PERTEMUAN MINGGU 1
1. Pendahuluan.
Ilmu metalografi adalah bagian dari ilmu pengetahuan bahan, yaitu suatu
pengetahuan tentang struktur mikro logam, sifat-sifat logam dan bahan-bahan
paduan yang dianalisis melalui diagram biner.
Tujuan dari metalografi adalah memprakirakan sifat-sifat maupun perilaku teknis
suatu bahan logam paduan dengan komposisi tertentu melalui gambar struktur mikro
ataupun makronya. Dengan demikian dapat ditentukan proses-proses yang harus
diterapkan terhadap bahan maupun aplikasinya. Disamping itu metalografi juga
menjadi suatu alat kontrol terpenting untuk mengendalikan kualitas suatu proses
pengerjaan logam yang berkaitan dengan kesalahan-kesalahan pada bahan tersebut.
Namun demikian bagaimanapun metalografi memiliki keterbatasan-keterbatasan,
dimana hubungan antara struktur mikro dengan sifat-sifat material belum
sepenuhnya diketahui sehingga kasus-kasus nyata yang dihadapi seringkali harus
dianalisis
secara
ideal
dengan
mengabaikan
hal-hal
yang
kadang-kadang
berlawanan.
Disisi lain keterbatasan analisis juga sangat ditentukan oleh kemampuan mikroskop
dalam menampilkan gambar-gambar yang mudah diinterpretasi. Perbesaran standar
sesuai dengan lensa yang tersedia kadang-kadang meresolusikan gambar yang
terlalu kecil untuk sustu struktur tertentu namun pada perbesaran berikutnya justru
terlalu besar.
Namun demikian, walaupun memiliki keterbatasan, metalografi tidak dapat
dipisahkan dari penelitian-penelitian bidang pengembangan maupun pengujian
bahan moderen. Dan perkembangan ilmu metalografi sendiri telah maju dan akat
terus maju dengan pesat mengikuti tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan bahan.
Gambar 1 merupakan ilustrasi dari susunan atom yang paling populer dimana
penataan bola-bola yang memungkinkan volume minimum. Gambar 1a adalah FCC
(Face Centered Cubic = Kubus Pusat Muka) dan ganbar 1b adalah CPH (Closed
Paced Hexagonal = Heksagonal Susunan Rapat). Susunan lain yang walaupun tidak
terlalu rapat namun dianut oleh banyak logam dapat dilihat pada gambar 1c, yaitu
susunan BCC (Body Centered Cubic = Kubus Pusat Ruang).
Gambar 2. Jenis-jenis unit sel. Titik tebal mengindikasikan posisi dari atom.
Secara umum logam mengikuti 7 jenis susunan atom dalam unit sel sebagai berikut:
Sistem Kristal
Konstanta sisi
Sudut
Kubus
a=b=c
= = 90o
Tetragonal
a=b8c
= = 90o
Ortorombik
a8b8c
= = 90o
Rombohedral
a=b8c
= 8 90o
Heksagonal
a=b8c
= 90o; = 120o
Monoklinik
a8b8c
= = 90o; ;8 90o
Triklinik
a8b8c
8 90o
3. Pertumbuhan Butiran.
Pada proses pembekuan, inti (sebagai awal pembekuan) akan terbentuk ketika jarak
atom yang saling mendekatkan diri akibat pendinginan, dimana pada saat tersebut
enerji potensial akibat gaya tolak maupun gaya tarik antar atom telah mencapai
harga terkecil (gambar 3).
(b) Pertumbuhan
(a) Pengintian
pada
proses
pemanasan,
pencairan
dan
pendinginan.
Pada temperatur T = 0 K (absolut) atau -273 oC, atom berada diam pada tempatnya.
Atom-atom mulai bergerak dengan kecepatan meningkat serta saling menjauh
sejalan dengan naiknya temperatur.
Pertumbuhan kristal selalu berawal dari inti (kecambah). Inti ini dapat berasal dari
partikel asing atau unit sel tunggal sebagai molekul baik material itu sediri unsur
bahan asing, misalnya Al2O3 dalam baja yang secara sengaja diberikan pada saat
proses peleburan. Bentuk maupun jenis kristal ditentukan oleh jumlah maupun jenis
inti yang terbentuk.
10
kemudian
memberikan
enerji
yang
dilepaskannya
sehingga
dengan
FT. Struktur
dipengaruhi oleh bagaimana hubungan antara FT disalah satu pihak dengan KP dan
JI pada pihak yang lain, serta undercooling yang terjadi.
Gambar 10 memperlihatkan 2 kemungkinan terjadinya undercooling. Bila JI untuk
setiap undercooling lebih besar dari KP akan terbentuk struktur yang halus a).
Sedangkan bila KP lebih besar dari JI maka akan didapatkan struktur yang kasar.
11