KELAS B3
Kelompok 4 :
Erzha Asriana
(02320130176)
Siti Fadillah
(02320130177)
Rahminarsih
(02320130178)
(02320130180)
Andi Nurwahida
(02320130181)
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang telah
dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang merupakan
tugas Mata Kuliah Auditing 1.
Adapun judul makalah yang kami susun adalah Etika Profesional. Dengan
berakhirnya sajian makalah yang kami susun, tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih
kepada segenap pihak terkait yang telah berperan serta aktif secara pemikiran sehingga
terselesaikannya makalah yang kami susun.
Pada kesempatan yang baik ini tak lupa kami sampaikan pula semoga kiranya
makalah yang kami susun, ada guna manfaatnya bagi kami khususnya serta pembaca lain
pada umumnya.Akhir kata, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, atas segala kekurangan
atas makalah yang kami susun.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang khususnya bidang
teknologi informasi. Kode etik sangat dibutuhkan dalam bidang TI (Teknologi
Informasi), karena kode etik tersebut dapat menentukan apa yang baik dan yang tidak
baik serta apakah suatu kegiatan yang dilakukan oleh IT-er itu dapat dikatakan
bertanggung jawab atau tidak. Pada jaman sekarang banyak sekali orang di bidang TI
menyalahgunakan profesinya untuk merugikan orang lain, contohnya hacker yang
sering mencuri uang, password leat computer dengan menggunakan keahlian mereka.
Dan banyak pula tindakan kejahatan dilakukan di internet selain hacker yaitu cracker,
dll. Oleh sebab itu, kode etik bagi pengguna internet sangat dibutuhkan pada jaman
sekarang ini, sehingga orang dalam melakukan suatu tindakan, akan berfikir lebih
banyak karena kode etik dengan tertentu sebagai pembatas tindakan dalam berkinerja.
Kode etik profesi dalam bidang apapun merupakan bagian dari etika profesi. Kode
etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas
dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas, dan
merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya normanorma terebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian, kode etik profesi
adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci
tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan
apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.
Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam masyarakat
tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Etika
2. Dilema Etika
3. Kebutuhan khusus terhadapa Kode Etik Profesi
4. Kode Etik
5. Independensi
6. Ketentuan Bapepam
7. Menjaga Independensi dan Integritas Audit
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Etika
2. Mengetahui mengenai Dilema Etika
3. Mengetahui mengenai Kebutuhan Khusus Terhadap Kode Etik Profesi
4. Mengetahui mengenai Kode Etik
5. Mengetahui pengertian Independensi
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ETIKA
perbuatan lahiriah saja. Akhlak ini mencakup hal-hal yang lebih luas, yaitu meliputi
bidang akidah, ibadah dan syariah.
B. DILEMA ETIKA
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai
perilaku yang layak harus di buat. (Arens dan Loebbecke, 1991: 77). Untuk itu
diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut. Enam
pendekatan dapat dilakukan orangyang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
keputusan
yang
Seorang profesional diharapkan dapat berperilaku pada tingkat yang lebih tinggi dari
yang dilakukan oleh sebagian besar anggota masyarakat lain. Arti istilah profesional
adalah tanggung jawab untuk bertindak lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab diri
sendiri maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat. Akuntan publik, sebagai
profesional, mengakui adanya tanggung jawab kepada masyarakat, klien, serta rekan
praktisi, termasuk perilaku yang terhormat, meskipun itu berarti pengorbanan diri.
Alasan utama mengharapkan tingkat perilaku profesional yang tinggi oleh setiap
profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik atas kualitas jasa yang diberikan oleh
profesi, tanpa memandang individu yang menyediakan jasa tersebut. Bagi akuntan publik,
kepercayaan klien dan pemakai laporan keuangan eksternal atas kualitas audit dan jasa
lainnya sangatlah penting. Jika para pemakai jasa tidak memiliki kepercayaan kepada
para dokter, hakim, atau akuntan publik, maka kemampuan para profesional itu untuk
melayani klien serta masyarakat secara efektif akan hilang.
Bagi sebagian besar pemakai jasa tidaklah penting untuk mengevaluasi mutu kinerja
jasa profesional karena kompleksitas jasa itu. Seorang pasien tidak dapat diharapkan
untuk mengevaluasi apakah suatu operasi terlah dijalankan dengan benar. Seorang
pemakai laporan keuangan tidak dapat diharapkan untuk mengevaluasi kinerja audit.
Sebagian besar pemakai jasa tidak memiliki kompetensi maupun waktu untuk melakukan
evaluasi semacam itu. Kepercayaan masyarakat atas kualitas jasa profesional akan
semakin besar bila profesi mendorong standar kinerja dan perilaku yang tinggi di pihak
seluruh praktisi.
D. KODE ETIK
Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan
suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai
pedoman berperilaku.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang
menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilainilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standar perilaku anggotanya.
Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada
masyarakat.
Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis.Chung, 1981
mengemukakan empat asas etis, yaitu : (1). Menghargai harkat dan martabat (2).Peduli
dan bertanggung jawab (3). Integritas dalam hubungan (4). Tanggung jawab terhadap
masyarakat.
Kode etik dijadikan standar aktvitas anggota profesi, kode etik tersebut sekaligus
sebagai pedoman (guidelines). Masyarakat pun menjadikan sebagai perdoman dengan
tujuan mengantisipasi terjadinya bias interaksi antara anggota profesi. Bias interaksi
merupakan monopoli profesi., yaitu memanfaatkan kekuasan dan hak-hak istimewa yang
melindungi kepentingan pribadi yang betentangan dengan masyarakat. Oteng/ Sutisna
(1986: 364) mendefisikan bahwa kode etik sebagai pedoman yang memaksa perilaku etis
anggota profesi.
Konvensi nasional IPBI ke-1 mendefinisikan kode etik sebagai pola ketentuan, aturan,
tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan aktifitas maupun tugas suatu profesi.
Bahsannya setiap orang harus menjalankan serta mejiwai akan Pola, Ketentuan, aturan
karena pada dasarnya suatu tindakan yang tidak menggunakan kode etik akan berhadapan
dengan sanksi.
E. INDEPENDENSI
Independensi adalah mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan
pengujian audit, evaluasi dari hasil pengujian dan penerbitan laporan audit. Pentingnya
independensi seorang auditor adalah independensi merupakan dasar dari prinsip integritas
dan objektivitas karena banyaknya pengguna laporan keuangan yang mengandalkan
laporan audit eksternal terhadap kewajaran laporan keuangan disebabkan ekspektasi
mereka atas sudut pandang yang tidak bias dari auditor.
Independensi terbagi atas:
a) independensi kenyataan (fakta) yaitu auditor secara nyata menjaga sikap objektif
selama melakukan audit.
b) independensi penampilan merupakan interpretasi orang lain terhadap independensi
auditor.
Perbuatan yang tidak memengaruhi independensi kenyataan tetapi dapat memengaruhi
independensi penampilan antara lain kepemilikan finansial yang signifikan, pemberian
jasa non-audit kepada klien, serta besarnya imbalan jasa audit.
F. KETENTUAN BAPEPAM
Nilai pengauditan bergantung pada persepsi publik atas independensi auditor. Alasan
banyaknya pengguna laporan keuangan yang bersedia mengandalkan laporan akuntan
publik adalah adanya ekspektasi mereka terhadap auditor yang mampu memberikan
pendapat yang tidak bias. Bapepam-LK mengadopsi aturan yang memperkuat
independensi auditor dengan menerapkan peraturan Sarbanes-Oxley di AS. Peraturan
Bapepam-LK membatasi kemungkinan auditor memberikan jasa non-audit pada klien
auditnya, dan penggunaan jasa KAP yang lama oleh klien serta mengharuskan adanya
rotasi partner audit untuk meningkatkan independensi.
Jasa-Jasa Non-audit
Bapepam membatasi tapi tidak sepenuhnya menghapuskan jenis jasa non-audit yang
diberikan pada klien yang merupakan perusahaan publik. Banyak dari jasa non-audit
yang dilarang berdasarkan aturan Bapepam-LK terkait dengan independensi.
Larangan tersebut:
Jasa aktuaria
Komite Audit
Adalah komite di bawah dewan komisaris yang terdiri dari sekurangnya seorang
komisaris independen dan para profesional independen dari luar perusahaan, yang
tanggung jawabnya termasuk membantu para auditor tetap indepeden dari mnajemen.
Komite audit juga dibutuhkan dalam BUMN dan bank. Komite audit terdiri dari tiga ,
lima, atau tujuh anggota yang bukan merupakan manajemen perusaaan. Pakar auditor
bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan semua hal penting yang teridentifikasi
selama pengauditan kepada komite audit. Semua persyaratan di atas bertujuan untuk
menguatkan independensi auditor dengan secara efisien membuat komite audit
sebagai klien bagi perusahaan publik daripada manajemen.
Kepentingan Kepemilikan
Aturan Bapepam-LK tentang hubungan keuangan mengaitkan perspektif kontrak
kerja dan melarang kepemilikan dalam klien audit, oleh orang-orang yang bisa
mempengaruhi audit tesebut. Aturan itu melarang kepemilikan oleh orang-orang yang
terkait audit dan keluarganya. Termasuk (a) anggota tim audit, (b) mereka yang ada
dalam posisi bisa mempengaruhi kontrak kerja audit dalam hierarki pimpinan
perusahaan, (c) partner dan manajer yang menyediakan jasa non-audit untuk klien,
dan (d) partner di dalam kantor yang bertanggung jawab utama untuk melakukan
audit.
G. BANTUAN UNTUK MENJAGA INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS AUDIT
Profesi dan masyarakat sangat fokus untuk memastikan bahwa (1) para auditor menjaga
sebuah sikap yang tidak bias dalam menjalankan tugas (independen dalam kenyataan) dan (2)
para pengguna menganggap auditor itu independen (independen dalam penampilan). Berikut
ini merupakan bantuan yang diberikan untuk menjaga independensi para auditor, yaitu:
1.Perlindungan Kertas Kerja
Ada tiga hal yang terkait kertas kerja seorang auditor yaitu integritas audit, keuntungan
pribadi, dan kerahasiaan klien. Perlindungan kertas kerja ini meliputi larangan dan penolakan
akses dari pihak yang tidak berkepentingan terhadap kertas kerja dan menghindari ancaman
terhadap integritas audit.
a. Integritas Auditor
Akses untuk mengaudit kertas kerja akan memberikan sebuah kesempatan untuk mengubah
informasi di dalam kertas atau mencampuri data uji. Pengetahuan dari aspek terperinci dari
progam audit, misalnya kapan pengujian akan dilakukan dan hal-hal apa saja dari pengujian
yang akan menjadi target, dapat membuat seseorang melemahkan integritas auditnya.
b. Keuntungan Pribadi
Aktivitas yang tidak dapat diterima seperti praktik insider trading juga menjadi perhatian
yang penting. Para auditor tidak boleh menggunakan informasi rahasia dari klien untuk
keuntungan pribadi atau pihak ketiga (Pasal 140 dari Kode Etik).
c. Kerahasiaan Klien
Selama pemeriksaan, aditor mendapatkan informasi rahasia seperti gaji pegawai, harga
produk, rencana periklanan, dan data biaya produksi. Jika auditor mengungkapkan informasi
kepada pihak luar atau pegawai dari klien yang tidak semestinya mendapat informasi, maka
hubungan mereka dengan manajemen bisa menjadi sangat penting. Biasanya kertas kerja
auditor dapat diberikan kepada pihak lain hanya dengan seizin klien. Hal ini tetap berlaku,
bahkan jika seorang auditor ingin menawarkan jasanya kepada perusahaan lain atau bersedia
untuk mengizinkan auditor penggantinya untuk memeriksa kertas kerja yang sudah disiapkan
untuk klien yang terdahulu.
d. Pengecualian dari Kerahasiaan
Kewajiban hukum
Secara hukum, informasi bisa disebut informasi khusus jika proses hukum tersebut tidak bisa
memaksa seseorang menyediakan informasi itu, bahkan jika pemanggilan tertulis dari
pengadilan. Informasi yang diinformasikan dari klien kepada pengacara atau dari pasien
kepada dokter adalah rahasia. Tapi informasi yang didapat akuntan publik dari klien bukanlah
suatu hak istimewa (sangat rahasia). Jika kertas kerja dibutuhkan atau diminta oleh piha
regulator yang menjalankan otoritasnya yang sah, maka pihak manajemen dari klien harus
segera diberitahu.
Review Sejawat
Ketika Kantor Akuntan Publik (KAP) melakukan review sejawat dari kerja pengauditan KAP
lain, maka adalah hal yang wajar untuk menguji beberapa beberapa set kertas kerja. Jika
review sejawat dilakukan oleh anggota badan profesional lain, izin dari klien untuk
melakukan pengujian kerja kerja tidaklah dibutuhkan. Hal ini karena proses mendapatkan izin
dari klien membutuhkan waktu yang lama dan menghambat akses dari pelaku review sejawat.
Biasanya, pelaku review sejawat harus merahasiakan informasi yang didapatnya dan tidak
boleh menggunakan informasi tersebut dengan tujuan lain.
e. Pengunduran Diri
Aturan dari profes adalah auditor harus menjaga hubungan yang tidak bias dengan
manajemen dan berbagai pihak yang terpengaruh dengan apa yang menjadi tanggung jawab
dari auditor itu. Dalam setiap kontrak kerja, auditor tidak boleh menyepelekan penilaian
profesionalnya terhadap penilaian orang lain. Jika terdapat konflik yang cukup besar diantara
komunitas keuangan sehingga dapat mempengaruhi objektivitas seorang aditor, maka
dipandang perlu bagi auditor untuk mengundurkan diri dari kontrak kerja itu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika
memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan
sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak
secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk
mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita
pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan
kita dalam bermasyrakat.
masyarakat.
Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang
diterjemahkan kedalam standar perilaku anggotanya. Nilai professional paling utama
adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat.
B. SARAN
Apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan mohon untuk diperbaiki karena
kekurangan hanya milik kami dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.