Tempe
Terhadap
Daya
Terima
Konsumen
Dan
7. Proses pembuatan dan penyajian tempe daun singkong perlu dikaji lebih lanjut
untuk mendapatkan rasa, aroma, tekstur, dan warna yang sesuai dengan selera
konsumen sehingga dapat dikembangkan untuk tujuan komersil.
Pembahasan Jurnal:
Masyarakat Indonesia
tersebut telah memiliki hak paten Ditjen HKI pada tahun 2007.
Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana pengaruh penggunaan
daun singkong sebagai substrat pembuatan tempe terhadap daya terima konsumen dan
bagaimana prosedur yang tepat dalam pembuatan tempe daun singkong yang dapat
dikembangkan sebagai bahan praktikum mikrobiologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penggunaan daun singkong sebagai substrat pembuatan tempe
terhadap daya terima konsumen dan mengetahui daya terima sifat organoleptik tempe
daun singkong.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen, menggunakan rancangan acak lengkap
satu faktor dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah
perlakuan A (daun singkong 100%, kedelai 0%), perlakuan B (daun singkong 75%,
kedelai 25%), perlakuan C (daun singkong 50%, kedelai 50%) perlakuan D (daun
singkong 25%, kedelai 75%) dan perlakua E (daun singkong 0%, kedelai 100%) sebagai
kontrol. Hasil analisis varian satu arah dari hasil uji hedonik indikator rasa menunjukkan
bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 1063,25 > 3,47 sehingga terdapat perbedaan penerimaan
rasa dari kelima perlakuan tempe yang diujikan. Hasil uji lanjut BNt 5% menunjukkan
nilai rerata setiap perlakuan setelah dijumlahkan dengan nilai BNt 5% menghasilkan
notasi yang sama pada perlakuan (B), (C) dan (D) sedangkan untuk perlakuan (A) dan
(E) menghasilkan notasi yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa ada beda nyata
penerimaan rasa antara perlakuan (A) dengan perlakuan (E). Semakin tinggi persentase
penambahan kedelai pada tempe daun singkong rasa yang dihasilkan semakin
menyerupai tempe kedelai yang telah umum dikonsumsi oleh masyarakat sehingga
berdampak pada semakin tingginya daya terima rasa dari tempe tersebut.
Kesimpulan
Tempe daun singkong baik dikonsumsi bagi seseorang yang sedang menjalankan
diet karbohidrat dan para penderita diabetes karena kandungan karbohidratnya
rendah.
Proses pembuatan dan penyajian tempe daun singkong perlu dikaji lebih lanjut
untuk mendapatkan rasa, aroma, tekstur, dan warna yang sesuai dengan selera
konsumen sehingga dapat dikembangkan untuk tujuan komersil.
Pertanyaan
1. Bagaimanakah cara yang dapat digunakan untuk mengenalkan dan meyakinkan
tempe daun singkong sebagai inovasi pangan mikrobiologi kepada masyarakat?
2. Bagaimanakah komposisi peragian yang tepat dalam proses pembuatan tempe
daun singkong sehingga konsumen menyukai secara signifikan?
3. Apakah kelebihan tempe daun singkong sehingga layak diminati oleh masyarakat
secara luas?
4. Bagaimanakah kelayakan konsumsi tempe daun singkong ditinjau berdasarkan
usia konsumer?
5. Apakah ada manfaat herbal konsumsi tempe daun singkong?
Refleksi
Keterkaitan artikel dengan penelitian kami adalah latar belakang inovasi alternatif
untuk menurunkan angka impor kedelai nasional, adanya sedikit persamaan
perlakuan sehingga hasil penelitian dapat digunakan sebagai perbandingan dalam
pembahasan artikel kami.
Rujukan yang dapat kami ambil dalam artikel pada bagian pendahuluan mengenai
data penurunan produksi tempe nasional, sehingga pemerintah harus menambah
kuota impor kedelai yang berdampak pada meningkatnya harga beli tempe lokal.
Pertanyaan:
1. Apakah konsentrasi yang ada pada artikel sama dengan konsentrasi yang akan
peneliti lakukan? (Ade Rezi Amelia)