Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................................i
Dartar Isi...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sumber Daya Panas Bumi..................................................................................................3
2.2 Pengertian Energi Panas Bumi ..........................................................................................5
2.3 Pengertian Energi Listrik....................................................................................................5
2.4 Energi Panas Bumi yang Ada di Indonesia........................................................................5
2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.............................................................................8
2.6 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi......................................................10
2.7 Langkah Koservasi Energi Panas Bumi.............................................................................11
2.8 Perhitungan Energi Panas Bumi.........................................................................................12
2.9 Dampak Terhadap Lingkungan..........................................................................................12
2.10 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Energi Panas Bumi..........................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................14
Daftar Isi...................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB II
PEMBAHASAN
bersinggungan dengan panas di perut bumi dan menimbulkan suhu tinggi dan tekanan tinggi.Ia
mengalir kepermukaan sebagai air panas, lahar panas dan aliran uap. Kita bisa menggunakan
tidak hanya hembusan alamiah tetapi dapat membor hingga bagian dasar uap, atau
menyemprotkan air dingin hingga bersinggungan dengan karang kering yang panas untuk
memanaskannya menjadi uap.
Pada dasarnya bumi terdiri dari tiga bagian sebagaimana terlihat pada Gambar 2.1.
Bagian paling luar adalah lapisan kulit/kerak bumi (crust),. Tebalnya rata-rata 30-40 Km atau
lebih didaratan, dan dilaut antara 7 dan 10 Km. Bagian berikutnya dinamakan mantel, mantel
bumi (mantle) merupakan lapisan yang semi-cair atau batuan yang meleleh atau sedang
mengalami perubahan fisik akibat pengaruh tekanan dan temperatur tinggi disekitarnya, yang
terdiri atas batu yang dalamnya mencapai kira-kira 3000 Km, dan yang berbatasan dengan inti
bumi yang panas sekali. Bagian luar dari inti bumi (outer core) berbentuk liquid. Inti ini terdiri
atas inti cair atau inti meleleh, yang mencapai 2000 Km. Kemudian lapisan terdalam dari inti
bumi (inner core) berwujud padat. inti keras yang mempunyai garis tengah sekitar 2600 Km.
Panas inti mencapai 5000 0C lebih. Diperkirakan ada dua sebab mengapa inti bumi itu
panas.Pertama disebabkan tekanan yang begitu besar karena gravitasi bumi mencoba
mengkompres atau menekan materi, sehingga bagian yang tengah menjadi paling terdesak.
Sehingga kepadatan bumi menjadi lebih besar sebelah dalam.
Sebab kedua bahwa bumi mengandung banyak bahan radioaktif seperti Uranium-238,
Uranium-235 dan Thorium-232. Bahan-bahan radioaktif ini membangkitkan jumlah panas yang
tinggi. Panas tersebut dengan sendirinya berusaha untuk mengalir keluar, akan tetapi ditahan
oleh mantel yang mengelilinginya. Menurut perkiraan rata-rata panas yang mencapai permukaan
bumi adalah sebesar 400kkal/m2 setahun.
Dipermukaan bumi sering terdapat sumber-sumber air panas, bahkan sumber uap panas.
Panas itu datangnya dari batu-batu yang meleleh atau magma yang menerima panas dari inti
bumi.
Magma yang terletak didalam lapisan mantel, memanasi lapisan batu padat. Diatas batu
padat terletak suatu lapisan batu berpori, yaitu batu mempunyai banyak lubang kecil. Bila lapisan
batu berpori ini berisi air, yang berasal dari air tanah, atau resapan air hujan, atau resapan air
danau maka air itu turut dipanaskan oleh lapisan batu padat yang panas itu. Bila panasnya besar,
maka terbentuk air panas, bahkan dapat terbentuk uap dalam lapisan batu berpori. Bila diatas
lapisan batu berpori terdapat satu lapisan batu padat, maka lapisan batu berpori berfungsi sebagai
boiler. Uap dan juga air panas bertekanan akan berusaha keluar. Dalam hal ini keatas, yaitu
kearah permukaan bumi.
Gejala panas bumi pada umumnya tampak dipermukaan bumi berupa mata air panas,
fumarola, geyser dan sulfatora. Dengan jalan pengeboran, uap alam yang bersuhu dan tekanan
tinggi dapat diambil dari dalam bumi dan dialirkan kegenerator turbo yang selanjutnya
menghasilkan tenaga listrik.
2.2 Pengertian Energi Panas Bumi
Energi geothermal merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas)
yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Istilah geothermal berakar dari bahasa Yunani
dimana kata, geo, berarti bumi dan, thermos, berarti panas, menjadi geothermal yang juga
sering disebut panas bumi. Energi panas di inti bumi sebagian besar berasal dari peluruhan
radioaktif dari berbagai mineral di dalam inti bumi.
Energi geothermal merupakan sumber energi bersih bila dibandingkan dengan bahan
bakar fosil karena sumur geothermal melepaskan sangat sedikit gas rumah kaca yang
terperangkap jauh di dalam inti bumi, ini dapat diabaikan bila dibandingkan dengan jumlah gas
rumah kaca yang dilepaskan oleh pembakaran bahan bakar fosil.
Ada cukup energi geothermal di dalam inti bumi, lebih dari kebutuhan energi dunia saat
ini. Namun, sangat sedikit dari total energi panas bumi yang dimanfaatkan pada skala global
karena dengan teknologi saat ini hanya daerah di dekat batas-batas tektonik yang
menguntungkan untuk dieksploitasi.
Pembangkit listrik geothermal saat ini beroperasi di 24 negara di seluruh dunia, dan
negara yang terbesar di dunia dalam hal kapasitas instalasi energi panas bumi adalah Amerika
Serikat. Pada tahun 2010 Amerika Serikat memiliki 77 pembangkit listrik tenaga panas bumi
yang memproduksi lebih dari 3000 MW.
Terjadinya sumber energi panas bumi di Indonesia serta karakteristiknya dijelaskan oleh
Budihardi (1998) sebagai berikut. Ada tiga lempengan yang berinteraksi di Indonesia, yaitu
lempeng Pasifik, lempeng IndiaAustralia dan lempeng Eurasia. Tumbukan yang terjadi antara
ketiga lempeng tektonik tersebut telah memberikan peranan yang sangat penting bagi
terbentuknya sumber energi panas bumi di Indonesia.
c. Lempeng Tektonik Di Indonesia
Tumbukan antara lempeng IndiaAustralia di sebelah selatan dan lempeng Eurasia di sebelah
utara mengasilkan zona penunjaman (subduksi) di kedalaman 160 210 km di bawah Pulau
Jawa Nusa Tenggara dan di kedalaman sekitar 100 km (Rocks et. al, 1982) di bawah Pulau
Sumatera. Hal ini menyebabkan proses magmatisasi di bawah Pulau Sumatera lebih dangkal
dibandingkan dengan di bawah Pulau Jawa atau Nusa Tenggara. Karena perbedaan kedalaman
jenis magma yang dihasilkannya berbeda. Pada kedalaman yang lebih besar jenis magma yang
dihasilkan akan lebih bersifat basa dan lebih cair dengan kandungan gas magmatik yang lebih
tinggi sehingga menghasilkan erupsi gunung api yang lebih kuat yang pada akhirnya akan
menghasilkan endapan vulkanik yang lebih tebal dan terhampar luas. Oleh karena itu, reservoir
panas bumi di Pulau Jawa umumnya lebih dalam dan menempati batuan vulkanik, sedangkan
reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di dalam batuan sedimen dan ditemukan pada
kedalaman yang lebih dangkal.
d. Plate Tectonic Processes
Sistem panas bumi di Pulau Sumatera umumnya berkaitan dengan kegiatan gunung api dan
esitisriolitis yang disebabkan oleh sumber magma yang bersifat lebih asam dan lebih kental,
sedangkan di Pulau Jawa, Nusa Tenggara dan Sulawesi umumnya berasosiasi dengan kegiatan
vulkanik bersifat andesitisbasaltis dengan sumber magma yang lebih cair. Karakteristik geologi
untuk daerah panas bumi di ujung utara Pulau Sulawesi memperlihatkan kesamaan karakteristik
dengan di Pulau Jawa. Akibat dari sistem penunjaman yang berbeda, tekanan atau kompresi yang
dihasilkan oleh tumbukan miring (oblique) antara lempeng IndiaAustralia dan lempeng Eurasia
menghasilkan sesar regional yang memanjang sepanjang Pulau Sumatera yang merupakan sarana
bagi kemunculan sumber-sumber panas bumi yang berkaitan dengan gununggunung api muda.
Lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa sistem panas bumi di Pulau Sumatera umumnya lebih
dikontrol oleh sistem patahan regional yang terkait dengan sistim sesar Sumatera, sedangkan di
Jawa sampai Sulawesi, sistem panas buminya lebih dikontrol oleh sistem pensesaran yang
bersifat lokal dan oleh sistem depresi kaldera yang terbentuk karena pemindahan masa batuan
bawah permukaan pada saat letusan gunung api yang intensif dan ekstensif. Reservoir panas
bumi di Sumatera umumnya menempati batuan sedimen yang telah mengalami beberapa kali
deformasi tektonik atau pensesaran setidaktidaknya sejak Tersier sampai Resen. Hal ini
menyebabkan terbentuknya porositas atau permeabilitas sekunder pada batuan sedimen yang
dominan yang pada akhirnya menghasilkan permeabilitas reservoir panas bumi yang besar, lebih
besar dibandingkan dengan permeabilitas reservoir pada lapanganlapangan panas bumi di Pulau
Jawa ataupun di Sulawesi.
e. Sistem Hidrothermal
Sistem panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistem hidrothermal yang mempunyai
temperatur tinggi (>225oC), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperature sedang
(150225oC). Pada dasarnya sistem panas bumi jenis hidrothermal terbentuk sebagai hasil
perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan
secara konveksi. Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan
perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber
panas. Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy).
Air karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak ke bawah, akan
tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka akan terjadi perpindahan
panas sehingga temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan. Keadaan ini
menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atasdan air yang lebih dingin bergerak turun ke
bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.
Adanya suatu sistem hidrothermal di bawah permukaan sering kali ditunjukkan oleh adanya
manifestasi panas bumi di permukaan (geothermal surface manifestation), seperti mata air panas,
kubangan lumpur panas (mud pools), geyser dan manifestasi panas bumi lainnya, dimana
beberapa diantaranya, yaitu mata air panas, kolam air panas sering dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat untuk mandi, berendam, mencuci, masak dll. Manifestasi panas bumi di
permukaan diperkirakan terjadi karena adanya perambatan panas dari bawah permukaan atau
karena adanya rekahan-rekahan yang memungkinkan fluida panas bumi (uap dan air panas)
mengalir ke permukaan.
f. Manifestasi Panas Bumi Di Permukaan
Berdasarkan pada jenis fluida produksi dan jenis kandungan fluida utamanya, sistem
hidrotermal dibedakan menjadi dua, yaitu sistem satu fasa atau sistem dua fasa. Sistem dua fasa
dapat merupakan sistem dominasi air atau sistem dominasi uap. Sistem dominasi uap merupakan
sistem yang sangat jarang dijumpai dimana reservoir panas buminya mempunyai kandungan fasa
uap yang lebih dominan dibandingkan dengan fasa airnya. Rekahan umumnya terisi oleh uap dan
poripori batuan masih menyimpan air. Reservoir air panasnya umumnya terletak jauh di
kedalaman di bawah reservoir dominasi uapnya. Sistem dominasi air merupakan sistem panas
bumi yang umum terdapat di dunia dimana reservoirnya mempunyai kandungan air yang sangat
dominan walaupun boiling sering terjadi pada bagian atas reservoir membentuk lapisan
penudung uap yang mempunyai temperatur dan tekanan tinggi.
Dibandingkan dengan temperatur reservoir minyak, temperatur reservoir panas bumi relatif
sangat tinggi, bisa mencapai 3500C. Berdasarkan pada besarnya temperatur, Hochstein (1990)
membedakan sistem panas bumi menjadi tiga, yaitu:
1) Sistem panas bumi bertemperatur rendah, yaitu suatu sistem yang reservoirnya
mengandung fluida dengan temperatur lebih kecil dari 1250C.
2) Sistem/reservoir bertemperatur sedang, yaitu suatu sistem yang reservoirnya mengandung
fluida bertemperatur antara 1250C dan 2250C.
3) Sistem/reservoir bertemperatur tinggi, yaitu suatu sistem yang reservoirnya mengandung
fluida bertemperatur di atas 2250C.
Sistem panas bumi sering kali juga diklasifikasikan berdasarkan entalpi fluida yaitu sistem
entalpi rendah, sedang dan tinggi. Kriteria yang digunakan sebagai dasar klasifikasi pada
kenyataannya tidak berdasarkan pada harga entalpi, akan tetapi berdasarkan pada temperatur
mengingat entalpi adalah fungsi dari temperatur. Pada tabel di bawah ini ditunjukkan klasifikasi
sistem panas bumi yang biasa digunakan.
dampak lingkungan eksploitasi panas bumi, terutama isu penebangan hutan di daerah yang
memiliki potensi panas bumi. Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Energi Panas Bumi Uap Basah (Dry System Poer Plant)
Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan tinggi
yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air.
Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk
memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk
menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk
menjaga keseimbangan air dalam tanah.
start unit dan sebagai katup pengaman yang akan membuang tekanan bila sudden trip
terjadi.
b. Dari Steam Receiving Header uap kemudian dialirkan ke Separator (Cyclone Type) yang
berfungsi untuk memisahkan uap (pure steam) dari benda-benda asing seperti partikel berat
(Sodium, Potasium, Calsium, Silika, Boron, Amonia, Fluor dll).Kemudian uap masuk ke
Demister yang berfungsi untuk memisahkan moisture yang terkandung dalam uap,
sehingga diharapkan uap bersih yangakan masuk ke dalam Turbin.
c. Uap masuk ke dalam Turbin sehingga terjadi konversi energi dari Energi Kalor yang
terkandung dalam uap menjadi Energi Kinetik yang diterima oleh sudu-sudu Turbin. Turbin
yang dikopel dengan generator akan menyebabkan generatkut berputar saat turbin berputar
sehingga terjadi konversi dari Energi Kinetik menjadi Energi Mekanik.
d. Generator berputar menghasilkan Energi Listrik (Electricity)
e. Exhaust Steam (uap bekas) dari Turbin dikondensasikan di dalam Condensor dengan
sistemJet Spray (Direct Contact Condensor).
f. NCG (Non Condensable Gas) yang masuk kedalam Condensor dihisap oleh First
Ejectorkemudian masuk ke Intercondensor sebagai media pendingin dan penangkap NCG.
Setelah dari Intercondensor, NCG dihisap lagi oleh Second Ejector masuk ke dalam
Aftercondensorsebagai media pendingin dan kemudian dibuang ke atmosfir melalui
Cooling Tower.
g. Dari Condensor air hasil condensasi dialirkan oleh Main Cooling Water Pump masuk
keCooling Tower. Selanjutnya air hasil pendinginan dari Cooling Tower uap kering
disirkulasikan kembali ke dalam Condensor sebagai media pendingin.
h. Primary Cooling System disamping sebagai pendingin Secondary Cooling System juga
mengisi air pendingin ke Intercondensor dan Aftercondensor.
i. Overflow dari Cold Basin Cooling Tower akan ditampung untuk kepentingan Reinjection
Pump.
j.
River Make-Up Pump beroperasi hanya saat akan mengisi Basin Cooling Tower.
Langkah awal dalam mempersiapkan konservasi energi panas bumi yang pertama yaitu
studi tentang sistem panas bumi terutama karaktersitik sumber panas bumi. Kita mulai dari dapur
magma.Magma sebagai sumber panas akan menyalurkan panas yang cukup signifikan ke dalam
batuan-batuan pembentuk kerak bumi. Makin besar ukuran dapur magma, tentu akan makin
besar sumber daya panasnya dan semakin ekonomis untuk dikembangkan.
Selanjutnya adalah kondisi Hidrologi, kita tahu bahwa yang dimanfaatkan pada
pembangkit listrik adalah uap air dari panas bumi dengan suhu dan tekanan tertentu.Sehingga
kondisi hidrologi merupakan salah satu faktor penentu dalam hal ketersedian air. Sehingga
sumber pemasok air harus diperhatikan dalam pengembangan energi panas bumi, biasanya
sumber pemasok berasal dari air tanah, air connate, air laut, air danau, es atau air hujan.
Kemudian yang perlu diperhatikan juga adalah volume batuan dibawah permukaan bumi
yang mempunyai cukup porositas dan permeabilitas untuk meloloskan fluida sumber energi
panas bumi yang terperangkap didalamnya, yang sering disebut sebagai Reservoir, dan Reservoir
panas bumi biasanya diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu :
Reservoir yang bersuhu rendah (<150C) dan
Reservoir yang bersuhu tinggi (>150C).
Yang dapat digunakan untuk sumber pembangkit tenaga listrik dan dikomersialkan adalah
yang masuk kategorihigh temperature. Namun dengan perkembangan teknologi, sumber panas
bumi dengan kategori low temperaturejuga dapat digunakan asalkan suhunya melebihi 50C.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat beroperasi pada suhu yang relatif rendah yaitu
berkisar antara 122oF s/d 4820 oF (50 s/d 250 oC). Bandingkan dengan pembangkit pada PLTN
yang akan beroperasi pada suhu sekitar 10220 oF atau 5500 oC.
Selain hal-hal diatas, kita juga harus memperhitungkan umur panas bumi, walaupun
termasuk energi terbarukan, namun bukan berarti panas bumi memiliki umur tidak terbatas
,sehingga perhitungan umur panas bumi juga merupakan hal yang sangat penting terutama dalam
hitungan keekonomiannya.
E = D x Dt x P
Dimana:
E = arus energi (Kkal/detik)
D = debit air panas (L/det)
Dt = perbedaan suhu permukaan air panas dan air dingin (0C)
P = panas jenis (Kkal/kg)
Untuk perhitungan ini, data suhu dinyatakan dalam derajat celcius, debit air panas dalam
satuan liter per detik, sedangkan isi chlorida dalam larutan air panas dinyatakan dalam miligram
per liter.
2.9 Dampak Terhadap Lingkungan
Fluida yang ditarik dari dalam bumi membawa campuran beberapa gas,
diantaranya karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), metana (CH4), dan amonia (NH3).
Pencemar-pencemar ini jika lepas ikut memiliki andil pada pemanasan global, hujan asam, dan
bau yang tidak sedap serta beracun. Pembangkit listrik tenaga panas bumi yang ada saat ini
mengeluarkan rata-rata 40 kg CO2 per megawatt-jam (MWh), hanya sebagian kecil
dari emisi pembangkit berbahan bakar fosil konvensional. Pembangkit yang berada pada lokasi
dengan tingkat asam tinggi dan memiliki bahan kimia yang mudah menguap, biasanya
dilengkapi dengan sistem kontrol emisi untuk mengurangi gas buangannya. Pembangkit listrik
tenaga panas bumi secara teoritis dapat menyuntikkan kembali gas-gas ini ke dalam bumi
sebagai bentuk penangkapan dan penyimpanan karbon.
Selain gas-gas terlarut, air panas dari sumber panas bumi mungkin juga mengandung
sejumlah kecil bahan kimia beracun, seperti merkuri, arsenik, boron, antimon, dan garam-garam
kimia. Bahan-bahan kimia ini keluar dari larutan saat air mendingin dan dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan jika dilepaskan. Praktek modern menyuntikkan kembali fluida panas bumi
ke dalam bumi untuk merangsang produksi, memiliki manfaat sampingan mengurangi bahaya
lingkungan ini.
Pembangunan pembangkit dapat juga merusak stabilitas tanah. Tanah amblas pernah
terjadi di ladang Wairakei di Selandia Baru. Sistem panas bumi yang ditingkatkan juga dapat
memicu gempa akibat rekah hidrolik. Proyek di Basel, Swiss dihentikan karena lebih dari 10.000
gempa berkekuatan hingga 3,4 Skala Richter terjadi selama 6 hari pertama penyuntikan
air. Bahaya pengeboran panas bumi yang dapat mengakibatkan pengangkatan tektonik pernah
dialami diStaufen im Breisgau, Jerman.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi membutuhkan luas lahan dan jumlah air tawar
minimal. Pembangkit ini hanya memerlukan lahan seluas 404 meter persegi per GWh
dibandingkan dengan 3.632 dan 1.335 meter persegi untuk fasilitas batubara dan ladang
angin. Pembangkit ini juga hanya menggunakan 20 liter air tawar per MWh dibandingkan
dengan lebih dari 1000 liter per MWh untuk pembangkit listrik tenaga nuklir, batubara, atau
minyak.
Keuntungan:
a. Bebas emisi (binary-cycle).
b. Dapat bekerja setiap hari baik siang dan malam
c. Sumber tidak fluktuatif dibanding dengan energi terbarukan lainnya (angin, Solar cell dll)
d. Tidak memerlukan bahan bakar
e. Harga yang kompetitive
Kelemahan :
a. Cairan bersifat Korosif
b. Effisiensi agak rendah, namun karena tidak perlu bahan bakar, sehingga effiensi tidak
merupakan faktor yg sangat penting.
c. Untuk teknologi dry steam dan flash masih menghasilkan emisi walau sangat kecil.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembangkit
Listrik
Tenaga
Panas
Bumi
adalah pembangkit
listrik yang
menggunakan panas bumi sebagai sumber energinya. Perkiraan potensi listrik yang bisa
dihasilkan oleh tenaga panas bumi berkisar antara 35 s.d. 2.000 GW. Untuk membangkitkan
listrik dengan panas Bumi dilakukan dengan mengebor tanah di daerah yang memiliki potensi
panas Bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel
uap (boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang tersambung ke generator.
Untuk panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi, dapat langsung memutar turbin generator,
setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu. Energi panas bumi yang ada di Indonesia
pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi:
India
sudah
mengumumkan
rencana
untuk
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_panas_bumi (Diakses pada tanggal 10
Oktober 2015)
https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_panas_bumi (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015)
https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_listrik (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015)
http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/EnergiBersih/geothermal/ (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015)
http://tech.dbagus.com/cara-kerja-pembangkit-listrik-tenaga-panas-bumi (Diakses pada tanggal
10 Oktober 2015)
http://hanubun-ino.blogspot.co.id/2012/10/energi-panas-bumi-untuk-kebutuhan_4432.html
(Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015)
http://husnawalahir.blogspot.co.id/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-panas-bumi.html (Diakses
pada tanggal 10 Oktober 2015)
http://alamendah.org/2014/10/27/kelebihan-dan-kekurangan-energi-geothermal/ (Diakses pada
tanggal 10 Oktober 2015)