Anda di halaman 1dari 38

Pakaian Tenar (Syuhroh) Makruh atau Haram?

Berikut ini penjelasan dalam al Mausuah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah jilid 6 hal


136-137, terbitan Depag Kuwait, cetakan keempat tahun 1414 H tentang pakaian
syuhroh. Semoga bermanfaat.

Memakai model pakaian yang menyelisihi kebiasaan masyarakat (yang tidak
bertabrakan dengan syariat, pent) hukumnya makruh karena menyebabkan
syuhroh alias ketenaran. Yang dimaksud dengan pakaian syuhrohadalah pakaian
yang pemakainya menjadi tenar dan bahan pembicaraan di masyarakat.
.
Pakaian semacam itu dilarang karena menyebabkan banyak orang
menggunjingkan sehingga dia menjadi menyebab orang lain berbuat dosa
ghibah.
:
:
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang dua jenis syuhroh.
Ada sahabat yang bertanya, Wahai Rasulullah, apa itu dua jenis syuhroh?
Jawaban Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Pakaian yang terlalu halus atau
terlalu kasar (sehingga jadi bahan membicaraan banyak orang pent), pakaian
yang terlalu panjang (baca: isbal) atau terlalu tidak isbal (baca: di atas
pertengahan betis). Yang tepat adalah pertengahan di antara hal tersebut (HR
Baihaqi 3/273 namun Baihaqi sendiri mengatakan bahwa sanadnya munqathi
atau terputus).

Dari Ibnu Umar, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Siapa saja yang
memakai pakaian syuhroh maka Allah akan memberinya pakaian kehinaan pada
hari Kiamat (HR Abu Daud, dinilai hasan oleh al Mundziri dalam at Targhib).
:
:
Penulis kitab Lisan al Arab mengatakan, Pengertian syuhroh adalah menonjol
karena hal yang negatif sehingga hal tersebut menyebabkannya tenar di tengahtengah masyarakat. Makruh hukumnya memakai pakaian yang memakai
kancing karena pakaian tersebut termasuk pakaian syuhroh (di masa itu, pent).
Jika orang yang memakai pakaian tersebut memiliki maksud menyombongkan
diri atau menampakkan ketawadhuan dengan pakaian tersebut maka hukumnya
berubah menjadi haram karena perbuatan tersebut tergolong riya.
.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Barang siapa memperdengarkan
sesuatu di dunia maka Allah akan memperdengarkannya di Akherat. Barang
siapa pamer dengan sesuatu di dunia maka Allah akan memamerkannya di
Akherat (HR Muslim).
Penjelasan di atas diambil dari kitab Kasysyaf al Qana an Matn al Iqna juz 1 hal
278-279, 285-286 cetakan an Nashr al Haditsah.
Catatan:
a. Dari keterangan di atas kita dapatkan pengertian pakaian syuhroh yaitu
semua yang menyebabkan pemakainya tenar karena jadi bahan pembicaraan
banyak orang disebabkan pakaian tersebut menyelisihi adat istiadat masyarakat

(tentu selama adat tersebut tidak melanggar syariat). Sehingga pakaian yang
kurang umum di masyarakat namun tidak menyebabkan pemakainya menjadi
bahan pembicaraan banyak orang tidaklah masuk dalam kategori pakaian
syuhroh
b. Tentang adanya hukum haram dan makruh karena memakai pakaian syuhroh
didudukkan secara bagus dalam penjelasan di atas. Orang yang memakai model
pakaian yang nyleneh dan aneh-aneh tanpa niatan yang jelek semisal
menyombongkan diri hukumnya makruh. Jika pemakai memiliki niatan yang
tercela semisal menyombongkan diri hukumnya berubah menjadi haram.
c. Pakaian yang berstatus pakaian syuhroh itu bisa berubah-ubah tergantung
kondisi zaman. Sehingga pakaian yang memakai kancing baju di masa silam
dinilai pakaian syuhroh namun sekarang model pakaian semacam ini sangatlah
lazim dan familiar sehingga sekarang sudah tidak lagi dinilai sebagai pakaian
syuhroh.
FENOMENA PAKAIAN REMAJA MODERN YANG BERJILBAB TAPI TELANJANG
1.1
latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di seluruh dunia. Meskipun
88% penduduknya beragama Islam tetapi, Indonesia bukanlah negara Islam.
Muslim di Indonesia juga dikenal dengan sifatnya yang moderat dan toleran.
Besarnya jumlah pemeluk Islam di Indonesia tentunya berpengaruh pada kultur
masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan muslimah. Muslimah di
Indonesia menggunakan pakaian panjang atau pakaian muslimah dan jilbab
sebagai salah satu alternatif untuk menutup aurat. Tahun 1970-an tercatat
sebagai tahun munculnya gelombang kebangkitan pemeluk Islam di dunia
internasional yang gaungnya merambah ke segala penjuru, termasuk
keIndonesia. Selama dalam waktu tahun 80 sampai 90-an jumlah pemakai jilbab
terus bertambah, utamanya di kalangan mahasiswa dan
pelajar.
Jilbab di Indonesia menurut Suzanne April Brenner,
merupakan suatu peristiwa 100% modern bahkan terlampau modern dimana
perempuan berjilbab adalah sebagai suatu tanda globalisasi, suatu lambang
identifikasi orang Islam di Indonesia dengan umat Islam di negara-negara lain di
dunia modern ini, menolak tradisi lokal, dalam hal berpakaian dan sekaligus juga
menolak hegemoni Barat . Oleh karena itu jilbab saat ini sudah menjadi bagian
dari kultur masyarakat. Berkembangnya cara pemakaian jilbab dan pakaian
muslimah saat ini mulai mengikuti mode fashion yang berlaku di masyarakat.
Jadi Jilbab dan pakaian muslimah itu sendiri tidak lagi dikatakan sebagai pakaian
yang ketinggalan zaman, malah saat ini mengikuti trend fashionsehingga sudah
layak untuk disebut sebagai pakaian yang modern.
Sampai hari ini pandangan orang tentang busana muslimah (jilbab) terbagi
dalam dua kelompok. Kelompok pertama, yang tampaknya merupakan kelompok
mayoritas adalah kelompok perempuan Islam yang senantiasa mengikuti
perkembangan mode tanpa mempedulikan ketentuan ketentuan syariat dalam
hal menutup aurat. Mereka beranggapan bahwa busana muslimah itu kuno, out
of date, ketinggalan zaman, dan sebutan sebutan lain yang kurang
simpatik.
Kelompok kedua diisi oleh

perempuan perempuan yang mengenakan busana muslimah secara kaku tanpa


mempedulikan, bahkan menafikan, pentingnya mode busana, karena selama ini
istilah mode seperti mengandung konotasi jahili. Di antara kedua kelompok ini
berkumpul wanita - wanita Islam yang merasa terpanggil untuk berbusana
muslimah sesuai dengan tuntutan syariat, tetapi tidak menjauhkan diri dari
mode busana wanita yang tengah berkembang.
Tiga puluh tahun lalu, saat busana muslim masuk ke belantika
mode Indonesia, keberadaannya masih dipandang sebelah mata. Penggunanya
dianggap gagap mode, kuper. Desainer yang serius menggarap busana muslim
pun bisa dihitung jari. Namun kini, dengan cepat busana muslim beradaptasi.
Menyerap tren yang berlaku di medan mode kontemporer seperti
eksplorasi fashion Timur Tengah, etnik tradisional Indonesia,
dan fashion internasional. Hasilnya, wardrobe para muslimah pun semakin
variatif. Apalagi para perancang mengeksplorasi cutting dan pola, mengadaptasi
teknik baru serta bereksperimen dengan material. Hasilnya era baru busana
muslim. Segar, inovatif, muda, sekaligus kontemporer. Hal ini mendukung para
wanita yang ingin menjalankan syariat Islam namun tetap tampil
modis.
Kondisi
muslimah Indonesia yang lebih moderat dan toleran dibandingkan muslimah dari
negara lainnya, menciptakan perubahan dalam segi kultur masyarakat.
Penggunaan busana muslim bahkan menciptakan trend dalam fashionIndonesia.
Sejak selebritis Indonesia, Inneke Koesherawati, yang sebelumnya adalah
seorang ikon seks memutuskan untuk berhijab pada akhir tahun 1990-an,
penggunaan kain tudung atau jilbab merebak. Ditambah lagi setelah kemunculan
film layar lebarAyat-ayat Cinta (2008), bahkan mempengaruhi media televisi
untuk menyajikan sinetron yang bertemakan religi. Namun disayangkan,
penggunaan busana muslim seringkali tidak sejalan dengan syariat Islam seperti
pakaian yang menunjukkan lekuk tubuh.
Pakaian muslimah
selama beberapa tahun terakhir mendapat perhatian yang setara dengan
jenisfashion lainnya. Salah satu contohnya adalah melalui pagelaran Islamik
Fashion Festival (IFF), yakni pagelaran peragaan busana yang merupakan sebuah
usaha untuk memajukan industri dan penggunaan busana muslim di dunia. IFF
diselenggarakan oleh para desainer fashion dariMalaysia, Indonesia dan Dubai ini
telah melibatkan 180 desainer ternama dalam mengembangkan dunia fashion
muslim.
Saat ini, merupakan hal yang lazim apabila trend fashion muslimah
disejajarkan dengan trend fashion yang lain. Media massa pun beramai-ramai
menyajikan menu trend busana muslim sebagai fitur fashion untuk memberikan
tuntunan berbusana muslim yang modis namun sesuai syariat. Kondisi
masyarakat muslim di Indonesia juga menciptakan beberapa ceruk baru yang
bersifat komersial. Hal ini dapat diindikasikan dengan menjamurnya mediamedia yang mengkhususkan pada segmen wanita muslimah, terutama yang
berjilbab. Beberapa media bersegmen wanita pun beramai-ramai menambahkan
fitur khusus untuk wanita berjilbab, seperti yang dilakukan oleh majalah Kartini,
yang menambahkan fitur panduan fashion muslimah. Salah satu yang
menangkap peluang dari iklim fashion muslimah diIndonesia adalah CV Berlian,
berdiri di bawah naungan Jawa Pos Group, Surabaya. Saat ini CV Berlian
menerbitkan tiga macam media yang menargetkan segmen muslimahIndonesia,

yakni tabloid Modis, tabloid Nurani dan majalah


TrenModis.
Kecanggihan
dunia modern dengan teknologi informasinya,ternyata tidak diikuti kemajuan
akhlak. Dunia semakin maju, tapi disisi lain manusia kian terbelakang. Manusia
berhasil mencapai cita-citanya di dunia, tapi ia gagal memikirkan nasib dirinya di
akhirat kelak. Ironisnya, kemunduran akhlak ini melanda para generasi Islam
yang merupakan tulang punggung Islam di kemudian hari. Jilbab gaul (berjilbab
tapi telanjang) merupakan sentral pembahasan dalam makalah ini adalah
sebuah fenomena modern yang layak dicermati.
Pada prinsip dalam berpakaian sudah sangat jelas oleh Allah SWT dalam
Surat An Nur : 31dan Al Ahzaab:59. Namun barangkali prinsip ini belum sampai
pada generasi kita. Dalam rangka saling berwasiat dan amar maruf serta nahyi
mungkar, maka makalah ini kami susun, yang secara khusus ditunjukan pada
generasi muda islam dengan judul FENOMENA PAKAIAN REMAJA MODERN YANG
BERJILBAB TAPI TELANJANG
2.1 Pengertian Jilbab Dan Kerudung
Definisi jilbab yang diterangkan dalam kamus al Muhith adalah pakaian
yang luas untuk wanita yang dapat menutupi pakaian rumahnya seperti milhafah
(mantel). Tafsir Jalalain (jilid 3:1803) memberikan arti jilbab sebagai kain yang
dipakai seorang wanita untuk menutupi tubuhnya. Jauhari dalam Ash Shihah
mengatakan jilbab adalah kain penutup tubuh wanita dari atas sampai bawah.
Khaththath Usman Thaha dalam Tafsir wa Bayan menjelaskan jilbab adalah apaapa yang dapat menutupi seperti seprai atas tubuh wanita hingga mendekati
tanah. Fiqh Sunnah oleh Sayyid Sabiq Jilid 7 (Edisi Indonesia) menerangkan jilbab
adalah baju mantel. Dalam Kitab Mujam al Wasith hal 128 jilbab diartikan
sebagai pakaian yang menutupi seluruh tubuh atau pakaian luar yang dikenakan
diatas
pakaian rumah seperti mantel.
Oleh: Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albany
Kewajiban kerudung tercantum dalam Al quran suratAn Nuur ayat 31
artinya : "...Dan hendaklah mereka mengulurkan kerudungnya (khimar) atas
kerah bajunya (juyuub) mereka..."
Khimar atau kerudung adalah apa yang dapat menutupi kepala, leher dan
sebagian dada tanpa menutupi muka (Al Baghdady, 1991) Batas bawah yang
ditutup oleh kerudung adalah bagian kerah baju yang memperlihatkaan leher
dan dada (Tafsir Al Azhar juz XVIII hal 180).
2.2 Perbedaan Jilbab Dengan Keudung
Memang dalam pembicaraan sehari-hari umumnya masyarakat menganggap
jilbab sama dengan kerudung. Anggapan ini kurang tepat. Kerudung dan
jilbab itu tidak sama. Jilbab adalah busana bagian bawah (al-libas al-adna)
berupa jubah, yaitu baju longgar terusan yang dipakai di atas baju rumahan
(semisal daster). Sedang kerudung merupakan busana bagian atas (al-libas al-

ala) yaitu penutup kepala. (Rawwas Qal ah Jie, Mu jam Lughah Al-Fuqaha, hal.
124 & 151; Ibrahim Anis dkk, Al-Mu jam Al-Wasith, 2/279 & dan 529).
Kerudung dan jilbab merupakan kewajiban atas perempuan muslimah yang
ditunjukkan oleh dua ayat Al-Qur`an yang berbeda. Kewajiban jilbab dasarnya
surah Al-Ahzab ayat 59, sedang kewajiban kerudung (khimar) dasarnya adalah
surah An-Nur ayat 31.
Mengenai Jilbab, Allah SWT berfirman: Hai nabi katakanlah pada istri-istri kamu,
anak-anak perempuan dan istri-istri orang mumin : hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu dan Allah
Maha pengampun lagi Maha penyayang.(QS Al-Ahzab : 59). Dalam ayat ini
terdapat kata jalabib yang merupakan bentuk jamak dari kata jilbab. Memang
para mufassir berbeda pendapat mengenai arti jilbab ini. Imam Syaukani dalam
Fathul Qadir (6/79), misalnya, menjelaskan beberapa penafsiran tentang jilbab
(Jual Kerudung Jilbab).
Imam Syaukani sendiri berpendapat jilbab adalah baju yang lebih besar
daripada kerudung, dengan mengutip pendapat Al-Jauhari pengarang kamus
Ash-Shihaah, bahwa jilbab (Grosir Kerudung) adalah baju panjang dan longgar
(milhafah).Ada yang berpendapat jilbab adalah semacam cadar (al-qinaa?), atau
baju yang menutupi seluruh tubuh perempuan (ats-tsaub alladzi yasturu jami?a
badan al-mar`ah). Menurut Imam Qurthubi dalam Tafsir Al-Qurthubi (14/243),
dari berbagai pendapat tersebut, yang sahih adalah pendapat terakhir, yakni
jilbab adalah baju yang menutupi seluruh tubuh perempuan.
Walhasil, jilbab (Grosir Jilbab) itu bukanlah kerudung, melainkan baju
panjang dan longgar (milhafah) atau baju kurung (mula`ah) yang dipakai
menutupi seluruh tubuh di atas baju rumahan. Jilbab wajib ***lurkan sampai
bawah (bukan baju potongan), sebab hanya dengan cara inilah dapat diamalkan
firman Allah (artinya) mengulurkan jilbab-jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.
Dengan baju potongan, berarti jilbab hanya menutupi sebagian tubuh, bukan
seluruh tubuh. (Taqiyuddin An-Nabhani, An-Nizham al-Ijtima?i fil Islam, hal. 4546).
Jilbab (Grosir Kerudung Jilbab) ini merupakan busana yang wajib dipakai
dalam kehidupan umum, seperti di jalan atau pasar. Adapun dalam kehidupan
khusus, seperti dalam rumah, jilbab tidaklah wajib. Yang wajib adalah perempuan
itu menutup auratnya, yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan,
kecuali kepada suami atau para mahramnya (lihat QS An-Nur : 31).
Sedangkan kerudung (Grosir Kerudung), yang bahasa Arabnya adalah khimar,
Allah SWT berfirman (artinya),Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung ke dadanya (QS An-Nur : 31). Dalam ayat ini, terdapat kata khumur,
yang merupakan bentuk jamak (plural) dari khimaar. Arti khimaar adalah
kerudung, yaitu apa-apa yang dapat menutupi kepala (maa yughaththa bihi arra`su). (Tafsir Ath-Thabari, 19/159; Ibnu Katsir, 6/46; Ibnul ?Arabi, Ahkamul
Qur`an, 6/65 ).
Kesimpulannya, jilbab (Grosir Jilbab) bukanlah kerudung, melainkan baju jubah
bagi perempuan yang wajib dipakai dalam kehidupan publik. Karena itu,
anggapan bahwa jilbab sama dengan kerudung merupakan salah kaprah yang
seharusnya diluruskan. Wallahu a?lam.

BAB III
KAJIAN DAN DISKUSI
3.1 Faktor Penyebab Munculnya Jilbab Gaul (Berjilbab Tapi Telanjang)
Islam mengidentikkan jilbab bagi wanita sebagai pelindung. Yaitu
melindungi dari berbagai bahaya yang muncul dari pihak laki-laki. Sebagaimana
yang terdapat pada Qs Al Ahzaab :59

Hai nabi katakanlah pada istri-istri kamu, anak-anak perempuan dan istri-istri
orang mumin : hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh
mereka yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu dan Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.
Sebaliknya, barat yang notabene Yahudi dan Nasrani mengidentikan
pakaian sebagai model atau trend yang justru harus merangsang pihak laki-laki
sehingga mereka bisa menikmati keindahan tubuhnya lewat model pakaian yang
dikenakan. Wanita barat berprinsip: keindahan tubuh adalah anugrah, mengapa
harus di tutup-tutupi?.
Jika kedua pandangan ini digabungkan jelas sangat kontras dan tidak ada
kesesuaian. Maka jika ditelusuri lebih jauh, munculnya jilbab gaul akibat infiltrasi
atau perembasan budaya pakaian barat terhadap generasi muda Islam. Namun
yang menjadi tanda tanya besar, mengapa hal ini bisa terjadi?. Hal ini bisa
disebabkan beberapa faktor:
1.
Maraknya tayangan televisi dan bacaan yang terlalu berakibat pada model
barat. Faktor ini adalah yang paling modern.
2.
Minimnya pengetahuan anak pada nilai-nilai Islam sebagai akibat dikuranginya
jam pendidikan agama disekolah-sekolah umum. Faktor ini merupakan realitas
yang menyakitkan. Betapa di Negara mayoritas Islam yang seharusnya syariat
Islam dijungjung tinggi, tapi kenyataanya dipinggirkan. Akibatnya, generasi
muda Islam semakin jauh dari Islam dan kehilangan arah dalam menentukan
sikap termasuk cara berpakaian. Tujuan utama dikurangi jam pelajaran agama
agar anak lebih menguasai bidang iptek untuk mengejar ketinggalan dunia
barat. Namun pada kenyataanya, justru lebih hancur karena mental anak
didiknya kosong dari nilai-nilai agama.
3.
kegagalan fungsi keluarga. Munculnya fenomena jilbab gaul secara tidak
langsung menggambarkan kegagalan fungsi keluarga sebagai kontrol terhadap
gerak langkah ahak-anak muda. Para orang tua telah gagal memberikan
pendidikan agama yang benar. Parahnya, orang tua cenderung terbawa arus
modern, terbukti jilbab gaul (berjilbab tapi telanjang) telah merambah pula pada
orang tua dengan dalih yang sama dengan para remaja: ikut model! saat ini,
sunnah kaum muslimin telah bergeser fungsi dari lembaga pendidikkan informal,
tempat mendidik putra-putrinya menjadi anak soleh, menjadi bioskop, restoran
atau hotel. Rumah tak ubahnya seperti bioskop, sekedar tempat nonton, orang
tua dan anak-anak sama-sama kerajingan siaran televisi, rumah juga tak
ubahnya sebagai hotel, hanya sekedar tempat tidur dan tak ubahnya restoran
hanya sekedar tempat makan, sementara ruh dari rumah itu sendiri yaitu

pendidikan akhlak dan aqidah sudah sangat jarang diberikan di rumah.


Akibatnya ketika anak keluar rumah, tak ubahnya seperti kuda yang kehilangan
kendali.
4.
Peran para perancang yang tidak memahami dengan benar prinsip pakaian
Islam. Sebagaimana kita maklumi, gairah generasi muda Islam dalam menekuni
Islam setelah runtuhnya orde baru cukup segnifikan. Untuk
merespon kecenderungan ini, banyak para perncang yang sesungguhnya tidak
mengerti aturan pakaian Islam, mencoba merancang pakaian Islam dengan
polesan model yang lagi trend. Kemudian diadakan fashion show, ditayangkan di
televisi dan dimuat di tabloid-tabloid dan berbagai surat kabar.
Parahnya, model itu banyak keluar dari rel Islam. Sementara remaja Islam yang
minim pengetahuannya tentang pakaian Islam, menganggap bahwa jilbab dari
para pereancang itu mutlak benar. Akibatnya jilbab mengalami distorsi dan
sudah keluar jauh dengan trend jilbab gaul.
5
Munculnya para mualaf di kalangan artis atau artis yang baru menggunakan
kerudung. Artis di era modern tak ubahya seorang nabi yang segala tingkahnya
dan ucapannya teladan bagi fansnya. Ketika sang artis itu masuk Islam
(mualaf) dengan menggunakan kerudung apa adanya, banyak fansnya atau
penggemarnya yang ikut ikutan meniru gaya artis tersebut atau di era refornasi
ini banyak artis yang menggunakan jilbab, namun tetap berpakaian ketat.
Banyak para penggemarnya yang ikut-ikutan meniru gaya berjilbab. Mereka
yang berpakaian ala artis dianggapnya remaja gaul.
2. 2

Sanksi Bagi Wanita Yang Berpakaian Tapi Telanjang


Perintah memakai jilbab bagi wanita muslimah pada dasarnya bukan
sekedar perintah yang fungsinya melindungi kehormatan wanita, tapi juga
merupakan ibadah bagi muslimah itu sendiri. Jadi dengan berjilbab berarti
seorang muslimah telah meraup pahala yang besar disisi Allah SWT.
Sebaliknya bagi yang melanggar, kehormatanya tercoreng, juga dosa
besar yang akan ditimpakaan Allah SWT pada mereka baik di dunia maupun di
akhirat nanti. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist riwayat Imam Muslim:

( )
Ada dua golongan dara ahli neraka yang disiksanya belum saya lihat
sebelumnya, (1) kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang
digunakan memukul orang (ia adalah penguasa yang dzolim) (2) wanita yang
berpakaian tapi telanjang, yang selalu maksiat dan menarik orang lain untuk
berbuat maksiat, rambutnya sebesar punduk unta dan mereka tidak akan masuk
surga, bahkan tidak akan mencium wanginya, padahal bau surga itu tercium
sejauh perjalanan yang amat panjang. (HR Muslim)
2.3 Kriteria Jilbab Menurut Al Quran Dan As Sunnah
Kriteria jilbab bukanlah berdasarkan kepantasan atau mode yang lagi
trend, melainkan menurut Al Quran dan Sunnah. Jika kedua sumber Islam telah

memutuskan suatu hukum, maka seorang muslim atau muslimah terlarang


membantahnya. Firman Allah SWT:

( )
Tidak pantas bagi seorang muslim atau muslimah jika Allah dan Rasulnya telah
memutuskan suatu hukum, mereka memilih hukum yang lain tentang suatu
urusan. Barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasulnya, maka ia telah sesat
dengan kesesatang yang nyata.
Para perancang model bisa saja bilang hasil rancanganya itu adalah
jilbab, tetapi jika hal itu tidak memenuhi syarat sebagaimana yang diperintahkan
Allah SWT. Maka itu bukan jilbab melainkan pakaian yang dikatagorikan telanjang
Syeh Muhamad Nasrudin Al Arbani dalam bukunya Jilbab Al Marah AlMuslimah Fil Kitabi was Sunnati ( Jilbab Wanita Muslimah) mengharuskan jilbab
itu memenuhi delapan syarat, yaitu:
1.

Menutupi seluruh badan selain yang dikecualikan.


Sebagaimana dalam Firman Allah SWT:

Hai nabi katakanlah pada istri-istri kamu, anak-anak perempuan dan istri-istri
orang mumin : hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh
mereka yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu. Dan alloh Maha pengampun lagi Maha penyayang.
Ayat diatas dengan jelas menyatakan bahwa jilbab itu harus menutupi
seluruh anggota badan kecuali yang nampak yaitu muka dan telapak tangan.
2.

Bukan Berfungsi Sebagai Perhiasan.


Syarat ini di dasarkan Firman Allah SWT:
........................
. . . . dan janganlah kaum wanita itu menampakan perhiasan mereka
(QS An Nur : 31).
Secara umum kandungan ayat ini juga mencangkup pakaian biasa jika
dihiasi dengan sesuau yang menyebabkan kaum laki-laki melirikan pandangan
kepada mereka. Hal ini dikuatkan oleh Firman Allah SWT:

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhiasa dan
bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang pertama .(QS Al Ahzab :33)

Pakaian sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Ahzab ayat 33 sebagai


pelindung wanita dari godaan laki-laki. Hal ini berarti pakaian muslimah (jilbab)
tidak boleh berlebih-lebihan atau mengikuti trend tertenu karena memang jilbab
bukan perhiasan.
3.

Kain Harus Tebal


Sebagai pelindung wanita, secara otomatis jilbab harus tebal atau tidak
transparan atau membayang (tipis) karena dengan demikian akan semakin
memancing fitnah (godaan) bagi laki-laki.
Adapun penomena jilbab gaul yang kini sedang trend dikalangan anakanak muda dengan pakaian yang tipis dan serba ketat, hal ini jelas merupakan
pelanggaran berat terhadap syarat jilbab yang diharuskan.

4.

Harus Longgar, Tidak Ketat, sehingga Tidak Menggambarkan Sesuatu Di


Tubuhnya.
Diantara maksud diwajibkanya jilbab adalah agar tidak timbul fitnah
(godaan) dari pihak laki-laki. Dan itu tidak akan mungkin terwujud jika pakaian
yang digunakan tidak membentuk lekuk-lekuk tubuhnya.

5.

Tidak Diberi Parpum


Syarat ini berdasarkan larangan terhadap kaum wanita untuk memakai
wewangian bila mereka keluar rumah.
Rasulullah SAW bersabda:

Siapapun wanita yang memakai wewangian lalu ia melewati kaum laki-laki agar
ia menghirup wanginya, maka ia sudah berzina.

6.

Tidak Menyerupai laki-laki


Syarat ke enam ini didasarkan pada hadist Rasulullah SAW
( )
Rasulullah melaknat pria yang menyerupai pakaian wanita dan wanita
menyerupai laki-laki. (HR. Abu Dauud)

7.

Tidak Menyerupai Pakaian Wanita Kafir


Syarat ini didasarkan pada haramnya kaum muslimin termasuk
wanita menyerupai orang-orang kapir baik dalam berpakaian yang khas pakaian
mereka, ibadah, makanan, perhiasan, adat istiadat, maupun dalam berkata atau
memuji seseorang yang berlebihan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum itu (HR.
Ahmad)
8.

Bukan libas syuhrah (pakaian popularitas)


berdasarkan hadist Ibnu Umar yang berkata: Rasulullah SAW, bersabda:
( )

Barang siapa yang menggunakan pakaian syuhrah (untuk memcari popularitas)


di dunia, niscaya Allah mengenakan kehinaan di kiamat, kemudian
membakarnya dengan api neraka (HR. Abu Daud)
Libas syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan meraih
popularitas (gengsi) ditengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal
yang dipakai seseorang untuk berbangga dengan gaun dan perhiasannya,
maupun pakaian yang bernilai rendah yang dipakai seseorang untuk
menampakan kedzuhudan dan dengan tujuan riya.
3. 1 Kesimpulan
1)

faktor penyebab munculnya jilbab gaul (berjilbab tapi telanjang) : pertama,


maraknya tayangan televisi, atau bacaan yang terlalu berkiblat mode kebarat.
Kedua, minimnya pengetahuan anak terhadap nilai-nilai Islam. Ketiga, kegagalan
fungsi keluarga. Keempat. Para perancang tidak memahami dengan benar
prinsip pakaian Islam. Kelima, munculnya kalangan mualaf dikalangan artis.
2)
Dunia Islam, khususnya di Indonesia tengah dilanda degradasi moral yang
terjadi secara berkesinambungan. Generasi muda di cekoki tontonan instan
(seks, kekerasan dan horror) akibatnya mereka kian permisip dan emosional.
Berbagai kekerasan dan berbagai seks bebas pun melanda Indonesia jilbab gaul
dalam hal ini sebagai imbas dari semua itu.
3)
Pakaian muslimah hendaklah menuutupi seluruh anggota badannya kecuali
wajah dan telapak tangan.
Jadi Jilbab gaul (berjilbab tapi telanjang) merupakan sebuah fenomena
modern yang layak dicermati. Jilbab gaul merupakan wujud kesuksesan Yahudi
dan Nasrani dalam menghancurkan akhlak generasi Islam dan menjauhkan
mereka dari kaidah hukum Islam sebenarnya.
Firman Allah SWT
( )


Yahudi dan Nasrani selamanya tidak akan ridho sebelum kalian mengikuti
ajaran agam mereka( QS. Al Baqarah:120)
A.
Latar belakang masalah
Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang.
Selama kemajuan itu, berkembang juga Globalisasi. Globalisasi berdampak juga
pada banyak hal salah satunya adalah Dunia Fashion. Fashion adalah istilah
umum untuk gaya populer atau praktik, khususnya di pakaian, sepatu, atau
aksesori. Mode referensi untuk sesuatu yang tren saat ini dalam tampilan dan

berdandan seseorang. Gaya yang berlaku dalam perilaku juga. Istilah yang lebih
teknis, kostum, telah menjadi begitu terkait di mata publik dengan "mode" istilah
yang lebih umum "kostum".
Dengan adanya perkembangan Fashion tersebut, setiap manusia
terutama kaum hawa telah berusaha untuk tidak ketinggalan. Mulai dari anakanak sampai dewasa sangat memperhatikan perkembangan Fashion tersebut
dan sekarang perkembangan dunia fashion yang disebut mode ini telah
mengalami jaman revolusi yang pesat di Indonesia. Dengan adanya
perkembangan tersebut telah membuat banyak orang mendirikan departement
store. Gaya-gaya dan style Fashionpun menjadi syarat-syarat penting untuk para
wanita yang juga sebagian besar adalah pelajar. Perubahan-perubahan yang
terjadi ini menghasilkan dampak, baik positif maupun negatif.

Salah satu dampak positif dari Fashion adalah kita dapat selalu terlihat
manis dengan pakaian dan aksesoris yang pas kita kenakan. Tetapi dampak
negatif perkembangan fashion ini adalah kita melupakan pakaian tradisional kita
seperti kebaya dan memilih menjadi pengikut fashion barat. Para pengamat
fashion telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar dari
perkembangan Fashion ini di Indonesia.
Dampak negatif ini adalah para kaum wanita di Indonesia mulai
melupakan pakaian tradisonal dan produksi pakaian dari dalam negeri juga
menyebabkan perubahan budaya timur menjadi seperti budaya barat. Namun,
masalah dunia fashion masih diperdebatkan oleh beberapa pihak yang
menganggap Dunia Fashion adalah hal yang sangat penting bagi para wanita
yang umumnya masih remaja ini. Untuk itu, karya tulis yang dibuat ini akan
memperlihatkan dan menjelaskan mengenai perkembangan dunia fashion ini
dengan berdasarkan dari berbagai sumber yang terpercaya dan kompeten.

A.

Pengertian Trend Mode


Trend berasal dari bahasa inggris yang berarti mengikuti model mutakhir.
Sedangkan mode atau fashion secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, mode merupakan bentuk nomina yang bermakna ragam cara atau
bentuk terbaru pada suatu waktu tertentu.
mode pada kalangan remaja pada saat ini diartikan sebagai cara atau
gaya berpakaian pada remaja yang selalu mengikuti perkembangan zaman, yang
dari zaman ke zaman selalu ada pembaharuan baik dari segi bentuk, warna,
variasi yang disebabkan karena kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
tekhnologi).
Kemajuan tekhnologi informasi, komunikasi dan transportasi, serta makin
menonjolnya ekonomi dan perdagangan yang telah mendorong terwujudnya
globalisasi, memberi peluang terjadinya infiltrasi budaya barat sebagai ukuran
tata nilai dunia dalam segala aspek bidang kehidupan.
Gaya berpakaian warga kota-kota besar di negara-negara berkembang
tidak dapat dibedakan dengan gaya berpakaian warga kota di Amerika Serikat

dan Eropa. Celana jeans dan potongan rambut, misalnya telah menunjukkan
betapa globalisasi telah mempengaruhi warga dunia utamanya kaum remaja.
B.

Istilah-istilah trend mode


1. Fashion
Fashion adalah istilah umum untuk gaya populer atau praktek, khususnya
di pakaian, sepatu, atau aksesori. Mode referensi untuk sesuatu yang tren saat
ini dalam tampilan dan berdandan seseorang. Gaya yang berlaku dalam perilaku
juga. Istilah yang lebih teknis, kostum, telah menjadi begitu terkait di mata
publik dengan "mode" istilah yang istilah yang lebih umum "kostum".
2. Departement Store
Departement Store adalah tempat semacam toko yang menjual barangbarang khusus untuk Fashion yang dirancang oleh designer ternama. Umumnya
Departement Store yang besar adalah Departement Store yang menggunakan
nama atau Label luar. Salah satu contoh Departement Store adalah N.y.L.a , The
Body Soul, Zara, Sogo, S. Olliver, Calvin Clein, Banana Republik, dan lain-lain.
3. Kerangka pemikiran
a.
Beberapa informasi yang telah saya dapatkan dari beberapa pihak maupun
media di seluruh dunia. Informasi akan dijelaskan di bawah ini: ada tahun 1995,
beberapa pengamat Fashion menjelaskan bahwa Fashion berawal dari Benua
Eropa yang dimulai dari pakaian para Ratu dan Putri di Inggris yang anggun dan
menawan sehingga para warganya juga ingin mengenakannya dan menganggap
itu adalah tren Fashion
b.
Pada tahun 1995, seorang pengamat Fashion menjelaskan bahwa pada abad
ke 8 di Moor Spanyol seorang musisi
terkenal Ziryabmemperkenalkan canggih pakaian-gaya berdasarkan timing
musiman dan harian dari aslinya Baghdad dan inspirasi sendiri
untuk Crdoba diAl-Andalus
c.
Ditemukan bukti bahwa similar perubahan mode terjadi di Timur Tengah dari
abad ke-11, setelah kedatangan Turki, yang memperkenalkan gaya pakaian
dari Asia Tengah dan Timur Jauh .
d.
Pada abad ke-14 , yang termasuk sejarawan James Laver dan Fernand
Braudel tanggal awal Barat dalam mode pakaian.
e.
Pada tahun 1780-an dengan penerbitan peningkatan ukiran Perancis yang
menunjukkan gaya terbaru Paris, meskipun telah ada pembagian boneka dari
Perancis berpakaian sebagai pola sejak abad 16, danAbraham Bosse telah
menghasilkan ukiran mode dari 1620. Pada 1800, semua orang Eropa Barat yang
berpakaian sama (atau pikir mereka) variasi lokal pertama menjadi tanda
budaya provinsi, dan kemudian lencana dari petani konservatif.
f.
Pada tahun 1858 diambil sebagai tanggal sejarah desain fashion, ketika
Inggris lahir Charles Frederick Worth membuka haute couture di Paris. Sejak saat
itu desainer profesional telah menjadi tokoh semakin lebih dominan, meskipun
asal-usul mode banyak street fashion.
g.
Untuk wanita flapper gaya tahun 1920-an ditandai perubahan yang paling
utama dalam gaya yang selama beberapa abad, dengan pemendekan drastis
dari panjang rok, dan jauh lebih longgar pas pakaian.

h.

i.

Saat ini diketahui 4 ibukota Fashion atau yang biasa disebut Jantung Fashion
adalah New York City, Milan, Paris , dan London . Minggu Mode diadakan di kotakota, di mana desainer memamerkan koleksi pakaian baru mereka untuk
penonton, dan yang semuanya markas ke perusahaan mode terbesar dan
terkenal dengan pengaruh besar mereka pada mode global.
Perkembangan Fashion di Indonesia diawali pada saat Indonesia masih
dijajah oleh Belanda dan Inggris. Mode pakaian para putri Inggris dan Noni
Belanda menjadi awal tren pakaian. Kemudian dilanjut dengan berkembangnya
Globalisasi di Indonesia yang membuat kita dapat mengetahui perkembangan
Fashion Negara Lain melalui akses Internet dan majalah.
A.

Penyebab perkembangan mode pada remaja


Perkembangan Dunia Fashion di Indonesia terjadi dengan sangat pesat
karena adanya globalisasi dan media masa yang menunjang. Hal ini ditanggapi
dengan positif oleh sebagian besar kaum hawa di Indonesia karena mereka
beranggapan bahwa Fashion atau Style adalah segalanya. Keadaan seperti ini
sangat menjadi peluang yang besar bagi para pebisnis Fashion dari luar yang
kemudian membentuk Departement Store dengan koleksi yang sangat menarik
dan terlihat indah.
Tidak hanya itu saja pengaruh dari perkembangan Dunia Fashion di
Indonesia, salah satu pengaruh yang lain adalah para wanita lebih memilih
budaya Fashion barat yang dianggap bertentangan dengan budaya Fashion
timur. Dan yang lebih parah adalah terancamnya usaha dalam negeri yang
bergerak dibidang Fashion pula karena barang-barang dari mereka kurang
diminati. Tetapi mereka juga tetap berusaha dengan membuat model pakaian
yang hampir serupa dengan Fashion barat. Dan hasilnya, barang-barang dari
mereka mulai diminati walaupun baru sedikit peminatnya.
Ada beberapa faktor penyebab remaja mengikuti gaya hidup masa kini.
Berikut beberapa faktor tersebut :
1.
Adanya globalisasi
2.
Pengaruh dari budaya asing
3.
Perkembangan teknologi yang pesat
5.
Pergaulan
6.
Kualitas pendidikan yang rendah
7.
Kurangnya iman dan taqwa
B.
Dampak trend mode pada remaja
Akibat yang mundul/dampak akibat gaya hidup masa kini antara lain
sebagai berikut.
1.
Demoralisasi
2.
Pergaulan bebas
3.
Hilangnya norma kesopanan
4.
Menurunnya image pelajar di mata public
5.
Menurunnya daya berpikir siswa yang kreatif dan inovatif
a. dampak negatif
a) Bahaya Terhadap Wanita (Si Pemakai)
Wanita akan di perbudak oleh mode pakaiannya yang terbuka. Ia akan di
perjualbelikan dan di jadikan komoditas murahan yang tidak perlu diiklankan

lagi. Sebab wanita itu sendiri sudah merupakan iklan yang cukup memikat. Jika
wanita itu barang, maka ia tak bedanya dengan makanan kucing atau onderdil
mobil.
Wanita akan terlena dan terus menerus memamerkan perhiasannya serta
membuka auratnya. Dan akhirnya (terjadilah perbuatan-perbuatan maksiat).

Wanita akan berpaling dari kewajiban-kewajiban keluarga dan tugas-tugas


fitrahnya demi menyebarkan fitnah-fitnahnya. Hal ini tentu sangat berbahaya
bagi keluarga dan anak-anaknya.
Wanita akan terkena berbagai penyakit karena tubuhnya sering tidak di tutup
rapat (bahkan mungkin telanjang) atau karena dampak negatif dari teknologi
yang di terapkan pada alat-alat kosmetika.
Hilangnya rasa malu pada wanita, padahal malu itu ciri khas kewanitaaan dan
faktor esensial yang bisa menyebabkan laki-laki jatuh cinta kepadanya.
Setiap saat ia akan melakukan maksiat kepada Allah Swt.
b)
Bahaya Bagi Laki-Laki
Laki-laki akan melalaikan tugas dan kewajibannya karena terganggu oleh
penampilan-penampilan tidak senonoh dari para wanita yang ia lihat dijalanjalan, kendaraan-kendaraan, pasar-pasar, dan sebagainya.
Munculnya keinginan untuk melakukan tindak kriminal yang di rencanakan.
Sebab, secara tidak langsung ia telah mendapat undangan tidak resmi dari
wanita-wanita yang memamerkan tubuhnya.
Luasnya kesempatan untuk mengarahkan pandangan kepada wanita.
Hilangnya nama baik laki-laki jika yang memamerkan perhiasan atau tubuhnya itu
ternyata isterinya atau anggota keluarganya. Ia akan mendapat celaan dan
hinaan dari masyarakat. Lebih parah lagi jika ia keluar bersama-sama dengan
wanita itu. Dengan keluar bersama, berarti ia merestui perbuatan tersebut.
Bertambahnya kemurkaan Allah SWT jka ia mengarahkan pandangannya kepada
fitnah-fitnah wanita tersebut.
c)
Bahaya Bagi Masyaarakat
memunculkan gejolak seksual pada orang yang melihat pemandanganpemandangan tersebut. Dengan demikian, dapat melemahkan akal dan pikiran.
Mengakibatkan sikap dingin seksual (impoten), karena seringnya melihat
pemandangan-pemandangan seperti itu. Setiap laki-laki sudah cukup puas jika
telah menyaksikan penampilan-penampilan wanita sensual. Penyakit ini jelas
sangat berbahaya, sebab dapat menjangkit ke dalam kehidupan rumah
tangganya. Maka bagi orang yang sudah terjangkit penyakit ini, harus segera
pergi ke dokter utuk konsultasi dan pengobatan.
Menimbulkan perbuatan zina di masyarakat. Pamer pakaian atau tubuh
bagi wanita bisa menjadi penyebab utama timbulnya masalah ini. Akibatnya,
keluarga dan masyarakat akan rusak dan tak bisa di tolak lagi bencana pun
akan menimpa mereka. Berbagai penyakit kotor karena seks akan meluas,
sebagaimana telah terjadi di negara-negara yang wanitanya bergaya hidup
bebas.
Menimbulkan perpecahan diantara keluarga. Keharmonisan hidup berumah
tangga antara suami-isteri tidak ada lagi, karena suami bersikap dingin kepada
isteri. Boleh jadi, sang suami akan berpaling dari isterinya karena sudah terlanjur
asyik menikmati pemandangan-pemandangan bugil tadi. Jika hal ini terjadi,

maka problema keluarga pun akan muncul, mungkin sampai terjadi perceraian
yang dampaknya sudah tentu sangat buruk bagi anak-anak. Sebab itu, masalah
ini seharusnya menjadi perhatian kita.
Laki-laki akan malas menikah hal ini karena berbagai sebab antara
lain, sipelamar atau laki-laki akan meragukan kredibilitas istri apakah ia
termasuk orang yang sering memamerkan auratnya atau bukan apakah ia
wanita yang tidak memiliki sifat-sifat mulia, Tidak puas dengan satu istri karena
itu ia lebih suka memasang perangkap dan memburu wanita yang selalu hadir
didepan matanya dengan berbagai cara, Tidak menyukai kecantikan calon
istrinya. Sebabnya ia telah tergiur oleh kecantikan-kecantikan jalanan yang
memamerkan perhiasan atau tubuhnya, Pemborosan Ekonomi karena harta
hanya dibelanjakan untuk pakaian dan perhiasan. Baik yang impor maupun yang
produk dalam negeri. Harta yang digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat
termasuk misalnya untuk pengeluaran belanja.
Memancing timbulnya kejahatan. Artinya wanita yang suka memamerkan
perhiasan atau pakaian pada dasarnya telah mengundang bahaya lihat saja,
betapa banyak kasus kejahatan seperti pencurian, penodongan, pemerkosaan,
atau bahkan pembunuhan yang disebabkan karena kelalaian kaum wanita hal ini
tentu saja dapat menganggu stabilitas keamanan.
c. dampak positif
Jika kita ambil sisi positif dari perkembangan fashion styles sekarang ini,
gaya-gaya terbaru akan membuat kamu menjadi lebih kreatif dan unik untuk
menciptakan seorang pribadi yang unik dan berbeda dari yang lainnya, yang
tentu saja sesuai dengan keprbadian kamu sendiri. Ini adalah masalah
kepahaman setiap orang, bagaimana mode dapat mempengaruhi seseorang
dalam cara yang positif. Berikut dampak positifnya,
1. Selalu terlihat menarik
2. Membangkitkan remaja ke era yang lebih modern
3. Membantu remaja dalam
4. Membuat remaja tampak percaya diri
d.
Tren mode pada remaja sekolah
1. Model rok gantung
Anak sekolah zaman sekarang cenderung menggunakan rok yang
tingginya dari mata kaki, hal ini disebabkan karena kenyamanan dari
pengguna dan itu yang sedang trendy di kalangan anak sekolah, seperti yang
terlihat pada gambar di bawah ini.
2.
Menggunakan pakaian terlalu ketat
Kebanyakan anak remaja sekolah menggunakan pakaian terlalu
menonjolkan bagian badan dengan memakai pakaian sekolah ketat yang justru
menyulitkan mereka untuk bergerak.
3.
Berhijab dengan salah
Cara berhijab anak sekolah juga mengikuti perkembangan trend mode,
namun justru semakin menjatuhkan nilai dan norma agama serta sikap pada
dirinya.
4.
Penggunaan celana yang di desaign celana jeans pada remaja lelaki

penggunaan celana ini sering juga disebut celana botol pada remaja
sekolahan, pada pengguna ini menimbulkan ketidak nyamanan serta tidak babas
bergerak atau beraktivitas di sekolah.
5.
Mengeluarkan baju
Entah apa yang membuat para remaja sekolah gemar mengeluarkan
bajunya, padahal itu sama sekali tidak terlihat rapi bahkan itu dapat membuat
remaja tidak terlihat menarik sama sekali.
C.

1.

2.

3.
4.

1.
2.
3.
4.

Cara mengatasi trend mode pada remaja


Budaya barat atau budaya asing saat ini berkembang pesat di
Indonesia,baik yang bersifat positif dan negatif sangat mudah diterima
masyarakat, khususnya generasi muda atau remaja. Para orang tua sangat
khawatir atas perkembangan pergaulan remaja saat ini.
Oleh karena itu, sebagai generasi muda yang baik kita hendaknya tidak
mengikuti budaya barat yang berdampak negatif. Remaja yang tidak mengikuti
perkembangan yang terjadi akan dianggap tidak modern, tetapi remaja sekalian
jangan takut karena tidak semua perkembangan yang ada berdampak baik.
Untuk selanjutnya penulis akan memberikan solusi atau cara mengatasi
pengaruh budaya barat atau budaya asing yang bersifat negatif, diantaranya
sebagai berikut :
Remaja seharusnya dapat memilah dan menyaring perkembangan budaya saat
ini, jangan menganggap semua pengaruh yang berkembang saat ini semuanya
baik, karena belum pasti budaya barat tersebut diterima dan dianggap baik oleh
budaya timur kita.
Para orang tua sebaiknya lebih mendekatkan diri kepada anaknya,dan
berusaha menjadi teman untu anaknya sehingga dapat memberikan saran
kepada anak dan anak pasti akan merasa lebih dekat kepada orang tuanya dan
kan mengingat saran dari orang tuanya tersebut.
Pemeritah lebih tegas terhadap peraturan, khususnya penyimpangan perilaku
akibat pengaruh budaya asing.
Masyarakat hendaknya membantu pemerintah, dalam menaggulangi
perkembangan
budaya barat atau budaya asing yang bersifat negatif.
Manusia akan melewati fase-fase dalam hidupnya satu persatu.
Setiap fase tersebut memiliki karakteristik, kekhususan, dan keistimewaan
masing-masing. Sedangkan, pemuda memiliki beberapa karakteristik antara lain
potensi fisik, potensi seksual dan potensi emosional, sisi intelektual dan sisi
mental serta kejiwaan.
Oleh karena itu Islam berupaya semaksimal mungkin untuk mengarahkan
pemuda agar beribadah kepada Allah karena hal tersebut merupakan tujuan
pokok dan mendasar dari penciptaan manusia. Allah swt. berfirman dan
tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kepada Ku .
maka Islam memberikan solusi yang bisa dilakukan para pendidik untuk
memelihara para remajanya agar tidak menjadi korban mode antara lain :
Setiap pendidik muslim harus memiliki sikap dan kepribadian yang Islami
Penyatuan antara pendidikan Islam dan kurikulum.
Sungguh-sungguh dalam mengajar dan bermuamalah
Memberikan motifasi dengan anjuran-anjuran yang Islami

Cara berpakaian sesuai aturan islam antara lain :


1.
Menutup seluruh badan selain yang dikecualikan.
2.
Bukan berfungsi sebagai perhiasan.
3.
Kainnya harus tebal, tidak tipis.
4.
Harus longgar, tidak ketat, sehingga tidak menggambarkan sesuatu dari
tubuhnya.
5.
Tidak diberi wewangian atau parfum.
6.
Tidak menyerupai laki-laki.
7.
Tidak menyerupai pakaian wanita kafir.
8.
Bukan libas syuhrah (pakaian popularitas).
Perkembangan Trend Fashion Indonesia
Berbicara mengenai Perkembangan Trend Fashion di Indonesia, tidak terlepas
dari nama-nama desainer atau perancang busana dan peristiwa yang terjadi
pada masa perkembangan dunia fashion Indonesia.
Secara historis, sejak 700-1000 SM, tekstil dan kain telah didokumentasikan
sebagai salah satu produk penting yang dipertukarkan atau diperdagangkan
antara bangsa-bangsa dan kerajaan di Asia Tenggara. Sebagai contoh, Kerajaan
Sriwijaya (Palembang) memperdagangkan sumber daya alamnya untuk untuk
ditukar dengan sutra dan gerabah dari Cina, dan dengan India, mereka
menukarkannya untuk kapas.
Definisi Tren Fashion
Definisi Fashion adalah setiap mode pakaian atau perhiasan yang populer selama
waktu tertentu atau pada tempat tertentu. Istilah fashion sering digunakan
dalam arti positif, sebagai sinonim untuk glamour, keindahan dan gaya atau
style yang terus mengalamai perubahan dari satu periode ke periode berikutnya,
dari generasi ke generasi. Juga berfungsi sebagai refleksi dari status sosial dan
ekonomi, fungsi yang menjelaskan popularitas banyak gaya sepanjang sejarah
kostum. Fashion atau mode semakin menjadi industri yang menguntungkan di
dunia internasional sebagai akibat dari munculnya rumah-rumah mode terkenal
di dunia dan majalah fashion.
Trend dan musim fashion sebagian besar didorong oleh perancang busana yang
membuat dan menghasilkan artikel pakaian. Dalam hal ini istilah Bisnis Fashion
akan digunakan dalam arti bisnis yang berhubungan dengan pakaian modis atau
pakaian sebagai industri kreatif yang diciptakan dan diproduksi oleh perancang
busana. Tidak ada yang menyangkal bahwa karya perancang busana memiliki
kontribusi besar untuk industri garmen, karena saat ini para pengusaha garmen
akan perlu menggunakan keahlian para desainer untuk selalu up to date agar
tidak ketinggalan dengan tren fashion dunia.
Titik Awal Perkembangan Fashion Indonesia

Perkembangan Trend Fashion di Indonesia sangat dipengaruhi oleh budaya Eropa


dan Asia terutama Busana Korea belakangan ini. Fashion di Indonesia telah
berkembang dengan baik dalam sejarah. Sejak munculnya Non Kawilarang dan
Peter Sie , pada tahun 1960, dunia mode Indonesia telah menunjukkan potensi
dan bakat yang luar biasa. Dalam perkembangan awalnya Fashion Indonesia
cenderung meniru gaya barat baik dalam bahan yang digunakan maupun desain.
Secara usia, orang tua di Indonesia umumnya lebih nyaman dengan kostum
tradisional seperti kebaya, terutama untuk menghadiri acara khusus, berbeda
dengan usia muda yang lebih sering tampil dengan mode gaya barat atau gaya
busana korea. Sejak saat itu busana tradisional secara harmonis berkembang
sama baiknya dengan desain gaya barat hingga saat ini.
Tahun 1970 merupakan awal kemunculan dari Iwan Tirta, Harry Dharsono,
Prajudi, Poppy Dharsono dan Ramli yang telah memberikan signal dalam Dunia
Fashion Indonesia kepada dunia internasional melalui penciptaan mereka dan
parade fashion di dalam maupun di luar negeri. Dalam dekade tersebut, dunia
fashion Indonesia mencatat kemajuan yang cukup besar. Upaya dan kerja keras
dari para desainer muda didukung oleh terbitnya majalah wanita Femina,
majalah wanita baru yang dimulai penerbitan pada tahun 1972, yang banyak
memberikan perhatian serius terhadap dunia mode dengan menghadirkan berita
trend fashion dunia, sehingga memberikan spektrum yang lebih luas untuk
fashion nasional di era ini.
Pia Alisjahbana merupakan wanita yang berpengaruh dalam mengelola majalah
tersebut dan memprakarsai Lomba Fashion Desainer pertama Tahunan pada
tahun 1979. Acara ini menjadi peristiwa penting yang berhasil mencetak banyak
desainer muda berbakat seperti Samuel Wattimena, Chossy Latu, Carmanita,
Edward Hutabarat, dan Stephanus Hamy, menambah daftar desainer yang ada
seperti Arthur Harland, Susan Budiarjo, Thomas Sigar, Dandy Burhan, Adrianto
Halim, Corrie Kastubi, Ghea Panggabean, Biyan, Raizal Rais dan Itang Yunaz.
Nama mereka telah menjadikan titik sejarah untuk pengembangan industri
fashion Indonesia. Pada masa itu, peluang besar bagi perancang busana untuk
mengembangkan design-nya disupport oleh Pemerintah Indonesia. Departemen
Perdagangan misalnya, mereka terlibat dalam pameran internasional, pameran
perdagangan, serta misi budaya, terutama di negara mode terkemuka seperti
Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan Australia.
Busana Indonesia Modern
Pada tahun 1990-an ketika isu-isu globalisasi dan perkembangan teknologi media
modern seperti internet, mempermudah para desainer untuk mengakses berita
mengenai perkembangan dunia fashion dan trend telah banyak membantu para
desainer dalam menciptakan variasi fashion terutama dalam mengadopsi gaya
barat yang glamor. Misalnya Sebastian Gunawan, yang memperkenalkan gaun
pesta dengan manik-manik dan kristal cantik, menjadi terkenal dan membawa
inspirasi positif untuk desainer lain seperti Biyan, Arantxa Adi, Adjie Notonegoro

dan Eddy Betty. Sampai sekarang, manik-manik dan kristal sebagai aksesoris
fashion masih digemari di Indonesia.
Pada tahun 2000-an nama-nama baru lebih memperkaya daftar panjang
desainer berbakat Indonesia yang memiliki karakteristik tersendiri dan gaya
independen seperti Adrian Gan, Obin, Kiata Kwanda, Sally Koeswanto, Tri
Handoko dan Irsan. Sementara yang lain membuat desain gaya barat, Edward
Hutabarat dan Anne Avantie mendedikasikan kreasi mereka dengan mendesign
kostum tradisional Blus Kebaya dengan sentuhan modern. Sehingga membuat
busana tradisional Indonesia terlahir kembali dan dicintai oleh kalangan muda
sehingga mereka lebih menghargai seni tradisional.
Demikian Rangkuman Sejarah Perkembangan Dunia Fashion di Indonesia dengan
nama-nama Fashion Desainer yang terlibat didalamnya. Semoga dapat
menjadikan inspirasi bagi perkembangan dunia fashion yang lebih maju.
PERILAKU TERPUJI
DIPOSKAN OLEH ILHAM YUNAR DI 07.49 SELASA, 24 MEI 2011
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Agama Islam adalah agama yang sempurna, mengatur kehidupan
manusia dalam segala aspeknya. Ajaran islam tidak saja hanya mengatur
hubungan secara vertikal manusia (hablum minallah) , tetapi juga hubungan
secara horizontal dengan sesamanya (hamlum minannas). Karena itulah Islam
sebagai ajaran yang sempurna, berpakaian, bertamu, makan, minum, tidur,
sampai bagaimana cara mengabdi dan menyembah kepada sang Khalik, Allah
Tuhan Yang Maha Esa. Sejak awal agama Islam telah menanamkan kesadaran
akan kewajiban pmeluknya untuk menjaga sopan santun (adab) dalam berbagai
aspek kehidupan. Karena sopan santun (akhlak) menunjukkan karakteristik
kualitas kepribadian seorang muslim. Bahkan Nabi Muhammad saw mengukur
kesempurnaan iman seseorang dengan orang yang berbudi pekerti yang baik
(Akhlak Karimah) untuk memberikan gambaran lebih rinci berikut akan dibahas
adab berpakaian, behias, dalam perjalanan, bertamu dan menerima tamu.
1)
AKHLAK BERPAKAIAN
Pakaian sebagai kebutuhan dasar bagi setiap orang dalam berbagai
zaman dan keadaan. Islam sebagai ajaran yang sempurna, telah mengajarkan
kepada pemeluknya tntang bagaimana tata cara berpakaian. Berpakaian
menurut Islam tidak hanya sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi setiap
orang, tetapi berpakaian sebagai ibadah untuk mendapatkan ridha Allah. Oleh
karena itu setiap orang muslim wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang
ditetap Allah. Untuk memberikan gambaran yang jelas tntang adab berpakaian
dalam Islam, berikut ini akan dijelaskan pengertian adab berpakaian, bentuk
akhlak berpakaian, nilai positif berpakaian dan cara membiasakan diri
berpakaian sesuai ajaran Islam.

Pengertian Akhlak Berpakaian

Pakaian (jawa : sandang) adalah kebutuhan pokok bagi setiap orang


sesuai dengan situasi dan kondisi dimana seorang berada. Pakaian memiliki
manfaat yang sangat besar bagi kehidupan seorang, guna melindungi tubuh dari
semua kemungkinan yang merusak ataupun yang menimbulkan rasa sakit.
Dalam Bahasa Arab pakaian disebut dengan kata "Libaasun-tsiyaabun". Dan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, pakaian diartikan sebagai "barang apa
yang biasa dipakai oleh seorang baik berupa baju, jaket, celana, sarung,
selendang, kerudung, jubah, surban dan lain sebagainya.
Secara istilah, pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan seseoang
dalam bebagai ukuran dan modenya berupa (baju, celana, sarung, jubah
ataupun yang lain), yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya untuk
suatu tujuan yang bersifat khusus ataupun umum. Tujuan bersifat khusus artinya
pakaian yang dikenakan lebih berorientasi pada nilai keindahan yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi pemakaian.
Tujuan bersifat umum lebih berorientasi pada keperluan untuk menutup
ataupun melindungi bagian tubuh yang perlu ditutup atau dilindungi, baik
menurut kepatutan adat ataupun agama. Menurut kepatutan adat berarti sesuai
mode ataupun batasan ukuran untuk mengenakan pakaian yang berlaku dalam
suatu wilayah hukum adat yang berlaku. Sedangkan menurut ketentuan agama
lebih mengarah pada keperluan menutup aurat sesuai ketentuan hukum syari'at
dengan tujuan untuk berribadah dan mencari ridho Allah. (Roli A.Rahman, dan M,
Khamzah, 2008 : 30).
Bentuk Akhlak Berpakaian
Dalam pandangan Islam pakaian dapat diklasifikasikan menjadi dua
bentuk yaitu : pertama, pakaian untuk menutupi auot tubuh sebagai realisasi dai
perintah Allah bagi wanita seluruh tubuhnya kecuali tangan dan wajah, dan bagi
pria menutup di bawah lutut dan di atas pusar. Standar pakaian seperti ini dalam
perkembangannya telah melahirkan kebudayaan berpakaian bersahaja sopan
dan santun serta menghindarkan manusia dari gangguan dan eksploitasi aurat.
Sedangkan yang kdua, pakaian merupakan perhiasan yang menyatakan identitas
diri sebagai konsekuensi perkmbangan peradaban manusia.
Berpakaian dalam pengertian untuk menutup aurat, dalam Syari'at Islam
mempunyai ketentuan yang jelas, baik ukuran aurat yang harus ditutup atau pun
jenis pakaian yang digunakan untuk menutupnya. Bepakaian yang menutup
aurat juga menjadi bagian intgral dalam menjalankan ibadah, terutama ibadah
shalat atau pun haji dan umrah. Karena itu setiap orang beriman baik pria atau
pun wanita memiliki kewajiban untuk berpakaian yang menutup aurat.
Sedangkan pakaian yang berfungsi sebagai perhiasan yang menyatakan
identitas diri, sesuai dengan adaptasi dan tradisi dalam berpakaian, merupakan
kebutuhan manusia untuk menjaga dan mengaktualisasikan dirinya menurut
tuntutan perkembangan zaman. Nilai keindahan dan kekhasan berpakaian
menjadi tuntutan yang terus dikembangkan seiring dengan perkembangan
zaman. Dalam kaitannya dengan pakaian sebagai pehiasan, maka setiap
manusia memiliki kebebasan untuk mengekspresikan keinginan
mengembangkan bebagai mode pakaian menurut fungsi dan momentumnya
namun dalam agama harus tetap pada nilai-nilai dan koridor yang telah
digaiskan dalam Islam.

1.
2.
3.
4.

Pakaian yang berfungsi menutup aurat pada wanita diknal dengan istilah
jilbab, dalam bahasa sehari-hari jilbab mengangkut segala macam jenis
selendang atau kerudung yang menutupi kepala (kecuali muka), leher, punggung
dan dada wanita. Dengan pengertian seperti itu selendang yang masih
mmperlihatkan sebagian rambut atau leher tidaklah dinamai jilbab.
Dalam kamus Bahasa Arab, Al-Mu'jam al-Wasith, jilbab di samping
dipahami dalam arti di atas juga digunakan secara umum untuk segala jenis
pakaian yang dalam (gamis, long dress, kebaya) dan pakaian wanita bagian luar
yang menutupi semua tubuhnya seperti halnya mantel, jas panjang. Dengan
pengertian seperti itu jilbab bisa diartikan dengan busana muslimah dalam hal
ini secara khusus berarti selendang atau kerudung yang berfungsi menutupi
aurat.
Karena itu hanya muka dan telapak tangan yang boleh diperlihatkan
kepada umum. Selain itu haram diperrlihatkan kecuali kepada beberapa orang
masuk kategori mahram atau maharim dan tentu saja kepada suaminya. Antara
suami istri tidak ada batasan aurat sama sekali secara fiqih. Tetapi dengan
maharim yang boleh terlihat hanyalah aurat kecil (leher ke atas, tangan dan lutut
ke bawah). Busana muslimah haruslah memenuhi kriteria berikut ini :
Tidak jarang dan ketat
Tidak menyerupai pakaian laki-laki
Tidak menyerupai busana khusus non-muslim
Pantas dan sederhana (Roli A. Rahman, dan M. Khamzah, 2008 : 30)
Nilai Positif Akhlak Berpakaian
Setiap muslim diwajibkan untuk memakai pakaian, yang tidak hanya
berfungsi sebagai menutup auat dan hiasan, akan tetapi harus dapat menjaga
kesehatan lapisan terluar dari tubuh kita. Kulit befungsi sebagai pelindung dari
krusakan-kerusakan fisik karena gesekan, penyinaran kuman-kuman, panas zat
kimia dan lain-lain. Di daerah tropis dimana pancaran sinar ultra violet begitu
kuat, maka pakaian ini menjadi sangat penting. Pancaran radiasi sinar ultra violet
akan dapat menimbulkan terbakarnya kulit, penyakit kanker kulit dan lain-lain.
Dalam kaitannya dengan penggunaan bahan, hendaknya pakaian
terbuat darri bahan yang dapat menyerap keringat seperti katun, karena
memudahkan terjadinya penguapan keringat, dan untuk menjaga suhu
kestabilan tubuh agar tetap normal. Pakaian harus bersih dan secara rutin dicuci
setelah dipakai supaya terbebas dari kuman, bakteri ataupun semua unsur yang
merugikan bagi kesehatan tubuh manusia.
Agama Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar berpakaian yang
baik, indah dan bagus, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dalam
pengertian bahwa pakaian tersebut dapat memenuhi hajat tujuan berpakaian,
yaitu menutupi aurat dan keindahan. Sehingga bila hendak menjalankan shalat
dan seyogyanya pakaian yang kita pakai itu adalah pakaian yang baik dan bersih
(bukan berarti mewah). Hal ini sesuai fiman Allah dalam Surat al-A'raf/7 : 31.
,

(31)
Artinya : "Hak anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
masjid makan, minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan (Q.S Al-A'raf/7 : 31)

Islam mengajak manusia untuk hidup secaa wajar, berpakaian secara


wajar, makan minum juga jangan kurang dan jangan berlebihan.
Ketentuan dan kriteria busana muslimah menurut Al-Qur'an dan Sunnah
memang lebih ketat dibanding ketentuan berbusana untuk kaum pria. Hal-hal
yang tidak diatur oleh Al-Qur'an dan Sunnah diserahkan kepada pilihan masingmasing, misalnya masalah warna dan mode. Keduanya menyangkut selera dan
budaya, pilihan warna dan mode akan selalu berubah sesuai dengan
perkembangan peradaban umat manusia. Karena itu apapun model busanya,
maka haruslah dapat mengantarkan menjadi hamba Allah yang bertaqwa (Roli A.
Rahman, dan M. Khamzah, 2008 : 32)
Membiasakan Akhlak Berpakaian
Merujuk pada realita di lapangan, manusia dalam berbagai tingkat
statifikasi dan levelnya tetap akan mengenakan pakaian sebagai kebutuhan
untuk melindungi diri ataupun memperelok diri. Jenis pakaian yang dikenakan
setiap orang mencerminkan identitas seorang sesuai dengan tingkat peradaban
yang berkembang. Karena itu pakaian yang dikenakan setiap orang pada zaman
modern cukup beragam baik bahan ataupun modenya. Agama Islam
memerintahkan pemeluknya agar berpakaian yang baik dan bagus, sesuai
dengan kemampuan masing-masing. Dalam pengertian bahwa pakaian tersebut
dapat memenuhi hajat tujuan berpakaian, yaitu menutupi aurat dan keindahan.
Terutama apabila kita akan melakukan ibadah shalat, maka seyogyanya pakaian
yang kita pakai itu adalah pakaian yang baik dan bersih Islam mengajak manusia
untuk hidup secara wajar, berpakaian secara wajar, makan minum juga jangan
kurang dan jangan berlebihan.
Islam telah menggariskan aturan-aturan yang jelas dalam berpakaian
yang harus ditaati yakni dalam apa yang disebut etika berbusana. Seorang
muslim atau muslimah diwajibkan untuk memakai busana sesuai dengan apa
yang telah digariskan dalam aturan. Tidak dibenarkan seorang muslim atau
muslimah memakai busana hanya berdasarkan kesenangan, mode atau adat
yang berlaku di suatu masyarakat, sementara batasan-batasan yang sudah
ditentukan agama ditinggalkan. Karena sesungguhnya hanya orang munafiq,
yang suka meninggalkan ketentuan berpakaian yang sudah diatur agama yang
diyakini kebenarannya, akibat mereka yang mengabaikan ketentuan akan
mendapatkan azab di hadapan Allah kelak di akhirat. (Roli A. Rahman, dan M.
Khamzah 2008 : 32)
2). AKHLAK BERHIAS
Berhias adalah naluri yang dimiliki oleh setiap manusia. Berhias telah
menjadi kebutuhan dasar manusia sesuai dengan tingkat peradaban, tingkat
sosial di masyarakat. Berhias dalam ajaran Islam sebagai ibadah yang
berorientasi untuk mndapatkan ridha Allah. Untuk memberikan uraian yang lebih
detail tentang akhlak berhias, berikut akan dibahas tentang ; pengetian akhlak
berhias, bentuk akhlak berhias, nilai positif akhlak berhias, membiasakan akhlak
berhias dalam kehidupan sehari-hari, tentunya sesuai dengan nilai Islam.
Pengetian Akhlak Berhias
Dalam kehidupan masyarakat dewasa ini (modern), berhias adalah
kebutuhan dasar untuk memperindah penampilan diri, baik di lingkungan rumah
ataupun di luar rumah. Berhias adalah bentuk ekspesi personal, yang

menegaskan jati diri dan menajdi kebanggaan seseorang. Berhias dalam Bahasa
Arab disebut dengan kata "Zayyana-yazayyini (QS. Al-Nisa') 'Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, berhias diarttikan : "Usaha memperelok diri dengan
pakaian ataupun lainnya yang indah-indah, berdandan dengan dandanan yang
indah dan menarik"
Secara istilah berhias dapat dimaknai sebagai upaya setiap orang untuk
memperindah diri dengan berbagai busana, asesoris ataupun yang lain dan
dapat memperindah diri bagi pemakainya, sehingga memunculkan kesan indah
bagi yang menyaksikan serta menambah rasa percaya diri penampilan untuk
suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan ilustrasi di atas, maka dapat dipahami pada pada hakekat
berhias itu dapat dikategorikan akhlak terpuji, sebagai perbuatan yang
dibolehkan bahkan dianjurkan, selama tidak bertentangan dengan prinsip dasar
Islam. (QS. Al-A'raf : 31).
Dalam sebuah Hadist Nabi saw bersabda :
( )
Artinya : Sesungguhnya Allah itu Indah dan menyukai keindahan (HR. Muslim)
Adapun tujuan berhias untuk memperindah diri sehingga lebih
memantapkan pelakunya menjadi insane yang lebih baik (muttaqin). (Roli A.
Rahman, dan M. Khamzah, 2008 : 33).
Bentuk Akhlak Berhias
Berhias merupakan perbuatan yang diperintahkan ajaran Islam.
Mengenakan pakaian merupakan salah satu bentuk berhias yang diperintahkan.
Pakaian dalam Islam memiliki fungsi hiasan yaitu untuk memenuhi kebutuhan
manusia yang tidak sekadar membutuhkan pakaian penutup aurat, tetapi juga
busana yang memperelok pemakainya.
Pada masyarakat yang sudah maju peradabannya, mode pakaian
ataupun berdandan mmperoleh perhatian lebih besar. Jilbab, dalam konteks ini,
menjalankan fungsinya sebagai hiasan bagi para muslimah. Mode jilbab dari
waktu ke waktu terus mengalami perkembangan. Jilbab bukan hanya sebagai
penutup aurat, namun juga memberikan keelokan dan keindahan bagi
pemakainya untuk mempercantik dirinya.
Berhias dalam ajaran Islam tidak sebatas pada penggunaan pakaian,
tetapi mencakup keseluruhan piranti (alat) aksesoris yang lazim digunakan untuk
mempercantik diri, mulai dari kalung, gelang, arloji, anting-anting, bross dan
lainnya. Di samping itu dalam kehidupan modern, berhias juga mencakup
penggunaan bahan ataupun alat tertentu untuk melengkapi dandanan dan
penampilan mulai dari bedak, make-up, semir rambut, parfum, wewangian dan
sejenisnya.
Agama Islam telah memberikan rambu-rambu yang tegas agar setiap
muslim mengindahkan kaidah berhias yang meliputi :
1.
Niat yang lurus, yaitu berhias hanya untuk beribadah, artinya segala bentuk
kegiatan berhias diorientasikan sebagai bentuk nyata bersyukur atas nikmat dan
bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
2.
Dalam berhias tidak dibenarkan menggunakan bahan-bahan yang dilarang
agama
3.
Dilarang berhias dengan menggunakan simbol-simbol non muslim (salib dll)

4.
5.
6.

Tidak berlebih-lebihan
Dilarang berhias seperti cara berhiasnya orang-orang jahiliyah
Berhias menurut kelaziman dan kepatutan dengan memperhatikan jenis
kelamin
7.
Dilarang berhias untuk keperluan berfoya-foya atau pun riya'
Islam telah memberikan batasan-batasan yang jelas agar manusia tidak
tertimpa bencana karena nalurinya yang cenderung mengikuti hawa nafsunya.
Sebab seringkali naluri manusia berubah menjadi nafsu liar yang menyesatkan
dan akan menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia. Agama Islam memberi
batasan dalam etika berhias, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah
berikut :



(23)

dan hendaklah kamu tetap di rumahmu (1215) dan janganlah kamu berhias .33
dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu (1216) dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan
Rasulnya.Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari
kamu, hai ahlul bait (1217)dan membersihkan kamu sebersih-besihnya. (QS. Alahzab/33 : 33)
(1215) Maksudnya : istri-istri Rasul agar tetap di rumah dan ke luar
rumah bila ada keperluan yang dibenarkan oleh syara'. Perintah ini juga meliputi
segenap mukminat.
(1216) yang dimaksud Jahiliyah yang dahulu ialah Jahiliah kekafiran yang
terdapat sebelum Nabi Muhammad saw dan yang dimaksud Jahiliyah sekarang
ialah jahiliyah kemaksiatan, yang terjadi sesudah datangnya Islam.
(1217) Ahlul bait disini, yaitu keluarga rumah tangga Rasulullah saw
Larangan Allah dalam ayat tersebut di atas, secara khusus ditujukan
kepada wanita-wanita muslimah, agar mereka tidak berpenampilan
(tabarruj)seperti orang-orang jahiliyah zaman Nabi dahulu. Berangkat dari
pengalaman sejarah masa lalu, maka seorang muslim harus berhati-hati dalam
berhias. Sebab jika seorang muslim sembarangan dalam berhias, maka akan
terjebak dalam perangkat setan. Ketauhilah bahwa setan memasang perangkap
di setiap sudut kehidupan manusa. Tujuannya tentu saja untuk menjebak
manusia agar menjadi sahabat setianya. (Roli A. Rahman dan M. Khamzah,
2008 : 34)

Nilai Positif Akhlak Berhias


Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur manusia dalam
segala aspeknya. Ajaran Islam bukannya hanya mengatur hubungan vertikal
manusia (hablum minallah), tetapi juga hubungan horizontal dengan sesamanya
(hablum minannas). Karena itulah antara lain Islam dikatakan sebagai yang
sempurna, Islam mengajarkan kepada manusia mulai dari bagaimana cara
makan, minum, tidur, sampai bagaimana cara mengabdi kepada sang khalik.
Dalam masalah berhias, Islam menggariskan aturan-aturan yang harus
ditaati yakni dalam apa yang disebut etika berhias (berdandan). Seorang muslim
atau muslimah dituntut untuk berhias sesuai dengan apa yang digariskan dalam

aturan. Tidak boleh misalnya, seorang muslim atau muslimah dalam berhias
hanya mementingkan mode atau adat yang berlaku di suatu masyarakat,
sementara batasan-batasan yang sudah ditentukan agama ditinggalkan.
Seorang muslim ataupun muslimah yang berhias (berdandan) sesuai
ketentuan Islam, maka sesungguhnya telah menegaskan jati dirinya sebagai
mukmin ataupun muslim. Mereka telah menampilkan diri sebagai sosok pribadi
yang bersahaja dan berwibawa sebagai cermin diri yang konsisten dalam berhias
secara syar'i. Di samping itu dengan dandannya yang telah mendapatkan
jaminan halal secara hukum. Sehingga apa yang sudah dilakukan akan mnajdi
motivasi untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi sesamanya. Tidak
mnimbulkan keangkuhan dan kesombongan karena dandanan (hiasan) yang
dikenakan, karena keangkuhan dan kesombongan merupakan perangkap
syaithon yang harus dihindari.
Berhias secara Islami akan memberikan pengaruh positif dalam berbagai
aspek kehidupan, karena berhias yang dilakukan diniatkan sebagai ibadah, maka
segala aktivitas berhias yang dilakukan seorang muslim, akan menjadi jalan
untuk mendapatkan barokah dan pahala dari al-Kholik. Namun sebaliknya
apabila seseorang dalam berhias (berdandan) mengabaikan norma Islam maka
segala hal yang dilakukan dalam berdandan, akan menjadi pendorong untuk
melakukan kemaksiatan kemungkaran bahkan menjadi sarana memasuki
perangkap syaithon yang menyesatkan.
Adapun bentuk perangkap setan dalam hal berhias, dapat kita telusuri
melalui kisah manusia pertama sebelum diturunkan di bumi. Ketika Adam dan
Hawa masih tinggal di surga, setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya.
Setan membujuk mereka untuk menampakkan auratnya dengan cara merayu
mereka untuk memakan buah khuldi.
uquqs $yJlm; `s9$# y79 $yJlm; $tB yr$yJk{
]t `B $yJg?uqy tA$s%ur $tB $yJ38uhtR $yJ3/u `t nydotyf
9$# Hw) br& $tRq3s? s3n=tB rr& $tRq3s? z`B t$#s:$#
20. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk
menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya
dan syaitan berkata : "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini,
melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi
orang-orang yang kekal (dalam surga)" (QS. Al-a'raf /7:20).
Dari peristiwa Adam dan Hawa tersebut, kita dapat mengambil dua
pelajaran, pertama, ide membuka aurat adalan idenya setan yang selalu hadir
dalam lintasan pikiran manusia, Kedua, Adam dan Hawa diusir dari surga karena
terjebak pada perangkap setan, maka derajat mereka turun dengan drastis.
Begitulah siapapun yang mau dijebak setan akan mengalami nasib yang sama.
(Roli A. Ahman, dan M. Khamzah, 2008 : 35)
Membiasakan Akhlak Berhias
Sejak awal agama Islam telah menanamkan kesadaran akan kewajiban
pemeluknya untuk menjaga sopan santun dalam kaitannya dengan berhias
ataupun berdandan, dengan cara menentukan bahan, bentukm ukuran dan
batasan aurat baik bagi pria ataupun wanita.
Berhias merupakan kebutuhan manusia untuk menjaga dan
mengaktualisasikan dirinya menurut tuntutan perkembangan zaman. Nilai

keindahan dan kekhasan dalam berhias menjadi tuntutan yang terus


dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman. Dalam kaitannya dengan
kegiatan berhias atau berdandan, maka setiap manusia memiliki kebebasan
untuk mengekspresikan keinginan mengembangkan berbagai model menurut
fungsi dan momentumnya, sehingga berhias dapat menyatakan identitas diri
seseorang.
Dalam Islam diperintahkan untuk berhias yang baik, bagus, dan indah
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dalam pengertian bahwa, perhiasan
tersebut dapat memenuhi hajat tujuan berhias, yaitu mempercantik atau
memperelok diri dengan dandanan yang baik dan indah. Terutama apabila kita
akan melakukan ibadah shalat, maka seyogyanya perhiasan yang kita pakai itu
haruslah yang baik, bersih dan indah (bukan berarti mewah), karena mewah itu
sudah memasuki wilayah berlebihan.
Hal ini sesuai firman Allah :" Hak anak Adam, pakailah pakaianmu yang
indah di setiap (memasuki) masjid, makan, minumlah, dan janganlah berlebihlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Q.S.
al-A'raf/7:31). Islam mengajak manusia untuk hidup secara wajar, berpakaian
secara wajar, berhias secara lazim, jangan kurang dan jangan berlebihan. Karena
itu setiap pribadi menyakinkan, tidak menyombongkan diri, tidak angkuh, tetapi
tetap sederhana dan penuh kebersahajaan sebagai wujud konsistensi terhadap
ajaran Islam. (Roli A. Rahman, dan M. Khamzah, 2008 : 36).
1)
AKHLAK PERJALANAN (SAFAR)
Pada masyarakat modern saat ini, perjalanan (safar) menjadi bagian
mobilisasi kehidupan. Artinya semakin maju tingkat kehidupan seorang, maka
akan semakin sering seseorang melakukan perjalanan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan dan tujuan. Pada masa Rasulullah, perjalanan untuk berbagai
keperluan (terutama berdagang) telah menjadi tradiri di Masyarakat Arab
sebelum Islam datang. Pada musim tertentu seperti musim panas maupun hujan
masyarakat Arab melakukan perjalanan ke berbagai tempat dengan berbagai
keperluan (QS. Qurasy : ). Untuk memberikan gambaran rinci tentang akhlak
dalam perjalanan, berikut akan diuraikan ; pengertian akhlak perjalanan, bentuk
akhlak perjalanan, nilai positif akhlak perjalanan, membiasakan akhlak
perjalanan dalam perilaku kehidupan.
Pengertian Akhlak Perjalanan
Pejalanan dalam Bahasa Arab disebut dengan kata "rihlah atau safar".
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perjalanan diartikan :"perihal (cara,
gerakan, dsb) berjalan atau bepergian dari suatu tempat menuju tempat yang
lain untuk suatu tujuan". Secara istilah, perjalanan sebagai aktifitas seseorang
untuk keluar ataupun meninggalkan rumah dengan berjalan kaki ataupun
menggunakan berbagai sarana transportasi yang mengantarkan sampai pada
tempat tujuan dengan maksud ataupun tujuan tertentu.
Dengan demikian rumah tinggal merupakan start awal dari semua jenis
perjalanan yang dilakukan setiap orang, sedangkan finisnya berada pada tempat
yang menjadi tujuan dari setiap perjalanan. Namun demikian setelah seorang
sampai pada tempat tujuan dan telah menemukan ataupun mendapatkan
sesuatu yang dicari, maka pada suatu saat mereka akan kembali ke rumah (Go

1)
2)
3)

4)
5)
6)
7)
8)

Home). Perjalanan yang demikian ini kemudian dikenal dengan istilah pulang
pergi (PP).
Perjalanan pulang-pergi secara berkesinambungan menunjukkan adanya
mobilisasi yang tinggi dan menjadi ciri masyarakat modern. Apabila pada suatu
kampung, sebagian besar masyarakatnya melakukan perjalanan pulang pergi
pada setiap harinya ; maka hal tersebut menunjukkan adanya mobilisasi
masyarakat dan menjadi pertanda kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya.
Pada masyarakat modern, perjalanan (safar) menjadi bagian mobilisasi
kehidupan, artinya semakin maju kehidupan seseorang, maka akan semakin
sering seorang melakukan perjalanan untuk berbagai tujuan. Pada masa
Rasulullah, perjalanan untuk berbagai keperluan (terutama berdagang) telah
menjadi tradisi masyarakat Arab. Pada musim tertentu masyarakat Arab
melakukan perjalanan ke berbagai tempat untuk berbagai keperluan.
Pada zaman rasulullah, melakukan perjalanan telah menjadi tradisi
masyarakat Arab. Dalam Al-Qur'an surah Al-Quroisy yang disebut di atas, Allah
mengabadikan tradisi masyarakat Arab yang suka melakukan perjalanan pada
musim tertentu untuk berbagai keperluan. Karena itu tidak heran jika Islam
sebagai satu-satunya agama yang mengatur kegiatan manusia dalam melakukan
perjalanan, mulai dari masa persiapan pejalanan, ketika masih berada di rumah,
selanjutnya pada saat dalam perjalanan dan ketika sudah kembali pulang dari
suatu perjalanan. (Roli A. Rahman, dan M. Khamzah, 2008 : 37).
Bentuk Akhlak Perjalanan
Islam mengajarkan agar setiap perjalanan yang dilakukan bertujuan untuk
mencari ridha Allah. Di antara jenis perjalanan (safar) yang dianjurkan dalam
Islam yaitu pergi haji, umrah, mnyambung silaturahmi, menuntut ilmu,
berdakwah, berperang di jalan Allah, mencari karunia Allah dan lain-lain.
Perjalanan (safar) juga berfungsi untuk menyehatkan dan merefresing kondisi
jasmani dan rohani dari kelelahan dan kepenatan dalam menjalani suatu
aktifitas.
Ibadah haji adalah bentuk safar wajib bagi muslim yang mampu. Hal ini
pula yang mendorong umat Islam dai seluruh dunia datang berkunjung ke
Baitullah (Rumah Allah) di kota Mekkah. Karena itu sejak abad pertama hijriah
umat Islam sudah mengenal dan mengarungi lautan. Dalam perjalanan hajinya
itu sering kali mereka singgah di beberapa pelabuhan, sehingga membuka
peluang bagi rombongan haji itu untuk berniaga dan sekaligus berdakwah.
Sebagai pedoman Islam mengajarkan adab dalam melakukan perjalanan yaitu :
Bermusyawarah dan salat istikharah
Mengembalikan hak dan amanat kepada pemiliknya
Membawa enam benda : gunting, siwak, tempat celak, tempat air keperluan
air minum, cebok dan wudu. Hal tersebut disunnah Rasulullah dan baik sekali
dalam perjalanan itu membawa enam benda tersebut
Menyertakan istri ataupun anggota keluarganya
Wanita menyertakan teman atau muhrimnya
Memilih kawan pendamping yang shaleh dan shalihah
Mengangkat pemimpin atau ketua rombongan
Mohon pamitan pada keluarga dan handai taulan serta mohon doa
Nilai Positif Akhlak Perjalanan

1.
2.
3.
4.
5.

Setiap orang merasakan bahwa perjalanan (safar) baik menggunakan


transportasi darat, laut maupun udara, merupakan beban berat (siksaan).
Namun kegiatan safar untuk berbagai keperluan tetap diminati setiap orang.
Setiap pejalanan memiliki resiko yang tinggi, namun setiap orang tetap
mempunyai keyakinan dan semangat yang tinggi. Melakukan perjalanan untuk
berbagai tujuan dan keperluan akan terus berkembang seiring dengan kemajuan
zaman.
Safar adalah suatu kelaziman dan keharusan bagi setiap orang, untuk
mengembangkan dan mendapatkan pngalaman, wawasan ataupun pola
kehidupan baru bahkan dapat meningkatkan kualitas diri serta tingkat
kesejahteraan dalam kehidupan yang bisa didapat dalam safar tesebut. Imam
Ghozali bependapat : "Bersafarlah sesungguhnya dalam safar memiliki beragam
keuntungn". Keuntungan melakukan perjalanan diantaranya yaitu :
Safar dapat menghibur diri dari kesedihan
Safar menjadi sarana bagi seorang untuk memperoleh tambahan pengalaman
dan ilmu pengetahuan
Safar dapat mengantarkan seorang untuk memperoleh tambahan pengalaman
dan ilmu pengetahuan
Dengan safar, maka seorang akan lebih banyak mengenal adab kesopanan
yang berkembang pada suatu komunitas masyarakat
Perjalanan akan dapat menambah wawasan dan bahkan kawan yang baik dan
mulia (Roli A. Rahman, dan M. Khamzah, 2008 : 39)
Membiasakan Akhlak Perjalanan
Secara naluriah setiap manusia mempunyai semangat yang tinggi untuk
melakukan perjalanan pada saat ia membutuhkan safar tersebut, baik dekat
ataupun jauh, baik sendiri ataupun berkelompok. Pada kenyataannya perjalanan
dapat memberikan manfaat yang besar, teutama menambah wawasan,
pengalaman bahkan kebanggaan terhadap segala hal yang diperoleh selama
melakukan safar.
Sebaiknya setiap orang memikirkan terlebih dahulu secara matang
terhadap semua perjalanan yang akan dilakukan. Apakah niat dalam melakukan
perjalanan sudah benar yaitu untuk beribadah atau suatu hal yang bermanfaat,
jika niat melakukan perjalanan untuk suatu hal yang tidak jelas, maka sebaiknya
ditangguhkan bahkan bila dalam melakukan safar tersebut akan banyak
membuat madharrat bahkan cenderung pada kemaksiatan maka safar harus
dibatalkan. Segala keperluan ataupun bekal selama perjalanan harus disiapkan
secara lengkap dan matang. Jangan biasakan memabwa persiapan ala kadarnya
dalam perjalanan, karena hal itu akan menylitkan diri sendiri. Semua
kemungkinan dan resiko yang terjadi selama dalam perjalanan harus diantisipasi
dan diwaspadai, dengan cara ini perjalanan akan tetap menyenangkan, maka
bisa saja perjalanan menjadi tidak nyaman dan membosankan karena
dihadapkan suatu masalah yang tidak diperhitungkan bahkan akan menghadapi
kendala yang menghambat perjalanan.
Usahakan dalam melakukan safar atau rihlah dengan perhitungan jadwal
yang matang, akurat, rinci dan jelas agendanya. Perjalanan yang disertai dengan
agenda yang jelas, maka semua aktifitas yang dilakukan selama perjalanan akan
dapat terlaksana dengan baik dan nyaman. Sebaliknya jika suatu pejalanan

tanpa adanya agenda yang jelas, maka akan cenderung menyia-nyiakan waktu,
biaya ataupun energi, dan bahkan akan membuka celah bagi syaiton untuk
menyesatkan dan akhirnya tujuan dari safar tak tercapai.
Jika sudah selesai melakukan perjalanan, bersyukur dan renungkanlah
segala hal yang ditemukan dan dialami selama dalam perjalanan. Jadikan semua
pengalaman sebagai media untuk meningkatkan kesadaran diri dan pelajaran
agar lebih baik dan bermanfaat dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Jadilah
orang yang pandai untuk bersyukur dengan meningkatkan kualitas iman, ilmu
dan amal sholih. Berbekal ketiga hal tersebut, setiap manusia akan selamat
dalam mengarungi perjalanan baik pada saat di dunia maupun dalam alam
akhirat kelak (Roli A. Rahman, dan M. Khamzah, 2008 : 40).
2)

AKHLAK BERTAMU
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita tidak akan pernah telepas dari
kegiatan bertamu. Adakalanya kita yang datang mengunjungi sanak saudara,
teman-teman atau para kenalan, namun kesempatan lain berganti kita yang
dikunjungi. Supaya kegiatan saling berkunjung tetap berdampak positif bagi
kedua belah pihak, maka Islam memberikan gambaran tentang tatacara bertamu
dan menerima tamu dilakukan. Untuk memberikan gambaran tentang tatacara
bertamu, berikut ini akan dibahas secara mendalam tentang; pengertian akhlak
bertamu, bentuk akhlak bertamu, nilai positif akhlak bertamu, dan membiasakan
akhlak bertamu.
Pengertian Akhlak Bertamu
Bertamu merupakan tradisi masyarakat yang selalu dilestarikan. Dengan
bertamu seorang bisa menjalin persaudaraan bahkan dapat menjalin kerjasama
untuk meringankan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Bertamu
sebagai kegiatan yang lazim dilakukan masyarakat dalam berbagai tingkatan.
Adakalanya seorang bertamu karena adanya urusan yang serius, misalnya untuk
mencari solusi terhadap problemamasyarakat yang aktual. Di samping itu
adakalanya bertamu hanya sekedar bertandang, karena lama tidak bertemu
(berjumpa) ataupun sekedar untuk mampir sejenak. Dengan bertandang ke
rumah kerabat ataupun sahabat, maka kerinduan terhadap kerabat ataupun
sahabat dapat tersalurkan, sehingga jalinan ersahabatan menjadi kokoh.
Bertamu dalam Bahasa Arab disebut dengan kata
Ataa
liziyaroti, atau - ) ) Istadloofa-Yastadiifu. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, bertamu diartikan; datang berkunjung ke rumah teman
ataupun kerabat untuk satu tujuan ataupun maksud (melawat dan sebagainya).
Secara istilah bertamu merupakan kegiatan mengunjungi rumah sahabat,
kerabat ataupun orang lain, dengan tujuan untuk menjalin persaudaraan
ataupun suatu keperluan lain, dalam rangka menciptakan kebersamaan dan
kemaslahatan bersama.
Berdasarkan pengertian dimaksud, maka bertamu dilakukan kepada orang
yang sudah dikenal, baik sahabat ataupun kerabat. Tujuan bertamu sudah
barang tentu untuk menjalin persaudaraan ataupun persahabatan. Sedangkan
bertamu kepada orang lain yang belum dikenal, memiliki tujuan untuk saling
memperkenalkan diri ataupun maksud lain, yang belum tentu dipahami oleh

kedua belah pihak. Jika dilihat dari intensitas bertamu, maka yang sering
dilakukan adalah bertamu terhadap orang yang sudah dikenal.
Bertamu merupakan kebiasaan positif dalam kehidupan bermasyarakat
dari zaman tradisional sampai zaman modern. Untuk menjaga kebiasaan ini
sudah barang tentu diperlukan kesadaran dan pengorbanan dari semua pihak
untuk saling kunjung mengunjungi. Dengan melestarikan kebiasaan kunjung
mengunjungi, maka segala persoalan mudah diselesaikan, segala urusan mudah
dibereskan dan segala masalah mudah diatasi.

1.
2.
3.
4.

5.

Bentuk Akhlak Bertamu


Sebelum memasuki rumah seseorang, hendaklah orang yang bertamu
terlebih dahulu minta izin dan mengucapkan salam kepada penghuni rumah.
Allah berfirman : Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi
salam kepada peghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu
(selalu) ingat. (Q.S. an-Nur/ 24 : 27).
Berdasarkan isyarat al-Quran di atas, maka yang pertama dilakukan
adalah meminta izin, baru kemudian mengucapkan salam. Sedangkan menurut
mayoritas ahli fiqh berpendapat sebaliknya. Mereka berargumentasi berdasarkan
beberapa hadits Rasulullah saw. yang sekalipun dengan redaksi yang berbedabeda tapi semuanya menyatakan bahwa : mengucapkan salam dilakukan
terlebih dahulu sebelum meminta izin (as-salam qabl al-kalam) kepada tuan
rumah. Meminta izin bisa dengan kata-kata, dan bisa pula dengan ketukan pintu
atau tekan tombol bel atau cara-cara lain yang dikenal baik oleh masyarakat
setempat. Bahkan salam itu sendiri bisa juga dianggap sekaligus sebagai
permohonan izin.
Menurut Rasulullah saw., meminta izin maksimal boleh dilakukan tiga kali.
Apabila tidak ada jawaban seyogyanya yang akan bertamu kembali pulang.
Jangan sekali-kali masuk rumah orang lain tanpa izin, karena di samping tidak
menyenangkan bahkan mengganggu tuan rumah, juga dapat berakibat negatif
kepada tamu itu sendiri. Rasulullah saw. bersabda :
(4510 : ) :
Artinya : dari Abu Musa : Rasulullah bersabda : Jika seseorang diantara kamu
telah meminta izin tiga kali, lalu tidak diizinkan, maka hendaklah dia kembali.
(H.R. Abu Dawud : 4510)
Disamping meminta izin dan mengucapkan salam, hal lain yang perlu
diperhatikan oleh setiap orang yang bertamu sebagai berikut :
Jangan bertamu sembarang waktu
Kalau diterima bertamu, jangan terlalu lama sehingga merepotkan tuan rumah.
Setelah urusan selesai segeralah pulang.
Jangan melakukan kegiatan yang menyebabkan tuan rumah terganggu,
Kalau disuguhi minuman atau makanan hormatilah jamuan itu, bahkan
Rasulullah saw. menganjurkan kepada orang yang puasa sunah sebaiknya
berbuka puasanya untuk menghormati jamuan.
Hendaknya pamit pada waktu mau pulang.
Nilai Positif Akhlak Bertamu

Agama Islam telah mengajarkan bagaimana sikap seorang muslim yang


sedang bertamu ke rumah sahabat, kerabat ataupun orang lain. Apabila prinsipprinsip bertamu ditegakkan secara baik, maka akan melahirkan manfaat yang
besar bagi orang yang bertamu ataupun orang yang kedatangan tamu. Diantara
manfaat tersebut yaitu :
Bertamu secara baik dapat menumbuhkan sikap toleran terhadap orang
lain dan menjauhkan sikap paksaan, tekanan, intimidasi dan lain-lain. Islam tidak
mengenal tindakan kekerasan. Bukan saja dalam usaha menyakinkan orang lain
terhadap tujuan dan maksud baik kedatangan, tapi juga dalam tindak laku dan
pergaulan dengan sesama manusia harus dihindarkan cara-cara paksaan dan
kekerasan.
Islam memandang setiap orang mempunyai persamaan dan kesesuaian
dalam berbagai aspek dan kepentingan. Karena itu dengan bertamu ataupun
bertandang, seorang akan mempertemukan persamaan ataupun kesesuaian,
sehingga akan terjalin persahabatan dan kerjasama dalam menjalin kehidupan.
Agama Islam menganjurkan setiap ummatnya untuk mengulurkan tangan
dan mengokohkan persahabatan dengan sesama muslim ataupun terhadap
pemeluk-pemeluk agama lain, selama pihak yang bersangkutan tidak
menunjukkan sikap dan tindakan permusuhan. Bertamu sebagai alternatif yang
efektif untuk membina persahabatan diantara sesama manusia.
Bertamu sebagai pendekatan (approach) terhadap semua orang yang
berada dalam wilayah konflik tertentu. Karena dengan bertamu orang akan
semakin terbuka dan bertegur sapa untuk mencari titik temu terhadap berbagai
masalah yang dihadapi. Dengan bertamu seorang akan melakukan diskusi yang
baik, sikap yang sportif dan elegan terhadap sesamanya.
Bertamu sebagai media berdakwah, meningkatkan kualitas diri setiap
muslim. Orang yang bertamu dalam menyampaikan kabar dan kebenaran yang
diyakini secara terbuka, demikian pula tuan rumah dapat memahami kabar dan
berita kebenaran yang disampaikan seorang tamu. Karena itu bertamu dianggap
sebagai sarana yang efektif untuk berdakwah dan menciptakan kehidupan
masyarakat yang bermartabat.
Jelaskan, bahwa bertamu yang baik itu ada ketentuan-ketentuan yang
berdasarkan hukum menurut ajaran Islam. Tentu saja sikap bertamu itu tidak
boleh memaksa atau merugikan tuan rumah. Islam tidak mengajarkan cara
bertamu yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan tuan rumah, demikian pula
Islam tidak mengajarkan menyambut tamu dengan cara yang menyakitkan dan
mengecewakan.
Membiasakan Akhlak Bertamu
Sesungguhnya bertamu ini sebagai kegiatan yang cukup mengasyikkan.
Dengan bertamu seorang dapat menemukan berbagai manfaat, baik berupa
wawasan, pengalaman berharga ataupun dapat menikmati, segala bentuk
penyambutan tuan rumah. Bertamu sebagai kebiasaan yang harus dilestarikan
untuk menciptakan persaudaraan dan kerukunan hidup umat manusia.
Menurut ungkapan Al-Quran, sebaiknya orang yang bertamu tidak
memaksa masuk pada saat tidak ada orang di rumah, atau ditolak oleh tuan
rumah, karena hal ini lebih baik bagi orang yang akan bertamu. Apabila orang
yang bertamu tidak memaksakan kehendaknya, maka lebih menjaga nama

baiknya dan kehormatan dieinya. Kalau dia mendesak terus untuk bertamu, dia
akan dinilai kurang memiliki akhlaq, terlebih lagi jika dia masuk padahal tidak
ada orang di rumah, bisa jadi tamu dituduh bermaksud mencuri. Allah berfirman
:
b*s O9 (#rgrB !$yg #Yymr& xs $ydq=zs? 4Lymcs
s /3s9 ( b)ur @% N3s9 (#q_$# (#q_$$s ( uqd4s1r&
N3s9 4 !$#ur $yJ/ cq=yJs? O=t
Artinya : Dan jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya, maka janganlah kamu
masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu,
Kembalilah! maka (hendaklah) kamu kembali, itu lebih suci bagimu dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S an-Nur/24: 28)
Al-Quran memberikan isyarat yang tegas, betapa pentingnya setiap
orang yang bertamu dapat menjaga diri agar tetap menghormati tuan rumah.
Setiap tamu harus berusaha menahan segala keinginan dan kehendak baiknya
seklaipun, jika tuan rumah tidak berkenan menerimanya. Ketika tuan rumah
telah siap untuk menerima kedatangan tamu, maka seorang tamu harus tetap
konsisten menjaga sikap yang baik, bahkan harus selalu mengikuti kehendak
tuan rumahnya. Bukan sebaliknya menyusahkan. Demikian pula apabila kegiatan
bertamu telah usai, maka seorang yang bertamu harus meninggalkan kesan
yang baik dan menyenangkan bagi tuan rumah. Karena itu haram hukumnya
orang yang bertamu meninggalkan kekecewaan ataupun kesusahan bagi tuan
rumah.
5). AKHLAK MENERIMA TAMU
Islam memeberikan aturan yang jelas agar setiap muslim memuliakan setiap
tamu yang datang, karena memuliakan tamu sebagai perwujudan keimanan
kepada Allah dan hari akhir. Dengan demikian seorang muslim yang
mengabaikan tamunya, maka berdosa dan menunjukkan rendahnya akhlak.
Untuk memberikan gambaran rinci tentang akhlak menerima tamu, berikut ini
akan dijelaskan ; pengertian akhlak menerima tamu, bentuk akhlak menerima
tamu, nilai positif akhlak menerima tamu, dan membiasakn akhlak menerima
tamu. (Roli A. Rahman, dan M. Khamzah, 2008:43)
Pengertian Akhlak Menerima Tamu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menerima tamu (ketamun)
diartikan: kedatangan orang yang bertamu, melawat atau berkunjung. Secara
istilah menerima tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara
penyambutan yang lazim (wajar) dilakukan menurut adat ataupun agama
dengan maksud untuk menyenangkan atau memuliakan tamu, atas dasar
keyakinan untuk mendapatkan rahmat dan rida dari Allah. Setiap muslim wajib
memuliakan tamunya, tanpa memandang siapapun orangnya yang bertamu dan
apapun tujuannya dalm bertamu.
(Roli A. Rahman, dan M. Khamzah, 2008 : 43)
Bentuk Akhlak Menerima Tamu
Islam sebagai agama yang sangat serius dalam memberikan perhatian
orang yang sedang bertamu. Sesungguhnya orang yang bertamu telah dijamin
hak-haknya dalam islam. Karena itu menghormati tamu merupakan perintah
yang mendatangkan kemuliaan di sunia dan di akhirat. Setiap muslim wajib

untuk menerima dan memuliakan tamu, tanpa membeda-bedakan status sosial


ataupun maksud dan tujuan bertamu. Memuliakan tamu merupakan salah satu
sifat terpuji yang sangat dianjurkan dalam Islam. Bahkan Rosulullah saw.
Mengaitkan sifat memuliakan tamu itu dengan keimanan terhadp Allah dan Hari
Akhir. Rasulullah saw., bersabda:
.
(69: )
Artinya : Dari Abu Syuraikh al-Khuzai, bahwasanya Nabi saw bersabda : Barang siapa
yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berbuat baik dengan
tetangganya, Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka
hendaklah ia memuliakan tamunya, Dan barang siapa yang beriman keapda
Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam (H.R. Muslim :
69)
Memuliakan tamu dilakukan antara lain dengan menyambut
kedatangannya dengan muka manis dan tutur kata yang lemah lembut,
mempersilakannya duduk di tempat yang baik. Kalau perlu disediakan ruangan
khusus untuk menerima tamu yang selalu dijaga kerapian dan keasriannya.
Kalau tamu datang dari tempat yang jauh dan ingin menginap, tuan
rumah wajib menerima dan menjamunya maksimal tiga hari tiga malam. Lebih
dari tiga hari terserah kepada tuan rumah untuk tetap menjamunya atau tidak.
Menurut Rasulullah saw., menjamu tamu lebih dari tiga hari nilainya sedekah,
bukan lagi kewajiban.
Rasulullah saw. bersabda :

( 1890 : )
Artinya : Dari Abu Syuraikh al-aduwi, Bersabda Rasulullah saw : Barang siapa beriman
kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah ia menghormati tamunya. Bolehnya
sehari semalam menjamu tmu itu hanya tiga hari. Apa yang dibelanjkana untuk
tamu diatas tiga hari adalah seekah. (H.R. at-Tirmidzi : 1890)
Menurut Imam Malik, yang bermaksud dengan jaizah sehari semalam
adalah : memuliakan dan menjamu tamu pada hari pertama dengan hidangan
istimewa dari hidangan yang biasa dimakan tuan rumah sehari-hari. Sedangkan
hari kedua dan ketiga dijamu dengan hidangan biasa sehari-hari.
Sedangkan menurut Ibn alAtsr, yang dimaksud dengan jaizah sehari
semalam adalah ; memberi bekal kepada tamu untuk perjalanan sehari
semalam. Dalam konteks perjalanan di padang pasir, diperlukan bekal minimal
untuk sehari semalam sampai bertemu dengan tedmpat persinggahan
berikutnya.
Kedua pemahaman di atas dapat dikompromikan dengan melakukan
kedua-duanya, apabila memang tamunay membutuhkan bekal untuk
melanjutkan perjalanan.Tapi bagaimana memuliakan tamu sedemikian rupa
sehingga si tamu merasa dihormati dan tuan rumah meras menghormati,
sehingga keduanya mendapatkan kemuliaan. (Roli A. Rahman, dan M. Khamzah,
2008 : 44)
Nilai Positif Akhlak Menerima Tamu
Setiap orang islam telah diikat oleh suatu tata aturan supaya hidup
bertetangga dan bersahabat dengan orang lain, sekalipun berbeda agam,a

ataupun suku. Hak-hak mereka tidak boleh dilanggar undang-undang perjanjian


yang mengikat diantara sesama manusia.
Seorang muslim tidak dibenarkan menolak kedatangan sesm muslim
untuk bertamu. Seorang muslim harus menerima kedatangan saudaranya
dengan penyambutan yang penuh suka cita. Apabila saudara yang beratamu
menyampaikan kabar berita ataupun mengadukan suatu masalah, maka
pengaduan itu wajib direspon denagn penuh antusias.
Terhadap orang yang bertamu, setiap muslim dilarang menghardik,
menganiaya , mengganggu dan menghina orang yang datang ke rumah. Tuan
rumah dilarang menahan dan merampashak milik tamu yang bertandang ke
rumah. Orang islam diwajibkan memberikan penyambutan dan memberikan
pertolongan dengan apa yang diperlukan orang yang bertamu.
Menerima tamu sebagai wujud keimanan, artinya semakin kuat iman
seorang, maka semakin ramah dan santun dalam menyambut tamunya. Karena
orang yang beriman meyakini bahwa menyambut tamu bagian dari perintah
Allah. Segala pengorbanan yng diberikan untuk menyambut tamu akan diganti
oleh Allah dengan sesuatu yang lebih bernilai baik di duni maupun di akhirat.
Menerima tamu dapat meningkatkan kesabaran, seringkali kesibukan
menjadikan diri melupakan tanggung jawab terhadap sesamanya.
Setiap
saat kita sering dihadapkan pada satu kenyataan, ada urusan yang harus
diselesaikan dengan segera, namun sisi lain ada seorang tamu yang datang.
Saat inilah kita dilatih kesabaran untuk mengambil keputusan yang
terbaik.Dengan sabar orang harus menghadapinya, urusannya selesai dan
tamunya tetap dimuliakan. Sesungguhnya orang yang sedang bertamu,
diundang ataupun tidak, keberadaannya menjadi amanah bagi tuan rumah untuk
memuliakan.
Menerima tamu dapat mengembangkan kepribadian, setiap orang
memiliki kepentingan untuk menegaskan kepribadiannya. Bagi orang beriman,
kehadiran tamu sebagai sarana untuk melakukan kewaspadaan diri. Setiap orang
beriman senantiasa berusaha memberikan penyambutan yang terbaik terhadap
tamunya. Sikap untuk memuliakan tamu dengan penyambutan yang
menyenangkan tamu, akan dapat membina diri dan menunjukkan kepribadian
utama bagi orang beriman.
Memuliakan tamu juga dapat diajdikan sebagai sarana untuk
mendapatkan kemaslahatan dari Allah ataupun makhluk-Nya, karena
sesungguhnya orang yang berbuat baik akan mendapatkan kemaslahatan dunia
ataupun akhirat. Memuliakan tamu dengan penyambutan yang menyenangkan
dapat meningkatkan kemuliaan seorang, baik di mata orang yang bertamu
ataupun di hadapan Allah. (Roli A. Rahman, dan M. Khamzah, 2008 : 45)
Membiasakan Akhlak Menerima Tamu
Menerima tamu merupakan bagian dari aspek sosial dalam ajaran islam
yang harus terus dijaga. Menerima tamu dengan penyambutan yang baik
merupakan cermin diri dan menunjukkan kualitas kepribadian seorang muslim.
Setiap muslim harus membiasakan diri untuk menyambut setipa tamu yang
datang dengan penyambutan yang penuh suka cita.
Agar dapat menyambut tamu dengan suka cita maka tuan rumah harus
menghadirkan pikiran yang positif (husnudzan) terhadap tamu, jangan sampai

kehadiran tamu disertai dengan munculnya pikiran negatif dari tuan rumah
(suudzon). Sebagai tuan rumah harus sabar dalam menyambut tamu yang
datang apapun keadaannya. Pada kenyataannya tamu yang datang tidak selalu
sesuai keinginan tuan rumah, kehadiran tamu serung kali mengganggu aktifitas
yang sedang kita seriusi. Jangan sampai seorang tuan rumah menunjukkan sikap
yang kasar ataupun mengusir tamunya.
Apabila pada suatu saat tuan rumah merasakan berat untuk menerima
kehadiran tamunya, maka tuan rumah harus tetap menunjukkan sikap yang arif
dan bijak, jangan sampai menyinggung perasaan tamu. Karena penolakan tuan
rumah yang menyinggung perasaan tamu dapat menjadi sebab dijauhkannya
tuan rumah dari rahmat Allah, di samping itu akan dapat memunculkan rasa
dendam ataupun permusuhan dari tamu yang datang. Inilah perlunya kita harus
tetap menjaga kesopanan dan kesantunan ketika berhadapan dengan beragam
tamu.
Seyogyanya setiap muslim harus menunjukkan sikap yang baik terhadap
tamunya, mulai dari keramahan diri dalam menyambut tamu, menyediakan
sarana dan prasarana penyambutan yang memadai, serta memberikan jamuan
makan ataupun minuman yang memenuhi selera tamu. Syukur sekali dapat
menyediakan hidangan lezat yang menjadi kesukaan tamu yang datang, Jika hal
tersebut dapat dilakukan secara baik, maka akan menjadi tolok ukur kemuliaan
tuan rumah. (Roli A. Rahman, dan M-Khamzah, 2008 : 45
Fashion dan gaya hidup
Fashion yang dipilih seseorang bisa menunjukkan bagaimana seseorang
tersebut memilih gaya hidup yang dilakukan. Seseorang yang
sangat fashionable, secara tidak langsung mengkonstruksi dirinya sebagai
seseorang dengan gaya hidup modern dan selalu mengikuti tren yang ada. Hal
ini menunjukkan bahwa dalam dunia modern, gaya hidup membantu
menentukan sikap dan nilai-nilai serta menunjukkan status sosial.
Fashion dan komunikasi
Menurut Malcolm Barnard, etimologi kata fashion terkait dengan bahasa
Latin, factio artinya "membuat". Karena itu, arti asli fashion adalah sesuatu
kegiatan yang dilakukan seseorang. Sekarang, terjadi penyempitan makna dari
fashion. Fashion sebagai sesuatu yang dikenakan seseorang, khususnya pakaian
beserta aksesorinya.
Fashion didefinisikan sebagai sesuatu bentuk dan jenis tata cara atau cara
bertindak. Polhemus dan Procter menunjukkan bahwa dalam masyarakat
kontemporer barat, istilah fashion kerap digunakan sebagai sinonim dari istilah
dandanan, gaya, dan busana.
Sejarah perkembangan Fashion

Fashion adalah suatu sistem penanda dari perubahan budaya menurut suatu
kelompok atau adat tertentu. Bisa juga sebagai strata pembagian kelas, status,
pekerjaan dan kebutuhan untuk menyeragamkan suatu pakaian yang sedang
merek. Berikut ini adalah daftar urutan fesyen dari terdahulu hingga terbaru:
Medieval Sekitar tahun 1000 Masehi, fesyen dengan gaya Eropa klasik abad ke16 terlihat memiliki baju yang besar dan tidak minimalis, pada zaman tersebut
semua model sangat terkesan sopan.
1910 1930 Fesyen model ini masih ada dan digunakan hingga sekarang,
pakaian yang sederhana dengan topi bundar bagi perempuan dan topi baret bagi
laki-laki. Kemeja yang biasa digunakan untuk kegiatan resmi seperti setelan jas
yang biasa digunakan hingga saat ini.
1940 1950 Era Perang Dunia II dan Perang Dingin, masa-masa klasikal saat foto
mulai marak. Pakaian yang berkerah bundar dan lebar dengan baju luaran mulai
populer. Model Pria masih sama dengan era fesyen sebelumnya, sopan dengan
topi dan jas.
1970 1980 Pada era ini semua orang sudah mengenal fesyen. Dengan
terkenalnya Madonna pada tahun 1980-an, Elvis Presley pada tahun 1970-an,
dan perkembangan televisi memulai perkembangan fesyen secara global. Mulai
ada pakaian bernuansa gothic. Pakaian berbahan denim mulai sangat populer
seiring populernya musik disko.
1990 sekarang Hampir semua bangsa mempunyai andil dalam menciptakan
tren fesyen di masing-masing negaranya, di setiap negara biasanya memiliki
tren tersendiri dan presepsi yang berbeda dalam berekspresi tentang fesyen,
sehingga fesyen yang tercipta hampir tidak ada batasannya pada era ini.
Remaja dan Mode
Coba kita perhatikan mode atau model pakaian remaja zaman sekarang ?
sesuai dengan apakah gaya mereka ? agama ? norma ? atau adat istiadat ? Kata
mode identik dengan gaya berpakaian. Kita dapat menemukan bermacammacam mode pakaian yang dikenakan anak remaja.
Kita perlu menoleh kebelakang pada zaman penjajahan. Bagaimana cara mereka
(remaja) berpakaian ? perlunya membandingkan mode pakaian remaja zaman
sekarang dan remaja zaman dahulu untuk mengetahui seberapa besar
perubahan mode pakaian anak remaja. Mode pakaian anak remaja zaman dahulu
terutama perempuan identik dengan kebaya. Sebuah pakaian yang dijahit dari
brukat dan furing. Terlihat begitu sederhana, rapi, dan indah di pandang. Meski
mereka tak mengenakan jilbab, setidaknya mereka mengenakan selendang
untuk menutupi sebagian kepalanya agar terlihat lebih sopan.
Perkembangan mode pakaian yang begitu cepat memang tak dapat kita hindari.
Terutama didorong oleh industri yang bergerak dengan cepat dan perkembangan
teknologi yang memungkinkan anak remaja untuk mengetahui trend mode
selebriti dunia dengan mudah. Perkembangan tersebut berdampak pada mode
pakaian remaja bangsa kita saat ini. Tak sedikit dampak buruk yang kita terima.

Ditandai dengan mudahnya kita menemukan remaja perempuan mengenakan


celana pendek di atas lutut atau lebih sering dikenal dengan istilah short pant
ditambah lagi dengan mengenakan pakaian atas hanya berupa tanktop yang
jauh lebih pantas dipakai sebagai pakaian dalam. Meniru mode dan cara
berpakaian seperti budaya barat dirasa tidak sesuai dengan adat istiadat
ketimuran. Menghilangnya rasa keperibadian bangsa Indonesia yang dianggap
memiliki mode pakaian yang sopan dan berbudi luhur, terlihat hanya ucapan
semata saja sekarang.
Mode pakaian kebarat-baratan sangat bertentangan dengan ajaran Islam.
Terkadang tanpa mereka sadari bahwa mereka telah mengumbar-umbar aurat
yang tak seharusnya mereka pertontonkan ketika mereka hanya mengenakan
celana pendek dan baju yang terkesan kekurangan bahan saat mereka pergi
keluar. Semua itu benar-benar menyalahi aturan islam.
Remaja sekarang berdalih bahwa ketika mereka mengenakan trend mode
terbaru untuk membentuk suatu kepopularitasan dan akan menyebut diri
mereka kampungan dan norak apabila dirinya tak mengenakan trend mode
pakaian terbaru.
Mirisnya lagi ketika remaja yang satu menganggap dan menilai remaja yang lain
hanya melihat pada mode busananya saja. Mereka juga menganggap bahwa apa
yang dikenakan oleh remaja yang lain adalah gambaran kehidupan sehariharinya. Seolah-olah mode pakaian menutupi mata mereka dari kesederhanaan
dan arti dari kehidupan.
Dampak-dampak buruk yang lain seperti : borosnya uang untuk selalu membeli
pakaian yang baru dan mempunya sifat iri hati, karena selalu ingin tampil
dengan mode yang beda dan lebih unggul dari yang lain
Namun dengan perkembangan mode pakaian di kalangan remaja, juga memiliki
dampak positif. Dalam berbusana agar menutupi aurat sekarang sudah banyak
yang menciptakan mode-mode terbaru yang akan membuat anak remaja terlihat
lebih segar namun tetap mengikuti aturan islam.
Salah satunya adalah mode hijab yang sangat cantik untuk dikenakan oleh anak
remaja zaman sekarang. Gaya hijab yang tetap pada aturan islam sangat
membantu anak remaja agar lebih percaya diri dalam berhijab. Karena sebagian
remaja menganggap berhijab adalah sesuatu yang kuno dan tua.
Mode tak dapat kita hindari dan tidak dapat pula kita terima semuanya dengan
mudah. Perlunya kita menjaga mode sesuai dengan keperibadian bangsa kita
yang terkenal sopan. Remaja dan mode adalah satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dan dipungkiri keberadaanya dalam kehidupan. Perlunya pengarahan
terhadap remaja mengenai mode bahwa mode bukanlah segalanya untuk tampil
cantik dan menawan. Karena sesungguhnya kecantikan yang alami berasal dari
hati kita sendiri.

Anda mungkin juga menyukai