2.1 Stoikiometri
berat analit atau senyawa yang mengandung analit dapat dilakukan dengan dua
metode, yaitu metode pengendapan melalui isolasi endapan sukar larut dari suatu
komposisi yang tak diketahui dan metode penguapan dimana larutan yang
(Harvey, 2004).
Gravimetri evolusi langsung berfungsi untuk mengukur fase gas secara langsung,
sedangkan gravimetri evolusi tidak langsung berfungsi untuk mengukur fase gas
Kadar air suatu bahan menunjukkan kandungan air bebas dalam bahan
tersebut yang berikatan hidrogen dengan sesama molekul air bebas. Kadar abu
suatu bahan adalah residu senyawa oksida dan garam yang tersisa dari
yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang
larutan yang bereaksi. Alat yang lazim digunakan adalah labu takar, buret, pipet
yaitu analisis yang bertujuan untuk menentukan jumlah suatu zat atau komponen
zat. Salah satu contoh dari analisis volumetri adalah titrasi, dimana analat
direaksikan dengan suatu pereaksi sedemikian rupa sehingga jumlah zat-zat yang
direaksikan itu ekuivalen satu sama lain atau tepat saling menghasilkan sehingga
Penentuan titik akhir titrasi dilihat karena adanya perubahan, warna yaitu
larutan tidak berwarna menjadi berwarna tertentu atau larutan berwarna berubah
menjadi warna lain. Kekeruhan atau endapan, larutan yang jernih menjadi keruh
warna terjadi karena reaksi antara indikator dengan titran. Bila tidak ditambahkan
indikator maka perubahan yang terjadi karena titran dan titrat mempunyai warna
(Natur, 2004).
8
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume
air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat
memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah
tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah
dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu.
Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung
dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan
udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang
bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air
jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada
tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir
curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya
tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau
9
(Madjid, 2010).
Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas
lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga
bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang
dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik
layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan
Kadar air dalam tanah Alfisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu
persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena
volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan
beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau
hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron. Daya pengikat butir-butir tanah
Alfisol terhadap air adalah besar dan dapat menandingi kekuatan tanaman yang
tingkat tinggi dengan baik begitupun pada tanah Inceptisol dan Vertisol, karena
itu tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuhan
(Hardjowigeno, 1993).
Air merupakan unsur utama yang terdapat dalam bahan pangan. Bisa
dikatakan hampir semua bahan pangan baik nabati ataupun hewani mengandung
tekstur, serta citarasa bahan pangan. Bahkan dalam bahan pangan yang paling
kering sekalipun seperti tepung, buah kering ataupun serealia terkandung air
didalamnya hanya saja jumlahnya sangat kecil sekali (Hakim, dkk, 1986).
kesegaran, penampakan, tekstur dan daya tahan bahan tersebut. Bahan pangan,
baik yang berupa buah, sayuran, daging maupun susu, telah banyak berjasa dalam
memenuhi kebutuhan air manusia. Buah mentah yang menjadi matang selalu
bertambah kadar airnya contohnya buah apel yang mentah kadar airnya hanya
10% namun setelah matang, kadar air apel meningkat menjadi 80%, nenas
mempunyai kadar air 87% dan tomat 95% Buah yang paling banyak mengandung
kandungan air adalah semangkah dengan kadar air 97%. Kandungan air beberapa
bahan makanan terlihat seperti gambar diatas menunjukan bahwa banyaknya air
dalam suatu bahan tidak dapat ditentukan dari keadaan fisik bahan tersebut.
Misalnya buah nanas, jika dilihat secara sepintas seharusnya mempunyai kadar ai
yang tinggi. Namun tenyata kandungan ai dalam buah nanas lebih endah daipada
kesegaran serta daya tahan bahan pangan Contoh yang paling simple adalah
Anggur atau grape. Saat segar, anggur atau grape mempunyai kadar air yang
tinggi dengan tingkat kesegaran yang menakjubkan namun dengan daya tahan
yang rendah. Namun saat dikeringkan dan menjadi Raisin, maka penampakannya
yang keriput samasekali tidak menarik minat namun daya tahannya sangat tinggi
2.2 Larutan I
Suatu larutan itu sendiri adalah campuran homogen dari molekul, atom
ataupun ion dari dua zat atau lebih. Suatu larutan disebut suatu campuran karena
seragam sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan
Meskipun semua campuran fase gas bersifat homogen dan karena itu dapat
menarik dengan efektif. Larutan fase padat sangat berguna dan dikenal baik.
Contoh antara lain perunggu (tembaga dan zink sebagai penyusun utama), emas
larutan tersebut berasal dari zat pelarut cair terhadap zat terlarut cair untuk
menghasilkan suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut dan zat pelarut
(Gallego, 1994).
12
Komponen lain, yang dapat berbentuk gas, cairan ataupun zat padat
disebut disebut zat terlarut (solute). Dalam hal-hal yang meragukan, zat yang
perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau
dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa
tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika
pelarut dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat pelarut
mengelilingi zat terlarut, hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan
pada suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi.
Misalnya, jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada
suatu titik padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan.
Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya
kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat (yaitu jumlah suatu zat yang dapat
terlarut dalam pelarut tertentu) sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku
pada zat padat, walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat cair
lainnya secara umum kurang peka terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau
gas dalam zat cair. Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding terbalik
2.3 Keasaman
2.3.1 pH tanaman
Cepat dan lambatnya suatu pertumbuhan pada berbagai jenis tanaman juga
sangat ditentukan oleh PH tanah itu sendiri. Karena Bagaimanapun unsur hara
yang memiliki jenis makanan yang seharusnya diserap oleh tanaman sebagai
itu sendiri tidak bisa menyerap makanan tersebut dikarenakan tanaman tersebut
tidak memiliki keinginan untuk menyerap semua gizi yang ada dalam tanah
peranan yang sangat penting gunanya untuk Menentukan mudah tidaknya ion-ion
unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap
tanaman pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara akan
bersifat racun bagi tanaman. Jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur
alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga mengikat phosphor sehingga
tidak bisa diserap tanaman. Selain itu pada tanah masam juga terlalu banyak unsur
mikro yang bisa meracuni tanaman. Sedangkan pada tanah basa banyak
tanah. Pada pH 5,5 – 7 jamur dan bakteri pengurai bahan organik akan tumbuh
tanaman juga akan berkembang dengan baik (Buckman dan Brady, 1982).
Jika pH tanah yang kita ukur tadi tidak sesuai harapan kita tentunya kita
akan mencoba mengubah pH tanah tersebut sesuai dengan yang kita harapkan.
pertumbuahnnya yang optimal, akan tetapi pH tanah yang ideal untuk semua jenis
7. Jika pH tanah kita sudah menyimpang dari kisaran tersebut maka segeralah
mengatasinya. Sebagai contoh jika pH tanah dibawah 6 itu berarti tanah masam
untuk menyatakan kepekatan ion hidrogen yang tersedia dalam tubuh tanah.
15
untuk menentukan kepekatan ion hidrogen yang tersedia dalam tubuh tanah
dengan menggunakan larutan KCl (Kalium Klorida) sebagai bahan pelarut dalam
2.3.3.1 pH meter
keasaman atau juga kebasaan (alkali) yang terkandung dalam suatu zat. Skala pH
yang diukur oleh alat ukur pH meter dimulai dari nol hingga 14. Prinsip
pengukuran pH pada suatu zat berdasarkan pada persamaan yang lazim digunakan
di bidang kimia, yakni: pH = – log [H +]. Suatu senyawa dikatakan asam apabila
jumlah ion H+ lebih besar dari ion OH- demikian juga sebaliknya, dikatakan basa
pH meter merupakan salah satu jenis alat ukur pH yang paling akurat.
Terdapat jenis alat penentu pH lainnya seperti kertas lakmus dan indikator
universal. pH meter diakui sebagai alat paling akurat karena mampu memberikan
data pembacaan angka di belakang koma. Berbeda dengan kertas lakmus atau
indikator universal yang hanya bisa menentukan keasaman dan kebasaan serta
tiga jenis bagian utama yakni elektroda pengukuran pH, alat pengukur impedansi
lapangan terkadang cukup merepotkan, karena itu lebih dipilih alat ukur pH untuk
jenis lakmus atau indikator universal. Namun demikian, bila Anda ingin
mendapatkan jumlah pH suatu zat secara lebih akurat dan tepat, sebaiknya
2.3.3.2 pH universal
asam dan basa. Dengan indikator, kita dapat mengetahui suatu zat bersifat asam
dan basa. Indikator juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan
suatu asam atau basa. Beberapa indikator terbuat dari zat warna alami tanaman,
tetapi ada juga beberapa indikator yang dibuat secara sintesis di laboratorium.
Indikator yang sering tersedia di laboratorium adalah kertas lakmus karena praktis
Syarat dapat tidaknya suatu zat dijadikan indicator asam basa adalah
terjadinya perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam
Salah satu indicator yang memiliki tingkat kepercayaan yang baik adalah
indikator universal. Indikator universal adalah indicator yang terdiri atas berbagai
macam indikator yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14.
Indikator universal ada yang berupa larutan dan ada juga yang berupa kertas.
Paket indikator universal tersebut selalu dilengkapi dengan warna standar untuk
Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa, dan larutan bersifat
oleh adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas
lakmus. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru.
(Fessenden, 1994).
Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan
basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna merah. Lakmus biru dalam
larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru dan dalam
larutan netral berwarna biru. Metil merah dalam larutan asam berwarna merah dan
dalam larutan basa berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning.
Metil Jingga dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa
berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning. Fenolftalin dalam
larutan asam akan tidak berwarna dan dalam larutan basa berwarna merah ungu
Dengan adanya kertas ini maka kita dapat mendapatkan beberapa manfaat
dari kertas lakmus ini antara lain kertas ini dapat dapat berubah warna dengan
cepat saat bereaksi dengan asam ataupun basa dan kertas ini juga sukar bereaksi
dengan oksigen dalam udara sehingga dapat tahan lama ( Fanh 2003).
18
2.4.1 Aldehid
Salah satu gugus fungsi yang kita yaitu aldehid. Aldehid adalah suatu
senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau
dua buah atom hidrogen. Nama IUPEC dari aldehida diturunkan dari alkana
dengan mengganti akhiran “ana“ dengan “al“. Nama umumnya didasarkan nama
nama asam yang mempunyai jumlah atom C sama pada nama alkana yang
oksidasi alkohol primer, reduksi klorida asam, dari glikol, hidroformilasi alkana,
Salah satu reaksi untuk pembuatan aldehid adalah oksidasi dari alkohol
piridinium khlor kromat adalah oksidator yang dapat merubah alkohol primer
dari aldehid yaitu larutan formaldehida 37% dalam air (formalin) untuk
damar buatan serta insektisida dan germisida. Etanal atau asetaldehida sebagai
bahan untuk karet atau damar buatan. Zat warna dan bahan organic yang penting
2.4.2 Keton
karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton
dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat
sekunder. Hampir semua oksidator dapat dipakai. Pereaksi yang khas antara lain
Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan reaksi
reduksi. Reaksi oksidasi untuk membedakan aldehida dan keton. Aldehid mudah
dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi
menjadi tiga bagian yaitu reduksi menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon
Sifat-sifat fisik aldehid dan keton, karena aldehid dan keton tidak
mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan
hidrogen seperti pada alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan
dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relatif kuat antara
molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif
aldehid yang terkandung dalam sampel. Reagen tollens dibuat dengan cara
landasan teori dikatakan positif bila dihasilkannya cermin perak (Ag(s)). Akan
tetapi pada saat identifikasi , tidak terbentuk cermin perak. Hal ini kemungkinan
sangat kecil, yang disebabkan oleh penguapan pada saat pemanasan dimana suhu
lebih dari 70 C , atau kemungkinan dengan pemanasan yang kurang pada saat uji
larutan NaOH dan kalium natrium tartarat. Untuk menguji adanya alehid pada
praktikum ini yaitu dengan cara mengambil sedikit destilat ke dalam tabung
berubahan warna dari biru menjadi endapan berwarna merah bata. Akan tetapi
pada saat identifikasi , tidak terjadi perubahan. Hal ini kemungkinan dikarenakan
kadar asetaldehid pada destilat yang dihasilkan kelompok kami sangat kecil yang
21
disebabkan oleh penguapan pada saat pemanasan dimana suhu lebih dari 70 C ,
atau kemungkinan dengan pemanasan yang kurang pada saat uji identifikasi
2.5.1 Karbohidrat
aldehida dan hidroksi keton. Karbohidrat adalah komponen utama dalam jaringan
merupakan makanan sumber energi yang paling penting. Satu gram karbohidrat
esensial seperti asam amino dan asam lemak esensial, tetapi makanan sehari-hari
piruvat) yang bersama-sama dengan asetil KoA diperlukan untuk memulai siklus
Dan biasanya mewakili 50-75% dari jumlah bahan kering dalam bahan makanan
ternak. Sebagian besar dapat dalam biji, buah, dan akar. Kelompok karbohidrat
22
kandungan gula pereduksi. Uji yang terakhir adalah dengan uji iod untuk
RNA, serta dapat diubah menjadi asam amino non esensial (Lehninger, 1993).
Karbohidrat merupakan sumber energi utama pada sebagian besar hewan herbivor
hidrogen (H) dan oksigen (O) dalam perbandingan yang berbeda-beda. Zat
Monosakarida, terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh
Disakarida dpt dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2
keto- menunjukan jenis gugus aldehida atau keton di dalam suatu sakarida,
suatu karbohidrat ditunjukkan dengan menggunakan tri, titra, penta, heksa, heksa
serat tanaman sedangkan katun yang berasal dari kapas merupakan selulosa
meurni dengan rumus molekul (C5H10O5)n. Pati terdapat pada beras, singkong,
gandum, jagung, kentang dan sebagainya. Terdiri dari 20% amilum dan 80%
Sangat penting perannya bagi manusa dan binatang, yaitu sebagai cadangan energi
bagi tubuhnya dan banyak disimpan pada hati dan jaringan otot yang jarang
Pereaksi fehling terdiri dari dua bagian, yaitu fehling A dan fehling B.
larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereaksi fehling dibuat dengan
berwarna biru tua. Dalam pereaksi fehling, ion Cu 2+ terdapat ion kompleks.
Pereaksi fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO. Pereaksi fehling digunakan
sebagai identifikasi adanya gula reduksi (seperti glukosa) dalam air kemih pada
Peraksi molisch adalah a-naftol dalam alkohol 95%. Reaksi ini efektif
untuk senyawa-senyawa yang dapat di dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi
ungu yang terasa disebabkan oleh kondensasi furfural atau turunannya dengan
senyawa fenol memberikan turunan yang berwarna. Uji molisch adalah uji umum
untuk karbohidrat walaupun hasilnya bukan merupakan reaksi yang spesifik untuk
karbohidrat. Hasil yang negatif merupakan petunjuk yang jelas tidak adanya
secara umum, pereaksi molisch bereaksi dengan larutan glukosa, sukrosa, laktosa,
25
maltosa, dan pati menghasilkan cincin berwarna ungu. Hal ini menunjukkan
(Anggordi, 1973).
sebagai pewarna. Seperti halnya semua unsur halogen lain, iodium ditemukan
sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium
2.6.1 Protein
Kata protein sebenarnya berasal dari kata Yunani yang berarti pertama
yang paling penting, asal dari kata protos. Protein terdiri dari bermacam-macam
turunan dari polipeptida dengan berat molekul yang tinggi, secara kimia dapat
dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dengan berat
Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari
seperti hern, karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Untuk protein kompleks, bagian
pengemban. Tapi sebenarnya protein merupakan polimer alam yang tersusun dari
besar antara ribuan hingga jutaan satuan(g/mol). Protein tersusun dari atom-atom
C,H,O dan N ditambah beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu
membentuk unit-unit asam amino. Urutan asam amino dalam protein maupun
hubungan antara asam amino satu dengan yang lain, menentukan sifat biologis
senyawa asam amino yang memiliki cincin benzene seperti fenilalanin, tirosin,
endapat putih tersebut apabila di[anaskan akan berubah menjadi warna kuning
(Girinda, 1990).
Pada uji biuret, ketika beberapa tetes larutan CuSO4 yang sangat encer
ditambahkan pada alkali kuat dari peptida atau protein dihasilkan warna ungu,
adalah test yang umum untuk protein dan diberikan oleh peptida yang berisi dua
atau lebih rantai peptida. Biuret dibentuk dengan pemanasan urea dan mempunyai
memiliki ikatan peptida lebih dari satu. Ikatan peptida adalah ikatan antara gugus
karbonil asam amino dan nitrogen dari rantai peptida. Uji ini psitif jika terjadi
perubahan warna sampel menjadi ungu atau keunguan. Penambahan NaOH pada
maka akan terbentuk kompleks berwarna. Asam amino dapat ditentukan secara
dengan konsentrasi asam amino tersebut. Pada reaksi ini dilepaskan CO 2 dan NH4
sehingga asam amino dapat ditentukan secara kuantitatif dengan mengukur jumlah
CO2 dan NH3 yang dilepaskan. Prolin dan hidroksi prolin menghasilkan warna
28
dengan ammonia yang dilepaskan pada oksidasi asam amino. Hasil uji positif
pada uji ninhidrin diberikan pada asam amino yang mengandung asam α-amino
dan peptida yang memiliki gugus α-amino yang bebas (Rich, 2001).
memerlukan pH larutan di bawah titik isoelektrik. Ion- ion positif yang dapat
minyak disusun dari trigliserida. Trigliserida terdiri dari gliserol dan asam-asam
hidroksil dari gliserol. Ikatan ester adalah ikatan yang paling umum digunakan
Lipida adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut
di dalam air, yang dapat diekstraksi dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar,
seperti kloroform atau eter. Jenis lipida yang paling banyak adalah lemak atau
triasilgliserol, yang merupakan bahan bakar utama bagi hampir semua organisme.
(Lehninger, 1970).
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan
kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan
persyaratan dan sifat-sifat tertentu. Lemak dan minyak dapat diekstraksi dengan
berbagai cara. Untuk mengekstraksi minyak dan lemak diperlukan pelarut yang
baik (Sudarmadji, dkk., 1996). Tiap pelarut lemak mempunyai tingkatan kelarutan
berbeda-beda pada minyak dan lemak, dan untuk mengetahui tingkat kelarutan
heksana, dan kloroform) serta pelarut polar (air) (Sudarmadji, dkk., 1996).
2.7.2 Tingkat kelarutan lemak dan minyak pada berbagai jenis pelarut
Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air tetapi sedikit larut
dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform,
asetom, benzene atau pelarot non polar lainnya. Minyak dalam air akan
membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan maka kedua cairan akan
stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda
30
Lemak dan minyak dapat terhidrolisis, lalu menghasilkan asam lemak dan
basa kuat, seperti NaOH atau KOH melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol
dan sabun. Proses hidrolisis minyak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau
saponifikasi. Jika suatu ester direaksikan dengan suatu alkohol maka akan
diperoleh ester baru dan alkohol baru. Reaksi ini disebut reaksi alkoholisis yang
dapat berlangsung dalam suasana asam dan basa mengikuti pola umum
(Iqmal, 2012).
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan minyak dan lemak maupun
minyak dan lemak ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila minyak dan
lemak dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lemak dan minyak tersbut
tidak akan larut. Hal tersebut karena minyak dan lemak memiliki sifat nonpolar
sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar, seperti
Suatu ester bereaksi dengan alkohol membentuk ester baru dan alkohol
baru. Ini merupakan contoh reaksi alkoholisis. Reaksi alkoholisis tertentu ini
disebut juga reaksi transesterifikasi sebab satu ester dirubah menjadi ester lain.
Reaksi ini disebut reaksi transesterifikasi yang dapat berlangsung dalam suasana
asam dan basa. Reaksi alkoholisis terjadi karena adanya pertukaran antara gugus
alkil dalam –OR pada ester dengan gugus alkilnya (Sulaiman, 2005).
pada minyak oleh alkali. Lemak dan minyak dapat terhidrolisis, lalu menghasilkan
asam lemak dan gliserol. Proses hidrolisis yang disengaja biasa dilakukan dengan
penambahan basa kuat, seperti NaOH atau KOH melalui pemanasan dan
menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis minyak oleh alkali disebut
emulsi dari minyak. Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan
dalam cairan lain dimana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk
emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau
fase cairan. Bahan emulsifier dapat berupa protein, gom, sabun, atau garam
empedu. Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang
32
dapat terikat, baik pada minyak ataupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan