Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai saat ini Indonesia masih merupakan negara pembangun. Hal ini dapat
dilihat dari hasil penelitian Badan Pembangunan Nasional bahwa masih banyak
daratan dan daerah-daerah yang merupakan lahan bagi pembangunan untuk
mewujudkan Indonesia menjadi negara yang terus berkembang untuk mencapai
tujuan nasional dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya
kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang merupakan faktor
penggerak utama, ditandai dengan semakin banyaknya kemajuan diberbagai
bidang, salah satunya dalam bidang industri. Berbagai industri telah dibangun
untuk menunjang kemakmuran rakyat karena selain dapat menyediakan lapangan
kerja dengan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Dengan semakin berkembangnya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
maka harus diimbangi juga dengan kualitas sumber daya manuasia yang handal.
Jika tidak, maka kita akan tergilas dengan pesatnya kemajuan serta ketatnya
persaingan. Didalam upaya peningkatan sumber daya manusia, Indonesia
melakukan

beberapa kerja sama guna mempercepat pengalihan teknologi.

Beberapa teknologi tersebut adalah upaya pengolahan batu kapur dan tanah liat
untuk diolah menjadi semen sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Sampai saat
ini semen memegang peranan penting dalam tiap pembangunan. Fluktuasi
kebutuhan semen adalah diidentik dengan aktivitas pembangunan, semakin
banyak kegiatan pembangunan maka semakin banyak juga kebutuhan semen yang
diperlukan.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Di Sulawesi Selatan terdapat industri semen yang bernama PT.Semen Tonasa


yang memproduksi semen yang sangat diperlukan untuk meningkatkan
pembangunan, sehingga semen yang digunakan dapat dimanfaatkan dalam
pembuatan bangunan rumah, jembatan, pertokoan maupun perkantoran dimana
dibutuhkan produk semen yang baik dan berkualitas.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Praktek kerja lapangan yang dilaksanakan pada berbagai Instansi, Lembaga
ataupun Perusahaan, selama kurang lebih 1 (satu) bulan dengan tujuan yaitu
sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat menerapkan teori-teori dan praktek yang diperoleh selama
menjalani pendidikan di perguruan tinggi serta melihat keterkaitan antara teori
dan praktek.
b. Mahasiswa dapat mengembangkan pola pikir dan kreatifitas penerapan teori
dalam melakukan analisis terhadap mutu produksi.
c. Mahasiswa dapat memperoleh gambaran mengenai situasi kerja pada Instansi,
Lembaga atau Perusahaan tempat melakukan praktek.
d. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan teknologi baru
dari lapangan kerja yang sebenarnya.
e. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan
serta menyesuaikan dengan pendidikan dan kejuruan.
1.3 Tujuan Laporan Praktek Kerja Lapangan
Setelah melakukan praktek kerja lapangan, maka diwajibkan untuk membuat
laporan praktek kerja lapangan. Hal ini merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi. Adapun tujuan pembuatan laporan praktek kerja lapangan adalah
sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuannya dan menyusun materi laporan
yang bersumber dari buku-buku ataupun dari konsultasi langsung dangan
pembimbing.
2

LAPORAN KERJA PRAKTEK

b. Menambah kemampuan mengunakan bahasa tulisan sehingga dapat dimengerti


oleh pembaca.
c. Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir terutama dalam
mengevaluasi data yang membahas hasil analisa tersebut.
d. Sebagai pertanggungjawaban atas praktek kerja lapangan yang telah dilakukan.
e. Sebagai bahan perpustakaan yang kelak dapat berguna bagi pembaca pada
umumnya dan khususnya lagi bagi mahasisiwa jurusan Teknik elektro.
1.4 Batasan Masalah
Berhubung karena dari perguruan kami tidak menuntut suatu judul tertentu
dalam praktek kerja lapangan ini, maka penyusun akan membahas segala aktifitas
produksi yang dilakukan pada PT.Semen Tonasa IV.

BAB II
TINJAUAN UMUM PT. SEMEN TONASA

2.1 Sejarah Singkat PT. Semen Tonasa


PT Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan Timur
Indonesia yang menempati lahan seluas 715 hektar di desa Biringere Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkajene Kepulauan. 68 kilometer dari kota Makassar. PT
Semen Tonasa yang memiliki kapasitas terpasang 3.480.000 metrik ton semen
pertahun mempunyai 3 (tiga) unit Pabrik yaitu Tonasa Unit II,III dan IV.
Perkembangan PT. Semen Tonasa

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Tonasa unit 1 didirikan berdasarkan Tap MPRS RI No 11/MPRS/1960 tanggal


6 Desember 1960 tentang pola pembangunan Nasional Semesta Berencana
Tahapan 1961-1969.
Tonasa unit I mulai berproduksi semen pada tahun 1968 dengan kapasitas
120.000 metrik ton semen per tahun dengan proses basah ( Proses ini umpan balik
kiln berupa luluhan/slurry dengan kadar air 25 40 %). Pabrik yang berlokasi di
Desa Tonasa Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkajene Kepulauan ini Sejak
tahun 1984 dihentikan operasinya atas pertimbangan ekonomis.
Pabrik Semen Tonasa Unit II
Tonasa Unit II yang berlokasi di Biringere Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkajene Kepulauan Propinsi Sulawesi Selatan sekitar 23 kilometer dari lokasi
Tonasa Unit I didirikan berdasarkan kepada persetujuan BAPENAS :
No. 023XC-LC/B.V.76
No. 285/D.I/IX/76
Tonasa II yang menggunakan proses kering (Proses ini umpan kiln berupa tepung
kering dengan kadar air 0,5 1 %) mulai beroperasi secara komersial pada tahun
1980 dengan kapasitas terpasang 510.000 metrik ton semen pertahun Program
optimalisasi Tonasa unit II dirampungkan pada tahun 1991 secara swakelola dan
berhasil meningkatkan kapasitas terpasang menjadi 590.000 metrik ton pertahun.

Pabrik Semen Tonasa Unit III


Tonasa Unit III yang berlokasi ditempat yang sama dengan Pabrik Semen
Tonasa Unit II dibangun berdasarkan persetujuan BAPENAS :

LAPORAN KERJA PRAKTEK

No. 32/XC-LC/B.V/1981
No. 2177/WK/10/1981
Tonasa Unit III yang menggunakan proses kering mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 1985 dengan kapasitas terpasang 590.000 metrik ton semen
pertahun.

Pabrik Semen Tonasa Unit IV


Tonasa Unit IV didirikan berdasarkan SK Menteri Perindusrian No.
182/MPP.IX/1990 tanggal 02 Oktober 1990 dan SK Menteri Keuangan RI No.
154/MK.013/1990 tanggal 29 Nopember 1990
Tonasa Unit IV dengan kapasitas terpasang 2.300.000 metrik ton pertahun
dioperasikan secara komersial pada tanggal 01 Nopember 1996. Pabrik yang
menggunakan proses kering ini terletak di lokasi yang sama dengan Tonasa Unit II
dan Unit III.

2.2 Pengantongan Semen dan BTG Power Plant


PT Semen Tonasa memeiliki 7 unit pengantongan semen yang berlokasi di
Makassar, Bitung, Samarinda, Banjarmasin, Bali dan Ambon dengan kapasitas
masing-masing 300.000 metrik ton semen pertahun kecuali Makassar dan Bali
yang berkapasitas 600.000 metrik semen per tahun dan Palu yang berkapasitas
175.000 ton metrik semen pertahun. PT Semen Tonasa juga memiliki pembangkit
Listrik Tenaga Uap yaitu Boiler Turbin Generator (BTG) Power Plant dengan
kapasitas 2 x 25 MW yang berlokasi di Biringkassi Kabupaten Pangkajene.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Kepulauan sekitar 17 kilo meter dari lokasi Pabrik Tonasa II, III dan IV.
2.3 Pelabuhan Khusus Biringkassi
Pelabuhan Biringkassi yang berjarak 17 km dari lokasi pabrik dibangun
sendiri oleh PT Semen Tonasa. Pelabuhan ini berfungsi sebagai jaringan distribusi
antar pulau maupun ekspor dan dapat disandari kapal dengan muatan di
atas 17.500 ton.
Pelabuhan ini juga digunakan untuk bongkar muat barang-barang
kebutuhan pabrik, seperti : batu bara, gypsum, slag, kertas kraft, suku cadang dan
lain-lain. Untuk kelancaran operasi, pelabuhan ini dilengkapi dengan ramburambu laut dan mouringbuoy.
Pelabuhan Biringkassi dilengkapi 5 unit packer dengan kapasitas masingmasing 100 ton per jam serta 7 unit ship loader, 4 unit digunakan untuk pengisian
semen sak dengan kapasitas masing-masing 100 120 ton per jam, atau sekitar
4.000 ton per hari, 3 unit lainnya digunakan untuk pengisian semen curah dengan
kapasitas masing-masing 500 ton per jam atau 6.000 ton per hari.
Panjang dermaga pelabuhan sekitar 2 kilometer diukur dari garis pantai ke
laut, sedangkan panjang dermaga untuk stndar kapal adalah :
Dermaga I :
Sbelah utara 429 meter dengan kedalaman 10,5 meter (LWL).
Sebelah selatan 445,50 meter dengan kedalaman 7,5 meter (LWL)
1.

Dermaga II

Panjang dermaga adalah 65 meter dengan kedalaman 5 meter (LWL).


2.4 Pemasaran

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Sesuai kesepakatan Asosiasi Semen Indonesia (ASI) dalam hal pengadaan


semen dalam negeri di bawah koordinasi Departemen Perindustrian dan
Perdagangan, maka Semen Tonasa mendapatkan alokasi wilayah pemasaran
semen di Kawasan Indonesia Timur (KIT) yang meliputi 13 provinsi, yaitu
seluruh Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara Barat, Bali, Maluku, Timor Timur,
Irian Jaya. Secara insidentil, semen Tonasa juga menyuplai Jawa Tengah, Jawa
Timur, DKI Jakarta, Sumatera Selatan dan batam.
Obsesi semen Tonasa ingin berada di belahan mana pun di dunia ini
secara kompetitif mulai terwujud justru di tahun krisis ekonomi dunia di tahun
1998. secara bertahap tetapi pasti obsesi ini mulai diwujudkan di awal tahun 1998.
sampai dengan bulan September 1998 ekspor semen Tonasa telah mencapai
300.000 ton dari total ekspor sebesar 600.000 ton yang direncanakan pada tahun
1998 dan telah menembus negara-negara Asia, yang meliputi Singapura,
Malaysia, Bangladesh, Sri Langka dan Myanmar, Palao di Samudra Pasifik,
Madagaskar di Afrika, Yaman di Asia dan Chili di Amerika Latin.
Hal lain yang menunjang pelaksanaan ekspor adalah semen Tonasa
sanggup memproduksi sesuai standar yang diberlakukan di negara tujuan dimana
pun, seperti British Standard, American Standard, Australian Standard, dll.
Semua ini ditopang oleh pengakuan Manajemen Mutu ISO 9002 yang di peroleh
semen Tonasa sejak tahun 1996.
Yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa Semen Tonasa mampu
memberikan dan meningkatkan devisa bagi negara serta sangat mendukung

LAPORAN KERJA PRAKTEK

program Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan yang terkenal dengan


Grateks-2.
Semen Tonasa sanggup memproduksi berbagai tipe semen, seperti Type I
(low alkali), Type II (low alkali), Type V, Fly Ash Cement dan Prima Mixed
Cement, dengan tetap menjaga kualitas serta memenuhi persyaratan dari para
pembeli.Ini merupakan kekuatan tersendiri dan menambah daya saing dalam
menghadapi pasar bebas di masa kini maupun di masa datang. Permintaan semen
tipe khusus dalam jumlah memadai dapat dilayani setiap saat.
Untuk meningkatkan penjualan di dalam negeri, Semen Tonasa telah
memasarkan klinker ke berbagai pabrik semen antara lain ke PT. Semen Gresik di
Jawa Timur, PT. Semen Kupang di Nusatenggara Timur, PT. Semen Cibinong di
Jawa Barat, PT. Semen Bosowa di Sulawesi Selatan; sedangkan semen curah
dipasarkan ke PT. Semen Tiga Roda di Jawa Barat, PT. Indocement Tunggal
Prakarsa di Jawa Barat, PT. Semen Baturaja di Sumatera Selatan dan PT. Semen
Gresik di Jawa Timur.
Pada tahun 1999 Semen Tonasa merencanakan produksi dan penjualan
sebesar kapasitas terpasang yaitu 3.480.000 ton, dimana 1.500.000 ton untuk
konsumsi ekspor dan 1.980.000 ton akan dipasarkan di dalam negeri.
2.5 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan PT Semen Tonasa
PT Semen Tonasa adalah sebuah badan usaha milik negara yang
mempunyai visi menjadi perusahaan semen terkemuka di Asia yang berkelas
dunia. Sedangkan misinya adalah memproduksi semen untuk memenuhi

LAPORAN KERJA PRAKTEK

kebutuhan konsumen dalam dan luar negeri dengan kualitas dan harga yang
bersaing, selain itu memenuhi keinginan stakeholders sesuai dengan kemampuan
perusahaan.
Struktur organisasi di PT Semen Tonasa berbentuk garis dan staf.
Kedudukan tertinggi berada pada pemegang saham yaitu pemerintah yang
membawahi dewan komisaris dengan Menteri Keuangan bertindak sebagai
ketuanya.
Masing-masing direksi membawahi beberapa departemen dan masingmasing departemen membawahi beberapa biro sebagai berikut :
I. Direktur Utama, membawahi 2 departemen yaitu:
a)

Departemen SKAI yang terdiri dari 2 biro yaitu biro


Audit Operasional dan biro Audit SMST.

b)
II.

Departemen Sekretaris Perusahaan.


Direktur Keuangan, membawahi 3 departemen yaitu :

a) Departemen Treasury

Biro Pengendalian dan Pajak

Biro Pengendalian Hutang-Piutang dan Aset

b) Departemen Akuntansi

Biro Akuntansi Umum

Biro Akuntansi Manajemen

c) Departemen Sumber Daya Manusia

Biro Pelayanan SDM

Biro Pembelajaran
9

LAPORAN KERJA PRAKTEK

III.

Biro Pelayanan Kesehatan

Direktur Pemasaran, membawahi 2 departemen :


a)

Departemen Pemasaran

Biro APP

Biro Pemasaran I

Biro Pemasaran II

Biro Pemasaran III

b) Departemen Distribusi

Biro Distribusi I

Biro Distribusi II

Biro Perencanaan dan Pengendalian Semen dan Kantong

Biro Pengantongan

IV.

Direktur Produksi, membawahi 4 departemen :


a)

Departemen Produksi Bahan Baku


Biro Tambang
Biro Pemel Alat Berat dan crusher
Biro Produksi A

b) Departemen Produksi Terak

Biro Produksi B1
Biro Produksi B2
Biro Pemeliharaan Mesin B1
Biro Pemeliharaan Mesin B2
Biro Pemeliharaan Listrik dan Instrumen B
10

LAPORAN KERJA PRAKTEK

c) Departemen Produksi Semen

Biro Produksi C
Biro Pemeliharaan Mesin C
Biro Pemeliharaan Listrik dan Instrumen C

d) Depatemen Teknik & Utilitas

V.

Biro Perencanaan Teknik Pabrik


Biro Bengkel dan Pekerjaan Umum
Biro K3P
Biro Energi
Biru Pengendalian Proses dan Mutu
Direktur Litbang, membawahi 2 departemen :

a) Departemen Litbang Manajemen

Biro Pengadaan Sistem Manajemen


Biro Penelitian Ekonomis
Biro Pengembangan Sistem Informasi dan Komunikasi

b) Departemen Litbang Teknis

Biro Rancangan Bangun


Biro Pelayanan Teknik
Biro Penelitian Teknis dan Quality Assurance (Penjamin Mutu)

Berdasarkan waktu kerja ada dua macam karyawan yang bertugas di PT.
Semen Tonasa, yaitu:
1.

Karyawan harian (sistem 6 hari kerja)


Senin Kamis

: pukul 07.30 16.30 WITA

Jumat

: pukul 07.30 17.00 WITA

11

LAPORAN KERJA PRAKTEK

2.

Karyawan shift
Shift I

: pukul 07.30 15.30 WITA

Shift II

: pukul 15.30 22.30 WITA

Shift III

: pukul 22.30 07.30 WITA

Khusus karyawan yang bertugas di bagian pengepakan dibagi menjadi


dua shift yaitu:
I.

Shift I

: pukul 15.30 19.30 WITA

II.

Shift II

: pukul 19.30 07.30 WITA

II.7

Sistem Manajemen
Dalam upaya menuju visi dan misi perusahaan, perseroan menerapkan

sistem manajemen mutu ISO 9001, sistem manajemen lingkungan ISO 14001 dan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang disebut dengan sistem
manajemen semen Tonasa.
a. Sistem Manajemen Mutu
Memberikan jaminan mutu dan kepuasan kepada pelanggan merupakan
komitmen manajemen dalam memasuki era persaingan global.Upaya yang
dilakukan untuk memenuhi komitmen tersebut adalah dengan memberikan mutu
pruduk sesuai permintaan pelanggan, penyerahan produk yang tepat waktu dan
harga yang bersaing.

12

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Upaya tersebut diwujudkan dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9002
sejak tahun 1996 dan selanjutnya di upgrade dengan Sistem Manajemen Mutu
baru ISO 9001:2000 pada tahun 2002.
b. Sistem Manajemen Lingkungan
Perlindungan lingkungan merupakan kebijakan manajemen dalam upaya
menjamin pembangunan yang berkelanjutan.Pengelolahan dan pemantauan
lingkungan secara terus-menerus dilaksanakan baik oleh intern maupun kerjasama
dengan institusi yang terkait. Kesadaran akan pentingnya pengelolahan
lingkungan telah dimulai sejak berdirinya pabrik PT. Semen Tonasa dan
senantiasa dikembangkan dan disempurnakan. Salah satu upaya pengembangan
dana penyempurnaan pengelolahan lingkungan adalah dengan penerapan Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001 yang telah disertifikasi oleh Badan Sertifikasi
Internasional sejak tahun 2000.
Komitmen manajemen PT. Semen Tonasa adalah Menjadi produsen
semen yang ramah lingkungan yang diwujudkan melalui pemenuhan persyaratan
peraturan yang berlaku meminimalisasi dampak negatif dari proses dan produk
yang dihasilkan. Pelaksanaan program efisiensi pemakaian sumber daya alam dan
energi melaksanakan kegiatan konversi lahan bekas tambang serta membina
hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar dan pemerintahan daerah.
c. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT. semen Tonasa menyadari bahwa tenaga kerja merupakan bagian dari
stakeholder

yang

tidak

dapat

dipisahkan

keberadaannya

dalam

suatu

13

LAPORAN KERJA PRAKTEK

perusahaan.Mengingat pentingnya peran tenaga kerja dalam kelangsungan usaha,


maka kondisi keselamatan karyawan harus dijamin. Hal ini sudah menjadi
komitmen manajemen PT. Semen Tonasa untuk menciptakan lingkungan yang
aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan dan pencemaran lingkungan
serta penyakit akibat kerja.
Untuk mewujudkan komitmen tersebut, sejak tahun 2000 PT. Semen Tonasa telah
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3). Penerapan sistem
manajemen ini merupakan bagian dari penerapanan Sistem Manajemen PT.
Semen Tonasa secara keseluruhan. Keberhasilan penerapan ini diwujudkan
melalui pemberian sertifikat audit dari kementerian tenaga kerja Republik
Indonesia dengan predikat tertinggi bendera emas sejak bulan januari 2004
(Anonim,2004).
Komitmen manajemen perseroan adalah menjadi produsen yang ramah
lingkungan yang diwujudkan melalui pemenuhan persyaratan peraturan yang
berlaku yaitu meminimalkan dampak negatif dari proses dan produk yang
dihasilkan, pelaksanaan program efisiensi pemakaian sumber daya alam dan
energi, melaksanakan kegiatan konservasi lahan bekas tambang, serta membina
hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar dan pemerintah daerah.
Keberhasilan ini dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan dari pemerintah
pada program PROPER dengan predikat HIJAU.

14

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB III
ALAT TRANSPORT MATERIAL

3.1 Belt Conveyor

15

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Alat Transportasi Belt Conveyor

A. Pengertian Belt Conveyor


Belt conveyor atau ban berjalan adalah alat transportasi yang paling efisien
dalam pengoperasiannya, karena dapat mentransport material lebih dari 2
kilometer, tergantung disain belt itu sendiri.

Material yang ditransport dapat berupa powder, granular atau lump dengan
kapasitas lebih dari 2000 ton/jam

Saat ini sudah dikembangkan belt conveyor jenis long curve, yaitu belt
dengan lintasan kurva horizontal maupun vertikal dengan radius minimum
400 m, sehingga sangat cocok untuk medan berliku dan jarak jauh.

Keuntungan lainnya penggunaan belt adalah kemudahan dalam


pengoperasian dan pemeliharaan, tetapi belt tidak tahan temperatur di atas
200O C.

16

LAPORAN KERJA PRAKTEK

B. Prinsip Kerja
Prinsip kerja belt conveyor adalah mentransport material yang ada di atas
belt, dimana umpan atau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute dan
setelah sampai di head material ditumpahkan akibat belt berbalik arah. Belt
digerakkan oleh drive / head pulley dengan menggunakan motor penggerak.
Head pulley menarik belt dengan prinsip adanya gesekan antara permukaan
drum dengan belt, sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek tersebut.
C. Drive System
Bagian penggerak head pulley dengan menggunakan motor listrik yang
diteruskan ke gear reducer dengan coupling diteruskan kembali ke head
pulley. Kelangkapan alat ini ada yang dipasangi holdback / back stop untuk
mencegah belt mundur saat berhenti ketika ada muatan, ini digunakan pada
belt conveyor yang menanjak.
Pada bagian bawah head pulley biasanya dilengkapi dengan pembersih / belt
cleaner, fungsinya untuk membersihkan material yang menempel pada belt
setelah material dituangkan
D. Komponen Utama
Komponen utama dari alat ini adalah head pulley, tail pulley, take up pulley,
idler roller dan rubber belt. Head pulley berguna untuk menarik belt, sedang
tail pulley untuk memutar balik belt dan take up pulley sebagai beban tetap
yang menjaga ketegangan pulley agar didapat friksi yang cukup sehingga
tidak slip. Untuk idler terdiri dari carry roller, return roller dan training roller.

17

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Carry roller untuk menahan material transport di sisi atas sedang return roller
untuk menahan belt yang kembali dari head pulley dan training roller
berfungsi sebagai self alignment roller yang bertujuan agar belt tetap berada di
tengah lintasannya.
E. Rubber Belt
Rubber belt adalah komponen utama untuk membawa material , dimana
kekuatannya tergantung kepada kapasitas material yang ditransportnya.
Rubber belt terbuat dari karet yang direinforcment (diperkuat) oleh carcas,
yaitu rajutan dari benang nilon atau lainnya yang sangat kuat, sedang untuk
belt dengan lintasan yang cukup jauh dibutuhkan belt dengan kekuatan tarik
yang cukup besar, sehingga belt ini di reinforcment dengan anyaman kawat
baja / steel cord. Rubber belt ini dibuat dengan panjang tertentu, sehingga
diperlukan sambungan, baik dengan sistem mechanical atau pun vulcanized
(dingin atau pemanasan).
3.2 Bucket Elevator

18

LAPORAN KERJA PRAKTEK

A. Pengertian Bucket Elevator


Bucket elevator adalah alat untuk memindahkan material dari satu unit proses
ke unit lainnya secara vertikal atau sudut besar dengan menggunakan bucket
secara berkesinambungan.
Sifat material yang dibawa bucket elevator adalah material berbentuk serbuk
atau butir granular yang bersifat tidak lengket dan dapat memindahkan
material dengan suhu di atas seratus derajat celcius tergantung dari bahan
bucket.

B. Prinsip Kerja
Bucket elevator membawa material dengan memindahkan material dari bawah
ke atas secara vertikal atau menanjak, dimana pengumpanan dilakukan pada
sisi bawah casing, selanjutnya dengan bucket material diangkut ke atas untuk
19

LAPORAN KERJA PRAKTEK

dikeluarkan melalui sisi discharge. Pada sisi discharge, material dikeluarkan


melewati headwheel dengan gaya sentrifugal, gravitasi atau kombinasinya.
Ada dua jenis tempat menempel bucket, yaitu bucket elevator dengan chain dan
bucket elevator dengan belt. Bucket elevator dengan chain memiliki
keunggulan tahan untuk membawa material dengan suhu lebih dari 70 OC
tergantung dari bahan chain, sedangkan belt bucket elevator hanya tahan
sampai 70O C tetapi memiliki kemampuan transpor dengan elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan chain bucket elevator.
C. Bagian Utama Bucket

Structure

: Head casing
Intermediate casing
Bottom/boot casing

Drive unit

: Drive motor
Coupling
Gear reduction
Head wheel / pulley / head sprocket
Take up pulley / tail sprocket
Back stop / hold back

Transport component : Bucket


D. Charge dan Discharge Bucket

20

LAPORAN KERJA PRAKTEK

E. Continous Bucket Elevator


Digunakan untuk material yang sulit ditransport (bucketnya berdekatan),
dimana pada saat di atas bucket mengalami gaya gravitasi yang lebih dominan
dari gaya sentrifugalnya, sehingga tidak menambah penempelan material.
Untuk memperkecil gaya sentrifugal maka kecepatan bucket diperlambat,
biasanya 1 1.3 m/sec, sehingga cocok untuk material halus, ringan atau yang
mudah mengalir.

F. Pivotet Bucket
Bucket kadang juga ada yang dioperasikan secara vertikal. Pada bucket jenis
ini bucket digantungkan pada satu poros dan pada sisi lainnya terdapat roller
akan tersentuh cam dan mengarahkan bucket untuk menuangkan pada posisi
discharge.

21

LAPORAN KERJA PRAKTEK

3.3 Screw Conveyor

A. Pengertian Screw Conveyor


Screw conveyor adalah alat transport untuk memindahkan material dengan cara
ditarik atau didorong menggunakan ulir, dimana alat ini cocok untuk material
powder atau granular tetapi kurang abrasif. Alat ini tidak baik untuk material
abrasif karena pada saat menari atau mendorong material terjadi gesekan antara
material dengan permukaan ulir, tetapi saat ini hal tersebut bisa diatasi dengan
melapisi ulir dengan material tahan aus. Alat ini tidak bagus untuk material
lengket karena tidak akan bisa mengalir, screw conveyor tahan terhadap
temperatur tinggi.
Alat ini biasanya digunakan untuk memiondahkan material dalam jarak dekat,
kapasitasnya rendah sampai 16.700 ft3/jam. Alat ini kurang efisien dalam
menyerap daya karena banyak gesekan antara material dengan ulirnyaataupun
dengan hosingnya. Untuk screw conveyor yang panjang banyak ditemui
sambungannya, ini merupakasn suatu kelemahan karana saat bantalan mulai

22

LAPORAN KERJA PRAKTEK

aus, maka kemungkinan terjadinya bending sangat besar. Jadi alat ini cocok
digunakan untuk jarak dekat, sistem yang kedap suara / tertutup.

B. Prinsip Kerja
Material diumpankan pada salah satu ujung screw, kemudian akibat adanya
putaran ulir, maka material dapat mengalir ke sisi ujung lainnya. Prinsip
perpindahan material seperti didayung oleh ulir, sehingga ada gesekan material
dengan ulir. Arah putaran screw mempengaruhi arah material berpindah,
sehingga untuk aplikasinya screw conveyor ini bisa digunakan dua arah sesuai
kebutuhan.
C. Drive System
Meliputi motor penggerak, gear reducer, coupling. Untuk kapasitas motor yang
tidak terlalu besar dapat menggunakan gear reducer dengan sistem shaft
mounted yang dihubungkan ke poros penggerak screw
D. Komponen Utama
Komponen utamanya adalah screw / ulir dari diameter 4 sampai 24, dimana
pada kedua ujung ulir tersebutditopang oleh bantalan dan diberi pelindung agar
material yang dibawa tidak keluar dari housing. Pada panjang ulir tertentu
diberi sambungan setiap 10 kakinya, pada sambungan ini menggunakan hanger
bearing / bantalan menggantung. Bantalan tersebut biasanya terbuat dari babit,
ball bearing, atau hard iron, tergantung aplikasinya.

E. Konstruksi

23

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Konstruksi terdiri dari housing ulir berbentuk penampang U dengan


menghadap ke atas, pada salah satu ujungnya terdapat corong untuk masuk
material dan ujung bawahnya terdapat corong pemasukan material. Untuk
memudahkan perawatan dan pengoperasian, biasanya pada sisi atas housing
diberi pintu yang mudah dibuka tutup
F. Komponen Screw Conveyor

3.4 Air Slide

24

LAPORAN KERJA PRAKTEK

A.Fungsi Alat
Air

slide

atau

pneumatic

gravity

conveyor

sangat

hemat

dalam

pengoperasiannya, yaitu dengan cara mentransport material ke arah menurun


saja (sekitar 6 14 derajat), sehingga udara yang dibutuhkan juga lebih sedikit.
Air slide sampai saat ini masih digunakan dan sangat efisien untuk material
powder
B. Prinsip Kerja dan Bagian Utama
Material yang diransport dalam bentuk powder kering dengan suhu terbatas
sesuai dengan bahan canvas, maksimum sampai 340O C. Material yang
ditransport diumpankan ke atas bagian PGC melalui sebuah inlet. Blower akan
meniupkan udara melalui kamar bagian bawah dan menembus canvas sehingga
material akan terfluidisasi. Air slide terdiri dari box memanjang dengan sekat
mendatar oleh bahan porous yang terbuat dari canvas atau keramik, dimana
pada ruang bawah diberi udara bertekanan sehingga menghembus melalui poripori bahan porous menuju material yang berakibat material bergelembung

25

LAPORAN KERJA PRAKTEK

seolah terangkat dan menjadikan efek fluidization yang memudahkan mengalir


secara gravitasi seperti aliran air.

C. Air Slide Box


Box air slide biasanya terbuat dari plat baja memanjang dan ditopang pada
jarak tertentu dilengkapi dedusting system agar memberikan efek negatif pada
ruangan, sehingga memudahkan material mengalir. Udara yang diberikan pada
ruang udara air slide sekitar 1.3 1.6 m3/min dan tekanannya relatif rendah,
yaitu 0.1 0.4 kg/cm2. Ini dapat diperoleh dari blower atau centrifugal fan.
D. Air Slide Canvas
Untuk bahan canvas ada beberapa macam dan disesuaikan dengan suhu
aplikasi, diantaranya :

Cotton fabric tahan temp. 135O C.

Polyester fabric tahan temp. 175O C

Fiberglass fabric tahan temp. 340O C.

BAB IV

26

POINT BELT PUTUS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PEMBAHASAN
Studi Kasus Belt Conveyor Raw Coal Putus
GEAR

Spesifikasi belt raw coal :

Panjang

: 244.000 mm

Lebar

: 650 mm

Jumlah ply

:4

Motor

: 18,5 kW/1465 rpm

Gear box

: 1500 rpm,n2 = 30 rpm

Drive pulley

: 400X750 mm

Take-up pulley

: 300X750 mm

Tail pulley

: 300X750 mm

Idler

: 114X250 mm

Return idler

: 114X750 mm

Self cleaning

: 114X950 mm

Raw Coal

27

LAPORAN KERJA PRAKTEK

KRONOLOGIS KEJADIAN
Belt conveyor raw coal putus terjadi pada shift III area PM Cement Mill.
Berdasarkan dari hasil investigasi bahwa tidak adanya indikasi putusnya
belt raw coal, hal itu dikarenakan speed monitor yang di pasang pada tail
pulley dalam kondisi pause.
Dengan tidak adanya informasi dari speed monitor maka drive pulley tidak
inter lock, drive pulley tetap dalam kondisi operasi. Feeding dari crusher
ke belt over load di outlet chute crusher sehingga tail pulley tidak
mampu berputar, akibatnya belt di drive pulley terjadi gesekan yang terus
menerus, sehingga belt raw coal putus.

RUMUSAN MASALAH
Kondisi batu bara

28

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Kondisi batu bara basah, dikarenakan hujan, kondisi storage terbuka.


Diharapkan dibuat storage kondisi tertutup sehingga batu bara terhindar dari
hujan.
Outlet chute crusher
Corong penumpahan kecil, menyebabkan material batu bara sumbat (block).
Tidak dibersihkannya ujung corong penumpahan ke belt, sehingga ukuran corong
menjadi kecil dan terjadi penyumbatan.
Speed monitor
Speed monitor berfungsi, tetapi dalam kondisi pause. Akibatnya adalah
tidak bisa menerima sinyal untuk inter lock drive pulley.

ANALISA PENYEBAB

Dari uraian di atas terindikasi bahwa faktor yang menyebabkan belt raw
coal No. Item 50.122 putus adalah karena speed monitor dalam kondisi
pause. Dari banyak akumulasi penyebab yang diawali oleh block
sehingga beban sangat besar, sehingga tail pulley tidak berputar dan speed
monitor kondisi pause, drive pulley slip dan mengalami gesekan
terhadap belt, sehingga belt raw coal putus.

RENCANA PERBAIKAN
Dari analisa penyebab di atas terlihat bahwa ada beberapa point atau masalah
yang
segera harus ditangani, antara lain :

29

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Belt raw coal harus dilakukan penyambungan, yaitu dalam kondisi


sementara disambung dengan penyambungan mekanis yaitu dengan plate
dari produk flexco. Setelah itu, besoknya dilakukan penyambungan cold
splicing.

Berdasarkan catatan laporan shift III PM Cement Mill penyambungan belt


berlangsung pada jam 24.07 WIB.

Metode penyambungan belt raw coal dengan menggunakan sambungan mekanis


adalah sebagai berikut :

Belt dibersihkan dari raw coal

Take up pulley diangkat dengan menggunakan chain block

Kedua ujung belt yang putus ditarik

Belt dipotong lurus, karena penyambungan secara mekanis

Penyambungan belt terdiri dari plate sambungan yang berlubang, setelah


dipasang paku keling dan diketok dengan menggunakan palu.

Langkah penyambungan Belt Raw Coal 1-3


1. Pasang mal penyambungan belt bagian bawah
2. Pasang plat joint sesuai dengan lebar belt
3. Belt ditarik hingga bersentuhan
4. Pasang lagi plat joint diatas belt
5. Pasang mal bagian atas
6. Masukan paku khusus produk flexco
7. Gunakan palu untuk memukul paku

30

LAPORAN KERJA PRAKTEK

8. Setelah belt disambung, chain block dibuka. Counter weight diturunkan


9. Lakukan test running
10. Pastikan speed monitor bakerja dengan optimal
11. Konfirmasi dengan personil produksi dan instrumentasi
12. Periksa dan perbaiki speed monitor, jika take-up pulley tidak berfungsi
maka secara otomatis drive pulley akan stop.
13. Periksa dan perbaiki discharge spout, sehingga raw coal tidak block.
14. Perbaiki kondisi belt guide sehingga belt tidak keluar dari carry roller.
14. Perlu dibangun coal storage, jika kondisi hujan, maka batu bara tidak
basah.
LANGKAH ANTISIPASI
Ada beberapa hal yang perlu diantisipasi, antara lain :

Masuknya benda asing/besi ke belt melalui batu bara, sehingga besi akan
tersangkut di idler dan kemungkinan bisa menyebabkan belt putus

Harus dilakukan pemeriksaan yang rutin terhadap speed monitor.


Dikarenakan batu bara merupakan material vital untuk proses burning di
kiln dan kalsiner.

Perlu diperhatikan indikasi indikasi penyebab rusaknya peralatan.


Misalnya pembersihan tidak dilakukan maka life time dari peralatan
akan pendek dikarenakan banyak debu melengket diperalatan.

31

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DAFTAR PUSTAKA

PT.Semen Tonasa IV
Seksi Pemeliharaan Mesin Raw Mill 2/3
Seksi Pemeliharaan Mesin Kiln 2/3

32

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAMPIRAN

33

LAPORAN KERJA PRAKTEK

34

Anda mungkin juga menyukai