Anda di halaman 1dari 15

(1) Luka

1. Definisi
Vulnera atau luka adalah terjadinya gangguan kontinuitas suatu jaringan sehingga terjadi
pemisahan jaringan yang semula normal. Akan tetapi tidak selamanya terjadi diskontinuitas
(terputusnya) jaringan kulit pada suatu luka, walaupun jaringan di bawah kulit
terganggu.Misalnya pada luka memar.Secara umum luka dapat dibagi menjadi 2 yaitu
simpleks bila hanya mengenai kulit dan komplikatum bila mengenai kulit dan jaringan
dibawahnya.
Jenis-jenis luka
Luka itu sendiri terbagi menjadi 2 yaitu luka tertutup (closed wound) dan luka terbuka (open
wound).
- Luka tertutup dimana tidak terjadi hubungan antara luka dengan dunia luar.
Contohnya:
1 Luka memar (vulnus contussum), disini kulit tidak apa-apa pembuluh darah
subkutan dapat rusak sehingga terjadi hematoma. Bila hematoma kecil makaia
akan diserap oleh jaringan sekitarnya. Bila hematoma besar maka penyembuhan
berjalan lambat.
Vulnus traumaticum, terjadi didalam tubuh tetapi tidak tampak dari luar. Dapat

memberikan tanda tanda hematoma hingga gangguan system tubuh, bila mengenai
organ vital maka penderita dapat meninggal mendadak. Misalnya, benturan di
dada, perut, leher, kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ
-

dalam
Luka terbuka dimana terjadi hubungan dengan dunia luar. Contohnya:
1 Vulnus Laceratum (Laserasi/Robek), jenis luka ini disebabkan oleh karena
benturan dengan benda tumpul, dengan ciri luka tepi luka tidak rata dan
2

perdarahan sedikit luka dan meningkatkan resiko infeksi.


Vulnus Excoriasi (Luka Lecet), penyebab luka karena kecelakaan atau jatuh
yang menyebabkan lecet pada permukaan kulit merupakan luka terbuka tetapi

yang terkena hanya daerah kulit.


Vulnus Punctum (Luka Tusuk), penyebab adalah benda runcing tajam atau
sesuatu yang masuk ke dalam kulit, merupakan luka terbuka dari luar tampak
kecil tapi didalam mungkin rusak berat, jika yang mengenai abdomen/thorax

disebut vulnus penetrosum(luka tembus).


Vulnus Contussum (Luka Kontusio), penyebabnya benturan benda yang keras.
Luka ini merupakan luka tertutup, akibat dari kerusakan pada soft tissue dan

ruptur pada pembuluh darah menyebabkan nyeri dan berdarah (hematoma) bila
kecil maka akan diserap oleh jaringan di sekitarya jika organ dalam terbentur
5

dapat menyebabkan akibat yang serius.


Vulnus Scissum/Insivum (Luka Sayat), penyebab dari luka jenis ini adalah
sayatan benda tajam atau jarum merupakan luka terbuka akibat dari terapi untuk

dilakukan tindakan invasif, tepi luka tajam dan licin.


Vulnus Schlopetorum (Luka Tembak), penyebabnya adalah tembakan, granat.
Pada pinggiran luka tampak kehitam-hitaman, bisa tidak teratur kadang

ditemukan corpus alienum.


Vulnus Morsum (Luka Gigitan), penyebab adalah gigitan binatang atau

manusia, kemungkinan infeksi besar bentuk luka tergantung dari bentuk gigi
Vulnus Perforatum (Luka Tembus), luka jenis ini merupakan luka tembus
atau luka jebol. Penyebab oleh karena panah, tombak atau proses infeksi yang

meluas hingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan.


Vulnus Amputatum (Luka Terpotong), luka potong, pancung dengan
penyebab benda tajam ukuran besar/berat, gergaji. Luka membentuk lingkaran
sesuai dengan organ yang dipotong. Perdarahan hebat, resiko infeksi tinggi,

terdapat gejala pathom limb.


10 Vulnus Combustion (Luka Bakar), penyebab oleh karena thermis, radiasi,
elektrik ataupun kimia Jaringan kulit rusak dengan berbagai derajat mulai dari
lepuh (bula carbonisasi/hangus). Sensasi nyeri dan atau anesthesia.
2. Anatomi kulit
Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan
membatasinya dari lingkungan hidup manusia.
Luas kulit orang dewasa 2 m2 dengan berat kirakira 16%

berat badan. Kulit merupakan organ

yang esensial dan vital vserta merupakan cermin


kesehatan dan kehidupan.Kulit juga sangat
kompleks, elastis dan sensitive, bervariasi pada
keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga
bergantung pada lokasi tubuh.Kulit mempunyai berbagai fungsi seperti sebagai perlindung,
pengantar haba, penyerap, indera perasa, dan fungsi pergetahan.
Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang, pirang dan hitam, warna
merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia
orang dewasa.Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya; kulit yang

elastis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit yang tebal dan tegang
terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa.Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang
berambut kasar terdapat pada kepala.
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan
epidermis atau kutikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis.Tidak ada garis tegas yang
memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan
adanya sel dan jaringan lemak.
Lapisan Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum
granulosum,stratum spinosum, dan stratum basale. Stratum korneum adalah lapisan kulit
yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapisan sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan
protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).Stratum lusidum terdapat
langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan
protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin.Lapisan tersebut tampak
lebih jelas di telapak tangan dan kaki.
Stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma
berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya.Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin.
Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya
berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak
mengandung glikogen, dan inti terletak ditengah-tengah.Sel-sel ini makin dekat ke
permukaan makin gepeng bentuknya.Di antara sel-sel stratum spinosun terdapat jembatanjembatan antar sel yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril atau keratin.Pelekatan antar
jembatan-jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero.Di
antara sel-sel spinosum terdapat pula sel Langerhans.Sel-sel stratum spinosum mengandung
banyak glikogen.
Stratum germinativum terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertical pada
perbatasan dermo-epidermal berbasis seperti pagar (palisade).Lapisan ini merupakan lapisan
epidermis yang paling bawah.Sel-sel basal ini mrngalami mitosis dan berfungsi reproduktif.
Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan
protoplasma basofilik inti lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan lain oleh jembatang
antar sel, dan sel pembentuk melanin atau clear cell yang merupakan sel-sel berwarna muda,
dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen (melanosomes).
Lapisan Dermis

Lapisan yang terletak dibawah lapisan epidermis adalah lapisan dermis yang jauh
lebih tebal daripada epidermis.Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa padat dengan
elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yakni
pars papilare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan
pembuluh darah, dan pars retikulare yaitu bagian bawahnya yang menonjol kea rah subkutan,
bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin dan
retikulin. Dasar lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, di
bagian ini terdapat pula fibroblast, membentuk ikatan yang mengandung hidrksiprolin dan
hidroksisilin.Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang larut
sehingga makin stabil.Retikulin mirip kolagen muda.Serabut elastin biasanya bergelombang,
berbentuk amorf dan mudah mengembang serta lebih elastis.
Lapisan Subkutis
Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas jaringan ikat longgar
berisi sel-sel lemak di dalamnya.Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti
terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang
dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut
panikulus adipose, berfungsi sebagai cadangan makanan.Di lapisan ini terdapat ujung-ujung
saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama
bergantung pada lokasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak
mata dan penis sangat sedikit.Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan.
Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian atas
dermis (pleksus superficial) dan yang terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang di
dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis dan di
pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran lebih
besar. Bergandengan dengan pembuluh darah teedapat saluran getah bening.
Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku.Kelenjar kulit
terdapat di lapisan dermis, terdiri atas kelenjar keringat dan kelenjar palit.Ada 2 macam
kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan
sekret yang encer, dan kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya
lebih kental.Kelenjar enkrin telah dibentuk sempurna pada 28 minggu kehamilan dan
berfungsi 40 minggu setelah kehamilan.Saluran kelenjar ini berbentuk spiral dan bermuara
langsung di permukaan kulit.Terdapat di seluruh permukaan kulit dan terbanyak di telapak
tangan dan kaki, dahi, dan aksila.Sekresi bergantung pada beberapa faktor dan dipengaruhi
oleh saraf kolinergik, faktor panas, dan emosional.

Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, areola


mamae,pubis, labia minora, dan saluran telinga luar. Fungsi apokrin pada manusia belum
jelas, pada waktu lahir kecil, tetapi pada pubertas mulai besar dan mengeluarkan sekret.
Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa, biasanya pH sekitar 4-6,8.
Kelenjar palit terletak di selruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan dan
kaki.Kelenjar palit disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret kelenjar
ini berasala dari dekomposisi sel-sel kelenjar.Kelenjar palitbiasanya terdapat di samping akar
rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum
mengandungi trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi
dipengaruhi hormone androgen, pada anak-anak jumlah kelenjar palit sedikit, pada pubertas
menjadi lebih besar dan banyak serta mulai berfungsi secara aktif.
Kuku, adalah bagian terminal stratum korneum yang menebal.Bagian kuku yang
terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku, bagian yang terbuka di atas dasar jaringan lunak
kulit pada ujung jari dikenali sebagai badan kuku, dan yang paling ujung adalah bagian kuku
yang bebas.Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh kira-kira 1 mm per
minggu.Sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku.Kulit tipis yang yang menutupi
kuku di bagian proksimal disebut eponikium sedang kulit yang ditutupki bagian kuku bebas
disebut hiponikium.
Rambut, terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit dan bagian yang berada di luar
kulit.Ada 2 macam tipe rambut, yaitu lanugo yang merupakan rambut halus, tidak
mrngandung pigmen dan terdapat pada sbayi, dan rambut terminal yaitu rambut yang lebih
kasar dengan banyak pigmen, mempunyai medula, dan terdapat pada orang dewasa.Pada
orang dewasa selain rambut di kepala, juga terdapat bulu mata, rambut ketiak, rambut
kemaluan, kumis, dan janggut yang pertumbuhannya dipengaruhi hormone androgen.
Rambut halus di dahi dan badan lain disebut rambut velus. Rambut tumbuh secara siklik, fase
anagen berlangsung 2-6 tahun dengan kecepatan tumbuh kira-kira 0.35 mm per hari. Fase
telogen berlangsung beberapa bulan.Di antara kedua fase tersebut terdapat fase katagen.
Komposisi rambut terdiri atas karbon 50,60%, hydrogen 6,36%,, nitrogen 17,14%, sulfur 5%
dan oksigen 20,80%.
3.Faktor-faktor yang mengganggu kesembuhan luka
Terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi luka, antara lain dikelompokkan
menjadi 2 yaitu faktor lokal dan faktor umum:
a Faktor lokal
1 Besar/lebar luka, luka lebar/besar biasanya sembuh lebih lambat disbanding luka
kecil.

Lokalisasi luka, luka-luka yang terdapat di daerah dengan vaskularisasi baik


(misalnya kepala dan wajah) sembuh lebih cepat dibandingkan luka yang berada
di daerah dengan vaskularisasi sedikit atau buruk. Luka-luka di daerah banyak
pergerakan (sendi-sendi) sembuh lebih lambat dibandingkan dengan luka pada

daerah yang sedikit/tidak bergerak.


Infeksi, infeksi luka dapat menghambat penyembuhan mengingat bakteri sumber

penyebab infeksi.
Hematoma, merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap
diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang
besar, hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga

menghambat proses penyembuhan luka


Benda asing, seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya
suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin,
jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan

yang kental yang disebut dengan nanah


Iskemia, merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada
bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat
dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu

7
b

adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.


Keadaan luka, keadaan khusus dari luka mempengaruhi kecepatan dan efektifitas

penyembuhan luka. Beberapa luka dapat gagal untuk menyatu.


Faktor umum
1 Usia, anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang
tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu
2

sintesis dari faktor pembekuan darah.


Nutrisi, penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh. Klien
memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral
seperti Fe, Zn. Pasien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk memperbaiki status
nutrisi mereka setelah pembedahan jika mungkin. Klien yang gemuk
meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena supply darah

jaringan adipose tidak adekuat.


Sirkulasi (hipovolemia) dan oksigenasi, sejumlah kondisi fisik dapat
mempengaruhi penyembuhan luka. Adanya sejumlah besar lemak subkutan dan
jaringan lemak (yang memiliki sedikit pembuluh darah). Pada orang-orang yang
gemuk penyembuhan luka lambat karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih
mudah infeksi, dan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang
dewasa dan pada orang yang menderita gangguan pembuluh darah perifer,

hipertensi atau diabetes millitus. Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang
menderita anemia atau gangguan pernapasan kronik pada perokok.Kurangnya
volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan
oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
Diabetes mellitus, hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan

peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal
tersebut juga akan terjadi penurunan protein kalori tubuh.
Obat, obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti

neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama


dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka.
a. Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap
cedera.
b. Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
c. Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri
penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka
pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.

4. Wound closure
Menurut cara penyembuhannya dapat dibagi atas penyembuhan luka primer, sekunder
dan tersier.
I Penyembuhan primer (Sanatio per Primum Intentionum/Primary healing)
Luka-luka yang bersih akan sembuh dengan cara seperti ini, misalnya luka operasi
atau luka kecil yang bersih. Penyembuhannya tanpa komplikasi, penyembuhan dengan
cara ini berjalan cepat dan hasilnya secara kosmetik baik. Fase-fase penyembuhan luka
adalah sebagia berikut:
1

Fase Hemostasis dan Inflamasi


Fase hemostasis dan inflamasi adalah adanya respons vaskuler dan seluler yang

terjadi akibat perlukaan pada jaringan lunak. Tujuannya adalah menghentikan perdarahan
dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati, dan bakteri, untuk
mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan.
Pada awal fase ini, kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya
platelet yang berfungsi hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot)

dan juga mengeluarkan substansi vasokonstriktor yang mengakibatkan pembuluh darah


kapilervasokonstriksi, selanjutnya terjadi penempelan endotel yang akan menutup
pembuluh darah. Periode ini hanya berlangsung 5-10 menit, dan setelah itu akan terjadi
vasodilatasi kapiler karena stimulasi saraf sensoris (local sensoris nerve ending), local
reflex action, dan adanya substansi vasodilator: histamin, serotonin dan sitokin.
Histamin selain menyebabkan vasodilatasi juga mengakibatkan meningkatnya
permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah dan masuk
ke daerah luka. Secara klinis terjadi edema jaringan dan keadaan lokal lingkungan
tersebut asidosis.Eksudasi ini juga mengakibatkan migrasi sel lekosit (terutama netrofil)
ke ekstra vaskuler. Fungsi netrofil adalah melakukan fagositosis benda asing dan bakteri
di daerah luka selama 3 hari dan kemudian akan digantikan oleh sel makrofag yang
berperan lebih besar jika dibanding dengan netrofil pada proses penyembuhan luka.
Fungsi makrofag disamping fagositosis adalah:
a

Sintesa kolagen

Membentuk jaringan granulasi bersama dengan fibroblast

Memproduksi growth factor yang berperan pada re-epitelisasi

Membentuk pembuluh kapiler baru atau angiogenesis

Dengan berhasil dicapainya luka yang bersih, tidak terdapat infeksi serta
terbentuknya

makrofag

dan

fibroblas,

keadaan

ini

dapat

dipakai

sebagai

pedoman/parameter bahwa fase inflamasi ditandai dengan adanyaeritema, hangat pada


kulit, edema, dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4.

Gambar 2. Fase Hemostasis dan Inflamasi (Mallefet and Dweck, 2008)

Fase Proliferasi (Fase Fibroplasia)


Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia, karena yang menonjol adalah proses

proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir
minggu ketiga. Fibroblast berasal dari sel mesenkim yang belum berdiferensiasi,
menghasilkan mukopolisakarida, asam aminoglisin, dan prolin yang merupakan bahan
dasar kolagen serat yang akan mempertautkan tepi luka
Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan
menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblast sangat besar
pada proses perbaikan, yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk
struktur protein yang akan digunakan selama proses rekonstruksi jaringan.
Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas
sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjadi
luka, fibroblast akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka,
kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi
(kolagen, elastin, asam hyaluronat, fibronectin dan proteoglikans) yang berperan dalam
membangun jaringan baru
Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk cikal bakal jaringan baru
(connective tissue matrix) dan dengan dikeluarkannnya subtrat oleh fibroblast,
memberikan tanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblast sebagai satu
kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka. Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang
tertanam di dalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan granulasi, sedangkan
proses proliferasi fibroblast dengan aktifitas sintetiknya disebut fibroplasia. Respons yang
dilakukan fibroblast terhadap proses fibroplasia adalah:
a.

Proliferasi

b.

Migrasi

c.

Deposit jaringan matriks

d.

Kontraksi luka
Angiogenesis, suatu proses pembentukan pembuluh kapiler baru didalam luka,

mempunyai arti penting pada tahap proleferasi proses penyembuhan luka. Kegagalan
vaskuler akibat penyakit (diabetes), pengobatan (radiasi) atau obat (preparat steroid)

mengakibatkan lambatnya proses sembuh karena terbentuknya ulkus yang kronis. Jaringan
vaskuler yang melakukan invasi kedalam luka merupakan suatu respons untuk
memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup di daerah luka, karena biasanya pada daerah
luka terdapat keadaan hipoksik dan turunnya tekanan oksigen. Pada fase ini fibroplasia
dan angiogenesis merupakan proses terintegrasi dan dipengaruhi oleh substansi yang
dikeluarkan oleh platelet dan makrofag (growth factors).
Proses selanjutnya adalah epitelisasi, dimana fibroblast mengeluarkan
keratinocyte growth factor (KGF) yang berperan dalam stimulasi mitosis sel epidermal.
Keratinisasi akan dimulai dari pinggir luka dan akhirnya membentuk barrier yang
menutupi permukaan luka. Dengan sintesa kolagen oleh fibroblast, pembentukan lapisan
dermis ini akan disempurnakan kualitasnya dengan mengatur keseimbangan jaringan
granulasi dan dermis. Untuk membantu jaringan baru tersebut menutup luka, fibroblas
akan merubah strukturnya menjadi myofibroblast yang mempunyai kapasitas melakukan
kontraksi pada jaringan. Fungsi kontraksi akan lebih menonjol pada luka dengan defek
luas dibandingkan dengan defek luka minimal

Gambar 3. Fase Proliferasi (Mallefet and Dweck, 2008)

Fase Remodelling
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang

lebih 12 bulan.Tujuan dari fase remodelling adalah menyempurnakan terbentuknya

jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan berkualitas.Fibroblast sudah
mulai meninggalkan jaringan grunalasi, warna kemerahan dari jaringan mulai berkurang
karena pembuluh mulai regresi, dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk
memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada
minggu ke-10 setelah perlukaan. Sintesa kolagen yang telah dimulai sejak fase proliferasi
akan dilanjutkan pada fase remodelling. Selain pembentukan kolagen, juga akan terjadi
pemecahan kolagen oleh enzim kolagenase. Kolagen muda (gelatinous collagen) yang
terbentuk pada fase proliferasi akan berubah menjadi kolagen yang lebih matang, yaitu
lebih kuat, dengan struktur yang lebih baik (proses re-modelling).
Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen
yang diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi
penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang
akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka. Luka dikatakan
sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan kulit mampu atau tidak
mengganggu untuk melakukan aktivitas yang normal. Meskipun proses penyembuhan
luka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung
dari kondisi biologik masing-masing individu, lokasi, serta luasnya luka.

Gambar 4.Fase Remodelling (Mallefet and Dweck, 2008)


4

Penyembuhan sekunder (Sanatio per Secundum Intentionum/Secondary healing)


Penyembuhan pada luka terbuka adalah melalui jaringan granulasi dan sel epitel
yang bermigrasi. Luka-luka yang lebar dan terinfeksi, luka yang tidak dijahit, dan luka

bakar akan sembuh dengan cara seperti ini. Setelah luka sembuh akan timbul jaringan
parut.
5 Penyembuhan tersier (Sanatio per Tertium Intentionum/Tertiary healing)
Disebut pula delayed primary closure. Terjadi pada luka yang dibiarkan terbuka
karena adanya kontaminasi, kemudian setelah tidak ada tanda-tanda infeksi dan granulasi
telah baik, baru dilakukan jahitan sekunder (secondary suture) yang dilakukan setelah
hari keempat, bila tanda-tanda infeksi menghilang.
5.Jenis-jenis jahitan
a. Jahitan Simpul Tunggal
Sinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture
Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai.digunakan juga untuk jahitan situasi.
Teknik :
- Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan
sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara
tegak lurus pada atau searah garis luka.
- Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm.
- Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan
- Benang dipotong kurang lebih 1 cm.
b. Jahitan matras Horizontal
Sinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress
Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan
dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama. Teknik ini akan memberikan
hasil jahitan yang kuat.
c. Jahitan Matras Vertikal
Sinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far
Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan
menjahit tepi-tepi luka.Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di
dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.
d. Jahitan Matras Modifikasi
Sinonim : Half Burried Mattress Suture
Modifikasi dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada daerah
subkutannya.
e

Jahitan Jelujur sederhana

Sinonim : Simple running suture, Simple continous, Continous over and over
Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan
hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang
longgar.
f

Jahitan Jelujur Feston


Sinonim : Running locked suture, Interlocking suture
Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai
pada jahitan peritoneum.Merupakan variasi jahitan jelujur biasa.

Jahitan Jelujur horizontal


Sinonim : Running Horizontal suture
Jahitan kontinyu yang diselingi dengan jahitan arah horizontal.
h Jahitan Simpul Intrakutan
Sinonim : Subcutaneus Interupted suture, Intradermal burried suture, Interrupted dermal
stitch.
Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk menjahit area yang dalam
kemudian pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul sederhana.
iJahitan Jelujur Intrakutan
Sinonim : Running subcuticular suture, Jahitan jelujur subkutikular
Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan kosmetik
yang baik

Keterangan gambar: A. jahitan simpul tunggal, B. Matras vertical, C. Matras horizontal, D.


Subkutikuler kontinu, E. Matras horizontal half buried, F. Continous over and over

Jenis-jenis benang dan manfaatnya

Benang untuk penjahitan luka dibedakan menjadi 2 kelompok antara lain:


1 Benang yang dapat diserap (Absorbable suture),dapat menimbulkan reaksi jaringan
setempat yang dapat menyebabkan fistel benang atau infiltrate jaringan yang mungkin
ditandai adanya indurasi.
a Alami (natural)
Plain cut gut :dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba. Benang ini hanya
memiliki daya serap pengikat selama 7-19 hari dan akan diabsorpsi secara
sempurna dalam waktu 70 hari. Kegunaannya untuk mengikat sumber
perdarahan kecil, menjahit subkutis dan dapat pula dipergunakan untuk
menjahit kulit terutama daerah longgar (perut, wajah) yang tak banyak
bergerak dan luas lukanya kecil. Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3
kali, karena dalam tubuh akan mengembang.
Chromic cat gut :dibuat dari bahan yang sama dengan plain cat gut, namun
dilapisi dengan garam Chromium untuk memperpanjang waktu absorpsinya
sampai 90 hari. Kegunaannya, untuk penjahitan luka yang dianggap belum
merapat dalam waktu 10 hari, untuk menjahit tendo untuk penderita yang tidak
b

kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan.


Buatan (sintetik)
adalah benang-benang yang dibuat dari bahan sintetis seperti polyglactin,
polyglicapron, dan polydioxane. Benang jenis ini memiliki daya pengikat lebih lama,
yaitu 2-3 minggu, diserap secara lengkap dalam 90-120 hari.

Benang yang tidak dapat diserap (Nonabsorbable suture), umumnya dari bahan yang
tidak menimbulkan reasksi jaringan karena bukan merupakan bahan biologik.
a Alamiah (natural), yang termasuk dalam kelompok ini adalah benang silk (sutera)
yang dibuat dari protein organic bernama fibroin, yang terkandung di dalam serabut
sutera hasil produksi ulat sutera. Kegunaannya,menjahit kulit, mengikat pembuluh
b

arteri (arteri besar) dan sebagai teugel atau kendali.


Buatan (sintetik), dalam kelompok ini adalah benang dengan bahan dasar nylon,
polyester, dan polypropylene. Kegunaannya,bedah plastik, ukuran yang lebih besar
sering digunakan pada kulit, nomor yang kecil digunakan pada bedah mata.

Anda mungkin juga menyukai