Modul 10 Data Dan Analisis 1
Modul 10 Data Dan Analisis 1
ATEP AFIA
2)
3)
ATEP AFIA
Data yang didapat melalui pengamatan langsung ada yang dapat diubah
menjadi data kuantitatif. Namun, hal ini bukan berarti semua data yang diperoleh dari
pengamatan langsung harus diubah menjadi data kuantitatif. Cara pengamatan
langsung dapat digunakan pada penelitian eksploratori atau pada penelitian untuk
menguji hipotesa. Dalam pengamatan langsung, peneliti dapat menjadi anggota
kelompok subyek (partisipan) atau berada di luar subyek (nonpartisipan).
Secara umum, cara pengamatan langsung ini dapat dibagi dua, yaitu:
Pengamatan tidak berstruktur
Pengamatan berstruktur
Untuk menentukan apakah suatu pengamatan yang dilakukan tidak berstruktur atau
berstruktur, maka terdapat 4 pertanyaan di bawah ini harus dijawab oleh si peneliti,
yaitu:
Apa yang akan amati?
Bagaimana pengamatan tersebut dicatat?
Prosedur apa yang digunakan untuk memperoleh pengamatan yang akurat?
Bagaimana hubungan antara pengamat dengan yang diamati dan bagaimana
hubungan tersebut dibina?
1. Pengamatan yang Tidak Berstruktur
Beberapa hal penting yang diperhatikan dalam pengamatan tidak berstruktur
adalah:
1) Isi pengamatan
2) Mencatat pengamatan
3) Ketetapan pengamatan
4) Hubungan antara pengamat dan yang diamati
2. Pengamatan Berstruktur
Pada pengamatan berstruktur, si peneliti telah mengetahui semua aspek dari
aktivitas yang diamati yang relevan dengan masalah serta tujuan penelitian, dengan
pengungkapan yang sistematik untuk menguji hipotesanya. Pengamatan bisa saja di
lapangan atau di laboratorium, terhadap semua mahkluk hidup.
ATEP AFIA
ATEP AFIA
(b)
(c)
Presisi yang dikehendaki oleh mahasiswa. Makin tinggi tingkat presisi yang
dikehendaki, jumlah sampel yang diambil semakin besar.
ATEP AFIA
b.
c.
d.
Tenaga, biaya, dan waktu. Jika peneliti menginginkan presisi yang tinggi,
jumlah sampel harus besar. Namun bila dana, tenaga, dan waktu terbatas maka
tidak mungkin mengabil sampel yang besar dan ini berarti menurunkan presisi.
ATEP AFIA
1. Pendahuluan
Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk suatu
keperluan penelitian. Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan.
Validitas data dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambil data
cukup valid.
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Metode pengumpulan data dan masalah
penelitian selalu berkaitan, dimana masalah memberi arah dan mempengaruhi
metode pengumpulan data. Banyak masalah yang dirumuskan tidak akan dapat
dipecahkan karena metode untuk memperoleh data yang digunakan tidak
memungkinkan, ataupun metode yang ada tidak dapat menghasilkan data seperti
yang diinginkan. Jika hal tersebut terjadi, alternatif bagi si peneliti adalah mengganti
masalah dalam penelitiannya.
Berdasarkan seberapa jauh peneliti berhubungan dengan subyek penelitian,
metode pengumpulan data dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
Metode pengamatan langsung
Metode dengan menggunakan pertanyaan
Metode khusus
2. Pengumpulan Data dengan Observasi Langsung
ATEP AFIA
5)
6)
menjadi data kuantitatif. Namun, hal ini bukan berarti semua data yang diperoleh dari
pengamatan langsung harus diubah menjadi data kuantitatif. Cara pengamatan
langsung dapat digunakan pada penelitian eksploratori atau pada penelitian untuk
menguji hipotesa. Dalam pengamatan langsung, peneliti dapat menjadi anggota
kelompok subyek (partisipan) atau berada di luar subyek (nonpartisipan).
Secara umum, cara pengamatan langsung ini dapat dibagi dua, yaitu:
Pengamatan tidak berstruktur
Pengamatan berstruktur
Untuk menentukan apakah suatu pengamatan yang dilakukan tidak berstruktur atau
berstruktur, maka terdapat 4 pertanyaan di bawah ini harus dijawab oleh si peneliti,
yaitu:
Apa yang akan amati?
ATEP AFIA
ATEP AFIA
Sumber :
Hariwijaya dan Triton P.B. 2007. Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis. Oryza.
Yogyakarta.
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
ATEP AFIA
10