Anda di halaman 1dari 3

I.

Latar Belakang

Menurut (Morisky & Munter, 2009) masyarakat umum dalam penggunaan obat hanya
50% dari pasien yang tidak mematuhi anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi obat.
Penyebab utama dari ketidak taatan pasien dalam mengkonsumi obat adalah frekuensi
penggunaan obatnya, sehingga dapat menyebabkan kegagalan terapi pada suatu penyakit.
Kepatuhan atau ketaatan pasien dalam mengkonsumsi obat dapat diperbaiki atau ditingkatkan
dengan cara mengembangkan sediaan dalam sediaan lepas lambat (sustained release) yaitu
suatu bentuk sediaan obat yang dirancang untuk melepaskan suatu dosis terapeutik obat yang
lebih lambat dan konstan. Sediaan lepas lambat (sustained release) semakin disukai karena
beberapa faktor, antara lain dapat menghasilkan efek terapeutik dalam jangka panjang,
penggunaan obat yang lebih efisien, memperkecil efek samping fluktuasi kadar obat dalam
plasma, mengurangi frekuensi pemberian obat serta laju pelepasan dosis dirancang agar
jumlah obat yang hilang dari tubuh melalui eliminasi diganti secara konstan. Farktor-faktor
itu akan memberikan keuntungan yang lebih banyak pada pasien dibandingkan dengan
sediaan konvensional. (Chien 1992, Krowczski, L. 1987)
Ondansetron hidroklorida adalah suatu senyawa carbazol yang merupakan senyawa
antagonis serotonin selektif (dari reseptor 5HT3). Bekerja sebagai anti-emetis kuat dengan
mekanisme kerja melawan refleks muntah dari usus halus dan stimulasi CTZ
(Chemoreceptor Trigger Zone), yang keduanya diakibatkan oleh serotonin. Ondasetron
Hidroklorida banyak digunakan untuk mengobati mual dan muntah akibat kemoterapi,
radioterapi atau pasca bedah dan pada saat masa kehamilan (merasakan mual dan muntah).
Ondansetron Hidroklorida memiliki waktu paruh yaitu 3 jam, sehingga frekuensi pemberian
obat sering dan hal ini dapat mengurangi ketaatan pasien, maka dari itu untuk mengatasi
permasalahan ini dirancanglah bentuk sediaan granul sustained release dengan bahan aktif
Ondasetron hidroklorida.
Pada formulasi sediaan lepas lambat (sustained release) menggunakan sistem matriks,
matriks dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu matrik koloid hidrofilik dan
matrik lipid atau polimer tidak larut (Collett and Moreton,2002). Polimer hidrofilik secara
luas digunakan dalam formulasi bentuk sediaan lepas lambat (sustained release) peroral.
Berbagai macam polimer sintetik turunan selulosa diantaranya: etilselulosa (EC),
hidroksiprofil metilselulose (HPMC), polimetilmetakrilat, sodium-carboxymetilsellulose
(NaCMC) dan bahanbahan. Matriks yang berasal dari alam seperti xanthan gum (XG), guar
gum, chitosan, lendir kembang sepatu telah banyak digunakan penelitian (Gohel and Paschal,
2002).
Pada penelitian ini menggunakan dua matriks yang berbeda yaitu yang berasal dari
alami dan sintetik. Matriks sintetik yang digunakan adalah Etil selulosa. Kelebihan etil
selulosa antara lain: cost-effectiveness dan mengurangi resiko terjadinya dose dumping
(Huang, dkk., 2004). Etil selulosa merupakan polimer turunan selulosa yang netral, tidak
larut didalam air, sehingga dapat menghalangi lepasnya obat dari sediaan serta memberikan
rintangan untuk penetrasi cairan kedalam matriks (Wallace, 1990). Kecepatan pelepasan obat
dari matriks etil selulosa dapat dikendalikan melalui proses difusi atau proses erosi. Maka

dari itu semakin besar barier yang harus dilewati ondansetron hidroclorida dalam berdifusi
keluar matriks (colombo, P 2000). Matriks alami yang di pakai yaitu matriks lendir kembang
sepatu yang tidak larut dalam air dan akan memberikan rintangan untuk penetrasi cairan
dalam matriks, juga menyebabkan difusi obat akan menjadi lambat. Dengan demikian
pelepasan obat dapat diatur menjadi lebih lambat dan konstan. Metode ini didasarkan pada
penebalan lapisan difusi yang diakibatkan oleh lendir kembang sepatu yang akan membentuk
gel lapisan tebal yang akan memberikan rintangan pelepasan obat. Penggunaan dua matriks
bertujuan untuk membandingkan pola pelepasan ondacetron hidroklorida dari matriks lendir
kembang sepatu dan kitosan dalam sediaan granul.

II.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik Ondansetron Hidrklorida sediaan lepas lambat (sustained
release) dengan matriks Etil selulosa
2. Bagaimana karakteristik Ondansetron Hidrklorida sediaan lepas lambat (sustained
release) dengan matriks Lendir kembang sepatu
3. Bagaimana perbandingan karakteristik granul sediaan lepas lambat (sustained release)
ondansetron hidroklorida dengan matriks etilselulosa dan matriks lendir kembang
sepatu

Daftar Pustaka

Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia,
Undang-Undang
Republik
IndonesiaNomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan , Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, 1992.
Glass BD, Haywood A. 2006. Stability Considerations in Liquid Dosage Forms
Extemporaneously Prepared from Commercially Available Products. J Pharm
Pharmaceut Sci, IX (3): 398-426.

Anda mungkin juga menyukai