Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam waktu tertentu Material dari suatu bahan akan mengalami
kerusakan yang berbentuk Crack yang dapat mengakibtakan material bahan
tersebut gagal. Untuk mengetahui dimana kerusakaan yang terjadi pada bahan
memerlukan pengujian terhadap bahan tersebut. Ada 2 macam pengujian
material, yaitu DT (Destructive Test) dan NDT (Nondestructive Test).
Pengujian DT memungkinkan specimen yang di uji rusak dan pengujian ini
digunakan untuk mengetahui property dari material yang di uji, maka
pengujian ini tidak cocok untuk untuk mengetahui kerusakan material pada
suatu bahan yang di mana bahan yang di uji masih beroperasi. Maka
pengujian nya dapat menggunakan NDT (Nondestructive Test) yang tidak
merusak. Salah satu pengujian NDT adalah Penetrant Testing.
1.2 Tujuan Praktikum
-

Mengenal Penetrant Testing


Mengetahui Bagaimana Proses Pengujian menggunakan Penetrant
Testing

1.3 Sistematika Penulisan


Laporan ini terdiri dari 5 bab, yang dimana sistematika dari kelima bab
tersebut adalah :
1. Bab I
: Pendahuluan
Berisi Tentang Latar belakang, Tujuan dan Sistematika penulisan
2. Bab II
: Landasan Teori
Berisi tentang teori teori pendukung pada praktikum, yang meliputi :
Sejarah, Pengertian berserta standard dan prinsip kerja, macam macam
cairan penetran, dan Kelebihan serta kekuranga Penetrant Testing.
3. Bab III
: Metodologi Penelitian
Berisi mengenai bagaimana proses praktikum berlangsung yang sertai
dengan diagram alir praktikum, langkah langkah Penetrant Testing,
dan Alat dan Bahan yang di gunakan
4. Bab IV
: Pembahasan
Berisi Analisa hasil pengujian yang disertakan foto hasil Penetrant
testing.
5. Bab V
: Kesimpulan
Berisi tentang kesimpulan teori dan analisan Penetrant Testing dengan
menjawab tujuan praktikum Penetrant testing yang penulis lampirkan

pada Bab I, serta saran saran penulis untuk dapat memperbaiki kinerja
praktikum Penetrant Testing kedepannya

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Pengujian Penetrant Testing


Penggunaan Pengujian kerusakaan seperti Penetrant Testing di mulai pada
tahun 1940 dengan menggosokan Black Carbon pada Tembikar mengkilat,
2

yang dimana Black carbon akan tertahan pada crack di permukaan sehingga
kerusakaannya dapat terlihat. Metode ini menjadi sering digunakan khusus
nya untuk pengujian pada rel-rel kereta yang menggunakan metode Oil and
Whiting. Pada tahun yang sama ditemukan metode yang hampir sama
dengan metode Penetrant Testing saat ini. Permukaan bahan di berikan pernis
hingga kering lalu di berikan getaran oleh hammer sehingga pernis pada
permukaan rusak dan memperlihatkan kerusakaan pada permukaan.
2.2 Pengertian dan Prinsip Dasar
Penetrant Testing adalah salah satu uji tanpa merusak yang mampu
mendeteksi cacat terbuka pada suatu permukaan bahan atau komponen misal
retal terbuka. Penetrant Testing dapat dilakukan pada semua jenis bahan, asal
permukaannya tidak menyerap cairan penetrant seperti kayu dan busa.
Standard yang digunakan Penetrant Testing adalah :
International Organization for Standardization (ISO) :
ISO 3059, Non-destructive testing - Penetration testing and magnetic
particle testing - Viewing conditions
ISO 3452-1, Non-destructive testing. Penetrant Testing. Part 1. General
principles
ISO 3452-2, Non-destructive testing - Penetrant Testing - Part 2: Testing
of penetrant materials
ISO 3452-3, Non-destructive testing - Penetrant Testing - Part 3:
Reference test blocks
ISO 3452-4, Non-destructive testing - Penetrant Testing - Part 4:
Equipment
ISO 3452-5, Non-destructive testing - Penetrant Testing - Part 5:
Penetrant Testing at temperatures higher than 50 C
ISO 3452-6, Non-destructive testing - Penetrant Testing - Part 6:
Penetrant Testing at temperatures lower than 10 C
ISO 10893-4: Non-destructive testing of steel tubes. Liquid penetrant
inspection of seamless and welded steel tubes for the detection of surface
imperfections.

ISO 12706, Non-destructive testing - Penetrant Testing - Vocabulary


ISO 23277, Non-destructive testing of welds - Penetrant Testing of welds
- Acceptance levels
ASTM International (ASTM) :
ASTM E 165, Standard Practice for Liquid Penetrant Examination for
General Industry
ASTM E 1417, Standard Practice for Liquid Penetrant Testing
Prinsip Kerja dari Penetrant Testing adalah sifat Kapilaritas. Bila celah
yang sangat sempit pada permukaan bahan diberi cairan penetran, maka celah
tersebut akan mampu menyerap cairan penetran sehingga celah sempit akan
terisi cairan penetran. Cairan penetran di dalam celah tersebut akan terangkat
kepermukaan bahan bila permukaan di berikan Developer yang memiliki
daya kapilaritas lebih tinggi dibandingkan dengan cairan penetran. Cairan
penetran yang terangkat ke permukaan bahan akan menjadi indicator letak
kerusakaan (celah) bahan
2.3 Jenis Pengamatan Berdasarkan Penetrant yang Digunakan
Ditinjau dari cara pengamatan, Penetrant Testing terbagi menjadi 2 tipe
cairan penetrant yaitu :
1. Fluorescent penetrant inspection
Cara ini dilakukan dengan bantuan sinar Ultraviolet. Cairan ini
mengandung zat warna yang akan berfluorensi bila di sinari dengan sinar
ultraviolet.
2. Nonfluorscent Penetrant inspection

3. Cara ini dilakukan dengan cara visual tanpa batuan sinar Ultraviolet.
Cairan ini mengandung warna yang memiliki kontras yang tinggi dalam
ruangan terang dan kontras dengan warna Developer. Pengujian yang di
lakukan pada praktikum ini adalah metode Nonfluorscent Penetran
inspection.

2.4 Klasifikasi Liquid Penetrant Berdasarkan Cara Pembersihannya


Terdapat 3 klasifikasi cairan penetran menurut cara pembersihannya, yaitu :
1. Water-Washable

Water-Washable Penetrant adalah cairan penetrant yang sudah terdapat


emulsifier yang memudahkan penetran di hilangkan denga air. Cara yang
paling sering di gunakan dengan water-washable Penetrant adalah dengan
mencelupkan bahan ke dalam cairan penetran. Setelah bahan terlapisi
dengan penetran, bahan dibiarkan dalam Dwell Time lalu di semprotkan
dengan air untuk menghilangkan penetran pada permukaan luar. Lalu
bahan di keringkan dan dapat di inspeksi
2. Solvent Removable
Cara pembersihan yang memerlukan Solvent (Pelarut) untuk
menghilangkan cairan penetran nya. Biasanya penetrant yang digunakan
memiliki warna merah yang kontras terhadap warna putih Developer.
Penetran di berikan pada permukaan bahan dan dibiarkan meresap
kedalam kerusakan dalam waktu tertentu (Dwell Time). Setelah itu
dibersihkan dengan majun yang telah diberikan Penetrant removal yang
dimana permukaan bahan telah diberikan Developer sehingga cairan
penetran terangkat ke permukaan. Solvent Removable merupakan cairan
penetran yang di gunakan pada praktikum ini
3. Post-emulsifiable
Post-emulsifiable penetrant adalah cairan penetran yang tidak terdapat
emulsifier di dalam nya. Cara menggunakan Post-emulisfiable sama
dengan water-washable. Cairan penetrant jenis ini memerlukan emulsifier
yaitu lipofilik (Oli) atau Hidrofilik (Air) setelah penetran pada
permukaan telah mencapai Dwell Time nya. Emulsifier sendiri
mempunyai Dwell Time-nya untuk dapat bercampur dengan penetran.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Penetrant Testing
Kelebihan
1. Memiliki sensitifitas yang tinggi
terhadap kerusakan yang kecil
2. Hampir dapat digunakan di
segala macam material
3. Cepat dan murah
4. Dapat memeriksa kerusakaan
pada bahan yang memiliki
bentuk yang kompleks
5. Indikasi kerusakaan dapat
dilihat secara langsung
6. Alat yang digunakan sederhana
7. Cairan Penetran dan bahan
lainnya murah

Kekurangan
1. Hanya dapat memeriksa
kerusakaan pada permukaan
2. Hanya dapat digunakan pada
material dengan porositas kecil
3. Ketidak bersihan material dapat
mengganggu pengujian
4. Inspketor perlu melihat langsung
saat pengujian
5. Penggunaan bahan kimia perlu
di perhatikan serta
pembuangannya.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir


Pendahuluan
Mempersiapkan Alat dan Bahan
Mengkaji Keselamatan Kerja
Memulai Pengujian
Mengakhiri Pengujian, merapihkan Alat dan bahan yang telah di uji
Kesimpulan
Laporan
Gambar 3.1 Diagram Alir
3.2 Prosedur Praktikum
Penetran testing dapat di lakukann dengan tahap sebagai berikut :
1. Pre-cleaning. Permukaan dibersihkan dari kotoran yang dapat
menghalangi celah kerusakaan
2. Pemberian Cairan Penetran. Permukaan di lapisi dengan cairan penetran
dan diberikan waktu 7-15 menit (Dwell Time) untuk cairan penetran
menyerap ke celah kerusakaan.

Gambar 3.2 Aplikasi cairan Penetran

3. Membersihkan Cairan penetran dan pemberian Developer. Setelah 7-15


menit cairan penetran dibersihkan dan diberikan Developer.
6

Gambar 3.3 Membersihkan Cairan penetran


4. Inspeksi permukaan secara langsung. Terlihat akan terdapat kerusakaan
pada permukaan.

Gambar 3.4 Proses terangkat nya cairan penetran akibat pemberian


developer
5. Post-Cleaning. Bahan di bersihkan dari segala bahan yang digunakan
dalam Penetrant Testing
3.3 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
-

Cleaning Tools (Majun, Sapu kawat, dll)


Measurement Tools (Jangka Sorong, Mistar, dll)

Bahan yang digunakan :


-

Benda Kerja hasil Pengelasan (yang di uji adalah bagian pengelasannya)


Penentrant Liquid
Developer
Cleaner

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Gambar sebelum


(Manual)

(Solidwork)

4.2 Gambar setelah pengujian


(Manual)

(SolidWorks)

10

4.3 Analisa Hasil Dari Pengujian


Untuk menginspeksi kerusakaan (Crack) pada permukaan bahan dapat di
gunakan dengan pengujian Penetrant. Uji Penetran ini memiliki prinsip sifat

11

Kapilaritas. Cairan Penetrant akan terangkat kepermukaan setelah di lapisi


oleh Developer yang akan menjadi indikasi kerusakaan pada bahan.
Pengujian di lakukan pada benda kerja dengan material Besi yang telah di
berikan pola las. Pengujian dilakukan secara pengamatan jenis Nonfluorscene
Penetrant Inspection dengan cairan penetran Solvent Removable yang cairan
penetran nya berwarna merah muda.
Hasil pengujian dilakukan pada benda kerja yang terdapat lasan A, B dan C.
Setelah di lakukan pengujian penetran, pada sambungan lasan A, B dan C
terindikasi kerusakaan pada permukaan las. Pada lasan A terindikasi 2 garis
kerusakan yaitu pada jarak 6 mm dan 165 mm. Pada lasan B terindikasi 2
garis kerusakaan yang berhimpitan pada jarak 54 mm dan 67 mm. Sedangkan
pada lasan C hanya terindikasi 1 garis kerusakaan permukaan pada jarak 67
mm
Gambar 4.1 Benda Kerja

Gambar 4.2 Sambungan Las A

12

Gambar 4.3 Sambungan Las B

13

Gambar 4.5 Sambungan Las C

14

BAB V
PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan
Penetrant Testing adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengindikasi kerusakaan pada permukaan suatu bahan, Penetrant Testing
merupakan metode pengujian material yang tidak merusak atau
Nondestructive Test. Prinsip kerja dari Penetrant testing adalah sifat
Kapilaritas. Yang dimana cairan penetran akan teresap kedalam celah
sempit sehingga akan terjebak di dalamnya. Cairan ini akan tetap di dalam
celah jika permukaan luar bahan di bersihkan dan akan terangkat ke
permukaan jika permukaan bahan di berika developer yang memiliki
Kapilaritas lebih tinggi. Penetrant testing memeliki standard yang telah di
tetapkan ISO dan ASTM. Penetrant testing tebagi menjadi 2 macam yaitu
menurut cara pengamatan dan cara pembersihan cairan penetran. Penetrant
Testing memiliki kelebihan seperti dapat di gunakan hampir pada semua jenis
material yang tidak memiliki porositas tinggi dan memiliki kekurangan
seperti hanya dapat mengindikasi kerusakaan bahan terbatas pada
permukaannya
5.2 Saran
Pengujian ini diperlukan ketelitian dalam mengindikasi letak
kerusakaan pada permukaan bahan. Memaksimalkan waktu dwell time akan
mempengaruhi proses terangkat nya cairan penetran oleh developer.
Kebersihan permukaan yang di uji terhadap partikel yang mengganggu proses
pengujian di perlukan. Penerapan cairan penetran dan developer perlu di
lakukan dengan benar agar pengujian menghasilkan hasil yang maksimal

15

Anda mungkin juga menyukai

  • NDT
    NDT
    Dokumen18 halaman
    NDT
    agung
    Belum ada peringkat
  • NDT
    NDT
    Dokumen11 halaman
    NDT
    agung
    Belum ada peringkat
  • LNDT - Laporan PI
    LNDT - Laporan PI
    Dokumen15 halaman
    LNDT - Laporan PI
    agung
    Belum ada peringkat
  • Lap Modul 3
    Lap Modul 3
    Dokumen33 halaman
    Lap Modul 3
    agung
    Belum ada peringkat
  • TTL1 1
    TTL1 1
    Dokumen47 halaman
    TTL1 1
    Hafid Fajri
    Belum ada peringkat