PENDAHULUAN
Besi dan baja merupakan logam yang banyak sumbangannya bagi perkembangan
kebudayaan manusia. Hal ini disebabkan karena :
a. Jumlahnya yang cukup melimpah
b. Memiliki sifat mekanik yang menarik
c. Mudah dikerjakan dengan forming maupun dengan machining
d. Harganya relative murah
Pemanfaatanya besi dipergunakan dalam keadaan paduan bukan dalam keadaan
murni. Paduan besi umumnya dengan carbon, yang dikenal sebagai baja dan besi tuang. Besi
dan baja tuang bukan hanya berbeda kadar karbonnya tetapi juga berbeda struktur mikronya
dan berbeda sifatnya.
Klasifikasi baja dipasaran dilakukan berdasarkan,
a. Kekuatannya, st37, st42, st50, st60 dan lain sebagainya.
b. Komposisi kimianya, baja karbon rendah, baja karbon menengah, baja karbon tinggi
c. Strukturnya, baja hypoeutectoid, baja eutectoid, baja hypereutectoid
d. Penggunaannya
e. Bentuknya
f. Pembuatannya, dan lain sebagainya.
BAB II
PROSES PEMBUATAN BAJA
Keseluruhan proses dapat dibagi menjadi beberapa tahapan pengerjaan BIjih besi menjadi
besi kasar (pig iron) atau besi spons(sponge iron)
a. Pengolahan besi kasar/besi spongs menjadi baja antara lain ingot atau bilet/slab/bloom
b. Pengolahan bentuk menjadi benda setengah jadi /baku berbentuk plat, strip, sklep,
batang kawat, batang profil, dll.
c. Pengolahan lanjut bentuk setengah jadi menjadi menjadi bentuk yang lain misalnya,
kawat, pipa, sheet, tin plated sheet, dll.
Keseluruhan proses itu dapat dilakukan pada satu lokasi pabrik baja yang besar dan dapat
pula dilakukan pada sejumlah pabrik yang terpisah. Misalnya ada pabrik yang hanya
mengerjakan dri billet sampai suatu barang setengah jadi.
a. Oksidasi
b. Sulfide
c. Karbonat
d. Silikat
Semuanya itu dinamakan bijih besi. Bijih besi yang banyak diolah adalahyang
berbentuk oksida yang mengandung unsur/senyawa lain yang biasanya disebut sebagai
pengotoran, yaitu,
a. Hematid, Fe2O3 yang bercampur dengan sedikit belerang , phosphor, dll.
b. Limanit, 2 Fe2O3 3 H2O, dengan sejumlah phosphor dan pengotoran lainnya.
c. Magnetit, Fe2O4, dengan sejumlah belerang , silikat, seng, dll.
d. Siderit, FeCO3, dengan pengotoran berupa silica, alumina, magnesium, dll.
Untuk memperoleh besi dari bijih besi dilakukan proses reduksi dengan menggunakan
bahan reduktor yang kuat(biasanya karbon) dan fluks dengan pemanasan. Fluks berfungsi
sebagai bahan pengikat kotoran sehiingga kotoran mudah mencair dan menjadi terak. Cara
yang selama ini banyak digunakan adalah dengan reduksi bertingkat yang dilakukan dalam
dapur tinggi (Blast Furnace). Cara lainnya adalah dengan reduksi langsung (DRI, Direct
Reduction Iron).
B. Dapur Tinggi
Dapur tinggi terbuat dari susunan batu tahan api yang diperkuat dengan tiangtiang baja, Dalam dapur tinggi akan terjadi proses reduksi bijih besi menjadi besi kasar (besi
mentah). Selain itu juga reaksi-reaksi kimia yang menyertai proses reduksi tersebut. Dapur
tinggi berukuran tinggi 30 m garis tengan maksimum 7 m, garis tengah puncak 4,5 m, garis
tengah bawah 4m. Dapur tinggi didirikan diatas fondasi yang diperkuat oleh tiang-tiang baja.
Bagian dalam dapur tinggi dilapisi batu tahan api yang mempunyai sifat tahan
terhdap suhu tinggi dan merupakan penyekat panas. Pada bagian atas dapur terdapat corot
pengisi yang bekerja bergantian sehingga kehilangan gas dapur tinggi dapat dicegah. Serta
dilengkapi dengan alat pemanas udara dan alat pemisah debu
Bahan-bahan yang dimasukkan pada dapur tinggi : bijih besi, kokas, dan batu kapur.
Bahan ini disimpan dedekat dapur tinggi supaya pengisiannya mudah. Bahan-bahan diangkut
ke puncak dapur tinggi dengan alat pengangkut selapis demi selapis secara terus- menerus.
Bahan-bahan pengisi daput tinggi ini akan mengalami proses fisika dan kimia sebagai
berikut,
1) Mula-mula dilakukan pemanasan pendahuluan, didalam dapur tinggi gas-gas hasil
pembakaran yang suhunya masih panas akan naik ke atas sambil memanaskan bahanbahan yang disikan., sehingga air dan zat-zat yang mudah menguap dalam zat- zat
pengisi akan segera menguap hingga bahan2 mencadi cukup kering.
2) Langkah berikutnya adalah proses reduksi, dalam dapur tinggi yang bertemperatur
antara 800C sd 1400C , akan terjadi serangkaian reaksi-reaksi kimia antara lain reaksi
reduksi bijih besi, reaksi pembakaran kokas, dan peruraian batu kapor. Karena
pengaruh udara panas kokas akan terbakar menurut reaksi C+CO---------------CO2
Gas CO yang terjadi akan mereduksi bijih besi menurut reaksi sebagai berikut.
CO2+ C ---------------
2CO
Gas CO yang terjadi akan mereduksi bijih besi menurut reaksi berikut.
Fe3O4
+CO -----------
3FeO+CO2
2 FeO +
Fe2O3
+ CO ----------
CO2
Kedua reaksi tersebut dinamakan reaksi tidak langsung. Pada daerah reduksi juga
terjadi peruraian batu kapur dan mungkin juga peruraian MgCO3 ataupun FeCO3
yang mungkin terdapat dalam batu kapur tersebut menurut reaksi berikut:
CaO +
CaCO3 -----------------
CO2
MgO
MgCO3 ---------------
+CO2
FeCO3 ------------------
FeO +
6
CO2
Gas CO2 hasil dari peruraian ini akan bersinggungan dan bereaksi dengan lapisan
kokas menurut reaksi berikut:
CO2 + C ----------------- 2CO
3) Langkah berikutnya adalah proses peleburan, Pada temperature 1400C sd 1600C akan
terjadi peleburan hasil reduksi tak langsung dan juga terjadi pembentukan terak.
Disamping itu juga akan terjadi reduksi langsung FeO oleh kokas. Reaksi kimia yang
terjadi pada daerah ini adalah sebagai berikut.
a. Reaksi langsung FO + C -------------------------------
Fe + CO
Ca SiO3
MnSiO3
Karena berat jenis terak lebih ringan daripada berat jenis besi, maka terak akan
mengapung pada bagian atas. Besi mentah yang dihasilkan bukan merupakan besi
murni tetapi masih mengandung unsur yang lainnya yaitu karbon(C), yang berasal dari
kokas, sisilium (Si), Mangan(Mn), dan Phosphor (P) yang berasal dari bijih besi. Oleh karena
itu
C. Pembuatan Baja
Baja pada dasarnya adalah paduan besi karbon dengan kadar karbon tidak lebih dari
2.0% disamping juga mungkin mengandung sejumlah unsur lainnya(unsur paduan dan
pengotoran). Baja di buat dari besi kasar/spongs dengan mengurangi kadar karbo dan unsur
lain yang kurang disukai. Ada beberapa macam cara pembuatan baja, antara lain:
a. Dengan konvertor
b. Dengan dapur siemens Martin (open Hearth furnance)
c. Dengan dapur listrik
Klasifikasi proses pembuatan baja dilakukan berdasarkan pada derajat keasaman terak yang
dihasilkan
a. Proses asam (acid)
b. Proses basa (basic)
c. Proses duplex (gabungan asam dan basa)
d. Basic Oxygen process
2 FeO
Sebagian oksida besi ini menjadi terak dan yang lainnya bereaksi dengan Si dan Mn ,
Si + 2FeO --------------------------
SiO2 + 2Fe
Mn + FeO -------------------------
MnO + Fe
Reaksi-reaksi itu akan menyebabkan panas (exothermic) dan akan menaikkan temperature
cairan. Oksida mangan dan oksida silicon ini akan menjadi terak pada saat
Saat Si dan Mn hampir habis temperature menjadi sangat tinggi dan karbon mulai terbakar,
C + FeO --------------------------
Fe + CO
CO berupa gas dan keluar melalui mulut konventor, disini CO akan terbakar dan menjadi
CO2. Hal ini di tandai dengan nyala api yang panjang dan terang. Bila nyala api mulai
meredup dan yang ada adalah asap kemerahan hal ini berarti C sudah habis terbakar, dan
hembusan angin harus segera dihentikan, agar besi tidak habis terbakar. Kemudian konvertor
dimiringkan dan cairan besi dikeluarkan. Karena dalam cairan baja ini masih banyak oxygen
maka perlu diberikan oksidan (ferromangan, ferrosilikat, atau alumunium) untuk
menghilankannya.
Sedangkan
pengaturan
kadar
karbon
dapat
dilakukan
dengan
10
11
12
b.
Induction Furnace
13
14
15
16
berupa Sementit sehingga mempunyai sifat sangat keras dan getas. Mikrostrukturnya terdiri
dari Karbida yang menyebabkan berwarna Putih.
2. BESI TUANG MAMPU TEMPA (MALLEABLE CAST IRON).Besi Tuang jenis ini
dibuat dari Besi Tuang Putih dengan melakukan heat treatment kembali yang tujuannya
menguraikan seluruh gumpalan graphit (Fe3C) akan terurai menjadi matriks Ferrite, Pearlite
dan Martensite. Mempunyai sifat yang mirip dengab Baja.
3. BESI TUANG KELABU (GREY CAST IRON).Jenis Besi Tuang ini sering dijumpai
(sekitar 70% besi tuang berwarnaabu-abu). Mempunyai graphite yang berbentuk FLAKE.
Sifat dari Besi Tuang ini kekuatan tariknya tidak begitu tinggi dan keuletannya rendah sekali
(Nil Ductility).
4. BESI TUANG NODULAR (NODULAR CAST IRON)NODULAR CAST IRON adalah
perpaduan BESI TUANG KELABU. Ciri Besi tuang ini bentuk graphite FLAKE dimana
ujung ujung FLAKE berbentuk TAKIK-AN yang mempunyai pengaruh terhadap
KETANGGUHAN, KEULETAN & KEKUATAN oleh karena untuk menjadi LEBIH BAIK,
maka graphite tersebut berbentuk BOLA (SPHEROID) dengan menambahkan sedikit
INOCULATING AGENT, seperti Magnesium atau calcium silicide. Karena Besi Tuang
mempunyai KEULETAN yang TINGGI maka besi tuang ini di kategorikan DUCTILE CAST
IRON.
17
weld metal) akan berkontraksi selama pendinginan. Karena kerapuhan dari besi tuang inilah
kontraksi cast iron mempunyai kemampuan yang lebih rendah dibandingkan Baja.
2. Bentuk yang tidak beraturan.Umumnya Besi Tuang ini dibuat dalam bentuk yang tidak
berarturan atau boleh saya bilang artistik. Dengan adanya bentuk yang rumit besi tuang
tersebut sedikit banyak mempunyai ketebalan yang tidak seragam hal ini akan mempengaruhi
kontraksi tegangan yang terjadi pada material tersebut dan mudah terjadi retak dan perlu
diingat juga yang melatarbelakangi ini adalah sifatnya yang mempunyai daya lentur yang
sangat rendah.
3.
HAZ yang keras.HAZ pada Besi Tuang yang berdekatan dengan Weld Metal akan
mempunyai sifat yang KERAS. Pengerasan ini diakibatkan oleh adanya bagian HAZ yang
tidak ikut mencair.
4. Pengikatan Karbon dari Base Metal.Akibat Pengelasan Besi tuang yang tercampur
dengan Base Metal akan menyebabkan terjadinya pengikatan KARBON pada WELD
METAL sehingga menyebabkan peningkatan kandungan SULFUR dan PHOSPOR dalam
WELD METAL tersebut.
5.
Penyerapan Minyak pada Besi Tuang.Karena bentuk kareketeristik material ini rata-
rata berpori maka kemungkinan terjadinya peresapan minyak dalam graphite yang
menyebabkan porositas pada logam las. Biasanya sering dialami
oleh temen praktisi welding, repair pada saat maintenance.
Mengapa Cast Iron jika di Las Sering terjadi retak? Sebelum kita bahas hanya keretakan pada
Cast Iron, ada baiknya jika kita mengerti terlebih dahulu apa yang disebut Crack pada logam,
apa yang menyebabkan crack pada logam, apa pengaruh Chemical Composition terhadap
mudah tidaknya suatu logam retak, Apa itu diagram CCT dan CCCT, dll.
Sehingga kita tidak salah dalam mengambil kesimpulan dalam memahami terjadinya crack
pada pengelasan Cast Iron..
18
Keretakan pada proses pengelasan Cast Iron, ada beberapa faktor yang saling dukung
mendukung sehingga memudahkan terjadinya Crack.
Faktor utamanya adalah :
1. Chemical Composition : %C = Carbon terlalu tinggi. Unsur C yang tinggi memang akan
menurunkan Titik Lebur baja (Mesti dibahas juga Diagram Fe-Fe3C) sehingga antara proses
peleburan dan penuangan di cetakan lebih mudah. Tetapi karena sifatnya yang lunak akan
menjadi sumber keretakan di paduan Besi Cor, apalagi yang C nya berbentuk Flake (Besi cor
mempunyai Carbon bebas, mungkin seperti radikal bebas di tubuh kita). %P= Posphor dan
%S=Sulphur Tinggi. Dalam paduan Fe, kadar P dan S tidak boleh lebih besar dari keteentuan.
Karena lebih dari itu akan menyebabkan sumber keretakan (kalau di proses rolling
pembuatan besi beton bisa pecah) . Lantas mengapa unsur P dan S ini tidak diturunkan saja?
Dalam proses pengecoran, unsur P dan S sangat diperlukan untuk meningkatkan mampu alir
dari cairan besi.
2. Faktor-faktor lain seperti bentuk yang kompleks dan lain tidak banyak berpengaruh,
karena kebanyakan pada proses pengelasan Cast Iron, keretakan terjadi pada daerah HAZ.
3. Bagaimana pengaruh Olie dll ? Pengotor seperti ini lebih banyak berpengaruh terhadap
terjadinya Porosity pada weld metal.
Lantas bagaimana untuk menghindari terjadinya keretakan pada pada proses pengelasan Cast
Iron?
1.Gunakan kawat las Nickel.
19
BAGAIMANA KORELASINYA.
Dengan adanya bentuk yang rumit besi tuang tersebut sedikit banyak mempunyai ketebalan
yang tidak seragam hal ini akan mempengaruhi konstraksi tegangan yang terjadi pada
material tersebut dan mudah terjadi retak.
Untuk menghindari timbulnya keretakan pada sebuah besi tuang karena ketegangan akibat
konstraksi tegangan selama pengelasan sering dilakukan dengan memperluas bidang yang
dipanasi dengan PREHEATING untuk menyeimbangkan KONTRAKSI TEGANGAN dalam
hal ini ada metode yang dilakukan dalam preheating :
1.PREHEATING
SETEMPAT.Tujuannya
untuk
menghambat
tingkat
pendinginan
sambungan las.
2.PREHEATING KESELURUHAN.Mempunyai fungsi untuk melepaskan tegangan internal
yang tersembunyi dan untuk memperlambat pendinginan pengelasan. Hal ini cocok untuk
material yang mempunyai bentuk rumit Seperti RODA GIGI, SPROKET dsb.
MENGAPA KAWAT LAS BESI TUANG BERBASIS PADA UNSUR NICKEL (Ni) ??
Nickel adalah suatu logam berwarna Putih perak, Mempunyai Berat Jenis 8.5 yang hampir
sama dengan Tembaga. Nickel dijadikan sebagai bagian dari bahan Kawat Las Cast Iron
karena Nickel mempunyai karakteristik LOW SOLUBILITY pada Carbon. Dengan
menyatunya NICKEL & BESI dapat menghindari terjadinya CRACK (RETAK) PADA
DAERAH FUSION LINE akibat adanya perbedaan EXPANSION temperature pengelasan
pada material Cast Iron. Selain itu logam las ini mempunyai karakteristik yang lentur dan
mudah untuk dimachining.
Perlu diketahui juga TIDAK SELAMANYA kawat las cast iron berbasiskan pada NICKEL
tetapi ada juga kawat las yang berbasiskan TEMBAGA (Copper).
20