Disusun Oleh:
Reisa Novita Marpaung
Ghafa Al Ramadhan
NIM. 21030113120014
NIM. 21030113140183
NIM. 21030112120002
Latar Belakang............................................................................................................
1
I.2.
3
Rumusan Masalah.......................................................................................................
I.3.
Tujuan..........................................................................................................................
3
BAB II PERMASALAHAN
II.1. Steam...........................................................................................................................
4
II.2. Masalah-Masalah pada Boiler.....................................................................................
5
BAB III PEMBAHASAN MASALAH
III.1.
Boiler........................................................................................................................
9
III.1.1. Sumber Penyediaan Air Umpan Boiler...............................................................
9
III.1.2. Uap (Steam).......................................................................................................
10
III.2.
11
III.3.
16
III.4.
17
III.5.
Pemeliharaan Boiler..............................................................................................
18
III.6.
18
III.7.
19
III.8.
Contoh Soal...........................................................................................................
20
BAB IV PENUTUP
IV.1.
Kesimpulan............................................................................................................
23
IV.2.
Saran......................................................................................................................
23
2
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
24
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Steam ditinjau secara molekuler adalah H2O yang mengalami pemanasan
hingga
titik
didihnya
sehingga
mengalami
perubahan
fase.
Dengan
BAB II
PERMASALAHAN
2.1 Steam
Steam berbahan dasar air (H2O) yang molekulnya tersusun dari hidrogen
dan oksigen. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan steam ialah suhu dan
tekanan dimana pada tekanan atmosfir suhu jenuhnya adalah 100C. Tetapi, jika
tekanannya bertambah, maka akan ada penambahan lebih banyak panas yang
peningkatan suhu tanpa perubahan fase. Oleh karena itu, kenaikan tekanan secara
efektif akan meningkatkan entalpi air dan suhu jenuh. Hubungan antara suhu
jenuh dan tekanan dikenal sebagai kurva steam jenuh (Gambar 1).
10
3000 rpm, setitik air sanggup untuk membuat sudu-sudu turbin menjadi
terkikis.
10. Untuk menghilangkan kadar air itu, uap jenuh tersebut di keringkan di super
heater sehingga uap yang dihasilkan menjadi uap kering. Uap kering ini yang
digunakan untuk memutar turbin.
11. Ketika Turbin berhasil berputar berputar maka secara otomastis generator akan
berputar, karena antara turbin dan generator berada pada satu poros. Generator
inilah yang menghasilkan energi listrik.
12. Pada generator terdapat medan magnet raksasa. Perputaran generator
menghasilkan beda potensial pada magnet tersebut. Beda potensial inilah cikal
bakal energi listrik.
13. Energi listrik itu dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian
disalurkan melalui saluran transmisi PLN.
14. Uap kering yang digunakan untuk memutar turbin akan turun kembali ke
lantai dasar. Uap tersebut mengalami proses kondensasi didalam kondensor
sehingga pada akhirnya berubah wujud kembali menjadi air dan masuk
kedalam hotwell (Riana, Rosita dan Efendi, 2011).
rendah
(low
pressure/LP),
dan
tekanan-temperatur
11
pipa-pipa api ini adalah untuk memudahkan distribusi panas (kalor) kepada air
ketel.
2. Ketel pipa air (water tube boiler)
Pada ketel pipa air, fluida yang mengalir dalam pipa adalah air, energi panas
ditransfer dari luar pipa (yaitu ruang dapur) ke air ketel.
Cara kerja:
Proses pengapian terjadi diluar pipa. Panas yang dihasilkan digunakan untuk
memanaskan pipa yang berisi air. Air umpan itu sebelumnya dikondisikan terlebih
dahulu melalui ecomonizer. Steam yang dihasilkan kemudian dikumpulkan terlebih
dahulu didalam sebuah steam drum sampai sesuai. Setelah melalui tahap secondary
superheater dan primary superheater, baru steam dilepaskan ke pipa utama
distribusi.
Karakteristik:
-
Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
Sehingga air harus dikondisikan terhadap mineral dan kandungan lain yang
larut dalam air.
Boiler ini digunakan untuk kebutuhan tekanan steam yang sangat tinggi seperti
pada pembangkit tenaga.
Menggunakan bahan bakar minyak, dan gas untuk water tube boiler yang
dirakit dari pabrik.
Menggunakan bahan bakar padat untuk water tube boiler yang tidak dirakit di
pabrik.
13
2.
lorong api atau saluran air saja. Cornish boiler adalah single fire tube boiler dan
simple vertikal boiler adalah single water tube steam boiler. Multi fire tube
boiler misalnya ketel scotch dan multi water tube boiler misalnya ketel B dan
W dan lain-lain.
D. Tergantung kepada poros tutup drum (shell), ketel diklasifikasikan sebagai:
1. Ketel tegak (vertical steam boiler), seperti ketel cochran, ketel clarkson
dan lain-lain sepertinya.
2. Ketel mendatar (horizontal steam boiler), seperti ketel cornish,
lancashire, scotch dan lain-lain.
E. Menurut bentuk dan letak pipa, ketel uap diklasifikasikan sebagai:
1. Ketel dengan pipa lurus, bengkok, dan berlekak-lekuk (straight, bent
and sinous tubuker heating surface).
2. Ketel dengan pipa miring-datar dan miring-tegak (horizontal, inclined or
vertical tubuler heating surface).
2.5 Masalah-Masalah pada Boiler
Suatu boiler atau pembangkit uap yang dioperasikan tanpa kondisi air yang
baik, cepat atau lambat akan menimbulkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
14
kinerja dan kualitas dari sistem pembangkit uap. Banyak masalah-masalah yang
ditimbulkan akibat dari kurangnya penanganan dan perhatian khusus terhadap
penggunaan air umpan boiler. Akibat dari kurangnya penanganan terhadap air umpan
boiler akan menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Pembentukan Kerak
Terbentuk kerak pada dinding boiler terjadi akibat adanya mineral-mineral
pembentukan kerak, misalnya ion-ion kesadahan seperti Ca2+ dan Mg2+ dan akibat
pengaruh gas penguapan. Diamping itu pula dapat disebabkan oleh mekanisme
pemekatan didalam boiler karena adanya pemanasan. Jenis-jenis kerak yang umum
dalam boiler adalah kalsium sulfat, senyawa silikat dan karbonat. Zat-zat dapat
membentuk kerak yang keras dan padat sehingga bila lama penanganannya akan sulit
sekali untuk dihilangkan. Silika diendapkan bersama dengan kalsium dan magnesium
sehingga membuat kerak semakin keras dan semakin sulit untuk dihilangkan.
Kerak yang menyelimuti permukaan boiler berpengaruh terhadap perpindahan
panas permukaan dan menunjukkan dua akibat utama yaitu berkurangnya panas yang
dipindahkan dari dapur ke air yang mengakibatkan meningkatkan temperatur disekitar
dapur, dan menurunnya efisiensi boiler.
2. Peristiwa Korosi
Korosi dapat disebabkan oleh oksigen dan karbon dioksida yang terdapat
dalam uap yang terkondensasi. Korosi merupakan peristiwa logam kembali kebentuk
asalnya di alam misalnya besi menjadi oksida besi, alumunium dan lain-lain.
Peristiwa korosi dapat terjadi disebabkan oleh:
deposit, hal ini dapat menyebabkan korosi pada logam-logam boiler. Karena itu
pentinguntuk melakukan proses deoksigenasi air boiler.
Jumlah rata-rata korosi atau serangan elektrokimia akan naik jika nilai pH air
menurun. Selain itu air umpan boiler akan dikondisikan secara kimia mencapai nilai
pH yang relatif tinggi. Bentuk korosi yang tidak umum tetapi berbahaya adalah
bentuk korosi embrittlement atau keretakan inter kristalin pada baja yang terjadi jika
berada pada tekanan yang tinggi dan lingkungan kimia yang tidak sesuai. Caustic
embrittlement atau keratakan inter kristalin pada baja yang terjadi jika berada pada
tekanan yang tinggi dan lingkungan kimia yang tidak sesuai. Caustic embrittlement
terjadi pada sambungan penyumbat dan meluas pada ujung tabung dimana celah
memungkinkan perkembangan suatu lingkungan caustic yang terkonsentrasi.
3. Pembentukan Deposit
Deposit merupakan peristiwa penggumpalan zat dalam air umpan boiler yang
disebabkan oleh adanya zat padat tersuspensi misalnya oksida besi, oksida tembaga
dan lain-lain. Peristiwa ini dapat juga disebabkan oleh kontaminsi uap dari produk
hasil proses produksi. Sumber deposit didalam air seperti garam-garam yang terlarut
dan zat-zat yang tersuspensi didalam air umpan boiler. Pemanasan dan dengan adanya
zat tersuspensi dalam air pada boiler menyebabkan mengendapnya sejumlah muatan
yang menurunkan daya kelarutan, jika temperaturnya dinaikkan. Hal ini menjelaskan
mengapa kerak dan sludge (lumpur) terbentuk. Kerak merupakan bentuk depositdeposit yang tetap berada pada permukaan boiler sedangkan sludge merupakan bentuk
deposit-deposit yang tidak menetap atau deposit lunak.
4. Terbawanya Uap (Steam Carryover)
16
pemanasan sampai temperatur didih dibawah tekanan tertentu. Uap air tidak
berwarna, bahkan tidak terlihat bila dalam keadaan murni kering. Uap air dipakai
pertama sekali sebagai fluida kerja adalah oleh James Watt yang terkenal sebagai
penemu Mesin Uap Torak.
Uap air tidak mengikuti hukum-hukum gas sempurna, sampai dia benar-benar
kering (kadar uap 100%). Bila uap adi kering dipanaskan lebih lanjut maka dia
menjadi uap adi panas (panas lanjut) dan selanjutnya dapat dianggap sebagai gas
sempurna.
Uap air terbentuk dalam tiga jenis, yaitu:
1. Uap saturasi basah (X < 1)
2. Uap saturasi kering (X = 1)
3. Uap adi panas
Sebagaimana kita ketahui bahwa pada pemanasan air dan penguapan
berlangsung pada tekanan tetap. Begitu pula pada pemanasan lanjut uap berlangsung
pada tekanan tetap. Entropi uap pada tekanan tetap, terdiri dari:
1. Kenaikan entropi air selama pemanasannya dari titik lebur sampai ke titik
didih dibawah tekanan tertentu
2. Kenaikan entropi selama peristiwa penguapan
3. Kenaikan entropi selama pemanasan lanjut
Diagram
entropi-temperatur
(diagram
T-S)
sangat
berguna
untuk
18
19
digunakan
economizer
untuk
memanaskan
awal
air
umpan
coil adalah dari baja carbon (carbon steel) untuk suhu 450C sednag untuk suhu di
atas 450C digunakan baja campura (alloy steel). Susunan coil terhadap gas asap
ada bermacam-macam:
a. Counter flow (aliran berlawanan)
b. Partikel flow (aliran searah)
c. Combined flow ( gabungan searah)
2. Economizer
Economizer adalah alat berbentuk heat exchanger yang digunakan untuk
menaikkan temperatur feed water boiler (air umpan ketel), sebagai pemanas
biasanya dipakai gas asap yang keluar dari superheater. Dengan penggunaan
economizer didapat keuntungan:
Memanfaatkan gas uap (exhaust gas) yang masih mempunyai kalor
Menurunkan atau memperkecil perbedaan temperatur antara feed water dan
saturated steam, dengan demikian tegangan (external stress) yang terdapat di
dalam ketetl dapat diperkecil sehingga bisa menaikkan efisiensi.
Dengan penggunaan economizer selain untuk menaikkan suhu air umpan
ketel juga dimaksudkan untuk menurunkan suhu gas sebab gas asap menyalurkan
panasnya pada cair dalam economizer, dimana setiap kenaikan 1C feed water
selalu diikuti penurunan suhu gas asap sebesar 2-3C.
Economizer biasanya terbuat dari susunan pipa-pipa yang membentuk heat
excahnger, dan terbuat dari besi tuang (cast iron pipa) ataupun terbuat dari pipa
baja (steel tube). Untuk pipa-pipa drai besi tekanan yang diizinkan adalah sampai
22 atm (atmosfer melebihi), sedangkan pada tekanan yang leih besar lagi
dipergunakan steel tube economizer. Economizer dari pipa besi banyak
dipergunakan pada ketel-ketel pipa api karena tekanan yang dihasilkan rendah.
Steel tube yang digunakan sebagai economizer kadang-kadang juga menghasilkan
uap. Apabila economizer yang dipergunakan juga berfungsi menghasilkan uap,
maka disebut steaming economizer. Pada prakteknya pemanasan feed water
dapat dilakukan dengan 2 cara:
Alat yang digunakan untuk memanasi feed water dengan exhaust steam
disebutnfeed water heater. Ada 2 macam feed water heater yaitu:
a) Open type feed water heater (direct contact).
Di sini antara feed water dan exhaust steam terjadi pencampuran. Uap
yang tak mengembun dikeluarkan melalui pipa pernapasan (vent pipa) yang
letaknya di atas.
b) Close type (surface water heater)
Di sini antar exhaust steam dan feed water tak ada kontak langsung.
Perpindahan panas melalui bidang pemanasan. Close type water heater
berbentuk silinder dimana dalam silinder terdapat pipa-pipa berisi feed water.
3. Air heater
Udara yang dipergunakan untuk pembakaran sebelum masuk ke dalam
ruang bakar terlebih dahulu dilewatkan dengan alat yang namanya air heater atau
luvo, dimana tujuannya adalah untuk menaikkan suhu udara pembakaran sehingga
dapat menaikkan efisiensi pembakaran. Luvo ini biasanya diletakkan di belakang
economizer sehingga sebagai media pemanas di luvo adalah gas asap yang keluar
dari economizer luvo berbentuk besi exchanger, yang mana salah satu jenisnya
adalah regenerative type air heater.
Air heater berbentuk silinder berisi pipa-pipa yang dilengkapi dnegan rotor yang
memutar. Gas asap atau flue gas masuk pada salah satu sisi pemasukan berjalan dari
bawah ke atas. Tempat pemasukan diikatkan pada stater yang tak ikut berputar. Udara
untuk pembakaran dimasukka ke sisi lainnya dari atas ke bawah. Rotor berputar
dengan kecepatan yang rendah sekali sehingga memberi kesempatan pada gas asap
untuk meyerahkan panasnya pada permukaan pipa-pipa itu, setelah menerima
sebagian panas dengan perputaran rotor, maka udara dilewatkan pipa untuk 4. Dapur
pembakaran (furnace)
Dapur pembakaran adalah suatu ruangan temapat terjadinya proses
pembakaran dari bahan bakar. Kedudukan dapur pada ketel upa harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga panas yang dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar di ruang dapur dapat diserap dengan baik oleh air ketel dan kerugian
panas harus diusahakan sekecil mungkin. Pada dasarnya dapur pembakaran dibagi
2 jenis:
22
berbagai bentuk dan ukuran yang digunakan untuk menghasilkan uap dengan cara
penguapan air untuk dipakai pada pembangkit tenaga listrik lewat turbin, proses
kimia, dan pemanasan dalam produksi, dll. Dalam istilah lain biasa disebut ketel uap
yaitu alat untuk menghasilkan uap, yang terdiri dari dua bagian utama, yaitu sisi api
sebagai penyedia panas dan sisi air sebagai bagian untuk proses penguapan air
menjadi uap. Uap kemudian keluar dari boiler untuk digunakan dalam berbagai
aplikasi seperti pemanas, turbin, dll.
Air yang digunakan pada proses pengolahan dan air umpan boiler diperoleh dari
air sungai, air waduk, sumur bor dan sumber mata air lainnya. Kualitas air tersebu
ttidak sama walaupun menggunakan sumber air sejenis, hal ini dipengaruhi oleh
lingkungan asal air tersebut. Sumber mata air sungai umumnya sudah mengalami
pencemaran oleh aktivitas penduduk dan kegiatan industri, oleh sebab itu perlu
dilakukan pemurnian. Air umpan boiler harus memenuhi spesifikasi yang telah
ditentukan agar tidak menimbulkan masalah-masalah pada pengoperasian boiler. Air
tersebut harus bebas dari mineral-mineral yang tidak diinginkan serta pengotorpengotor lainnya yang dapat menurunkan efisiensi kerja dari boiler. Feed water harus
memenuhi prasyarat tertentu seperti yang diuraikan dalam tabel 3.1:
Pada proses penguapan dalam ketel uap, air menjadi uap. Uap yang dihasilkan
adalah air murni dalam fasa uap (H 2O) dimana ion-ion yang terkandung dalam air
boilernya tidak turut menguap. Sebagai akibatnya, konsentrasi ion-ion yang berada
dalam fasa cairnya (air boiler) semakin lama akan semakin tinggi dimana apabila hal
ini tidak dikendalikan kenaikan konsentrasi ion-ion tersebut akan menuju bilangan tak
terhingga, sehingga konsekuensinya pengerakan pada pipa-pipa boiler tidak akan bisa
dihindarkan. Pengendalian ion-ion dalam air boiler tersebut pada sistim boiler
dilakukan dengan membuang sebagian dari air boiler secara kontinyu dan disebut
sebagai blow-down.Tujuan blow-down adalah untuk menjaga agar ion-ion yang ada
dalam air boiler tidak melebihi batasan-batasan yang telah ditentukan.
Tabel 3.1 Parameter Air Umpan Boiler (SNI 19-1719-1989)
Parameter
pH
Konduktivitas
Total Dissolved
Satuan
Unit
mhos/cm
Ppm
Pengendalian Batas
10,5 11,5
5000 (maksimal)
3500 (maksimal)
Solid
24
P-Alkalinitas
Ppm
M-Alkalinitas
Ppm
800 (maksimal)
O-Alkalinitas
Ppm
T, hardness
Ppm
Silika
Ppm
150 (maksimal)
Besi
Ppm
2 (maksimal)
Residual fosfat
Ppm
20 50
Residual sulfit
Ppm
20 50
pH kondensat
Ppm
8,0 9,0
Sedimentasi
Filtrasi
Demineralisasi
25
Softening
Deaerasi
Gambar 3.3. Diagram Pengolahan Air Umpan Boiler (Sumber: UNEP, 2006)
Metode pengolahan awal adalah sedimentasi sederhana dalam tangki
pengendapan ataupengendapan dalam clarifiers dengan bantuan koagulan dan
flokulan. Penyaring pasirbertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbon
dioksida dan besi.
3.4.1 Koagulasi dan Flokulasi
Koagulasi dan flokulasi yaitu proses pemberian bahan-bahan koagulan dan
flokulan kedalam air umpan boiler dengan cara penginjeksian. Koagulasi merupakan
proses netralisasi muatan sehingga partikel-partikel dapat saling berdekatan satu
dengan yang lainnya. Flokulasi merupakan proses penyatuan antar partikel-partikel
yang sudah saling berdekatan satu dengan yang lain sehingga partikel-partikel akan
saling menarik dan membentuk flok. Untuk menurunkan turbidity pada inlet clarifier
diinjeksikan bahan kimia, yaitu :
a. Alum Sulfat (Al2(SO4)3 . 18 H2O)
Berfungsi untuk membentuk gumpalan dari partikel yang tersuspensi dalam
air. Bila alum dikontakkan dengan air maka akan terjadi hidrolisa yang menghasilkan
alumunium hidroksida dan asam sulfat. Penambahan alum tergantung pada turbidity
26
Klorin (Cl2)
Penambahan klorin ini bertujuan untuk mematikan mikroorganisme dalam air,
disamping itu juga untuk mencegah tumbuhnya lumut pada dinding clarifier yang
dapat mengganggu proses selanjutnya.
d. Coagulant Aid (Polymer)
Berfungsi untuk mempercepat proses pengendapan, karena penambahan bahan
ini akan mengikat partikel-partikel yang menggumpal sebelumnya menjadi gumpalan
yang lebih besar (flok) sehingga lebih mudah dan cepat mengendap.
3.4.2 Sedimentasi
Tujuan sedimentasi adalah memberikan kesempatan kepada partikel-partikel
besar untuk mengendap dan partikel yang lebih halus akan membutuhkan waktu
endap yang lebih lama.
2.4.3 Filtrasi
Pengolahan dengan cara filtrasi dapat dilakukan dengan cara penyaringan zat
padat tersuspensi didalam air sebelum air diisikan kedalam boiler. Efisiensi saringan
paling baik bila unit beroperasi pada kecepatan aliran terkecil, padatan akan melalui
media membawa padatan bersamanya. Demikian pada tekanan yang tinggi dapat
memecahkan media akan keluar pada saat dilakukan backwash.
2.4.4 Demineralisasi
Demineralisasi berfungsi untuk membebaskan air dari unsur-unsur silika,
sulfat, chloride (klorida) dan karbonat dengan menggunakan resin. Diagram Alir
proses seperti gambar dibawah ini
27
Proses di degasifier ini berlangsung pada tekanan vakum 740 mmHg dengan
menggunakan steam ejektor, di dalam tangki ini terdapat netting ring sebagai media
untuk memperluas bidang kontak sehingga air yang masuk terlebih dahulu
diinjeksikan dengan steam.. Sedangkan keluaran steam ejektor dikondensasikan
dengan menginjeksi air dari bagian atas dan selanjutnya ditampung dalam seal pot
sebagai umpan recovery tank, maka CO2 akan terlepas sebagai fraksi ringan dan air
akan turun ke bawah sebagai fraksi berat.
b. Anion Tower
Berfungsi untuk menyerap atau mengikat ion-ion negatif yang terdapat dalam
kandungan air yang keluar dari degasifier. Resin pada anion exchanger adalah R =
NOH (Tipe Dowex Upcore Mono C-600).
Reaksi ini menghasilkan H2O, oleh karena itu air demin selalu bersifat netral.
Selanjutnya air outlet anion tower masuk ke mix bed polisher dari bagian atas. Air
keluar tangki ini memiliki pH = 7,5 8,5. Untuk memperoleh resin aktif kembali,
dilakukan regenerasi dengan menambahkan NaOH pada resin tersebut.
c. Mix Bed Polisher
Berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa logam atau asam dari proses
sebelumnya, sehingga diharapkan air yang keluar dari mix bed polisher telah bersih
dari kation dan anion. Di dalam mix bed polisher digunakan dua macam resin yaitu
resin kation dan resin anion yang sekaligus keduanya berfungsi untuk menghilangkan
sisa kation dan anion, terutama natrium dan sisa asam sebagai senyawa silica
Air yang telah bebas mineral tersebut dimasukkan ke polish water tank dan
digunakan untuk air umpan boiler. Air yang keluar dari mix bed polisher ini memiliki
pH antara 6 7. ( Anonymous. 1994 )
2.4.5 Deaerasi
Dalam de-aerasi, gas terlarut, seperti oksigen dan karbon dioksida, dibuang
dengan pemanasan awal air umpan sebelum masuk ke boiler. Seluruh air alam
mengandung gas terlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti karbon dioksida
dan oksigen, sangat meningkatkan korosi. Bila dipanaskan dalam sistim boiler, karbon
dioksida (CO2) dan oksigen (O2) dilepaskan sebagai gas dan bergabung dengan air
(H2O) membentuk asam karbonat (H2CO3).
Penghilangan oksigen, karbon dioksida dan gas lain yang tidak dapat
terembunkan dari air umpan boiler sangat penting bagi umur peralatan boiler dan juga
keamanan operasi. Asam karbonat mengkorosi logam menurunkan umur peralatan
dan pemipaan. Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika kembali ke boiler akan
mengalami pengendapan dan meyebabkan terjadinya pembentukan kerak pada boiler
dan pipa. Kerak ini tidak hanya berperan dalam penurunan umur peralatan tapi juga
meningkatkan jumlah energi yang diperlukan untuk mencapai perpindahan panas.
3.5. Pemeliharaan Boiler
Boiler yang berperan dalam proses pengubahan air menjadi uap memerlukan
perlakuan dan perawatan khusus. Masalah yang timbul pada boiler umumnya
disebabkan oleh perlakuan air umpan boiler yang tidak memenuhi persyaratan. Untuk
perawatan dan pemeliharaan boiler dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Proses Commisioning awal
2. Operasi pada keadaan normal dan emergency (darurat)
3. Pengawasan dan perawatan
4. Ruangan ketel
III.6. Perlakuan Terhadap Kondensat (Condensate Treatment)
Perlakuan terhadap kondensat mencakup pengendalian korosi di system
kondensat dan perbaikan mutu kondensat (condensate polishing). Sekalipun
kondensat yang diumpankan kembali relatif murni, tetapi mungkin masih
mengandung impurities dari hasil proses korosi, dan erosi, baik yang larut
maupun yang tidak larut. Impurities tersebut dapat berupa mineral-mineral,
kesadahan
dan
minyak.
Condensate
polishing
dimaksudkan
untuk
= v (P2-P1) Wp = h2 + h1
= 0,00101 (2000 10) h2 = Wp + h1
= 2,0 Kj/Kg
=2,0 + 191,8
= 193,8 Kj/Kg Kondisi 3.
Pada kondisi ini, fluida kerja telah dipanaskan dalam ketel hingga
mencapai kondisi uap jenuh. Karena uap berada dalam kondisi jenuh, maka kita
dapat mengetahui sifat termodinamik dari fluida kerja dalam tabel
termodinamika untuk sifat uap.
P3 = 2 Mpa (Parameter diketahui dari soal)
s3 = 6,3409 Kj/KgOK (kondisi uap jenuh ; didapat dari tabel uap air)
h3 = 2799,5 Kj/Kg (kondisi uap jenuh ; didapat dari tabel uap air)
Perlu diketahui, bahwa penting untuk memperoleh harga entropy dari
fluida kerja pada kondisi ini. Hal ini dikarenakan jika kita memperhatikan ke
proses selanjutnya, fluida kerja tersebut akan diekspansikan ke turbine dan akan
berubah sifat dari uap jenuh menjadi uap campuran (uap dan cairan). Sehingga
kita tidak dapat mengetahui sifat termodinamika dari fluida kerja dalam tabel
uap. Kita juga akan memerlukan harga dari kualitas (fraksi). Kita dapat
memperoleh kualitas dari fluida kerja pada kondisi 4 dengan menentukan
besarnya entropi terlebih dahulu. Proses yang terjadi pada turbin ialah proses
ekspansi adiabatik reversible, sehingga entropy dari kondisi 4 sama dengan
entropi fluida kerja pada kondisi 3.
Kondisi 4.
P4
s4
sf4
air)
sfg4
air) hf4 = 191, 8 Kj/KgOK (Kondisi Uap Jenuh : didapat dari tabel uap
air) hfg4
tabel uap air) Kualitas uap pada kondisi 4 dapat dihitung menurut
persamaan berikut :
s4
= sf4 + x sfg4
= 0,7588
Enthalpi dari uap pada kondisi 4 dapat dihitung dengan persamaan berikut :
h4
= hf4 + x hfg4
h4
= 191, 8 + (0,7588)
(2392,8)
= 2007,5
Kj/Kg
Panas yang dipindahkan oleh boiler sebesar :
qi
= h3 - h2
= 2799,5 193,8
= 2605,7 Kj/Kg
qo
= h4 - h1
= 2007,5 191,8
= 1815,7 Kj/Kg
= h3 - h4
= 2799,5 2007,5
adalah,
koagulasi
dan
flokulasi;
sedimentasi;
filtrasi;
Effendi, Dwi Ardiyanto. 2013. Rancang Bangun Boiler untuk Proses Pemanasan
Sistem Uap pada Industri Tahu dengan Menggunakan Catia V-5. Jurusan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Saputra, Hendra, dkk. 2012. Studi Teknis dan Ekonomis Perubahan Steam Boiler
Menjadi Thermal Oil Boiler Sebagai Pemanas Hfo Pada Kapal MV Amazon.
ITS. Department of Marine Engineering, Faculty of marine Technology.
United Nations Environment Programme (UNEP). 2006. Cleaner Production
Energy Efficiency Manual Guidelines for the integration of Cleaner
Production and Energy Efficiency. (distribusi steam dan penggunaanya)
www.uneptie.org.
Wall,
John,
et.
Al.
2009.
Saturated
steam
vs
superheated
steam.