Pakaian Tenar
Pakaian Tenar
(tentu selama adat tersebut tidak melanggar syariat). Sehingga pakaian yang
kurang umum di masyarakat namun tidak menyebabkan pemakainya menjadi
bahan pembicaraan banyak orang tidaklah masuk dalam kategori pakaian
syuhroh
b. Tentang adanya hukum haram dan makruh karena memakai pakaian syuhroh
didudukkan secara bagus dalam penjelasan di atas. Orang yang memakai model
pakaian yang nyleneh dan aneh-aneh tanpa niatan yang jelek semisal
menyombongkan diri hukumnya makruh. Jika pemakai memiliki niatan yang
tercela semisal menyombongkan diri hukumnya berubah menjadi haram.
c. Pakaian yang berstatus pakaian syuhroh itu bisa berubah-ubah tergantung
kondisi zaman. Sehingga pakaian yang memakai kancing baju di masa silam
dinilai pakaian syuhroh namun sekarang model pakaian semacam ini sangatlah
lazim dan familiar sehingga sekarang sudah tidak lagi dinilai sebagai pakaian
syuhroh.
FENOMENA PAKAIAN REMAJA MODERN YANG BERJILBAB TAPI TELANJANG
1.1
latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di seluruh dunia. Meskipun
88% penduduknya beragama Islam tetapi, Indonesia bukanlah negara Islam.
Muslim di Indonesia juga dikenal dengan sifatnya yang moderat dan toleran.
Besarnya jumlah pemeluk Islam di Indonesia tentunya berpengaruh pada kultur
masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan muslimah. Muslimah di
Indonesia menggunakan pakaian panjang atau pakaian muslimah dan jilbab
sebagai salah satu alternatif untuk menutup aurat. Tahun 1970-an tercatat
sebagai tahun munculnya gelombang kebangkitan pemeluk Islam di dunia
internasional yang gaungnya merambah ke segala penjuru, termasuk
keIndonesia. Selama dalam waktu tahun 80 sampai 90-an jumlah pemakai jilbab
terus bertambah, utamanya di kalangan mahasiswa dan
pelajar.
Jilbab di Indonesia menurut Suzanne April Brenner,
merupakan suatu peristiwa 100% modern bahkan terlampau modern dimana
perempuan berjilbab adalah sebagai suatu tanda globalisasi, suatu lambang
identifikasi orang Islam di Indonesia dengan umat Islam di negara-negara lain di
dunia modern ini, menolak tradisi lokal, dalam hal berpakaian dan sekaligus juga
menolak hegemoni Barat . Oleh karena itu jilbab saat ini sudah menjadi bagian
dari kultur masyarakat. Berkembangnya cara pemakaian jilbab dan pakaian
muslimah saat ini mulai mengikuti mode fashion yang berlaku di masyarakat.
Jadi Jilbab dan pakaian muslimah itu sendiri tidak lagi dikatakan sebagai pakaian
yang ketinggalan zaman, malah saat ini mengikuti trend fashionsehingga sudah
layak untuk disebut sebagai pakaian yang modern.
Sampai hari ini pandangan orang tentang busana muslimah (jilbab) terbagi
dalam dua kelompok. Kelompok pertama, yang tampaknya merupakan kelompok
mayoritas adalah kelompok perempuan Islam yang senantiasa mengikuti
perkembangan mode tanpa mempedulikan ketentuan ketentuan syariat dalam
hal menutup aurat. Mereka beranggapan bahwa busana muslimah itu kuno, out
of date, ketinggalan zaman, dan sebutan sebutan lain yang kurang
simpatik.
Kelompok kedua diisi oleh
ala) yaitu penutup kepala. (Rawwas Qal ah Jie, Mu jam Lughah Al-Fuqaha, hal.
124 & 151; Ibrahim Anis dkk, Al-Mu jam Al-Wasith, 2/279 & dan 529).
Kerudung dan jilbab merupakan kewajiban atas perempuan muslimah yang
ditunjukkan oleh dua ayat Al-Qur`an yang berbeda. Kewajiban jilbab dasarnya
surah Al-Ahzab ayat 59, sedang kewajiban kerudung (khimar) dasarnya adalah
surah An-Nur ayat 31.
Mengenai Jilbab, Allah SWT berfirman: Hai nabi katakanlah pada istri-istri kamu,
anak-anak perempuan dan istri-istri orang mumin : hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu dan Allah
Maha pengampun lagi Maha penyayang.(QS Al-Ahzab : 59). Dalam ayat ini
terdapat kata jalabib yang merupakan bentuk jamak dari kata jilbab. Memang
para mufassir berbeda pendapat mengenai arti jilbab ini. Imam Syaukani dalam
Fathul Qadir (6/79), misalnya, menjelaskan beberapa penafsiran tentang jilbab
(Jual Kerudung Jilbab).
Imam Syaukani sendiri berpendapat jilbab adalah baju yang lebih besar
daripada kerudung, dengan mengutip pendapat Al-Jauhari pengarang kamus
Ash-Shihaah, bahwa jilbab (Grosir Kerudung) adalah baju panjang dan longgar
(milhafah).Ada yang berpendapat jilbab adalah semacam cadar (al-qinaa?), atau
baju yang menutupi seluruh tubuh perempuan (ats-tsaub alladzi yasturu jami?a
badan al-mar`ah). Menurut Imam Qurthubi dalam Tafsir Al-Qurthubi (14/243),
dari berbagai pendapat tersebut, yang sahih adalah pendapat terakhir, yakni
jilbab adalah baju yang menutupi seluruh tubuh perempuan.
Walhasil, jilbab (Grosir Jilbab) itu bukanlah kerudung, melainkan baju
panjang dan longgar (milhafah) atau baju kurung (mula`ah) yang dipakai
menutupi seluruh tubuh di atas baju rumahan. Jilbab wajib ***lurkan sampai
bawah (bukan baju potongan), sebab hanya dengan cara inilah dapat diamalkan
firman Allah (artinya) mengulurkan jilbab-jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.
Dengan baju potongan, berarti jilbab hanya menutupi sebagian tubuh, bukan
seluruh tubuh. (Taqiyuddin An-Nabhani, An-Nizham al-Ijtima?i fil Islam, hal. 4546).
Jilbab (Grosir Kerudung Jilbab) ini merupakan busana yang wajib dipakai
dalam kehidupan umum, seperti di jalan atau pasar. Adapun dalam kehidupan
khusus, seperti dalam rumah, jilbab tidaklah wajib. Yang wajib adalah perempuan
itu menutup auratnya, yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan,
kecuali kepada suami atau para mahramnya (lihat QS An-Nur : 31).
Sedangkan kerudung (Grosir Kerudung), yang bahasa Arabnya adalah khimar,
Allah SWT berfirman (artinya),Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung ke dadanya (QS An-Nur : 31). Dalam ayat ini, terdapat kata khumur,
yang merupakan bentuk jamak (plural) dari khimaar. Arti khimaar adalah
kerudung, yaitu apa-apa yang dapat menutupi kepala (maa yughaththa bihi arra`su). (Tafsir Ath-Thabari, 19/159; Ibnu Katsir, 6/46; Ibnul ?Arabi, Ahkamul
Qur`an, 6/65 ).
Kesimpulannya, jilbab (Grosir Jilbab) bukanlah kerudung, melainkan baju jubah
bagi perempuan yang wajib dipakai dalam kehidupan publik. Karena itu,
anggapan bahwa jilbab sama dengan kerudung merupakan salah kaprah yang
seharusnya diluruskan. Wallahu a?lam.
BAB III
KAJIAN DAN DISKUSI
3.1 Faktor Penyebab Munculnya Jilbab Gaul (Berjilbab Tapi Telanjang)
Islam mengidentikkan jilbab bagi wanita sebagai pelindung. Yaitu
melindungi dari berbagai bahaya yang muncul dari pihak laki-laki. Sebagaimana
yang terdapat pada Qs Al Ahzaab :59
Hai nabi katakanlah pada istri-istri kamu, anak-anak perempuan dan istri-istri
orang mumin : hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh
mereka yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu dan Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.
Sebaliknya, barat yang notabene Yahudi dan Nasrani mengidentikan
pakaian sebagai model atau trend yang justru harus merangsang pihak laki-laki
sehingga mereka bisa menikmati keindahan tubuhnya lewat model pakaian yang
dikenakan. Wanita barat berprinsip: keindahan tubuh adalah anugrah, mengapa
harus di tutup-tutupi?.
Jika kedua pandangan ini digabungkan jelas sangat kontras dan tidak ada
kesesuaian. Maka jika ditelusuri lebih jauh, munculnya jilbab gaul akibat infiltrasi
atau perembasan budaya pakaian barat terhadap generasi muda Islam. Namun
yang menjadi tanda tanya besar, mengapa hal ini bisa terjadi?. Hal ini bisa
disebabkan beberapa faktor:
1.
Maraknya tayangan televisi dan bacaan yang terlalu berakibat pada model
barat. Faktor ini adalah yang paling modern.
2.
Minimnya pengetahuan anak pada nilai-nilai Islam sebagai akibat dikuranginya
jam pendidikan agama disekolah-sekolah umum. Faktor ini merupakan realitas
yang menyakitkan. Betapa di Negara mayoritas Islam yang seharusnya syariat
Islam dijungjung tinggi, tapi kenyataanya dipinggirkan. Akibatnya, generasi
muda Islam semakin jauh dari Islam dan kehilangan arah dalam menentukan
sikap termasuk cara berpakaian. Tujuan utama dikurangi jam pelajaran agama
agar anak lebih menguasai bidang iptek untuk mengejar ketinggalan dunia
barat. Namun pada kenyataanya, justru lebih hancur karena mental anak
didiknya kosong dari nilai-nilai agama.
3.
kegagalan fungsi keluarga. Munculnya fenomena jilbab gaul secara tidak
langsung menggambarkan kegagalan fungsi keluarga sebagai kontrol terhadap
gerak langkah ahak-anak muda. Para orang tua telah gagal memberikan
pendidikan agama yang benar. Parahnya, orang tua cenderung terbawa arus
modern, terbukti jilbab gaul (berjilbab tapi telanjang) telah merambah pula pada
orang tua dengan dalih yang sama dengan para remaja: ikut model! saat ini,
sunnah kaum muslimin telah bergeser fungsi dari lembaga pendidikkan informal,
tempat mendidik putra-putrinya menjadi anak soleh, menjadi bioskop, restoran
atau hotel. Rumah tak ubahnya seperti bioskop, sekedar tempat nonton, orang
tua dan anak-anak sama-sama kerajingan siaran televisi, rumah juga tak
ubahnya sebagai hotel, hanya sekedar tempat tidur dan tak ubahnya restoran
hanya sekedar tempat makan, sementara ruh dari rumah itu sendiri yaitu
Hai nabi katakanlah pada istri-istri kamu, anak-anak perempuan dan istri-istri
orang mumin : hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh
mereka yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu. Dan alloh Maha pengampun lagi Maha penyayang.
Ayat diatas dengan jelas menyatakan bahwa jilbab itu harus menutupi
seluruh anggota badan kecuali yang nampak yaitu muka dan telapak tangan.
2.
4.
5.
6.
7.
Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum itu (HR.
Ahmad)
8.
berdandan seseorang. Gaya yang berlaku dalam perilaku juga. Istilah yang lebih
teknis, kostum, telah menjadi begitu terkait di mata publik dengan "mode" istilah
yang lebih umum "kostum".
Dengan adanya perkembangan Fashion tersebut, setiap manusia
terutama kaum hawa telah berusaha untuk tidak ketinggalan. Mulai dari anakanak sampai dewasa sangat memperhatikan perkembangan Fashion tersebut
dan sekarang perkembangan dunia fashion yang disebut mode ini telah
mengalami jaman revolusi yang pesat di Indonesia. Dengan adanya
perkembangan tersebut telah membuat banyak orang mendirikan departement
store. Gaya-gaya dan style Fashionpun menjadi syarat-syarat penting untuk para
wanita yang juga sebagian besar adalah pelajar. Perubahan-perubahan yang
terjadi ini menghasilkan dampak, baik positif maupun negatif.
Salah satu dampak positif dari Fashion adalah kita dapat selalu terlihat
manis dengan pakaian dan aksesoris yang pas kita kenakan. Tetapi dampak
negatif perkembangan fashion ini adalah kita melupakan pakaian tradisional kita
seperti kebaya dan memilih menjadi pengikut fashion barat. Para pengamat
fashion telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar dari
perkembangan Fashion ini di Indonesia.
Dampak negatif ini adalah para kaum wanita di Indonesia mulai
melupakan pakaian tradisonal dan produksi pakaian dari dalam negeri juga
menyebabkan perubahan budaya timur menjadi seperti budaya barat. Namun,
masalah dunia fashion masih diperdebatkan oleh beberapa pihak yang
menganggap Dunia Fashion adalah hal yang sangat penting bagi para wanita
yang umumnya masih remaja ini. Untuk itu, karya tulis yang dibuat ini akan
memperlihatkan dan menjelaskan mengenai perkembangan dunia fashion ini
dengan berdasarkan dari berbagai sumber yang terpercaya dan kompeten.
A.
dan Eropa. Celana jeans dan potongan rambut, misalnya telah menunjukkan
betapa globalisasi telah mempengaruhi warga dunia utamanya kaum remaja.
B.
h.
i.
Saat ini diketahui 4 ibukota Fashion atau yang biasa disebut Jantung Fashion
adalah New York City, Milan, Paris , dan London . Minggu Mode diadakan di kotakota, di mana desainer memamerkan koleksi pakaian baru mereka untuk
penonton, dan yang semuanya markas ke perusahaan mode terbesar dan
terkenal dengan pengaruh besar mereka pada mode global.
Perkembangan Fashion di Indonesia diawali pada saat Indonesia masih
dijajah oleh Belanda dan Inggris. Mode pakaian para putri Inggris dan Noni
Belanda menjadi awal tren pakaian. Kemudian dilanjut dengan berkembangnya
Globalisasi di Indonesia yang membuat kita dapat mengetahui perkembangan
Fashion Negara Lain melalui akses Internet dan majalah.
A.
lagi. Sebab wanita itu sendiri sudah merupakan iklan yang cukup memikat. Jika
wanita itu barang, maka ia tak bedanya dengan makanan kucing atau onderdil
mobil.
Wanita akan terlena dan terus menerus memamerkan perhiasannya serta
membuka auratnya. Dan akhirnya (terjadilah perbuatan-perbuatan maksiat).
maka problema keluarga pun akan muncul, mungkin sampai terjadi perceraian
yang dampaknya sudah tentu sangat buruk bagi anak-anak. Sebab itu, masalah
ini seharusnya menjadi perhatian kita.
Laki-laki akan malas menikah hal ini karena berbagai sebab antara
lain, sipelamar atau laki-laki akan meragukan kredibilitas istri apakah ia
termasuk orang yang sering memamerkan auratnya atau bukan apakah ia
wanita yang tidak memiliki sifat-sifat mulia, Tidak puas dengan satu istri karena
itu ia lebih suka memasang perangkap dan memburu wanita yang selalu hadir
didepan matanya dengan berbagai cara, Tidak menyukai kecantikan calon
istrinya. Sebabnya ia telah tergiur oleh kecantikan-kecantikan jalanan yang
memamerkan perhiasan atau tubuhnya, Pemborosan Ekonomi karena harta
hanya dibelanjakan untuk pakaian dan perhiasan. Baik yang impor maupun yang
produk dalam negeri. Harta yang digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat
termasuk misalnya untuk pengeluaran belanja.
Memancing timbulnya kejahatan. Artinya wanita yang suka memamerkan
perhiasan atau pakaian pada dasarnya telah mengundang bahaya lihat saja,
betapa banyak kasus kejahatan seperti pencurian, penodongan, pemerkosaan,
atau bahkan pembunuhan yang disebabkan karena kelalaian kaum wanita hal ini
tentu saja dapat menganggu stabilitas keamanan.
c. dampak positif
Jika kita ambil sisi positif dari perkembangan fashion styles sekarang ini,
gaya-gaya terbaru akan membuat kamu menjadi lebih kreatif dan unik untuk
menciptakan seorang pribadi yang unik dan berbeda dari yang lainnya, yang
tentu saja sesuai dengan keprbadian kamu sendiri. Ini adalah masalah
kepahaman setiap orang, bagaimana mode dapat mempengaruhi seseorang
dalam cara yang positif. Berikut dampak positifnya,
1. Selalu terlihat menarik
2. Membangkitkan remaja ke era yang lebih modern
3. Membantu remaja dalam
4. Membuat remaja tampak percaya diri
d.
Tren mode pada remaja sekolah
1. Model rok gantung
Anak sekolah zaman sekarang cenderung menggunakan rok yang
tingginya dari mata kaki, hal ini disebabkan karena kenyamanan dari
pengguna dan itu yang sedang trendy di kalangan anak sekolah, seperti yang
terlihat pada gambar di bawah ini.
2.
Menggunakan pakaian terlalu ketat
Kebanyakan anak remaja sekolah menggunakan pakaian terlalu
menonjolkan bagian badan dengan memakai pakaian sekolah ketat yang justru
menyulitkan mereka untuk bergerak.
3.
Berhijab dengan salah
Cara berhijab anak sekolah juga mengikuti perkembangan trend mode,
namun justru semakin menjatuhkan nilai dan norma agama serta sikap pada
dirinya.
4.
Penggunaan celana yang di desaign celana jeans pada remaja lelaki
penggunaan celana ini sering juga disebut celana botol pada remaja
sekolahan, pada pengguna ini menimbulkan ketidak nyamanan serta tidak babas
bergerak atau beraktivitas di sekolah.
5.
Mengeluarkan baju
Entah apa yang membuat para remaja sekolah gemar mengeluarkan
bajunya, padahal itu sama sekali tidak terlihat rapi bahkan itu dapat membuat
remaja tidak terlihat menarik sama sekali.
C.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
dan Eddy Betty. Sampai sekarang, manik-manik dan kristal sebagai aksesoris
fashion masih digemari di Indonesia.
Pada tahun 2000-an nama-nama baru lebih memperkaya daftar panjang
desainer berbakat Indonesia yang memiliki karakteristik tersendiri dan gaya
independen seperti Adrian Gan, Obin, Kiata Kwanda, Sally Koeswanto, Tri
Handoko dan Irsan. Sementara yang lain membuat desain gaya barat, Edward
Hutabarat dan Anne Avantie mendedikasikan kreasi mereka dengan mendesign
kostum tradisional Blus Kebaya dengan sentuhan modern. Sehingga membuat
busana tradisional Indonesia terlahir kembali dan dicintai oleh kalangan muda
sehingga mereka lebih menghargai seni tradisional.
Demikian Rangkuman Sejarah Perkembangan Dunia Fashion di Indonesia dengan
nama-nama Fashion Desainer yang terlibat didalamnya. Semoga dapat
menjadikan inspirasi bagi perkembangan dunia fashion yang lebih maju.
PERILAKU TERPUJI
DIPOSKAN OLEH ILHAM YUNAR DI 07.49 SELASA, 24 MEI 2011
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Agama Islam adalah agama yang sempurna, mengatur kehidupan
manusia dalam segala aspeknya. Ajaran islam tidak saja hanya mengatur
hubungan secara vertikal manusia (hablum minallah) , tetapi juga hubungan
secara horizontal dengan sesamanya (hamlum minannas). Karena itulah Islam
sebagai ajaran yang sempurna, berpakaian, bertamu, makan, minum, tidur,
sampai bagaimana cara mengabdi dan menyembah kepada sang Khalik, Allah
Tuhan Yang Maha Esa. Sejak awal agama Islam telah menanamkan kesadaran
akan kewajiban pmeluknya untuk menjaga sopan santun (adab) dalam berbagai
aspek kehidupan. Karena sopan santun (akhlak) menunjukkan karakteristik
kualitas kepribadian seorang muslim. Bahkan Nabi Muhammad saw mengukur
kesempurnaan iman seseorang dengan orang yang berbudi pekerti yang baik
(Akhlak Karimah) untuk memberikan gambaran lebih rinci berikut akan dibahas
adab berpakaian, behias, dalam perjalanan, bertamu dan menerima tamu.
1)
AKHLAK BERPAKAIAN
Pakaian sebagai kebutuhan dasar bagi setiap orang dalam berbagai
zaman dan keadaan. Islam sebagai ajaran yang sempurna, telah mengajarkan
kepada pemeluknya tntang bagaimana tata cara berpakaian. Berpakaian
menurut Islam tidak hanya sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi setiap
orang, tetapi berpakaian sebagai ibadah untuk mendapatkan ridha Allah. Oleh
karena itu setiap orang muslim wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang
ditetap Allah. Untuk memberikan gambaran yang jelas tntang adab berpakaian
dalam Islam, berikut ini akan dijelaskan pengertian adab berpakaian, bentuk
akhlak berpakaian, nilai positif berpakaian dan cara membiasakan diri
berpakaian sesuai ajaran Islam.
1.
2.
3.
4.
Pakaian yang berfungsi menutup aurat pada wanita diknal dengan istilah
jilbab, dalam bahasa sehari-hari jilbab mengangkut segala macam jenis
selendang atau kerudung yang menutupi kepala (kecuali muka), leher, punggung
dan dada wanita. Dengan pengertian seperti itu selendang yang masih
mmperlihatkan sebagian rambut atau leher tidaklah dinamai jilbab.
Dalam kamus Bahasa Arab, Al-Mu'jam al-Wasith, jilbab di samping
dipahami dalam arti di atas juga digunakan secara umum untuk segala jenis
pakaian yang dalam (gamis, long dress, kebaya) dan pakaian wanita bagian luar
yang menutupi semua tubuhnya seperti halnya mantel, jas panjang. Dengan
pengertian seperti itu jilbab bisa diartikan dengan busana muslimah dalam hal
ini secara khusus berarti selendang atau kerudung yang berfungsi menutupi
aurat.
Karena itu hanya muka dan telapak tangan yang boleh diperlihatkan
kepada umum. Selain itu haram diperrlihatkan kecuali kepada beberapa orang
masuk kategori mahram atau maharim dan tentu saja kepada suaminya. Antara
suami istri tidak ada batasan aurat sama sekali secara fiqih. Tetapi dengan
maharim yang boleh terlihat hanyalah aurat kecil (leher ke atas, tangan dan lutut
ke bawah). Busana muslimah haruslah memenuhi kriteria berikut ini :
Tidak jarang dan ketat
Tidak menyerupai pakaian laki-laki
Tidak menyerupai busana khusus non-muslim
Pantas dan sederhana (Roli A. Rahman, dan M. Khamzah, 2008 : 30)
Nilai Positif Akhlak Berpakaian
Setiap muslim diwajibkan untuk memakai pakaian, yang tidak hanya
berfungsi sebagai menutup auat dan hiasan, akan tetapi harus dapat menjaga
kesehatan lapisan terluar dari tubuh kita. Kulit befungsi sebagai pelindung dari
krusakan-kerusakan fisik karena gesekan, penyinaran kuman-kuman, panas zat
kimia dan lain-lain. Di daerah tropis dimana pancaran sinar ultra violet begitu
kuat, maka pakaian ini menjadi sangat penting. Pancaran radiasi sinar ultra violet
akan dapat menimbulkan terbakarnya kulit, penyakit kanker kulit dan lain-lain.
Dalam kaitannya dengan penggunaan bahan, hendaknya pakaian
terbuat darri bahan yang dapat menyerap keringat seperti katun, karena
memudahkan terjadinya penguapan keringat, dan untuk menjaga suhu
kestabilan tubuh agar tetap normal. Pakaian harus bersih dan secara rutin dicuci
setelah dipakai supaya terbebas dari kuman, bakteri ataupun semua unsur yang
merugikan bagi kesehatan tubuh manusia.
Agama Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar berpakaian yang
baik, indah dan bagus, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dalam
pengertian bahwa pakaian tersebut dapat memenuhi hajat tujuan berpakaian,
yaitu menutupi aurat dan keindahan. Sehingga bila hendak menjalankan shalat
dan seyogyanya pakaian yang kita pakai itu adalah pakaian yang baik dan bersih
(bukan berarti mewah). Hal ini sesuai fiman Allah dalam Surat al-A'raf/7 : 31.
,
(31)
Artinya : "Hak anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
masjid makan, minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan (Q.S Al-A'raf/7 : 31)
menegaskan jati diri dan menajdi kebanggaan seseorang. Berhias dalam Bahasa
Arab disebut dengan kata "Zayyana-yazayyini (QS. Al-Nisa') 'Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, berhias diarttikan : "Usaha memperelok diri dengan
pakaian ataupun lainnya yang indah-indah, berdandan dengan dandanan yang
indah dan menarik"
Secara istilah berhias dapat dimaknai sebagai upaya setiap orang untuk
memperindah diri dengan berbagai busana, asesoris ataupun yang lain dan
dapat memperindah diri bagi pemakainya, sehingga memunculkan kesan indah
bagi yang menyaksikan serta menambah rasa percaya diri penampilan untuk
suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan ilustrasi di atas, maka dapat dipahami pada pada hakekat
berhias itu dapat dikategorikan akhlak terpuji, sebagai perbuatan yang
dibolehkan bahkan dianjurkan, selama tidak bertentangan dengan prinsip dasar
Islam. (QS. Al-A'raf : 31).
Dalam sebuah Hadist Nabi saw bersabda :
( )
Artinya : Sesungguhnya Allah itu Indah dan menyukai keindahan (HR. Muslim)
Adapun tujuan berhias untuk memperindah diri sehingga lebih
memantapkan pelakunya menjadi insane yang lebih baik (muttaqin). (Roli A.
Rahman, dan M. Khamzah, 2008 : 33).
Bentuk Akhlak Berhias
Berhias merupakan perbuatan yang diperintahkan ajaran Islam.
Mengenakan pakaian merupakan salah satu bentuk berhias yang diperintahkan.
Pakaian dalam Islam memiliki fungsi hiasan yaitu untuk memenuhi kebutuhan
manusia yang tidak sekadar membutuhkan pakaian penutup aurat, tetapi juga
busana yang memperelok pemakainya.
Pada masyarakat yang sudah maju peradabannya, mode pakaian
ataupun berdandan mmperoleh perhatian lebih besar. Jilbab, dalam konteks ini,
menjalankan fungsinya sebagai hiasan bagi para muslimah. Mode jilbab dari
waktu ke waktu terus mengalami perkembangan. Jilbab bukan hanya sebagai
penutup aurat, namun juga memberikan keelokan dan keindahan bagi
pemakainya untuk mempercantik dirinya.
Berhias dalam ajaran Islam tidak sebatas pada penggunaan pakaian,
tetapi mencakup keseluruhan piranti (alat) aksesoris yang lazim digunakan untuk
mempercantik diri, mulai dari kalung, gelang, arloji, anting-anting, bross dan
lainnya. Di samping itu dalam kehidupan modern, berhias juga mencakup
penggunaan bahan ataupun alat tertentu untuk melengkapi dandanan dan
penampilan mulai dari bedak, make-up, semir rambut, parfum, wewangian dan
sejenisnya.
Agama Islam telah memberikan rambu-rambu yang tegas agar setiap
muslim mengindahkan kaidah berhias yang meliputi :
1.
Niat yang lurus, yaitu berhias hanya untuk beribadah, artinya segala bentuk
kegiatan berhias diorientasikan sebagai bentuk nyata bersyukur atas nikmat dan
bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
2.
Dalam berhias tidak dibenarkan menggunakan bahan-bahan yang dilarang
agama
3.
Dilarang berhias dengan menggunakan simbol-simbol non muslim (salib dll)
4.
5.
6.
Tidak berlebih-lebihan
Dilarang berhias seperti cara berhiasnya orang-orang jahiliyah
Berhias menurut kelaziman dan kepatutan dengan memperhatikan jenis
kelamin
7.
Dilarang berhias untuk keperluan berfoya-foya atau pun riya'
Islam telah memberikan batasan-batasan yang jelas agar manusia tidak
tertimpa bencana karena nalurinya yang cenderung mengikuti hawa nafsunya.
Sebab seringkali naluri manusia berubah menjadi nafsu liar yang menyesatkan
dan akan menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia. Agama Islam memberi
batasan dalam etika berhias, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah
berikut :
(23)
dan hendaklah kamu tetap di rumahmu (1215) dan janganlah kamu berhias .33
dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu (1216) dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan
Rasulnya.Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari
kamu, hai ahlul bait (1217)dan membersihkan kamu sebersih-besihnya. (QS. Alahzab/33 : 33)
(1215) Maksudnya : istri-istri Rasul agar tetap di rumah dan ke luar
rumah bila ada keperluan yang dibenarkan oleh syara'. Perintah ini juga meliputi
segenap mukminat.
(1216) yang dimaksud Jahiliyah yang dahulu ialah Jahiliah kekafiran yang
terdapat sebelum Nabi Muhammad saw dan yang dimaksud Jahiliyah sekarang
ialah jahiliyah kemaksiatan, yang terjadi sesudah datangnya Islam.
(1217) Ahlul bait disini, yaitu keluarga rumah tangga Rasulullah saw
Larangan Allah dalam ayat tersebut di atas, secara khusus ditujukan
kepada wanita-wanita muslimah, agar mereka tidak berpenampilan
(tabarruj)seperti orang-orang jahiliyah zaman Nabi dahulu. Berangkat dari
pengalaman sejarah masa lalu, maka seorang muslim harus berhati-hati dalam
berhias. Sebab jika seorang muslim sembarangan dalam berhias, maka akan
terjebak dalam perangkat setan. Ketauhilah bahwa setan memasang perangkap
di setiap sudut kehidupan manusa. Tujuannya tentu saja untuk menjebak
manusia agar menjadi sahabat setianya. (Roli A. Rahman dan M. Khamzah,
2008 : 34)
aturan. Tidak boleh misalnya, seorang muslim atau muslimah dalam berhias
hanya mementingkan mode atau adat yang berlaku di suatu masyarakat,
sementara batasan-batasan yang sudah ditentukan agama ditinggalkan.
Seorang muslim ataupun muslimah yang berhias (berdandan) sesuai
ketentuan Islam, maka sesungguhnya telah menegaskan jati dirinya sebagai
mukmin ataupun muslim. Mereka telah menampilkan diri sebagai sosok pribadi
yang bersahaja dan berwibawa sebagai cermin diri yang konsisten dalam berhias
secara syar'i. Di samping itu dengan dandannya yang telah mendapatkan
jaminan halal secara hukum. Sehingga apa yang sudah dilakukan akan mnajdi
motivasi untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi sesamanya. Tidak
mnimbulkan keangkuhan dan kesombongan karena dandanan (hiasan) yang
dikenakan, karena keangkuhan dan kesombongan merupakan perangkap
syaithon yang harus dihindari.
Berhias secara Islami akan memberikan pengaruh positif dalam berbagai
aspek kehidupan, karena berhias yang dilakukan diniatkan sebagai ibadah, maka
segala aktivitas berhias yang dilakukan seorang muslim, akan menjadi jalan
untuk mendapatkan barokah dan pahala dari al-Kholik. Namun sebaliknya
apabila seseorang dalam berhias (berdandan) mengabaikan norma Islam maka
segala hal yang dilakukan dalam berdandan, akan menjadi pendorong untuk
melakukan kemaksiatan kemungkaran bahkan menjadi sarana memasuki
perangkap syaithon yang menyesatkan.
Adapun bentuk perangkap setan dalam hal berhias, dapat kita telusuri
melalui kisah manusia pertama sebelum diturunkan di bumi. Ketika Adam dan
Hawa masih tinggal di surga, setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya.
Setan membujuk mereka untuk menampakkan auratnya dengan cara merayu
mereka untuk memakan buah khuldi.
uquqs $yJlm; `s9$# y79 $yJlm; $tB yr$yJk{
]t `B $yJg?uqy tA$s%ur $tB $yJ38uhtR $yJ3/u `t nydotyf
9$# Hw) br& $tRq3s? s3n=tB rr& $tRq3s? z`B t$#s:$#
20. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk
menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya
dan syaitan berkata : "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini,
melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi
orang-orang yang kekal (dalam surga)" (QS. Al-a'raf /7:20).
Dari peristiwa Adam dan Hawa tersebut, kita dapat mengambil dua
pelajaran, pertama, ide membuka aurat adalan idenya setan yang selalu hadir
dalam lintasan pikiran manusia, Kedua, Adam dan Hawa diusir dari surga karena
terjebak pada perangkap setan, maka derajat mereka turun dengan drastis.
Begitulah siapapun yang mau dijebak setan akan mengalami nasib yang sama.
(Roli A. Ahman, dan M. Khamzah, 2008 : 35)
Membiasakan Akhlak Berhias
Sejak awal agama Islam telah menanamkan kesadaran akan kewajiban
pemeluknya untuk menjaga sopan santun dalam kaitannya dengan berhias
ataupun berdandan, dengan cara menentukan bahan, bentukm ukuran dan
batasan aurat baik bagi pria ataupun wanita.
Berhias merupakan kebutuhan manusia untuk menjaga dan
mengaktualisasikan dirinya menurut tuntutan perkembangan zaman. Nilai
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Home). Perjalanan yang demikian ini kemudian dikenal dengan istilah pulang
pergi (PP).
Perjalanan pulang-pergi secara berkesinambungan menunjukkan adanya
mobilisasi yang tinggi dan menjadi ciri masyarakat modern. Apabila pada suatu
kampung, sebagian besar masyarakatnya melakukan perjalanan pulang pergi
pada setiap harinya ; maka hal tersebut menunjukkan adanya mobilisasi
masyarakat dan menjadi pertanda kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya.
Pada masyarakat modern, perjalanan (safar) menjadi bagian mobilisasi
kehidupan, artinya semakin maju kehidupan seseorang, maka akan semakin
sering seorang melakukan perjalanan untuk berbagai tujuan. Pada masa
Rasulullah, perjalanan untuk berbagai keperluan (terutama berdagang) telah
menjadi tradisi masyarakat Arab. Pada musim tertentu masyarakat Arab
melakukan perjalanan ke berbagai tempat untuk berbagai keperluan.
Pada zaman rasulullah, melakukan perjalanan telah menjadi tradisi
masyarakat Arab. Dalam Al-Qur'an surah Al-Quroisy yang disebut di atas, Allah
mengabadikan tradisi masyarakat Arab yang suka melakukan perjalanan pada
musim tertentu untuk berbagai keperluan. Karena itu tidak heran jika Islam
sebagai satu-satunya agama yang mengatur kegiatan manusia dalam melakukan
perjalanan, mulai dari masa persiapan pejalanan, ketika masih berada di rumah,
selanjutnya pada saat dalam perjalanan dan ketika sudah kembali pulang dari
suatu perjalanan. (Roli A. Rahman, dan M. Khamzah, 2008 : 37).
Bentuk Akhlak Perjalanan
Islam mengajarkan agar setiap perjalanan yang dilakukan bertujuan untuk
mencari ridha Allah. Di antara jenis perjalanan (safar) yang dianjurkan dalam
Islam yaitu pergi haji, umrah, mnyambung silaturahmi, menuntut ilmu,
berdakwah, berperang di jalan Allah, mencari karunia Allah dan lain-lain.
Perjalanan (safar) juga berfungsi untuk menyehatkan dan merefresing kondisi
jasmani dan rohani dari kelelahan dan kepenatan dalam menjalani suatu
aktifitas.
Ibadah haji adalah bentuk safar wajib bagi muslim yang mampu. Hal ini
pula yang mendorong umat Islam dai seluruh dunia datang berkunjung ke
Baitullah (Rumah Allah) di kota Mekkah. Karena itu sejak abad pertama hijriah
umat Islam sudah mengenal dan mengarungi lautan. Dalam perjalanan hajinya
itu sering kali mereka singgah di beberapa pelabuhan, sehingga membuka
peluang bagi rombongan haji itu untuk berniaga dan sekaligus berdakwah.
Sebagai pedoman Islam mengajarkan adab dalam melakukan perjalanan yaitu :
Bermusyawarah dan salat istikharah
Mengembalikan hak dan amanat kepada pemiliknya
Membawa enam benda : gunting, siwak, tempat celak, tempat air keperluan
air minum, cebok dan wudu. Hal tersebut disunnah Rasulullah dan baik sekali
dalam perjalanan itu membawa enam benda tersebut
Menyertakan istri ataupun anggota keluarganya
Wanita menyertakan teman atau muhrimnya
Memilih kawan pendamping yang shaleh dan shalihah
Mengangkat pemimpin atau ketua rombongan
Mohon pamitan pada keluarga dan handai taulan serta mohon doa
Nilai Positif Akhlak Perjalanan
1.
2.
3.
4.
5.
tanpa adanya agenda yang jelas, maka akan cenderung menyia-nyiakan waktu,
biaya ataupun energi, dan bahkan akan membuka celah bagi syaiton untuk
menyesatkan dan akhirnya tujuan dari safar tak tercapai.
Jika sudah selesai melakukan perjalanan, bersyukur dan renungkanlah
segala hal yang ditemukan dan dialami selama dalam perjalanan. Jadikan semua
pengalaman sebagai media untuk meningkatkan kesadaran diri dan pelajaran
agar lebih baik dan bermanfaat dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Jadilah
orang yang pandai untuk bersyukur dengan meningkatkan kualitas iman, ilmu
dan amal sholih. Berbekal ketiga hal tersebut, setiap manusia akan selamat
dalam mengarungi perjalanan baik pada saat di dunia maupun dalam alam
akhirat kelak (Roli A. Rahman, dan M. Khamzah, 2008 : 40).
2)
AKHLAK BERTAMU
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita tidak akan pernah telepas dari
kegiatan bertamu. Adakalanya kita yang datang mengunjungi sanak saudara,
teman-teman atau para kenalan, namun kesempatan lain berganti kita yang
dikunjungi. Supaya kegiatan saling berkunjung tetap berdampak positif bagi
kedua belah pihak, maka Islam memberikan gambaran tentang tatacara bertamu
dan menerima tamu dilakukan. Untuk memberikan gambaran tentang tatacara
bertamu, berikut ini akan dibahas secara mendalam tentang; pengertian akhlak
bertamu, bentuk akhlak bertamu, nilai positif akhlak bertamu, dan membiasakan
akhlak bertamu.
Pengertian Akhlak Bertamu
Bertamu merupakan tradisi masyarakat yang selalu dilestarikan. Dengan
bertamu seorang bisa menjalin persaudaraan bahkan dapat menjalin kerjasama
untuk meringankan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Bertamu
sebagai kegiatan yang lazim dilakukan masyarakat dalam berbagai tingkatan.
Adakalanya seorang bertamu karena adanya urusan yang serius, misalnya untuk
mencari solusi terhadap problemamasyarakat yang aktual. Di samping itu
adakalanya bertamu hanya sekedar bertandang, karena lama tidak bertemu
(berjumpa) ataupun sekedar untuk mampir sejenak. Dengan bertandang ke
rumah kerabat ataupun sahabat, maka kerinduan terhadap kerabat ataupun
sahabat dapat tersalurkan, sehingga jalinan ersahabatan menjadi kokoh.
Bertamu dalam Bahasa Arab disebut dengan kata
Ataa
liziyaroti, atau - ) ) Istadloofa-Yastadiifu. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, bertamu diartikan; datang berkunjung ke rumah teman
ataupun kerabat untuk satu tujuan ataupun maksud (melawat dan sebagainya).
Secara istilah bertamu merupakan kegiatan mengunjungi rumah sahabat,
kerabat ataupun orang lain, dengan tujuan untuk menjalin persaudaraan
ataupun suatu keperluan lain, dalam rangka menciptakan kebersamaan dan
kemaslahatan bersama.
Berdasarkan pengertian dimaksud, maka bertamu dilakukan kepada orang
yang sudah dikenal, baik sahabat ataupun kerabat. Tujuan bertamu sudah
barang tentu untuk menjalin persaudaraan ataupun persahabatan. Sedangkan
bertamu kepada orang lain yang belum dikenal, memiliki tujuan untuk saling
memperkenalkan diri ataupun maksud lain, yang belum tentu dipahami oleh
kedua belah pihak. Jika dilihat dari intensitas bertamu, maka yang sering
dilakukan adalah bertamu terhadap orang yang sudah dikenal.
Bertamu merupakan kebiasaan positif dalam kehidupan bermasyarakat
dari zaman tradisional sampai zaman modern. Untuk menjaga kebiasaan ini
sudah barang tentu diperlukan kesadaran dan pengorbanan dari semua pihak
untuk saling kunjung mengunjungi. Dengan melestarikan kebiasaan kunjung
mengunjungi, maka segala persoalan mudah diselesaikan, segala urusan mudah
dibereskan dan segala masalah mudah diatasi.
1.
2.
3.
4.
5.
baiknya dan kehormatan dieinya. Kalau dia mendesak terus untuk bertamu, dia
akan dinilai kurang memiliki akhlaq, terlebih lagi jika dia masuk padahal tidak
ada orang di rumah, bisa jadi tamu dituduh bermaksud mencuri. Allah berfirman
:
b*s O9 (#rgrB !$yg #Yymr& xs $ydq=zs? 4Lymcs
s /3s9 ( b)ur @% N3s9 (#q_$# (#q_$$s ( uqd4s1r&
N3s9 4 !$#ur $yJ/ cq=yJs? O=t
Artinya : Dan jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya, maka janganlah kamu
masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu,
Kembalilah! maka (hendaklah) kamu kembali, itu lebih suci bagimu dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S an-Nur/24: 28)
Al-Quran memberikan isyarat yang tegas, betapa pentingnya setiap
orang yang bertamu dapat menjaga diri agar tetap menghormati tuan rumah.
Setiap tamu harus berusaha menahan segala keinginan dan kehendak baiknya
seklaipun, jika tuan rumah tidak berkenan menerimanya. Ketika tuan rumah
telah siap untuk menerima kedatangan tamu, maka seorang tamu harus tetap
konsisten menjaga sikap yang baik, bahkan harus selalu mengikuti kehendak
tuan rumahnya. Bukan sebaliknya menyusahkan. Demikian pula apabila kegiatan
bertamu telah usai, maka seorang yang bertamu harus meninggalkan kesan
yang baik dan menyenangkan bagi tuan rumah. Karena itu haram hukumnya
orang yang bertamu meninggalkan kekecewaan ataupun kesusahan bagi tuan
rumah.
5). AKHLAK MENERIMA TAMU
Islam memeberikan aturan yang jelas agar setiap muslim memuliakan setiap
tamu yang datang, karena memuliakan tamu sebagai perwujudan keimanan
kepada Allah dan hari akhir. Dengan demikian seorang muslim yang
mengabaikan tamunya, maka berdosa dan menunjukkan rendahnya akhlak.
Untuk memberikan gambaran rinci tentang akhlak menerima tamu, berikut ini
akan dijelaskan ; pengertian akhlak menerima tamu, bentuk akhlak menerima
tamu, nilai positif akhlak menerima tamu, dan membiasakn akhlak menerima
tamu. (Roli A. Rahman, dan M. Khamzah, 2008:43)
Pengertian Akhlak Menerima Tamu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menerima tamu (ketamun)
diartikan: kedatangan orang yang bertamu, melawat atau berkunjung. Secara
istilah menerima tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara
penyambutan yang lazim (wajar) dilakukan menurut adat ataupun agama
dengan maksud untuk menyenangkan atau memuliakan tamu, atas dasar
keyakinan untuk mendapatkan rahmat dan rida dari Allah. Setiap muslim wajib
memuliakan tamunya, tanpa memandang siapapun orangnya yang bertamu dan
apapun tujuannya dalm bertamu.
(Roli A. Rahman, dan M. Khamzah, 2008 : 43)
Bentuk Akhlak Menerima Tamu
Islam sebagai agama yang sangat serius dalam memberikan perhatian
orang yang sedang bertamu. Sesungguhnya orang yang bertamu telah dijamin
hak-haknya dalam islam. Karena itu menghormati tamu merupakan perintah
yang mendatangkan kemuliaan di sunia dan di akhirat. Setiap muslim wajib
kehadiran tamu disertai dengan munculnya pikiran negatif dari tuan rumah
(suudzon). Sebagai tuan rumah harus sabar dalam menyambut tamu yang
datang apapun keadaannya. Pada kenyataannya tamu yang datang tidak selalu
sesuai keinginan tuan rumah, kehadiran tamu serung kali mengganggu aktifitas
yang sedang kita seriusi. Jangan sampai seorang tuan rumah menunjukkan sikap
yang kasar ataupun mengusir tamunya.
Apabila pada suatu saat tuan rumah merasakan berat untuk menerima
kehadiran tamunya, maka tuan rumah harus tetap menunjukkan sikap yang arif
dan bijak, jangan sampai menyinggung perasaan tamu. Karena penolakan tuan
rumah yang menyinggung perasaan tamu dapat menjadi sebab dijauhkannya
tuan rumah dari rahmat Allah, di samping itu akan dapat memunculkan rasa
dendam ataupun permusuhan dari tamu yang datang. Inilah perlunya kita harus
tetap menjaga kesopanan dan kesantunan ketika berhadapan dengan beragam
tamu.
Seyogyanya setiap muslim harus menunjukkan sikap yang baik terhadap
tamunya, mulai dari keramahan diri dalam menyambut tamu, menyediakan
sarana dan prasarana penyambutan yang memadai, serta memberikan jamuan
makan ataupun minuman yang memenuhi selera tamu. Syukur sekali dapat
menyediakan hidangan lezat yang menjadi kesukaan tamu yang datang, Jika hal
tersebut dapat dilakukan secara baik, maka akan menjadi tolok ukur kemuliaan
tuan rumah. (Roli A. Rahman, dan M-Khamzah, 2008 : 45
Fashion dan gaya hidup
Fashion yang dipilih seseorang bisa menunjukkan bagaimana seseorang
tersebut memilih gaya hidup yang dilakukan. Seseorang yang
sangat fashionable, secara tidak langsung mengkonstruksi dirinya sebagai
seseorang dengan gaya hidup modern dan selalu mengikuti tren yang ada. Hal
ini menunjukkan bahwa dalam dunia modern, gaya hidup membantu
menentukan sikap dan nilai-nilai serta menunjukkan status sosial.
Fashion dan komunikasi
Menurut Malcolm Barnard, etimologi kata fashion terkait dengan bahasa
Latin, factio artinya "membuat". Karena itu, arti asli fashion adalah sesuatu
kegiatan yang dilakukan seseorang. Sekarang, terjadi penyempitan makna dari
fashion. Fashion sebagai sesuatu yang dikenakan seseorang, khususnya pakaian
beserta aksesorinya.
Fashion didefinisikan sebagai sesuatu bentuk dan jenis tata cara atau cara
bertindak. Polhemus dan Procter menunjukkan bahwa dalam masyarakat
kontemporer barat, istilah fashion kerap digunakan sebagai sinonim dari istilah
dandanan, gaya, dan busana.
Sejarah perkembangan Fashion
Fashion adalah suatu sistem penanda dari perubahan budaya menurut suatu
kelompok atau adat tertentu. Bisa juga sebagai strata pembagian kelas, status,
pekerjaan dan kebutuhan untuk menyeragamkan suatu pakaian yang sedang
merek. Berikut ini adalah daftar urutan fesyen dari terdahulu hingga terbaru:
Medieval Sekitar tahun 1000 Masehi, fesyen dengan gaya Eropa klasik abad ke16 terlihat memiliki baju yang besar dan tidak minimalis, pada zaman tersebut
semua model sangat terkesan sopan.
1910 1930 Fesyen model ini masih ada dan digunakan hingga sekarang,
pakaian yang sederhana dengan topi bundar bagi perempuan dan topi baret bagi
laki-laki. Kemeja yang biasa digunakan untuk kegiatan resmi seperti setelan jas
yang biasa digunakan hingga saat ini.
1940 1950 Era Perang Dunia II dan Perang Dingin, masa-masa klasikal saat foto
mulai marak. Pakaian yang berkerah bundar dan lebar dengan baju luaran mulai
populer. Model Pria masih sama dengan era fesyen sebelumnya, sopan dengan
topi dan jas.
1970 1980 Pada era ini semua orang sudah mengenal fesyen. Dengan
terkenalnya Madonna pada tahun 1980-an, Elvis Presley pada tahun 1970-an,
dan perkembangan televisi memulai perkembangan fesyen secara global. Mulai
ada pakaian bernuansa gothic. Pakaian berbahan denim mulai sangat populer
seiring populernya musik disko.
1990 sekarang Hampir semua bangsa mempunyai andil dalam menciptakan
tren fesyen di masing-masing negaranya, di setiap negara biasanya memiliki
tren tersendiri dan presepsi yang berbeda dalam berekspresi tentang fesyen,
sehingga fesyen yang tercipta hampir tidak ada batasannya pada era ini.
Remaja dan Mode
Coba kita perhatikan mode atau model pakaian remaja zaman sekarang ?
sesuai dengan apakah gaya mereka ? agama ? norma ? atau adat istiadat ? Kata
mode identik dengan gaya berpakaian. Kita dapat menemukan bermacammacam mode pakaian yang dikenakan anak remaja.
Kita perlu menoleh kebelakang pada zaman penjajahan. Bagaimana cara mereka
(remaja) berpakaian ? perlunya membandingkan mode pakaian remaja zaman
sekarang dan remaja zaman dahulu untuk mengetahui seberapa besar
perubahan mode pakaian anak remaja. Mode pakaian anak remaja zaman dahulu
terutama perempuan identik dengan kebaya. Sebuah pakaian yang dijahit dari
brukat dan furing. Terlihat begitu sederhana, rapi, dan indah di pandang. Meski
mereka tak mengenakan jilbab, setidaknya mereka mengenakan selendang
untuk menutupi sebagian kepalanya agar terlihat lebih sopan.
Perkembangan mode pakaian yang begitu cepat memang tak dapat kita hindari.
Terutama didorong oleh industri yang bergerak dengan cepat dan perkembangan
teknologi yang memungkinkan anak remaja untuk mengetahui trend mode
selebriti dunia dengan mudah. Perkembangan tersebut berdampak pada mode
pakaian remaja bangsa kita saat ini. Tak sedikit dampak buruk yang kita terima.