1. Definisi
Vulnera atau luka adalah terjadinya gangguan kontinuitas suatu jaringan sehingga terjadi
pemisahan jaringan yang semula normal. Akan tetapi tidak selamanya terjadi diskontinuitas
(terputusnya) jaringan kulit pada suatu luka, walaupun jaringan di bawah kulit
terganggu.Misalnya pada luka memar.Secara umum luka dapat dibagi menjadi 2 yaitu
simpleks bila hanya mengenai kulit dan komplikatum bila mengenai kulit dan jaringan
dibawahnya.
Jenis-jenis luka
Luka itu sendiri terbagi menjadi 2 yaitu luka tertutup (closed wound) dan luka terbuka (open
wound).
- Luka tertutup dimana tidak terjadi hubungan antara luka dengan dunia luar.
Contohnya:
1 Luka memar (vulnus contussum), disini kulit tidak apa-apa pembuluh darah
subkutan dapat rusak sehingga terjadi hematoma. Bila hematoma kecil makaia
akan diserap oleh jaringan sekitarnya. Bila hematoma besar maka penyembuhan
berjalan lambat.
Vulnus traumaticum, terjadi didalam tubuh tetapi tidak tampak dari luar. Dapat
memberikan tanda tanda hematoma hingga gangguan system tubuh, bila mengenai
organ vital maka penderita dapat meninggal mendadak. Misalnya, benturan di
dada, perut, leher, kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ
-
dalam
Luka terbuka dimana terjadi hubungan dengan dunia luar. Contohnya:
1 Vulnus Laceratum (Laserasi/Robek), jenis luka ini disebabkan oleh karena
benturan dengan benda tumpul, dengan ciri luka tepi luka tidak rata dan
2
ruptur pada pembuluh darah menyebabkan nyeri dan berdarah (hematoma) bila
kecil maka akan diserap oleh jaringan di sekitarya jika organ dalam terbentur
5
manusia, kemungkinan infeksi besar bentuk luka tergantung dari bentuk gigi
Vulnus Perforatum (Luka Tembus), luka jenis ini merupakan luka tembus
atau luka jebol. Penyebab oleh karena panah, tombak atau proses infeksi yang
elastis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit yang tebal dan tegang
terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa.Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang
berambut kasar terdapat pada kepala.
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan
epidermis atau kutikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis.Tidak ada garis tegas yang
memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan
adanya sel dan jaringan lemak.
Lapisan Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum
granulosum,stratum spinosum, dan stratum basale. Stratum korneum adalah lapisan kulit
yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapisan sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan
protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).Stratum lusidum terdapat
langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan
protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin.Lapisan tersebut tampak
lebih jelas di telapak tangan dan kaki.
Stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma
berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya.Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin.
Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya
berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak
mengandung glikogen, dan inti terletak ditengah-tengah.Sel-sel ini makin dekat ke
permukaan makin gepeng bentuknya.Di antara sel-sel stratum spinosun terdapat jembatanjembatan antar sel yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril atau keratin.Pelekatan antar
jembatan-jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero.Di
antara sel-sel spinosum terdapat pula sel Langerhans.Sel-sel stratum spinosum mengandung
banyak glikogen.
Stratum germinativum terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertical pada
perbatasan dermo-epidermal berbasis seperti pagar (palisade).Lapisan ini merupakan lapisan
epidermis yang paling bawah.Sel-sel basal ini mrngalami mitosis dan berfungsi reproduktif.
Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan
protoplasma basofilik inti lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan lain oleh jembatang
antar sel, dan sel pembentuk melanin atau clear cell yang merupakan sel-sel berwarna muda,
dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen (melanosomes).
Lapisan Dermis
Lapisan yang terletak dibawah lapisan epidermis adalah lapisan dermis yang jauh
lebih tebal daripada epidermis.Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa padat dengan
elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yakni
pars papilare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan
pembuluh darah, dan pars retikulare yaitu bagian bawahnya yang menonjol kea rah subkutan,
bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin dan
retikulin. Dasar lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, di
bagian ini terdapat pula fibroblast, membentuk ikatan yang mengandung hidrksiprolin dan
hidroksisilin.Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang larut
sehingga makin stabil.Retikulin mirip kolagen muda.Serabut elastin biasanya bergelombang,
berbentuk amorf dan mudah mengembang serta lebih elastis.
Lapisan Subkutis
Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas jaringan ikat longgar
berisi sel-sel lemak di dalamnya.Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti
terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang
dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut
panikulus adipose, berfungsi sebagai cadangan makanan.Di lapisan ini terdapat ujung-ujung
saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama
bergantung pada lokasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak
mata dan penis sangat sedikit.Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan.
Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian atas
dermis (pleksus superficial) dan yang terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang di
dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis dan di
pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran lebih
besar. Bergandengan dengan pembuluh darah teedapat saluran getah bening.
Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku.Kelenjar kulit
terdapat di lapisan dermis, terdiri atas kelenjar keringat dan kelenjar palit.Ada 2 macam
kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan
sekret yang encer, dan kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya
lebih kental.Kelenjar enkrin telah dibentuk sempurna pada 28 minggu kehamilan dan
berfungsi 40 minggu setelah kehamilan.Saluran kelenjar ini berbentuk spiral dan bermuara
langsung di permukaan kulit.Terdapat di seluruh permukaan kulit dan terbanyak di telapak
tangan dan kaki, dahi, dan aksila.Sekresi bergantung pada beberapa faktor dan dipengaruhi
oleh saraf kolinergik, faktor panas, dan emosional.
penyebab infeksi.
Hematoma, merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap
diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang
besar, hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga
7
b
hipertensi atau diabetes millitus. Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang
menderita anemia atau gangguan pernapasan kronik pada perokok.Kurangnya
volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan
oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
Diabetes mellitus, hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan
peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal
tersebut juga akan terjadi penurunan protein kalori tubuh.
Obat, obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti
4. Wound closure
Menurut cara penyembuhannya dapat dibagi atas penyembuhan luka primer, sekunder
dan tersier.
I Penyembuhan primer (Sanatio per Primum Intentionum/Primary healing)
Luka-luka yang bersih akan sembuh dengan cara seperti ini, misalnya luka operasi
atau luka kecil yang bersih. Penyembuhannya tanpa komplikasi, penyembuhan dengan
cara ini berjalan cepat dan hasilnya secara kosmetik baik. Fase-fase penyembuhan luka
adalah sebagia berikut:
1
terjadi akibat perlukaan pada jaringan lunak. Tujuannya adalah menghentikan perdarahan
dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati, dan bakteri, untuk
mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan.
Pada awal fase ini, kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya
platelet yang berfungsi hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot)
Sintesa kolagen
Dengan berhasil dicapainya luka yang bersih, tidak terdapat infeksi serta
terbentuknya
makrofag
dan
fibroblas,
keadaan
ini
dapat
dipakai
sebagai
proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir
minggu ketiga. Fibroblast berasal dari sel mesenkim yang belum berdiferensiasi,
menghasilkan mukopolisakarida, asam aminoglisin, dan prolin yang merupakan bahan
dasar kolagen serat yang akan mempertautkan tepi luka
Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan
menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblast sangat besar
pada proses perbaikan, yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk
struktur protein yang akan digunakan selama proses rekonstruksi jaringan.
Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas
sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjadi
luka, fibroblast akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka,
kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi
(kolagen, elastin, asam hyaluronat, fibronectin dan proteoglikans) yang berperan dalam
membangun jaringan baru
Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk cikal bakal jaringan baru
(connective tissue matrix) dan dengan dikeluarkannnya subtrat oleh fibroblast,
memberikan tanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblast sebagai satu
kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka. Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang
tertanam di dalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan granulasi, sedangkan
proses proliferasi fibroblast dengan aktifitas sintetiknya disebut fibroplasia. Respons yang
dilakukan fibroblast terhadap proses fibroplasia adalah:
a.
Proliferasi
b.
Migrasi
c.
d.
Kontraksi luka
Angiogenesis, suatu proses pembentukan pembuluh kapiler baru didalam luka,
mempunyai arti penting pada tahap proleferasi proses penyembuhan luka. Kegagalan
vaskuler akibat penyakit (diabetes), pengobatan (radiasi) atau obat (preparat steroid)
mengakibatkan lambatnya proses sembuh karena terbentuknya ulkus yang kronis. Jaringan
vaskuler yang melakukan invasi kedalam luka merupakan suatu respons untuk
memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup di daerah luka, karena biasanya pada daerah
luka terdapat keadaan hipoksik dan turunnya tekanan oksigen. Pada fase ini fibroplasia
dan angiogenesis merupakan proses terintegrasi dan dipengaruhi oleh substansi yang
dikeluarkan oleh platelet dan makrofag (growth factors).
Proses selanjutnya adalah epitelisasi, dimana fibroblast mengeluarkan
keratinocyte growth factor (KGF) yang berperan dalam stimulasi mitosis sel epidermal.
Keratinisasi akan dimulai dari pinggir luka dan akhirnya membentuk barrier yang
menutupi permukaan luka. Dengan sintesa kolagen oleh fibroblast, pembentukan lapisan
dermis ini akan disempurnakan kualitasnya dengan mengatur keseimbangan jaringan
granulasi dan dermis. Untuk membantu jaringan baru tersebut menutup luka, fibroblas
akan merubah strukturnya menjadi myofibroblast yang mempunyai kapasitas melakukan
kontraksi pada jaringan. Fungsi kontraksi akan lebih menonjol pada luka dengan defek
luas dibandingkan dengan defek luka minimal
Fase Remodelling
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang
jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan berkualitas.Fibroblast sudah
mulai meninggalkan jaringan grunalasi, warna kemerahan dari jaringan mulai berkurang
karena pembuluh mulai regresi, dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk
memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada
minggu ke-10 setelah perlukaan. Sintesa kolagen yang telah dimulai sejak fase proliferasi
akan dilanjutkan pada fase remodelling. Selain pembentukan kolagen, juga akan terjadi
pemecahan kolagen oleh enzim kolagenase. Kolagen muda (gelatinous collagen) yang
terbentuk pada fase proliferasi akan berubah menjadi kolagen yang lebih matang, yaitu
lebih kuat, dengan struktur yang lebih baik (proses re-modelling).
Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen
yang diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi
penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang
akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka. Luka dikatakan
sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan kulit mampu atau tidak
mengganggu untuk melakukan aktivitas yang normal. Meskipun proses penyembuhan
luka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung
dari kondisi biologik masing-masing individu, lokasi, serta luasnya luka.
bakar akan sembuh dengan cara seperti ini. Setelah luka sembuh akan timbul jaringan
parut.
5 Penyembuhan tersier (Sanatio per Tertium Intentionum/Tertiary healing)
Disebut pula delayed primary closure. Terjadi pada luka yang dibiarkan terbuka
karena adanya kontaminasi, kemudian setelah tidak ada tanda-tanda infeksi dan granulasi
telah baik, baru dilakukan jahitan sekunder (secondary suture) yang dilakukan setelah
hari keempat, bila tanda-tanda infeksi menghilang.
5.Jenis-jenis jahitan
a. Jahitan Simpul Tunggal
Sinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture
Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai.digunakan juga untuk jahitan situasi.
Teknik :
- Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan
sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara
tegak lurus pada atau searah garis luka.
- Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm.
- Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan
- Benang dipotong kurang lebih 1 cm.
b. Jahitan matras Horizontal
Sinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress
Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan
dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama. Teknik ini akan memberikan
hasil jahitan yang kuat.
c. Jahitan Matras Vertikal
Sinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far
Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan
menjahit tepi-tepi luka.Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di
dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.
d. Jahitan Matras Modifikasi
Sinonim : Half Burried Mattress Suture
Modifikasi dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada daerah
subkutannya.
e
Sinonim : Simple running suture, Simple continous, Continous over and over
Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan
hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang
longgar.
f
Benang yang tidak dapat diserap (Nonabsorbable suture), umumnya dari bahan yang
tidak menimbulkan reasksi jaringan karena bukan merupakan bahan biologik.
a Alamiah (natural), yang termasuk dalam kelompok ini adalah benang silk (sutera)
yang dibuat dari protein organic bernama fibroin, yang terkandung di dalam serabut
sutera hasil produksi ulat sutera. Kegunaannya,menjahit kulit, mengikat pembuluh
b