Oleh:
SITI NURAINI
043111008
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama
NIM
: 3104008
Judul
: Efektivitas
Pembelajaran
PAI
dengan
Metode
Pembimbing II
Fakhur Rozi , M. Ag
ii
ABSTRAK
iii
pernah 0%. Siklus III pertemuan 1 siswa sangat sering 63,41%, sering 36,59%,
kurang dan tidak pernah 0%.
Hasil tes menunjukkan bahwa siswa mampu menghemat konsep yang
telah ia pelajari pada 1 minggu ke depannya dengan perkataan lain materi yang
masih membekas pada ingatan siswa. Pada siklus I dengan rata-rata penghematan
70,27 %, pada siklus 2 rata-rata penghematan 83,08%. Pada siklus III rata-rata
penghematan 88,93%. Hasil test tersebut dapat dilihat terjadi peningkatan pada
tiap siklusnya.
Penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PAI dengan
metode demonstrasi dapat membuat siswa belajar aktif melalui berbuat yang
melibatkan indera yang dimiliki dan dapat meningkatkan retensi siswa SKKD
shalat pada kelas VIII D SMPN 16 Semarang semester ganjil tahun ajaran
2008/2009.
iv
DEKLARASI
Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tangung jawab, bahwa
skripsi ini, tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain, diterbitkan, . dan
tidak berisi pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi
yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 9 Desember2008
Deklarator,
Siti NurAini
NIM. 043111008
MOTTO
vi
DEPARTEMEN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Telp 024 76091295 Semarang 50185
PENGESAHAN
Skripsi saudara : Siti Nur Aini
Nomor Induk
: 043111008
Judul skripsi
Sekretaris Sidang
Fakhrur Rozi M. Ag
NIP: 150 274 612
Sugeng Ristianto M. Ag
NIP: 150 234 335
Penguji I
penguji II
Nasiruddin M. Ag
NIP: 150277510
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Wahyudi M . Pd
NIP : 150 274 611
Fahkrur Rozi M. Ag
NIP: 150 274 612
vii
PERSEMBAHAN
SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK :
terdekatku
kepeduliannya
4. Almamaterku
viii
terima
kasih
atas
cinta
dan
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga
skripsi yang berjudul Efektivitas Pembelajaran PAI dengan Metode Demonstrasi
untuk Meningkatkan Retensi Siswa SKKD Shalat Pada Siswa Kelas VIII
Semester I SMP Negeri 16 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009 dapat selesai
dengan baik.
Adapun tujuan dan maksud penulisan skripsi ini sebagai tugas akhir yang
harus penulis lakukan untuk menuntaskan studi belajar S1 Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang. Skripsi ini tidak dapat selesai tanpa adanya dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu tak lupa mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. DR. H. Ibnu Hadjar M. Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
2. Drs. Wahyudi M. Pd, Dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan.
3. Fahkrur Rozi M. Ag, Dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan.
4. Drs. Sutrisno M. M Kepala sekolah SMPN 16 Semarang yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
5. Siti Maryam, S. Pd.I, guru mata pelajaran PAI kelas VIII SMPN 16 Semarang
yang telah memberikan bantuan dan pengarahan.
6. Ibu, Bapak, semua keluarga terkasih dan tersayang, yang telah memberikan
dorongan serta bantuan yang berupa materiil maupun spirituil.
7. Untuk sahabat-sahabat terdekatku dan semua pihak yang telah membantu
fasilitas dan memberikan semangat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis
perlukan demi kesempurnaan skripsi ini.
ix
Siti NurAini
NIM. 043111008
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................
ii
ABSTRAK .................................................................................................
iii
DEKLARASI ..............................................................................................
MOTTO ......................................................................................................
vi
vii
viii
ix
xi
xiii
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah ......................................................
F. Metode Penelitian................................................................
10
17
21
23
23
24
xi
25
25
30
32
34
BAB III
BAB IV
BAB V
C. Retensi ................................................................................
36
1. Pengertian Retensi...........................................................
36
37
43
46
48
49
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................
52
52
53
64
65
C. Pembahasan ........................................................................
78
PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................
86
B. Saran ...................................................................................
87
C. Penutup.
87
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
68
68
3. Data hasil tes siswa tentang konsep yang masih diingat pada
siklus I ................................................................................................
69
72
5. Data hasil tes siswa tentang konsep yang masih diingat pada
siklus II ..............................................................................................
73
76
7. Data hasil tes siswa tentang konsep yang masih diingat pada
siklus III .............................................................................................
76
79
80
81
82
83
85
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
79
80
82
83
84
85
xiv
Lampiran III.C
SILABUS PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standart Kompetensi
Kompetensi
Dasar
1. Menjelaskan
1.
salat
berjamaah
2.Mempraktekan 2.
salat
berjamaah
Suber belajar
1. Buku
paket PAI.
2. Buku
panduan
shalat.
3. Alat-alat
shalat.
4. LKS
Alokasi
Waktu
2x 40 menit
Lampiran III.B
SILABUS PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standart Kompetensi
Kompetensi
Dasar
1. Menjelaskan
1.
ketentuanketentuan
salat jenazah
2.
Tujuan
Evaluasi
Pembelajaran
1. Siswa
dapat 1. Tes
menjelaskan
formatif
pengertian dan 2. Kuis
hukum
salat 3. Praktek
jenazah
shalat
2. Siswa
dapat
jenazah
menjelaskan tata
cara
salat
jenazah
3. Siswa
dapat
mempraktekkan
dan melakukan
salat jenazah
Suber belajar
Alokasi Waktu
2 x 40 menit
Lampiran III.A
SILABUS PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester
: VIII/I
Standart Kompetensi : Memahami dan Membiasakan Shalat Rowatib, Dhuha, Tahiyatul masjid
Kompetensi Dasar
Indikator
1. Menjelaskan
ketentuanketentuan,
macam-macam
dan
mempraktikan
salat rowatib
2. Menjelaskan
ketentuanketentuan,
menghafal doa,
dan
mempraktekan
shalat dhuha
3. Menjelaskan
ketentuanketentuan shalat
tahiyyatul
masjid
dan
Itikaf
serta
mempraktekann
ya. :
1. Menjelaskan
pengertian shalat
sunah rawatib
2. Menyebutkan
macam-macam
salat
sunah
rawatib
3. Menjelaskan
pengertian shalat
dhuha
4. Mempraktikan
salat dhuha
5. Menjelaskan
pengertian salat
tahiyyatul
masjid
6. Mempraktekan
shalat tahiyyatul
masjid
Materi Pokok
Tujuan Pembelajaran
Evaluasi
Suber belajar
Memahamidan 1. Siswa
mampu 1. Observasi a. Buku paket
PAI.
membiasakan
memahami pengertian 2. Tes tertulis
(kuis).
b. Buku
Shalat
shalat Rowatib
panduan
Rowatib,
2. Siswa
mampu 3. Tes tertulis
(ulangan
shalat.
Dhuha,
menyebutkan macamTahiyatul
macam shalat sunnah
harian)
c. Alat-alat
masjid
shalat.
rowatib
3. Siswa
mampu
d. LKS
Menjelaskan
pengertian
shalat
dhuha
4. Siswa
mampu
mempraktikan
salat
dhuha
5. Siswa
mampu
menjelaskan pengertian
salat tahiyyatul masjid
6. Siswa
mampu
mempraktikkan shalat
tahiyatul masjid
Alokasi
Waktu
2 x 40 menit
Lampiran:
Siklus satu:
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi Waktu
I. Tujuan Pembelajaran
2.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
Menyampaikan tujuan, apersepsi dan motivasi
dengan cara bertanya npernahkah anak-anak
melakukan salat sunah dhuha, rawatib dan
tahiyyatul masjid dalam kesehariannya?
Kegiatan Inti
Guru memberi kesempatan membaca buku panduan
Pengorganisasian
Peserta
Waktu
3 menit
10 menit
30 menit
10 menit
20 menit
7 menit
VI. Penilaian
1. Prosedur tes
Tes awal
Tes Proses
Tes akhir
2. Jenis tes
3. Alat tes
: tidak ada
: tidak ada
: ada
: tes tertulis
: terlampir
Semarang, Juli 2008
Kepala Sekolah
Guru Kelas
Lampiran:
SIklus satu
Soal tes Tertulis (Ingatan)
Materi
Mapel
Kelas
Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X)huruf a, b, c atau
d!
1. Shalat sunah (nafilah) dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu salat sunah
rawatib dan
a. salat sunah ghoiru rawatib
muakad
b. salat sunah rawatib muakad
4. Di bawah ini yang tidak termasuk salat sunah ghairu rawatib adalah
a. salat dhuha dua rakaat
rakaat
b. salat ied dua rakaat
b. mubah
d. fardhu ain
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
c. iii, v, vi
b. vi, vii
d. ii, v, vi
11. Salat sunah yang dikerjakan ketika matahari setinggi tombak hingga menjelang
waktu dhuhur disebut
a. salat qobla dhuhur
c. sunah muakad
b. fardhu kifayah
d. mubah
c. 2 sampai 10 rakaat
b. 2 sampai 8 rakaat
d. 2 sampai 12 rakaat
14. Menurut hadits Nabi SAW jumlah rakaat salat dhuha yang paling sering
dikerjakan oleh nabi adalah
a. 2 rakaat
c. 6 rakaat
b. 4 rakaat
d. 8 rakaat
15. Salat sunah yang dikerjakan saat masuk masjid sebagai penghormatan masjid
disebut
a. salat iftitah masjid
c. salat Itikaf
b. salat istikharah
16. Berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah dan mendekatkan diri
kepada-Nya disebut
a. Itikaf
b. Tahiyyatul masjid
c. 4 rakaat
b. 2 rakaat
d. 6 rakaat
18. Dibawah ini yang termasuk salat sunah rawatib muakad adalah
a. dua rakaat sebelum dan sesudah dhuhur
b. dua rakaat sebelum asar
c. dua rakaat sesudah asar
d. dua rakaat sebelum maghrib
19.
Diatas adalah doa
a. salat tahajud
c. salat dhuha
b. salat istikharah
d. salat hajad
20. Jika kita dating kemesjid hendak salat berjamaah, tetapi sudah iqomah maka
a. sebelum salat fardhu kita tetap melaksanakan salat tahiyyatul masjid
b. langsung melaksanakan salat fardu
c. melaksanakan salat rawatib terlebih dahulu
d. menunggu
adzan
selsesai,
melaksanakan
salat
tahiyyatul
masjid,
Diatas adalah doa
a. masuk kantor pemerintahan
c. keluar masjid
b. ketika bepergian
d. masuk masjid
22. Dibawah ini tata cara masuk ke mesjid yang benar adalah
a. tidak ada aturan untuk masuk kemesjid
b. masuk mesjid dengan mendahulukan kaki kanan.
c. melepas sandal kaki kiri kita dahulukan, diletakkan diatas sandal terlebih
dahulu kemudian kaki kanan didahulukan untuk masuk kemesjid dengan
membeca doa
d. melepas sandal kaki kanan kita dahulukan, diletakkan diatas sandal terlebih
dahulu kemudian kaki kiri didahulukan untuk masuk kemesjid dengan
membeca doa
23.
Lafal diatas adalah niat salat
a. istikharah
c. salat dhuha
b. hajad
d. salat tahajud
24. Ketika kita melaksanakan salat baik sunah atau fardhu, sebagai salah satu
syarat sah salat adalah terjaga kesuciannya atau suci dari hadas, yang dimaksud
terjaga kesuciannya adalah
a. suci pakaian, badan dan tempatnya
b. suci yang digunakan untuk salat yaitu sajadahnya
c. suci tempat yang digunakan untuk salat
d. suci dari hadas besar termasuk haid atau sedang dalam keadaan junub
25. Dibawah ini adalah niat salat tahiyyatul masjid adalah
a.
b.
c.
d.
Lampiran :
Sklus dua
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
A. Standar Kompetensi
: SMPN 16 SEMARANG
: PAI
: VIII/ Ganjil
: Salat Jenazah
: 2 x 40 menit
: Memahami tata cara salat jenazah
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
Kelompok B
1,2,3,4
Tata cara salat
jenazah
Kelompok C
1,2,3,4
Jenazah orang yang
mati syahid
Kelompok D
1,2,3,4,5
Salat ghoib
Kelompok F
1,2,3,4
Tata cara salat
jenazah
Kelompok G
1,2,3,4
Jenazah orang yang
mati syahid
Kelompok H
1,2,3,4
Salat ghoib
Kelompok J
1,2,3,4
Tata cara salat
jenazah
1,2,3,4
Tata cara salat
jenazah
4. Setiap kelompok bertugas membaca dan memahami materi yang ada dalam
buku panduan mata pelajaran maupun Lembar Kerja Siswa (LKS)
5. Setiap kelompok melakukan diskusi kecil dan merangkum hasil demonstras
6. Setiap kelompok menugaskan satu orang untuk menyampaikan hasil diskusi
kecil kelompoknya didepan kelas.
7. Kembalikan seperti semula dalam kelompok besar dalam satu kelas untuk
penyampaian hasil diskusi mengulas permasalahan, sandainya ada masalah
yang belum terpecahkan.
8. Guru melempar beberapa pertanyaan untuk penjajagan pemahaman materi.
9. Setelah selesai menyampaikan hasil diskusinya, guru mrmberikan kesimpilan,
penekanan dan tindak lanjut.
10. Praktik shalat jenazah di musholla SMPN 16 Semarang
11. Refleksi
12. Penilaian dengan memberikan soal tes yang telah disiapkan pada akhir
pelajaran.
Semarang,
Kepala Sekolah
Guru Kelas
Juli 2008
: Salat Jenazah
: PAI
: VIII
Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c atau d pada jawaban yang
benar !
1. Mengerjakan salat jenazah hukumnya
a. sunah muakad
c. mubah
b. fardhu ain
d. fardhu kifayah
2. Salat jenazah yang jenazahnya tidak berada pada tempat orang yang
menyalatkan, karena berada ditempat yang jauh atau karena sudah dikubur
disebut
a. salat jenazah jarak jauh
c. salat rawatib
b. salat jenazah
d. salat ghoib
c. tiga takbir
b. dua takbir
d. empat rakaat
Lafal diatas adalah niat salat
a. jenazah, apabila jenazahnya laki-laki
b. ghoib, jenazahnya laki-laki
c. jenazah, apabila jenazahnya perempuan
d. jenazah, apabila ada dua jenazah laki-laki dan perempuan.
c. 5 shaf
b. 4 shaf
d. 7 shaf
7. Pak Yusuf ketika menyalatkan jenazah memakai pakaian muslim, sebab selain
bertujuan untuk menutup aurat juga agar rapi. Menutup aurat termasuk
a. syarat wajib salat jenazah
c. berdiri
d. mengucap salam
10. Dibawah ini yang tidak dilakukan pada saat salat jenazah, kecuali
a. membaca tasbih
c. Itidal
b. berdiri
d. membaca istighfar
11. Pak Didin ketika salat jenazah membaca shalawat atas Nabi. Shalawat tersebut
dibaca setelah
a. takbir pertama
c. takbir keempat
b. takbir ketiga
d. takbir kedua
12. Untuk menyalatkan jenazah laki-laki, posisi imam sebaiknya berdiri lurus atau
dekat dengan ...
a. perut jenazah
c. kepala jenazah
b. penggang jenazah
d. dada jenazah
13. Mengangkat tangan ketika takbir dalam salat jenazah hukumnya adalah
a. wajib
c. sunah
b. makruh
d. mubah
14. Setelah bersuci, wudhu atau tayamum, orang akan menyalatkan jenazah yang
akan dilakukan pertama kali adalah
a. membaca basmalah
16.
a. takbir keempat
c. takbir kedua
b. takbir ketiga
d. takbir pertama
c. takbir ketiga
b. takbir kedua
d. takbir kelima
Lafal diatas dibaca pada saat
a. salat jenazah takbir pertama
b. salat jenazah takbir kedua
c. salat jenazah takbir ketiga
d. salat jenazah takbir keempat
lagi
b. Dikafani
22.
Diatas adalah niat salat jenazah bila jenazahnya
a. satu laki-laki
b. 2 jenazah yang terdiri atas laki-laki dan perempuan
c. 2 jenazah perempuan
d. satu jenazah perempuan
23. Urutan ketika kita melaksanakan salat jenazah
I. Berdiri bagi yang mampu
II. membaca salawat atas Nabi
III. Berdoa untuk jenazah
IV. Takbir empat kali
V. Niat
VI. Membaca salam pada akhir salat
VII. Membaca surat Al-Fatihah
Urutan salat jenazah yang benar adalah
a. V, I, IV, VII, II, III, VI
24.
Berdasarkan ayat diatas bahwa jenazah yang dilarang untuk disalatkan
adalah
a. Jenazah yang melakukan salat fardu tapi banyak yang ditinggalkan selam
hidup didunia
b. Jenazah yang beragama islam tapi tidak melakukan salat fardhu
c. Jenazah yang beragama islam tapi menjadi dukun
d. Jenazah orang kafir atau tidak beragama Islam
25. Orang yang mati syahid karena tenggelam disungai maka
a. jenazahnya dikafani, disalatkan dan dikuburkan
b. jenazahnya disalatkan kemudian dikuburkan
c. jenazahnya langsung dikuburkan
d. jenazahnya dimandikan, dikafani, disalatkan dan dikuburkan
Siklus tiga:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
A. Standar Kompetensi
waktu
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
D. Tujuan
: SMPN 16 SEMARANG
: PAI
: VIII/ Ganjil
: Salat Jamaah
: 2 x 40 menit
: Memahami salat jamaah dalam setiap salat lima
: Menjelaskan salat berjamaah
Mempraktekan salat berjamaah
:
1. Menjelaskan tata cara salat berjamaah
2. Menjelaskan ketentuan menjadi makmum masbuq
3. Menjelaskan bagaimana cara mengingatkan imam
yang lupa
4. Mempraktikan salat berjamaah
:
Kelompok A
1,2,3,4,5
Pengertian
shalat jamaah
dan
hukumnya
Kelompok F
1,2,3,4
Pengertian
shalat jamaah
dan
hukumnya
Kelompok B
1,2,3,4
Mendiskusikan
syarat imam dan
makmum
Kelompok C
1,2,3,4
Mendiskusikan
makmum
masbuq
Kelompok G
1,2,3,4
Mendiskusikan
syarat imam dan
makmum
Kelompok H
1,2,3,4
Mendiskusikan
syarat imam dan
makmum
Kelompok D
Kelompok E
1,2,3,4
1, 2, 3, 4,
Mendiskusikan Mendiskuksikan
tentang imam tentang hikmah
shalat
yang lupa
berjamaah
Kelompok I
Kelompok J
1,2,3,4
1,2,3,4
Mendiskusikan Mendiskuksikan
tentang imam tentang hikmah
shalat
yang lupa
berjamaah
4. Setiap kelompok bertugas membaca dan memahami materi yang ada dalam
buku panduan mata pelajaran maupun Lembar Kerja Siswa (LKS)
5. Setiap kelompok melakukan diskusi kecil dan merangkum hasil diskusi.
6. Setiap kelompok menugaskan satu orang untuk menyampaikan hasil diskusi
kecil kelompoknya didepan kelas.
7. Kembalikan seperti semula dalam kelompok besar dalam satu kelas untuk
penyampaian hasil diskusi mengulas permasalahan, jika ada permasalahan
yang belum terpecahkan.
8. Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk penjajagan pemahaman
materi.
9. Mempraktikan shalat berjamaah di Musholla SMP N 16 Semarang
10. Sebelum pelajaran diakhiri, untuk meningkatkan pemahaman dan tahu
tentang manfaat salat berjamaah maka peserta didik diberi tugas untuk
mengamati salat berjamaah dirumah yang ada di masjid masing-masing
11. Setelah selesai menyampaikan hasil diskusinya, guru mrmberikan
kesimpulan, penekanan dan tindak lanjut.
12. Refleksi
13. Penilaian dengan memberikan soal tes yang telah disiapkan pada akhir
pelajaran.
Semarang,
Agustus 2008
Kepala Sekolah
Guru Kelas
Siklus tiga:
Materi
Mapel
Kelas
Pilihlah Jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf a, b, c
atau d
1. Shalat berjamaah dapat dilaksanakan apabila
a. tidak ada orang kecuali dirinya sendiri
b. terdapat lebih dari satu orang
c. terdapat seorang ustadz dan anak balita
d. terdapat sekumpulan anak kecil
2. Shalat berjamaah sekurang-kurangnya terdiri atas
a. dua orang
c. lima orang
b. tiga orang
4. Persyaratan
menjadi
imam
tidak
mudah.
Masalah
usia
menjadi
pertimbangan
a. utama
c. terakhir
b. Pertama
d. pertengahan
5. Apabila salat berjamaah hanya terdiri atas dua orang laki-laki, posisi
makmum
a. berdiri disamping kiri imam
6. Apabila makmum terdiri atas laki-laki, perempuan dewasa, anak dan remaja.
Shaf yang paling belakang ditempati
a. jamaah perempuan
c. munfarid
b. sendirian
d. bergerombol
a. shalat berjamaah lebih utama dari pada shalat sendirian
b. makmum tidak boleh mendahului setiap gerakan imam
c. boleh meninggalkan shalat berjamaah apabila berhalangan
d. shaf yang lurus dan rapi meruipakan syarat utama salat jamaah
15. jika seorang imam lupa geraan shalat maka makmum bias mengingatkan
dengan cara
a. membaca tasbih bagi laki-laki dan perempuan
b. bertepuk tangan bagi laki-laki
c. menbaca tasbih bagi kaum laki-lki
d. membaca tasbih bagi kaum perempuan
16. Juka imam batal shalatnya maka
a. makmum menunggunya mengambil air wudhu, lalu ia memulai shalat lagi
b. makmum dibelakangnya maju selangkah untuk memimpin shalat dari awal
c. mkmum dibelakngnya berjalan menuju tempat imam untuk melanjutkan
memimpin salat hinmgga selesai
d. makmum dibeakangnya maju selangkah untuk melanjutkan memimpin salat
berjamaah.
17. Menurut sebagian besar ulama, hokum salat berjamaah adalah
a. fardhu ain
c. fardhu kifayah
b. sunah
d. sunah muakad
19. Cara yang dilakukan makmum perempuan untuk mengngatkan imam yamg
lupa ...
a. membaca tasbih
b. bertepuk tangan
d. membaca istighfar
20. Jika makmum datang kemasjid hendak shalat maghrib berjamaah, tetapi
makmum tersebut menjumpai sahalat jamaah sudah terlambat satu rakaat,
maka .
a. makmum tersebut mengikuti imam apapun bentuknya dan ketika selesai
menambah satu rakaat lagi untuk melengkapi
bacaannya dinyaringkan
c. bacaannya lirih
b.
bacaannya dikeraskan
d. bacaacnya ditartilkan
101
Lampiran IV
3.
Macammacam dan
waktu
shalat
Siklus I
ShalatRowatib,Dhuha,
Tahiyatul Masjid
1. Shalat Rowatib
2. Shalat Dhuha
3. Shalat Tahiyatul
masjid
1. Shalat Rowatib
2. Shalat Dhuha
3. Shalat Thiyatul
masjid
1. Shalat Rowatib
2. Shalat Dhuha
3. Shalat Tahiyatul
Masjid
4.
Hukum
Sunnat
Fardu kifayat
5.
Bilangan
shalat
1. Shalat Rowatib
2. Shalat Dhuha dan
Tahiyatul masjid
1. Laki-laki
2. Perempuan
3. Anak-anak
6.
Doa dan
Lafal
Shalat
1. Shalat Rowatib
2. Shalat Dhuha
3. Shalat Tahiyatul
masjid
No.
Konsep
1.
Pengertian
masingmasing
shalat
Ketentuan
2.
Jumlah
16
Siklus II
Shalat Jenazah
1. Shalat Jenazah
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
Memandikan
Mengkafani
Menshalatkan
Menguburkan
Laki-laki
Perempuan
Anak-anak
1. Laki-laki
2. Perempuan
3. Anak-anak
16
Siklus III
Shalat
Berjamaah
1. Shalat
Berjamaah
1. Imam
2 . Makmum
Masbuq
1. Shalat
Fardu lima
kali
2. Shalat
Terawih
dan Witir
3. Shalat dua
hari raya
1. Fardu dan
Sunnat
1. Shalat
Fardu lima
kali
2. Shalat
Terawih
dan Witir
3. Shalat dua
hari raya
1. Shalat
Fardu lima
kali
2. Shalat
Terawih
dan Witir
3. Shalat dua
hari raya
13
No
Skala Kriteria
1.
mengingat
materi
serta
memahami
apa
yang
Lampiran 7
1. Wawancara
2. Hari/Tanggal
3. Tempat
: SMPN 16 Semarang
4. Proses
: Tanya Jawab
No.
1.
Pertanyaan Kunci
Jawaban
memberikan
semangat
belajar
dan
3.
membuat
mata
pelajaran
PAI
PAI
(Shalat)
membuat
anda
Lampiran 6
PEDOMAN WAWANCARA
(UNTUK SISWA)
1. Wawancara
2. Hari/Tanggal
3. Tempat
: SMPN 16 Semarang
4. Proses
: Tanya Jawab
No
Pertanyaan Kunci
1.
PAI
(shalat)
Jawaban
dengan
metode
3.
4.
anda,
lebih
mudah
diingat
dan
Apakah
dengan
metode
demonstrasi
Lampiran 5
PEDOMAN WAWANCARA
(UNTUK SISWA)
1. Wawancara
2. Hari/Tanggal
3. Tempat
: SMPN 16 Semarang
4. Proses
: Tanya Jawab
No
1.
Pertanyaan Kunci
Melalui
metode
dilakukan
apakah
menguasai
serta
demonstrasi,
Jawaban
yang
telah
anda
memahami
atau
mudah
mengingat
mata
3.
4.
5.
Apakah
dengan
demonstrasi,
menggunakan
membuat
belajar
anda
metode
lebih
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
(UNTUK GURU)
5. Wawancara
6. Hari/Tanggal
7. Tempat
: SMPN 16 Semarang
8. Proses
: Tanya Jawab
No
Pertanyaan Kunci
Jawaban
1.
2.
3.
4.
yang
paling
efektif
untuk
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
(UNTUK SISWA)
9. Wawancara
10. Hari/Tanggal
11. Tempat
: SMPN 16 Semarang
12. Proses
: Tanya Jawab
No
Pertanyaan Kunci
1.
2.
3.
4.
5.
Jawaban
Lampiran I
:
:
:
:
SMPN 16 Semarang
VIII D
Ganjil
2008/2009
Siklus I Pertemuan 1
Guru
X
X
X
X
X
X
Keterangan :
: Tempat duduk siswa
: Kelompok siswa
X : Meminta bantuan guru
: Siswa yang kurang mengikuti kerja metode demonstrasi
Hasil pengamatan :
1. Jumlah siswa yang meminta bantuan dan bimbingan guru 15 siswa.
2. Jumlah siswa yang kurang aktif dalam kerja demonstrasi 10 siswa.
3. Jumlah siswa yang aktif dalam kerja metode demonstrasi 31 siswa.
X
X
X
X
Keterangan :
: Tempat duduk siswa
: Kelompok siswa
X : Meminta bantuan guru
: Siswa yang kurang mengikuti kerja metode demonstrasi
Hasil pengamatan :
1. Jumlah siswa yang meminta bantuan dan bimbingan guru 14 siswa.
2. Jumlah siswa yang kurang aktif dalam kerja metode demonstrasi 6 siswa.
3. Jumlah siswa yang aktif dalam kerja metode demonstrasi 21 siswa.
:
:
:
:
SMPN 16 Semarang
VIII D
Ganjil
2008/2009
Siklus II Pertemuan 1
Guru
X
X
X
X
Keterangan :
: Tempat duduk siswa
: Kelompok siswa
X : Meminta bantuan guru
: Siswa yang kurang mengikuti kerja metode demonstrasi
Hasil pengamatan :
1. Jumlah siswa yang meminta bantuan dan bimbingan guru 10 siswa.
2. Jumlah siswa yang kurang aktif dalam kerja metode demonstrasi 4 siswa.
3. Jumlah siswa yang aktif dalam kerja metode demonstrasi 37 siswa.
:
:
:
:
SMPN 16 Semarang
VIII D
Ganjil
2008/20079
X
X
X
Keterangan :
: Tempat duduk siswa
: Kelompok siswa
X : Meminta bantuan guru
: Siswa yang kurang mengikuti kerja metode demonstrasi
Hasil pengamatan :
1. Jumlah siswa yang meminta bantuan dan bimbingan guru 6 siswa.
2. Jumlah siswa yang kurang aktif dalam kerja metode demonstrasi 0 siswa.
3. Jumlah siswa yang aktif dalam kerja metode demonstrasi 35 siswa.
Pertemuan 2
No.
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
NOVITA DEWI
PUTRA NANDA
R.R RAHMAWATI
EDI SANTOSO
THERISA T
AISYAH TIKA R
ANDINI EKA M
ANTIKA SARASWATI
ERLIANA SETYANI
LUSY RIADINA
SANTIAJI TRAPSILA
TONI NUR RIFAI
BELLE DWI SEPTENI
NOVI PUSPITA SARI
PUSPA FITRIANA
ALFIAN PERMANA
ARDIKA INDMAWAN
ARUM RIZKI S
DHEDHE ANTON WIBOWO
DYAN VALENTINA
FERANI FADHILAH A
FITRIA RACHMAWATI
GALIH EKO RISTIANTO
GILANG PERDANA A
GUSTI AYU REMBULANSARI
HARI RESPIKANI
HAYU ADI NUGROHO
IWAN HARIADI
MARLIANA FITRI FINDIAWATI
MEGA AYUNINGTYAS
SANDRA SUPRIANA
NOVI EKA YULIANTI
RISQI ZUBAIDHI AGENG W
SHERLY DAMAYANTI
WINDHI AYU WIRA YUDHA
WIRA YUDHA
YANUAR KHUSNUL
YULIANTIKA PUTRI
YULIA ASMARAWATI
ARGA HENDI AJI
YULINDA
JUMLAH
Nama
Jenjang Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
Kensep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Modgan, Cliffort T., Introduction of Psychology, New York: The Mc. Graw Hill
Book Company, 2002.
Moeslichatoen, Metode Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Moleong, Lexi J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2000.
Muti, Abdul, Proses Belajar Kognitif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Muchith, M. Saekhan, Pembelajaran Kontekstual, Semarang: Rasail, 2008
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Islam: Pemberdayaan, Pengembangan
Kurikulum, hingga Redifinisi Islamisasi Pengetahuan, Bandung: Nuansa
Cendekia, 2003, Cet I.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001.
Mulyasa, E, Implementasi kurikulum 2008, Bandung: PT Rosda Karya, 2005.
__________, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Rosda Karya, 2004.
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Nasutiom, S., Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara: 2000.
Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2003.
Nasution, S., Dasar-Dasar Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Proyek Pembinaan Sarana dan Prasarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN, Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, 1984.
Rahardjo, Media Pendidikan, Semarang: Pustaka Pelajar, 1998.
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005.
Riyanto, Yatim, Metodologi Penelitian suatu Tindakan Dasar, Surabaya: Sie
Surabaya, 1996, cet. 4.
Usman, Basyirudin, dkk, Media Pembelajaran, Jakarta: Delia cipta Utama, 2002.
Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya, 2002.
UU RI No. 20 Tahun 2003, SISDIKNAS, Bandung : Citra Umbara, 2003.
Verbeek, Ingatan, Yogyakarta: Kanisius, 2000.
Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006.
Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Putra
Grafika, 2006, Cet. I.
Yusuf, Tayar, Ilmu Praktek Mengajar, Bandung: PT Al-Maarif, 2003.
Zein, Muhammad, Metodologi Agama, Yogyakarta: AK Group dan Indra Buana,
2001.
Zuhairini, et. al. , Metode Mengajar Agama, Solo: Ramdani, 2004.
__________, et.al., Metodologi Pengajaran Agama, Solo: Ramdani, 2000.
__________, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: IAIN Sunan
Ampel Malang , 2005.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bertolak dari rumusan masalah, tujuan penelitian dan hasil yang
telah diperoleh dari pelaksanaan tindakan dari siklus I , siklus II dan siklus III
serta pembahasan di atas secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut .
1. Pembelajaran PAI dengan menerapkan metode demonstrasi dikatakan
efektif dan efisien membuat siswa belajar aktif melalui berbuat yang
melibatkan indera yang dimiliki yaitu indera pendengaran, indera
penglihatan, dan indera sentuh (motorik) SKKD shalat pada kelas VIII D
SMPN 16 Semarang semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009 dengan
kategori kecenderungan sebagai berikut.
a. Siswa dikategorikan sangat sering menggunakan indera pendengaran
dengan besar persentese pada siklus I, pertemuan pertama 34,15 ,
pertemuan II 31,70%, siklus II 41,38% dan siklus III 73,17%.
b. Siswa dikategorikan sangat sering menggunakan indera penglihatan
dengan besar persentese pada siklus I
pertemuan I
24,39%,
dikategorikan
sangat
sering
menggunakan
indera
63,41%.
d. Pembelajaran
PAI
dengan
menggunakan
metode
demonstrasi
87
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran PAI dan hasil belajar siswa terhadap suatu konsep PAI maka
penulis memberikan saran sebagai berikut.
1. Kepada Guru
Disarankan agar dalam melaksanakan pembelajaran dapat
melibatkan seluruh indera yang dimiliki siswa sehingga keberagaman
kecenderungan cara belajar dapat teratasi dan kreatif dalam menggunakan
dan memilih media pembelajaran sehingga siswa dapat menerapkan dalam
keseharian.
2. Kepada Siswa
Disarankan agar dalam belajar siswa lebih aktif dan kreatif dalam
menggunakan indera yang dimiliki ketika belajar dan hendaknya ketika
mempelajari suatu konsep PAI tidak hanya hafal akan tetapi mengerti dari
mana konsep itu didapat.
3. Kepada Lembaga Pendidikan
Hasil penelitian ini hendaknya dapat dipergunakan sebagai
masukan dan pertimbangan bagi lembaga-lembaga
pendidikan untuk
C.
Penutup
Syukur alhamdulillah dengan rahmat, taufik dan hidayah dari Allah
SWT, penulis dapat berhasil menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
baik. Meskipun jauh dari kesempurnaan, dengan bekal kemampuan
semaksimal mungkin, penulis telah berusaha menulis tugas akhir ini
dengan sebaik-baiknya dengan harapan semoga bermanfaat , khususnya
bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis berdoa mudah-mudahan hasil penelitian ini menjadi amal
ibadah penulis lewat kerja dunia ilmu pengetahuan. Kritik dan saran yang
88
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Mengingat pepatah Tiada gading yang tak retak semoga Allah
senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis dan kepada pembaca
yang budiman. Amin.
89
NPM
: 043111008
Program Studi
Fakultas
: Tarbiyah
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
64
65
Pembelajaran PAI dengan metode demonstrasi pada pokok bahasan
Shalat. Media pembelajaran alat-alat shalat yang telah disiapkan, siswa tampak
lebih kreatif dan dengan mudah mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan
shalat. Adanya media tersebut siswa tampak serius diskusi dalam kelompok
untuk memahami bagaimana tata cara shalat yang baik dan tertib walaupun masih
ada beberapa siswa yang hanya menggantungkan pada pekerjaan temannya
karena merasa hanya perwakilan kelompok saja cukup. Bagi siswa yang
berpotensi dapat dengan mudah melaksanakan shalat dan sebagian ada yang
memerlukan bimbingan.
Observasi sistematis ini penulis lakukan dengan memberikan tes formatif
kepada siswa. Materi tes sama seperti konsep yang telah diajarkan. Waktu tes ini
adalah 1 minggu setelah pembelajaran berlangsung tanpa ada pemberitahuan
sebelumnya. Penulis memilih waktu satu minggu sesudah pembelajaran karena
rentang waktu pembelajaran pada satu mata pelajaran. Ketika tes dilakukan pada
awalnya siswa sempat protes dan ragu akan kemampuannya, akan tetapi soal
setelah diberikan siswa tampak serius dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan
soal dan siswa mengerjakan soal hanya bergantung pada ingatan pada materi
yang diberikan.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil dan observasi yang telah penulis lakukan bersama
dengan kolaborator penelitian yaitu guru bidang studi PAI kelas VIII D SMPN
16 Semarang. Setelah diadakan diskusi evaluasi pada setiap tindakan yang telah
dilakukan dalam mengatasi masalah rendahnya retensi dengan menerapkan
pembelajaran metode demonstrasi dengan mengefektifkan belajar dengan berbuat
yang melibatkan semua indera yang dimiliki siswa. Hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Siklus I
Pada siklus I pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua kali
pertemuan dan satu kali tes formatif untuk mengetahui retensi siswa.
Pertemuan I dengan sub pokok bahasan shalat rowatib dan Pertemuan II
66
dengan sub pokok bahasan shalat dhuha dan tahiyatul masjid. Dengan jumlah
kelompok 10 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Dengan hasil
penelitian sebagai berikut.
a. Hasil observasi tentang interaksi guru dengan siswa dan antar siswa
dalam kerja demonstrasi dengan memberikan tanda pada denah tempat
duduk siswa dalam kelompok diperoleh hasil sebagai berikut.
1) Pertemuan I
Siswa yang kurang mengikuti kerja metode demonstrasi = 10 siswa.
Persentase :
10
x 100% = 24,39%
41
16
x 100% = 39,02%
41
15
x 100% = 36,59%
41
2) Pertemuan II
Siswa yang kurang mengikuti kerja metode demonstrasi = 6 siswa.
Persentase :
6
x 100% = 14,63%
41
21
x 100% = 51,22%
41
14
x 100% = 34,15%
41
67
b. Hasil observasi dari daftar chek list tentang kecenderungan siswa dalam
menggunakan indera pendengar, penglihatan dan indera sentuh atau
motorik diperoleh data dan penghitungan persentasenya sebagai berikut.
1) Pertemuan I
Tingkat kecenderungan siswa menggunakan indera pendengaran.
Tidak pernah
Jarang
Sering
Sangat sering
Jarang
Sering
Sangat sering
Jarang
Sering
Sangat sering
2) Pertemuan II
Tingkat kecenderungan siswa menggunakan indera pendengaran.
Tidak pernah
Jarang
Sering
Sangat sering
Jarang
Sering
Sangat sering
68
Tidak pernah
Jarang
Sering
Sangat sering
Indera
Indera
Indera Sentuh/
Pendengaran
Penglihatan
Motorik
Jml
Siswa
Persentase
Jml
Siswa
Persentase
Jml
Siswa
Persentase
Tidak pernah
14,63%
9,76%
19,52%
Kadang-kadang
9,76%
12
29,26%
10
24,39%
Sering
17
41,46%
15
36,59%
13
31,70%
Sangat sering
14
34,15%
10
24,39%
10
24,39%
41
100%
41
100%
41
100%
Jumlah
Indera
Indera
Indera Sentuh/
Pendengaran
Penglihatan
Motorik
Jml
Jml
Jml
Persentase
Persentase
Persentase
Siswa
Siswa
Siswa
Tidak pernah
12,20%
7,32%
17,08%
Kadang-kadang
7,32%
19,52%
11
26,83%
Sering
20
48,78%
17
41,46%
13
31,70%
69
Sangat sering
Jumlah
13
31,70%
13
31,70%
10
24,39%
41
100%
41
100%
41
100%
Data hasil tes siswa tentang konsep yang masih diingat pada siklus I.
NAMA
(1)
(2)
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Konsep yang
Konsep yang
Konsep yang
diberikan
diingat
dilupakan
(3)
(4)
(5)
(6)
Persentase
Penghematan
Stevani Dwi R
16
16
100.00%
16
56.25%
Gama
16
11
68.75%
Bachtiar Putra
16
16
100.00%
Lare Dematria A
16
10
62.50%
Restra Ayu M P
16
12
75.00%
M.Candra A
16
12
75.00%
Mega Ayu L
16
10
62.50%
Ristiana Ella R
16
50.00%
10
Deni Rahmawati
16
13
81.25%
11
Ambarani P
16
43.75%
12
Mia Rahma K
16
43.75%
13
Rian Kusuma D
16
13
81.25%
14
Novadita A
16
13
81.25%
15
Shelica Alasia
16
12
75.00%
16
M.Imron A.A
16
10
62.50%
17
Nela olavia M
16
11
68.75%
70
18
Amira Ei R
16
10
62.50%
19
Dewi Setya R.
16
12
75.00%
20
Riski Hanifah
16
16
100.00%
21
16
16
100.00%
22
Bayu Setiawan
16
15
93.75%
23
Guntur Agung W
16
13
81.25%
24
Nurani Talentia P
16
10
62.50%
25
16
11
68.75%
26
Anugrah Bayu P
16
12
75.00%
27
Chairul Ula P
16
10
62.50%
28
M.Daesyan N.R
16
10
62.50%
29
Muhammad Ali
16
10
62.50%
30
Rertia Nur R
16
10
62.50%
31
M.Risky A.S
16
11
31.25%
32
Nur Eri P
16
50.00%
33
16
50.00%
34
Agung p
16
50.00%
35
Ditia Marlupiana.
16
10
62.50%
36
Rizki Aulia
16
11
68.75%
37
Nita Novianti
16
11
68.75%
38
16
15
93.75%
39
Septian Anistika
16
12
75.00%
40
Mirza Ulinuha
16
13
81.25%
41
Praditya A
16
15
93.75%
JUMLAH
656
461
195
2881.25%
RATA-RATA
16
11,24
4,76
70.27%
2. Siklus II
71
dikaitkan dengan kegiatan berpasangan. Pelaksanaan tindakan dilakukan
dalam dua kali pertemuan dan satu kali tes formatif untuk mengetahui retensi
siswa. Pertemuan I dengan sub pokok shalat jenazah. Dengan hasil penelitian
sebagai berikut.
a. Hasil observasi tentang interaksi guru dengan siswa dan antar siswa
dalam kerja metode demonstrasi dengan memberikan tanda pada denah
tempat duduk siswa dalam kelompok di peroleh hasil sebagai berikut.
1) Pertemuan I
Siswa yang kurang mengikuti kerja metode demonstrasi = 4 siswa.
Persentase :
4
x 100% = 9,76%
41
27
x 100% = 65,85%
41
10
x 100% = 24,39%
41
Jarang
Sering
Jarang
72
Sering
Jarang
Sering
Indera
Indera
Indera Sentuh/
Pendengaran
Penglihatan
Motorik
Jml
Siswa
Persentase
Jml
Siswa
Persentase
Jml
Siswa
Persentase
Tidak pernah
2,44%
0%
0%
Kadang-kadang
12,20%
17,08%
14,63%
Sering
25
60,98%
19
46,33%
20
48,78%
Sangat sering
10
24,38%
15
36,59%
15
36,59%
41
100%
41
100%
41
100%
Jumlah
73
Tabel 4.5 Data hasil tes siswa tentang konsep yang masih diingat pada siklus II
NO.
NAMA
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Konsep yang
Konsep yang
Konsep yang
diberikan
diingat
dilupakan
Persentase
Penghematan
Stevani Dwi R
16
16
100.00%
16
12
75.00%
Gama
16
14
87.50%
Bachtiar Putra
16
16
100.00%
Lare Dematria A
16
12
75.00%
Restra Ayu M P
16
14
87.50%
M.Candra A
16
14
87.50%
Mega Ayu L
16
13
81.25%
Ristiana Ella R
16
11
68.75%
10
Deni Rahmawati
16
14
87.50%
11
Ambarani P
16
10
62.50%
12
Mia Rahma K
16
10
62.50%
13
Rian Kusuma D
16
15
93.75%
14
Novadita A
16
15
93.75%
15
Shelica Alasia
16
13
81.25%
16
M.Imron A.A
16
14
87.50%
17
Nela olavia M
16
13
81.25%
18
Amira Ei R
16
14
87.50%
19
Dewi Setya R.
16
15
93.75%
20
Riski Hanifah
16
14
87.50%
21
16
16
100.00%
22
Bayu Setiawan
16
16
100.00%
23
Guntur Agung W
16
15
93.75%
24
Nurani Talentia P
16
13
81.25%
25
16
14
87.50%
26
Anugrah Bayu P
16
13
81.25%
27
Chairul Ula P
16
12
75.00%
28
M.Daesyan N.R
16
14
87.50%
29
Muhammad Ali
16
12
75.00%
74
30
Rertia Nur R
16
43.75%
31
M.Risky A.S
16
10
62.50%
32
Nur Eri P
16
10
62.50%
33
16
12
75.00%
34
Agung p
16
13
81.25%
35
Ditia Marlupiana.
16
14
87.50%
36
Rizki Aulia
16
13
81.25%
37
Nita Novianti
16
12
75.00%
38
16
16
100.00%
39
Septian Anistika
16
13
81.25%
40
Mirza Ulinuha
16
15
93.75%
41
Praditya A
16
16
100.00%
JUMLAH
656
545
109
3406.25%
RATA-RATA
16
13,29
2,66
83.08%
3. Siklus III
Pada siklus III pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua kali dan
satu kali tes formatif untuk mengetahui tingkat retensi siswa. Pertemuan I
dengan sub pokok bahasan shalat berjamaah dengan jumlah kelompok 10
kelompok setiap kelompok terdiri dari 2 siswa dengan kegiatan diskusi
berpasangan. Dengan hasil penelitian sebagai berikut.
a. Hasil observasi tentang interaksi guru dengan siswa dan antar siswa
dalam kerja metode demonstrasi dengan memberikan tanda pada denah
tempat duduk siswa dalam kelompok diperoleh hasil sebagai berikut.
1) Pertemuan I
Siswa yang kurang mengikuti kerja metode demonstrasi = 0 siswa.
Persentase :
0
x 100% = 0%
41
35
x 100% = 85,36%
41
75
Siswa yang meminta bimbingan guru dalam kerja metode demonstrasi
= 6 siswa.
Persentase :
6
x 100% = 14,63%
41
Jarang
Sering
Sangat sering =
Jarang
Sering
Jarang
Sering
76
Tabel 4.6 Data Kecenderungan Siswa dalam Menggunakan Indera yang
dimiliki pada Siklus III Pertemuan I
Tingkat
Kecenderungan
Indera
Indera
Indera Sentuh/
Pendengaran
Penglihatan
Motorik
Jml
Siswa
Persentase
Jml
Siswa
Persentase
Jml
Siswa
Persentase
Tidak pernah
0%
0%
0%
Kadang-kadang
14,63%
0%
0%
Sering
28
68,29%
16
39,02%
15
36,59%
Sangat sering
17,08%
25
60,98%
26
63,41%
41
100%
41
100%
41
100%
Jumlah
NAMA
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Konsep yang
Konsep yang
Konsep yang
diberikan
diingat
dilupakan
Persentase
Penghematan
Stevani Dwi R
13
13
100.00%
13
12
92.31%
Gama
13
11
84.62%
Bachtiar Putra
13
13
100.00%
Lare Dematria A
13
11
84.62%
Restra Ayu M P
13
13
100.00%
M.Candra A
13
11
84.62%
Mega Ayu L
13
13
100.00%
77
9
Ristiana Ella R
13
69.23%
10
Deni Rahmawati
13
12
92.31%
11
Ambarani P
13
10
76.92%
12
Mia Rahma K
13
10
76.92%
13
Rian Kusuma D
13
12
92.31%
14
Novadita A
13
11
84.62%
15
Shelica Alasia
13
11
84.62%
16
M.Imron A.A
13
10
76.92%
17
Nela olavia M
13
11
84.62%
18
Amira Ei R
13
12
92.31%
19
Dewi Setya R.
13
12
92.31%
20
Riski Hanifah
13
13
100.00%
21
13
13
100.00%
22
Bayu Setiawan
13
13
100.00%
23
Guntur Agung W
13
12
92.31%
24
Nurani Talentia P
13
12
92.31%
25
13
12
92.31%
26
Anugrah Bayu P
13
12
92.31%
27
Chairul Ula P
13
11
84.62%
28
M.Daesyan N.R
13
13
100.00%
29
Muhammad Ali
13
12
92.31%
30
Rertia Nur R
13
61.54%
31
M.Risky A.S
13
10
76.92%
32
Nur Eri P
13
10
76.92%
33
13
11
84.62%
34
Agung p
13
13
100.00%
35
Ditia Marlupiana.
13
10
76.92%
36
Rizki Aulia
13
13
100.00%
37
Nita Novianti
13
11
84.62%
38
13
13
100.00%
39
Septian Anistika
13
11
84.62%
40
Mirza Ulinuha
13
11
84.62%
41
Praditya A
13
13
100.00%
78
JUMLAH
533
474
59
3646.15%
RATA-RATA
13
11,56
1,44
88.93%
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dari hasil pengamatan dan tes yang telah
dikemukakan di atas, pada pelaksanaan tindakan siklus I, Siklus II dan Siklus III
dapat diketahui perubahan-perubahan baik dari cara belajar siswa dan hasil
belajarnya dengan diadakannya pembelajaran menggunakan metode demonstrasi
dengan pembahasan sebagai berikut.
Interaksi dalam kegiatan belajar dengan metode demonstrasi pada
permulaan siklus I siswa masih belum bisa sepenuhnya aktif dan masih banyak
siswa yang masih bertanya dan jalannya kegiatan kerja demonstrasi masih
sepenuhnya mendapat bimbingan guru dan dengan jumlah anggota kelompok 4
orang masih banyak siswa bergantung pada temannya di dalam kerja metode
demonstrasi. Dengan diadakannya perubahan pada tindakan siklus II dan siklus
III yang semula jumlah anggota masing-masing kelompok 2 siswa dengan
kegiatan berpasangan dan sudah mulai terbiasa dengan metode metode
demonstrasi terjadi perubahan yang sangat signifikan yaitu siswa dapat
sepenuhnya aktif, kreatif dan kegiatan belajar sangat menyenangkan. Siswa dapat
melakukan kerja metode demonstrasi dengan mandiri tanpa bantuan guru dan
guru membimbing seperlunya yang digambarkan dalam tabel dan grafik sebagai
berikut.
79
Tabel 4.8 Data keaktifan siswa dalam mengikuti kerja metode demonstrasi
No.
Pelaksanaan Tindakan
Siswa Kurang
Siswa Aktif
Jml
Aktif
Siswa
Jml
Jml
Persentase
Persentase
Siswa
Siswa
1.
Siklus I Pertemuan 1
10
24,39%
31
75,61%
41
2.
Siklus I Pertemuan 2
14,68%
35
85,36%
41
3.
Siklus II Pertemuan 1
9,76%
37
90,24%
41
4.
0%
41
100%
41
90,24
85,36
90
80
75,61
70
60
50
40
30
20
10
24,39
14,63
6,76
0
0
Siklus I Pertm. 1 Siklus I Pertm. 2 Siklus II Pertm. 1 Siklus III Pertm. 1
Siswa Aktif
80
Tabel 4. 9
No.
Tanpa
Perlu Bimbingan
Pelaksanaan
Tindakan
Jml
Persentase
Siswa
Bimbingan
Jml
Siswa
Persentase
Jml
Siswa
1.
Siklus I Pertemuan 1
15
36,59%
26
63,41%
41
2.
Siklus I Pertemuan 2
14
34,15%
27
65,85%
41
3.
Siklus II Pertemuan 1
10
24,39%
31
75,61%
41
4.
14,63%
35
85,37%
41
85.37
90
75.61
80
70
63.41
65.85
60
50
40
36.59
34.15
30
24.39
20
14.63
10
0
Siklus I Pertm. Siklus I Pertm. Siklus II Pertm.
1
2
1
Perlu Bimbingan
Siklus III
Pertm. 1
Tanpa Bimbingan
Gambar 4.2 Grafik siswa yang meminta bantuan dan bimbingan dalam kerja
metode demonstrasi
81
Selain itu perubahan yang terjadi juga berpengaruh pada cara belajar
siswa yang semula cara belajar siswa yang hanya melibatkan indera penglihatan
dan pendengaran dengan pembelajaran yang berpusat pada guru dengan metodemetode demonstrasi tersebut bisa melibatkan semua indera yang dimiliki yaitu
pendengaran, penglihatan dan indera sentuh atau motorik di dalam proses belajar
siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada setiap siklus pada
tindakan yang dilakukan yang dapat digambarkan pada tabel dan grafik di bawah
ini.
Tabel 4.10 Data Persentase kecenderungan siswa menggunakan indera
pendengaran
No.
Siklus I
Tingkat
Kecenderungan
Siklus II
Siklus III
Pertemuan
Pertemuan
Pertemuan
Pertemuan
II
1.
Sangat sering
34,15%
31,70%
24,38%
17,08%
2.
Sering
41,46%
48,78%
60,98%
68,29%
3.
Kurang
9,76%
7,32%
12,20%
14,63%
4.
Tidak pernah
14,13%
12,70%
2,44%
0%
82
100
90
80
68,29
70
60,98
60
50
40
48,78
41,46
34,15
31,7
30
24,38
20
17,08
14,13
9,76
12,7
7,32
10
14,63
12,2
2,44
0
Siklus I Pertm.
1
Sangat Sering
Gambar 4.3
Sering
Kurang
Tidak Pernah
Tabel 4.11
No.
Siklus I
Tingkat
Kecenderungan
Pertemuan
I
Siklus II
Pertemuan Pertemuan
II
Siklus III
Pertemuan
I
1.
Sangat sering
24,39%
31,70%
36,59%
36,59%
2.
Sering
36,59%
41,46%
46,33%
63,41%
3.
Kurang
29,2%
19,52%
17,08%
0%
4.
Tidak pernah
9,76%
7,32%
0%
0%
83
100
90
80
70
63,41
60
46,33
50
40
41,46
36,59
36,59
29,26
30
36,59
31,7
24,39
19,52
17,08
20
9,76
10
7,32
0 0
0%
0
Siklus I Pertm. 1 Siklus I Pertm. 2 Siklus II Pertm. 1 Siklus III Pertm.
1
Sangat Sering
Sering
Kurang
Tidak Pernah
Tingkat
Kecenderungan
Siklus II
Siklus III
Pertemuan
Pertemuan
Pertemuan
Pertemuan
II
1.
Sangat sering
24,39%
17,08%
36,39%
63,41%
2.
Sering
31,70%
26,83%
48,78%
36,59%
3.
Kurang
24,39%
31,70%
14,63%
0%
4.
Tidak pernah
19,52%
24,39%
0%
0%
84
100
90
80
70
63,41
60
48,78
50
31,7
30
36,59
36,39
40
24,39 24,39
19,52
20
31,7
26,83
24,39
17,08
14,63
10
0
0 0
0
Siklus I Pertm.
1
Sangat Sering
Sering
Kurang
Tidak Pernah
85
Tabel 4.13 Data Rata-rata Prosentase Penghematan
Rata-rata
Rata-rata Materi
Rata-rata Materi
yang diingat
yang lupa
11,24
4,76
70,27%
II
13,29
2,66
83,08%
III
11,56
1,44
88,93%
Siklus
Persentase
Penghematan
88.93
83.08
Prosentase Penghematan
90
80
70.27
70
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I
Siklus II
Siklus III
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini diadakan selama 1 bulan terhitung mulai izin
penelitian secara lisan dan tertulis dengan surat rekomendasi dari Dinas
Pendidikan kota semarang. Sedangkan pelaksanaan
penelitian atau
B. Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian yang dikenai tindakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Siswa kelas VIII D SMP N 16 Semarang semester I tahun ajaran 20082009.
2. Peneliti sebagai pengamat sekaligus guru di dalam melakukan
pembelajaran dengan metode demonstrasi.
52
53
C. Prosedur Penelitian
Suharsini Arikunto menyatakan Penelitian tindakan kelas adalah
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Penelitian tindakan kelas bukan sekedar mengajar seperti biasanya, tetapi
harus mengandung
berdasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya.
Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam istilah Inggris adalah Classs Action
Research (CAR).1
Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas serta profesionalisme guru dalam menangani
proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Data yang
diperoleh berupa data deskriptif dan kuantitatif yang menggunakan
perhitungan statistik sederhana.
Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan tiga kali putaran dalam tiap putaran terdiri dari empat tahapan yaitu:
(1) Perencanaan, (2) pelaksanaan (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun
model penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut2
Ibid hlm.16
hlm3
54
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan yang akan peneliti lakukan dengan
mempersiapkan hal-hal sebagai berikut.
a. Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian secara sistematis, memuat komponenkomponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan
kompetensi dasar.
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pembelajaran adalah perangkat pembelajaran yang dibuat
setiap kali pertemuan atau tatap muka. Komponennya terdiri dari
identitas, kompetensi dasar dan kegiatan pembelajaran.
c. Lembar observasi
Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi oleh
observer. Lembar observasi berisi tentang kegiatan guru dan aktifitas
siswa dalam pembelajaran.
55
d. Instrumen evaluasi
Instrumen evaluasi adalah alat untuk memperoleh hasil yang telah
sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang akan peneliti lakukan dengan tahapantahapan
tindakan
sebagaimana
yang
tercantum
dalam
skenario
56
(2) Pertemuan II (memahami dan mempraktikan shalat dhuha
dan takhiyatul masjid ) siswa diingatkan kembali tentang
tata cara shalat dhuha dan tahiyatul masjid
b) Kegiatan berpasangan
(1) Pertemuan I (memahami shalat rowatib ) siswa memahami
dan mendemonstrasikan hal hal apa saja yang ada pada
shalat rowatib
(2) Pertemuan II (memahami shalat dhuha dan tahiyatul
masjid) siswa mempratikkan shalat dhuha dan shalat
takhiyatul masjid.
3) Kegiatan penutup
a) Mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman tentang materi
yang telah dipelajari
b) Siswa mengerjakan kuis.
b. SIKLUS II
Sub pokok bahasan : Tata Cara Melaksanakan Shalat Jenazah
1) Kegiatan Awal (20 menit)
a) Membagikan materi shalat
b) Menyiapkan perlengkapan shalat.
c) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen
sebanyak 10 kelompok masing-masing kelompok terdiri 2
siswa.
d) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
e) Memberi motivasi tentang pentingnya materi yang akan di
pelajari
f) Apersepsi atau mengingat kembali
(1) Pertemuan I (Tata Cara Melaksanakan Shalat Jenazah)
siswa diingatkan kembali tentang bagaimana gerakan dan
syarat-syarat shalat jenazah .
57
2) Kegiatan inti (40 menit)
a) Kegiatan Kelas
(1) Pertemuan I (Tata Cara Melaksanakan Shalat Jenazah)
siswa diingatkan kembali dan mendemonstrasikan tentang
bagaimana gerakan shalat jenazah dan tata tertib serta
bacaan shalat jenazah
b) Kegiatan berpasangan
(1) Pertemuan I
c. SIKLUS III
Sub pokok bahasan : Shalat berjamaah.
1) Kegiatan Awal (20 menit)
a) Membagikan materi
b) Menyiapkan peralatan.
c) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara hiterogen
sebanyak 10 kelompok masing-masing kelompok terdiri 2
siswa.
d) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
e) Memberi motivasi tentang pentingnya materi yang akan di
pelajari
f) Apersepsi atau mengingat kembali
(1) Pertemuan I (Shalat berjamaah) siswa diingatkan kembali
tentang bagaimana ketentuan shalat berjamaah dan menjadi
makmum masbuq
58
2) Kegiatan inti (40 menit)
a) Kegiatan kelas.
(1) Pertemuan I (Shalat berjamaah) siswa diingatkan dan
mendemonstrasikan shalat berjamaah dan bagaimana
menjadi makmum masbuq.
b) Kegiatan berpasangan
(1)
Pertemuan
(Shalat
bagi
Orang
Sakit)
siswa
3. Observasi
Observasi
adalah
suatu
aktivitas
yang
sempit,
yakni
Wiriaatmadja,
menyebutkan
untuk
melakukan
ukuran-ukuran
apa
yang
digunakan
dalam
pengamatan.5
3
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006), hlm 156
S. Nasution, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 156
59
Menurut
Hopkins
sebagaimana
yang
dikutip
Rochiati
60
Aspek Penilaian
Catatan (Uraian)
1. Kegiatan Awal
-
Apersepsi
Guru
Keterangan :
: Tempat duduk siswa
: Kelompok siswa
61
menggunakan indera yang dimiliki dalam belajarnya sedangkan data
disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Penggunaan Indera Penglihatan
No.
Absen
1
2
3
Keterangan:
1 = Tidak pernah
3 = Sering
2 = Kadang-kadang
4 = Sangat sering
1
2
3
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Materi yang
materi yang
konsep
diberikan
diingat
yang lupa
Prosentase
penghematan
62
4. Evaluasi-Refleksi
a. Evaluasi
Edwind Wandt dan Gerald W. Brown sebagaimana dikutip Anas
Sudijono, menyebutkan Evaluation refer to the act or process to
determining the value of something. Menurut
63
2) Teknik Evaluasi Tes
Teknik evaluasi data yang diperoleh dari hasil tes ingatan yang
telah dilakukan dan hasil tes tersebut dapat diketahui bahwa konsep
yang telah diajarkan terdapat konsep yang dilupakan dan konsep
yang masih diingat. Untuk menentukan tingkat retensi yang
dihasilkan digunakan metode penghematan. Penghematan yang
dimaksud siswa dapat menghemat konsep yang akan ia pelajari
untuk menguasai kembali sejumlah konsep yang telah dilupakan
dengan menghitung prosentase penghematan sebagai berikut.9
P=
Keterangan
Skala 0-25
Rendah
Skala 26-50
Kurang
Skala 56-75
Cukup
Skala 76-100
Baik
b. Refleksi
Hopkins
sebaimana
dikutip
Suharsimi
Arikunto,
10
BAB II
LANDASAN TEORI
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PAI DENGAN METODE
DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN RETENSI SISWA
A. PEMBELAJARAN PAI
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Sebelum penulis menguraikan pengertian pembelajaran PAI,
terlebih dahulu akan menguraikan beberapa pengertian tentang belajar.
1) Belajar menurut Henry E. Garret sebagaimana dikutip oleh Syaiful
Sagala, sebagai berikut :
Belajar merupakan proses yang berlangsung dalam waktu yang
lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa pada
perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu
perangsang tertentu.1
2) Manurut Clifford T. Morgan:
Learning as any relatively permanen change in behaviour wich
occurs as result of experience.2
(belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang
merupakan hasil pengalaman)
3) Menurut Shaleh Abdul Aziz Majid dalam kitab At-Tarbiyatul wa
Thuruqut Tadris :
3
Belajar merupakan perubahan tingkah laku pada hati (jiwa) si
pelajar berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki menuju
perubahan baru.
1
H. Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran , (Bandung: CV. Alfabeta, 2003),
hlm 13
2
Cliffort T. Modgan, Introduction of Psychology, (New York: The Mc. Graw Hill Book
Company, 2002), hlm. 63
3
Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris,( Mesir: Al
Bairut, 2000), cet 1, hlm 239
17
18
mereka
menikmati
suasana
pembelajaran
yang
berhubungan
dengan
perubahan
tingkah
laku
19
atau
ungkapan
yang
lebih
dikenal
guru
untuk
secara
membuat
terprogram
siswa
dalam
belajar
aktif,
desain
yang
proses
belajar
yang
dibangun
oleh
guru
untuk
S. Nasutiom, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara: 2000), hlm. 102.
Undang-undang SISDIKNAS, (Sistem Pendidikan Nasional), 2003, (UU RI No. 20.
Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2003, hlm. 4.
7
Syaiful Sagala, op, cit, hlm. 62.
8
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,
2002), hlm 36
6
20
1) Dra. H. Zuharaini
Pendidikan
Agama
Islam
merupakan
usaha-usaha
penghayatan
nilai-nilai
agama
kurang
mendapat
Zuharaini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel
Malang , 2005), hlm 21
10
Qodri Azizy, Pendidikan Agama untuk Membangun Etika Sosial, (Semarang: Aneka
Ilmu , 2000), hlm 131
11
Tayar Yusuf, Ilmu Praktek Mengajar, (Bandung: PT Al-Maarif, 2003) , hlm 67
21
22
b. Segi Religius
Yang dimaksud dasar religius adalah dasar yang bersumber dari
agama Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah
Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam AlQuran banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut , antara lain:
1. Q.S. Al- Nahl :125 :
makhluk
individu
maupun
sebagai
anggota
masyarakat
23
dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak
tenteram sehingga memerlukan pegangan hidup yaitu agama.12
Mental,
yaitu
untuk
menyesuaikan
diri
dengan
peserta
didik
dalam
meyakini,
pemahaman
dan
24
pemupukan pengetahuan,
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm 135
15
Abdul Majid dan Dian Andayani, Ibid, hlm 136
25
B. METODE DEMONSTRASI
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Istilah metode berasal dari bahasa Yunani yaitu Metha dan
Hodos. Metha yaitu melalui, Hodos yaitu jalan atau cara, jadi metode
merupakan jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai tujuan.17
Metode menurut Abdul Aziz dan Abdul Majid dalam kitab AtTarbiyah wa Turuqu al Tadris:
18
Kata metode belajar mempunyai dua arti dalam arti sempit,
metode adalah cara menyampaikan pengetahuan, sedang arti yang
lebih luas yaitu cara memperoleh pengetahuan, informasi,
kebebasan berfikir dan sebagainya.
Metode menurut Albert H. Shuster, dan Milton E. dalam buku The
Emerging Elementary Curriculum- Methods and Procedures adalah:
Methods of teaching is important in the teaching situation because
of first, the need in the learning process to arrange in a series
certain specifics which result in order and sequace in learning.
Second, the broad meaning of method which utilizes sound
psychological, principles which set the tone for classroom
organization.19
16
26
20
21
Zuhairini, et.al., Metodologi Pengajaran Agama, (Solo: Ramdani, 2000), hlm. 155-158
hlm. 193
27
kegiatan
belajar,
membimbing,
mentransfer
kebudayaan
serta
22
menggunakan
peragaan
untuk
menjelaskan
sesuatu
22
28
bahan
pelajaran
dengan
memperagakan
cara
atau
:
30
( )
Dan dari Malik bin Al Hawairits: sesungguhnya Nabi SAW telah
bersabda: shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat
(HR Ahmad dan Bukhari).
26
Muhammad Zein, Metodologi Agama, (Yogyakarta: AK Group dan Indra Buana,
2001), hlm 177
27
Syaiful Bahri Djamarah, dkk., Strategi Belajar dan Mengajar , (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hlm 102
28
Basyirudin Usman, dkk, Media Pembelajaran, (Jakarta: Delia cipta Utama, 2002),
hlm. 107.
29
Sriyono, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, (Jakarta: Rinneka Cipta, 2006, hlm.
116
30
Abi Abdillah Muhammad Ibnu Ismail al Bukhari r.a, Shahih Bukhari , Juz I,
(Semarang: Toha Putra t. th), hlm. 155.
29
31
30
34
78 :
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kamu (potensi)
pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur. (Q.S.
An-Nahl: 78).
Metode belajar-mengajar merupakan sebuah langkah yang penting
untuk proses pendidikan, mempunyai dasar filosofis yang sangat pokok
ajaran Islam.
Jadi
metode
demonstrasi
sangat
sesuai
dengan
tujuan
33
34
hlm. 413
31
telinganya secara terpadu sebagai hasil dari pengamatan kedua indera itu
dapat menambah penguasaan materi pelajaran yang diberikan.
Penerapan tujuan metode demonstrasi lebih banyak digunakan
untuk memperjelas cara mengerjakan atau kaifiyat suatu proses ibadah,
misalnya berwudlu, shalat, haji dan materi lain yang bersifat motorik.35
Metode demonstrasi merupakan suatu wahana untuk memberikan
pengalaman belajar agar anak dapat menguasai pelajaran lebih baik.
Metode demonstrasi anak dilatih untuk menangkap unsur-unsur penting
untuk proses pengamatan, maka kemungkinan melakukan kesalahan
sangat kecil bila terus menirukan apa yang telah didemonstrasikan oleh
guru dibandingkan jika ia melakukan hal yang sama hanya berdasarkan
penjelasan lisan oleh guru.36
Metode demonstrasi sebagai suatu metode mengajar tertentu
mempunyai fungsi yang diharapkan dalam PBM, khususnya bidang PAI,
antara lain:
a. Memberikan gambaran yang jelas dan pengertian yang konkrit tentang
suatu proses atau keterampilan dalam mempelajari konsep ilmu PAI
dari pada halnya dengan mendengar penjelasan secara lisan;
b. Menunjukkan
dengan
jelas
langkah-langkah
sesuatu
proses
35
35
32
38
33
39
34
40
35
sesuai
dengan
apa
yang
dilihat
dalam
proses
demonstrasi.
3) Langkah-langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila
demonstrasi
selesai
dilakukan,
proses
36
C. RETENSI
1.
Pengertian Retensi
Retensi merupakan apa yang ditinggalkan dan dapat diingat
kembali setelah seseorang mempelajari sesuatu. Retensi membuat apa
yang dipelajari dapat bertahan atau ditinggalkan lebih lama dalam
struktur kognitif dan dapat diingat kembali jika diperlukan. Karena itu,
42
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm.
43
246
37
perlu
diperhatikan
prinsip-prinsip
untuk
38
dalam
usaha
memahami
lingkungan
dan
Ibid., hlm.
39
menerima
(reception
learning)
dan
menemukan
(discovery learning)
2) Dimensi menghafal (rote learning) dan belajar bermakna
(meaningful learning). 49
Di dalam reception learning semua bahan yang harus dipelajari
diberikan dalam bentuk final dalam bahan yang disajikan. Di dalam
discovery learning, tidak semua yang harus dipelajari dipresentasikan
dalam bentuk final, beberapa bagian harus dicari dan diidentifikasikan
oleh pelajar sendiri. Kemudian informasi itu diintegrasikan ke dalam
struktur kognitif50 yang telah ada, disusun kembali, diubah, untuk
menghasilkan struktur kognitif yang baru.
Usaha mengingat/menguasai apa yang dipelajari agar kemudian
dapat dipergunakan, jika sudah dikuasai maka terjadilah belajar yang
bermakna. Jika seorang hanya berusaha mengingat informasi baru,
terjadilah rote learning.
49
40
siswa
berinteraksi
langsung
dengan
lingkungannya
2. Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi
pengalaman belajar siswa
3. Membangkitkan motivasi belajar
4. Menyampaikan informasi belajar secara konsisten dan dapat di
ulang maupun disimpan menurut kebutuhan
5. Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.
Jadi jelas bahwa benda-benda yang konkret lebih mudah
diterima siswa dalam peningkatan retensi belajar, karena siswa
mengamati, melihat secara langsung dan jelas. Sedangkan bendabenda abstrak sulit diterima siswa.
b. Retensi akan lebih baik untuk isi pembelajaran yang bersifat
kontekstual atau serangkai kata-kata yang mempunyai kekuatan
asosiatif dibandingkan dengan kata-kata yang tidak memiliki
kesamaan internal.53
Pembelajaran
kontekstual
lebih
dimaksudkan
suatu
41
dinamika
kehidupan
masyarakat.
Konsekuensinya,
akan
memperlambat
terwujudnya
kualitas
akan
mempercepat
terwujudnya
kualitas
pembelajaran.
Paulo Freire mengkritik secara tegas dan pedas dengan
istilah pembelajaran sistem Bank (Banking sistem pedagogis),
yang memuat pernyataan antagonis antara peran guru dan siswa,
antara lain:
1) Guru mengajar, siswa belajar
2) Guru bicara, siswa mendengarkan
3) Guru sebagai subyek proses pembelajaran, siswa sebagai objek
pembelajaran
4) Guru mengatur, siswa diatur
5) Guru memilih dan memaksakan pilihannya, siswa menuruti
6) Guru memilih apa yang diajarkan, siswa menyesuaikan diri.55
Pembelajaran kontekstual akan menjawab dan merupakan
anti tesis dari kritik pedasnya Paulo Freire sehingga pembelajaran
benar-benar berjalan secara efektif dan efisien. Pembelajaran
54
55
42
melakukan
respon
terhadap
perbedaan
atau
keanekaragaman.56
c. Tidak ada perbedaan antara retensi dengan apa yang telah
dipelajari peserta didik yang mempunyai berbagai tingkat IQ.57
Retensi yang baik merupakan kemampuan menyimpan
data dan kesan yang tidak akan berubah dalam jangka waktu yang
lama, sedangkan IQ (Intelligence Question) menurut William
Stern seperti yang dikutip oleh Baharuddin, Psikologi Pendidikan,
2007, 126) mengatakan, inteligensi merupakan kesanggupan jiwa
56
57
Ibid., hlm. 5
Muhaimin, op. cit., hlm. 143
43
manusia
menangkap
informasi
yang
berasal
dari
44
memory
akan
disiapkan
untuk
sewaktu-waktu
untuk
menjelaskan,
mendemonstrasikan
dengan
anggota badan.
b. Belajar Melebihi Penguasaan (Over Learning)62
Over learning dimaksudkan bahwa orang melanjutkan
belajarnya setelah bahannya sudah dapat diproduksikan. Kalau
orang mau mengingat bahan pelajaran yang baik, maka janganlah
berhenti belajar kalau bahan pelajaran tersebut baru saja dapat
direproduksi. Pada over learning yang sedang, retensinya akan
jauh lebih baik. Biasanya over learning berarti bahwa waktu
belajar 150%. 150% over learning berarti bahwa waktu belajar
150% dari pada waktu cukup untuk dapat memproduksikan bahan
jadi kalau satu jam orang baru saja dapat memproduksi suatu
badan. Sebaiknya masih belajar terus itu untuk selama setengah
jam lagi.63 Jadi, total waktu yang dibutuhkan 1 jam = (150 x 100
x 1 jam). Pada over learning bahan/materi pelajaran akan mudah
diingat dan sulit dilupakan.
61
45
dapat
diartikan
sebagai
yang
menunjang
keberhasilan
siswa
dalam
belajar/memahami, yaitu:
a) Harus ada kemauan yang sungguh-sungguh, tidak ada
paksaan. Kesadaran belajar harus ada pada siswa, siswa
tidak boleh dipaksa untuk belajar karena hasil yang
terekam dalam ingatan akan sedikit, begitu sebaliknya
semakin sadar siswa akan belajar, semakin banyak hal
yang di dapat dan dipahami.
b) Harus ada pengulangan yang teratur. Semakin siswa
mengulang suatu pelajaran, semakin besar juga retensi
belajar yang didapat. Misal, mengulang materi pelajaran 4
x 5 lebih baik dari pada 2 x 10.
c) Bahan yang disusun hendaknya sistematis sehingga mudah
dipahami.
d) Belajar juga dipengaruhi oleh kondisi tubuh, pembawaan,
lingkungan dan sebagainya. Maka kesemuanya dari faktor
belajar harus seimbang.65
64
65
46
2) Menyimpan (retaining)
Menyimpan yaitu fungsi/unsur ingatan kedua yang
disimpan berupa kekuatan atau hasil belajar yang bersandar
pada kekuatan berpikir dan sewaktu-waktu dapat digunakan
kembali. Jadi, segala sesuatu yang telah terekam akan
tersimpan dalam ingatan tetapi semuanya tidak dapat
tersimpan dengan baik dan bisa menjadi lemah.66
3) Mereproduksi (recalling)
Mereproduksi merupakan suatu aktivitas jiwa untuk
menimbulkan kembali kesan-kesan yang tersimpan dalam
ingatan. Proses mereproduksi ada dua, yaitu mengingat
kembali dan mengenal kembali. Proses mengingat kembali,
individu dapat mengingat kembali kesan-kesan yang dapat
diingat tanpa adanya obyek tertentu. Jadi, mengingat kembali
disebabkan oleh sesuatu dari otak bukan karena pengaruh
objek tertentu. Sementara mengenal kembali individu dapat
menimbulkan kembali disebabkan oleh adanya obyek dari
luar.67
c. Pengulangan dengan Interval Waktu (Space Review)68
Pengulangan yaitu ukuran-ukuran yang lebih seksama
untuk meningkatkan retensi belajar.
66
47
Pembelajaran
dapat
dibantu
dengan
jembatan
keledai
69
48
yang tidak disadari yang ditandai dengan adanya bekas ingatan yang
menunjukkan bahwa masih ada sesuatu yang disimpan dalam ingatan.72
Retensi yang baik ditandai dengan kesetiaan keluasan dan
keawetan. Jadi seseorang mempunyai retensi yang baik apabila ia dapat
menyimpan dengan lama banyak kesan-kesan dengan tak berubah.
Lupa dalam keseharian merupakan sebuah retensi, ini berkenaan
dengan sejumlah materi PAI yang sudah di pelajari hilang karena tidak
ingat atau dengan perkataan lain materi yang terlupakan itu pastinya
materi tersebut sudah dipelajari. Misalkan lupa terhadap bacaan-bacaan
shalat.
Retensi pada siswa sangat dipengaruhi dengan sesuatu yang
diingat setelah pembelajaran berlangsung para ahli memberikan
gambaran sesuatu yang berkenaan dengan ingatan sebagai berikut.
Nasution menyebutkan bahwa Belajar terjadi hanya dapat
diketahui bila ada sesuatu yang diingat dari apa yang di pelajari. Suatu
fakta
diajarkan.73
Kemampuan
untuk
mengingat
yang
disebut
memori
49
Arikunto
menyebutkan
pengukuran
adalah
74
50
b.
factual,
leksikal,
persepsual
dan
pengetahuan
prosedural.
Selain itu suatu pengukuran atau penilaian tidak lepas dari
ketentuan-ketentuan tertentu guna memperoleh penilaian yang baik.
Sumadi Suryabrata (1990:327-330) menyebutkan bahwa syaratsyarat tes yang baik adalah sebagai berikut.
a)
b)
51
d)
e)
f)
BAB I
PENDAHULUAN
B.Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: RINEKA CIPTA, 2002), cet
1 hlm 149
ingatan,
karena
belajar
melalui
melihat,
mendengar
serta
mempraktikkan.
Metode demonstrasi sebagai metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang proses situasi
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode
penyajian, metode demonstrasi tidak lepas dari penjelasan secara lisan oleh
guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya
sekedar
secara aktif. Fungsi ingatan itu sendiri meliputi tiga aktivitas, yaitu:
mencamkan(menangkap atau menerima kesan-kesan), menyimpan kesankesan, memproduksi kesan-kesan.5
Keseluruan proses pendidikan di sekolah, PBM mengajar merupakan
inti dari proses pendidikan. Secara keseluruan guru merupakan pemegang
peran utama. Pemahaman akan pengertian dan pandangan akan banyak
mempengaruhi peran dan aktifitas guru dalam mengajar.6 Sekali lagi
keberhasilan atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung
kepada bagaimana proses pembelajaran yang dialami siswa sebagai peserta
didik yang belajar dan guru yang membelajarkan siswa. Dalam hal ini guru
mempunyai peran yang penting dalam menentukan kuantitas dan membuat
perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi
siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya dan mengembangkan
kepribadian.7
Guru berperan sebagai pengelola PBM bertindak selaku fasilitator
yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar, mengembangkan bahan
pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan untuk menyimak
pelajaran-pelajaran dan mengusai tujuan-tujuan pendidikan yang harus
dicapai.8 Pembelajaran di harapkan dapat lebih efektif dan efisien dan siswa
lebih aktif di dalam kelas.
Sebuah
metode
pembelajaran
ditujukan
untuk
menciptakan
66
5
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2001), cet 4, hlm 28
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosdakarya, 2002), hlm 6
7
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspekif Islam, (Bandung: Rosdakarya, 2004), cet 4
hlm 27
8
Ibid, hlm 12
6
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah pada
penelitian ini:
Bagaimanakah efektivitas pembelajaran PAI dengan metode demonstrasi
untuk meningkatkan retensi siswa SKKD shalat kelas VIII semester ganjil di
SMP N 16 Semarang tahun ajaran 2008-2009?
C. Penegasan Istilah
Sebelum membahas lebih lanjut, penulis akan menjelaskan judul
penelitian ini berdasarkan permasalahan yang penulis bahas, dengan harapan
agar mudah dipahami dan tidak terjadi kesalahpahaman salah tafsir. Adapun
judul skripsi yang penulis bahas yaitu Efektivitas pembelajaran PAI dengan
metode demonstrasi untuk meningkatkan retensi siswa SKKD shalat siswa
kelas VIII semester ganjil di SMP N 16 Semarang tahun ajaran 2008-2009).
Untuk itu, penulis menjelaskan istilah-istilah judul tersebut. Adapun
istilah-istilah yang terdapat dalam judul sebagai berikut:
1. Efektivitas
Efektivitas merupakan suatu organisasi berhasil mendapat dan
memanfaatkan sumber
13
mewujudkan tujuan
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Yrama Widya, 2007), hlm 85
berhasil
melaksanakan
semua
tugas
pembelajaran,
14
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mencari data dan
informasi,
19
20
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), hlm 143
Baharuddin ,Psikologi Pendidikan ,(Yoyakarta Ar Ruzz Media,2007)cet 1,hal 111
b. Secara Praktis
1)
Bagi sekolah
Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi pimpinan
terutama dalam mengefektifkan pembelajaran PAI dengan metode
demonstrasi dalam meningkatkan retensi siswa.
2)
Bagi siswa
Diharapkan para siswa dapat menjadikan skripsi ini sebagai
wahana
informasi
dan
masukan
untuk
mengefektifkan
Bagi peneliti
Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan baru
khususnya dibidang penelitian tindakan kelas ini.
E. Kerangka Teoritik
1. Kerangka Teoritik
Menurut Zakiah Daradjat, metode demonstrasi merupakan salah
satu metode pengajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas
sesuatu pengertian untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu
kepada anak didik.21 Hal ini dimaksudkan agar siswa mendapat
pengetahuan secara riel tentang proses pembuatan, proses kerja, proses
pengaturan, fungsi dan jenis unsur mengenai ketepatan, kebenaran, dan
sebagainya. Metode demonstrasi dilaksanakan dengan dua indera
(penglihatan dan pendengaran) dan diharapkan mampu meningkatkan
retensi siswa.
Keseluruan
pendidikan
sekolah,
kegiatan
belajar
mengajar
merupakan kegiatan yang paling pokok ini berarti bahwa berhasil atau
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana
proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar yaitu
tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
21
pembelajaran
Pendidikan
agama
itu
Islam,
mempunyai
metode
kelebihan
demonstrasi
dan
kekurangan.
digunakan
untuk
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 2006), cet VI, hal 64
Wina Sanjaya, Op.Cit, hlm 153
10
termasuk
ketajaman
menangkap
materi
pembelajaran
melalui
24
pendengaran.
F. Metodologi penelitian
Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelititian tindakan kelas
(action research). Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang
memberikan kepercayaan kepada pengembang kekuatan berpikir reflektif,
diskusi, penentuan keputusan dan tindakan orang-orang biasa yang
berpatisipasi dalam penelitian untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang
mereka hadapi dalam kegiatannya.25
Senada dengan Ebbut Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian
sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh
sekelompok
guru
dengan
melakukan
tindakan-tindakan
pembelajaran
24
11
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Dts.
27
12
13
Rencana
No.
Kegiatan
1.
Observasi Awal
2.
Persiapan
Menyusun
konsep
pelaksanaan
Menyepakati
jadwal
dan
tugas
Menyusun
Instrumen
Diskusi konsep
pelaksanaan
3.
Pelaksanaan
Menyiapkan
siklus
Pelaksanaan
Siklus I
Melakukan
X X
tindakan siklus
I
Pelaksanaan
Siklus II
Melakukan
X X
10
14
tindakan siklus
II
Pelaksanaan
Siklus III
Melakukan
tindakan siklus
III
4.
Pembuatan
Laporan
Menyusun
X X
konsep laporan
Penyelesaian
Laporan
28
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 149
15
2) Pengamatan (observasi)
Sebagai
metode
ilmiah,
observasi
dapat
diartikan
sebagai
29
Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian suatu Tindakan Dasar, (Surabaya: Sie Surabaya,
1996), cet. 4, hlm. 40
30
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 158
31
Lexi J. Moleong, Metodoliogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2000), hlm. 135.
32
Margono, Op.cit. , hlm. 170
16
data
merupakan
proses
mengorganisasikan
dan
deskriptif
untuk
menggambarkan
keadaan
peningkatan
pembelajaran
dengan
metode
demonstrasi
dalam
X 100 %
Skor maksimal