Anda di halaman 1dari 19

HIV merupakan singkatan darihuman

immunodeficiency virus. HIV merupakan retrovirus


yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh
manusia. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya
penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus,
yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem
tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya
memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang
yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient)
menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam
infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang
yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakitpenyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan
yang parah dikenal sebagai infeksi oportunistik
karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem
kekebalan tubuh yang melemah.

Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak


menyadarinya karena tidak ada gejala yang tampak
segera setelah terjadi infeksi awal. Beberapa orang
mengalami gangguan kelenjar yang menimbulkan efek
seperti deman (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri
sendi, dan pembengkakan pada limpa), yang dapat
terjadi pada saat seroconversion (pembentukan
antibodi akibat HIV yang biasanya terjadi antara enam
minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi).
Kendatipun infeksi HIV tidak disertai gejala awal,
seseorang yang terinfeksi HIV sangat mudah
menularkan virus tersebut kepada orang lain. Satusatunya cara untuk menentukan apakah HIV ada di
dalam tubuh seseorang adalah melalui tes HIV.
Infeksi HIV menyebabkan penurunan dan melemahnya
sistem kekebalan tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh
rentan terhadap infeksi penyakit dan dapat
menyebabkan berkembangnya AIDS.

Jumlah Kasus HIV dan AIDS Menurut Tahun,


2005-2011

2011: s.d. Juni


Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi

10 Provinsi dengan Kumulatif Kasus AIDS


Terbanyak
Sampai dengan Juni 2011

Persentase Kematian AIDS


Tahun 2005-2011

2011: s.d. Juni


Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi

Jumlah Orang yang Berumur 15 Tahun


yang Menerima Konseling dan Testing HIV, 2011

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi

Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV yang paling
lanjut.
Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan,
akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun. AIDS
diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan
oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai
berikut:
Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak
dikategorikan sebagai AIDS.
Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi
saluran pernafasan bagian atas yang tak sembuh- sembuh)
Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang
berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC
paru-paru), atau
Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran
tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran
paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV
digunakan sebagai indikator AIDS.
Sebagian besar keadaan ini merupakan infeksi oportunistik yang apabila
diderita oleh orang yang sehat, dapat diobati.

Lamanya dapat bervariasi dari satu


individu dengan individu yang lain.
Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu
antara infeksi HIV dan menjadi sakit
karena AIDS dapat berkisar antara 10-15
tahun, kadang-kadang bahkan lebih
lama. Terapi antiretroviral dapat
memperlambat perkembangan AIDS
dengan menurunkan jumlah virus (viral
load) dalam tubuh yang terinfeksi.

Penularan HIV secara seksual dapat dicegah dengan:


berpantang seks
hubungan monogami antara pasangan yang tidak
terinfeksi
seks non-penetratif
penggunaan kondom pria atau kondom wanita
secara konsisten dan benar
Cara tambahan yang lain untuk menghindari infeksi:
Bila anda seorang pengguna narkoba suntikan,
selalu gunakan jarum suntik atau semprit baru yang
sekali pakai atau jarum yang secara tepat disterilkan
sebelum digunakan kembali.
Pastikan bahwa darah dan produk darah telah
melalui tes HIV dan standar standar keamanan darah
dilaksanakan.

Tak ada seks yang 100% aman. Seks


yang lebih aman menyangkut upayaupaya kewaspadaan untuk menurunkan
potensi penularan dan terkena infeksi
menular seksual (IMS), termasuk HIV,
saat melakukan hubungan seks.
Menggunakan kondom secara tepat dan
konsisten selama melakukan hubungan
seks dianggap sebagai seks yang lebih
aman.

Kondom yang kualitasnya terjamin adalah satusatunya produk yang saat ini tersedia untuk
melindungi pemakai dari infeksi seksual karena
HIV dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya.
Ketika digunakan secara tepat, kondom terbukti
menjadi alat yang efektif untuk mencegah infeksi
HIV di kalangan perempuan dan laki-laki.
Walaupun begitu, tidak ada metode perlindungan
yang 100% efektif, dan penggunaan kondom tidak
dapat menjamin secara mutlak perlindungan
terhadap segala infeksi menular seksual (IMS).
Agar perlindungan kondom efektif, kondom
tersebut harus digunakan secara benar dan
konsisten. Penggunaan yang kurang tepat dapat
mengakibatkan lepasnya atau bocornya kondom,
sehingga menjadi tidak efektif.

Bagi pengguna narkoba, langkah-langkah tertentu dapat


diambil untuk mengurangi risiko kesehatan masyarakat
maupun kesehatan pribadi, yaitu:
Beralih dari napza yang harus disuntikkan ke yang dapat
diminum secara oral.
Jangan pernah menggunakan atau secara bergantian
menggunakan semprit, air, atau alat untuk menyiapkan
napza.
Gunakan semprit baru (yang diperoleh dari sumbersumber yang dipercaya, misalnya apotek, atau melalui
program pertukaran jarum suntikan) untuk
mempersiapkan dan menyuntikkan narkoba.
Ketika mempersiapkan napza, gunakan air yang steril atau
air bersih dari sumber yang dapat diandalkan.
Dengan menggunakan kapas pembersih beralkohol,
bersihkan tempat yang akan disuntik sebelum
penyuntikan dilakukan.

Penularan HIV dari seorang ibu yang


terinfeksi dapat terjadi selama masa
kehamilan, selama proses persalinan atau
setelah kelahiran melalui ASI. Tanpa adanya
intervensi apapun, sekitar 15% sampai 30%
ibu dengan infeksi HIV akan menularkan
infeksi selama masa kehamilan dan proses
persalinan. Pemberian air susu ibu
meningkatkan risiko penularan sekitar 1015%. Risiko ini tergantung pada faktorfaktor klinis dan bisa saja bervariasi
tergantung dari pola dan lamanya masa
menyusui.

Pengobatan: Jelas bahwa pengobatan preventatif antiretroviral


jangka pendek merupakan metode yang efektif dan layak untuk
mencegah penularan HIV dari ibu ke anak. Ketika dikombinasikan
dengan dukungan dan konseling makanan bayi, dan penggunaan
metode pemberian makanan yang lebih aman, pengobatan ini dapat
mengurangi risiko infeksi anak hingga setengahnya. Regimen ARV
khususnya didasarkan pada nevirapine atau zidovudine. Nevirapine
diberikan dalam satu dosis kepada ibu saat proses persalinan, dan
dalam satu dosis kepada anak dalam waktu 72 jam setelah
kelahiran. Zidovudine diketahui dapat menurunkan risiko penularan
ketika diberikan kepada ibu dalam enam bulan terakhir masa
kehamilan, dan melalui infus selama proses persalinan, dan kepada
sang bayi selama enam minggu setelah kelahiran. Bahkan bila
zidovudine diberikan di saat akhir kehamilan, atau sekitar saat masa
persalinan, risiko penularan dapat dikurangi menjadi separuhnya.
Secara umum, efektivitas regimen obat-obatan akan sirna bila bayi
terus terpapar pada HIV melalui pemberian air susu ibu. Obatobatan antiretroviral hendaknya hanya dipakai di bawah
pengawasan medis.

Operasi Caesar: Operasi caesar merupakan prosedur


pembedahan di mana bayi dilahirkan melalui sayatan pada
dinding perut dan uterus ibunya. Dari jumlah bayi yang
terinfeksi melalui penularan ibu ke anak, diyakini bahwa sekitar
dua pertiga terinfeksi selama masa kehamilan dan sekitar saat
persalinan. Proses persalinan melalui vagina dianggap lebih
meningkatkan risiko penularan dari ibu ke anak, sementara
operasi caesar telah menunjukkan kemungkinan terjadinya
penurunan risiko. Kendatipun demikian, perlu dipertimbangkan
juga faktor risiko yang dihadapi sang ibu.
Menghindari pemberian ASI: Risiko penularan dari ibu ke anak
meningkat tatkala anak disusui. Walaupun ASI dianggap
sebagai nutrisi yang terbaik bagi anak, bagi ibu penyandang
HIV-positif, sangat dianjurkan untuk mengganti ASI dengan
susu formula guna mengurangi risiko penularan terhadap anak.
Namun demikian, ini hanya dianjurkan bila susu formula
tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi anak, bila formula
bayi itu dapat dibuat dalam kondisi yang higienis, dan bila
biaya formula bayi itu terjangkau oleh keluarga.

Ketika makanan pengganti dapat diterima, layak,


harganya terjangkau, berkesinambungan, dan aman,
sangat dianjurkan bagi ibu yang terinfeksi HIV-positif
untuk tidak menyusui bayinya. Bila sebaliknya, maka
pemberian ASI eksklusif direkomendasikan pada bulan
pertama kehidupan bayi dan hendaknya diputus
sesegera mungkin.
Prosedur apakah yang harus ditempuh oleh
seorang petugas kesehatan untuk mencegah
penularan dalam setting perawatan kesehatan?
Para pekerja kesehatan hendaknya mengikuti
Kewaspadaan Universal (Universal Precaution).
Kewaspadaan Universal adalah panduan mengenai
pengendalian infeksi yang dikembangkan untuk
melindungi para pekerja di bidang kesehatan dan para
pasiennya sehingga dapat terhindar dari berbagai
penyakit yang disebarkan melalui darah dan cairan
tubuh tertentu.

Cara penanganan dan pembuangan barang-barang


tajam (yakni barang-barang yang dapat
menimbulkan sayatan atau luka tusukan, termasuk
jarum, jarum hipodermik, pisau bedah dan benda
tajam lainnya, pisau, perangkat infus, gergaji,
remukan/pecahan kaca, dan paku);
Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah dilakukannya semua prosedur;
Menggunakan alat pelindung seperti sarung tangan,
celemek, jubah, masker dan kacamata pelindung
(goggles) saat harus bersentuhan langsung dengan
darah dan cairan tubuh lainnya;
Melakukan desinfeksi instrumen kerja dan peralatan
yang terkontaminasi;
Penanganan seprei kotor/bernoda secara tepat.

Bila anda menduga bahwa anda telah


terpapar HIV, anda hendaknya
mendapatkan konseling dan melakukan
testing/pemeriksaan HIV. Kewaspadaan
hendaknya diambil guna mencegah
penyebaran HIV kepada orang lain,
seandainya anda benar terinfeksi HIV.

Anda mungkin juga menyukai