Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TETAP

SATUAN OPERASI

OIL FILTRASI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

Pranawati Amalia
R.A Sarah Noviatri
Rangga Dwi Priono
Rizha Dwi Ayuningtias
Seftiano Nopitasari
Sholihin Syah Putra
Warni Fatimah
Yunita Ayu Lestari

(061130400329)
(061130400330)
(061130400331)
(061130400332)
(061130400333)
(061130400334)
(061130400335)
(061130400336)

KELAS 3KB
DOSEN PEMBIMBING

Ir. Nyayu Zubaidah, M.Si


NIP 195501011988112001

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2012

OIL FILTRASI
I.

TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat :
1.

Memahami proses filtrasi (pembersihan partikel padat dari suatu fluida)


dengan menggunakan media penyaring yang berupa karbon aktif.

2.

Mengoperasikan alat oil filtration yang ada di laboratorium Teknik


Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.

II.

ALAT DAN BAHAN


1.

2.

Alat yang digunakan :


a. Seperangkat alat Oil Filtrasi

1 buah

b. Piknometer

1 buah

c. Gelas kimia 2 liter

1 buah

d. Gelas kimia 350 ml

1 buah

e. Ember 15 liter

1 buah

f. Spatula

1 buah

g. Pengaduk

1 buah

Bahan yang digunakan :


a. Indikator PP padat

0,5 gram

b. Indikator Orange

10 tetes

c. NaOH

2 gram

d. Minyak Jelantah

2 liter

e. Aquadest/air

secukupnya

III. GAMBAR ALAT


Terlampir

IV.

DASAR TEORI

Filtrasi adalah pemisahan partikel padatan dari suatu fluida dengan


menggunakannya pada medium penyaringan atau septum yang diatasnya
padatan akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari
penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang
difiltrasi dapat berupa cairan atau gas, aliran yang lolos dari saringan
mungkin saja cairan, padatan atau keduanya. Suatu saat justru limbah
padatnyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Di
dalam industri, kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari
hanya sekedar jejak sampai persentasi yang besar. Seringkali umpan
dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju
filtrasi, misalnya dengan pemanasan, kristalisasi atau memasang peralatan
tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae. Oleh karena
varietas dan material harus disaring beragam dan kondisi proses yang
berbeda, banyak jenis penyaring telah dikembangkan, beberapa jenis akan
dijelaskan dibawah ini. Fluida mengalir melalui media penyaring karena
perbedaan tekanan yang melalui media tersebut. Penyaring dapat beroperasi
pada :
1. Tekanan diatas atmosfer pada bagian atas media penyaring
2. Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring
3. Vakum pada bagian bawah
Tekanan diatas atmosfer dapat dilaksanakan dengan gaya grafitasi
pada cairan dalam suatu kolom dengan menggunakan pompa atau blower,
atau dengan gaya sentrifugal. Dalam suatu media penyaring biasa tidak
lebih baik dari pada saringan (screen) kasar atau dengan unggun partikel
kasar seperti pasir. Penyaring gravitasi dibatasi penggunaanya dalam
industri untuk suatu aliran cairan kristal pasir, penjernihan air minum dan
pengolahan limbah cair.
Penyaring dibagi ke dalam tiga golongan utama yaitu penyaring kue
(cake), penyaring penjernihan (clarifying) dan penyaringan aliran silang
(cross flow). Penyaring kue memisahkan cairan dan padatan sebelum
dengan jumlah relative besar sebagai suatu kue kristal atau lumpur.

Seringkali penyaring ini dilengkapi peralatan untuk membersihkan kue dan


untuk membersihkan cairan dan padatan sebelum dibuang. Penyaring
penjernihan membersihkan sejumlah kecil padatan dan suatu gas atau
medium penyaring atau percikan cairan jenuh semisal minuman. Partikel
padatan ditangkap di dalam medium penyaring atau di atas permukaan
luarnya. Penyaring penjernihan berbeda dengan saringan biasa, yaitu
memiliki diameter pori medium penyaring lebih besar dan partikel yang
akan disingkirkan.
Di dalam penyaringan aliran silang, umpan suspensi mengalir dengan
tekanan tertentu diatas medium penyaring. Lapisan tipis dan padatan dapat
terbentuk diatas medium permukaan tetapi kecepatan cairan yang tinggi
mencegah terbntuknya lapisan. Medium penyaring adalah membrane
keramik, logam, atau polimer dengan pori yang cukup kecil untuk menahan
sebagian besar partikel tersuspensi. Sebagian cairan mengalir melalui
mdium sebagai filtrate yang jernih, meninggalkan suspensi pekatnya.
Jenis-jenis Penyaring :
1. Penyaring Vakum Kontinyu
Dalam setiap penyaring vakum kontinyu, cairan dihisap melalui
septum yang bergerak untuk mengendapkan padatan kue. Kue kemudin
dipindahkan dan tempat penyaringan dicuci, dihisap, dikeringkan,dan
dikeluarkan dan lumpur dimasukkan kembali. Beberapa bagian dan
septum terletak pada zona penyaringan, sebagian didalam zona pencuci
sementara sebagian lagi pembebasan dari bebannya. Sehingga buangan
padatan dan cairan dan penyaring tidak dapat dihentikan.
2. Penyring Vakum Diskontinyu
Penyaring bertekanan biasanya beroperasi secara diskontinyu.
Suatu penyaring vakum diskontinyu, kadang-kadang sangat berguna.
Suatu nutsch vakuin mempunyai ukuran sedikit lebih kecil dari pada
corong buchner, berdiameter 1 s.d 3 m (3 s.d 10 ft) dan membentuk
lapisan padatan dengan tebal 100 s.d 300 mm (4 s.d 12 in). Untuk

mempermudah suatu nutch dapat langsung dibuat dari material tahan


korosi dan menjadi berharga karena dicoba disaring batch varietas
material yang korosif. Nutch biasanya tidak umum dilakukan untuk
proses berskala besar oleh karena batch yang terlibat di dalam
membersihkan tumpukan kue, namun demikian nutch tetap berguna
sebagai penyaring bertekanan yang dikombinasikan dengan pengeringan
bersaring untuk keperluan tertentu dalam operasi batch.
3. Penyaring Drum Berputar (Rotary Drum Filter)
Jenis yng paling umum dari penyaring vakum kontinyu adalah
penyaring drum berputar. Suatu drum berputar dengan arah horizontal
pada kecepatan 0,1 s.d 2 r/min mengaduk lumpur yang melaluinya.
Medium penyaring seperti kanvas, melingkupi permukaan dan drum
sebagian dibenamkan dalam cairan.
Dibawah drum utama yang berputar terdpat drum yang lebih kecil
dengan permukaan padat. Diantara dua drum tersebut ada ruang tipis
berbentuk radial membagi ruang anular ke dalam kompartmenkompartmen. Setiap kompartmen tersambung dengan pipa internal ke
suatu lubang dalam plat berputar pada rotary valve. Vakum dan udara
secara bergantian dimasukkan pada tiap-tiap kompartmen dalam drum
berputar.

V.

LANGKAH KERJA

Percobaan Pertama
1. Menyiapkan 2 gr NaOH, kemudian dimasukkan kedalam air
sebanyak 3 liter.
2. Memasukkan indikator orange atau indikator pp kedalam 3 liter air
yang diletakkan dalam baskom.
3. Menghubungkan peralatan FITR/EV dengan sumber listrik 1 fasa, P
maksimum = 500 watt.
4. Mengoperasikan filter 1 :
a. Membuka katup-katup V1, V3, V9, dan V10 secara sendiri-sendiri.
b. Menutup katup-katup V2, V4, V5, V6, V7, dan V8.
5. Mengoperasikan filter 2 :
a. Membuka katup-katup V2, V4, V9, dan V10 secara sendiri-sendiri.
b. Menutup katup-katup V1, V3, V5, V6, V7, dan V8.
6. Mengisi tabung reservoir DI dengan air yang telah berwarna yang
akan disaring.
7. Memasang E.L.C.B.
8. Memutar knop pompa G1 ke posisi 1.
9. Mengatur

kecepatan

feeding

flow

dengan

menggunakan

potensiometer.
10. Jika diperlukan, untuk meningkatkan kemampuan penyaringan,
menghidupkan pompa vakum G2, menutup katup V9 dan mengatur
penyaringan dengan menggunakan katup V10.
Percobaan Kedua
1. Menyiapkan minyak jelantah sebanyak 2 liter.
2. Memasukkan minyak ke dalamtabung Reservoir DI.
3. Menghubungkan peralatan FITR/EV dengan sumber listrik 1 fasa, P
maksimum = 500 watt.
4. Mengoperasikan filter 1 :
c. Membuka katup-katup V1, V3, V9, dan V10 secara sendiri-sendiri.
d. Menutup katup-katup V2, V4, V5, V6, V7, dan V8.
5. Mengoperasikan filter 2 :

c. Membuka katup-katup V2, V4, V9, dan V10 secara sendiri-sendiri.


d. Menutup katup-katup V1, V3, V5, V6, V7, dan V8.
6. Mengisi tabung reservoir DI dengan air yang telah berwarna yang
akan disaring.
7. Memasang E.L.C.B.
8. Memutar knop pompa G1 ke posisi 1.
9. Mengatur

kecepatan

feeding

flow

dengan

menggunakan

potensiometer.
10. Jika diperlukan, untuk meningkatkan kemampuan penyaringan,
menghidupkan pompa vakum G2, menutup katup V9 dan mengatur
penyaringan dengan menggunakan katup V10.
VI.

DATA PENGAMATAN

Percobaan Pertama

No

Sampel

1.

Indikator orange
Indikator PP

2.

Ungu

padat

Perubahan Warna
Sebelum
Sesudah
Putih
Orange
kekuningan
Kuning

Berat Jenis (gr/ml)


Sebelum
Sesudah
0,988

0,968

0,998

0,978

Percobaan Kedua

No

Sampel

1.

Minyak 1

2.

Minyak 2

Perubahan Warna
Sebelum
Sesudah
Coklat
Kuning
kehitaman
Coklat
Kuning
kehitaman

kecoklatan

DATA PENGAMATAN
(Percobaan Kedua)

Berat Jenis (gr/ml)


Sebelum
Sesudah
0,9122

0,9106

0,9114

0,9081

Minyak sebanyak 1000 ml


sebelum di
Saring dengan alat oil filtrasi
berwarna
Coklat kehitaman (sampel 1).

Minyak setelah dilakukan


penyaringan berwarna
kuning
(hasil sampel 1).

Minyak sebanyak 1000 ml


sebelum disaring dengan
alat oil filtrasi bewarna
coklat kehitaman (sampel 2).

Minyak setelah
penyaringan bewarna
kuning kecoklatan
(hasil sampel 2).

VII. PERHITUNGAN
A. Percobaan Pertama

1. Menggunakan indikator orange


Piknometer kosong
: 31,23
gram
Piknometer + Aquadest
: 55,58
gram
Piknometer + Zat sebelum
: 55,33
gram
Piknometer + Zat sesudah
: 54,85
gram
0
air (20 C)
: 0,998
gram/ml
Volume piknometer
: 24,39
ml
Sebelum
Berat aquadest = (piknometer + aquadest) (piknometer kosong)
= 55,58 gr 31,23 gr
= 24,35 gr
Volume aquadest = Volume piknometer
=
=
Berat zat sebelum = (piknometer + zat sebelum) (piknometer kosong)
= 55,33 gr 31,23 gr
= 24,1 gr
zat sebelum =
Sesudah
Berat zat sesudah = (piknometer + zat sebelum) (piknometer kosong)
= 54,85 gr 31,23 gr
= 23,62 gr
zat sesudah =

2. Menggunakan indikator pp padat


Piknometer kosong
Piknometer + Aquadest
Piknometer + Zat sebelum
Piknometer + Zat sesudah
air (200C)
Volume piknometer

: 31,23
: 55,58
: 55,58
: 55,09
: 0,998
: 24,39

gram
gram
gram
gram
gram/ml
ml

Sebelum
Berat aquadest = (piknometer + aquadest) (piknometer kosong)
= 55,58 gr 31,23 gr
= 24,35 gr

Volume aquadest = Volume piknometer


=
=
Berat zat sebelum = (piknometer + zat sebelum) (piknometer kosong)
= 55,58 gr 31,23 gr
= 24,35 gr
zat sebelum =
Sesudah
Berat zat sesudah = (piknometer + zat sebelum) (piknometer kosong)
= 55,09 gr 31,23 gr
= 23,86 gr
zat sesudah =

B. Percobaan Kedua
1. Menggunakan sampel minyak 1
Piknometer kosong
: 31,23
gram
Piknometer + Aquadest
: 55,58
gram
Piknometer + Zat sebelum
: 53,48
gram
Piknometer + Zat sesudah
: 53,44
gram
0
air (20 C)
: 0,998
gram/ml
Volume piknometer
: 24,39
ml
Sebelum
Berat aquadest = (piknometer + aquadest) (piknometer kosong)
= 55,58 gr 31,23 gr
= 24,35 gr
Volume aquadest = Volume piknometer
=
=
Berat minyak sebelum = (piknometer + zat sebelum) (piknometer kosong)
= 53,48 gr 31,23 gr
= 22,25 gr

zat sebelum =
Sesudah
Berat zat sesudah = (piknometer + zat sebelum) (piknometer kosong)
= 53,44 gr 31,23 gr
= 22,21 gr
zat sesudah =

3. Menggunakan sampel minyak 2


Piknometer kosong
: 31,23
gram
Piknometer + Aquadest
: 55,58
gram
Piknometer + Zat sebelum
: 55,58
gram
Piknometer + Zat sesudah
: 55,09
gram
0
air (20 C)
: 0,998
gram/ml
Volume piknometer
: 24,39
ml
Sebelum
Berat aquadest = (piknometer + aquadest) (piknometer kosong)
= 55,58 gr 31,23 gr
= 24,35 gr
Volume aquadest = Volume piknometer
=
=
Berat zat sebelum = (piknometer + zat sebelum) (piknometer kosong)
= 53,46 gr 31,23 gr
= 22,23 gr
zat sebelum =
Sesudah
Berat zat sesudah = (piknometer + zat sebelum) (piknometer kosong)
= 53,38 gr 31,23 gr
= 22,15 gr
zat sesudah =
VIII. ANALISA PERCOBAAN

Pada percobaan yang dilakukan dapat dianalisa bahwa filtrasi adalah


pemisahan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada
medium penyaringan atau septum yang diatasnya padatan akan terendapkan.
Percobaan kali ini, fluida yang digunakan adalah indikator orange dan
indikator pp padat pada percobaan pertama, sedangkan percobaan kedua
menggunakan minyak jelantah.
Pada percobaan pertama, air yang diberi indikator orange mengalami
perubahan dari warna orange menjadi warna putih kekuningan dengan
densitas sebelum 0,988 gr/ml dan densitas sesudah 0,968 gr/ml. Sedangkan
air yang diberi indikator pp padat mengalami perubahan warna dari ungu
menjadi kuning dengan densitas sebelum 0,998 gr/ml dan densitas sesudah
0,978 gr/ml.
Pada percobaan kedua, minyak jelantah 1 mengalami perubahan
warna dari coklat kehitaman menjadi kuning dengan densitas sebelum
0,9122 gr/ml dan densitas sesudah 0,9106 gr/ml. Sedangkan minyak
jelantah 2 mengalami perubahan warna dari coklat kehitaman menjadi
kuning kecoklatan dengan densitas 0,9114 gr/ml dan densitas sesudah
0,9081 gr/ml.
Perubahan warna yang terjadi pada saat melakukan penyaringan
dengan alat oil filtrasi dikarenakan adanya penggunaan karbon aktif yang
menyebabkan terjadinya perubahan warna.

IX.

KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa percobaan
oil filtrasi ini merupakan percobaan yang bertujuan untuk melihat perubahan
warna yang terjadi pada suatu zat cair dengan cara penyaringan. Perubahan
warna dapat terjadi pada filtrasi karena adanya bantuan dari karbon aktif.

Pada percobaan pertama, air yang diberi indikator orange mengalami


perubahan dari warna orange menjadi warna putih kekuningan dengan
densitas sebelum 0,988 gr/ml dan densitas sesudah 0,968 gr/ml. Sedangkan
air yang diberi indikator pp padat mengalami perubahan warna dari ungu
menjadi kuning dengan densitas sebelum 0,998 gr/ml dan densitas sesudah
0,978 gr/ml.
Pada percobaan kedua, minyak jelantah 1 mengalami perubahan
warna dari coklat kehitaman menjadi kuning dengan densitas sebelum
0,9122 gr/ml dan densitas sesudah 0,9106 gr/ml. Sedangkan minyak
jelantah 2 mengalami perubahan warna dari coklat kehitaman menjadi
kuning kecoklatan dengan densitas 0,9114 gr/ml dan densitas sesudah
0,9081 gr/ml.

X.

DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi. 2012.
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi. 2010.

GAMBAR ALAT

1
4
3

Seperangkat Alat Oil Filtrasi

Keterangan :
1. Tempat untuk mengoperasikan alat, tempat mengatur kecepatan feeding
flow dengan menggunakan potensiometer, pengatur pompa G1 dan G2.
2. Tabung reservoir DI
3. Filter 1
4. Filter 2
5. Tempat umpan setelah penyaringan
6. Pompa

Anda mungkin juga menyukai