Anda di halaman 1dari 2

Penatalaksanaan kebidanan:

1) Melakukan pendekatan terapeutik dengan ibu dan keluarga dengan cara


memperkenalkan diri dan melibatkan keluarga dalam pemberian KIE.
2) Memberitahu hasil pemeriksaan agar ibu dan keluarga mengetahui
keadaannya saat ini dan lebih kooperatif dalam tindakan selanjutnya.
3) Memberi support kepada ibu dan keluarga untuk tidak menyerah dalam
mengahadapi penyakitnya dan memberikan kepercayaan kepada tenaga
kesehatan yang bertugas bahwa ibu akan diberikan terapi yang
pelayanan terbaik.
4) Menganjurkan ibu untuk makan banyak dan bergizi yaitu dengan
menghabiskan hidangan yang disediakan oleh rumah sakit. Ibu dengan
post operasi dapat menambah asupan makanan tinggi protein contohnya
putih telur untuk mempercepat penyembuhan luka.
5) Memperhatikan jalan napas ibu, bila ibu merasa sesak berikan oksigen
dengan nasal kanul 2-4 L/menit.
6) Menciptakan suasana lingkungan yang nyaman dan tenang untuk ibu
beristirahat.
7) Memantau input dan output cairan untuk mengetahui keseimbangan
cairan dan elektrolit.
8) Membantu ibu untuk menjaga personal hygiene sehari-hari.
9) Membantu mobilisasi ibu untuk memperlancar peredaran darah.
10) Mengobservasi tanda-tanda vital setiap 6 jam untuk memantau keadaan
umum ibu.
11) Melaksanakan program terapi medis.

1. Komplikasi
a. Torsio
Komplikasi paling sering dan paling berbahaya adalah torsio dari kista
ovarium yang merupakan kegawatdaruratan medis yang menyebabkan tuba
falopi berotasi, situasi ini bisa menyebabkan nekrosis. Kondisi ini sering
menyebabkan infertilitas. Manifestasi dari torsio kista ovarium adalah nyeri
perut unilateral yang biasanya menyebar turun ke kaki. Pada kondisi ini

pasien harus segera di bawa ke rumah sakit. Jika pembedahan selesai pada 6
jam pertama setelah onset krisis, intervensi pada kista torsio bisa dilakukan.
Jika torsio lebih dari 6 jam dan tuba falopi sudah nekrosis, pasien akan
kehilangan tuba falopinya
b. Ruptura kista
Ruptura kista yang kecil kadang-kadang tidak memberikan gejala, tetapi
pecahnya ini dapat memberikan bahasa seperti penyebaran isi kista dalam
ruang abdomen berisi cairan gelatineus. Komplikasi lain adalah perdarahan
atau rupturnya kista yang ditandai dengan ascites dan sering sulit untuk
dibedakan dari kehamilan ektopik. Situasi ini juga perlu pembedahan
darurat. Gejala dominan dari komplikasi ini adalah nyeri kuat yang berlokasi
di salah satu sisi dari abdomen (pada ovarium yang mengandung kista).
Ruptur kista ovarium juga mengakibatkan anemia. Ruptur kista ovarium
sulit dikenali karena pada beberapa kasus tidak ditemukan gejala. Tanda
pertama yang bisa terjadi adalah terasa nyeri di abdomen bagian bawah,
mual, muntah dan demam
c. Supporasi kista
Peradangan kista dapat terjadi setelah torsi atau dapat pula berdiri sendiri
yaitu secara hematogen atau limfogen.
d. Perubahan keganasan
Dari suatu tumor kistik dapat terjadi keganasan pada jenis mucinosum.
Kemungkinan terjadi keganasan lebih kecil bila dibandingkan dengan jenis
serosum. Pada jenis musinosum berkisar 5-10% sedangkan pada
cystodenoma serosum ini lebih sering jadi ganas yaitu sekitar 25%.
e. Pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan
Tumor yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga
menyebabkan abortus, partus prematurus.
Tumor yang bertangkai, karena pembesaran atau pengecilan uterus
setelah persalinan terjadi torsi dan menyebabkan rasa nyeri, nekrosis
dan infeksi yang disebut Abdomen Akut.
Dapat menyebabkan kelainan-kelainan letak janin.
Tumor kistik dapat pecah karena trauma luar atau trauma persalinan.
Tumor besar dan berlokasi di bawah, dapat menghalangi persalinan

Anda mungkin juga menyukai