ketika kita bersekolah. Dengan demikian maka
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dianggap sebagai ilmu yang mempelajari tentang manusia
serta untuk mempolakan sejauh mana manusia itu berhubungan dengan orang lain dalam
suatu kelompok.
Pada abad ke-20 ditandai dengan terjadinya perkembangan pesat pada berbagai bidang
kehidupan, seperti timbulnya ledakan penduduk, ledakan ilmu pengetahuan, dan ledakan
teknologi. Hal tersebut menimbulkan berbagai masalah di dalam masyarakat seperti:
1. Permasalahan yang menyangkut pengorganisasian antara lain di bidang pemerintahan,
perundang-undangan, pendidikan, penyediaan keperluan hidup, kesehatan, dan kesejahteraan.
2. Ketegangan-ketegangan di dalam masyarakat baik dalam arti psikis maupun fisik
(Misalnya keseimbangan lingkungan, polusi, dan masalah lalu lintas).
3. Masalah pertentangan dan kekaburan nilai.
Akibat dari hal-hal tersebut terjadi gejala kehilangan pandangan menyeluruh, timbulnya
spesialisasi yang makin intensif di bidang ilmu pengetahuan, misalnya mengakibatkan
ketidakpastian diri, terampas rasa identitas individu, kehilangan nilainilai sosial dan tujuan
etis.
Mata pelajaran IPS diperlukan sebagai:
1. Pengalaman hidup masa lampau dengan situasi sosialnya yang labil memerlukan masa
depan yang mantap dan utuh sebagai suatu bangsa yang bulat.
2. Laju perkembangan kehidupan, teknologi, dan budaya Indonesia memerlukan kebijakan
pendidikan yang seirama dengan laju itu.
3. Agar output persekolahan benar-benar lebih cocok dan sesuai serta bermanfaat.
4. Setiap orang akan dan harus terjun ke dalam kancah kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu
perlu disiapkan ilmu khusus, yaitu IPS.
Dilihat dari pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana dunia
pendidikan selalu tertinggal dibandingkan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat,
maka IPS diperlukan sebagai wadah ilmu pengetahuan yang mengharmoniskan laju
perkembangan ilmu dan kehidupan dalam dunia pengajaran.
Sebab IPS mampu melakukan lompatan-lompatan ilmu secara konsepsional untuk
kepentingan praktis kehidupan yang baru, sesuai dengan perkembangan jaman. IPS oleh para
pendirinya secara sengaja diciptakan dan dibina ke arah menuntun generasi muda mampu
hidup dalam alamnya (jaman dan lingkungannya) dengan bekal pengetahuan yang baru.
Karena IPS diarahkan demikian, maka susunan konsep-konsep dalam IPS sungguh sangat
kompleks dan bervariasi dari berbagai cabang ilmu sosial. Tuntutan dan persoalan kehidupan
praktis adalah buah dari lajunya pengetahuan dan teknologi yang menarik lajunya kehidupan
masyarakat. Oleh sebab itu, IPS mau tak mau harus berorientasi pada perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut.

Demikianlah sekedar gambaran yang melatarbelakangi eksistensinya pelajaran IPS di negara


kita. Keberhasilan pengajaran sangat tergantung kepada ketepatan pilihan dan susunan dari
konsep-konsep IPS, pendekatan, orientasi program dan pengajarannya serta tingkat
inovatifnya para guru IPS itu sendiri. Sebab dalam dunia IPS, guru pada akhirnya adalah
sumber pembaharu yang paling aktual, yang tahu persis akan keadaan, kebutuhan, serta
permasalahan siswa serta masyarakatnya.
Gurulah yang diharapkan akan mampu menyesuaikan gejolak perkembangan baru ke dalam
program dan cara pengajarannya. Di dalam kehidupan moderen dengan komunikasi yang
serba lancar dan cepat, hubungan antarorang menjadi makin intensif, dan peristiwa-peristiwa
makin kompleks.
Para pendidik sama-sama menyadari bahwa pengetahuan mengenai saling hubungan antara
orang dengan orang, orang dengan benda-benda kebutuhan hidup, orang dengan lembaga,
dan orang dengan lingkungan perlu lebih dikembangkan dan dimiliki oleh anak didik.
Dengan bekal pengetahuan tersebut diharapkan bahwa hubungan antarorang, antarkelompok,
antarlembaga dan antarbangsa, akan terjalin lebih lancar, kepincangan dan ketegangan sosial
akan teratasi, sehingga dapat tercapai kehidupan masyarakat yang serasi.
IPS merupakan perwujudan dari satu pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu
sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial antara lain: Sosiologi,
Antropologi Budaya, Sejarah, Psikologi Sosial, Geografi, Ekonomi, Politik, dan Ekologi.
IPS berusaha mengintegrasikan materi dari berbagai ilmu sosial dengan menampilkan
permasalahan sehari-hari masyarakat di sekitarnya. IPS merupakan aspek penting dari ilmuilmu sosial yang dipilih dan diadaptasikan untuk digunakan dalam pengajaran di sekolah. IPS
bukan ilmu sosial, sungguhpun bidang perhatiannya sama yaitu hubungan timbal balik di
kalangan manusia. IPS hanya terdapat pada program pengajaran sekolah semata-mata.
Ilmu-ilmu sosial dipolakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan manusia misalnya
melalui penelitian, penemuan, atau eksperimen. IPS dipolakan untuk tujuan-tujuan
pembelajaran dengan materi sesederhana mungkin, menarik, mudah dimengerti, dan mudah
dipelajari.
Untuk dapat melaksanakan program-program IPS dengan baik, sudah sewajarnya bila guru
yang mengajar IPS mengetahui benar-benar akan tujuan pengajaran IPS, di samping
pengorganisasian, bahan pelajaran, dan metode yang dipakai dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar.

Hubungan IPS dengan Ilmu-Ilmu Sosial


Hubungan IPS dan ilmu-ilmu sosial dapat dipahami dengan lebih jelas berdasarkan
konsep dasar dan generalisasi IPS yang dikembangkan oleh Mulyono T.J. yang telah
dimodifikasi dan diperluas dalam Mukminan dkk. (2002: 62-77) sebagai berikut:
1. Hubungan IPS dan Antropologi
Antropas sendiri itu berarti manusia. Secara singkat antopologi berarti suatu studi
tentang manusia dengan pekerjaannya (Anthropology is the study of man and his
works)Pekerjaan manusia disini termasuk segala hasil pemikiannya atau hasil akal budinya,
secara singkat dirangkum dalam istilah kebudayaan.

Adapun hubungannya dengan IPS ialah IPS mengambil materi antropologi yang
terkait dengan kajian hasil budidaya manusia dalam menjaga eksistensinya dan usaha
meningkatkan kehidupan, baik aspek lahiriah maupun batiniah.
2. Hubungan IPS dan Ekonomi
Ekonomi

adalah

tindakan

manusia

yang

ditunjukan

untuk

mencari

kemakmurannya.Tindakan manusia yang ditunjukan untuk mencapai kemakmuannya disebut


tindakan ekonomi.Alasan yang mendorong manusia melakukan tindakan ekonomi disebut
motif ekonomi yaitu berusaha mencapai hasil yang sebenar-benarnya.
Adapun hubungannya dengan IPS adalah IPS mengambil materi ilmu ekonomi terkait
dengan usaha manusia untuk mencapai kemakmuran, dan gejala-gejala serta hubungan yang
timbul dari usaha tersebut.
3. Hubungan IPS danGeogafi
Manusia baik sebagai individu, maupun sebagai kelompok, tidak hanya melakukan
intereaksi dengan sesamanya, melainkan juga melakukan intereraksi dengan alam
lingkungannya.Hartshorne R. (1960) mengatakan bahwa geografi diartikan sebagai studi
yang mencoba mengemukakan deskipsi ilmiah tentang bumi sebagai dunia kehidupan
manusia.Geografi diartikan pula sebagai ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan deskripsi
dan penjelasan tentang pola-pola lokasi gejala yang statis atau yang bergerak di permukaan
bumi.
Adapun hubungannya dengan IPS adalah IPS mengambil materi dari geografi yang
terkait dengan ruang bumi, garis lintang, bujur, arah, jarak, lokasi ruang, kondisi alam, tata
lingkungan, sumber daya alam, serta interaksi antar bangsa dan manusia dengan lingkungan.
4. Hubungan IPS dan Sejarah
Istilah sejarah berasal dari kata Arab sujaratun yang artinya pohon.Pengertian
pohon disini semula dimaksud sebagai pohon silsilah.Sebenarnya silsilah hanya salah
satu aspek kecil saja dari pengertian sejaah yang sebenarnya. Dalam pengertian dasar, istilah
sejarah adalah tejemahan dari bahasa Inggris history yang asal mulanya dari kata Yunani
Historia yang artinya suatu inkuiri (suatu hasil penelitian).
Sejarah termasuk salah satu dari ilmu-ilmu sosial.Sejarah menempati kedudukan yang
khas, fokus kajian sejarah adalah manusia (individu atau kelompok masyarakat) yang hidup
disuatu tempat (spasiai) tetentu pada suatu waktu (temporal) tertentu.Faktor waktu inilah
yang paling membedakan sejarah dengan ilmu-ilmu sosial lainnya.
IPS mengambil materi ilmu sejarah yang terkait dengan cara hidup manusia dilihat
dari kurun waktu masa lalu.

5. Hubungan IPS dan Ilmu Politik


Definisi ilmu politik menurut Roger F. Soltau mengatakan bahwa ilmu politik
mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan
tujuan tersebut ; hubungan antara negara dengan warga negaranya serta dengan negara-negara
lain. Kan W. Deutseh menyebutkan bahwa politik adalah pengambilan keputusan melalui
sarana umum.David Easton mengemukakan bahwa ilmu politik adalah kajian mengenai
terbentuknya kebijaksanaan umum. Selanjutnya Harold Laswell mengatakan bahwa politik
adalah masalah siapa mendapat apa, kapan dan dimana.
Adapun hubungannya dengan IPS adalah IPS mengambil materi ilmu politik yang
membahas usaha manusia mengorganisasikan kekuasaan dalam mengatur manusia dalam
mengatur dan menyelenggarakan kepentingan rakyat dan bangsa.
6. Hubungan IPS dan Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang proses mental manusia sebagai
makhluk sosial. Objek studi psikologi sosial adalah tingkah-laku manusia di masyarakat
sebagai ungkapan proses mental, kejiwaan yang meliputi kemauan, minat, eaksi emosional,
kecerdasan dan seterusnya, termasuk pembentukan kepibadiannya. Kalau sosiologi lebih
memperhatikan peranan seseorang dalam kehidupannya di masyarakat sebagai hasil adanya
interaksi sosial, sedangkan perhatian psikologi sosial lebih terarah pada tingkahlakunya yang
merupakan ungkapan perpaduan proses kejiwaan dengan rangsangan dari lingkunganya
sebagai makhluk sosial.
Hubungan IPS dan psikologi sosial IPS mengambil materi dari psikologi sosial yang
mempelajari perilaku individu, kelompok, dan masyarakat yang dipengaruhi oleh situasi
sosial, pengetahuan, pemikiran, tanggapan, dan spekulasi.

7. Hubungan IPS dan Sosiologi


Sosiologi berasal dari kata Latin socius dan kata Yunani Logos.Socius berarti
teman dan logos berarti kata atau berbicara.Jadi sosiologi berarti berbicara mengenai teman,
yang dalam perkembangannya berarti ilmu mengenai masyarakat.
Sebagai ilmu sosial, keterkaitan IPS dengan ilmu sosial adalah IPS mengambil materi
sosiologi yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan dan hubungan antara individu dan
masyarakat tersebut.
8. Hubungan IPS dan Ilmu Hukum

IPS mengambil materi ilmu hukum yang berkaitan dengan peraturan-peraturan


tingkah laku dalam masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah. Hubungan antara IPS
dengan ilmu-ilmu social saling berkaitan. Keduanya berhubungan dengan kebutuhan dasar
manusia, kemudian kebutuhan dasar tersebut dapat dicapai dengan kegiatan dasar manusia.
Kegiatan dasar menusia meliputi produksi dan konsumsi, pemeliharaan dan perlindungan,
konsumsi dan transport, estetika, pemerintahan dan organisasi, dan pendidikan dan rekreasi.
Keseluruhannya membentuk ilmu-ilmu social. Dalam ilmu-ilmu social, terurai disiplin ilmu
yang meliputi, antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, ilmu politik, psikologi social dan
hokum. Dan di dalamnya terdapat fakta, konsep, generalisasi yang dikembangkan
membentuk ilmu Pengetahuan Sosial(IPS). Jadi IPS merupakan penjabaran dari ilmu-ilmu
social yang didalamnya terdapat fakta, konsep dan generalisasi.

Tujuan Mempelajari IPS


Tujuan mempelajari ilmu pengetahuan sosial di Indonesia untuk Memberikan
pengetahuan yang merupakan kemampuan untuk mengingat kembali atau mengenal ide-ide
atau penemuan yang telah dialami dalam bentuk yang sama atau dialami sebelumnya.
Kemampuan dan keterampilan, yaitu kemampuan untuk menemukan informasi yang tepat
dan teknik dalam pengalaman seorang siswa untuk menolongnya memecahkan masalahmasalah baru atau menghadapi pengalaman baru.
Tujuan yang bersifat afektif, berupa pengembangan sikap-sikap, pengertian dan nilainilai yang akan meningkatkan pola hidup demokratis dan menolong siswa mengembangkan
filsafat hidupnya. Tujuan pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), secara umum
dikemukakan oleh Fenton (1967), adalah mempersiapkan anak didik menjadi warga negara
yang baik, mengajar anak didik agar mempunyai kemampuan berpikir dan dapat melanjutkan
kebudayaan bangsa, Sedangkan Clark dalam bukunya, Social Studies in Secondary School, A
Hand Book (1973) menyatakan bahwa studi social menitikberatkan pada perkembangan
individu yang dapat memahami lingkungan sosialnya, manusia dengan segala kegiatannya
dan interaksi antarmereka. Dalam hal ini anak didik diharapkan dapat menjadi anggota yang
produktif, berpartisipasi dalam masyarakat yang merdeka, mempunyai rasa tanggung jawab,
tolong menolong dengan sesamanya, dan dapat mengembangkan nilai-nilai dan ide-ide dari
masyarakatnya (Thamrin Talut, 1980: 2).

Jadi tujuan utama pengajaran Social Studies (IPS) adalah untuk memperkaya dan
mengembangkan kehidupan anak didik dengan mengembangkan kemampuan dalam
lingkungannya dan melatih anak didik untuk menempatkan dirinya dalam masyarakat yang
demokratis, serta menjadikan negaranya sebagai tempat hidup yang lebih baik.
Di Indonesia telah menjadi konsensus nasional yang tidak dapat ditawar lagi bahwa Pancasila
menjadi landasan hidup bagi seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu pendidikan nasional
Indonesia adalah pendidikan Pancasila sebagaimana telah dicantumkan dalam Garis-Garis
Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai berikut: Pendidikan Nasional berlandaskan atas
Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal

semangat

kebangsaan

agar

dapat

menumbuhkan

manusia-manusia

pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-bersama bertanggung


jawab atas pembangunan bangsa. (Ketetapan MPR- RI, 1978:12).
Tujuan Pendidikan Nasional yang digariskan dalam GBHN merupakan tugas
pendidikan yang cukup berat tetapi sangat mulia. Sebab tujuan Pendidikan Nasional tersebut
menciptakan manusia pembangunan yang cerdas, takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti tinggi, mempunyai semangat kebangsaan, dan berketerampilan tinggi.
Tujuan-tujuan tersebut di atas harus dijabarkan lebih jauh ke dalam jenis dan jenjang
pendidikan yang lebih terperinci ke dalam kurikulum yang menjadi landasan kerjanya,
kepada bidang-bidang studi yang dapat dilaksanakan untuk mengisi tujuan tersebut dan ke
dalam latihan-latihan praktis yang dapat dilakukan. (Nursid Sumaatmaja, 1980: 34).
IPS sebagai komponen kurikulum sekolah merupakan kesempatan yang baik untuk
membina afeksi, kognisi, dan psikomotor pada anak didik untuk menjadi manusia
pembangunan Indonesia, dalam hal ini pengajaran IPS berkewajiban membentuk tenaga kerja
yang terampil dan berpendidikan. Jadi tujuan Pendidikan Nasional Indonesia harus
menciptakan manusia pembangunan yang berkepribadian Pancasila, yakni manusia
pembangunan yang tidak hanya sadar akan kepentingan hidup masyarakat pada masa kini
saja, tetapi juga memiliki kesadaran dan perspektif kehidupan untuk masa yang akan datang.
Selain itu manusia pembangunan yang berkepribadian Pancasila harus memiliki wawasan
hidup dengan segala permasalahannya pada masa yang akan datang. Kondisi kepribadian
semacam itulah yang merupakan salah satu jaminan lancarnya pembangunan Nasional.
Berdasarkan kelembagaannya, pendidikan di Indonesia dibedakan menjadi tiga
tingkat, yaitu: 1) Sekolah Pendidikan Dasar 2) Sekolah Pendidikan Menengah, dan 3)

Perguruan Tinggi dan Akademik. Setiap lembaga pendidikan tersebut memiliki tujuan
institusional masing-masing. Ditinjau dari sistem pendidikan secara menyeluruh, tujuan
institusional Pendidikan Dasar dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.

Membekali anak didik dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar agar dapat
mengembangkan dirinya. Dengan demikian sebagai anggota masyarakat diharapkan anak
didik dapat meningkatkan kemampuan dirinya sendiri dan dapat ikut mensejahterahkan

masyarakat.
2. Membekali anak didik dengan kemampuan ilmu dan pengetahuan dasar untuk melanjutkan
pendidikan ketingkat yang lebih tinggi (Nursid Sumaatmadja, 1980:41).
Dengan pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan yang demikian, lulusan sekolah
pendidikan dasar diharapkan dapat mengembangkan pribadinya sebagai warga masyarakat
yang secara minimal mampu berdiri di atas kaki sendiri dan dapat melanjutkan pendidikan
yang lebih tinggi.
Selanjutnya tujuan kurikuler merupakan penjabaran tujuan institusional sesuai dengan
bidang studi yang dicantumkan dalam kurikulum tiap jenis pendidikan. Kurikulum itu sendiri
merupakan alat penjabaran dan pengungkapan harapan-harapan pendidikan ke dalam bentuk
realita konkret (Edward K, 1957:1) oleh karena itu tujuan kurikuler dan kurikulum nasional
tidak dapat dilepaskan dari kepentingan nasional dan kepentingan anak didik. Mengingat
hakikat IPS merupakan perpaduan pengetahuan dari pengetahuan dari ilmu-ilmu sosial dan
harus mencerminkan sifat interdisipliner, maka tujuan kurikuler pengajaran IPS yang harus
dicapai sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:
1.

Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun

alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.


2. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat
dan dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian.
3. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan
terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan integralnya.
4. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS
sesuai dengan perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat, perkembangan ilmu dan
teknologi (Nursid Sumaatmadja, 1980: 48).
Hal-hal yang harus dicapai tujuan kurikuler pengajaran IPS di berbagai jenis dan
jenjang pendidikan harus selalu disesuaikan dengan kadar jenis dan jenjang pendidikan
masing-masing. Akhirnya, penjabaran lebih lanjut kurikuler yang secara operasional harus
dicapai dan dapat diukur pada proses belajar mengajar adalah tujuan instruksional suatu

bidang studi. Tujuan Instruksional merupakan unsur yang fundamental dari tujuan yang
bersifat umum dan tinggi kedudukannya.
Berdasarkan taksonomi tujuan pendidikan dari Bloom, tujuan instruksional dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu Cognitive Domain, Affective-Domain, dan Psychomotor
Domain. (Bloom Benjamin, 1956:6). Dalam ranah kognitif dapatlah dikatakan bahwa
pembahasan IPS mengenai manusia dan dunianya itu harus dapat dinalar supaya dapat
dijadikan alat pengambilan keputusan yang rasional dan tepat.
Jadi bahan kajian IPS bukanlah hal yang bersifat hafalan belaka, melainkan konsep
dan generalisasi yang diambil dari analisis tentang manusia dan lingkungannya. Pengetahuan
yang diperoleh dengan pengertian dan pemahaman akan lebih fungsional. Perolehan
pengetahuan dan pemahaman yang telah dimiliki siswa diharapkan dapat mendorong
tindakan yang berdasarkan nalar, selanjutnya dapat diterapkan dalam kehidupannya. Nilai
dan sikap merupakan hal yang penting dalam ranah afektif, terutama nilai dan sikap terhadap
masyarakat dan kemanusiaan. Sebagai contohnya menghargai martabat manusia dan peka
terhadap perasaan orang lain, lebih-lebih lagi nilai dan sikap terhadap negara dan bangsa.
Tujuan keterampilan yang dapat diraih dalam pengajaran IPS sangatlah luas.
Keterampilan-keterampilan yang dikembangkan sudah barang tentu juga meliputi
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk memperoleh pengetahuan, nilai, dan
sikap.
D. Pentingnya IPS Dalam Program Pendidikan
Pada abad ke-20 ditandai dengan terjadinya perkembangan pesat pada berbagai
bidang kehidupan, seperti timbulnya ledakan penduduk, ledakan ilmu pengetahuan, dan
ledakan teknologi. Hal tersebut menimbulkan berbagai masalah di dalam masyarakat seperti:
1.

Permasalahan yang menyangkut pengorganisasian antara lain di bidang pemerintahan,

perundang-undangan, pendidikan, penyediaan keperluan hidup, kesehatan, dan kesejahteraan.


2. Ketegangan-ketegangan di dalam masyarakat baik dalam arti psikis maupun fisik (Misalnya
keseimbangan lingkungan, polusi, dan masalah lalu lintas).
3. Masalah pertentangan dan kekaburan nilai.
Akibat dari hal-hal tersebut terjadi gejala kehilangan pandangan menyeluruh,
timbulnya spesialisasi yang makin intensif di bidang ilmu pengetahuan, misalnya
mengakibatkan ketidakpastian diri, terampas rasa identitas individu, kehilangan nilainilai
sosial dan tujuan etis.

Mata pelajaran IPS diperlukan sebagai:


1. Pengalaman hidup masa lampau dengan situasi sosialnya yang labil memerlukan masa depan
2.

yang mantap dan utuh sebagai suatu bangsa yang bulat.


Laju perkembangan kehidupan, teknologi, dan budaya Indonesia memerlukan kebijakan

pendidikan yang seirama dengan laju itu.


3. Agar output persekolahan benar-benar lebih cocok dan sesuai serta bermanfaat.
4. Setiap orang akan dan harus terjun ke dalam kancah kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu
perlu disiapkan ilmu khusus, yaitu IPS.
Dilihat dari pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana dunia
pendidikan selalu tertinggal dibandingkan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat,
maka IPS diperlukan sebagai wadah ilmu pengetahuan yang mengharmoniskan laju
perkembangan ilmu dan kehidupan dalam dunia pengajaran.
Sebab IPS mampu melakukan lompatan-lompatan ilmu secara konsepsional untuk
kepentingan praktis kehidupan yang baru, sesuai dengan perkembangan jaman. IPS oleh para
pendirinya secara sengaja diciptakan dan dibina ke arah menuntun generasi muda mampu
hidup dalam alamnya (jaman dan lingkungannya) dengan bekal pengetahuan yang baru.
Karena IPS diarahkan demikian, maka susunan konsep-konsep dalam IPS sungguh
sangat kompleks dan bervariasi dari berbagai cabang ilmu sosial. Tuntutan dan persoalan
kehidupan praktis adalah buah dari lajunya pengetahuan dan teknologi yang menarik lajunya
kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, IPS mau tak mau harus berorientasi pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.
Demikianlah sekedar gambaran yang melatarbelakangi eksistensinya pelajaran IPS di
negara kita. Keberhasilan pengajaran sangat tergantung kepada ketepatan pilihan dan
susunan dari konsep-konsep IPS, pendekatan, orientasi program dan pengajarannya serta
tingkat inovatifnya para guru IPS itu sendiri. Sebab dalam dunia IPS, guru pada akhirnya
adalah sumber pembaharu yang paling aktual, yang tahu persis akan keadaan, kebutuhan,
serta permasalahan siswa serta masyarakatnya.
Para pendidik sama-sama menyadari bahwa pengetahuan mengenai saling hubungan
antara orang dengan orang, orang dengan benda-benda kebutuhan hidup, orang dengan
lembaga, dan orang dengan lingkungan perlu lebih dikembangkan dan dimiliki oleh anak
didik. Dengan bekal pengetahuan tersebut diharapkan bahwa hubungan antar orang,
antarkelompok, antar lembaga dan antar bangsa, akan terjalin lebih lancar, kepincangan dan
ketegangan sosial akan teratasi, sehingga dapat tercapai kehidupan masyarakat yang serasi.

IPS merupakan perwujudan dari satu pendekatan interdisiplin dari pelajaran ilmuilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial antara lain:
Sosiologi, Antropologi Budaya, Sejarah, Psikologi Sosial, Geografi, Ekonomi, Politik, dan
Ekologi. IPS berusaha mengintegrasikan materi dari berbagai ilmu sosial dengan
menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat di sekitarnya. IPS merupakan aspek
penting dari ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan diadaptasikan untuk digunakan dalam
pengajaran di sekolah. IPS bukan ilmu sosial, sungguhpun bidang perhatiannya sama yaitu
hubungan timbal balik di kalangan manusia. IPS hanya terdapat pada program pengajaran
sekolah semata-mata.
Ilmu-ilmu sosial dipolakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan manusia
misalnya melalui penelitian, penemuan, atau eksperimen. IPS dipolakan untuk tujuan-tujuan
pembelajaran dengan materi sesederhana mungkin, menarik, mudah dimengerti, dan mudah
dipelajari. Untuk dapat melaksanakan program-program IPS dengan baik, sudah sewajarnya
bila guru yang mengajar IPS mengetahui benar-benar akan tujuan pengajaran IPS, di samping
pengorganisasian, bahan pelajaran, dan metode yang dipakai dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai