Definisi Riba
Di dalam kitab al-Mabsuuth, Imam Sarkhasiy menyatakan bahwa riba adalah
kelebihan atau tambahan yang tidak disertai kompensasi yang disyaratkan di dalam jual
beli. Di dalam jual beli yang halal terjadi pertukaran antara harta dengan harta.
Sedangkan jika di dalam jual beli terdapat tambahan (kelebihan) yang tidak disertai
kompensasi, maka hal itu bertentangan dengan perkara yang menjadi konsekuensi
sebuah jual beli, dan hal semacam itu haram menurut syariat. Dalam Kitab al-Jauharah
al-Naiyyirah, disebutkan; menurut syariat, riba adalah aqad bathil dengan sifat tertentu,
sama saja apakah di dalamnya ada tambahan maupun tidak. bahwa jual beli dirham
dengan dirham yang pembayarannya ditunda adalah riba; dan di dalamnya tidak ada
tambahan.
Hukum Riba
Seluruh ulama sepakat mengenai keharaman riba, baik yang dipungut sedikit
maupun banyak. Seseorang tidak boleh menguasai harta riba; dan harta itu harus
dikembalikan kepada pemiliknya, jika pemiliknya sudah diketahui, dan ia hanya berhak
atas pokok hartanya saja. Allah SWT berfirman;
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat),
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya. [TQS Al Baqarah (2): 275].
Nabi Muhammad SAW bersabda:
Satu dirham riba yang dimakan seseorang, dan dia mengetahui (bahwa itu adalah riba),
maka itu lebih berat daripada enam puluh kali zina. (HR Ahmad dari Abdullah bin
Hanzhalah).
,
Riba itu mempunyai 73 pintu, sedang yang paling ringan seperti seorang laki-laki yang
menzinai ibunya, dan sejahat-jahatnya riba adalah mengganggu kehormatan seorang
muslim. (HR Ibn Majah).
,
:
Rasulullah SAW melaknat orang memakan riba, yang memberi makan riba, penulisnya,
dan dua orang saksinya. Belia bersabda; Mereka semua sama. (HR Muslim)
Jenis-jenis Riba
Riba terbagi menjadi empat macam: (1) riba nasiiah (riba jahiliyyah); (2) riba fadlal; (3)
riba qaradl; (4) riba yadd.
1. Riba Nasii`ah: tambahan yang diambil karena penundaan pembayaran utang
untuk dibayarkan pada tempo yang baru, sama saja apakah tambahan itu
merupakan sanksi atas keterlambatan pembayaran hutang, atau sebagai
tambahan hutang baru. Adapun dalil pelarangannya adalah hadits yang
diriwayatkan Imam Muslim;Riba itu dalam nasiah. [HR Muslim dari Ibnu Abbas]
2. Riba Fadlal: riba yang diambil dari kelebihan pertukaran barang yang sejenis.
Dalil pelarangannya adalah hadits yang dituturkan oleh Imam Muslim. Emas
dengan emas, setimbang dan semisal; perak dengan perak, setimbang dan
semisal; barang siapa yang menambah atau meminta tambahan, maka
(tambahannya) itu adalah riba. (HR Muslim dari Abu Hurairah).