PENDAHULUAN
pada Bab I, serta saran saran penulis untuk dapat memperbaiki kinerja
praktikum Penetrant Testing kedepannya
BAB II
LANDASAN TEORI
yang dimana Black carbon akan tertahan pada crack di permukaan sehingga
kerusakaannya dapat terlihat. Metode ini menjadi sering digunakan khusus
nya untuk pengujian pada rel-rel kereta yang menggunakan metode Oil and
Whiting. Pada tahun yang sama ditemukan metode yang hampir sama
dengan metode Penetrant Testing saat ini. Permukaan bahan di berikan pernis
hingga kering lalu di berikan getaran oleh hammer sehingga pernis pada
permukaan rusak dan memperlihatkan kerusakaan pada permukaan.
2.2 Pengertian dan Prinsip Dasar
Penetrant Testing adalah salah satu uji tanpa merusak yang mampu
mendeteksi cacat terbuka pada suatu permukaan bahan atau komponen misal
retal terbuka. Penetrant Testing dapat dilakukan pada semua jenis bahan, asal
permukaannya tidak menyerap cairan penetrant seperti kayu dan busa.
Standard yang digunakan Penetrant Testing adalah :
International Organization for Standardization (ISO) :
ISO 3059, Non-destructive testing - Penetration testing and magnetic
particle testing - Viewing conditions
ISO 3452-1, Non-destructive testing. Penetrant Testing. Part 1. General
principles
ISO 3452-2, Non-destructive testing - Penetrant Testing - Part 2: Testing
of penetrant materials
ISO 3452-3, Non-destructive testing - Penetrant Testing - Part 3:
Reference test blocks
ISO 3452-4, Non-destructive testing - Penetrant Testing - Part 4:
Equipment
ISO 3452-5, Non-destructive testing - Penetrant Testing - Part 5:
Penetrant Testing at temperatures higher than 50 C
ISO 3452-6, Non-destructive testing - Penetrant Testing - Part 6:
Penetrant Testing at temperatures lower than 10 C
ISO 10893-4: Non-destructive testing of steel tubes. Liquid penetrant
inspection of seamless and welded steel tubes for the detection of surface
imperfections.
3. Cara ini dilakukan dengan cara visual tanpa batuan sinar Ultraviolet.
Cairan ini mengandung warna yang memiliki kontras yang tinggi dalam
ruangan terang dan kontras dengan warna Developer. Pengujian yang di
lakukan pada praktikum ini adalah metode Nonfluorscent Penetran
inspection.
Kekurangan
1. Hanya dapat memeriksa
kerusakaan pada permukaan
2. Hanya dapat digunakan pada
material dengan porositas kecil
3. Ketidak bersihan material dapat
mengganggu pengujian
4. Inspketor perlu melihat langsung
saat pengujian
5. Penggunaan bahan kimia perlu
di perhatikan serta
pembuangannya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV
PEMBAHASAN
(Solidwork)
(SolidWorks)
10
11
12
13
14
BAB V
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
Penetrant Testing adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengindikasi kerusakaan pada permukaan suatu bahan, Penetrant Testing
merupakan metode pengujian material yang tidak merusak atau
Nondestructive Test. Prinsip kerja dari Penetrant testing adalah sifat
Kapilaritas. Yang dimana cairan penetran akan teresap kedalam celah
sempit sehingga akan terjebak di dalamnya. Cairan ini akan tetap di dalam
celah jika permukaan luar bahan di bersihkan dan akan terangkat ke
permukaan jika permukaan bahan di berika developer yang memiliki
Kapilaritas lebih tinggi. Penetrant testing memeliki standard yang telah di
tetapkan ISO dan ASTM. Penetrant testing tebagi menjadi 2 macam yaitu
menurut cara pengamatan dan cara pembersihan cairan penetran. Penetrant
Testing memiliki kelebihan seperti dapat di gunakan hampir pada semua jenis
material yang tidak memiliki porositas tinggi dan memiliki kekurangan
seperti hanya dapat mengindikasi kerusakaan bahan terbatas pada
permukaannya
5.2 Saran
Pengujian ini diperlukan ketelitian dalam mengindikasi letak
kerusakaan pada permukaan bahan. Memaksimalkan waktu dwell time akan
mempengaruhi proses terangkat nya cairan penetran oleh developer.
Kebersihan permukaan yang di uji terhadap partikel yang mengganggu proses
pengujian di perlukan. Penerapan cairan penetran dan developer perlu di
lakukan dengan benar agar pengujian menghasilkan hasil yang maksimal
15