Tipoid Arabta Ref
Tipoid Arabta Ref
Created By :
NS. ARABTA M.Peraten Pelawi, M.Kep
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan merupakan anugerah terindah
DEFINISI
Demam Tifoid merupakan penyakit
Etiologi
Etiologi demam tifoid adalah infeksi
yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi.
Kuman ini mempunyai 3 antigen
yaitu:
Antigen O: antigen pada bagian
soma/tengah
Antigen H: antigen pada bagian flagel.
Antigen VI: antigen pada bagian
kapsul.
Patofisiologi
Kuman salmonella masuk ke dalam tubuh
melalui
makanan
dan
minuman
yang
tercemar oleh Salmonella dikarenakan oleh
faktor 5F.
Asam lambung merupakan penghambat
masuknya salmonella ke dalam usus.
Sekresi asam klorida mampu menghancurkan
sebagian dari salmonella, tetapi karena
masuknya kuman bersama dengan makanan
dan minuman maka terjadi pengenceran
asam lambung, yang mengurangi daya
hambat
terhadap
mikroorganisme
yang
Patofisiologi
Daya hambat asam lambung ini juga akan menurun
Patofisiologi
Melalui empedu yang efektif, masuklah kuman ke dalam
Tanda Diagnostik
a.Kultur/gaal:
1.Darah: kuman Salmonella (+) selama
minggu I
2.Feses dan urine: Kuman Salmonella (+)
bila sudah terkena pada ginjal dan
saluran pencernaan pada minggu II.
b.Liver Fungsi Tes meningkat bila sudah
terjadi gangguan pada hepar dan lien.
c.Pada pemeriksaan USG ditemukan
adanya pembesaran hepar dan lien.
Tanda Diagnostik
D.Pemeriksaan widal: Titer O dan H tinggi
selama 10 hari-2 minggu. Didapatkan
titer terhadap antigen O adalah 1/200
atau lebih, sedangkan titer terhadap
antigen H walaupun tinggi akan tetapi
tidak bermakna untuk menegakkan
diagnosis karena titer H dapat tetap
tinggi setelah dilakukan imunisasi atau
bila penderita telah lama sembuh.
Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan demam typoid terbagi atas
3 bagian yaitu:
A.Perawatan
Pasien demam typoid perlu istirahat/dirawat
untuk isolasi dan observasi. Pasien harus
tirah baring selama minimal 7 hari bebas
demam atau selama 14 hari. Untuk
mencegah terjadinya komplikasi. Mobilisasi
pasien dilakukan secara bertahap sesuai
dengan pulihnya kekuatan pasien.
Penatalaksanaan
Medik
B.Diit
Diit tinggi kalori, tinggi protein, tidak
mengandung lemak, dalam bentuk
lunak.
C.Obat
Dengan pemberian antibiotika dan
antipiretik.
Kloroamfenikol, Amoksilin dll
Komplikasi
a.Komplikasi intestinal
1.Perdarahan
usus:
terjadi
karena
melepasnya
kerak-kerak
ulkus
pada
dinding usus halus.
2.Peritonitis: terjadi karena peradangan
pada usus halus menembus ke dalam
peritoneum (rongga abdomen) dengan
gejala: nyeri di atas daerah yang
meradang, denyut nadi meningkat, mual,
muntah dan perut tegang.
3.Ileus
paralitik:
muncul
pada
awal
peritonitis akibat respon otot/neurogenik
Komplikasi
b.Komplikasi ekstra intestinal
1.Kardiovaskuler: peradangan pada
otot jantung (miokarditis).
2.Paru: pleuritis, pneumonia
3.Hepar
dan
kandung
empedu:
hepatitis dan kolelitiasis.
4.Ginjal: glomerulonefritis.
5.Tulang: osteomyelitis.
Konsep Asuhan
Keperawatan
b.Pola nutrisi metabolik.
Kebiasaan makan: jajan
sembarang.
Cara pengobatan dan penyimpanan
makanan yang kurang baik.
Demam tinggi terutama sore hari.
Anoreksia, mual, muntah.
Lidah khas (putih di tengah dan
kotor) tepi dan ujungnya merah.
Mulut bau dan stomatitis.
Konsep Asuhan
Keperawatan
e.Pola tidur dan istirahat
Sulit tidur karena demam,
nyeri daerah abdomen.
Waktu dan kebiasaan
lamanya tidur.
f.Pola persepsi kognitif
Sakit kepala.
Nyeri abdomen dan nyeri
sendi
2. Diagnosa Keperawatan
a.Hipertermi berhubungan dengan proses
infeksi oleh kuman salmonella.
b.Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan mual, muntah,
anoreksia.
c.Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan output yang berlebihan.
d.Gangguan pola eliminasi faeces :
diare/konstipasi berhubungan dengan
hipo/hiper peristaltik usus akibat infeksi
saluran pencernaan usus halus.
Perencanaan Keperawatan
A. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
oleh kuman salmonella.
HYD : Suhu tubuh dalam batas normal (36 o-37oC).
Intervensi:
1. Observasi TTV (S, N, P, T) setiap 3-4 jam
selama demam.
R/Mengetahui proses perjalanan infeksi dan
terapi selanjutnya.
2. Beri banyak minum (2-3 liter/hari) bila tidak
ada kontraindikasi.
R/Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat
panas.
Perencanaan Keperawatan
3.Beri kompres hangat.
R/ Membantu menurunkan suhu tubuh.
4.Beri baju tipis dan menyerap keringat.
R/ Memberi kenyamanan dan menurunkan
panas.
5.Anjurkan klien untuk banyak beristirahat di
tempat tidur.
R/ Aktivitas yang berlebihan dapat
meningkatkan metabolisme.
6.Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
obat antipiretik.
R/ Membantu proses penyembuhan.
Intervensi:
1.Observasi bising usus.
R/ Memantau fungsi usus.
2.Observasi cairan masuk dan keluar
pasien.
R/ Memantau hidrasi.
3.Observasi konsistensi faeces.
R/ Mengetahui adanya kelainan.
4.Observasi keluhan pasien.
R/ Menentukan intervensi yang akan diberikan.
5.Berikan makanan dalam bentuk lunak.
R/ Mencegah perdarahan pada usus
Perencanaan Pulang/Discharge
planning
a.Berikan informasi tentang kebutuhan aktivitas
sesuai dengan tingkat perkembangan dan kondisi
fisik, terutama pentingnya istirahat minimal
sampai dengan 7 hari bebas demam.
b.Jelaskan pada pasien tentang cara penularan
penyakit dan pencegahannya, caranya: anjurkan
pasien untuk tidak jajan di pinggir jalan, anjurkan
pasien untuk mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, anjurkan pada pasien dan
keluarga untuk mencuci bahan makanan seperti
beras, sayuran, anjurkan pasien sebaiknya
membawa peralatan makan seperti sendok ke
tempat kerja.
Perencanaan Pulang /
Discharge planning
c.Jelaskan terapi yang diberikan, dosis dan efek
samping.
d.Jelaskan gejala kekambuhan penyakit dan hal
yang harus dilakukan untuk mengatasi gejala
yaitu dengan menjaga kebersihan diri maupun
lingkungan.
e.Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai
waktu yang ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA