LAPORAN KASUS
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RS BUDHI ASIH
NOVEMBER 2015
Ruang rawat
: 603
Tanggal masuk RS
: 29 Oktober 2015
: 01002551
: Ny. E
: Perempuan
: 55 th
: Menteng Atas, Setia Budi, Jakarta Selatan
: Islam
: Ibu rumah tangga
: Menikah
1.2 Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien di lantai 6 ruang
603 RS Budhi Asih pada 8 November 2015 pukul 12.00
Keluhan Utama :
Sesak
Keluhan Tambahan :
Nyeri pada perut kanan atas, bengkak di punggung kanan, nyeri ulu hati, BAB
hitam, nafsu makan menurun.
berwana merah, pasien menyangkal adanya mual (-), muntah (-), demam (-),
nyeri ulu hati (+), nafsu makan menurun (+) 1 hari hanya makan 1-3 sendok
bubur. 1 minggu SMRS pasien merasa Pasien pernah BAB hitam 1 kali, cair
(+) sedikit, lendir (-). Pasien sempat berobat ke puskesmas 3 minggu SMRS
sebanyak 3 kali, setelah kunjungan ke 3 di rujuk ke rumah sakit budhi asih.
Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluraga pasien didapatkan riwayat penyakit liver (+), gula darah (+),
hipertensi (+), stroke (+), ginjal (-), paru (-), alergi (-).
Riwayat Pengobatan
Pasien sempat berobat ke puskesmas 3 minggu SMRS sebanyak 3 kali,
kunjungan pertama mendapat obat asam mefenamat yang di konsumsi selama
1 minggu, kunjungan ke 2 dan ke 3 mendapat obat maag dan paracetamol.
Riwayat Kebiasaan
Pasien merokok sejak usia 40 tahun namun sudah berhenti 4 bulan lalu.
Pasien biasanya merokok bungkus per hari. Pasien suka mengkonsumsi
makanan pedas dan asam, jarang berolah raga, suka jalan-jalan ke monas 1
bulan sekali. Konsumsi alkohol (-), narkoba (-).
Riwayat Lingkungan
Pasien tinggal di tempat yang padat penduduk, rumah berdempetan satu sama
lain, sinar matahari masuk di siang hari, ventilasi ada 3 jendela yang dibuka
dari pagi hingga sore.
Anamnesis menurut sistem :
Umum
: Pasien sadar, tampak sakit sedang
Kulit
: Tidak ada keluhan
Kepala
: Tidak ada keluhan
Mata
: Tidak ada keluhan
THT
: Tidak ada keluhan
Leher
: Tidak ada keluhan
Thoraks
: sesak (+), bengkak di punggung kanan (+)
Abdomen
: Nyeri perut kanan atas (+) Nyeri ulu hati (+), mual (-),
muntah (-), BAB hitam 1 kali
Saluran kemih
: Tidak ada keluhan
2
Genital
Ekstremitas
Tanda Vital
Status Gizi
TB : 150 cm
BMI : 23.1
Status Generalis
Kepala
Mata
Hidung
langsung (+/+)
Bentuk normal, sekret (-/-), pernapasan cuping hidung (+),
Telinga
Mulut
serumen (-/-)
Mukosa bibir pucat, sianosis (-), oral hygine baik, faring
hiperemis (-), tonsil T1/T1, dendritus (-), uvula di tengah,
Leher
Thoraks
Palpasi
Perkusi
midclavicularis dextra
Batas paru - jantung kanan : ICS II-ICS IV linea para
sternalis dextra
Batas paru - jantung kiri : ICS VI linea midclavicularis
sinistra
Batas paru - atas jantung : ICS II linea parasternalis
sinistra
Auskultasi
Abdomen
hemithoraks kanan, ronki +/-, wheezing -/Jantung : S1>S2, irama regular 80x/menit, murmur (-),
gallop (-)
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi :
Palpasi
Genitalia
Ekstremitas
bermakna
Tidak terdapat deformitas pada ekstremitas atas dan
bawah
Tidak terdapat oedem pada ekstremitas atas dan bawah
Palpasi
Akral teraba hangat
Oedem pada kedua ekstremitas bawah (-)
Nyeri tekan (-)
CRT < 2 detik
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Leukosit
9.4
ribu/dL
3.8 10.6
Eritrosit
3.5
juta/mcL
4.7 5.9
Hemoglobin
7.3
g/dL
Hematokrit
21
Trombosit
588
ribu/mcL
150 440
MCV
59.0
fL
80 100
MCH
20.6
Pg
26 34
MCHC
35.0
g/dL
32 36
RDW
17.4
<14
SGOT
106
mU/dl
<33
SGPT
37
mU/dl
<50
128
mg/dl
<110
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
13.2 17.3
40 52
KIMIA KLINIK
HATI
METABOLISME
KARBOHIDRAT
GDS
GINJAL
5
Ureum
20
mg/dl
13-43
Kreatinin
0.82
mg/dl
<1.2
URINALISIS
URIN LENGKAP
Warna
Kuning
Kuning
Kejernihan
Agak keruh
Jernih
Glukosa
Negatif
Negatif
Bilirubin
Negatif
Negatif
Keton
Negatif
Negatif
Ph
6.5
Berat jenis
1.025
Albumin urin
1+
Urobilinogen
2.0
Nitrit
Negatif
Negatif
Darah
Negatif
Negatif
Esterase leukosit
Negatif
Negatif
4.6-8
1.005-1.030
Negatif
E.U/dl
0.1-1
SEDIMEN URIN
Leukosit
1-3
/LPB
<5
Eritrosit
0.2
/LPB
<2
Epitel
2+
/LPB
Positif
Silinder
Negatif
/LPK
Negatif
Kristal
Negatif
Negatif
Bakteri
Negatif
Negatif
Jamur
Negatif
/LPB
Negatif
Non-Medikamentosa
-
Medikamentosa
-
Sistenol 3x1
Curcuma 3x1
1.7 Prognosis
Ad vitam
Ad functionam
Ad sanationam
: Ad bonam
: Dubia Ad Bonam
: Dubia Ad Bonam
1.8 Ringkasan
Pasien Ny. E usia 55 tahun datang ke RS Budhi Asih pada tanggal 29
Oktober 2015 dengan keluhan nyeri perut kanan atas (+), bengkak di
punggung kanan (+), nyeri ulu hati (+), terasa terbakar di dada (+), nafsu
makan menurun (+). Sesak (+) terasa lebih enak jika miring ke kanan, dispnea
de effort (+), ortopnea (+). BAB hitam (+) 1 kali, cair (+) sedikit, lendir (-).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum compos mentis, tampak
sakit sedang, pucat, RR 30 x/menit, conjungtiva anemis +/+, pernapasan
cuping hidung (+). Thoraks: retraksi sela iga (+), oedem hemithoraks kanan
belakang (+), vocal fremitus kanan meredup pada seluruh hemithoraks kanan,
oedem hemithoraks kanan belakang. Abdomen: Perkusi redup pada kuadran
kanan, hepatomegali (+) 3 jari dibawah arcus costae, nyeri tekan pada seluruh
regio abdomen (+). Pemeriksaan penunjang : Hb: 7.3 g/dl, SGOT: 106 mU/dl,
albumin urin 1+. Ro: efusi pleura dextra.
1.8 Masalah
1. Efusi pleura
2. Melena
3. Abses hepar DD/ Hepatoma
1. Efusi pluera
Efusi plura ditegakkan berdasarkan sesak yang terasa lebih ringan jika
berbaring miring ke kanan, bengkak di punggung kanan, yang semakin
lama semakin membesar, RR 30 x/menit, pernapasan cuping hidung (+).
Thoraks: retraksi sela iga (+), oedem hemithoraks kanan belakang (+),
vocal fremitus kanan meredup diseluruh lapang paru kanan. Ro: efusi
8
Pungsi pleura
Rencana terapi :
-
O2 2L/menit
2. Melena
Melena ditegakkan berdasarkan BAB hitam 1 kali, cair (+) sedikit. Nyeri
ulu hati (+), rasa terbakar di dada (+), riwayat sakit maag (+), nyeri tekan
epigastrium (+), Hb 7.3 g/dl. melena dipikirkan penyebabnya adalah
gastritis erosif pencetusnya makan pedas dan asem. Diagnosis banding :
ulkus peptikum, ulkus deodenum, varises esofagus.
Rencana diagnostik :
Observasi Tanda Vital
Monitor Hb (H2TL serial)
Endoskopi
Analisis feses
Rencana terapi :
-
Curcuma 3x1
9
Rencana edukasi :
-
Curcuma 3x1
Follow Up
30/10/2015
S
10
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Leukosit
7.7
ribu/dL
3.8 10.6
Eritrosit
4.9
juta/mcL
4.7 5.9
Hemoglobin
9.5
g/dL
Hematokrit
32
Trombosit
315
ribu/mcL
150 440
MCV
65.7
fL
80 100
MCH
19.3
Pg
26 34
MCHC
29.3
g/dL
32 36
RDW
19.0
Natrium
138
mmol/L
135-155
Kalium
5.9
mmol/L
3.6-5.5
Klorida
95
mmol/L
98-109
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
13.2 17.3
40 52
<14
KIMIA KLINIK
ELEKTROLIT SERUM
1. Efusi pleura
2. Abses hepar
3. Melena
11
4. Hiperkalemia
Rencana diagnostik
Cek albumin
Cek H2TL/hari
Medikamentosa
Sistenol 3x1
Curcuma 3x1
31/10/2015
S
12
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Leukosit
7.3
ribu/dL
3.8 10.6
Eritrosit
4.8
juta/mcL
4.7 5.9
Hemoglobin
9.1
g/dL
Hematokrit
31
Trombosit
618
ribu/mcL
150 440
MCV
65.0
fL
80 100
MCH
18.9
Pg
26 34
MCHC
29.1
g/dL
32 36
RDW
18.7
1.23
Mmol/L
Albumin
ELEKTROLIT
2.6
g/dl
3.5-5.2
Kalsium (Ca)
ANALISA
CAIRAN
PLEURA
7.7
mg/dl
8.4-10.2
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
KIMIA KLINIK
Kalsium Ion
HATI
Hasil
Satuan
13.2 17.3
40 52
<14
1.13-1.32
Nilai normal
13
Warna
Merah
Kuning muda
Kejernihan
Keruh
Jernih
Bekuan
Negatif
Negatif
Jumlah sel
12200
/L
54
42
Glukosa
71
mg/dl
70-100
Total protein
4.48
g/dl
<3
Pulasan gram
Negatif
Negatif
< 300
Limfosit
Monosit
Neutrofil
negatif
negatif
1. Efusi pleura
2. Abses hepar
3. Melena
4. Hipoalbuminemia
5. Hipokalsemia
6. Hiperkalemia
Rencana diagnostik
Cek albumin
Cek H2TL/hari
Medikamentosa
PRC 300 cc
Albumin 50cc
14
Sistenol 3x1
Curcuma
1/10/2015
S
O
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Leukosit
ribu/dL
3.8 10.6
Eritrosit
4.9
juta/mcL
4.7 5.9
Hemoglobin
9.7
g/dL
Hematokrit
33
Trombosit
533
ribu/mcL
150 440
MCV
68.1
fL
80 100
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
13.2 17.3
40 52
15
MCH
19.9
Pg
26 34
MCHC
29.2
g/dL
32 36
RDW
20.7
3.0
g/dl
<14
KIMIA KLINIK
HATI
Albumin
A
3.5-5.2
1. Efusi pleura
2. Abses hepar
3. Melena
4. Hipoalbuminemia
5. Hipokalsemia
Rencana diagnostik:
Medikamentosa
Albumin 50cc
Sistenol 3x1
Curcuma 3x1
16
Lactulac 2x1
BK III 2x1
Ambroxol Syr 3x1C
2/10/2015
S
O
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Leukosit
9.6
ribu/dL
3.8 10.6
Eritrosit
4.8
juta/mcL
4.7 5.9
Hemoglobin
9.6
g/dL
Hematokrit
33
Trombosit
503
ribu/mcL
150 440
LED
120
mm/Jam
0-30
MCV
68.5
fL
80 100
MCH
19.8
Pg
26 34
MCHC
29.0
g/dL
32 36
RDW
20.5
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
13.2 17.3
40 52
<14
17
Hitung Jenis
0-1
2-4
3-5
69
50-70
16
25-40
2-8
CEA
1.66
Ng/mL
<5
HIV
Non-reaktif
Basofil
Eosinofil
Netrofil batang
Netrofil segmen
Limfosit
Monosit
IMUNOSEROLOGI
PENANDA TUMOR
1. Efusi pleura
2. Abses hepar
3. Melena
4. Hipoalbuminemia
5. Hipokalsemia
Rencana diagnostik
Cek H2TL/hari
Cek CEA
Medikamentosa
PRC 200cc
Sistenol 3x1
18
3/10/2015
S
O
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Leukosit
9.9
ribu/dL
3.8 10.6
Eritrosit
5.3
juta/mcL
4.7 5.9
Hemoglobin
11.6
g/dL
Hematokrit
37
Trombosit
499
ribu/mcL
150 440
MCV
70.0
fL
80 100
MCH
21.7
Pg
26 34
MCHC
31.0
g/dL
32 36
RDW
21.2
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
13.2 17.3
40 52
<14
KIMIA KLINIK
HATI
19
USG Abdomen :
Hepatomegali dengan lesi lobus dextra DD/ hepatoma, abses
A
Cholelithiasis multiple
1. Efusi pleura
2. Abses hepar
3. Melena
4. Hipoalbuminemia
5. Hipokalsemia
Rencana diagnostik
Cek BTA 3x
Medikamentosa
20
Sistenol 3x1
4/10/2015
S
O
5. Hipokalsemia
Medikamentosa
21
Sistenol 3x1
5/10/2015
S
O
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Leukosit
ribu/dL
3.8 10.6
Eritrosit
5.1
juta/mcL
4.7 5.9
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
22
Hemoglobin
11.7
g/dL
13.2 17.3
Hematokrit
34
Trombosit
496
ribu/mcL
150 440
MCV
67.0
fL
80 100
MCH
23.0
Pg
26 34
MCHC
34.5
g/dL
32 36
RDW
24.8
182
LVL
40 52
<14
KIMIA KLINIK
HATI
Fosfatase Alkali (ALP)
87-111
23
USG Thoraks :
Cairan pada cavum pleura kanan dan telah diberikan marker pada kedalaman:
5. Hipokalsemia
Rencana terapi
24
USG Thoraks
Medikamentosa
Sistenol 3x1
6/11/2015
S
Sesak (+), lemas (+), batuk (+). Pungsi pleura coklat, empyema, pungsi I: 200 cc,
pungsi II: 800 cc, paru belakang.
25
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Leukosit
12.4
ribu/dL
3.8 10.6
Eritrosit
5.5
juta/mcL
4.7 5.9
Hemoglobin
11.2
g/dL
Hematokrit
39
Trombosit
590
ribu/mcL
150 440
MCV
69.7
fL
80 100
MCH
20.2
Pg
26 34
MCHC
28.9
g/dL
32 36
RDW
21.0
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
13.2 17.3
40 52
<14
1. Efusi pleura
2. Abses hepar
3. Melena
4. Hipoalbuminemia
5. Hipokalsemia
Rencana diagnostik
26
Medikamentosa
Sistenol 3x1
7/11/2015
S Sesak (+), lemas (+), batuk (+)
O KU : Tampak sakit sedang
K: Compos mentis
TV : 110/70 | 72x/m | 28x/m | 36,1C
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Leher : Pembesaran kelenjar tiroid dan KGB (-)
Thoraks : Cor S1 dan S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo SNV +/+, rhonki +/+, wheezing -/Abdomen : Datar, BU + 2x/m
Nyeri tekan epigastrium (+), hepatomegali (+), spleenomegali (-)
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, oedem -/-/-/Pemeriksaan laboratorium
27
1. Efusi pleura
2. Abses hepar
3. Melena
4. Hipoalbuminemia
5. Hipokalsemia
Rencana diagnostik
Medikamentosa
Sistenol 3x1
8/11/2015
S
O
5. Hipokalsemia
Medikamentosa
29
Sistenol 3x1
9/11/2015
S
O
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
LED
120
mm/jam
Nilai Normal
0-30
1. Efusi pleura
2. Abses hepar
3. Melena
4. Hipoalbuminemia
5. Hipokalsemia
30
Rencana Terapi
USG abdomen
Medikamentosa
Metronidazole 3x1
Cefixime 2x1
Omeperazole 1x1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ABSES HEPAR
31
I. DEFINISI
Infeksi pada hati oleh bakteri, parasit, jamur, atau nekrosis steril dari sistem
gastrointestinal
yang
ditandai
dengan
adanya
proses
supurasi
dengan
pembentukan pus yang terdiri atas jaringan hati nekrotik, sel inflamasi atau sel
darah dalam parenkim hati.
II. EPIDEMIOLOGI
Infeksi amuba atau amubiasis disebabkan oleh Entamoeba histolytica, mencakup
10% dari populasi seluruh dunia dan 95% di antaranya adalah karier yang
asimptomatis. Dari 5% pasien yang simptomatis, sepuluh persen menjadi abses
hati. Insidens abses hati amuba dipengaruhi oleh keadaan nutrisi, higiene individu
yang buruk, dan kepadatan penduduk.
III. PATOGENESIS
Parasit ditularkan melalui jalur fekal-oral dengan menelan minuman atau makan
yang mengandung kista Entamoeba histolytica. Bentuk kista yang patogen dapat
melewati lambung dan berdisintegrasi di dalam usus halus, melepaskan trofozoit
dan bermigrasi ke kolon. Selanjutnya trofozoit beragregasi di lapisan musin usus
dan membentuk kista baru. Lisis dari epitel kolon dipermudah oleh galaktosa dan
N-asetil-D-galaktosamin (Gal/GalNAc)-lektin spesifik yang dimiliki trofozoit,
sehingga menyebabkan neutrofil berkumpul di tempat infasi tersebut. Ulkus pada
epitel kolon merupakan jalur amuba masuk ke dalam sistem vena portal dan
menyebabkan penyebaran ekstraintestinal ke peritoneum, hati dan jaringan lain.
Organ hati merupakan lokasi penyebaran ekstraintestinal yang paling sering.
Amuba bermultiplikasi dan menutup cabang-cabang kecil vena portal intrahepatik
menyebabkan nekrosis dan lisis jaringan hati. Diameter daerah nekrotik bervariasi
dari beberapa milimeter sampai 10 cm. Abses hati amuba biasanya soliter dan
80% kasus terletak di lobus kanan. Abses mengandung pus steril dan jaringan
nekrotik hati yang encer berwarna coklat kemerahan (anchovy paste). Amuba
pada umumnya terdapat pada daerah perifer abses.
32
penurunan berat badan pada 29% kasus. Pada pemeriksaan fisis, 83% kasus
dilaporkan demam dan 69% dengan hepatomegali yang disertai nyeri tekan.
Ikterik jarang terjadi.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah menunjukkan leukositosis dengan jumlah sel polimorfonuklear
sekitar 70-80%, peningkatan laju endah darah, anemia ringan, peningkatan alkali
33
fosfatase dan kadar bilirubin. Uji fungsi hati pada umumnya normal. Feses dapaT
mengandung kista, pada disentri ditemukan trofozoit hematofagus. Kista positif
pada feses hanya ditemukan pada 10-40% kasus.
Foto dada menunjukkan hemidiafragma kanan terangkat dengan atelektasis atau
pleural efusi. Sensitivitas ultrasonografi dan CT scan untuk mendeteksi abses hati
amuba adalah 85% dan 100%. Uji serologis dapat membantu menegakkan
diagnosis abses hati amuba, antara lain IHA (indirect hemagglutination antibody),
EIA (enzyme immunoassay), IFA (indirect immunolfuoresent antibotic), LA (latex
agglutination),
AGD
(agar
gel
diffusion),
dan
CIE
(counter
Uji
serologis ini relatif lebih sederhana, mudah dilakukan, cepat, stabil dan murah
harganya serta memiliki sensitivitas 99% dan spesifisitas > 90%. Titer positif
dapat bertahan beberapa bulan hingga tahunan setelah sembuh sehingga di daerah
endemik nilai diagnostiknya berkurang.
Pasien dengan trias nyeri abdomen, demam dan hepatomegali harus diwaspadai
oleh seorang dokter terhadap kemungkinan suatu abses hati. Diagram berikut
adalah algoritma untuk menegakkan diagnosis abses hati
.
34
VI. TATALAKSANA
Metronidazol (35-50 mg/kg/hari dibagi 3 dosis selama 7-10 hari) atau tinidazol
(60 mg/kg/hr selama 5 hari) merupakan terapi pilihan. Sembilan puluh lima
35
37
38
DAFTAR PUSTAKA
1.
Andri LA, Rasjid HA. 2004. Abses amuba pada hepar. DexaMedica 2004; 216.
2.
3.
4.
Aru W, Sudoyo, dkk. 2006. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1 Edisi
Empat.Balai Penerbitan FK-UI: jakarta.
39