Anda di halaman 1dari 7

Teknik Pengelasan

2007

BAB 3
PENGELASAN DENGAN BUSUR NYALA LISTRIK TERLINDUNG
(SHIELDED METAL ARC WELDING-SMAW)

Seperti yang telah dikemukakan di depan

bahwa dalam buku ini hanya akan

dibahas mengenai pengelasan dengan menggunakan busur nyala listrik terlindung yang
umum dipakai sehari-hari dimasyarakat kita. Adapun prinsip pengelasan busur nyala
listrik adalah sebagai berikut:
Jika dua metal yang konduktif dialiri arus listrik yang cukup padat (dense) dengan
tegangan yang relatif rendah akan menghasilkan loncatan elektron yang menimbulkan panas amat tiuggi, yang dapat mencapai di atas 9.000 F (5.000C)
sehingga dengan mudah/cepat dapat mencairkan kedua metal tersebut , maka kejala

Gambar 3.1 Skema las busur nyala listrik terlindung.


24

Teknik Pengelasan

2007

alam ini dimanfaatkan untuk keperluan penyambungan dna metal yang lazim dise
but las. Arus listrik yang dipakai berkisar antara 10 sampai 500 Ampere.
Selanjutnya demi keselamatan pengelas, maka tegangan yang dipakai antara 17
sampai 45 volt. Arus listrik yang digunakan dapat arus listrik searah (Direct
Current/DC) atan arus listrik tak searah (Alternating Current/AC) tergantung pada
keperluannya. Gambar skema las listrik busur nyala listrik terlindung dapat dilihat
dalam Gambar 3.1.
Pengelasan dengan busur nyala listrik terlindung yang dimaksud ada1ah pengelasan
yang menggunakan batang elektroda terbungkus. Pengelasan dengan meuggunakan
elektroda terbungkus ini merupakan cara pengelasan yang paling banyak digunakan dewasa
ini. Dalam pengelasan ini digunakan elektroda logam yang dibungkus/dilapisi o1eh fluks.
Lihat Gambar 3.1. Dari Gambar tersebut dapat dilihat dengan jelas, bahwa busur listrik
timbul diantara logam induk dan ujung elektroda. Karena busur yang ditimbulkan ini
mempunyai suhu yang sangat tiuggi, maka logam induk dan ujung elektroda mencair dan
kemudian rnembeku bersama.
Pada jenis las ini selain electroda berfungsi untuk menimbulkan busur nyala listrik,
juga berfungsi sebagai bahan pengisi, sehingga jenis las ini termasuk dalam kelompok las
elektroda terumpan
Proses pemindahan logam terjadi pada saat ujung elektroda mencair dan
membentuk butir-butir yang terbawa oleh arus busur listrik yang terjadi. Bila digunakan
arus listrik yang besar maka butiran logam cair yang terbawa menjadi halus sebaliknya bila
arusnya kecil maka butirannya menjadi besar.
Pola pemindahan logam cair seperti diterangkan diatas sangat mempengaruhi sifat
mampu las dari logam. Secara umum dapat dikatakan bahwa bahan mempunyai sifat
mampu las yang tinggi bila pemindahan terjadi dengan butiran yang halus. Sedangkan
pemindahan cairan ini dipengaruhi oleh besar kecilnya arus dan komposisi bahan fluks
yang digunakan. Selama proses pengelasan lapisan fluks yang membungkus elektroda ini
mencair, karena berat jenisnya yang lebih ringan jika dibanding dengan bahan metal yang
dicairkan, maka cairan fluks ini mengapung di atas cairan logam membentuk terak dan
bekerja sebagai pelindung terhadap pengaruh oksidasi. Setelah cairan logam tersebut
membeku maka cairan terak ini juga ikut membeku dan menutup di atas sambungan.
25

Teknik Pengelasan

2007

Setelab dingin cairan terak ini sangat mudah kita bersihkan dengan menggunakan palu
terak. Dalam beberapa fluks bahannya tidak dapat terbakar, tetapi berubah menjadi gas
yang juga berfungsi sebagai pelindung logam cair terhadap pengaruh oksidasi.
Di dalam pengelasan jenis ini, hal yang penting adalah bahan elektroda,
pembungkus elektrods (fluks) dan jenis arus listrik yang digunakan. Karena pentingnya hal
tersebut maka pemilihan elektroda, bahan fluks dan jenis listrik akan dibahas dalam bab
tersendri.
A. Persispan Pengelasan
Dalam melakukan pengelasan, hal yang penting harus dilakukan sebelumnya adalah
persiapan-persiapan untuk mendukung kelancaran dan keselamatan dalam pelaksanaan
pengelasan tersebut. Mutu dan basil pengelasan disamping tergantung dari pengerjaan
lasnya juga sangat tergantung dari persiapan sebelum pelaksanaan pengelasan. Kelancaran
dan efektivitas hasil pengelasan juga ditentukan oleh persiapan pelaksanaan pengelasan,
karena dari persiapan yang matang, tersedianya peralatan/penlengkapan dan mudahnya
menjangkau penlengkapan disekitar tempat kerja las akan mempenlancar produktivitas
hasil kerja las yang lebih besar. Karena itu persiapan pengelasan harus terdapat perhatiaan
dan pengawasan yang mama dengan pelaksanaan pengejasan las itu sendiri. Persiapanpersiapan tersebut antara lain terdiri dari :
1. Persiapan Teoritis
2. Persiapan Praktis
1. Persiapan Teoritis
Untuk menghasilkan sambungan las yang sempurna/baik, maka sebagai pelaksana
pengelasan secara teoritis harus sudah mengetahui atau memahami hal-hal sebagai benikut:
a. Pengertian dasar pengelasan listrik yang baik. Misalnya: Mengetahui berbagai jenis
kampuh las dan segala ukurannya, mengetahui cara pengaturan arus pada setiap alur las
dan segala akibatnya, dapat memilih elektroda sesusi dengan maksud dan tujuan dari
pengelasan.

26

Teknik Pengelasan

2007

b. Pengertian tentang segi-segi keselamatan kerja sehubungan dengan pelaksanaan


pengelasan. Misalnya: segi-segi yang menyangkut keselamatan manusia dan langkahlangkah pencegahan kecelakaan dan hal-hal lain yang perlu untuk menjamin cara
pengelasan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Segi-segi keselamatan yang
menyangkut manusia disini adalah termasuk resiko pelaksanaan pengelasan yang
membahayakan masyarakat umum.
c.

Pengertian secukupnya cara membaca gambar konstruksi, membuat sketsa, mengukur


konstruksi dan sebagainya.

d. Pengertian sedikit tentang ilmu bahan. Misalnya: penyambungan yang benar antara dua
bahan yang berbeda, mengetahui jenis-jenis elektroda sesusi dengan penggunaannya,
pergerakan bahan akibat panas (up-setting) dan penghapusan tegangan sisa (residual
stress).
Karena pentingnya pengetahuan tentang persiapan teorintis ini bagi seorang juru las, maka
hal-hal yang berhubungan dengan persiapan teoritis ini sebagian akan dibicarakan dalam
bab-bab tersendini.
2. Persiapan Praktis
Persiapan praktis yang dimaksud adalah persiapan-persiapan yang harus dilakukan
sebelum pelaksanaan/praktek las dilakukan. Persiapan praktis ini antara lain adalah
persiapan peralatan, yang meliputi alat-alat baku (utama), alat-alat keselamatan dan alatalat bantu (tidak pokok).
a. Alat-alat baku, misalnya: Mesin las (transformer dan generator), tangkai/pemegang
elektroda, penjepit benda kerja, kabel las dan elektroda las.
b. Alat-alat keselamatan/perlengkapan kerja personal, misalnya: topeng las dengan kaca
hitam nomor 9, sarung tangan las, pelindung dada/apron dari kulit, ketel pak dengan
leher yang dapat ditutup, tempat elektroda, martil biasa, martil terak, sikat baja, kapur
las, waterpas, sikat baja, tang las.
c. Alat-alat keselamatan umum, seperti blower (untuk menghisap asap las), alat pemadam
kebakaran, tabir air (water screen), lampu sorot, alat pelindung nyala dan lain-lain.
d. Alat-alat bantu lainnyn, seperti gerinda listrik dan sumber listriknya, botol angin, botol
acetylene, dongkrak pipa, tang pengukur arus, pengatur arus dan lain-lainnya.
27

Teknik Pengelasan

2007

Semua peralatan yang dipersiapkan tersebut di atas harus diperiksa terlebih dahulu
dengan teliti dan hati-hati, sehingga kita sudah merasa yakin bahwa semua peralatan dalam
kondisi sebaik-baiknya dan siap untuk digunakan. Seperti pemeriksaan kabel-kabel las
listrik dan sambungan-sambungan kabel las. Kabel las tidak boleh bocor, karena kabel yang
bocor bila menempel pada logam dapat menimbulkan loncatan busur listrik. Loncatan
busur listrik ditempat yang tidak bergeser akan mencairkan metal ditempat loncatan busur
listrik tersebut berada dan lama-kelamaan dapat menembus metal tersebut. Begitu ,juga
sambungan-sambungan kabel las harus dalam kondisi sebaik-baiknya sehingga tidak
menimbulkan kebocoran busur listrik yang membahayakan.
Persiapan selanjutnya berupa pembersihan tempat kerja, pengaturan peralatanperalatan sedemikian rupa sehingga memudahkan pelaksanaan pengelasan. Tidak kalah
pentingnya adalah pemeriksaan daerah tempat bekerja. Apakah daerah tempat bekeria
benar-benar sudah aman dari berbagai kemnngkinan terjadinya kecelakaan akibat pelaksanaan pengelasan seperti bahaya kebakaran misalnya, harus benar-benar diperhatikan juga
oleh pihak pengawas maupun pelaksana pengelasan.
Setelah semua persiapan tersebut di atas siap untuk dilaksanakan, maka kampuh las
dibersihkan dari berbagai jenis kotoran, seperti karat, cat, air, garam dan lain-lain, sebab
kampuh yang kotor menyebabkan pengelasan tidak sempurna, bahan. yang dilas tidak dapat
menyatu dengan baik. Jarak antara kampuh harus di perhatikan dan diatur sesuai dengan
ketentuan seperti yang tertera pada gambar kerja. Selanjutnya pengelasan sudah dapat
dilaksanakan.
Ada dua cara untuk memulai penyalaan dalam melaksanakan pengelasan yang
menggunakan elektroda terbungkus, yaitu dengan cara menggoreskan (Scratch Method)
dan dengan cara mengetukkan (Tap Method) elektroda ke benda kerja. Perhatikan uraian
berikut ini:

Cara Memulai Penyalaan


a. Scratching method for starting the arc, yaitu rnemulai penyalaan dengar cara menggoreskan elektroda ke benda kerja. Adapun langkah-1angkah penyalaannya adalah sebagai
berikut :
28

Teknik Pengelasan

2007

1. Pegang elektroda sehingga membentuk


sudut terhadap pelat kerja sebesar 60.
2. Gerakan elektroda ke arah pinggir pelat
kerja sehingga menyinggungnya (lihat
gambar di samping.
3. Tarik elektroda sejarak garis tengah
elektroda, segera setelah timbul bususr
nyala listrik untuk mencegah agar
elektroda tidak lengket ke pelat kerja.
Gambar 3.2 Cara memulai penyalaan dengan cara
menggoreskan elektroda ke benda kerja

b. Tapping method for starting the arc, yaitu cara memulai penya1aan busur listrik
dengan cara mengetukkan elektroda ke benda kerja (menggerakkan elektroda tegak lurus
terhadap benda kerja. Adapun langkah-langkah penyalaannva adalah sebagai berikut.
1. Pegang elektroda tegak lurus terhadap benda
kerja.
2. Ketukan beberapa kali ke permukaan benda
Elektroda

kerja
3. Tarik elektroda segera elektroda sejauh garis
tengah elektroda, setelah timbul busur nyala
listrik untuk mencegah agar elektroda tidak
lengket ke benda kerja.

Gambar 3.3 Cara memulai penyalaan dengan cara


mengetukkan elektroda ke benda kerja

Cara memulai pengelasan


Untuk memulai pengelasan, perhatikan langkah-langkah berikut ini.
1. Jika busur nyala telah terjadi, tahan jarak elektroda satu garis tengah tengah
elektroda dan geser posisinys kepinggir sisi benda kerja.
2. Perpanjang seusat nyala busur menjadi dua kali garis tengah elektroda untuk
memanaskan benda kerja.
29

Teknik Pengelasan

2007

3. Kalau benda kerja telah panas, kembali posisi elektroda pada jarak satu garis tengah
elektroda dan miringkan elektroda tersebut sehingga membentuk sudut 5-10 seperti
tertera pada Gambar 3.4.

Sudut pengelasan sekitar 5 hingga 10. Posisi elektroda tegak


lurus benda kerja sementara memanaskan benda kerja tersebut

Jarak nyala dua garis


tengah elektroda

Gambar 3.4 Cara memulai pengelasan.


4. Biarkan kolam las terbentuk hingga dua kali diameter elektroda, kemudian gerakan
ke arah jalur las dengan tetap mempertahankan lebar jalur las, sehingga nencapai
jarak 3 inchi kemudian pengelesan di hentikan.
5. Buang lepisan slag/terak pada ujung jalur.
6. Mulai kembali pengelasan dengan elektrode baru setengah mundur dari ujung jelur
sehingga pengelasan bertumpu (overlap) di atas ujung jalur tensebut untuk terlebih
dahulu mengisi ujung jalur las yang selalu berbentuk kawah (crater), sehingga
bentuk keseluruhan jalur las seragam/sempurna. Kesalahan pada saat penggantian
elektrode sedikit benyak akan memperburuk rupa jelur sekaligus mempengeruhi
kekuatan las. Kerusakan ini disebut kerusakan karena kesalahan penggantian
elektroda (defect of electrode change)
Cara pengelasan yang benar (mempertahankan jarak elektroda yang tetap dan
kecepatan pengelasan yang tetap) akan menghasilkan suara mendesis yang tetap dan halus
dengan lebar jelur las 2 x diameter elektroda.

30

Anda mungkin juga menyukai