Anda di halaman 1dari 12

Praktikum Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Praktikum 2
Arus Air

Disusun oleh :
Nama : Rheznandya Puteri Diaz

Kelas : Pendidikan IPA C 2019

Tanggal : 24 September 2020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
Praktikum-2
ARUS AIR

A. Tujuan:

Mendemonstrasikan bagaimana perbedaan suhu dan kadar garam pada air dapat
menyebabkan arus.

B. Dasar teori

AIR

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain dalam system tata surya dan menutupi hamper 71%
permukaan bumi. Ujudnya bisa berupa cairan, es (padat) dan uap/gas. Dengan kata lain karena air,
maka bumi menjadi satu-satunya planet dalam tata surya yang memiliki kehidupan (Robert J Kodoatie,
2010 : 1).
Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwa semua jenis
kehidupan bersifat aquatic. Dalam prakteknya suatu habitat aquatic apabila mediumnya baik external
maupun internal adalah air. Aquatic merujuk perairan yang meliputi laut,sungai,danau,gua basah, air
tanah,rawa baik asin maupun tawar dan sejenisnya (Muchtar,2006).
Air memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia, seperti garam-garam, asam, beberapa
jenis gas, dan banyak molekul organik sehingga air disebut pelarut universal. Air berada dalam
kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. (Hanafiah,
A.K., 2012:99).
AIR LAUT
Sifat kimia air laut
 Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) adalah jumlah ion hydrogen dalam suatu larutan merupakan suatu tolak ukur
keasaman. Biota – biota laut memiliki kisaran untuk hidup pada nilai pH tertentu (Nybakken, 1992).
Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran
toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Wardhana (1995) menyatakan bahwa kondisi perairan
yang bersifat sangat asam ataupun basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena
dapat menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.
 Dissolved Oxygen (DO)
Sumber oksigen dilautan antara lain dapat diperoleh secara langsung dari atmosfer melalui proses
difusi dan melalui biota berklorofil yang mampu berfotosintesis. Disamping itu juga terdapat faktor
yang menyebabkan berkurangnya oksigen dalam air laut yaitu karena respirasi biota, dekomposisi
bahan organik dan pelepasan oksigen ke udara. Untuk mengetahui kualitas air dalam suatu perairan,
dapat dilakukan dengan mengamati beberapa parameter kimia yang sering digunakan yaitu DO
(Dissolved Oxygen), BOD (Biochemical Oxygen Demand), dan COD (Chemical Oxygen
Demad) (Nontji, 2009 : 24).
Menurut Hutabarat dan Evans (2006: 67), Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau
sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter
penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini
menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada
air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat
diketahui bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan
air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk
membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran
parameter ini sangat dianjurkan disamping paramter lain yang sering digunakan
seperti BOD dan COD dalam suatu perairan.
GARAM
Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa. Contoh garam antara lain garam
dapur (NaCl), CaCl2, ZnSO4, NaNO2 dan lain-lain. Jika basa dicampur dengan asam dalam
perbandingan yang tepat maka kedua zat ini akan saling menetralkan dan akan terbentuk garam. Garam
tidak memiliki sifat asam maupun basa. Bila garam sukar terlarut dalam air, maka ion-ion nya akan
bergabung membentuk suatu endapan (M.Yusnita,2019).
Air laut memiliki sifat fisik dan kimia, yaitu berkaitan dengan pergerakkan arusnya, diantaranya adalah
salinitas,angin,suhu,gravitasi,gerak rotasi bumi,konfigurasi benua,dan topografi dasar laut.
MASSA JENIS
Massa jenis merupakan salah satu ciri untuk mengetahui kerapatan zat. Pada volume yang sama
semakin rapat zatnya maka semakin kecil volurmenya. Sebaliknya, semakin renggang kerapatannya
maka semakin besar volumenya. (Bredthauer. 1993)
Densitas massa jenis merupakan nilai yang menunjukkan besarnya perbandingan antara massa benda
dengan volume benda tersebut, massa jenis suatu benda bersifat tetap artinya jika ukuran benda diubah
maka massa jenisnya tetap, hal ini disebabkan oleh kenaikkan massa benda dan kenaikkan volume
benda diikuti secara linier dengan kenaikkan volume benda atau massa benda (Halliday dan
Resnick,1991).
SUHU
Suhu menggambarkan bagaimana Gerakan molekul-molekul benda. Suhu yang berdasarkan indera
perasa yang dapat berupa panas dan dingin. Benda yang memiliki suhu tinggi umumnya tersa panas,
semakin rendah suhunya umumnya akan terasa lebih dingin. Suhu adalah ukuran energi kinetic rata-
rata yang dimiliki oleh molekul-molekul suatu benda.
Suhu merupakan energi Gerakan molekul yang merupakan parameter yang penting dalam sirkulasi
massa air dan dapat diukur dengan menggunakan thermometer serta dinyatakan dalam derajat celcius
(⸰C). Semakin rendah suhu perairan akan semakin meningkatkan densitas air, Suhu perairan bervariasi,
baik secara horizontal maupun vertical. Secara horizontal, suhu bervariasi sesuai garis lintang dan
secara vertical sesuai kedalaman
(Husain Latuconsina,2019:163).
ARUS
Arus adalah gerakan massa air yang arah gerakannya horizontal maupun vertikal. Arus sungai adalah
gerakan massa air sungai yang arahnya searus dengan aliran sungai menuju hilir atau muara. Faktor
yang mempengaruhi arus, yaitu tahanan dasar, gaya Coriolis, perbedaan densitas (Wibisono, 2005).
Arus laut adalah proses pergerakan massa air laut yang menyebabkan perpindahan horizontal dan
vertikal massa air laut tersebut yang terjadi secara terus, Pergerakan massa air ini ditimbulkan oleh
beberapa gaya. sinyal arus merupakan resultan dari berbagai sinyal yang mempunyai frekuensi
terstentu yang dibagkitkan oleh beberapa gaya yang berbeda-beda. Arus merupakan gerakan air yang
terjadi pada seluruh lautan di dunia (Gross,1990).
Faktor penyebab terjadinya arus
Menurut Gross (1990), terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan
gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi
oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan
angin.
Berdasarkan gaya-gaya yang menimbulkannya, arus dibagi kedalam berbagai kelompok. Gross (1990),
membagi menjadi lima macam yaitu :
a. Arus yang dipengaruhi oleh pola Gerakan Angin (Wind driven current)
b. Arus Ekman
c. Arus termohaline
d. Arus pasut : Arus yang dipengaruhi oleh pasut.
e. Arus geostropik
DENSITAS
Densitas air laut adalah 1,02 kg/l yang ternyata lebih besar atau lebih berat daripada kerapatan air tawar
maupun air murni. Hal ini disebabkan karena adanya garam-garam yang terlarut didalam air laut
sehingga beratnya bertambah untuk volume yang sama dibandingkan air tawar. Adanya garam terlarut
ini juga menyebabkan penurunan titik beku dan kenaikan titik didih dari air laut karena sifat
koligatifnya (M. Lutfi Firdaus, 2017 : 35).
SALINITAS
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu
pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran
air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam
sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai
air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine.

C. Alat dan bahan

Alat
1. Wadah plastic
2. Gelas
3. Sendok
4. Balok kayu
5. Mistar

Bahan
1. Air
2. Garam dapur
3. Cairan pewarna

D. Prosedur kerja

Kegiatan 1

Mengisi wadah plastic dengan air segar sedalam 10 cm.

Membuat larutan garam dengan air biasa sebanyak 1


sendok teh, 2 sendok teh dan 3 sendok the untuk setiap 100
ml.

Menambahkan sebanyak 2 tetes pewarna makanan pada


larutan garam.

Menuangkan dengan perlahan-lahan larutan garam yang


telah diberi warna pada wadah plastic yang telah berisi air.
biasa.

Mengamati perubahan yang terjadi.

Kegiatan 2

Mengisi wadah plastic dengan air hangat sedalam 10 cm.

Menambahkan 2 tetes pewarna pada gelas plastic yang


berisi air biasa.
Menuangkan air berwarna pada wadah plastic yang berisi
air dingin

Mengulang Langkah ke 1-3 sebanyak dua kali, air hangat


diganti dengan air dingin dan air biasa

Mengamati apa yang terjadi

Kegiatan 3

Mengisi wadah plastic dengan air hangat sedalam 1 cm.

Meletakkan balok kayu pada salah satu bagian kotak agar


kotak menjadi miring.

Menambahkan pewarna pada gelas plastic yang berisi air


biasa.

Menuangkan dengan perlahan larutan pewarna pada gelas


plastic kedalam wadah plastic yang berisi air hangat.

Mengamati apa yang terjadi

Mensketsa bagaimana air biasa mengalir melalui air hangat


E. Data Hasil

No. Perlakuan Hasil Pengamatan Keterangan

Arah penyebaran : garam : 1 sendok teh


V gelas : 100 ml
Kecepatan arus : (+) Tinggi air : 10 cm

1. Pewarna pada larutan Arah penyebaran : garam : 2 sendok teh


garam + air segar V gelas : 100 ml
Kecepatan arus : (+ +) Tinggi air : 10 cm

Arus penyebaran : garam : 3 sendok teh


V gelas : 100 ml
Kecepatan arus : (+ + + ) Tinggi air : 10 cm

2 2. Variasi Suhu

Pewarna pada air hangat Arah penyebaran : V gelas : 100 ml

Kecepatan arus : (+ ) Tinggi air : 10 cm

Air hangat

Rf
Pewarna pada air dingin Arah penyebaran : V gelas : 100 ml

Kecepatan arus : ( + + + ) Tinggi air : 10 cm

Air dingin
P
Pewarna pada air segar Arah penyebaran : V gelas : 100 ml

Kecepatan arus : (+ + ) Tinggi air : 10 cm

Air segar
3. Pewarna + air hangat Arah penyebaran : V gelas : 100 ml
yang dimiringkan
Kecepatan arus : (+ +) Tinggi air : 3 cm

E. Pembahasan

Percobaan pada kali ini yang berjudul Arus Air dilakukan pada hari kamis 24 september 2020,
percobaan ini mempunya tujuan yaitu yang pertama adalah menghitung nilai massa jenis air pada
berbagai kondisi, yang kedua adalah mendemonstrasikan bagaimana perbedaan suhu dan
kadar garam pada air dapat menyebabkan arus. Alat dan bahan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah gelas, wadah plastic, sendok, balok kayu, mistar, air, garam dapur
dan cairan pewarna, Gelas pada percobaan ini digunakan sebagai tempat untuk
mencampurkan bahan-bahan, Wadah plastic digunakan sebagai tempat untuk air, Mistar
digunakan sebagai pengukur air pada wadah, Sendok digunakan sebagai pengaduk untuk
mempercepat proses pelarutan, Pewarna digunakan sebagai pembeda antara satu larutan
dengan larutan lainnya, balok kayu digunakan.
Pada percobaan ini terdapat 3 kegiatan
Kegiatan 1
Kegiatan pertama yaitu menuangkan larutan garam sebanyak 1 sdt yang telah
dilarutkan dengan air biasa pada wadah plastic yang berisi air biasa sedalam 10 cm. pada
kegiatan ini didapatkan hasil larutan garam 1 sdt yang dituangkan pada air segar menyebar
dengan arus yang lambat. Pada larutan garam 2 sdt yang dituangkan pada air segar
menyebar dengan arus yang tidak terlalu cepat dan tidak lambat. Dan pada larutan garam
3 sdt yang dituangkan pada air segar menyebar dengan kecepatan perambatan arus yang
cepat. Dari ketiga percobaan diatas mempunyai hasil yang berbeda dikarenakan banyak
garam yang berbeda. Hal ini dikarenakan adanya kadar larutan garam yang berbeda pada
arus densitas, menurut literatur, Densitas air laut adalah 1,02 kg/l yang ternyata lebih besar atau
lebih berat daripada kerapatan air tawar maupun air murni. Hal ini disebabkan karena adanya
garam-garam yang terlarut didalam air laut sehingga beratnya bertambah untuk volume yang sama
dibandingkan air tawar. Adanya garam terlarut ini juga menyebabkan penurunan titik beku dan
kenaikan titik didih dari air laut karena sifat koligatifnya. Larutan garam dapat mempengaruhi
arus densitas karena kerapatan garam dengan air segar berbeda.
Kegiatan 2
Kegiatan kedua ini praktikan melakukan variasi pada suhu masing-masing air, yaitu air bersuhu
dingin, hangat dan bersuhu normal. Pada kegiatan ini didapatkan hasil kecepatan yang berbeda-
beda pada masing-masing variasi suhu. Untuk suhu dingin kecepatan arus nya sangat cepat. Untuk
suhu air biasa kecepatan arus nya tidak cepat ataupun tidak lambat. Dan untuk air suhu hangat
kecepatan arus nya lambat. Masing-masing dari ketiga variasi suhu air mempunyai kecepatan arus
yang berbeda, hal ini disebabkan karena air laut yang dingin mempunyai massa jenis yang lebih
besar dari air panas. Menurut literatur Semakin rendah suhu perairan akan semakin meningkatkan
densitas air, Suhu perairan bervariasi, baik secara horizontal maupun vertical. Secara horizontal,
suhu bervariasi sesuai garis lintang dan secara vertical sesuai kedalaman. Pada air hangat,
kenaikan suhu mengakibatkankan turunnya nilai densitas, sehingga nilai densitas air dingin lebih
besar dari air hangat.
Kegiatan 3
pada kegiatan ketiga ini praktikan melakukan percobaan bagaimana kecepatan arus yang
dituangkan pada tempat yang lebih tinggi. Keceptan arus yang terjadi pada kegiatan ini adalah
tidak cepat dan tidak lambat juga. Penyebaran pada kegiatan ketiga ini yaitu melalui dasar air dan
lanjut ke permukaan yang lebih tinggi. Kecepatan arus yang tidak terlalu cepat maupun tidak
terlalu lambat karena menurut literatur Semakin rendah suhu perairan akan semakin meningkatkan
densitas air, Suhu perairan bervariasi, baik secara horizontal maupun vertical. Secara horizontal,
suhu bervariasi sesuai garis lintang dan secara vertical sesuai kedalaman. Pada air hangat,
kenaikan suhu mengakibatkankan turunnya nilai densitas, sehingga nilai densitas air dingin lebih
besar dari air hangat. Pada penyebaran air membutuhkan waktu yang lama untuk menyebar ke
permukaan air, karena adanya perbedaan suhu dan perbedaan ketinggian tempat.
F. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa bagaimana perbedaan
suhu dan kadar garam pada air dapat menyebabkan arus karena pada perbedaan suhu, densiatas maupun
salinitas antara dua massa air yang densitas nya tinggi akan tenggelam dan menyebar dibawah
permukaan air sebagai arus. Dan Suhu merupakan energi Gerakan molekul yang merupakan parameter
yang penting dalam sirkulasi massa air dan dapat diukur dengan menggunakan thermometer serta
dinyatakan dalam derajat celcius (⸰C). Semakin rendah suhu perairan akan semakin meningkatkan
densitas air, Suhu perairan bervariasi, baik secara horizontal maupun vertical. Secara horizontal, suhu
bervariasi sesuai garis lintang dan secara vertical sesuai kedalaman.
Kadar garam pada air dapat menyebabkan arus karena, larutan garam memiliki densitas lebih rapat.
adanya garam-garam yang terlarut didalam air laut sehingga beratnya bertambah untuk volume yang
sama dibandingkan air tawar. Adanya garam terlarut ini juga menyebabkan penurunan titik beku dan
kenaikan titik didih dari air laut karena sifat koligatifnya
G. Daftar Pustaka
Dermawan Wibisono, 2005. Metode Penelitian & Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Kodoatie Robert J, Syarief Roestam. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta: Andi Offset.
Hanafiah, A.K. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Buku. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta : Pt. Gramedia Pustaka
Utama.
Wardana.1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta :Andi offset.
Nontji, A. 2002.Laut Nusantara. Jakarta : Penerbit Djambatan, Cetakan ketiga.
Hutabarat, S & Evans, S. M.2006. Pengantar oseanografi. Jakarta: UI-Press.
Bredthauer, Wilhem et al. 1993. Impulse Physik Jilid 1. Stuttgard: Ernst Klett Schubuchvelag.
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I (Terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga.
Husain Latuconsina.2019. Ekologi perairan tropis: prinsip dasar pengelolaan sumber daya hayati
perairan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Gross, M. 1990. Oceanography sixth edition. New Jersey : Prentice-Hall.Inc.

H. Tugas
1. Manakah yang kerapatannya lebih besar, air segar atau larutan garam? Mengapa
demikian?
2. Manakah yang kerapatannya lebih besar, air dingin atau air hangat? Mengapa demikian?
3. Apa yang terjadi apabila air yang memiliki kerapatan yang berbeda bercampur? Bagaimana
konsep ini diterapkan dalam arus laut dalam?
Jawab :
1. Larutan garam memiliki kerapatan yang lebih besar dari air segar, hal ini dikarenakan salinitas
(kadar garam) yang terkandung dalam larutan garam menjadikan larutannya memiliki zat terlarut.
Semakin banyak zat terlarut maka partikel-partikelnya semakin banyak dan semakin rapat.
Densitas berbanding lurus dengan salinitas (kadar garam).
2. Air dingin memiliki densitas (kerapatan) yang lebih besar dari air hangat. Hal ini dikarenakan
semakin rendah suhu, maka partikel-partikel penyusun air bergerak semakin cepat dan jarak antar
partikelnya semakin regang. Semakin rendah suhu perairan akan semakin meningkatkan densitas
air, Suhu perairan bervariasi, baik secara horizontal maupun vertical. Secara horizontal, suhu
bervariasi sesuai garis lintang dan secara vertical sesuai kedalaman. Pada air hangat, kenaikan
suhu mengakibatkankan turunnya nilai densitas, sehingga nilai densitas air dingin lebih besar dari
air hangat.

3. Ketika air yang memiliki kerapatan yang berbeda bercampur, akan terjadi pergerakan komponen
massa secara horizontal dan vertikal untuk mencapai kesetimbangan. Pergerakan massa ini dari
densitas tinggi ke densitas rendah. Jika hal ini berlaku untuk arus dalam yang terisolasi dibawah
area pynocline maka arus yang terjadi hanya dipengaruhi oleh perbedaan densitas saja.
I. lampiran

Anda mungkin juga menyukai