Penyerahan:
revisi:
Tgl. Pengembalian
LAPORAN PRAKTIKUM
MAL ULIR
Disusun Oleh :
Nama
NPM
: 3331141284
Kelompok
: 19
Tgl. Praktikum
: 06 Mei 2015
Asisten
: Yogi Pratama
Tanggal
Pengumpulan
Laporan
Tanggal
Pengumpulan
Revisi
Nilai
Keterangan :
KATA PENGANTAR
Agung Puja Dirandra
3331141284
Paraf
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat,
taufik serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
pengukuran teknik MAL ULIR. Shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Nabi besar Muhammad SAW, para sahabatnya, serta para pengikutnya
hingga akhir zaman.
Dalam penyelesaian laporan ini tidak kurang hambatan dan kesulitan
penulis hadapi. Namun berkat adanya motivasi dan dorongan dari berbagai
pihak, maka laporan ini dapat terselesaikan, oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada orang orang yang telah membantu dalam
pembuatan laporan ini
.
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
laporan ini.
Penulis
3331141284
DAFTAR ISI
COVER
.i
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM ..............................................................
ii
KATA PENGANTAR
........................................................................................
iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Mal Ulir .............................................................................
1
1.2 Cara Menggunakan Mal Ulir ............................................................. 7
1.3 Cara Membaca Mal Ulir ....................................................................
11
BAB II TEORI PERHITUNGAN
2.1 Persentase Kesalahan Relatif..............................................................
12
2.2 Rata Rata Persentase Kesalahan Relatif ..........................................
26
BAB III GAMBAR BENDA UKUR
3.1 Gambar 2D .........................................................................................
28
3.2 Gambar 3D .........................................................................................
31
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
TUGAS KHUSUS
BLANGKO PERCOBAAN
Agung Puja Dirandra
3331141284
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Mal Ulir
Sistem ulir sudah dikenal dan sudah digunakan oleh manusia sejak beberapa
abad yang lalu. Tujuan diciptakannya sistem ulir ini pada dasarnya adalah
mendapatkan cara yang mudah untuk menggabungkan atau menyambung dua
buah komponen sehingga gabungan ini menjadi satu kesatuan unit yang
bermafaat sesuai dengan fungsinya. Sebelum teknologi industri maju pembuatan
ulir hanya dilakukan dengan tangan dan sudah tentu hasilnya kasar.
Pada abad ke 18 yaitu pada masa Revolusi Industri, Inggris mulai
memproduksi sistem ulir dengan peralatan yang waktu itu sudah dipunyai.
Karena belum ada standarnya maka antara ulir yang satu dengan ulir yang lain
(ulir luar dan ulir dalam) jarang diperoleh kecocokan waktu digabungkan. Pada
tahun 1841 seorang ilmuwan Inggris bernama Sir Joseph Whitworth mulai
mencoba membuat standar ulir yang hasilnya sampai sekarang dikenal dengan
nama ulir yang hasilnya sampai sekarang dikenal nama ulir Whitworth.
Pada tahun 1864, Wiliam Sellars, seorang ilmuwan Amerika
mengembangkan sistem ulir yang kemudian digunakan di Amerika Serikat pada
masa tersebut. Ulir buatan Sellars ini diberi rekomendasi oleh Franklin Institut.
Meskipun demikian, ulir Sellars tidak cocok dipasangkan dengan ulir Whitworth
karena sudut ulirnya berbeda.
Pada tahun 1935, American Standard mulai mengenalkan standar sudut ulir
sebesar 60. Akan tetapi masih juga beluM ada standar yang sama antara
beberapa negara seperti Kanada, Inggris dan Amerika. Akhirnya, pada masa
Agung Puja Dirandra
3331141284
perang dunia kedua, terjadi persetujuan antara Kanada, Inggris dan Amerika
untuk menggabungkan standar ulir Inggris dan Amerika yang sekarang terkenal
dengan nama Ulir Unified. Dengan ulir unified ini penggunaan sistem ulir di
ketiga negara tersebut menjadi fleksibel karena adanya keseragaman dalam
standarnya.
Dari sejarah singkat di atas nampak bahwa sejalan dengan perkembangan
teknologi perindustrian maka penyederhanaan sistem ulir pun mulai dilakukan.
Dalam kaitan ini, Organisasi Standar Internasional (ISO) pun telah membuat
standar tersendiri untuk sistem ulir. Perubahan- perubahan dan pengembangan
sistem standar ulir ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh komponenkomponen yang berulir mempunyai sifat mampu tukar (interchangeability) dan
dapat diproduk dalam jumlah besar. Kini, penggunaan sistem ulir untuk
penyatuan dua komponen hampir terdapat dalam semua hasil teknologi. Dari
hasil teknologi perindustrian yang tingkat ketelitiannya rendah (kasar) sampai
pada hasil industri yang tingkat ketelitiannya sangat tinggi (presisi) tidak bisa
lepas dari yang namanya ulir. Sistem ulir telah menjadi salah satu faktor penting
dalam kemajuan industri pada semua jenis produksi. Makin tinggi tingkat
ketelitian suatu komponen dibuat berarti makin tinggi pula tingkat ketelitian
sistem ulirnya. Untuk dapat membuat komponen yang berulir maka perlu
dipelajari seluk beluk mengenai ulir khususnya dalam hal sistem
pengukurannya. Pengertian ulir adalah alur-alur yang melilit pada sebuat batang
baja /poros dengan ukuran tertentu.
Penggunaan ulir banyak sekali ditemui dalam kehidupan sehari-hari, karena
ulir berfungsi sebagai pengikat, selain itu ulir juga berfungsi sebagai penggerak
suatu benda. sebelum kita mengenal berbagai macam jenis ulir ada baiknya kita
mengenali dulu bagian -bagian ulir.Jenis Ulir dan Fungsinya
Secara umum jenis ulir dapat dilihat dari gerakan ulir, jumlah ulir dalam tiap
gang (pitch) dan bentuk permukaan ulir. Bisa juga jenis ulir ini dilihat dari
standar yang digunakan, rnisalnya ulir Whitworth, ulir metrik dan sebagainya.
1.1.1. Jenis-jenis Ulir
Berikut adalah macam-macam jenis ulir menurut bentuknya:
1. Ulir segitiga
Jenis ulir ini banyak sekali kita temui, dan banyak sekali standar dari ulir
segitiga ini diantaranya adalah
a.Ulir Metris / Metric Standart Thread
Agung Puja Dirandra
3331141284
3331141284
3331141284
3331141284
3331141284
3331141284
3331141284
Diameter mayor ulir dengan mengros atau silinder yang presisi silinder
standar adalah Ds. N Bench Micrometer di mana ys menunjukkan posisi nol
diameter silinder menurut 1. Kemudian silinder standar tidak diukur diameter
mayor dicatat harga penqukuran yang pi nya P2. Dengan demikian ulir yang
besarnya adalah diameter mayor uhr. diameter silinder standart pembacaan
mikrometer igukuran sifinder standar pembacaan mikrometer digukuran
diameter mayor ulir.
2. Pengukuran Diameter Minor
Alat ukur yang bisa digunakan untuk rnengukur diameter minor (inti) ulir
antara lain adalah, ulir yang ujung ukurnya berbentuk runcing dan Bench
Micrometer. Bila pengukurannya dengan mikrometer biasa yang kedua muka
ukurnya memang khusus untuk pengukuran diameter inti ulir maka pembacaan
hasil pengukurannya dapat langsung diibaca pada skala ukur mikrometer
tersebut.
Apabila alat ukur yang digunakan adalah Bench Wicrometer maka cara
pengukurannya juga sama dengan pengukuran diameter mayornya. Ambil
silinder standar dan ukurlah dengan Bench Micrometer. Misalnya diameter
silinder standar adalah Ds, dan hasil pembacaan mikrometer terhadap silinder
standar misalnya Rj. Kemudian silinder standar dilepaskan dari Bench Mikro
meter dan diganti dengan ulir yang akan diukur. Untuk pengukuran diameter inti
diperlukan, alat bantu lain yaitu prisma yang biasanya sudah disediakan sebagai
pelengkap dari Floating Carriage Micrometer. Prismanya diletakkan sedemikian
rupa sehingga bagian yang tajam (sisi prisma) masuk pada sudut ulir. Dengan
memutar mikrometer maka batang prisma yang digunakan tepat menyentuh permukaan ukur dengan catatan babwa kedudukan fiducial indicator harus
betul-betul pada posisi nol. Dengan mikrometer dapat diketahui besarnya harga
pengukuran, misainya R2.
3. Pengukuran Diameter Efektif (Tusuk)
Untuk melakukan pengukuran diameter efektif ulir bisa dilakukan dengan
menggunakan mikrometer ulir dan dengan metode dua atau tiga kawat. diameter
Agung Puja Dirandra
3331141284
dengan
perhitungan-perhitungan
sehingga
diperoleh
3331141284
3331141284
BAB II
TEORI PERHITUNGAN
3331141284
0,025
9,2
= 0,00272
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00272 x 100% = 0,272%
Diameter Minor
Diketahui
: Nilai rata rata diameter minor pada benda A = 8,5 mm
Ditanya
: a. SM ( Salah Mutlak )
b. SR ( Salah Relatif )
c. PK ( Persentase Kesalahan )
a. SM = 0,5 x SPTk
SM = 0,5 x 0,05mm = 0,025mm
SM
SR=
b.
Hasil Pengukuran
SR=
0,025
8,5
= 0,00294
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00294 x 100% = 0,294%
Panjang Ulir
Diketahui
: Nilai rata rata panjang ulir pada benda A= 48,5 mm
Ditanya
: a. SM ( Salah Mutlak )
b. SR ( Salah Relatif )
c. PK ( Persentase Kesalahan )
a. SM = 0,5 x SPTk
SM = 0,5 x 0,05mm = 0,025mm
SM
SR=
b.
Hasil Pengukuran
3331141284
SR=
0,025
48,5
= 0,00052
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00052 x 100% = 0,052%
Pitch
Diketahui
Ditanya
0,125
1,5
= 0,0833
c. PK = SR x 100%
PK = 0,0833 x 100% = 8,333%
T1
Diketahui
Ditanya
0,025
5,5
= 0,00445
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00445 x 100% = 0,445%
T2
Diketahui
Ditanya
3331141284
b.
SR=
SM
Hasil Pengukuran
SR=
0,025
51
= 0,00049
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00049 x 100% = 0,049%
D1
Diketahui
Ditanya
0,025
16,7
= 0,0015
c. PK = SR x 100%
PK = 0,0015 x 100% = 0,15%
D2
Diketahui
Ditanya
0,025
9,2
= 0,00272
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00272 x 100% = 0,272%
2. Benda Ukur B
Diameter Mayor
Diketahui
: Nilai rata rata diameter mayor pada benda B= 11,5 mm
Ditanya
: a. SM ( Salah Mutlak )
b. SR ( Salah Relatif )
c. PK ( Persentase Kesalahan )
a. SM = 0,5 x SPTk
SM = 0,5 x 0,05mm = 0,025mm
Agung Puja Dirandra
3331141284
b.
SR=
SM
Hasil Pengukuran
SR=
0,025
11,5
= 0,00214
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00217 x 100% = 0,217%
Diameter Minor
Diketahui
: Nilai rata rata diameter minor pada benda B = 9,98
mm
Ditanya
: a. SM ( Salah Mutlak )
b. SR ( Salah Relatif )
c. PK ( Persentase Kesalahan )
a. SM = 0,5 x SPTk
SM = 0,5 x 0,05mm = 0,025mm
SM
SR=
b.
Hasil Pengukuran
SR=
0,025
9,98
= 0,00243
c. PK = SR x 100%
PK = 0,0025 x 100% = 0,25%
Panjang Ulir
Diketahui
: nilai rata rata panjang ulir pada benda B = 33,67 mm
Ditanya
: a. SM ( Salah Mutlak )
b. SR ( Salah Relatif )
c. PK ( Persentase Kesalahan )
a. SM = 0,5 x SPTk
SM = 0,5 x 0,05mm = 0,025mm
SM
SR=
b.
Hasil Pengukuran
SR=
0,025
33,67
= 7,265 x 10-4
c. PK = SR x 100%
PK = 0,000742 x 100% = 0,0742%
Pitch
Diketahui
Ditanya
3331141284
b.
SR=
SM
Hasil Pengukuran
SR=
0,125
1,75
= 0,0714
c. PK = SR x 100%
PK = 0,0714 x 100% = 7,14%
T1
Diketahui
Ditanya
0,025
7,12
= 0,00351
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00351 x 100% = 0,351%
T2
Diketahui
Ditanya
0,025
41,65
= 0,0006
c. PK = SR x 100%
PK = 0,0006 x 100% = 0,06%
D1
Diketahui
Ditanya
3331141284
b.
SR=
SR=
SM
Hasil Pengukuran
0,025
18,6
= 0,00133
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00134 x 100% = 0,134%
D2
Diketahui
Ditanya
0,025
11,5
= 0,00217
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00217 x 100% = 0,217%
3. Benda Ukur C
Diameter Mayor
Diketahui
: Nilai rata rata diameter mayor pada benda C = 5,5 mm
Ditanya
: a. SM ( Salah Mutlak )
b. SR ( Salah Relatif )
c. PK ( Persentase Kesalahan )
a. SM = 0,5 x SPTk
SM = 0,5 x 0,05mm = 0,025mm
SM
SR=
b.
Hasil Pengukuran
SR=
0,025
5,5
= 0,0045
c. PK = SR x 100%
PK = 0,0045 x 100% = 0,45%
Diameter Minor
Diketahui
: Nilai rata rata diameter minor pada benda C = 5,3mm
Ditanya
: a. SM ( Salah Mutlak )
b. SR ( Salah Relatif )
c. PK ( Persentase Kesalahan )
a. SM = 0,5 x SPTk
SM = 0,5 x 0,05mm = 0,025mm
Agung Puja Dirandra
3331141284
b.
SR=
SR=
SM
Hasil Pengukuran
0,025
5,3
= 0,00472
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00472 x 100% = 0,472%
Panjang Ulir
Diketahui
: Nilai rata rata Panjang Ulir pada benda C = 29 mm
Ditanya
: a. SM ( Salah Mutlak )
b. SR ( Salah Relatif )
c. PK ( Persentase Kesalahan )
a. SM = 0,5 x SPTk
SM = 0,5 x 0,05mm = 0,025mm
SM
SR=
b.
Hasil Pengukuran
SR=
0,025
29
= 0,000862
c. PK = SR x 100%
PK = 0,000862 x 100% = 0,0862%
Pitch
Diketahui
Ditanya
0,125
1
= 0,125
c. PK = SR x 100%
PK = 0,125 x 100% = 12,5%
T1
Diketahui
Ditanya
3331141284
b.
SR=
SR=
SM
Hasil Pengukuran
0,025
3,5
= 0,00714
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00714 x 100% = 0,714%
T2
Diketahui
Ditanya
0,025
33,5
= 0,000746
c. PK = SR x 100%
PK = 0,000746 x 100% = 0,0746%
D1
Diketahui
Ditanya
0,025
9,7
= 0,0026
c. PK = SR x 100%
PK = 0,0026 x 100% = 0,26%
D2
Diketahui
Ditanya
3331141284
0,025
5,5
= 0,00454
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00454 x 100% = 0,454%
4. Benda Ukur D
Diameter Mayor
Diketahui
: Nilai ratarata diameter mayor pada benda D = 11,58
mm
Ditanya
: a. SM ( Salah Mutlak )
b. SR ( Salah Relatif )
c. PK ( Persentase Kesalahan )
a. SM = 0,5 x SPTk
SM = 0,5 x 0,05mm = 0,025mm
SM
SR=
b.
Hasil Pengukuran
SR=
0,025
11,58
= 0,00216
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00216 x 100% = 0,216%
Diameter Minor
Diketahui
: Nilai rata rata diameter minor pada benda D = 10,15
mm
Ditanya
: a. SM ( Salah Mutlak )
b. SR ( Salah Relatif )
c. PK ( Persentase Kesalahan )
a. SM = 0,5 x SPTk
SM = 0,5 x 0,05mm = 0,025mm
SM
SR=
b.
Hasil Pengukuran
SR=
0,025
10,15
= 0,00246
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00246 x 100% = 0,246%
Panjang Ulir
Diketahui
: Nilai rata rata Panjang Ulir pada benda D = 15,5 mm
Ditanya
: a. SM ( Salah Mutlak )
b. SR ( Salah Relatif )
Agung Puja Dirandra
3331141284
c. PK ( Persentase Kesalahan )
a. SM = 0,5 x SPTk
SM = 0,5 x 0,05mm = 0,025mm
SM
SR=
b.
Hasil Pengukuran
SR=
0,025
15,5
= 0,00161
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00161 x 100% = 0,161%
Pitch
Diketahui
Ditanya
0,125
3,5
= 0,0357
c. PK = SR x 100%
PK = 0,0357 x 100% = 3,57%
T1
Diketahui
Ditanya
0,025
10,8
= 0,00231
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00231 x 100% = 0,231%
T2
Diketahui
Ditanya
3331141284
a. SM = 0,5 x SPTk
SM = 0,5 x 0,05mm = 0,025mm
SM
SR=
b.
Hasil Pengukuran
SR=
0,025
10,6
= 0,00236
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00236 x 100% = 0,236%
T3
Diketahui
: Nilai rata rata T3 pada benda D = 27,5 mm
Ditanya
: a. SM ( Salah Mutlak )
b. SR ( Salah Relatif )
c. PK ( Persentase Kesalahan )
a. SM = 0,5 x SPTk
SM = 0,5 x 0,05mm = 0,025mm
SM
SR=
b.
Hasil Pengukuran
SR=
0,025
27,5
= 0,0009
c. PK = SR x 100%
PK = 0,0009 x 100% = 0,09%
D1
Diketahui
Ditanya
0,025
50,3
= 0,0005
c. PK = SR x 100%
PK = 0,0005 x 100% = 0,05%
D2
Diketahui
Ditanya
3331141284
b.
SR=
SM
Hasil Pengukuran
SR=
0,025
11,6
= 0,00215
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00215 x 100% = 0,215%
D3
Diketahui
Ditanya
0,025
25,16
= 0,001
c. PK = SR x 100%
PK = 0,001 x 100% = 0,1%
Dd1
Diketahui
Ditanya
0,025
28,85
= 0,00087
c. PK = SR x 100%
PK = 0,00087 x 100% = 0,087%
2.2 Rata Rata Persentase Kesalahan Relatif
A. Benda Ukur A
Diketahui : PK Diameter Mayor
PK Diameter Minor
PK Panjang Ulir
PK Pitch
Agung Puja Dirandra
= 0,272%
= 0,294%
= 0,052%
= 8,333%
3331141284
PK T1
PK T2
PK D1
PK D2
= 0,445%
= 0,049%
= 0,15%
= 0,272%
= 0,217%
= 0,25%
= 0,074%
= 7,14%
= 0,351%
= 0,06%
= 0,134%
= 0,217%
= 0,45%
= 0,472%
= 0,086%
= 12,5%
= 0,714%
= 0,075%
= 0,26%
= 0,45%
= 0,216%
= 0,246%
= 0,161%
= 3,57%
= 0,231%
= 0,236%
= 0,09%
= 0,05%
= 0,215%
= 0,1%
= 0,087%
3331141284
BAB III
GAMBAR BENDA UKUR
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Mal ulir merupakan alat untuk mengukur benda yang berulir. Ulir
diciptakan untuk memudahkan dalam menggabungkan atau menyambung dua
buah komponen sehingga menjadi satukesatuan yang dapat bermanfaat sesuai
3331141284
dengan fungsinya. Ulir berfungsi sebagai alat pemersatu, penerus daya, dan juga
sebagai salah satu alat untuk mencegah kebocoran.
Dari praktikum pengukuran teknik modul 3 mal ulir, praktikan dapat
menentukan diameter mayor, diameter minor, panjang ulir, dan pitch pada
sebuah objek nyata dengan menggunakan alat ukur berupa jangka sorong dan
mal ulir.
Dari hasil Praktikum didapatkan data sebagai berikut:
Pada benda A: -Diameter mayor
: 9,2 mm
-Diameter minor
: 8,5 mm
-Panjang Ulir
: 48,5 mm
-Pitch
: 1,5 mm
-D1
: 16,7 mm
-D2
: 9,2 mm
-T1
: 5,5 mm
-T2
: 51 mm
Pada benda B: -Diameter mayor
: 11,5 mm
-Diameter minor
: 9,98 mm
-Panjang Ulir
: 33,67 mm
-Pitch
: 1,75 mm
-D1
: 18,6 mm
-D2
: 11,5 mm
-T1
: 7,12 mm
-T2
: 41,65 mm
Pada benda C: -Diameter mayor
: 5,5 mm
-Diameter minor
: 5,3 mm
-Panjang Ulir
: 29 mm
-Pitch
: 1 mm
-D1
: 9,7 mm
-D2
: 5,5 mm
-T1
: 3,5 mm
-T2
: 33,5 mm
Pada benda D: -Diameter mayor
: 11,58 mm
-Diameter minor
: 10,15 mm
-Panjang Ulir
: 15,5 mm
-Pitch
: 3,5 mm
-D1
: 50,3 mm
-D2
: 11,6 mm
-D3
: 25,16 mm
-T1
: 10,8 mm
-T2
: 10,6 mm
-T3
: 27,5mm
Adapun terjadinya kesalahan/ perbedaan data di dalam pengukuran
disebabkan oleh berbagai faktor seperti, alat ukur, kecermatan pengamat, dll.
3331141284
DAFTAR PUSTAKA
diakses
diakses
3331141284
3331141284