Bab Ii
Bab Ii
PEMBAHASAN
2.1
Morfologi
Tanaman kelapa sawit memiliki klasifikasi:
menurun pada usia 12 tahun, selanjutnya produksi daun tetap berkisar antara 2224 daun pertahun.
Jantan
Betina
2.2
Teknik Budidaya
2.2.1
Syarat Tumbuh
Curah hujan yang ideal bagi kelapa sawit yakni 2.000 2.500 mm per
tahun dan tersebar merata setiap tahun. Musim kemarau selama tiga bulan atau
lebih dapat menurunkan produksi kelapa sawit. Sedangkan curah hujan yang
10
tinggi tidak berpengaruh buruk terhadap produksi kelapa sawit, asalkan drainase
dan penyinaran matahari cukup baik. Tanaman kelapa sawit termasuk tanama
heliofil atau menyukai cahaya matahari. Tanaman yang ternaungi karena jarak
tanam yang sempit, pertumbuhannya akan terhambat karena hasil asimilasinya
kurang. Selain itu, tanaman dewasa yang ternaungi produksi bunga betinanya
sedikit sehingga perbandingan bunga betina dengan bunga jantan (Sex Ratio)
kecil.
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di banyak jenis tanah,
yang penting tidak kekurangan air pada musim kemarau dan tidak tergenang air
pada musim kemarau dan tidak tergenang air pada musim hujan (drainase baik).
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4 6.5.
2.2.2 Pembibitan
11
Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang.
Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan.
2.2.3 Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm dan dibiarkan selama
2 minggu Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang
berjarak 1,5 m dari sisi lereng. Sebelum ditanami di beri pupuk Rock Fosfat yang
merupakan jenis pupuk fosfat alam. Dosis 1 kg per lubang dan diaplikasikan
setelah lubang tanam dibuat atau bersamaan dengan kegiatan menanam.
2.2.4 Penanaman
Bibit yang ditanam di lapangan sebaiknya telah berumur 12 14 bulan.
Kedalaman lubang tanam harus diatur agar suhu dengan tinggi polybag ditambah
5 cm. Misalnya tinggi polybag 45 cm kedalaman lubang menjadi 50 cm.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan agar tanaman tidak
kekurangan air. Tanaman yang mati harus segera disulam agar pertumbuhan
tanaman tersebut tidak ketinggalan dari tanaman lainnya.
2.2.5 Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan ketika tanaman sudah di pindahkan dari polybag ke
lahan terbuka.
a. Pengendalian Gulma
Gulma (rumput pengganggu) di perkebunan kelapa sawit harus dikendalikan
karena gulma menjadi pesaing tanaman kelapa sawit alam menyerap unsur
12
hara dan air, serta kemungkinan gulma menjadi tanaman inang hama dan
penyakit.
b. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk dalam piringan yang
dibuat melingkar di sekitar tanaman.
c. Pemangkasan daun
Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu:
Pemangkasan pasir
Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman
13
Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit
buahnya. Buah akan berubah menjadi merah jingga ketika masak. Pada saat buah
masak, kandungan minyak pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang,
buah kelapa sawit akan lepas dan jatuh dari tangkai tandannya. Buah yang jatuh
tersebut disebut membrondol.
Proses panen dan penanganan pasca panen meliputi pekerjaan memotong
tandan buah masak, memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke
tempat pengumpulan hasil (TPH) serta ke pabrik. Kriteria panen yang perlu
diperhatikan adalah matang panen, alat panen, rotasi, sistem panen, serta mutu
panen.
2.3.1 Aspek Teknis
a. Persiapan Pemanenan
Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi
dengan biaya panen seminimal mungkin. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam
mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan potong buah yaitu (1) persiapan kondisi
areal, (2) penyediaan tenaga potong buah, (3) pembagian seksi potong buah, dan
(4) penyediaan alat-alat kerja.
Persiapan kondisi areal meliputi perbaikan jalan dan jembatan, pembersihan
piringan, pemasangan titi panen, pasar tikus, pembuatan TPH, dan pembuatan
tapal kuda untuk areal berbukit. Kebutuhan tenaga potong buah harus mengacu
pada kebutuhan tenaga pada saat panen puncak. Jumlah tenaga potong buah dapat
diperoleh dengan tetap memperhitungkan faktor umur tanaman dan kerapatan
buah.
14
b. Pelaksanaan Panen
Dalam pelaksaan panen, semua pemanen harus sudah tiba di ancak dan siap
memotong buah paling lambat 06.30 waktu setempat. Sebelum bekerja, seluruh
pemenen harus diberi pengertian tentang pentingnya peralatan yang terbaik agar
dapat mencapai hasil yang maksimal, baik kualitas maupun kuantitas.
2.3.2 Aspek Manajerial
a. Kriteria matang panen
Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu anda agar
dapat memotong buah pada saat yang tepat di masa panen. Pada saat ini, kriteria
umum yang banyak dipakai adalah berdasarkan jumlah brondolan, yaitu tanaman
berumur kurang dari 10 tahun dengan jumlah brondolan kurang lebih 10 butir dan
tanaman berumur lebih dari 10 tahun dengan jumlah brondolan sekitar 15-20
butir. Namun, secara praktis digunakan kriteria umum yaitu pada setiap 1 kg
tandan buah segar (TBS) terdapat 2 brondolan.
b. Rotasi dan sistem panen
Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai
panen berikutnya pada tempat yang sama. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia
pada umumnya menggunakan rotasi panen 7 hari, artinya satu areal panen harus
diancak oleh pemetik tiap 7 hari. Rotasi panen dianggap lebih baik bila buah tidak
lewat matang, yaitu dengan menggunakan sistem 5/7. Artinya, dalam satu minggu
15
terdapat 5 hari panen dan masing-masing ancak panen diulangi (dipanen) 7 hari
berikutnya. Dikenal dua sistem ancak panen, yaitu :
Sistem giring, Pada sistem ini, apabila suatu ancak telah selesai dipanen,
pemanen pindah ke ancak berikutnya yang telah ditunjuk oleh mandor, segitu
seterusnya. Sistem tetap, Sistem ini sangat baik diterapkan pada areal perkebunan
yang sempit, topografi berbukit atau curam, dan dengan tahun tanam yang
berbeda. Pada sistem ini pemanen diberi ancak dengan luas tertentu dan tidak
berpindah-pindah.
c. Kerapatan panen
Kerapatan panen adalah sejumlah angka yang menunjukan tingkat kerapatan
pohon matang panen di dalam suatu areal, baik itu pada sistemm blok maupun
pada sistem group. Agar lebih akurat dalam menentukan kerapatan panen, dapat
ditentukan selama 1 hari sebelum panen buah. Perhitungan dilakukan khususnya
pada areal-areal yang keesokan harinya akan dipanen.
16