Tugas Analisis Lingkungan Ke-2
Tugas Analisis Lingkungan Ke-2
CO2
, CO,
NO X
, HIDROKARBON
Disusun Oleh:
1. Hairunisa A
(125061100111033)
Gambar 1.1
Prinsip kerja chemiluminescent analyzers dengan cara mengukur energi cahaya
yang dihasilkan oleh reaksi gas pencemar yang akan diukur dengan gas reagen, energi
cahaya ditangkap oleh tabung photomultiplier, diperkuat dan dipancarkan ke pembaca.
Energi cahaya yang diukur sebanding dengan kuantitas pencemar reaktif.
2. Karbonmonoksida (CO)
Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senjawa karbon monoksida
(CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna. Karbon monoksida merupakan
senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang
tidak berwarna. Tidak seperti senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang
berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu
haemoglobin. Korban monoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan, oksidasi
metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam. Sumber CO
buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar bensin.
Berdasarkan estimasi, Jumlah CO dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton
per tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan
bakan bakar bensin dan sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti
pembakaran batubara dan minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik.
Didalam laporan WHO (1992) dinyatakan paling tidak 90% dari CO diudara perkotaan
berasal dari emisi kendaraan bermotor. Selain itu asap rokok juga mengandung CO.
Berikut ini adalah beberapa metode analisis gas CO:
menghasilkan CO2 dan uap air. Begitupun dalam industri yang berasal dari hasil
pembakaran batubara dalam pabrik. Untuk mengetahui kadar atau jumlah dari gas
karbondioksida di udara digunakan kromatografi gas.
nonvolatil pada temperatur kolom dan harus sesuai dengan pemisahan tertentu. Setelah
muncul dari kolom itu, aliran gas lewat melalui sisi lain detektor. Maka elusi zat terlarut
dari kolom mengatur ketidakseimbangan antara dua sisi detektor yang direkam secara
elektrik. Respon detektor terhadap molekul-molekul di dalam sample secara ideal
tergambar sebagai kurva Gauss yang dikenal sebagai bentuk kromatogram yang ideal.
Kromatogram merupakan hubungan antara respon detektor waktu (menit) hingga terlihat
puncak dari kromatogram tersebut.
4. Hidrokarbon
Hidrokarbon merupakan senyawa yang terdiri atas unsur Hidrogen dan karbon.
Bentuk fisik dari komponen ini dapat berupa gas, cair, dan padat berdasarkan banyaknya
unsur karbon yang terkandung didalamnya. Hidrokarbon yang mengandung 1-4 unsur
karbon memiliki ciri berbentuk gas karena semakin besar jumlah unsure karbon yang
dikandung, maka bentuknya akan semakin padat. Hidrokarbon yang menimbulkan
masalah di udara merupakan hidrokarbon yang berbentuk gas pada suhu normal dan
berbentuk cair yang bersifat volatile/ mudah menguap pada suhu tersebut. Hidrokarbon
yang berupa gas akan tercampur dengan gas-gas hasil buangan lainnya. Sedangkan bila
berupa cair maka hidrokarbon akan membentuk semacam kabut minyak, bila berbentuk
padatan akan membentuk asap yang pekat dan akhirnya menggumpal menjadi debu.
Menurut SNI 19-4843-1998, pencemaran hidrokarbon di udara adalah adanya
hidrokarbon di udara dalam jumlah dan waktu tertentu, yang dapat menimbulkan
gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan, dan atau benda. Polusi gas hidrokarbon di
udara berasal dari proses biologi makhluk hidup seperti dekomposisi bahan organik, dan
aktivitas geothermal seperti gas alam, minyak bumi, api alam dan sebagainya. Selain itu,
hidrokarbon juga berasal dari proses industri yang diemisikan ke udara dan kemudian
menjadi sumber fotokimia dari ozon. Kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan
cemaran dalam bentuk hidrokarbon adalah industri plastik, resin, pigmen, zat warna,
pestisida dan pemrosesan karet. Diperkirakan emisi industri sebesar 10 % berupa
hidrokarbon. Sumber hidrokarbon dapat pula berasal dari sarana transportasi. Kondisi
mesin yang kurang baik akan menghasilkan hidrokarbon.
Berikut ini adalah beberapa metode analisis hidrokarbon di udara:
a. Pengukuran secara langsung dengan Gas Chromatograf
kecil diameter yang dapat terkumpulkan permukaan stage . Setiap Cascade Impactor
terdiri dari beberapa stage , ada yang 3 , 5 sampai 9 stage (plate) tergantung kepada
keperluannya . Salah jenis Cascade Impactor yang terdiri dari 9 stage adalah Cascade
Impactor buatan Graseby Andeson dengan gambar sebagai berikut
DAFTAR PUSTAKA
Avrianto, Fanji.2011. Analisis kadar Particulate Matter 10 (PM10) di Udara dan Keluhan
Gangguan Pernafasan Pada Masyarakat Yang Tinggal di Sepanjang Jalan Raya
Kelurahan Lalang Kecamatan Sunggal Medan Tahun 2010. Medan : USU
Badan Standardisasi Negara. 1998. SNI 19-4843-1998 diambil dari www.bsn.go.id
Cindewiyani.2006. Kondisi Kualitas Udara Kota Cilegon Sebagai Bahan Pertimbangan
Pembangunan Hutan Kota.Bogor : IPB
Fardiaz, srikandi. 1992. Polusi air dan udara. Yogyakarta: kanisius
Rina, Dwiyanti. 2004. Parameter Pencemar Udara Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan.
Surabaya : UNESA
Ruslinda,Yenni.2009.Metode Sampling Analisis Udara.Padang : Universitas Andalas
Sikumbang, Zulfa .2011. Teknik Pegukuran Udara Ambien. Padang : Universitas Andalas
Wibowo, Kabul. 2012. Definisi dan penyebab polusi di udara. Diambil dari
www.academia.edu
Widhiani, A. A. K. S. T. D. 2013. PENGEMBANGAN METODE KROMATOGRAFI GAS
DETEKTOR IONISASI NYALA UNTUK ANALISIS CO DAN CO2 DI UDARA.
Bali: universitas udayana