Anda di halaman 1dari 10

33

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tenpat dan Waktu

Praktikum Kimia Dasar dilaksanakan di Laboratorium Agroindustri,

Fakutas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Dilaksanakan mulai tanggal 2

oktober dan berakhir pada tanggal 20 november pada pukul 13.00 s/d pukul 17.00.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu oven, neraca

analitik, tang, kaca arloji, desikator, labu ukur 100 mL, labu semprot, gelas kimia

250 mL dan 100 mL, batang pengaduk, pipet tetes, pipet volume 25 mL,

Erlenmeyer 250 mL, buret 50 mL, gelas ukur, lumpang dan alu porselin, pH

meter, tabung reaksi, rak tabung, penangas air, stop watch, dan vortex.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yakni tanah, kacang

kedelai, kacang ijo, NaOH teknis, HCl teknis, aquades, indicator PP, larutan

NaOH 1 N dan 2 N, larutan HCl 1 N, larutan kalium klorida 1 M, buah tomat,

jeruk nipis, tepung tapioca, kertas pH universal, pereaksi tollens, formaldehid,

aseton, fehling A, fehling B, larutan KMnO4 0,05 %, asam sulfat pekat, reagen

barfoed, larutan iodium 0,1 N, larutan glukosa 10 %, larutan maltose 10 %,

larutan sukrosa 10 %, larutan pati 1 %, kanji, tauge, asam nitrat pekat,larutan

natrium hidroksida 10 %, larutan ninhidrin 0,1 %, larutan CuSO4 0,01 N, larutan

timbale asetat 0,2 N, larutan HCl 0,1 N, reagen biuret, etanol, heksana, aseton,

minyak kelapa, NaOH 2 % dalam etanol, dan NaOH 2 % dalam methanol.


34

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Stoikiometri

Cara kerja dalam praktikum ini adalah; mencuci dengan bersih kaca arloji

yang hendak digunakan kemudian memasukkan kedalam oven bersuhu 100o C

selama 20 menit; mengeluarkan gelas arloji yang telah dipanaskan dari oven

dengan tang dan memasukkan kedalam desikator sekitar 10 menit (agak dingin);

kemudian menimimbang gelas arloji yang telah di panaskan tersebut dengan

neraca analitik dan menyatakan beratnya sebagai berat gelas arloji kosong (W1),

kemudian mengisi dengan bahan yang hendak ditetapkan kadar airnya; kaca arloji

yang telah terisi dengan bahan selanjutnya menimbang kembali dengan neraca

analitik dan mencatat beratnya (W2); memasukkan kembali kaca arloji yang berisi

bahan kedalam oven yang bersuhu sama dengan kaca arloji kosong, kemudian

memanaskan hingga beratnya konstan (pemanasan belangsung sekitar 2 jam) dan

mencatat beratnya (W3); menghitung kadar air bahan dengan menggunakan

persamaan

W 2−W 3
Kadar air bahan ¿ X 100%
W 2−W 1

3.3.2 Larutan I

Cara kerja dalam praktikum ini adalah membuat larutan zat padat adalah;

menimbang natrium hidroksida (NaOH) sebanyak 4 gram dan memasukkan

kedalam gelas kimia yang berisi air murni sebayak 95 mL (air yang di gunakan

harus bebas dari karbon dioksida); mengaduk dengan batang pengaduk hingga

semua zat NaOH larut, kemudian memindahkan larutan kedalam labu ukur dan
35

menambahkan air murni dengan pipet tetes hingga tanda batas; mengambil larutan

sebanyak 25 dengan pipet volume, kemudian memasukkan kedalam elenmeyer,

dan menambahkan 3 tetes indicator PP; menyiakan buret 50 mL, kemudian

mengisi dengan asam klorida 1N; menitrasi larutan NaOH dalam elenmeyer

hingga larutan tidak berwarna; mencatat volume larutan HCL yang digunakan;

Menentukan konsentrasi NaOH yang telah di buat menggunakan persamaan

Konsentrasi HCL X Volume HCL


Kosentrasi NaOH =
25 ml

Cara kerja pada praktikum larutan 1 ialah membuat larutan dari zat cair

adalah; mengukur larutan asam klorida teknis (konsentrasinya 10 N) sebanyak 10

mL menggunakan pipet volume 10 mL, kemudian memasukkan kedalam gelas

ukur 100 mL; menambahkan air murni 85 mL, kemudian menambahkan air murni

melalui pipet tetes sampai tanda rata (volumenya tepat 100 mL); mengocok

campuran hingga homogen, kemudian mengambil dengan pipet volume sebanyak

25 mL dan memasukkan kedalam elenmeyer, menambahkan 3 tetes indicator PP;

menyiapkan buret 50 mL, kemudian mengisi dengan larutan NaOH 1N; menitrasi

larutan HCL dalam elenmeyer hingga larutan berwarna merah muda; mencatat

volume larutan NaOH yang digunakan; menentukan konsetrasi HCL yang telah

dibuat menggunakan persamaan

Konsentrasi NaOH X Volume NaOH


Konsentrasi HCL =
25 ml
36

3.3.3 Asam basa

Cara kerja pada praktikum asam basa yaitu menentukan pH tanah adalah

menimbang contoh tanah sebanyak 10 g, kemudian memaasukkan kedalam

lumpang dan tumbuk halus; memasukkan kedalam elenmeyer dan menambahkan

aquades sebanyak 50 mL, kemudian mengocok selama 30 menit; mendiamkan

sampai tanahnya mengendap dan mengukur pH-nya menggunakan pH meter dan

kertas universal; melakukan hal yang sama pada butir 1, 2 dan 3 akan tetapi

aquadesnya diganti dengan KCL 1M.

Cara kerja pada praktikum asam basa yaitu menentukan pH buah-buahan

adalah mengambil buah nenas, buah jeruk nipis dan buah tomat kemudian

kemudian menimbang masing-masing sebanyak 20 g. setiap buah di hancurkan

dalam lumping dan memindahkan kedalam gelas kimia 250 mL (menggunakan

tiga buah gelas kimia); menambahkan masing-masing gelas kimia dengan 50 mL

air, kemudian mengaduk hingga homogen; membiarkan sampai terjadi pemisahan

cairan dan endapan, kemudian mengukur pH-nya dengan pH meter dan kertas pH

universal.

Cara kerja pada praktikum asam basa berikutnya yaitu menentukan pH

tepung tapioca adalah menimbang dengan tepat 1 g sampel tepung tapioca,

kemudian memasukkan kedalam gelas kimia 100 mL; menambahkan 20 mL air,

kemudian mengaduk-aduk sampai basah sempurna, menambahkan kembali 50

mL air; membiarkan selama 30 menit hingga terjadi endapan, kemudian

mengukur pH-nya dengan pH meter dan kertas pH universal


37

Cara kerja pada praktikum asam basa terakhir ialah menentukan pH

larutan NaOH 0,01 N dan larutan HCL 0,01 N adalah mengambil larutan NaOH

dengan gelas ukur sebanyak 25 mL, memasukkan kedalam gelas kimia 100 mL,

kemudian mengukur pH-nya dengan pH meter dan kertas pH universal;

mengambil larutan HCL dengan gelas ukur sebanyak 25 mL, memasukkan

kedalam gelas kimia 100 mL, kemudian mengukur pH-nya dengan pH meter dan

kertas pH universal.

3.3.4 Aldehid dan keton

Cara kerja pada praktikum aldehid dan keton ialah uji dengan pereaksi

tollens adalah menyiapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan member kode

A dan B; mengisi masing masing tabung dengan 5 mL air; tabung A

menambahkan 10 tetes formaldehi, menetesi tabung B dengan 10 tetes aseton,

menambahkan masing-masing tabung dengan 5 mL pereaksi tollens; mengocok

campuran dan memanaskan didalam penangas air, mengamati perubahan yang

terjadi pada permukaan tabung; jika terbentuk cermin perak pada permukaan

tabung menunjukkan terjadi reaksi, sebaliknya jika tidak tebentuk cermin perak

pada permukaan tabung reaksi tidak terjadi reaksi.

Cara kerja pada praktikum aldehid dan keton yaitu uij dengan pereaksi

fehling adalah menyiapakan dua buah tabung reaksi yang bersih dan member kode

A dan B; memasukkan 1 mL formaldehid dan 3 mL air pada tabung A;

memasukkan 1 mL aseton dan 3 mL air pada tabung B; menambahkan masing-

masing tabung 5 mL reagen fehling A dan 5 mL reagen fehling B; mengocok

kedua tabung dan memasukkan kedalam penangas air mendidih; mengamati


38

perubahan yang terjadi setelah berlangsung beberapa menit. Jika terjadi endapan

merah bata menunjukkan terjadi reaksi, demikian sebalaiknya.

Cara kerja pada praktikum aldehid dan keton yang terakhir adalah uji

aktifitasnya terhadap oksidasi adalah menyiapkan dua buah tabung reaksi dan

member kode A dan B; mengisi kedua tabung dengan 4 mL larutan KMnO4

0,05%; menambahkan 3 tetes formaldehid pada tabung A, menambahkan 3 tetes

aseton pada tabung B; mengocok campuran dan mengamati perubahan yang

terjadi setiap 1 menit selama 10 menit.

3.3.5 Identifikasi karbohidrat

Cara kerja pada praktikum identifikasi karbohidrat yaitu uji fehling adalah

menyiapkan lima buah tabung reaksi, kemudian memberi kode A, B, C, D, dan E.

menyimpan kelima tabung didalam rak tabung; memasukkan masing-masing 2

mL larutan fehling A dan fehling B pada kelima tabung reaksi; menambahkan 2

mL larutan glukosa 10% pada tabung A, 2 mL larutan maltose 10% untuk tabung

B, 2 mL larutan sukrosa 10% untuk tabungg C, 2 mL larutan pati 1% untuk

tabung D dan 2 mL larutan ubi jalar 1%; mengocuk kelima tabung tersebut,

kemudian masukkan kedalam penganas air dan panaskan selama kurang labih 15

menit; mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi.

Cara kerja praktikum identifikasi protein yang berikutnya ialah uji barfoed

adalah menyiapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan memberi kode A dan

B, dan menyimpan dalam rak tabung; memasukkan 3 mL larutan glukosa 10%

kedalam tabung A dan memasukkan 3 mL larutan sukrosa 10% pada tabung B;

menambahkan 3 mL reagen barfoed pada masing-masing tabung, mengocok


39

campuran dan memasukkan kedalam penangas air; mengamati dan mencatat

waktu terbentuknya endapan merah bata.

Cara kerja pada praktiku aldehid dan keton yang terakhir yaitu uji dengan

iodium adalah menyiapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih kemudian member

kode A, B, C, D, dan E, kemudian memasukkan kedalam rak tabung; mengisi

tabung A dengan 1 mL larutan glukosa 10%, mengisi tabung B dengan 1 mL

larutan maltose 10%, mengisi tabung C dengan 1 mL larutan sukrosa 10%,

mengisi tabung D dengan 1 mL larutan pati 1%, mengisi tabung E dengan 1 mL

larutan ubi jalar 1%; menambahkan masing masing tabung reaksi dengan 5 tetes

larutan iodium 0,1 N, mengocok perlahan lahan dan mengamati warna yang

terbentuk.

3.3.6 identifikasi protein

Cara kerja praktikum identifikasi protein yang pertama yaitu uji

xanthoprotein adalah menyiapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan

memberi kode 1dan 2, kemudian memasukkan kedalam rak tabung reaksi;

mengisi 2 mL ekstrak kacang kedelai pada tabung 1 (ekstrak kacang kedelai

dilakukan dengan cara kacang kedelai berbentuk tepung sebanyak 20 g

ditambahkan larutan NaOH 0,1 N dan dikocok selama 30 menit kemudian

didekantasi. Filtrate yang dihasilkan merupakan ekstrak kacang kedelai, ini

dilakukan oleh laboran bukan praktikan); mengisi 2 mL ekstrak tauge pada tabung

2 (ekstrak tauge dibuat dengan cara tauge sebanyak 30 g diblender dengan 200

mL air, kemudian disaring filtratnya merupakan ekstrak tauge, ini juga dilakukan

oleh laboran); menambahkan masing masing tabung 5 tetes asam nitrat pekat,
40

kemudian memanaskan dan mengamati perubahan warna yang terjadi; dinginkan

kemudian menambahkan larutan NaOH 10% secara perlahan lahan dengan pipet

tetes sampai terjadi perubahan warna, mengamati dan mencatat perubahan warna

yang terjadi.

Cara kerja praktikum identifikasi protein beriutnya adalah uji biuret yaitu

manyiapkan 2 buah tabung rekasi yang bersih dan memberikode 1 dan 2,

kemudian memasukkan kedalam rak tabung reaksi; mengisi tabung 1 dengan 2

mL ekstrak kacang kedelai, mengisi tabung 2 dengan 2 mL ekstrak tauge;

menambahkan masing masing tabung 2 mL larutan tembaga sulfat 0,5% dan

secara pelan pelan menambahkan 2 mL NaOH 10% kemudian mengocok;

mengamati dan mencatat perubahan warna yang terjadi.

Cara kerja praktikum identifikasi protein berikutnya adalah uji ninhidrin

yaitu menyiapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan beroi kode 1 dan 2

kemudian memasukkan kedalam rak tabung; mengisi tabung 1 dengan 2 mL

ekstrak kacang kedelai, mengisi tabung 2 dengan ekstrak tauge; menambahkan

masing masing tabung 5 tetes larutan ninhidrin 0,1 % kemudian memanaskan di

atas penangas air selama 10 menit; mengamati dan mencatat warna yang

terbentuk.

Cara kerja identifikasi protein yang berikutnya adaalah uji millons yaitu

menyipakan 2 buah tabung rekasi yang bersi dan member kode 1 dan 2 kemudian

memasukkan kedalam rak tabung; mengisi tabung 1 dengan 2 mL ekstrak kacang

kedelai, mengisi tabung 2 dengan ekstrak tauge; menambahkan masing masing


41

tabung 10 tetes reagen Millons, kemudian memanaskan di atas penangas air

selama 10 menit; mengamati dan mencatat warna yang terbentuk.

Cara kerja praktikum identifikasi protein yang terakhir adalah

pengendapan dengan logam berat yaitu menyiapakn 2 buah tabung rekasi yang

bersih kemudian menyimpan kedalam rak tabung; mengisi tabung 1 dengan 2 mL

ekstrak kacang kedelai, mengisi tabung 2 dengan2 mL ekstrak tauge;

menambahkan masing masing tabung 10 tetes timbale asetat, kemudian

memanaskan di atas penangas air selama 10 menit; mengamati dan mencatat

perubahan perubahan yang terjadi.

3.3.7 Sifat sifat minyak dan lemak

Cara kera praktikum sifat sifat minyak dan lemak yang pertama yaitu uji

kelarautan adalah menyiapkan 4 buah tabung reaksi dan member kode A, B, C

dan D, memasukkan keempat tabung kedalam rak tabung; mengisi tabung A

dengan air 2 mL dan 10 tetes minyak kelapa, mengisi tabung B dengan 2 mL

etanol dan 10 tetes minyak kelapa, mengisi tabung C dengan 2 mL heksana dan

10 tetes minyak kelapa, mengisi tabung D dengan 2 mL aseton da 10 tetes minyak

kelapa; menutup tabung dengan sumbat karet lalu mengocok dengan vortex

selama 1 menit, kemudian mendiamkan selama 10 menit; mengamati kelarutan

minyak dalam tabung.

Cara kerja praktikum sifat sifat minyak dan lemak berikutnya yaitu reaksi

pembentukan ester (akoholisis) adalah menyiapkan 2 buah tabung dan beri kode

A dan B dan menyimpan dalam rak tabung; mengisi masing masing tabung

dengan 2 mL minyak kelapa; menambahkan 4 mL NaOH 2% dalm etanol pada


42

tabung A sedangkan tabung B 4 mL NaOH 2% dalam etanol; mengocok kedua

tabung selama 5 menit kemudian mengamati aroma yang timbul; mencatat bau

yang dihasilkan termasuk ketajaman aromanya.

Cara kerja praktikum sifat sifat minyak dan lemak berikutnya ialah reaksi

penyabunan adalah menyiapkan dua buah elenmeyer 50 mL dan member kode A

dan B; mengisi elenmeyer A dengan 1 mL minyak kelapa, kemudian

menambahkan 10 mL KOH 0,5 N; mengisi elenmeyer B dengan 1 mL minyak

kelapa kemudian menambahkan 10 mL KOH 0,5 N; memanaskan kedua

elenmeyer diatas penangas air sambil di aduk selama kurang lebih 10 menit;

mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi.

Cara kerja praktikum sifat sifat minyak dan lemak yang terakhir yaitu uji

pembentukan emulsi adalah menyiapkan 2 buah tabung raksi kemudian member

kode A dan B, selanjutanya memasukkan kedua tabung kedalam rak tabung;

mengisi tabung A dengan 10 mL air, kemudian menambahkan 2 mL minyak

kelap; mengisi tabung B dengan 10 mL air, kemudian menambahkan 2 mL

minyak kelapa dan 2 mL twin 80; mengocok kedua tabung dengan vortex selam 5

menit, kemudian diamkan pada suhu ruang selama 15 menit; mengamati dan

mencatat penampakan yang terjadi pada masing masing tabung.

Anda mungkin juga menyukai