81
METODE
Jenis penelitian yang dilakukan
adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu sebuah
penelitian yang dilakukan guru di kelasnya
sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakaan
secara kolaboratif dan partisipatif dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru sehingga hasil belajar siswa
dapat meningkat (Mundilarto, 2004: 2-3).
Desain penelitian yang digunakan adalah
model PTK dari Kemmis & McTaggar
yang memiliki empat tahap, yaitu:
Planning (rencana), Action (tindakan),
Observation (pengamatan) dan Reflection
(refleksi) (Kunandar, 2008:70). Penelitian
ini
dilaksanakan 3 siklus. Alur pelaksanaan tindakan dalam penelitian kelas
ini
disajikan
pada
gambar
1.
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
dst
diskusi
semuanya
mendapatkan
penghargaan kelompok. Untuk penghargaan kelompok baik diperoleh dua kelompok
dan kelompok hebat diperoleh lima
kelompok tetapi pada siklus I tidak ada
yang mendapatkan penghargaan kelompok
super. Pada siklus II terjadi peningkatan
ada satu kelompok yang memperoleh
penghargaan kelompok super dan lima
kelompok yang mendapatkan penghargaan
kelompok baik tetapi ada satu kelompok
yang tidak mendapatkan penghargaan.
Pada siklus III terjadi peningkatan yang
mendapatkan penghargaan kelompok
super berjumlah dua kelompok dan yang
mendapatkan penghargaan kelompok
hebat dua kelompok sedangkan yang
mendapatkan penghargaan kelompok baik
berjumlah tiga kelompok.
Peningkatan penghargaan di atas
menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar individu yang akan
mempengaruhi penghargaan kelompoknya. Penghargaan ini sudah sesuai dengan
pendapat (Wartono dkk, 2004: 15) bahwa
belajar belum selesai jika salah satu dari
teman dalam kelompok belum menguasai
bahan pembelajaran.
Hasil dan ketuntasan belajar siswa
mengalami peningkatan dengan nilai ratarata yang diperoleh pada pra PTK nilai
rata-rata 62,50 dengan ketuntasan belajar
28%. Setelah dilakukan pra PTK maka
diterapkan pembelajaran dengan model
kooperatif tipe STAD dengan metode
eksperimen. Pada siklus I nilai rata-rata
siswa meningkat dari 62,50 menjadi 68
dengan ketuntasan belajar 41%. Refleksi
pada siklus I digunakan untuk memperbaiki pembelajaran di siklus II sehingga
nilai rata-rata siswa kembali meningkat
menjadi 75,40 dengan ketuntasan belajar
62 %. Pada akhir siklus II dilakukan
refleksi lagi sehingga pembelajaran siklus
III menghasilkan nilai rata-rata 81,53
dengan ketuntasan belajar 92 %.
Maka pada pembelajaran di siklus III
proses pembelajaran dalam penelitian ini
dihentikan karena telah mencapai nilai
ketuntasan belajar yang dikehendaki oleh
Depdiknas (2006) bahwasanya ketuntasan
belajar dapat dikatakan tuntas secara individual apabila siswa mendapat nilai > 70
dan tuntas secara klasikal apabila 85 %
siswa di kelas mendapat nilai > 70.
SIMPULAN
Model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan metode eksperimen dapat
meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar IPA siswa kelas IV/ A SD Negeri
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2007. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Bakti, I. 2005. Implementasi STAD pada
Pembelajaran Konsep Pupuk dan
Peptisida di SMA N 2 Banjarmasin.
Jurnal Kependidikan dan Kebudayaan Vidya Karya ISSN 0215-9619
Tahun XXIII. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002.
Pedoman Pengembangan Pembekalan
Kecakapan
Vokasional.
Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Depdiknas. 2006. Pengembangan silabus
dan kurikulum 2006 SD 08
Kepahiang. Mata Pelajaran Sains
kelas IV. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik,O.1993.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Mandar Maju.
Karli, Hilda.2002. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Bina Media Informasi.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah
Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan
Profesi
Guru.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mundilarto, R. 2004. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Dirjen Pendidikan
Nasional.
Rusmansyah. 2003. Implementasi STAD
dalam Pembelajaran Konsep Laju
Reaksi di Kelas II SMU N 1
Banjarmasin. Jurnal Kependidikan
dan Kebudayaan
Vidya Karya.
ISSN 0215-9616 Tahun XXII FKIPUnlam Banjarmasin. Banjarmasin:
Universitas Lambung Mangkurat.
Samatowa, U. 2006. Bagaimana Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Dirjen
Pendidikan Nasional.
Suderajat, H. 2003. Pendidikan Berbasis
Luas (BBE) yang Berorientasi pada
Kecakapan Hidup (Life Skills).
Bandung: CV. Cipta Cekas Grafika.
Wartono, 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Sains Buku 4. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jenderal
Pendidikan
Dasar dan Menengah, Direktorat
Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama.