BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai saat ini Indonesia masih merupakan negara pembangun. Hal ini dapat
dilihat dari hasil penelitian Badan Pembangunan Nasional bahwa masih banyak
daratan dan daerah-daerah yang merupakan lahan bagi pembangunan untuk
mewujudkan Indonesia menjadi negara yang terus berkembang untuk mencapai
tujuan nasional dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya
kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang merupakan faktor
penggerak utama, ditandai dengan semakin banyaknya kemajuan diberbagai
bidang, salah satunya dalam bidang industri. Berbagai industri telah dibangun
untuk menunjang kemakmuran rakyat karena selain dapat menyediakan lapangan
kerja dengan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Dengan semakin berkembangnya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
maka harus diimbangi juga dengan kualitas sumber daya manuasia yang handal.
Jika tidak, maka kita akan tergilas dengan pesatnya kemajuan serta ketatnya
persaingan. Didalam upaya peningkatan sumber daya manusia, Indonesia
melakukan
Beberapa teknologi tersebut adalah upaya pengolahan batu kapur dan tanah liat
untuk diolah menjadi semen sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Sampai saat
ini semen memegang peranan penting dalam tiap pembangunan. Fluktuasi
kebutuhan semen adalah diidentik dengan aktivitas pembangunan, semakin
banyak kegiatan pembangunan maka semakin banyak juga kebutuhan semen yang
diperlukan.
BAB II
TINJAUAN UMUM PT. SEMEN TONASA
No. 32/XC-LC/B.V/1981
No. 2177/WK/10/1981
Tonasa Unit III yang menggunakan proses kering mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 1985 dengan kapasitas terpasang 590.000 metrik ton semen
pertahun.
Kepulauan sekitar 17 kilo meter dari lokasi Pabrik Tonasa II, III dan IV.
2.3 Pelabuhan Khusus Biringkassi
Pelabuhan Biringkassi yang berjarak 17 km dari lokasi pabrik dibangun
sendiri oleh PT Semen Tonasa. Pelabuhan ini berfungsi sebagai jaringan distribusi
antar pulau maupun ekspor dan dapat disandari kapal dengan muatan di
atas 17.500 ton.
Pelabuhan ini juga digunakan untuk bongkar muat barang-barang
kebutuhan pabrik, seperti : batu bara, gypsum, slag, kertas kraft, suku cadang dan
lain-lain. Untuk kelancaran operasi, pelabuhan ini dilengkapi dengan ramburambu laut dan mouringbuoy.
Pelabuhan Biringkassi dilengkapi 5 unit packer dengan kapasitas masingmasing 100 ton per jam serta 7 unit ship loader, 4 unit digunakan untuk pengisian
semen sak dengan kapasitas masing-masing 100 120 ton per jam, atau sekitar
4.000 ton per hari, 3 unit lainnya digunakan untuk pengisian semen curah dengan
kapasitas masing-masing 500 ton per jam atau 6.000 ton per hari.
Panjang dermaga pelabuhan sekitar 2 kilometer diukur dari garis pantai ke
laut, sedangkan panjang dermaga untuk stndar kapal adalah :
Dermaga I :
Sbelah utara 429 meter dengan kedalaman 10,5 meter (LWL).
Sebelah selatan 445,50 meter dengan kedalaman 7,5 meter (LWL)
1.
Dermaga II
kebutuhan konsumen dalam dan luar negeri dengan kualitas dan harga yang
bersaing, selain itu memenuhi keinginan stakeholders sesuai dengan kemampuan
perusahaan.
Struktur organisasi di PT Semen Tonasa berbentuk garis dan staf.
Kedudukan tertinggi berada pada pemegang saham yaitu pemerintah yang
membawahi dewan komisaris dengan Menteri Keuangan bertindak sebagai
ketuanya.
Masing-masing direksi membawahi beberapa departemen dan masingmasing departemen membawahi beberapa biro sebagai berikut :
I. Direktur Utama, membawahi 2 departemen yaitu:
a)
b)
II.
a) Departemen Treasury
b) Departemen Akuntansi
Biro Pembelajaran
9
III.
Departemen Pemasaran
Biro APP
Biro Pemasaran I
Biro Pemasaran II
b) Departemen Distribusi
Biro Distribusi I
Biro Distribusi II
Biro Pengantongan
IV.
Biro Produksi B1
Biro Produksi B2
Biro Pemeliharaan Mesin B1
Biro Pemeliharaan Mesin B2
Biro Pemeliharaan Listrik dan Instrumen B
10
Biro Produksi C
Biro Pemeliharaan Mesin C
Biro Pemeliharaan Listrik dan Instrumen C
V.
Berdasarkan waktu kerja ada dua macam karyawan yang bertugas di PT.
Semen Tonasa, yaitu:
1.
Jumat
11
2.
Karyawan shift
Shift I
Shift II
Shift III
Shift I
II.
Shift II
II.7
Sistem Manajemen
Dalam upaya menuju visi dan misi perusahaan, perseroan menerapkan
sistem manajemen mutu ISO 9001, sistem manajemen lingkungan ISO 14001 dan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang disebut dengan sistem
manajemen semen Tonasa.
a. Sistem Manajemen Mutu
Memberikan jaminan mutu dan kepuasan kepada pelanggan merupakan
komitmen manajemen dalam memasuki era persaingan global.Upaya yang
dilakukan untuk memenuhi komitmen tersebut adalah dengan memberikan mutu
pruduk sesuai permintaan pelanggan, penyerahan produk yang tepat waktu dan
harga yang bersaing.
12
Upaya tersebut diwujudkan dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9002
sejak tahun 1996 dan selanjutnya di upgrade dengan Sistem Manajemen Mutu
baru ISO 9001:2000 pada tahun 2002.
b. Sistem Manajemen Lingkungan
Perlindungan lingkungan merupakan kebijakan manajemen dalam upaya
menjamin pembangunan yang berkelanjutan.Pengelolahan dan pemantauan
lingkungan secara terus-menerus dilaksanakan baik oleh intern maupun kerjasama
dengan institusi yang terkait. Kesadaran akan pentingnya pengelolahan
lingkungan telah dimulai sejak berdirinya pabrik PT. Semen Tonasa dan
senantiasa dikembangkan dan disempurnakan. Salah satu upaya pengembangan
dana penyempurnaan pengelolahan lingkungan adalah dengan penerapan Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001 yang telah disertifikasi oleh Badan Sertifikasi
Internasional sejak tahun 2000.
Komitmen manajemen PT. Semen Tonasa adalah Menjadi produsen
semen yang ramah lingkungan yang diwujudkan melalui pemenuhan persyaratan
peraturan yang berlaku meminimalisasi dampak negatif dari proses dan produk
yang dihasilkan. Pelaksanaan program efisiensi pemakaian sumber daya alam dan
energi melaksanakan kegiatan konversi lahan bekas tambang serta membina
hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar dan pemerintahan daerah.
c. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT. semen Tonasa menyadari bahwa tenaga kerja merupakan bagian dari
stakeholder
yang
tidak
dapat
dipisahkan
keberadaannya
dalam
suatu
13
14
BAB III
ALAT TRANSPORT MATERIAL
15
Material yang ditransport dapat berupa powder, granular atau lump dengan
kapasitas lebih dari 2000 ton/jam
Saat ini sudah dikembangkan belt conveyor jenis long curve, yaitu belt
dengan lintasan kurva horizontal maupun vertikal dengan radius minimum
400 m, sehingga sangat cocok untuk medan berliku dan jarak jauh.
16
B. Prinsip Kerja
Prinsip kerja belt conveyor adalah mentransport material yang ada di atas
belt, dimana umpan atau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute dan
setelah sampai di head material ditumpahkan akibat belt berbalik arah. Belt
digerakkan oleh drive / head pulley dengan menggunakan motor penggerak.
Head pulley menarik belt dengan prinsip adanya gesekan antara permukaan
drum dengan belt, sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek tersebut.
C. Drive System
Bagian penggerak head pulley dengan menggunakan motor listrik yang
diteruskan ke gear reducer dengan coupling diteruskan kembali ke head
pulley. Kelangkapan alat ini ada yang dipasangi holdback / back stop untuk
mencegah belt mundur saat berhenti ketika ada muatan, ini digunakan pada
belt conveyor yang menanjak.
Pada bagian bawah head pulley biasanya dilengkapi dengan pembersih / belt
cleaner, fungsinya untuk membersihkan material yang menempel pada belt
setelah material dituangkan
D. Komponen Utama
Komponen utama dari alat ini adalah head pulley, tail pulley, take up pulley,
idler roller dan rubber belt. Head pulley berguna untuk menarik belt, sedang
tail pulley untuk memutar balik belt dan take up pulley sebagai beban tetap
yang menjaga ketegangan pulley agar didapat friksi yang cukup sehingga
tidak slip. Untuk idler terdiri dari carry roller, return roller dan training roller.
17
Carry roller untuk menahan material transport di sisi atas sedang return roller
untuk menahan belt yang kembali dari head pulley dan training roller
berfungsi sebagai self alignment roller yang bertujuan agar belt tetap berada di
tengah lintasannya.
E. Rubber Belt
Rubber belt adalah komponen utama untuk membawa material , dimana
kekuatannya tergantung kepada kapasitas material yang ditransportnya.
Rubber belt terbuat dari karet yang direinforcment (diperkuat) oleh carcas,
yaitu rajutan dari benang nilon atau lainnya yang sangat kuat, sedang untuk
belt dengan lintasan yang cukup jauh dibutuhkan belt dengan kekuatan tarik
yang cukup besar, sehingga belt ini di reinforcment dengan anyaman kawat
baja / steel cord. Rubber belt ini dibuat dengan panjang tertentu, sehingga
diperlukan sambungan, baik dengan sistem mechanical atau pun vulcanized
(dingin atau pemanasan).
3.2 Bucket Elevator
18
B. Prinsip Kerja
Bucket elevator membawa material dengan memindahkan material dari bawah
ke atas secara vertikal atau menanjak, dimana pengumpanan dilakukan pada
sisi bawah casing, selanjutnya dengan bucket material diangkut ke atas untuk
19
Structure
: Head casing
Intermediate casing
Bottom/boot casing
Drive unit
: Drive motor
Coupling
Gear reduction
Head wheel / pulley / head sprocket
Take up pulley / tail sprocket
Back stop / hold back
20
F. Pivotet Bucket
Bucket kadang juga ada yang dioperasikan secara vertikal. Pada bucket jenis
ini bucket digantungkan pada satu poros dan pada sisi lainnya terdapat roller
akan tersentuh cam dan mengarahkan bucket untuk menuangkan pada posisi
discharge.
21
22
aus, maka kemungkinan terjadinya bending sangat besar. Jadi alat ini cocok
digunakan untuk jarak dekat, sistem yang kedap suara / tertutup.
B. Prinsip Kerja
Material diumpankan pada salah satu ujung screw, kemudian akibat adanya
putaran ulir, maka material dapat mengalir ke sisi ujung lainnya. Prinsip
perpindahan material seperti didayung oleh ulir, sehingga ada gesekan material
dengan ulir. Arah putaran screw mempengaruhi arah material berpindah,
sehingga untuk aplikasinya screw conveyor ini bisa digunakan dua arah sesuai
kebutuhan.
C. Drive System
Meliputi motor penggerak, gear reducer, coupling. Untuk kapasitas motor yang
tidak terlalu besar dapat menggunakan gear reducer dengan sistem shaft
mounted yang dihubungkan ke poros penggerak screw
D. Komponen Utama
Komponen utamanya adalah screw / ulir dari diameter 4 sampai 24, dimana
pada kedua ujung ulir tersebutditopang oleh bantalan dan diberi pelindung agar
material yang dibawa tidak keluar dari housing. Pada panjang ulir tertentu
diberi sambungan setiap 10 kakinya, pada sambungan ini menggunakan hanger
bearing / bantalan menggantung. Bantalan tersebut biasanya terbuat dari babit,
ball bearing, atau hard iron, tergantung aplikasinya.
E. Konstruksi
23
24
A.Fungsi Alat
Air
slide
atau
pneumatic
gravity
conveyor
sangat
hemat
dalam
25
BAB IV
26
PEMBAHASAN
Studi Kasus Belt Conveyor Raw Coal Putus
GEAR
Panjang
: 244.000 mm
Lebar
: 650 mm
Jumlah ply
:4
Motor
Gear box
Drive pulley
: 400X750 mm
Take-up pulley
: 300X750 mm
Tail pulley
: 300X750 mm
Idler
: 114X250 mm
Return idler
: 114X750 mm
Self cleaning
: 114X950 mm
Raw Coal
27
KRONOLOGIS KEJADIAN
Belt conveyor raw coal putus terjadi pada shift III area PM Cement Mill.
Berdasarkan dari hasil investigasi bahwa tidak adanya indikasi putusnya
belt raw coal, hal itu dikarenakan speed monitor yang di pasang pada tail
pulley dalam kondisi pause.
Dengan tidak adanya informasi dari speed monitor maka drive pulley tidak
inter lock, drive pulley tetap dalam kondisi operasi. Feeding dari crusher
ke belt over load di outlet chute crusher sehingga tail pulley tidak
mampu berputar, akibatnya belt di drive pulley terjadi gesekan yang terus
menerus, sehingga belt raw coal putus.
RUMUSAN MASALAH
Kondisi batu bara
28
ANALISA PENYEBAB
Dari uraian di atas terindikasi bahwa faktor yang menyebabkan belt raw
coal No. Item 50.122 putus adalah karena speed monitor dalam kondisi
pause. Dari banyak akumulasi penyebab yang diawali oleh block
sehingga beban sangat besar, sehingga tail pulley tidak berputar dan speed
monitor kondisi pause, drive pulley slip dan mengalami gesekan
terhadap belt, sehingga belt raw coal putus.
RENCANA PERBAIKAN
Dari analisa penyebab di atas terlihat bahwa ada beberapa point atau masalah
yang
segera harus ditangani, antara lain :
29
30
Masuknya benda asing/besi ke belt melalui batu bara, sehingga besi akan
tersangkut di idler dan kemungkinan bisa menyebabkan belt putus
31
DAFTAR PUSTAKA
PT.Semen Tonasa IV
Seksi Pemeliharaan Mesin Raw Mill 2/3
Seksi Pemeliharaan Mesin Kiln 2/3
32
LAMPIRAN
33
34