Anda di halaman 1dari 148

Perpustakaan Unika

Skripsi
AUDIT MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN
(Studi Kasus pada PT. Indonesia Miki Industries)
Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar
Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi
Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang

VERANIKA
01.60.0052

FAKULTAS EKONOMI - AKUNTANSI


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2005

Perpustakaan Unika

Abstrak
Perusahaan dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan dana yang berasal dari
berbagai sumber seperti para investor, kreditur, dan dari laba yang diperoleh
perusahaa. Dalam suatu kegiatan usaha yang berjalan aktif, dana ini mengalir
secara berkesinambungan dan mengalami perubahan dalam suatu periode
akuntansi. Perubahan aliran dana ini dikenal sebagai keuangan perusahaan. Istilah
manajemen keuangan mengandung arti bahwa pengelolaan keuangan perusahaan
diarahkan sesuai dengan suatu rencana yang dapat mendukung tercapainya tujuan
perusahaan. Dalam PT. IMI pengelolaan keuangan ditangani oleh bagian
keuangan yang bertugas untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memantau
beraneka ragam data yang diperoleh dari satuan kerja dan bidang fungsional lain
dalam perusahaan untuk membuat suatu pelaporan keuangan yang mudah
dipahami dan digunakan oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Pentingnya tugas
dari satuan kerja bidang keuangan membuat pengendalian dan pengawasan kerja
dari satuan ini juga penting, oleh karena itu dibutuhkan suatu alat untuk menilai
kinerja satuan kerja yang mengurus bidang keuangan dalam perusahaan. Salah
satu alat menilai kinerja ini adalah audit manajemen.
Menurut Alejandro R. Gorospe (Tunggal, 1992, h.2) audit manajemen adalah
suatu teknik yang secara teratur dan sistematis digunakan untuk menilai efektifitas
unit atau pekerjaan dibandingkan dengan standar-standar perusahaan dan industri,
dengan menggunakan petugas yang bukan ahli dalam lingkup obyek yang
dianalisis, untuk meyakinkan manajemen bahwa tujuannya dilaksanakan, dan
keadaan yang membutuhkan perbaikan ditemukan. Dari pengertian ini diketahui
bahwa audit manajemen dapat digunakan sebagai alat pendeteksi adanya suatu
keadaan yang tidak wajar dalam perusahaan sehingga dapat dilakukan perbaikan
yang diperlukan sedini mungkin.
Audit manajemen pada PT. IMI dilakukan karena kurang maksimalnya fungsi
perencanaan yang menjadi tugas bagian keuangan. Pembuatan perencanaan ini
merupakan hal yang penting dalam menentukan arah aktivitas yang dilakukan
untuk mencapai tujuan perusahaan, sehingga tidak adanya fungsi ini dapat
berakibat pada terjadinya pembengkakan biaya dan kurangnya koordinasi dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Agar audit manajemen yang dilaksanakan pada PT.
IMI mencapai sasarannya, maka digunakan empat obyek audit yang akan diteliti,
yaitu sasaran finansial perusahaan, perencanaan keuangan, organisasi perusahaan,
dan pengendalian keuangan.
Hasil analisis pada sasaran finansial perusahaan menunjukkan bahwa rasio
likuiditas dan rasio leverage PT. IMI sudah bagus, namun pada rasio aktivitas, PT.
IMI mengalami kecenderungan penumpukan persediaan karena rasio perputaran
persediaan semakin menurun, namun nilai persediaan yang tercantum dalam
neraca perusahaan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hasil dari rasio
profitabilitas PT. IMI telah menunjukkan adanya peningkatan yang berarti bahwa

Perpustakaan Unika

pihak manajemen telah dapat menghasilkan laba dan pengembalian atas investasi
yang cukup memuaskan.
Hasil analisis ini dapat memberikan penilaian bahwa manajemen telah berhasil
dalam mencapai sasaran finansial perusahaan, yaitu mencapai laba yang
semaksimal mungkin, namun dalam hal pengelolaan persediaan yang melibatkan
perencanaan pihak manajemen dinilai kurang berhasil. Dukungan terhadap
pencapaian sasaran finansial perusahaan juga ditunjukkan pada kepatuhan bagian
keuangan dalam melaksanakan sistem pengendalian keuangan, yang diperkuat
dengan tidak ditemukannya kesalahan otorisasi maupun prosedur dalam sampel
dokumen yang diambil dalam penelitian ini.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa perencanaan keuangan yang telah
diterapkan bagian keuangan telah disusun sesuai dengan kriteria perencanaan
keuangan yang baik, tetapi rencana keuangan tersebut tidak disusun secara
spesifik dalam bentuk budgeting sehingga tidak ada koordinasi yang baik dalam
pelaksanaan rencana tersebut. Sedangkan struktur organisasi PT. IMI sudah baik
dan sesuai dengan prinsip organisasi. Struktur organisasi ini juga sudah
mendukung sistem pengendalian internal perusahaan, karena adanya pemisahan
fungsi yang jelas, namun dalam penyusunan struktur organisasi ini tidak disertai
dengan pembuatan dokumentasi job description yang jelas.
Pengendalian keuangan perusahaan yang dianalisis dengan menggunakan
kuesioner menunjukkan bahwa secara keseluruhan sistem pengendalian
perusahaan sudah bagus dan memenuhi syarat pengendalian menurut sistem
informasi akuntansi, namun dari hasil kuesioner tersebut juga memperkuat
indikasi adanya kelemahan dari sistem perencanaan perusahaan, dimana
perusahaan mengakui tidak adanya pembuatan budgeting dan proyeksi arus kas
walaupun secara sederhana sehingga tidak ada alat yang digunakan untuk
mengontrol hasil penjualan dan biaya operasional.
Rekomendasi yang diberikan untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada
PT. IMI ini adalah penghitungan kembali EOQ untuk barang produksi sendiri dan
EOQ untuk persediaan bahan baku, dengan demikian perusahaan dapat membatasi
proses produksi tanpa menunpuk persediaan atau kekurangan persediaan.
Tindakan korektif lain yang dapat direkomendasikan adalah pembuatan
perencanaan keuangan yang lebih spesifik berupa budget pendapatan dan
pengeluaran, juga rencana produksi. Tindakan ini dilakukan agar kegiatan operasi
perusahaan dapat lebih dikendalikan, karena budgeting dapat berfungsi sebagai
pedoman dalam mengarahkan setiap kegiatan dalam perusahaan. Perusahaan tidak
perlu menambah fungsi khusus untuk bidang perencanaan keuangan, namun dapat
mengevaluasi kembali tugas masing-masing karyawan di bagian keuangan dan
membuat job description secara jelas dan terdokumentasi serta dapat diterapkan
dilapangan. Diharapkan dengan adanya pembenahan ini fungsi perencanaan
perusahaan dapat terlaksana secara maksimal, sekaligus membuat sistem
operasional perusahaan menjadi lebih sistematis.

Perpustakaan Unika

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...............................................................................................i


Halaman Persetujuan .....................................................................................ii
Halaman Pengesahan .....................................................................................iii
Pernyataan Keaslian Skripsi ...........................................................................iv
Halaman Persembahan ...................................................................................v
Abstraksi ........................................................................................................vi
Kata Pengantar ...............................................................................................viii
Daftar isi ........................................................................................................xi
Daftar Tabel ...................................................................................................xiii
Daftar Gambar ...............................................................................................xiv
Daftar Lampiran ............................................................................................xv
Bab I

Pendahuluan ....................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah .........................................................1
1.2. Perumusan dan Batasan Masalah .............................................5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................7
1.4. Sistematika Penulisan ............................................................8

Bab II

Landasan Teori ................................................................................9


2.1. Pengertian Audit Manajemen .................................................9
2.2. Tujuan dan Manfaat Audit Manajemen ..................................12
2.3. Perbedaan Audit Manajemen dan Audit Keuangan .................15
2.4. Ruang Lingkup Audit Manajemen ..........................................16
2.5. Karakteristik Audit Manajemen ..............................................16
2.6. Pengertian Sasaran Pemeriksaan .............................................17
2.7. Objek Audit ............................................................................18
2.8. Definisi dan Fungsi Manajemen Keuangan ............................22
2.9. Tujuan Audit Manajemen Keuangan ......................................23
2.10. Sumber Kriteria untuk Evaluasi ..............................................23
2.11. Tahap-tahap Audit Manajemen ..............................................26
2.12. Program Audit Manajemen Keuangan ....................................31
2.13. Prinsip Manajemen Keuangan ................................................32
2.14. Kriteria Perencanaan Keuangan ..............................................32
2.15. Prinsip Organisasi ..................................................................34
2.16. Prinsip sistem Informasi Akuntansi ........................................36
2.17. Prinsip Sistem Pengendalian Manajemen ...............................40
2.18. Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen yang Baik .....40
2.19. Kerangka Pikir Penelitian .......................................................41

Perpustakaan Unika

Bab III Metodologi Penelitian ......................................................................45


3.1. Objek dan Lokasi Penelitian ...................................................45
A. Objek dan Lokasi Penelitian ............................................45
B. Sejarah Singkat Perusahaan ..............................................45
C. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................47
D. Sistem Pencatatan Keuangan Perusahaan .........................48
3.2. Metode Pengumpulan Data .....................................................49
A. Jenis dan Sumber Data .....................................................49
B. Teknik Pengumpulan Data ...............................................50
C. Desain Analisis Data ........................................................52
Bab IV Hasil Analisis ..................................................................................62
4.1. Perencanaan ...........................................................................62
4.2. Mengumpulkan Bukti-bukti Performa ....................................68
4.3. Analisis dan Penyelidikan Penyimpangan / Deviasi ................70
4.4. Manentukan Tindakan Korektif ..............................................105
4.5. Melaporkan Hasil Audit Manajemen ......................................107
Bab V

Kesimpulan dan Saran .....................................................................108


5.1. Kesimpulan ............................................................................108
5.2. Saran ......................................................................................109

Daftar Pustaka ................................................................................................110

Perpustakaan Unika

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Perusahaan dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan dana yang berasal
dari berbagai sumber seperti para investor, kreditur, dan dari laba yang diperoleh
perusahaan (Van Horne, 1986, h.2). Dana tersebut digunakan perusahaan untuk
membiayai kegiatan operasional perusahaan, seperti kegiatan produksi barang dan
jasa, memberi kredit pada pelanggan, dan lain sebagainya. Dalam suatu kegiatan
usaha yang berjalan aktif, dana ini mengalir secara berkesinambungan dan
mengalami perubahan dalam suatu periode akuntansi. Perubahan aliran dana ini
dikenal sebagai arus dana yang selanjutnya disebut sebagai keuangan perusahaan.
Menurut Wetson (1993, h.xi), bidang keuangan merupakan dasar dari suatu
sistem perusahaan dan pengelolaannya akan berpengaruh pada pertumbuhan
ekonomi perusahaan. Jika keuangan perusahaan ditangani dengan baik, maka akan
menghasilkan pertumbuhan ekonomi perusahaan yang sehat. Demikian pula
sebaliknya jika keuangan tidak ditangani dengan baik, akan berdampak buruk
pada seluruh bidang operasional dalam perusahaan.
Istilah manajemen keuangan mengandung arti bahwa pengelolaan keuangan
perusahaan diarahkan sesuai dengan suatu rencana yang dapat mendukung
tercapainya tujuan perusahaan. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan pemilik perusahaan dan para karyawan yang bekerja

Perpustakaan Unika

pada perusahaan tersebut, meskipun tidak menutup kemungkinan adanya tujuan


lain.
Dalam perkembangan dunia usaha pada masa kini, manajemen keuangan
mempunyai peran strategis dalam pengambilan keputusan tentang investasi,
pendanaan, dan pengelolaan aktiva yang dapat menentukan kelangsungan hidup
perusahaan. Mengingat sangat pentingnya manajemen keuangan yang baik, maka
biasanya dalam struktur organisasi perusahaan selalu ada satuan kerja tersendiri
yang khusus menangani bidang keuangan, dengan nama apapun satuan kerja itu
dikenal, seperti departemen, divisi, biro, bagian, dan lain sebagainya, tergantung
pada tradisi perusahaan dan struktur organisasi yang digunakan. Dalam hal ini PT.
Indonesia Miki Industries (IMI) menyebut satuan kerja yang mengurus keuangan
perusahaan dengan nama Bagian Keuangan perusahaan.
Bagian keuangan pada PT. IMI ini bertugas untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan memantau beraneka ragam data yang diperoleh dari satuan
kerja dan bidang fungsional lain dalam perusahaan untuk membuat suatu
pelaporan keuangan yang mudah dipahami dan digunakan oleh pihak-pihak yang
bersangkutan. Bagian keuangan harus mampu menganalisis dengan jeli setiap
laporan yang masuk dari bidang fungsional lain dan membuat perencanaan
keuangan dengan seksama guna menghindari terjadinya pemborosan dana dalam
perusahaan. Pentingnya tugas dari satuan kerja bidang keuangan membuat
pengendalian dan pengawasan kerja dari satuan ini juga penting, oleh karena itu
dibutuhkan suatu alat untuk menilai kinerja satuan kerja yang mengurus bidang

Perpustakaan Unika

keuangan dalam perusahaan. Salah satu alat menilai kinerja ini adalah audit
manajemen.
Menurut Alejandro R. Gorospe (Tunggal, 1992, h.2) audit manajemen
adalah suatu teknik yang secara teratur dan sistematis digunakan untuk menilai
efektifitas unit atau pekerjaan dibandingkan dengan standar-standar perusahaan
dan industri, dengan menggunakan petugas yang bukan ahli dalam lingkup obyek
yang dianalisis, untuk meyakinkan manajemen bahwa tujuannya dilaksanakan,
dan keadaan yang membutuhkan perbaikan ditemukan. Dari pengertian ini dapat
diketahui bahwa audit manajemen bukan hanya dapat digunakan sebagai alat
untuk menilai kinerja, tetapi juga dapat digunakan sebagai alat pendeteksi adanya
suatu keadaan yang tidak wajar dalam perusahaan sehingga dapat dilakukan
perbaikan yang diperlukan sedini mungkin.
Agar audit manajemen yang dilaksanakan mencapai sasarannya, ada empat
obyek audit yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sasaran finansial
perusahaan, perencanaan keuangan, organisasi perusahaan, dan pengawasan
keuangan (Siagian, 1997, h.145). Sasaran finansial perusahaan digunakan sebagai
obyek audit untuk mengetahui apakah fungsi bagian keuangan mendukung upaya
pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan, sedangkan dalam bagian perencanaan
keuangan audit dilakukan untuk mencari dan menemukan fakta tentang
perencanaan keuangan yang disusun bidang keuangan dalam menyelenggarakan
fungsi perencanaan.
Struktur organisasi perusahaan juga merupakan hal yang penting sebagai
obyek audit, karena dari susunan organisasi ini dapat diketahui apakah bagian

Perpustakaan Unika

keuangan sudah disusun dengan pendekatan kesisteman atau belum. Obyek audit
yang terakhir adalah pengendalian keuangan, yang digunakan untuk menemukan
dan mengumpulkan berbagai informasi tentang kekuatan dan kelemahan dalam
melakukan proses pengendalian keuangan perusahaan.
Audit manajemen dapat digunakan sebagai alat pendeteksi adanya
ketidakberesan dalam suatu perusahaan, oleh karena itu audit manajemen pada
bagian keuangan PT. IMI perlu dilakukan mengingat selama ini bagian keuangan
PT. IMI belum melaksanakan fungsi perencanaan secara maksimal. Menurut
Nasehatun (1994, h.4) perencanaan sebagai sistem manajemen mempunyai tiga
fungsi utama sebagai berikut :
A.

Sebagai alat manajemen untuk mengendalikan dan mengarahkan setiap


kegiatan dalam perusahaan agar senantiasa mengacu atau berpedoman
kepada rencana yang dibuat

B.

Sebagai alat manajemen yang berfungsi untuk mengkoordinasikan dan


mengsinkronisasikan aktivitas atau kegiatan dalam perusahaan. Setiap
aktivitas yang dilakukan senantiasa berjalan sesuai dengan rencana dan
mencapai sasaran atau hasil sesuai dengan rencana ini

C.

Sebagai sistem manajemen dengan tujuan agar setiap pelaksanaan kegiatan


senantiasa dikendalikan dan diarahkan kepada rencana yang ditetapkan
untuk mencapai sasaran atau hasil yang telah ditentukan dalam rencana itu

Tujuan akhir dari perencanaan adalah untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi


dan profit margin yang tinggi bagi perusahaan.

Perpustakaan Unika

Fungsi perencanaan menjadi penting dalam menentukan arah aktivitas yang


dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan, sehingga tidak adanya fungsi ini
dapat berakibat pada terjadinya pembengkakan biaya dan kurangnya koordinasi
dalam pencapaian tujuan perusahaan. Kendati selama ini perusahaan tidak
mengalami permasalah yang cukup serius, audit manajemen pada bidang
keuangan PT. IMI perlu dilakukan untuk mengevaluasi kinerja bagian keuangan
selama ini dan untuk mengetahui apakah tidak adanya fungsi perencanaan dalam
bidang keuangan mempengaruhi kinerja bagian keuangan secara keseluruhan
mengingat bahwa bidang keuangan merupakan dasar dari sistem perusahaan.
Menyadari pentingnya kedudukan bagian keuangan dalam suatu perusahaan
dan pentingnya melakukan praktek-praktek keuangan yang sehat agar perusahaan
dapat bertahan dalam segala situasi, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang audit manajemen yang berjudul Audit Manajemen Fungsi
Keuangan (Studi Kasus pada PT. Indonesia Miki Industries).

1.2. Perumusan Masalah dan Batasan Masalah


A.

Perumusan Masalah
Dalam era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin berat.

Agar dapat bertahan dalam kondisi ini, perusahaan disamping harus meningkatkan
mutu produk dan pelayanannya juga harus mampu melakukan praktek-praktek
manajemen yang sehat. Kesehatan dalam manajemen perusahaan terutama bagian
keuangannya menjadi pokok masalah yang penting untuk disoroti karena jika
kondisi keuangan dalam suatu perusahaan baik, maka perusahaan akan mampu

Perpustakaan Unika

menghadapi segala situasi lingkungan ekternal perusahaan yang cenderung


berubah mengikuti arus perkembangan jaman, seperti semakin ketatnya kompetisi
antar perusahaan, perubahan teknologi, perubahan harga dan tingkat bunga,
ketidak pastian ekonomi dunia, dan fluktuasi nilai tukar.
Pentingnya tugas bagian keuangan ini membuat audit atas bagian keuangan
dalam perusahaan sangat diperlukan untuk mengevaluasi kinerja bagian keuangan.
Untuk tujuan tersebut, maka pokok permasalahan yang menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah :
1)

Apakah fungsi bagian keuangan pada PT. IMI mendukung keseluruhan


upaya pencapaian tujuan sasaran perusahaan?

2)

Bagaimanakah bentuk perencanaan keuangan yang telah diterapkan oleh


bagian keuangan pada PT. IMI?

3)

Apakah organisasi yang terkait dengan fungsi keuangan dalam PT. IMI
sudah disusun dengan baik dan memenuhi prinsip organisasi?

4)

Apakah terdapat kelemahan pada sistem pengendalian keuangan yang


diterapkan pada PT. IMI?

B.

Batasan Masalah
Agar dalam pembahasan usulan penelitian ini tidak menyimpang dari pokok

pembahasan, maka penulis memberikan suatu batasan pada masalah yaitu peran
audit manajemen sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja bagian keuangan pada
PT. IMI dengan empat sasaran audit sebagai alat pengukurnya, yaitu sasaran

Perpustakaan Unika

finansial

perusahaan,

perencanaan

keuangan,

struktur

organisasi,

dan

pengendalian keuangan.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


A.

Tujuan Penelitian :
1.

Untuk mengevaluasi apakah fungsi keuangan pada PT. IMI sudah


mendukung upaya pencapaian tujuan perusahaan

2.

Untuk mengevaluasi rencana keuangan yang telah diterapkan oleh


bagian keuangan PT. IMI

3.

Untuk mengevaluasi penyusunan struktur organisasi yang terkait


dengan fungsi keuangan pada PT. IMI

4.

Untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan sistem pengendalian


keuangan pada PT. IMI

B.

Manfaat Penelitian :
1.

Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak pemilik perusahaan


(Direktur) dalam mengevaluasi kinerja bagian keuangan PT. IMI

2.

Sebagai media untuk memberikan saran dan perbaikan jika masih ada
kekurangan

dalam

praktek

keuangan

yang dilakukan

dalam

perusahaan
3.

Sebagai bahan referensi bagi pihak yang berkepentingan untuk


pengambilan keputusan

Perpustakaan Unika

4.

Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang berminat pada


pembahasan audit manajemen ini.

1.4. Sistematika Penulisan


Dalam penelitian ini, sistematika penulisan dibagi dalam lima bab, yaitu :
Bab I

Merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,


perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
kerangka pikir penelitian, serta sistematika penulisan dalam penelitian
ini.

Bab II

Merupakan tinjauan pustaka yang berisi tentang uraian berbagai teori


serta konsep-konsep tentang penelitian ini.

Bab III Merupakan metodologi penelitian yang berisi tentang lokasi penelitian,
jenis data yang akan digunakan, metode pengumpulan dan analisis data,
serta gambaran umum mengenai obyek penelitian.
Bab IV Merupakan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dimana akan
diungkapkan hasil-hasil yang ditemukan selama penelitian dan
menguraikan beberapa penjelasan yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.
Bab V

Merupakan kesimpulan, keterbatasan, dan implikasi dari pembahasan


yang telah dilakukan pada bab IV.

Perpustakaan Unika

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.

Pengertian Audit Manajemen

Ada beberapa definisi audit manajemen yang telah diungkapkan oleh


beberapa tokoh, sebagai berikut :
A.

Menurut Alejandro R. Gorospe (Tunggal, 1992, h.2) audit

manajemen adalah suatu teknik yang secara teratur dan sistematis digunakan
untuk menilai efektifitas unit atau pekerjaan dibandingkan dengan standarstandar perusahaan dan industri, dengan menggunakan petugas yang bukan
ahli dalam lingkup obyek yang dianalisis, untuk meyakinkan manajemen
bahwa tujuannya dilaksanakan, dan keadaan yang membutuhkan perbaikan
ditemukan.
B.

Menurut Siagian (1997,h.15) audit manajemen adalah suatu

kegiatan untuk meneliti dan menilai kinerja perusahaan disoroti dari sudut
pandang peningkatan efisiensi, efektifitas, dan produktifitas kerja, baik
dalam arti perusahaan sebagai suatu keseluruhan maupun dalam arti
berbagai komponennya.
C.

Menurut Willy Susilo (2002, h.2) audit manajemen adalah

kegiatan mengumpulkan informasi faktual dan signifikan melalui interaksi


(pemeriksaan, pengukuran dan penilaian serta penarikan kesimpulan) secara
sistematis, obyektif dan terdokumentasi yang berorientasi pada azas nilai
manfaat terhadap manajemen suatu organisasi secara keseluruhan untuk

Perpustakaan Unika

menilai unsur-unsur manajemen apakah telah direncanakan, dijalankan dan


dikendalikan dengan prinsip-prinsip manajemen yang baik dan benar
sehingga organisasi melalui fungsi-fungsinya dapat mencapai tujuan yang
direncanakan

yang mencakup dimensi PQCDSME Productivity

(Produktifitas) Quality (Mutu) Cost (Biaya) Delivery (Waktu


penyampaian) Safety (Keselamatan) Morale (Etos kerja) Environment
(Lingkungan) secara efektif dan efisien.
D.

Menurut Leo Herbert (1979, h.6-7) audit manajemen atau

M-Auditng adalah:
1. Planning for obtaining, and evaluating sufficient relevant,
material, and competent evidence
2. By an independent auditor
3. On the audit objective of
a.

whether an entitys management or employees have

or have not accepted and carried out;


b.

appropriate laws, regulations, policies, procedures,

or other management standards for properly using its resources;


c.

in an efficient and economical manner;

4. From this evidence on the audit objective, the auditor


comes to an opinion or conclusion and reports to a third party,
a.

with sufficient evidence in the report to convince

the third party that the conclusion is accurate; and

10

Perpustakaan Unika

b.

with a recommendation for the possible correction

of any deficiencies.
Yang dapat diterjemahkan secara bebas sebagai berikut :
5. Suatu rencana untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
yang cukup relevan, material, dan kompeten
6. Dilakukan oleh auditor yang independen
7. Dengan sasaran audit :
c.

apakah pihak manajemen dan karyawan sudah atau

belum dapat diterima dan dipublikasikan kepada pihak luar,


d.

Apakah penggunaan sumber daya sudah dilakukan

dengan semestinya dan tidak melanggar hukum, regulasi,


kebijakan-kebijakan umum, prosedur, atau standar manajemen
lainnya,
e.

Dalam pengertian efisien dan ekonomis,

8. Dari bukti pada sasaran audit, auditor membuat suatu


pendapat atau kesimpulan dan melaporkannya pada pihak ketiga,
f.

dengan bukti yang cukup pada laporan untuk

meyakinkan pihak ketiga bahwa kesimpulan yang diperoleh


akurat, dan
g.

dengan rekomendasi perbaikan yang mungkin

dilakukan pada hal-hal yang kurang baik.


Dari beberapa pendapat diatas dapat diperoleh sebuah kesimpulan dari
definisi audit manajemen, yaitu suatu kegiatan yang teratur dan sistematis dalam

11

Perpustakaan Unika

memperoleh dan mengevaluasi informasi faktual dan signifikan untuk menilai


efektifitas dan efisiensi kinerja manajemen dalam suatu organisasi, dilakukan oleh
auditor independen yang selanjutnya melaporkan hasil penemuannya kepada
pihak auditee (pihak yang meminta dilaksanakannya audit) disertai dengan
kesimpulan dan rekomendasi perbaikan yang diperlukan.

2.2.
A.

Tujuan dan Manfaat Audit Manajemen

Tujuan Audit Manajemen

Ada beberapa tujuan dari audit manajemen, yaitu (Tunggal, 2001, h.12) :
1. Obyek dari audit manajemen adalah mengungkapkan
kekurangan dan ketidak beresan dalam setiap unsur yang diuji oleh
auditor dan untuk menunjukkan perbaikan apa yang dimungkinkan
untuk memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan
2. Untuk membantu manajemen mencapai administrasi
operasi yang paling efisien
3. Untuk mengusulkan kepada manajemen cara-cara dan alatalat untuk mencapai tujuan apabila manajemen organisasi sendiri
kurang pengetahuan tentang pengelolaan yang efisien
4. Audit manajemen bertujuan untuk mencapai efektifitas dan
efisiensi dari pengelolaan
5. Untuk membantu manajemen, auditor berhubungan dengan
setiap fase dari aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar pelayanan
kepada manajemen

12

Perpustakaan Unika

6. Untuk membantu manajemen pada setiap tingkat dalam


pelaksanaan yang efektif dan efisien dari tujuan dan tanggung jawab
mereka.
Menurut Mulyadi (2002, h.33) tujuan dari audit manajemen adalah
mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan, dan
membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Tujuan audit
manajemen lainnya dikemukakan oleh Willy Susilo (2002, h.57) yaitu untuk
mendapatkan informasi faktual dan signifikan berupa data hasil analisa, penilaian,
rekomendasi auditor yang dapat digunakan oleh auditee atau manajemen untuk
berbagai keperluan misalnya untuk dasar pengambilan keputusan, pengendalian
manajemen, perbaikan dan / atau perubahan dalam berbagai aspek dalam upaya
mengamankan kebijakan dan mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.

B.

Manfaat Audit Manajemen

Manfaat audit manajemen dapat dirasakan oleh beberapa pihak yaitu


(Susilo, 2002, h.60-61) :
1. Bagi manajemen
Hasil audit yang disampaikan kepada pihak manajemen dapat
membantu penyelesaian masalah atau hambatan yang ada pada setiap fungsi
organisasi baik yang bersifat aktual, maupun potensial, baik untuk keperluan
saat sekarang maupun untuk masa depan. Dengan informasi hasil penilaian
auditor dan rekomendasi yang disampaikan memungkinkan pimpinan unit

13

Perpustakaan Unika

operasi melakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan efisiensi,


efektifitas, maupun produktifitas usaha secara lebih terarah.

2. Bagi pemilik modal


Audit manajemen memberikan informasi yang diperlukan oleh
pucuk pimpinan untuk membuat atau merubah kebijakan organisasi dan
menentukan strategi-strategi pengembangan jangka panjang. Hasil audit
dapat juga dimanfaatkan pucuk pimpinan sebagai dasar untuk menilai kerja
para pimpinan unit-unit operasi serta untuk menentukan perlu tidaknya
mengadakan perubahan sistem pengendalian kegiatan organisasi.
3. Bagi auditor sendiri
Proses audit merupakan kegiatan pembelajaran dan pertumbuhan
yang tidak ternilai harganya, bagi para pelaku audit itu sendiri, karena
melalui proses audit, terjadi proses pemahaman secara mendalam tentang
seluk beluk operasi organisasi serta permasalahan yang dihadapinya baik
permasalahan skala perusahaan maupun permasalahan spesifik yang ada
pada setiap fungsi dalam organisasi. Dengan demikian seorang auditor
secara disadari atau tidak telah mempelajari proses manajemen organisasi
secara komprehensif dan manajemen fungsional secara intensif.
4. Bagi masyarakat umum

14

Perpustakaan Unika

Hasil kerja auditor khususnya auditor independen yang melakukan


audit pada perusahaan publik dapat digunakan oleh berbagai pihak seperti
kreditor, calon investor, dan sebagainya untuk mengambil keputusan.

2.3.

Perbedaan antara Audit Manajemen dan Audit

Keuangan
Jenis audit yang selama ini sering digunakan adalah audit keuangan yaitu
pengujian atas kewajaran laporan keuangan, sedangkan untuk audit manajemen
sendiri lebih jarang dilakukan. Berikut dijelaskan perbedaan antara audit
manajemen dan audit keuangan secara ringkas dalam bentuk tabel (Tunggal,
2001, h.1) :
Tabel 2.1. Perbedaan antara Audit Manajemen dan Audit Keuangan
No.

Karakteristik

Audit
Manajemen

1.

Tujuan

Menilai dan

Audit
Keuangan
Menyatakan

meningkatkan

pendapat

tentang

keefektifan

laporan keuangan dan

pengelolaan

menilai

sistem

pengendalian
akuntansi
menjaga

dalam
keamanan

aktiva perusahaan
2.

Ruang
Lingkup

Operasi atau
fungsi

Data

atau

catatan keuangan
15

Perpustakaan Unika

Lingkup
3.

fungsi

Orientasi

catatan keuangan
Urusan

Urusan

operasional

yang keuangan

sudah

lalu, periode

dalam
yang

sudah

sekarang, dan yang lalu


akan datang
4.

Standar
Penilaian

Prinsipprinsip manajemen

Prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku
umum

5.

Metode

Teknikteknik manajemen

Standar-standar
audit

yang

berlaku

umum
6.

Presisi

Relatif

Absolut

7.

Penerima

Biasanya

Terutama pihak

intern,

umumnya luar pemegang saham,

pimpinan

pemerintah, publik

8.

Realisasi

Potensial

Aktual

9.

Keharusan

Tidak harus,

Diharuskan

terutama prerogatif oleh Undang-undang /


pimpinan
10.

Sejarah

peraturan

Belum lama,
berkaitan

dengan lama

adanya

Sistem

Sudah berusia

Approach
16

Perpustakaan Unika

Approach
11.

Katalisator

Terutama

Tradisi

permintaan
pimpinan
12.

Frekuensi

Periodik,
tetapi

Teratur, paling

kebanyakan sedikit per tahun

saatnya

tidak

tertentu / tegas

2.4. Ruang Lingkup Audit Manajemen


Audit manajemen mencakup setiap aspek ekonomisasi, efisiensi, dan
efektifitas yang beraneka ragam dalam suatu organisasi, oleh karena itu dapat
mencakup beraneka ragam aktivitas yang luas. Sebagai contah, efektifitas dari
program advertensi atau efisiensi keryawan pabrik merupakan bagian dari suatu
audit manajemen (Tunggal, 1992, h.8).

2.5. Karakteristik Audit Manajemen


Menurut Drs. Amin Widjaja Tunggal (2001, h.9) ada beberapa
karakteristik dari audit manajemen, yaitu :
A.

Audit manajemen adalah prosedur yang bersifat investigatif

B.

Mencakup semua aspek perusahaan, unit, atau fungsi

17

Perpustakaan Unika

C.

Yang diaudit adalah seluruh perusahaan, atau salah satu

unitnya (bagian penjualan, bagian perencanaan produksi, dan sebagainya),


atau suatu fungsi, atau salah satu sub klasifikasinya (pengendalian
persediaan, sistem pelaporan, pembinaan pegawai, dan sebagainya)
D.

Penelitian dipusatkan pada prestasi atau keefektifan dari

perusahaan / unit / fungsi yang diaudit dalam menjalankan misi, tanggung


jawab, atau tugasnya
E.

Pengukuran terhadap keefektifan didasarkan pada bukti

atau data dan standar


F.

Tujuan utama audit manajemen adalah memberikan

informasi kepada pimpinan tentang efektif tidaknya perusahaan, suatu unit,


atau suatu fungsi. Diagnosis tentang permasalahan dan sebab-sebabnya, dan
rekomendasi tentang langkah-langkah korektifnya merupakan tujuan
tambahan.

2.6. Pengertian Sasaran Pemeriksaan


Sasaran pemeriksaan adalah merupakan suatu pertanyaan ataupun dugaan /
hipotesis yang ada dalam benak pemeriksa yang memerlukan jawaban atau
pembuktian. Sasaran pemeriksaan dapat dibagi menjadi tiga elemen penting, yaitu
(Setyawan, 1988, h.12-13) :
A.

Kriteria (Criteria)

Kriteria adalah merupakan norma atau standar yang menunjukkan


bagaimana seharusnya para individu dalam suatu organisasi melakukan

18

Perpustakaan Unika

aktivitas sebagai pertanggung jawaban atas wewenang yang dilimpahkan.


Jadi apa yang terkandung dalam kriterialah yang seharusnya dianut oleh
para individu yang memikul tanggung jawab dan kriteria ini akan digunakan
oleh pemeriksa untuk mengukur kinerja para individu yang bertanggung
jawab.
B.

Penyebab (Causes)

Penyebab adalah merupakan tindakan / aktifitas aktual yang


dilakukan oleh para individu dalam organisasi. Penyebab itu sendiri dapat
bersifat positif, yaitu yang bersifat ekonomis, efisien, dan efektif maupun
yang bersifat negatif, yaitu yang bersifat pemborosan, inefisiensi, dan
inefektif.
C.

Akibat / Efek (Effect)

Akibat adalah merupakan hasil pengukuran dan pembandingan antara


penyebab dengan kriteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut.
Penyajian sasaran pemeriksaan dapat ditempuh dalam dua cara, yaitu
penyajian dalam bentuk pertanyaan dan penyajian dalam bentuk pernyataan.

2.7. Objek Audit


Agar audit fungsi keuangan mencapai sasarannya, ada empat hal yang
menjadi objek audit, yaitu (Siagian, 1997, h.145-147):
A.

Sasaran finansial perusahaan

Dalam pelaksanaan audit fungsi keuangan, yang dapat dijadikan sebagai


obyek pertama audit ialah pencarian, penemuan, dan pengumpulan informasi

19

Perpustakaan Unika

tentang tercapai tidaknya sasaran finansial perusahaan. Dari hasil temuan audit
akan terlihat bahwa apakah fungsi manajemen keuangan mendukung atau tidak
keseluruhan upaya pencapaian tujuan berbagai sasaran perusahaan. Disamping itu,
audit harus pula ditujukan pada pencarian, penemuan, dan pengumpulan informasi
tentang posisi finansial masing-masing bidang fungsional yang terdapat dalam
lingkugan perusahaan. Dua pertimbangan mengapa hal ini penting adalah untuk
menjamin bahwa posisi keuangan berbagi bidang fungsional memperkuat posisi
finansial perusahaan sebagai keseluruhan, tidak justru berkembang menjadi
kerajaan kecil dalam perusahaan dan untuk menjamin bahwa para manajer yang
memimpin berbagai komponen perusahaan memahami dan menaati kebijakan
finansial yang ditetapkan oleh manajer keuangan, termasuk kebijaksanaan
perusahaan yang menyangkut pengawasan dibidang keuangan.
Segi lain yang penting dalam pelaksanaan audit ialah untuk meneliti
apakah tujuan dan berbagai sasaran perusahaan memenuhi berbagai persyaratan
seperti kelayakan, kewajaran, dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan
etika atau tidak dan untuk menemukan fakta apakah berbagai komponen
perusahaan memenuhi standar kinerja yang telah ditentukan atau tidak. Dengan
perkataan lain, dari kegiatan audit harus bisa terungkap apakah tujuan dan sasaran
perusahaan mempunyai makna operasional bagi berbagai komponen perusahaan
dan bahwa berbagai komponen itu mampu memenuhi standar yang telah
ditentukan oleh manajemn puncak untuk dipenuhinya. Harus ditekankan bahwa
dalam melakukan audit manajemen keuangan, para pelaksana audit harus bisa

20

Perpustakaan Unika

menilai apakah perusahaan berada pada jalur yang benar atau tidak berdasarkan
strategi akbar yang telah ditetapkan manajemen puncak.
B.

Perencanaan keuangan

Perencanaan keuangan sebagai objek audit berarti dua hal, yaitu efektif
tidaknya satuan kerja yang mengurus keuangan perusahaan menyelenggarakan
fungsi perencanaan bagi satuan kerja yang bersangkutan dan mencari dan
menemukan fakta tentang mutu rencana yang disusun oleh para manajer bidang
fungsional dalam lingkungan perusahaan. Dalam menilai proses perencanaan
berbagai komponen perusahaan, sangat penting diteliti apakah rencana satuan
kerja yang lebih kecil merupakan rincian dan operasionalisasi rencana satuan
kerja yang membawahinya atau tidak. Dengan perkataan lain, audit harus bisa
menemukan fakta tentang apakah perusahaan dikelola dengan pendekatan
kesisteman atau tidak dan apakah prinsip sinergi dan simbiosis diterapkan secara
mantap atau tidak.
Menurut Sawir (2001, h.90-91) perencanaan keuangan mencakup
penjualan, laba, dan aktiva yang didasarkan pada alternatif strategi produksi dan
pemasaran, untuk kemudian menentukan bagaimana memenuhi kebutuhan
permodalan. Bila ternyata hasil aktual tidak sesuai dengan proyeksinya,
perencanaan keuangan harus dapat mengidentifikasikan perubahan-perubahan
potensial yang mungkin akan memberikan hasil yang memuaskan. Perencanaan
keuangan biasanya berupa proforma neraca, laporan laba-rugi, laporan sumber
dan penggunaan dana, serta rencana pengeluaran modal berdasarkan kategori dan
divisi. Syarat untuk perencanaan yang efektif, adalah :

21

Perpustakaan Unika

1. Peramalan, perusahaan tidak akan pernah dapat melakukan


peramalan yang tepat secara sempurna
2. Menemukan rencana keuangan yang optimal, seorang
manajer keuangan yang baik harus dapat menilai rencana mana yang
terbaik untuk perusahaannya
3. Melihat rencana keuangan berjalan, rencana jangka panjang
digunakan juga sebagai tolok ukur untuk menilai hasil yang dicapai
pada masa datang.
C.

Organisasi

Pada uraian sebelumnya telah disinggung bahwa karena pentingnya


peranan satuan kerja yang mengurus keuangan perusahaan, pimpinan sebaiknya
merupakan salah seorang anggota tim manajemen puncak. Dengan posisi
demikian paling sedikit ada empat hal yang dapat diwujudkan, yaitu :
1. Pimpinan satuan kerja dibidang keuangan selalu turut serta
dalam pengambilan keputusan stratejik perusahaan
2. Satuan kerja dibidang keuangan dapat bekerja secara
independen
3. Bantuan dan nasihat yang diberikannya diterima oleh para
manajer lain dalam lingkungan perusahaan
4. Diperlakukan

sejajar

dengan

komponen

lain

baik

komponen yang menyelenggarakan tugas pokok maupun tugas


penunjang.

22

Perpustakaan Unika

Dengan menjadikan organisasi satuan kerja dibidang keuangan sebagai


sasaran audit, informasi yang diperoleh akan mampu memberi masukan penting
tentang apakah organisasi di bidang keuangan itu dikelola dengan efektif atau
tidak yang akan turut menentukan apakah satuan kerja itu mampu
menyelenggarakan fungsi pendukung yang diembannya atau tidak, dikenali
faktor-faktor penyebabnya dan diberikan rekomendasi untuk mengatasinya.
D.

Pengendalian keuangan

Fungsi pengendalian di bidang keuangan terdiri dari dua segi yang


penting, yaitu analisis keuangan dan akunting. Akunting berfungsi untuk
mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan melaporkan hasil kegiatan
operasional disoroti kusus dari segi keuangan. Laporan keuangan disusun
berdasarkan format, norma, dan standar yang berlaku baku di lingkungan tertentu,
misalnya di suatu negara. Dengan demikian, audit bidang keuangan harus mampu
menemukan dan mengumpulkan bebagai informasi tentang kekuatan dan
kelemahan dalam melakukan proses pengendalian keuangan perusahaan melalui
proses akunting yang tepat. Berarti bahwa berbagai pertanyaan yang diajukan oleh
tim audit harus mengarah pada faktor kekuatan dan kelemahan itu, untuk
kemudian dimanfaatkan dalam peningkatan pengendalian pada tahap berikutnya.
Proses pengendalian melalui analisis anggaran dan keuangan, agak
berbeda dari praktek-praktek akunting karena dimaksudkan untuk mengamankan
kekayaan dan sumber finansial perusahaan. Hasilnya disampaikan kepada satuansatuan kerja operasional untuk dimanfaatkan dalam peningkatan efisiensi dan
efektivitas kerja masing-masing.

23

Perpustakaan Unika

Dengan demikian, tim audit keuangan harus dengan cermat mengamati


hal-hal yang potensial menjadi permasalahan dimasa depan baik yang bersumber
dari satuan kerja yang mengurus keuangan sendiri maupun yang berasal dari
berbagai komponen yang terdapat dalam perusahaan.

2.8. Definisi dan Fungsi Manajemen Keuangan


A.

Definisi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan adalah segala aktifitas yang berhubungan dengan


perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan
menyeluruh. Oleh karena itu, fungsi pembuatan keputusan dari manajemen
keuangan dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu keputusan sehubungan
dengan investasi, pendanaan, dan manajemen aktiva (Van Horne, 1986, h.2).
B.

Fungsi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan


pengendalian kegiatan keuangan (Husnan, 2002, h.4). menurut Prof. Dr. Ridwan
S. Sundjaja (2003, h.65) ada tiga fungsi utama dari manajemen keuangan, yaitu :
1. Perencanaan dan analisa keuangan
2. Keputusan investasi atau pengelolaan asset
3.

Keputusan pembiayaan investasi atau pengelolaan kewajiban dan


kekayaan/modal

24

Perpustakaan Unika

2.9. Tujuan Audit manajemen Keuangan


Dari definisi dan fungsi manajemen diatas dapat diketahui bahwa salah
satu fungsi dari manajemen keuangan adalah membuat suatu perencanaan
keuangan untuk pengambilan keputusan tentang investasi dan pendanaan. Tujuan
dari audit manajemen keuangan adalah untuk mencari dan menemukan informasi
tentang bagaimana rencana keuangan yang telah disusun tersebut diwujudkan
melalui berbagai kegiatan operasional disoroti khusus dari segi keuangan
(Siagian, 1997, h.144).

2.10. Sumber Kriteria untuk Evaluasi


Kesulitan utama yang dihadapi dalam audit manajemen adalah
menentukan kriteria untuk mengevaluasi apakah efisiensi dan efektifitas telah
tercapai. Salah satu pendekatan untuk menyusun kriteria bagi auditor adalah
dengan menetapkan tujuannya yaitu untuk menentukan apakah beberapa aspek
unit usaha itu dapat dibuat lebih efektif atau efisien, dan untuk rekomendasi
perbaikan. Pendekatan ini mungkin memadai bagi auditor yang berpengalaman
dan terlatih baik, tetapi akan sulit bagi kebanyakan auditor untuk mengikuti
pendekatan yang tidak ditentukan dengan jelas semacam itu.
Alvin A. Arens dan James K. Leobbecke (Tunggal, 1997, h.62-65)
mengungkapkan beberapa sumber yang dapat dimanfaatkan auditor dalam
mengembangkan kriteria evaluasi, yaitu :
A.

Kinerja historis

25

Perpustakaan Unika

Seperangkat kriteria yang sederhana dapat didasarkan pada hasil


aktual (atau hasil audit) dari periode sebelumnya. Gagasan dibalik
penggunaan kriteria ini adalah untuk membandingkan apakah yang telah
dilakukan menjadi lebih baik atau lebih buruk. Manfaat kriteria ini adalah
kriteria tersebut mudah dibuat, tetapi mungkin tidak memberikan pandangan
mendalam mengenai seberapa baik atau seberapa buruk sebenarnya unit
usaha yang diperiksa dalam melakukan sesuatu.
B.

Kinerja yang dapat diperbandingkan

Sebagian besar kesatuan yang menjalani audit manajemen tidak


bersifat unik, tetapi banyak kesatuan yang sama didalam keseluruhan
organisasi atau diluarnya. Dalam hal demikian data kinerja dari kesatuan
yang dapat diperbandingkan merupakan sumber yang sangat baik untuk
mengembangkan

kriteria.

Untuk

kesatuan

internal

yang

dapat

diperbandingkan datanya biasanya sudah tersedia. Bila kesatuan yang dapat


diperbandingkan berada diluar organisasi, mereka seringkali juga bersedia
menyediakan informasi seperti itu. Data ini seringkali juga tersedia pada
kelompok industri dan lembaga pemerintah yang berwenang.
C.

Standar rekayasa

Dalam banyak jenis penugasan audit manajemen, adalah mungkin


dan layak untuk mengembangkan kriteria berdasarkan standar rekayasa,
misalnya studi waktu dan gerak untuk menentukan tingkat keluaran
produksi. Kriteria ini seringkali memakan waktu dan biaya yang besar
dalam pengembangannya, karena memerlukan banyak keahlian, akan tetapi

26

Perpustakaan Unika

hal ini mungkin sangat efektif dalam memecahkan masalah operasional


yang utama dan biaya yang dikeluarkan akan berharga. Beberapa standar
dapat juga dikembangkan oleh kelompok industri untuk digunakan oleh
semua anggota mereka, sehingga dapat mengurangi beban biaya setiap
anggotanya. Ini bisa merupakan kelompok dalam industri menurut subyek
atau kelompok fungsional pengolahan data elektronis.
D.

Diskusi dan kesepakatan

Kadang-kadang kriteria obyektif sangat sulit didapat dan sangat


memakan biaya, tetapi ada kalanya kriteria dapat dikembangakan melalui
diskusi dan kesepakatan yang sederhana. Pihak yang terlibat dalam proses
ini harus meliputi manajemen kesatuan yang diperiksa, auditor, dan
kesatuan atau orang yang akan mendapat laporan tentang temuan yang
didapat.

2.11. Tahap-tahap Audit Manajemen


Audit manajemen mempunyai banyak cakupan area sehingga sulit
menentukan pendekatan yang dapat diambil dalam melakukan audit. Walaupun
demikian, beberapa fungsi umum biasanya dapat diterapkan pada kebanyakan
audit manajemen, yaitu (Tunggal, 1992, h.40-47) :
A.

Perencanaan

Sering area subyek dan tujuan suatu audit manajemen ditunjuk oleh
manajemen puncak. Auditor kemudian merencanakan pekerjaan untuk
menyelesaikan tujuan yang diberikan. Bukti-bukti rencana tersebut

27

Perpustakaan Unika

didokumantasikan suatu survei pendahuluan merupakan prosedur umum


yang dilakukan auditor untuk mengenal operasi yang diaudit. Auditor
mungkin menggunakan daftar pertanyaan, flow chart, tanya jawab, laporan
manajemen, dan observasi dalam pelaksanaan survei pendahuluan. Daftar
pertanyaan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
masalah yang mempengaruhi efektifitas, efisiensi, dan performa operasi.
Auditor kemudian akan menilai jawaban yang diperoleh, kemudian auditor
mengumpulkan bukti-bukti untuk memperkuat jawaban yang diterima.
Untuk membantu memahami arus barang, jasa dan transaksi
kemana, dimana, dan dalam operasi, auditor dapat menelaah atau
menyiapkan flow chart, yang merupakan diagram piktorial operasi. Pada
waktu mempelajari flow chart, auditor akan mencari inefisiensi dan
kekurangan pengendalian, seperti operasi yang duplikasi, formulir dari
operasi yang tidak perlu, dan kekurangan pengawasan.
Pada saat auditor melakukan tanya jawab melalui audit, auditor
harus berusaha membangun hubungan dan mempromosikan sikap yang
kooperatif dengan personil yang diaudit. Kerjasama ini penting untuk
penyelesaian yang efisien dari audit manajemen. Auditor juga akan
menelaah laporan manajemen, seperti laporan keuangan interim, anggaran,
laporan produksi, dan penjualan. Pada saat melakukan bagian lain dari
survei pendahuluan auditor harus mengamati sekelilingnya. Karyawan atau
peralatan yang nganggur, operasi yang tidak aman, aktiva yang tidak aman
seperti kas atau persediaan, pabrik atau lay out kantor yang tidak efisiensi

28

Perpustakaan Unika

dapat merupakan area yang potensial yang dapat diusulkan untuk


meningkatkan efisiensi dan efektifitas.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber-sumber ini,
auditor dapat menentukan beberapa kriteria yang obyektif untuk menilai
operasi. Biasanya tidak ada kriteria yang sempurna, dan auditor harus
mengembangkan yang terbaik dalam keadaan yang dialaminya. Dengan
informasi ini, auditor akan mendesain suatu program audit untuk
menggunakannya sebagai suatu petunjuk untuk mengumpulkan bukti dalam
penilaian akhir suatu operasi.
B.

Mengumpulkan bukti-bukti performa

Tujuan mengumpulkan bukti-bukti atau untuk mendapatkan dasar


faktual dalam menilai kriteria performa yang sebelumnya diidentifikasi.
Wawancara merupakan alat yang penting untuk mendapatkan bukti-bukti
selama audit manajemen. Semakin baik pewawancara yang baik tidak
sekedar mengajukan pertanyaan. Wawancara harus direncanakan dan
sebanyak mungkin informasi diperoleh sebelum dilakukan wawancara.
Orang yang diwawancara (interviewee) harus dibuat merasa seenak
mungkin. Pewawancara harus bijaksana dan menghindari untuk pernyataan
tidak terhadap suatu pertanyaan.
Auditor akan mengumpulkan bukti yang diperoleh dalam suatu
arsip. Bukti-bukti mungkin berupa bentuk daftar yang berisi informasi yang
diuji dan tembusan dokumen. Dengan menggambarkan formulir-formulir
tersebut auditor harus mempunyai bukti dokumentasi untuk mendukung

29

Perpustakaan Unika

temuannya. Bukti dokumentasi ini disebut kertas kerja, dikumpulkan


terutama dari sumber intern dan ekstern, seperti statistik industri dapat
bermanfaat dalam penilaian efisiensi beberapa operasi. Kertas kerja juga
dapat diorganisir berdasarkan sub unit dari usaha yang diaudit, urutan
prosedur audit yang dilaksanakan, atau setiap sistem logis yang
mempertinggi pemahaman auditor terhadap pekerjaan yang dilakukan.
C.

Analisis dan penyelidikan penyimpangan / deviasi

Pada saat mengumpulkan bukti-bukti, auditor harus waspada untuk


deviasi dari kebijakan perusahaan dan performa yang tidak efektif dan
efisien. Ia harus belajar membedakan deviasi yang tidak signifikan. Deviasi
masa lampau dapat atau tidak dapat dikoreksi, akan tetapi auditor memberi
perhatian terhadap perusahaan jika pengaruh potensial deviasi berlangsung
terus pada masa yang akan datang. Analisis dan penyelidikan deviasi harus
didokumentasikan dalam arsip auditor, karena dokumentasi merupakan
dasar menentukan tindakan korektif.
D.

Menentukan tindakan korektif

Setelah analisis dan penyelidikan suatu deviasi, auditor harus


menjawab dua pertanyaan, yaitu :
1. Tindakan korektif apa yang harus diambil?
2. Apakah tindakan korektif dapat diterapkan?
Pertanyaan kedua sering paling sulit dijawab karena auditor perlu
mempertimbangkan faktor-faktor seperti hubungan biaya atau manfaat,
pengaruh terhadap moral karyawan, dan konsistensi dengan kebijakan

30

Perpustakaan Unika

perusahaan yang lain. Semua tindakan korektif yang diusulkan perlu


didiskusikan dengan orang yang terlibat untuk mendapatkan ide dan
kerjasamanya.
E.

Melaporkan hasil audit manajemen

Walaupun laporan formal dapat dianggap sebagai langkah terakhir


dalam audit manajemen, laporan informal harus dibuat selama audit.
Sebagai contoh, apabila auditor menemukan suatu inefisiensi yang serius
selama survei pendahuluan, ia harus diselidiki, dinilai, dan dilaporkan
segera daripada menunggu audit selesai. Laporan formal biasanya termasuk
:
1. Suatu konferensi dengan supervisor bagian divisi pada saat
selesainya audit
2. Suatu laporan audit yang tertulis kepada departemen atau
divisi yang termasuk temuan audit secara terinci dan rekomendasi
3. Suatu laporan audit yang tertulis kepada manajemen
puncak atau panitia audit dari dewan direksi dengan meringkaskan
hanya temuan audit yang lebih signifikan dari rekomendasi
Karena ekonomisasi dan efisiensi adalah istilah yang relatif (relative
term), seorang auditor tidak menyatakan pendapat apakah suatu operasi
dilakukan pada tingkat ekonomis dan efisien. Melainkan auditor harus
melaporkan temuan khusus dan simpulan. Tidak ada bentuk laporan yang
standar dari suatu audit manajemen, akan tetapi beberapa masalah akan
tercakup dalam kebanyakan laporan audit. Paragraf ruang lingkup atau

31

Perpustakaan Unika

pendahuluan harus menguraikan operasi yang diaudit, periode waktu yang


tercakup, dan keterbatasan pada ruang lingkup pekerjaan auditor. Paragraf
yang lain harus memberikan penilaian yang menyeluruh dari operasi dan
penilaian performanya. Ini dapat diikuti suatu bagian yang menyajikan
temuan yang terinci berdasarkan masalah individu. Dilaporan ini penting
untuk melaporkan baik temuan yang baik maupun yang jelek. Memberikan
kredit yang tepat untuk performa yang baik mempromosikan suatu kesan
(image) yang obyektif dari auditor dan mendorong kerjasama dengan
auditor pada masa yang akan datang. Temuan yang jelek harus termasuk
suatu uraian deviasi, tindakan korektif yang diusulkan dan komentar oleh
personel departemen atau divisi. Paragraf akhir dapat menyatakan apresiasi
auditor untuk kerjasama dan bantuan yang diterima selama audit. Penemuan
tindakan korektif aktual yang diambil terhadap temuan termasuk dalam
laporan adalah tanggung jawab manajemen dan biasanya diluar lingkup
auditor.

2.12. Program Audit Manajemen Keuangan


Pada audit manajemen masing-masing program pemeriksaan untuk
masing-masing tahap pemeriksaan mempunyai karakteristik dan penekanan yang
berbeda. Program audit pada tahap perencanaan dan pengumpulan bukti-bukti
performa dititikberatkan pada usaha untuk memperoleh informasi umum seputar
keuangan dan informasi latar belakang perusahaan yang memadai sehingga
dikemudian hari dapat menghindarkan pemeriksa dari kebingungan dalam

32

Perpustakaan Unika

penentuan mengenai informasi latar belakang mana yang harus diperoleh, dimana
dapat diperoleh, dan apa yang harus dilakukan kalau sudah diperoleh.
Program audit pada tahap perencanaan dan pengumpulan bukti-bukti
umumnya kurang terinci dibanding dengan program audit pada tahap analisis dan
penentuan tindakan korektif. Program audit pada tahap perencanaan akan memuat
sasaran audit dalam arti luas dan garis besar pedoman untuk mencapai sasaran
audit. Sedangkan program analisis dan penentuan tindakan korektif haruslah lebih
terinci dan spesifik karena pada tahap ini area audit yang lebih sempit telah
diperoleh (Setyawan, 1988, h.39-40).

2.13. Prinsip Manajemen Keuangan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prinsip adalah dasar atau asas
yang menjadi pokok untuk berpikir atau bertindak. Sedangkan manajemen
keuangan adalah segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan,
dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Oleh karena itu,
fungsi pembuatan keputusan dari manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga
area utama, yaitu keputusan sehubungan dengan investasi, pendanaan, dan
manajemen aktiva (Van Horne, 1986, h.2). Jadi yang dimaksud dengan prinsipprinsip manajemen keuangan adalah dasar atau asas yang menjadi pokok untuk
berpikir dan bertindak dalam melakukan segala aktifitas yang berhubungan
dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva. Dalam penelitian ini
prinsip manajemen yang digunakan adalah rasio-rasio keuangan yang digunakan

33

Perpustakaan Unika

untuk mengetahui dukungan bagian keuangan terhadap sasaran finansial


perusahaan.

2.14. Kriteria Perencanaan Keuangan


Perencanaan keuangan yang baik harus dapat memberikan jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dapat dirumuskan dalam enam pertanyaan,
yaitu (Wursanto, 1987, h.43 44) :
A.

Apa (What)

Apa menanyakan : apa yang menjadi tujuan, apa yang akan


dikerjakan, apa yang direncanakan. Jawaban dari pertanyaan ini
menunjukkan tentang tujuan (Objective), dan sasaran (Target), yang hendak
dicapai dalam waktu yang relative pendek (short term), dan waktu panjang
(long term), sehingga dari sana dapat disusun suatu rencana jangka pendek
dan rencana jangka panjang.
B.

Mengapa (Why)

Mengapa menanyakan sebab-sebab mengapa tujuan itu yang akan


dicapai, mengapa jenis kegiatan itu yang harus dikerjakan. Jawaban
terhadap pertanyaan ini memberikan alasan-alasan kenapa perencanaan itu
dibuat, sehingga diperoleh pengertian yang lebih jelas dan terperinci tentang
latar belakang pemikiran perencanaan tersebut.
C.

Dimana (Where)

Dimana menanyakan hal yang berhubungan dengan lokasi atau


tempat dimana rencana itu akan dilaksanakan. Pertanyaan ini akan

34

Perpustakaan Unika

memberikan jawaban penentuan tentang tempat kerja (lokal, geografis) dan


letak tingkatan pelaksanaan suatu rencana, seperti tingkatan pusat atau
daerah.
D.

Kapan (When)

Kapan menanyakan hal yang berhubungan dengan waktu, kapan,


bilamana rencana itu akan dilaksanakan.
E.

Siapa (Who)

Siapa menanyakan orang : siapa penanggung jawab rencana itu,


siapa akan diberi tugas melaksanakan rencana itu, baik untuk tenaga
manajemen maupun untuk tenaga pelaksanaannya.
F.

Bagaimana (How)

Bagaimana menanyakan cara : bagaimana melaksanakannya,


bagaimana mengerjakannya. Dengan pertanyaan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan keterangan-keterangan tentang cara-cara, metode pelaksanaan
dengan memperhatikan faktor kemampuan dan sumber daya. Faktor-faktor
tersebut perlu diinventarisasi terlebih dahulu sehingga pelaksanaan rencana
tidak mengalami hambatan.

2.15. Prinsip Organisasi


Organisasi formal disusun berdasarkan prinsip atau asas yang berlaku.
Salah satu prinsip yang paling banyak dianut dewasa ini, yakni teori kontinjensi
(bersyarat), menyatakan bahwa setiap perusahaan tergantung pada seperangkat
keadaan yang unik; karena itu, stuktur organisasi setiap perusahaan dipengaruhi

35

Perpustakaan Unika

oleh keadaan khusus (yaitu, industri, kewajiban hukum, proses internal, dan lainlain) yang dihadapi perusahaan. Namun prinsip yang paling banyak dianut
didasarkan teori organisasional yang klasik atau tradisional. Prinsip ini meliputi
(Wilkinson, 1992, h.35 36) :
A.

Wewenang
Merujuk pada kekuasaan manajer untuk menuntut keparuhan. Wewenang

didelegasikan kepada tingkatan manajer yang lebih rendah. Kadar wewenang


yang didelegasikan harus seimbang dengan tanggung jawab yang dibebankan
untuk mencapai sasaran khusus. Jadi, jika manajer produksi bertanggung jawab
untuk mempertahankan mutu produk, dia harus memiliki wewenang lengkap atas
pengelolaan pengendalian mutu.
B.

Kesatuan Perintah
Merujuk pada kejelasan jalur wewenang dimana setiap karyawan hanya

melapor pada seorang atasan. Jika prinsip ini dilanggar, mungkin sekali akan
terjadi kesimpangsiuran. Misalnya seorang klerk yang melapor kepada dua
manajer dan menerima perintah yang saling bertentangan, tentu akan bingung
mau mengikuti yang mana. Mungkin dia akan mengikuti yang satu dan
mengabaikan yang lain atau mengabaikan keduanya.
C.

Rentang Manajemen
Rentang manajemen disebut juga sebagai rentang kendali, merujuk pada

jumlah bawahan yang melapor kepada seorang atasan. Rentang manajemen sangat
berbeda-beda. Rentang yang luas mengurangi tingkatan manajerial dan hasilnya,
yakni strutur organisasi yang datar, dapat mempercepat dan mempercermat

36

Perpustakaan Unika

pergerakan komunikasi ke tingkatan manajemen yang lebih tinggi, akan tetapi jika
rentang itu terlalu luas, mungkin manajer tingkat tinggi akan menerima lebih
banyak informasi daripada yang dapat mereka tanggapi atau mereka serap.
D.

Pembagian Kerja
Merujuk pada segmentasi operasi. Pembagian kerja mempunyai dua

keunggulan, yaitu memungkinkan karyawan dan manajer berspesialisasi dan


membantu perusahaan mengendalikan berbagai operasi dengan lebih efektif.
Harus diperhatikan bahwa satu masalah yang dikenal sebagai suboptimisasi dapat
terjadi

apabila

pekerjaan

dibagi

pada

unit-unit.

Suboptimisasi,

yang

mengakibatkan perusahaan tidak bisa mencapai keseluruhan sasarannya, terjadi


karena adanya pertentangan sasaran dan komunikasi yang tidak beres antar unit
kerja. Misalnya, bagian keuangan tidak bersedia meminjamkan uang dengan suku
bunga tinggi meskipun dibutuhkan bagian pemasaran untuk membangun ruang
pamer. Kendatipun ruang pamer itu dapat memperbesar penjualan dan laba,
namun bagian keuangan menolaknya karena terpaku pada sasarannya sendiri :
menghemat dana dengan meminimumkan biaya keuangan.

2.16. Prinsip Sistem Informasi Akuntansi


Menurut Moscove dalam Baridwan, 1993, h.3 sistem informasi akuntansi
adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan,
mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi finansial dan
pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak luar perusahaan dan pihak
intern. Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip sistem informasi akuntansi adalah

37

Perpustakaan Unika

dasar atau asas yang menjadi pokok untuk berpikir dan bertindak dalam
mengumpulkan,

mengklasifikasikan,

mengolah,

menganalisa,

dan

mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan


kepada pihak luar perusahaan (seperti kantor pajak, investor, dan kreditor) dan
pihak intern (terutama manajemen). Prinsip pengendalian sistem informasi
akuntansi ini meliputi (Romney, 2004, h.236 244 ) :
A.

Otorisasi Transaksi dan Kegiatan yang Memadai


Para pegawai melaksanakan tugas dan membuat keputusan yang

mempengaruhi aset perusahaan, oleh karena itu pihak manajemen kekurangan


waktu dan sumber daya untuk melakukan supervisi setiap aktivitas dan keputusan,
mereka membuat kebijakan untuk diikuti oleh para pegawai, dan kemudian
memberdayakan mereka untuk melaksanakannya. Pemberdayaan ini, yang disebut
sebagai otorisasi, yang merupakan bagian penting dari pengendalian dan prosedur
organisasi. Otorisasi sering kali didokumentasikan sebagai penandatanganan,
pemberian tanda paraf, atau memasukan kode otorisasi atas dokumen atau catatan
transaksi. Para pegawai yang memproses transaksi harus memverifikasi
keberadaan otorisasi yang sesuai. Auditor meninjau transaksi untuk memverifikasi
otorisasi yang

memadai, karena ketidak beradaan otorisasi yang memadai

menunjukan kemungkinan masalah pengendalian.


B.

Pemisahan Tugas
Pengendalian internal yang baik mensyaratkan bahwa tidak ada pegawai

yang diberi tanggung jawab terlalu banyak. Seorang pegawai seharusnya tidak
berada dalam posisi untuk melakukan penipuan dan menyembunyikan penipuan

38

Perpustakaan Unika

atau kesalahan yang tidak disengaja. Pemisahan tugas yang efektif dicapai ketika
fungsi-fungsi berikut ini dipisahkan :
1. Otorisasi : menyetujui transaksi dan keputusan
2. Pencatatan : mempersiapkan dokumen sumber, memelihara catatan
jurnal, buku besar dan file lainya, mempersiapkan rekonsiliasi,
serta mempersiapkan laporan kinerja.
3. Penyimpanan : menangani kas, memelihara tempat penyimpanan
persediaan, menerima cek yang masuk dari pelanggan, menulis cek
atas rekening bank organisasi.
Apabila dua dari ketiga fungsi tersebut merupakan tanggung jawab satu
orang, maka akan mucul masalah.
C.

Desain Penggunaan Dokumen serta Catatan yang Memadai


Desain dan penggunaan catatan yang memadai membantu untuk

memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh data transaksi yang
berkaitan. Bentuk dan isinya harus dijaga agar tetap sesederhana mungkin untuk
mendukung pencatatan yang efisien, meminimalkan kesalahan pencatatan, dan
memfasilitasi peninjauan serta verifikasi. Dokumen-dokumen yang mengawali
sebuah transaksi harus memiliki ruang untuk otorisasi. Dokumen-dokumen yang
dipergunakan untuk memindahkan aset ke orang lain harus memiliki ruang untuk
tanda tangan pihak penerima aset. Dalam rangka mengurangi kesempatan
penggunaan dokumen untuk penipuan, dokumen harus diberikan nomer urut yang
telah dicetak terlebih dahulu, agar setiap dokumen dapat dipertanggungjawabkan.

39

Perpustakaan Unika

Jejak audit yang baik memfasilitasi pelacakan kesetiap transaksi melalui sistem,
perbaikan kesalahan, dan verifikasi output sistem.
D.

Penjagaan Aset dan Catatan yang Memadai


Ketika orang berpikir tentang penjagaan aset, mereka sering kali berpikir

tentang kas dan aset fisik, seperti persediaan dan perlengkapan. Akan tetapi,
dimasa sekarang ini, salah satu aset terpenting perusahaan adalah informasi. Oleh
sebab itu, harus diambil langkah-langkah untuk menjaga baik aset berupa
informasi maupun fisik. Prosedur-prosedur berikut ini menjaga aset terhadap
pencurian, penggunaan tanpa otorisasi, dan vandalisme :
1. Mensupervisi dan memisahkan tugas secara efektif.
2. Memelihara catatan aset, termasuk informasi, secara akurat.
3. Membatasi aset secara fisik ke aset (mesin kas, lemari besi, kotak
uang, dan akses terbatas ke safe deposit box kas, sekuritas dan aset
dalam bentuk surat-surat berharga. Area penyimpanan yang
terlarang, dipergunakan untuk melindungi persediaan).
4. Melindungi catatan dan dokumen (area penyimpanan tahan api,
kabinet file yang terkunci, dan lokasi pendukung diluar kantor,
merupakan cara yang efektif untuk melindungi catatan dan
dokumen. Akses ke cek kosong serta dokumen harus dibatasi
hanya untuk personil yang memiliki otorisasi).
5. Mengendalikan lingkungan (perlengkapan komputer yang sensitif
harus diletakkan dalam ruangan yang memiliki alat pendingin dan
perlindungan dari api, yang memadai. Ruangan tersebut harus

40

Perpustakaan Unika

ditinggikan dan diperkuat untuk menghindari banjir dan kejatuhan


benda lainnya).
6. Pembatasan akses ke ruang komputer, file komputer dan informasi.
E.

Pemeriksaan Independen atas Kinerja


Pemerikasaan internal untuk memastikan seluruh transaksi diproses secara

akurat adalah elemen pengendalian lainnya yang penting. Pemerikasaan ini harus
independen, karena pemerikasaan umumnya akan lebih efektif apabila
dilaksanakan oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab atas jalannya operasi
yang diperiksa.
2.17. Prinsip Sistem Pengendalian Manajemen
Istilah pengendalian manajemen (management control) digunakan untuk
menunjukkan keseluruhan sistem yang ada dalam organisasi, termasuk
didalamnya perencanaan, penetapan kebijaksanaan, dan penetapan prosedur serta
semua praktek yang sebenarnya dilaksanakan oleh organisasi dalam menangani
semua peristiwa yang terjadi dalam suatu entitas. Sedangkan yang dimaksud
dengan prinsip-prinsip sistem pengendalian manajemen disini adalah dasar atau
asas yang menjadi pokok untuk berpikir dan bertindak dalam melaksanakan
keseluruhan sistem yang ada dalam organisasi. Pengendalian manajemen
bertujuan untuk menjamin terlaksananya strategi yang telah dicanangkan secara
efisien dan efektif oleh fungsionaris yang memperoleh limpahan wewenang dan
efektifitas operasi ditinjau dari hasil yang diinginkan (Setyawan, 1988, h.76).
Sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang digunakan oleh
manajemen untuk mempengaruhi anggota organisasi secara efisien dan efektif

41

Perpustakaan Unika

dalam rangka mencapai tujuan organisasi, sistem pengendalian manajemen terdiri


atas struktur dan proses (Supriyono, 2000, h.27).

2.18. Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen yang Baik


Sistem pengendalian manajemen organisasi yang baik haruslah memiliki
hal-hal berikut (Setyawan, 1988, h.77) :
A.

Pernyataan tujuan organisasi

B.

Rencana organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan

C.

Kualitas dan kuantitas karyawan yang sesuai dengan

tanggung jawab yang dipikul dan pemisahan fungsi yang memadai


D.

Sistem pembuatan kebijakan dan praktek-praktek yang

sehat pada masing-masing unit organisasi


E.

Sistem review yang efektif pada setiap aras aktivitas guna

memperoleh keyakinan bahwa kebijakan dan praktek yang sehat telah


dilaksanakan sebagaimana telah digariskan.

2.19. Kerangka Pikir Penelitian


PT. IMI merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan
bumbu masak atau penyedap rasa, yang biasanya disebut dengan MSG
(Monosodium

Glutamat).

Dalam

meningkatkan

dan

mempertahankan

eksistensinya didunia bisnis, perusahaan harus mampu menerapkan praktekpraktek manajemen yang sehat terutama dalam bidang keuangan perusahaan.
Untuk itu perusahaan perlu mengevaluasi dan menilai praktek-praktek akuntansi

42

Perpustakaan Unika

dan keuangan pada bagian keuangan perusahaan agar dapat mengetahui apakah
fungsi bagian keuangan sudah melaksanakan fungsinya dengan baik dalam
mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
Salah satu alat manajemen yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
kinerja bagian keuangan perusahaan adalah audit manajemen, dimana melalui
kegiatan ini akan dapat ditemukan hal-hal yang dapat menjadi masalah dimasa
depan atau kelemahan-kelemahan dalam praktek keuangan yang dilakukan
perusahaan, sehingga dapat dilakukan perbaikan secepat mungkin.
Secara kronologis proses pelaksanaan penelitian dapat dilakukan sebagai
berikut :
A.

Mengetahui sasaran finansial perusahaan agar dapat menilai


dukungan bagian keuangan dalam pencapaian sasaran tersebut

B.

Mencari dan menemukan fakta tentang perencanaan keuangan


yang diterapkan oleh bagian keuangan perusahaan untuk
mengevaluasi proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan
rencana

C.

Mempelajari struktur organisasi perusahaan untuk mengetahui


penyusunan struktur organisasi yang terkait dengan fungsi
keuangan perusahaan

D.

Mempelajari sistem pengendalian keuangan dalam perusahaan


untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam
melakukan proses pengendalian keuangan.

43

Perpustakaan Unika

Berdasarkan uraian kronologis diatas, dapat disusun suatu skema kerangka


pikir atas rencana penelitian ini, sebagai berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian
Direktur
Bagian Keuangan

Sasaran
Finansial
Perusahaan

Perencanaan
Keuangan

Struktur
Organisasi

Pengendalian
Keuangan

kebijakan
perusahaan
dan prinsip
manajemen
keuangan

Kriteria
perencanaan
keuangan yang
baik

Prinsip
Organisasi

Prinsip Sistem
Pengendalian
Manajemen
dan sistem
informasi
akuntansi

Analisis Data yang Ditemukan

Kekuatan dan
kekurangan

Saran Perbaikan

44

Perpustakaan Unika

Keterangan Kerangka Pikir


Bagian keuangan dalam perusahaan bertanggung jawab langsung kepada
direktur utama. Bagian keuangan ini bertanggung jawab atas segala urusan
administrasi perusahaan. Audit manajemen atas bagian keuangan perusahaan akan
dilakukan dengan empat sasaran audit, yaitu :
B.

Sasaran finansial perusahaan, untuk mengetahui dukungan

bagian keuangan dalam upaya pencapaian sasaran tersebut


C.

Perencanaan keuangan, untuk mengetahui perencanaan

keuangan yang telah diterapkan oleh bagian keuangan perusahaan


D.

Struktur organisasi, untuk mengetahui penyusunan struktur

organisasi yang terkait dengan fungsi keuangan perusahaan


E.

Sistem pengendalian keuangan, untuk mengetahui kekuatan

dan kelemahan perusahaan dalam melakukan pengendalian keuangan


Dari data yang diperoleh pada empat sasaran audit diatas akan dilakukan
analisis data dan memperbandingkannya dengan prinsip-prinsip manajemen
keuangan, prinsip-prinsip sistem informasi akuntansi, dan prinsip-prinsip sistem
pengendalian

manajemen

untuk mengevaluasi kinerja

bagian keuangan

perusahaan. Dari analisis data yang ditemukan akan diperoleh kekuatan dan
kekurangan sistem keuangan serta pelaksanaannya dalam perusahaan. Hasil
temuan yang diperoleh akan dibuat laporan audit beserta dengan rekomendasi
perbaikan jika ditemukan kekurangan dalam sistem keuangan perusahaan
tersebut.

45

Perpustakaan Unika

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian


A.

Obyek dan Lokasi Penelitian

Audit manajemen yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah audit
manajemen atas bagian keuangan pada PT. IMI, yaitu sebuah perusahaan yang
bergerak dalam bisnis pembuatan bumbu masak (MSG). PT. IMI ini mempunyai
sebuah kantor operasional sekaligus pabrik tempat produksi yang berada di jl. RE.
Martadinata No. 520 Kab. Batang Jawa Tengah.

B.

Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Indonesia Miki Industries atau biasa disingkat PT. IMI berdiri sejak 1969,
tetapi pada awal berdirinya PT. IMI masih berbentuk CV, dengan nama CV.
Chemical Co, dengan akte pendirian nomor 44 tanggal 30 januari 1969 dan
memulai kegiatan produksinya pada pertengahan tahun 1970. Pada tanggal 11 juli
1970 barulah diurus pengubahan bentuk perusahaan dari CV menjadi PT melalui
UU PMDN dengan nama PT. Miki Chemical Co.
Pada tanggal 29 april 1972, PT. Miki Chemical Co berganti nama lagi menjadi
PT. Indonesia Miki Industries yang pendiriannya disahkan dengan surat keputusan
Menteri Kehakiman tertanggal 27 juli 1972 dengan nomor JA/5/1/12/20 di
Batang, Jawa Tengah dan terdaftar di kantor Pengadilan Negeri Batang tanggal 10
agustus 1972 serta anggaran dasarnya termuat dalam berita acara Negara Republik

Perpustakaan Unika

Indonesia nomor 90 tanggal 10 oktober 1972. Dalam akte ini disebutkan bahwa
perusahaan bergerak dalam bidang pembuatan bumbu masak dan perdagangan,
dengan akte ini pula PT. Indonesia Miki Industries mendapat ijin secara remi
untuk menjalankan aktivitas usahanya.
Produk yang dihasilkan oleh PT. IMI adalah bumbu masak atau MSG dengan
merk dagang Miki. Produknya dikemas dalam dua bentuk, yaitu kemasan sak
berisi 25 kilogram yang dikemas tanpa merk sehingga pembeli dapat memberi
merk dagang sendiri dan kemasan dengan merk dagang Miki yang berisi 5
gram, 10 gram, 25 gram, 50 gram, dan 100 gram.
Pada awal berdirinya, PT. IMI merupakan anak perusahaan dari PT. Batang Alum.
Dengan maksud untuk memberi wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar
pada manajemen, maka pada tahun 1998 PT. IMI resmi memisahkan diri dari PT.
Batang Alum. Pada saat ini yang menjabat sebagai direktur PT. IMI adalah Bapak
Edwin Jaya Wiyanto.

Perpustakaan Unika

C.

Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar Struktur Organisasi Perusahaan ada


di dokumen yang terpisah.

Perpustakaan Unika

D.

Sistem Pencatatan Keuangan Perusahaan

Kepala bagian keuangan PT. IMI bertanggung jawab langsung kepada direktur
PT. IMI. Tugas dari bagian keuangan ini adalah mempersiapkan laporan keuangan
yang mudah dipahami oleh pemilik ataupun pihak lain yang berkepentingan.
Bagian keuangan juga membuat rencana dan analisis berbagai keputusan yang
menyangkut tentang aktiva perusahaan. Bagian keuangan bertindak sebagai
pengawas keuangan dari bagian - bagian fungsional lain dalam perusahaan.
Seluruh bagian fungsional dalam perusahaan wajib melaporkan segala bentuk
penggunaan dana perusahaan kepada bagian keuangan untuk kemudian disusun
menjadi laporan keuangan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Tiap - tiap bagian fungsional dalam perusahaan memberikan laporan penggunaan
dananya kepada administrasi bagian keuangan setiap bulan. Administrator lalu
mengumpulkan dan membuat laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba
rugi yang kemudian disampaikan kepada kepala bagian keuangan untuk diperiksa
dan diserahkan kepada direktur utama. Kasir pada bagian keuangan bertugas
untuk mengelola kas, seperti membayar hutang atau menerima pelunasan piutang
dagang berupa kas, juga membayar gaji para pegawai. Kasir akan membuat
laporan berupa laporan arus kas. Setiap cek yang keluar harus ditandatangani oleh
kepala bagian keuangan dan administrator, sedangkan untuk cek yang batal
digunakan tidak dirobek, namun diberi tanda silang sebagai bukti pembatalan
penggunaan cek.

Perpustakaan Unika

3.2. Metode Pengumpulan Data


A.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder menurut Husein Umar (2002, h.84) data primer adalah data yang didapat
dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perseorangan. Data ini bisa
berwujud hasil wawancara, pengisian kuesioner, atau bukti transaksi seperti tanda
bukti pembelian barang dan karcis parkir. Semua data ini merupakan data mentah
yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut
menjadi bentuk bentuk seperti tabel, grafik, diagram, dan sebagainya sehingga
lebih informatif oleh pihak lain. Data sekunder ini oleh periset diproses lebih
lanjut, misalnya laporan keuangan seperti neraca dan laba rugi dapat diolah untuk
menilai kinerja perusahaan.
Data primer dan data sekunder yang diperoleh penulis dari perusahaan berkaitan
dengan keperluan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Data primer berupa :


a.

Hasil wawancara dengan direktur tentang penilaian direktur


terhadap kinerja bagian keuangan selama ini

b.

Hasil

daftar

pertanyaan

(kuesioner)

mengenai

sistem

pengendalian keuangan perusahaan.


c.

Hasil observasi kegiatan perusahaan dan sistem pengelolaan


keuangan perusahaan.

Perpustakaan Unika

2.

Data sekunder berupa :


d.

Laporan keuangan (neraca dan laba rugi) dari tahun 2002


sampai dengan tahun 2004.

e.

B.

Laporan tentang perencanaan keuangan tahun 2004.

Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa metode penggumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu :
1.

Wawancara personal

Wawancara personal diartikan sebagai wawancara antar orang, yaitu antara


peneliti (pewawancara) dengan responden (yang diwawancarai), yang
diarahkan oleh pewawancara untuk tujuan memperoleh informasi yang
relevan, pewawancara biasanya telah menyiapkan rencana wawancara,
sering tertulis, yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang difokuskan untuk
menjawab masalah penelitian (Kuncoro, 2003, h.139). wawancara personal
ini dilakukan untuk memperoleh penilaian terhadap kinerja bagian keuangan
oleh direktur.
2.

Observasi

Observasi meliputi segala hal yang menyangkut pengamatan aktivitas atau


kondisi perilaku maupun non perilaku, yang kira-kira dapat dikelompokan
sebagai berikut (Cooper, 1996, h.357) :

f.

Observasi non perilaku (non behavioral observation)

Perpustakaan Unika

a.

1)

Analisis catatan (record analysis)

2)

Analisis kondisi fisik (phyisical condition analysis)

3)

Analisis Proses fisik (Phyical process analysis)

Observasi perilaku ( behavioral observation)


1)

Analisis non verbal (non verbal analysis)

2)

Analisis bahasa (linguistic analysis)

3)

Analisis ekstrabahasa (extralinguistic analysis)

4)

Analisis sebagian (spatial analysis)

Observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi non
perilaku berupa analisis catatan untuk mengetahui kondisi catatan-catatan
keuangan perusahaan, apakah lengkap atau tidak, apakah catatan tersebut
benar-benar dibuat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Analisis proses
fisik dilakukan untuk mengetahui aktivitas bagian keuangan dalam
memproses bukti-bukti keuangan seperti cek, bukti pembayaran, atau yang
lainnya, apakah sudah diproses menurut prosedur yang berlaku di
perusahaan secara benar. Observasi perilaku dilakukan dengan analisis non
verbal dengan mengamati lingkungan kerja bagian keuangan dan
mengamati perilaku orang-orang yang bekerja didalamnya, apakah telah
tercipta hubungan dan suasana kerja yang sehat.

3.

Dokumentasi

Perpustakaan Unika

Data dokumentasi ini berasal dari sumber internal dan eksternal. Data
dokumentasi yang berasal dari sumber internal adalah data yang diperoleh
dari dalam organisasi sendiri, sedangkan dokumentasi dari sumber eksternal
adalah data yang diperoleh dari luar organisasi yang sedang diteliti (Cooper,
1996, h.258). Dokumentasi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
dokumen dari pihak perusahaan berupa laporan keuangan dan laporan
perencanaan keuangan.
4.

Daftar Pertanyaan (Questionnaries)

Daftar pertanyaan (Questionnaries) adalah suatu cara pengumpulan data


dengan menyebutkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan
mereka akan memberikan respons terhadap daftar pertanyaan tersebut.
Daftar pertanyaan memuat berbagai pertanyaan yang menyangkut topik
tertentu.Daftar pertanyaan yang diajukan dapat disesuaikan dengan sistem
komputer maupun sistem manual, dan juga dapat berguna untuk kendali
umum dan dan administratif serta kendali transaksi. Daftar pertanyaan
merupakan alat yang efisien untuk pengumpulan informasi yang
berhubungan dengan pengendalian internal (Wilkinson, 1992, h.115). Daftar
pertanyaan dalam penelitian ini dibuat untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan sistem pengawasan keuangan perusahaan. Daftar pertanyaan ini
akan diajukan kepada manajer bagian keuangan.

Perpustakaan Unika

C.

Desain Analisis Data


1.

Analisis rasio keuangan digunakan untuk mengetahui tercapai


tidaknya sasaran finansial perusahaan. Analisis rasio keuangan
bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana perusahaan berprestasi dan
bagaimana menempatkan posisinya dimasa yang akan datang. Analisis
rasio keuangan hanya berguna jika ada pembandingnya. Dalam
penelitian ini digunakan rasio perusahaan tiga tahun kebelakang untuk
mengetahui perkembangan keuangan perusahaan selama tiga tahun
ini. Rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut (Wetson, 1994, h.226-238) :
a.

Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan


dalam memenuhi kewajibannya yang akan jatuh tempo. Ada dua rasio
likuiditas yang pada umumnya dipakai untuk mengukur likuiditas
perusahaan, yaitu :
1)

Rasio Lancar

Rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk


mengetahui kesanggupan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek, karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan
dari kreditor pada kewajiban jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang
diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan
jatuh tempo hutang. Rumus yang digunakan adalah :
Rasio Lancar =

Aktiva Lancar
Pasiva Lancar

Perpustakaan Unika

2)

Rasio Cepat atau Acid Test

Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang paling tidak likuid


dan unsur aktiva tersebut seringkali merupakan kerugian jika terjadi
likuidasi. Rasio cepat merupakan ukuran penting untuk mengetahui
kemampuan

perusahaan

dalam

memenuhi

kewajiban

jangka

pendeknya tanpa memperhitungkan penjualan persediaan. Rumus


yang digunakan adalah :
Rasio Cepat =

c.

Aktiva Lancar Persediaan


Kewajiban Lancar

Rasio Leverage

Digunakan untuk mengukur perbandingan antara dana yang


disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang berasal dari
kreditor perusahaan. Perusahaan dengan rasio leverage yang rendah
memiliki resiko rugi yang lebih kecil jika kondisi ekonomi sedang
menurun, tetapi memiliki hasil pengembalian yang lebih rendah jika
kondisi ekonomi membaik. Sebaliknya perusahaan dengan rasio
leverage yang tinggi mengemban risiko rugi yang besar, tetapi juga
memiliki kesempatan untuk memperoleh laba yang tinggi. Dalam
prakteknya ada dua cara pendekatan leverage yang saling melengkapi.
Pendekatan pertama adalah memeriksa rasio-rasio neraca dan
menentukan sejauh mana dana yang dipinjam digunakan untuk
membiayai perusahaan. Pendekatan yang lainnya mengukur rasiorasio hutang dengan menggunakan rasio perhitungan laba rugi yang

Perpustakaan Unika

dirancang untuk menentukan berapa kali beban tetap perusahaan bisa


tertutup oleh laba operasi perusahaan. Rasio-rasio tersebut adalah :
1)

Total Hutang terhadap Total Aktiva

Rasio ini biasa disebut rasio hutang, merupakan rasio yang mengukur
persentase total dana yang disediakan para kreditor.Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Rasio H utang =

2)

Total Hutang
Total Aktiva

Laba terhadap Beban Bunga

Rasio ini disebut juga rasio penutupan (Coverage Ratio). Rasio ini
mengukur sejauh mana laba perusahaan boleh menurun tanpa
mengurangi kemampuan untuk membayar beban bunga tahunan.
Rumus yang digunakan adalah :
Rasio penutupan =

c.

Laba sebelum bunga dan pajak ( EBIT )


Beban Bunga

Laba sebelum pajak + Beban bunga


Beban Bunga

Rasio Aktivitas

Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan semua


sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Rasio aktivitas adalah
sebagai berikut:

Perpustakaan Unika

1)

Perputaran Persediaan

Rumus yang digunakan untuk menilai rasio ini adalah :


Perputaran Persediaan =

2)

Penjualan
Persediaan

Periode Penagihan Rata-rata

Periode penagihan rata-rata mengukur perputaran piutang, yang


dihitung dalam dua tahap, yaitu penjualan tahunan dibagi dengan 360
untuk mendapatkan penjualan harian rata-rata dan piutang dibagi
dengan penjualan harian rata-rata untuk memperoleh jumlah hari
dimana penjualan terikat pada piutang. Rumusnya adalah sebagai
berikut :
Penjualan Per hari =

Penjualan tahunan
360

Periode Penagihan rata rata =

3)

Piutan g
Penjualan per hari

Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)

Rasio penjualan terhadap aktiva tetap mengukur perputaran dari alatalat dan mesin pabrik dengan rumus sebagai berikut :
Perputaran Aktiva Tetap =

Penjualan
Aktiva tetap bersih

Perpustakaan Unika

4)

Perputaran Total Aktiva

Rasio ini mengukur perputaran seluruh aktiva perusahaan, dengan


rumus :
Perputaran Total Aktiva =

d.

Penjualan
Total aktiva

Rasio Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur keseluruhan keefektifan


manajemen perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan hasil akhir
bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Rasio profitabilitas
adalah sebagai berikut :
1)

Marjin Laba atas Penjualan

Rasio ini menghitung laba yang diperoleh dari aktivitas penjualan


dengan rumus sebagai berikut :
Marjin Laba =

2)
Rasio

Laba bersih
Penjualan

Hasil Pengembalian atas Total Aktiva


ini

mencoba

mengukur

efektifitas

perusahaan

dalam

memanfaatkan seluruh sumber dayanya. Rasio ini kadang disebut


sebagai ROA (Return On Assets). Rumus dari rasio ini adalah :
ROA =

Laba bersih + Bunga (1 Pajak )


Total aktiva

Perpustakaan Unika

3)

Hasil Pengembalian atas Modal (Net Worth)

Rasio ini mengukur tingkat hasil pengembalian dari investasi para


pemegang saham, biasanya disebut dengan ROI (Return On
Investment). Rumusnya adalah :
ROI =

Laba Bersih
Modal

Untuk mengetahui dukungan bagian keuangan terhadap tercapainya


tujuan finansial perusahaan juga dilakukan observasi dan pencarian
informasi tentang posisi finansial masing-masing bidang fungsional
dalam perusahaan untuk mengetahui apakah para manajer masingmasing bidang fungsional tersebut sudah menaati kebijakan finansial
yang telah disepakati bersama.

2.

Perencanaan keuangan dievaluasi dari proses pembuatan rencana,


siapa saja yang terlibat dalam rencana tersebut, sampai dengan
pelaksanaan rencana yang telah dibuat. Dari evaluasi proses sampai
dengan terealisasinya perencanaan keuangan dilakukan observasi,
apakah terdapat kelemahan dalam proses tersebut yang dapat
mempengaruhi mutu perencanaan.

3.

struktur

organisasi

perusahaaan

merupakan

hal

yang

patut

diperhatikan dalam melakukan audit ini, karena penyusunan struktur


organisasi yang berlapis-lapis akan menyulitkan auditor dalam
melakukan penyelidikan. Oleh karena itu hendaknya penyusunan

Perpustakaan Unika

struktur organisasi dilakukan sesuai dengan prinsip organisasi. Untuk


mengetahui kesesuaian struktur organisasi terhadap prinsip organisasi
maka dilakukan observasi terhadap bagan struktur organisasi dan
membandingkannya dengan prinsip-prinsip penyusunan organisasi,
juga untuk mengetahui apakah struktur ini sudah diikuti dilapangan.
Jika struktur organisasi sudah sesuai dengan prinsip organisasi dan
juga sudah dipatuhi dalam kegiatan operasi perusahaan sehari-hari,
maka struktur organisasi perusahaan sudah baik.

4.

Kekuatan dan kelemahan sistem pengawasan keuangan perusahaan


digunakan daftar pertanyaan yang akan diajukan kapada kepala bagian
keuangan.

Jawaban

ya

dalam

daftar

pertanyaan

tersebut

mengindikasikan kekuatan dalam sistem pengawasan keuangan


perusahaan, sebaliknya jawaban tidak mengindikasikan kelemahan
dalam sistem pengawasan keuangan perusahaan, kemudian juga
dilakukan pencarian bukti-bukti dokumentasi atas sistem tersebut
untuk meyakini apakah sistem tersebut sudah benar-benar dipatuhi
dalam kegiatan operasional perusahaan.

Perpustakaan Unika

Secara sistematik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini diringkas
dalam program audit sebagai berikut :
Tabel 3.1 Program Audit Manajemen Fungsi Keuangan
No. Tujuan
Program Audit
1.
Mengetahui
a. Memperoleh
dukungan bagian
fakta apakah
keuangan terhadap
tujuan
sasaran finansial
finansial
perusahaan
perusahaan
tercapai
(ekternal)

Alat Analisis
Analisis rasio
keuangan,
meliputi rasio
likuiditas,
rasio
leverage,
rasio
aktivitas, dan
rasio
profitabilitas

Tolok Ukur
Jika
hasil
perhitungan
menunjukkan
peningkatan
dari
tahun ke tahun,
maka kemungkinan
tercapainya sasaran
finansial
perusahaan semakin
tinggi

b. Memperoleh
informasi
tentang
kepatuhan
masing-masing
bidang
fungsional
dalam
perusahaan
dalam
pelaksanaan
sistem
pengendalian
keuangan
(internal)

Bukti-bukti
aktivitas
keuangan
perusahaan
seperti bukti
kas bon, cek,
bukti
penyetoran
uang ke bank,
faktur
penjualan,
dan
kartu
persediaan

Jika dalam semua


dokumen tersebut
tidak
ditemukan
kesalahan otorisasi
atau
kesalahan
prosedur,
maka
masing-masing
bidang fungsional
tersebut
telah
mampu mematuhi
kebijakan
perusahaan tentang
sistem
pengendalian
keuangan

Observasi
dari
proses pembuatan,
keterlibatan,
sampai
dengan
pelaksanaan
rencana keuangan

Laporan
perencanaan
keuangan
tahun 2005

Semakin
sesuai
dengan
kriteria
perencanaan
keuangan,
maka
semakin
baik
perencanaan
keuangan
dan
apakah
rencana
tersebut
dibuat
dengan pendekatan
kesisteman

2.

Mengetahui
perencanaan
keuangan
yang
telah diterapkan
oleh
bagian
keuangan

Perpustakaan Unika

3.

Mengetahui pola Melakukan


struktur organisasi observasi
pada
keuangan
struktur organisasi
perusahaan

Bagan
struktur
organisasi
perusahaan
dan
job
description

Jika struktur sesuai


dengan
prinsip
organisasi,
maka
penyusunan
organisasi
sudah
baik

4.

Mengetahui
a. Evaluasi
kekuatan
dan
sistem
kelemahan sistem
pengawasan
pengawasan
keuangan
keuangan
perusahaan
perusahaan

Daftar
pertanyaan
tentang
sistem
pengendalian
keuangan
perusahaan

Jawaban
ya
mengindikasikan
kekuatan
sistem,
dan
jawaban
tidak
mengindikasikan
kelemahan sistem

Bukti-bukti
dokumentasi
dari transaksi
keuangan

Jika pada bukti


transaksi
yang
diambil
dapat
mendukung
jawaban dari daftar
pertanyaan, maka
jawaban
dalam
daftar pertanyaan
tersebut
dapat
diyakini
kebenarannya

b. Mencari
sampel untuk
diuji
kebenaran
jawaban dari
kuesioner

62
Perpustakaan Unika

BAB IV
HASIL ANALISIS

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil audit manajemen fungsi keuangan
pada PT. IMI yang dilakukan untuk mengevaluasi fungsi keuangan pada PT. IMI
ditinjau dari dukungannya terhadap pencapaian tujuan organisasi, mutu
perencanaan keuangan yang disusunnya, penyusunan struktur organisasi
perusahaan, dan sistem pengendalian keuangannya. Tahap-tahap audit manajemen
yang dilakukan meliputi :
4.1. Perencanaan
Tahap ini bertujuan untuk mengenal dan memahami lingkungan objek audit, agar
dapat menentukan area dan tujuan audit secara jelas dan terinci. Tahap
perencanaan ini digunakan oleh auditor untuk mengetahui kegiatan keuangan
perusahaan dan mengumpulkan informasi-informasi umum mengenai perusahaan,
seperti sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan, job
description, kegiatan operasi perusahaan, sistem pencatatan keuangan perusahaan,
dan sistem pengendalian keuangan perusahaan secara umum. Informasi-informasi
tersebut diperoleh melalui kegiatan observasi pada lingkungan perusahaan dan
wawancara terhadap manajer keuangan perusahaan. Dalam tahap ini auditor juga
menentukan kriteria yang akan dipakai untuk mengevaluasi objek audit. Dari
informasi dan kriteria yang telah diperoleh kemudian disusun program audit agar
pelaksanaan audit manajemen ini lebih terarah. Tabel dari program audit
manajemen fungsi keuangan ini dapat dilihat pada halaman 60-61.

63
Perpustakaan Unika

Dari informasi-informasi yang telah diperoleh diketahui bahwa PT. IMI adalah
sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis pembuatan bumbu masak dan
perdagangan, produk yang dihasilkan adalah bumbu masak atau MSG /
Monosodium Glutamat dengan merk dagang MIKI. Karena produk yang
dihasilkan bersifat homogen, maka sangatlah tepat jika perusahaan memilih
struktur organisasi yang bersifat sentralisasi (Centralized) dimana hanya sedikit
wewenang yang didelegasikan kepada tingkat manajerial menengah dan bawah.
Struktur ini pada umumnya diorganisasikan menurut fungsi. Struktur ini juga
memungkinkan perusahaan untuk mengendalikan keseluruhan kegiatan dan
sumber daya dengan lebih mudah dan menjaga pengembilan keputusan yang lebih
seragam. Struktur ini juga telah terbukti tepat untuk PT. IMI karena organisasi ini
sendiri telah bertahan selama 35 tahun dan tetap mampu bertahan ditengah badai
krisis ekonomi pada tahun 1997 lalu. Hal ini tentu tidak hanya disebabkan oleh
tepatnya pola pengelolaan organisasi saja, namun juga disebabkan oleh faktorfaktor internal lain yang membentuk fondasi perusahaan dengan kokoh seperti
strategi keuangan yang baik, kerjasama tim yang kompak, kecermatan dalam
menilai situasi, dan lain sebagainya.
Dari hasil wawancara dengan manajer keuangan perusahaan, auditor menemukan
bahwa job description ternyata tidak didokumentasikan secara tertulis, begitu juga
dengan visi dan misi perusahaan. Karyawan hanya ditekankan untuk melakukan
pekerjaan dengan sebaik mungkin dan petunjuk untuk melakukan pekerjaannya
hanya dilakukan pengarahan secara lisan dan pelatihan singkat saja. Tidak adanya
job description yang didokumentasikan ini memang tidak membuat masalah yang

64
Perpustakaan Unika

besar dan bahkan tidak mengganggu jalannya kegiatan operasi perusahaan secara
keseluruhan, namun hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tidak disusun
dengan pendekatan kesistematisan. Akan tetapi hal ini juga cukup diimbangi
dengan pola pengelolaan organisasi sentralisasi yang telah disinggung diatas, yang
dapat mempermudah perusahaan untuk mengendalikan seluruh kegiatan operasi
beserta sumber dayanya.
Dalam pelaksanaan kegiatan operasi perusahaann sehari-hari kegiatan yang terkait
dengan fungsi keuangan adalah sebagai berikut :
A.

Penerimaan dan pengeluaran kas


Didalam kegiatan penerimaan kas,kasir hanya bertugas untuk menerima dan
mengeluarkan kas, berdasar permintaan yang disertai dengan voucher
pengeluaran (kas bon), sedangkan untuk penerimaan kas biasanya diperoleh
dari kegiatan penjualan dan pembayaran piutang yang telah jatuh tempo.
Kasir akan membuat rekapitulasi arus kas yang telah diterimanya sepanjang
hari itu kemudian menyerahkannya kepada fungsi akuntansi yang kemudian
membuat laporan arus kas dan laporan keuangan.

B.

Pencatatan kegiatan keuangan


Kegiatan ini merupakan fungsi yang penting untuk keuangan perusahaan,
karena dengan catatan keuangan berupa laporan keuangan (neraca dan laba
rugi), perusahaan dapat menganalisa perkembangan usahanya dan juga
dapat menilai hasil kerja para karyawannya. Fungsi akuntansi dalam
perusahaan ini bertugas untuk mengumpulkan dan mencatat berbagai
macam catatan kegiatan keuangan perusahaan dari bidang fungsional lain

65
Perpustakaan Unika

seperti bagian personalia dengan laporan tentang gaji karyawan, bagian


gudang dengan catatan tentang pembelian dan persediaan, dan bagian
pemasaran dengan catatan tentang piutang dagang dan penjualan. Semua
catatan yang telah terkumpul tersebut diproses oleh fungsi akuntansi untuk
menjadi sebuah laporan keuangan yang sederhana dan mudah dipahami.
Adanya pemisahan fungsi antara kasir (pemegang kas) dengan fungsi akuntansi
(pencatatn keuangan) merupakan suatu indikasi yang baik dalam sistem
pengendalian keuangan perusahaan.

1.

Penentuan Tujuan Pemeriksaan


PT.IMI adalah sebuah perusahaan yang sudah cukup lama berdiri dan sudah

mengalami perkembangan yang memuaskan. Untuk terus dapat bertahan dan


untuk mengalami perkembangan, perusahaan tentu harus dapat membuat srategi
serta perencanaan keuangan yang kokoh, juga didukung oleh tenaga ahli dan
kerjasama dari semua komponen organisasi. Selama ini strategi perusahaan yang
dipakai untuk terus dapat bertahan adalah dengan menekan biaya produksi
seminimal mungkin dan melakukan perluasan pangsa pasar (mencari pelanggan
baru), sedangkan untuk strategi internal perusahaan secara finansial adalah
berusaha untuk dapat melaksanakan sistem pengendalian keuangan yang baik.
Perusahaan sempat membuat suatu anggaran sebagai alat pengendalian dana
perusahaan, namun ternyata setelah beberapa tahun pembuatan anggaran ini
terhenti dikarenakan ketidak efektifan pembuatan anggaran tersebut, hal ini
disebabkan oleh tidak adanya fungsi khusus yang menangani pembuatan anggaran

66
Perpustakaan Unika

sehingga bagian keuangan yang ditugasi membuat anggaran merasa kerepotan


karena anggaran yang harus terus diprediksikan secara periodik menyita cukup
banyak waktu dan sumber daya manusia yang ada. Tidak adanya anggaran
keuangan memang tidak menimbulkan suatu permasalahan yang cukup serius,
namun bukan berarti tidak ada masalah sama sekali, mengingat fungsi anggaran
yang cukup penting. Selain itu salah satu fungsi dari bagian keuangan adalah
fungsi perencanaan, dan jika fungsi tersebut tidak dapat berjalan dengan
sebagaimana mestinya berarti merupakan indikasi adanya suatu masalah. Dari
pemikiran tersebut, dikembangkan tujuan dari audit manajemen fungsi keuangan
ini, yaitu mengevaluasi kegiatan keuangan perusahaan ditinjau dari sudut pandang
fungsi bagian keuangan, struktur organisasi perusahaan, dan sistem pengendalian
keuangannya; juga pencarian fakta mengenai pengaruh peniadaan anggaran
keuangan terhadap dana perusahaan secara keseluruhan.

2.

Penentuan Luas Lingkup Audit


Audit manajemen yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mengevaluasi kinerja fungsi keuangan perusahaan dilihat dari empat objek audit,
yaitu sasaran finansial perusahaan, perencanaan keuangan, struktur organisasi, dan
pengendalian keuangan. Keempat objek audit tersebut kemudian diperbandingkan
dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan auditor berdasarkan studi literatur
dan hasil diskusi, kemudian dari hasil analisis perbandingan kriteria-kriteria
dengan kondisi nyata pada perusahaan disusun suatu laporan audit. Untuk lebih
mempermudah pelaksanaan audit dan agar audit dapat dilaksanakan secara

67
Perpustakaan Unika

terfokus dan tidak menyimpang dari tujuannya, maka luas lingkup audit
manajemen fungsi keuangan pada penelitian ini adalah :
a) Pemeriksaan pada upaya pencapaian sasaran finansial perusahaan, karena
auditor dapat memperoleh informasi melalui observasi dan wawancara
mengenai tercapai tidaknya sasaran finansial perusahaan dan apakah
fungsi keuangan telah bersungguh-sungguh untuk berusaha agar dapat
mencapai sasaran tersebut, juga kegiatan apa saja yang dilakukan dalam
rangka pencapaian sasaran tersebut.
b) Pemeriksaan pada perencanaan keuangan yang selama ini dipakai. Apakah
perencanaan tersebut sudah disusun sesuai dengan kriteria perencanaan
yang baik, karena perencanaan keuangan yang mantap akan menghasilkan
aktivitas keuangan yang lebih terarah dan dapat diprediksi dan juga akan
dapat lebih siap dengan alternatif keputusan jika ada permasalahan yang
terjadi.
c) Pemeriksaan terhadap susunan organisasi, agar auditor dapat mengetahui
bagaimana pola penyusunan organisasi apakah sudah disusun berdasarkan
dengan prinsip organisasi.
d) Pemeriksaan sistem pengendalian keuangan yang meliputi pengendalian
terhadap aktiva perusahaan, termasuk didalamnya kas, persediaan, dan
aktiva tetap. Akan tetapi yang paling menjadi fokus perhatian utama untuk
diperiksa sistem pengendaliannya adalah kas dan persediaan, sedangkan
untuk aktiva tetap tidak diperiksa secara mendetail karena dinilai tidak
memiliki resiko bawaan setinggi kas dan persediaan. Pemeriksaan

68
Perpustakaan Unika

terhadap kas, persediaan, dan aktiva tetap perusahaan dilakukan untuk


menguji sistem pengendaliannya, apakah dengan sistem pengendalian
yang dilakukan perusahaan selama ini dapat betul-betul mampu menjaga
keamanan aktiva tersebut atau tidak. Pemeriksaan dilakukan dengan
mengajukan daftar pertanyaan, kemudian memperbandingkannya dengan
kriteria prinsip-prinsip pengendalian dalam sistem informasi akuntansi,
juga dilakukan pencarian bukti-bukti pendukung dari hasil temuan.

4.2. Mengumpulkan bukti-bukti performa


Melalui tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti-bukti transaksi
keuangan yang dilakukan dalam perusahaan. Bukti-bukti pendukung ini berupa
bukti pengeluaran kas (kas bon) oleh kasir, kartu persediaan, permintaan
pembelian, cek yang batal digunakan, bagan flow chart operasi perusahaan,
laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi, pendapat auditor
independen atas laporan keuangan perusahaan, dan daftar pertanyaan tentang
sistem pengendalian keuangan yang ditujukan kepada manajer keuangan
perusahaan. Bukti-bukti tersebut akan digunakan sebagai bukti dokumentasi untuk
mendukung hasil temuan selama proses audit berlangsung.
Auditor juga melakukan wawancara dengan manajer keuangan perusahaan
yang dilakukan secara bertahap. Teknik ini dilakukan agar auditor dapat
melakukan pendekatan secara kekeluargaan sehingga diharapkan interviewee
dapat merasa santai dan terbuka dalam menjawab seluruh pertanyaan yang
diajukan. Kegiatan wawancara ini cukup penting dalam pelaksanaan audit

69
Perpustakaan Unika

manajemen fungsi keuangan ini, mengingat tidak semua bukti dokumentasi dapat
diberikan kepada auditor.
Kegiatan lain yang dilakukan dalam mengumpulkan bukti-bukti performa
adalah observasi lingkungan perusahaan. Dari hasil observasi tersebut, auditor
mendapatkan kesan yang baik dari suasana kerja di perusahaan. Hubungan antar
karyawan dan antara karyawan dengan atasannya terjalin dengan baik sebagai
rekan kerja. Kantor tempat bekerja juga nyaman dengan ruangan ber AC yang
cukup luas. Salah satu pendukung kenyamanan dalam bekerja adalah lingkungan
kerja yang nyaman sehingga karyawan betah dikantor dan dapat memberikan hasil
yang optimal dalam melakukan tugasnya.
Semua bukti-bukti yang diperoleh auditor ini akan digunakan untuk
menganalisis empat objek audit yang digunakan sebagai sasaran pemeriksaan
dalam penelitian ini, yaitu sasaran finansial perusahaan, perencanaan keuangan,
struktur organisasi perusahaan, dan sistem pengendalian keuangan perusahaan.
Dengan semua bukti-bukti yang dikumpulkan dan analisis bukti-bukti tersebut
diharapkan auditor dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini
dan memenuhi tujuan audit manajemen sehingga dapat memberikan hasil yang
terbaik dalam penyelesaian masalah.

70
Perpustakaan Unika

4.3. Analisis dan Penyelidikan Penyimpangan / Deviasi


A.

Sasaran Finansial Perusahaan


Sasaran finansial yang ingin dicapai perusahaan adalah mencapai laba

setinggi-tingginya, untuk itu perusahaan telah berupaya untuk meningkatkan


penjualan dengan melakukan perluasan daerah pemasaran di jawa timur yaitu
daerah surabaya dan sekitarnya. Usaha yang dilakukan saat ini adalah berupaya
untuk mencari pelanggan baru. Perusahaan juga berusaha untuk lebih
meningkatkan kualitas produk dan menekan biaya produksi seminimal mungkin.
Bagian keuangan mendukung tercapainya sasaran tersebut dengan cara
bekerja sebaik-baiknya agar dapat memberikan hasil yang optimal bagi
perusahaan. Hasil dukungan tersebut disajikan dalam bentuk laporan keuangan
yang disusun setiap tahun untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Dalam
penelitian ini digunakan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi
tahun 2002, 2003, 2004 untuk menganalisis aktivitas operasi perusahaan dan
untuk menilai tingkat keberhasilan bagian keuangan dalam mendukung
pencapaian sasaran finansial perusahaan. Analisis yang digunakan untuk laporan
keuangan ini adalah analisis rasio keuangan yang meliputi :
a)

Rasio likuiditas berupa rasio lancar dan rasio cepat

b)

Rasio leverage berupa rasio hutang dan rasio penutupan

c)

Rasio aktivitas berupa rasio perputaran persediaan, rasio periode penagihan


rata-rata, rasio perputaran aktiva tetap, dan rasio perputaran total aktiva

d)

Rasio profitabilitas berupa marjin laba, ROI, dan ROA

71
Perpustakaan Unika

Perusahaan tidak menerapkan standar untuk hasil analisis rasio, sehingga


perhitungan analisis rasio hanya dilakukan untuk mendapatkan penemuanpenemuan tentang bagaimana sebenarnya kondisi keuangan perusahaan dan
penjelasan singkat mengenai risiko dari kondisi tersebut. Analisis rasio yang
dihitung adalah rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan profitabilitas.
Hasil yang didapat dari perhitungan analisis rasio tersebut dirangkum dalam
bentuk tabel sebagai berikut :
No
1
2
3

Tabel 4.1 Hasil Analisis Rasio Keuangan PT. IMI


Jenis Rasio
2002
2003
2004
Rasio likuiditas
a) Rasio Lancar
1,57
1,74
1,96
b) Rasio Cepat
1,21
1,21
1,42
Rasio Leverage
a) Rasio Hutang
44%
43%
40%
b) Rasio Penutupan
2,89
4,20
5,22
Rasio Aktivitas
a) Perputaran persediaan
2,29
1,83
1,75
b) Periode penagihan rata-rata 214,05 208,27 217,02
c) Perputaran aktiva tetap
1,18
1,37
1,65
d) Perputaran total aktiva
0,36
0,36
0,37
Rasio Profitabilitas
a) Marjin laba
6%
8%
10%
b) ROA
3%
4%
5%
c) ROI
5%
7%
9%

Hasil perhitungan diatas dapat dianalisa sebagai berikut


1. Rasio Likuiditas
a) Rasio Lancar
Rasio ini dapat dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban
lancar. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Pada tahun 2002 perusahaan dapat
memenuhi kewajiban lancarnya sebanyak 1,57 kali, hal ini berarti PT.

72
Perpustakaan Unika

IMI memiliki Rp 1,57 dalam aktiva lancarnya untuk setiap Rp 1 dalam


hutang (kewajiban lancar) dan dapat melikuidasi aktiva lancarnya sebesar
63% dari nilai bukunya dan tetap mampu melunasi seluruh kewajiban
lancarnya. Akan tetapi rasio ini terus meningkat dari tahun ke tahun, yaitu
pada tahun 2003 sebesar 1,74 kali yang berarti perusahaan memiliki Rp
1,74 dalam aktiva lancar untuk setiap Rp 1 dalam hutang dan dapat
melikuidasi aktiva lancarnya sebesar 59% dari nilai bukunya. Sedangkan
pada tahun 2004 jumlah rasio lancar PT. IMI adalah 1,96 kali yang berarti
perusahaan memiliki Rp 1,96 dalam aktiva lancarnya untuk setiap Rp 1
dalam hutang dan dapat melikuidasi aktiva lancarnya sebesar 50% dari
nilai bukunya. Nilai rasio lancar ini harus dijaga agar tidak terlalu tinggi
atau terlalu rendah. Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar
pada angka dua, meskipun tidak ada standar yang pasti untuk penentuan
rasio lancar yang seharusnya. Dari hasil analisis rasio ini dapat diketahui
bahwa perusahaan mampu membayar seluruh kewajiban lancarnya.

b) Rasio Cepat
Rasio cepat dihitung dengan menggunakan persediaan dari aktiva lancar
dan sisanya dibagi dengan kewajiban lancar. Rasio cepat merupakan
ukuran penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan
penjualan persediaan, hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur
aktiva lancar yang paling tidak likuid dan seringkali merupakan kerugian

73
Perpustakaan Unika

jika terjadi likuidasi. Hasil perhitungan rasio cepat PT. IMI juga
menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu pada tahun 2002
sebesar 1,21 kali yang berarti bahwa perusahaan memiliki Rp 1,21 dalam
aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan untuk setiap Rp1 hutang
(kewajiban lancar). Pada tahun 2003 jumlah rasio ini masih tetap sama
dengan tahun 2002, namun pada tahun 2004 rasio ini meningkat menjadi
sebesar 1,42 kali yang berarti perusahaan memiliki Rp 1,42 dalam aktiva
lancar dikurangi persediaan dibanding untuk setiap Rp 1 dari hutang.
Hasil perhitungan dari rasio cepat PT. IMI masih tergolong baik karena
PT. IMI masih tetap mampu melunasi seluruh kewajiaban lancarnya yang
telah jatuh tempo tanpa hasil penjualan dari persediaanya.

Secara keseluruhan rasio likuidasi pada PT. IMI sudah cukup baik dan
perusahaan dapat dikatakan likuid karena mampu memenuhi seluruh kewajiban
lancarnya yang sudah jatuh tempo. Dari hasil perhitungan rasio likuiditas ini
perusahaan dapat meyakinkan kreditor untuk memberikan pinjaman, namun
perusahaan juga harus memperhitungkan dengan cermat jumlah hutang yang akan
dipakai agar likuiditas perusahaan tidak terancam.

2. Rasio Leverage
a) Rasio Hutang
Rasio ini diperoleh dari pembagian total hutang dengan total aktiva. Rasio
hutang dari PT. IMI pada tahun 2002 adalah 44% yang berarti bahwa

74
Perpustakaan Unika

44% dari total pembiayaan perusahaan diperoleh dari kreditor. Namun


pada tahun 2003 dan 2004 rasio ini mengalami penurunan secara perlahan
yaitu 43% pada tahun 2003 dan 40% pada tahun 2004. hal ini dapat
berarti bahwa perusahaan telah dapat meningkatkan modalnya sendiri dan
mengurangi pembiayaan dari kreditor. Ini merupakan suatu hal yang baik
karena jika rasio hutang terlalu tinggi, maka ada bahaya kurangnya
tanggung jawab spekulasi, jika perusahaan berhasil maka akan
memberikan hasil pengembalian yang tinggi, namun jika perusahaan
gagal maka pemilik akan mengalami kerugian yang kecil karena
investasinya sangat rendah. Pada PT. IMI dapat dikatakan bahwa
perusahaan telah berhasil dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
dan oleh karena itu perusahan dapat memberikan hasil pengembalian
yang cukup tinggi.

b) Rasio Penutupan
Rasio penutupan atau laba terhadap beban bunga didapat dengan
membagi laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga.
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar beban
bunga yang disyaratkan oleh kreditor sekaligus mengukur sejauh mana
laba perusahaan boleh menurun tetapi tetap mampu membayar beban
bunga, karena ketidak mampuan perusahaan dalam membayar beban
bunga dapat menyebabkan perusahaan menghadapi tuntutan hukum dari
kreditor dan bahkan dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Pada

75
Perpustakaan Unika

PT. IMI rasio penutupan pada tahun 2002 adalah 2,89 kali yang berarti
bahwa perusahaan mempunyai kemampuan dalam menutup beban bunga
sebanyak 2,89 kali. Pada tahun 2003 rasio penutupan PT. IMI meningkat
menjadi 4,20 yang berarti perusahaan mampu membayar beban bunga
sebanyak 4,2 kali dan kemampuan ini terus meningkat pada tahun 2004
yaitu sebanyak 5,22 kali.
Hasil perhitungan rasio ini menunjukkan bahwa PT. IMI mampu
menutupi beban bunganya tanpa kesulitan, namun harus tetap diingat
bahwa bunga tidak dibayar dengan laba tetapi dengan kas dan bahwa
perusahaan mungkin diharuskan membayar kembali sebagian dari pokok
hutangnya bersamaan dengan bunga, jadi rasio laba terhadap beban bunga
hanya merupakan ukuran kasar mengenai kapasitas perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya. Akan tetapi rasio ini tetap dapat memberikan
petunjuk umum mengenai kapasitas hutang perusahaan.

3. Rasio Aktivitas
a) Perputaran Persediaan
Rasio ini diperoleh dari penjualan dibagi dengan persediaan. Rasio ini
menunjukkan tingkat perputaran persediaan perusahaan. Rasio perputaran
persediaan pada PT. IMI terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun,
yaitu pada tahun 2002 sebesar 2,26 yang berarti perusahaan mengalami
perputaran persediaan sebanyak 2,26 kali; pada tahun 2003 sebesar 1,83
yang berarti perusahaan mengalami perputaran persediaan sebanyak 1,83

76
Perpustakaan Unika

kali ; dan pada tahun 2004 perusahaan mengalami perputaran persediaan


sebanyak 1,75 kali. Penurunan rasio ini mengindikasikan adanya
penumpukan persediaan dalam perusahaan atau bisa saja perusahaan
menyimpan barang-barang yang rusak atau sudah usang yang nilainya
tidak sesuai dengan nilai yang dinyatakan. Penurunan rasio ini juga
menunjukkan bahwa perusahaan kurang produktif dalam mengelola
persediaannya.

b) Periode Penagihan Rata-rata


Rasio periode penagihan rata-rata didapat dari pembagian antara piutang
dengan penjualan per hari, sedangkan jumlah penjualan per hari diperoleh
dari penjualan tahunan dibagi dengan 360 hari. Rasio ini mengukur
perputaran piutang prusahaan. Dari hasil perhitungan pada laporan
keuangan PT. IMI tahun 2002 diketahui bahwa periode penagihan ratarata adalah 117 hari, pada tahun 2003 adalah 113 hari, dan pada tahun
2004 adalah 129 hari. Rasio periode penagihan rata-rata pada PT. IMI
relatif tidak stabil dan termasuk piutang yang penagihannya lamban.
Mungkin PT. IMI perlu mengubah kebijakannya dalam mengelola
piutang.

c) Perputaran Aktiva Tetap


Rasio perputaran aktiva tetap dihasilkan dari pembagian antara penjualan
dengan aktiva tetap bersih. Rasio ini mencerminkan seberapa efektif

77
Perpustakaan Unika

perusahaan menggunakan aktiva tetap (pabrik dan peralatan). Rasio


perputaran aktiva tetap pada PT. IMI tahun 2002, 2003, dan 2004
berturut-turut adalah 1,18; 1,37; dan 1,65. rasio perputaran aktiva tetap
pada PT. IMI terus naik secara bertahap namun pasti. Dari hal ini dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa perusahaan berusaha untuk terus
meningkatkan efisiensi penggunaan aktiva tetap. Usaha perusahaan ini
dinalai cukup berhasil dalam mengoptimalkan nilai guna dari aktiva tetap
dan terbukti dengan adanya peningkatan dari perhitungan rasio ini.

d) Perputaran Total Aktiva


Rasio ini diperoleh dengan membagi penjualan dan total altiva. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat perputaran dari seluruh aktiva
perusahaan. Pada tahun 2002, rasio perputaran total aktiva yang
dihasilkan oleh perusahan adalh sebesar 0,36 yang berarti perusahaan
menghasilkan Rp 0,36 penjualan untuk setiap rupiah aktiva yang
dimilikinya. Hal yang sama terjadi pada tahun berikutnya, namun pada
tahun 2004 terjadi peningkatan sebesar 0,01 sehingga rasio perputaran
total aktiva PT. IMI pada tahun 2004 adalah 0,37 yang berarti perusahaan
dapat manghasilkan Rp 0,37 penjualan untuk setiap rupiah aktiva yang
dimilikinya. Angka dari rasio ini bisa dibilang kurang memuaskan
walaupun ada peningkatan pada tahun 2004. rendahnya nilai dari rasio ini
dapat mengindikasikan bahwa perusahaan tidak menggunakan aktiva
yang dimilikinya dengan efesien.

78
Perpustakaan Unika

4. Rasio Profitabilitas
a) Marjin Laba
Marjin Laba didefinisikan sebagai laba bersih dibagi dengan penjualan.
Rasio ini mengukur jumlah laba yang diperoleh atas penjualan. Marjin
laba PT. IMI pada tahun 2002 adalah 6% yang berarti bahwa setiap
rupiah hasil penjualan PT. IMI memperoleh laba sebesar 6%atau 0,06
rupiah. Perolehan laba PT. IMI pada tahun 2003 meningkat menjadi 8%
dan terus meningkat pada tahun 2004 menjadi 10%. Hal ini bisa
dikatakan bahwa PT. IMI telah berhasil untuk menekan banyak produksi
sehingga laba yang dihasilkan dapat meningkat. Jumlah ini merupakan
hasil yang menggembirakan dan merupakan tanda keberhasilan
perusahaan dalam beroperasi.

b) ROA
ROA (Return On Assets) atau hasil pengembalian atas total aktiva
diperoleh dengan cara laba bersih ditambah bunga yang dikalikan dengan
pajak kemudian hasilnya dibagi dengan total aktiva. Rasio ini mencoba
untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh
sumber dayanya. Rasio ini digunakan untuk mengetahui hasil
pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. ROA PT. IMI
pada tahun 2002, 2003, dan 2004 adalah 3%, 4%, dan 5%. PT. IMI telah
berhasil meningkatkan hasil pengembalian atas total aktivanya dari tahun

79
Perpustakaan Unika

ke tahun, jadi dapat dikatakan bahwa PT. IMI telah berhasil mengelola
seluruh aktivanya dengan baik.

c) ROI
ROI (Return on Investment) atau hasil pengembalian atas modal didapat
dengan membagi laba bersih atas modal. Rasio ini digunakan untuk
mengukur hasil pengembalian dari investasi para pemegang saham. ROI
PT. IMI pada tahun 2002 adalah 5% yang berarti para pemegang saham
mendapat hasil pengembalian atas investasinya sebesar 5%, pada tahun
2003 sebanyak 7% dan pada tahun 2003 sebanyak 9%. Jumlah ROI yang
terus mengalami peningkatan juga merupakan petunjuk umum tingkat
keberhasilan perusahaan.

Hasil dari seluruh analisis rasio keuangan diatas dapat disimpulkan bahwa
perusahaan telah berhasil mengelola seluruh sumber daya yang dimilikinya
dengan baik, namun perlu diperhatikan bahwa ada kecenderungan adanya ketidak
efektifan pengelola aktiva, dalam hal ini adalah persediaan. Nilai persediaan yang
terus meningkat sedangkan rasio perputaran persediaan makin menurun
mengindikasikan bahwa perusahaan menimbun persediaan. Diketahui bahwa
persediaan juga turut berpengaruh pada laba perusahaan, oleh karena itu alangkah
baiknya jika perusahaan mulai menagani pengelolaan persedian dengan lebih
baik. Keseluruhan hasil dari analisis rasio keuangan sudah baik dan ada
kecenderungan peningkatan hasil dari tahun ke tahun, untuk itu perusahaan

80
Perpustakaan Unika

diharapkan dapat terus mempertahankan kondisi ini bahkan meningkatkannya


menjadi lebih baik lagi. Dari hasil analisis ini juga dapat diketahui bahwa bagian
keuangan telah melakukan fungsinya dengan baik dalam mendukung upaya
pencapaian tujuan perusahaan. Bagian keuangan telah dengan seksama mengelola
sumber daya yang dipercayakan padanya sehingga dapat meningkatkan hasil laba
perusahaan, berarti bagian keuangan juga cukup punya andil dalam pencapaian
sasaran finansial perusahaan yaitu memperoleh laba yang setinggi-tingginya.
Akan tetapi bagian keuangan perlu lebih seksama dalam mengelola persediaan
sehingga persediaan tidak menumpuk digudang dan tingkat perputarannya
mengalami peningkatan.
Dukungan bagian keuangan dalam upaya pencapaian sasaran finansial
perusahaan tidak hanya dapat dilihat dari laporan keuangan saja, namun secara
internal dukungan bagian keuangan dapat dinilai dari kepatuhanya terhadap
kebijakan keuangan yang ditetapkan oleh perusahaan. Kebijakan keuangan yang
ditetapkan PT. IMI tidak terlalu kompleks. Perusahaan hanya meminta karyawan
dan manajer perusahaan untuk selalu mematuhi semua prosedur yang berlaku
dalam sistem pengendalian keuangan. Kepatuhan tersebut dapat berupa
penandatanganan dokumen-dokumen keuangan dengan otorisasi yang berlaku,
seperti bukti permintaan barang yang harus dengan sepengetahuan dan otorisasi
manajer produksi, bukti pengeluaran kas yang harus ditandatangani oleh direktur
utama atau menyetorkan uang kas kebank setiap harinya.
Dapat dilihat pula apakah kebijakan finansial yang ditetapkan oleh manajer
keuangan selaras dengan sasaran finansial yang ingin dicapai perusahaan. Bukti

81
Perpustakaan Unika

penyetoran kas kebank setiap harinya merupakan salah satu bukti dukungan
bagian keuangan dalam pencapaian sasaran finansial perusahaan. Bukti lainya
adalah adanya kebijakan bagian keuangan untuk menghemat biaya produksi untuk
menaikan laba perusahaan dan meningkatkan kualitas produk untuk meningkatkan
penjualan. Kebijakan ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dan
kerjasama dari bagian produksi dan pemasaran. Dari analisis laporan keuangan
tersebut diatas sudah dapat diketahui bahwa laba perusahaan meningkat dan
penjualannya pun menunjukan peningkatan. Hal ini dapat berarti posisi finansial
masing-masing bidang fungsional dalam perusahaan sudah sejalan dengan strategi
akbar yang ditetapkan oleh perusahaan dan masing-masing bidang fungsional
dalam perusahaan dapat bekerjasama dengan baik dalam mencapai sasaran
tersebut sehingga tidak ada salah suatu bagian fungsional tersebut yang
berkembang menjadi kerajaan kecil di dalam perusahaan.
Pada analisa tentang obyek audit yang pertama ini, yaitu sasaran finansial
perusahaan, auditor telah menemukan bahwa bagian keuangan sudah cukup
mendukung upaya perusahaan dalam mencapai sasaran finansial perusahaan.
Auditor juga menyampaikan bukti dokumentasi atas temuan tersebut berupa bukti
penyetoran ke bank, bukti otorisasi atas permintaan barang, bukti pengeluaran kas
yang dapat dilihat pada lampiran E, serta hasil dari analisis rasio keuangan atas
neraca dan laporan laba rugi PT. IMI yang dapat dilihat di lampiran A.

82
Perpustakaan Unika

B.

Perencanaan keuangan
Telah

diungkapkan

dalam

pendahuluan

bahwa

perusahaan

tidak

menggunakan perencanaan keuangan secara efektif. Memang pada awal


berdirinya perusahaan dan selama beberapa tahun berikutnya perusahaan
membuat budgeting atas penjualan, pembiayaan, dan membuat proyeksi laporan
keuangan, akan tetapi lama kelamaan tugas ini terasa membebani bagian
keuangan karena budgeting memerlukan ramalan yang tepat sasaran. Bagian
keuangan juga berpendapat bahwa penambahan fungsi budget merupakan
pemborosan pada biaya perusahaan sehingga perusahaan memutuskan untuk
menghentikan pembuatan budget tersebut. Ternyata setelah pembuatan budget
terhenti perusahaan tetap dapat memperkirakan laba yang akan didapat
berdasarkan laporan keuangan tahun sebelumnya.
PT. IMI merupakan perusahaan skala menengah yang kegiatan produksi
dan pemasarannya sederhana, sehingga untuk perencanaan keuangan perusahaan
cukup dengan berdasar pada laporan keuangan tahun sebelumnya. Dengan
terhentinya pembuatan budget juga tidak menimbulkan suatu masalah baru dalam
perusahaan. Pada saat ini perusahan sedang berencana untuk menghemat biaya
produksi dengan mengurangi nilai akun-akun yang menjadi tambahan pada biaya
produksi seperti harga bahan baku, perusahaan sedang berupaya untuk mencari
pemasok lain yang menawarkan harga lebih rendah dan juga sedang berusaha
untuk mencari pelanggan baru dan meningkatkan penjualan sehingga dapat
meningkatkan laba perusahaan dan mengasilkan pengembalian yang tinggi atas

83
Perpustakaan Unika

modal perusahaan. Untuk itu perusahaan membuat perencanaan keungan berupa


rencana pembiayaan dan penjualan untuk tahun 2005.
Akan tetapi untuk tahun 2002, 2003, dan 2004, perusahaan tidak membuat
rencana keuangan apapun sehingga perusahaan tidak menentukan standar-standar
dalam pencapaian sasaran finansial perusahaan. Sedangkan untuk tahun 2005
perusahaan telah dapat menerapkan kriteria perencanaan keuangan yang baik
dimana perencanaan tersebut telah dapat menjawab enam pertanyaan berikut :
a) Apa
Apa yang menjadi tujuan PT. IMI dalam membuat rencana keuangan.
Pembuatan rencana keuangan PT. IMI bertujuan pada penghematan biaya
produksi sehingga dapat menghasilkan harga produk yang lebih murah.
Rencana ini disusun untuk jangka panjang dan jangka pendek. Untuk jangka
panjangnya PT. IMI berupaya untuk mencari pemasok dengan harga yang
lebih rendah, sedangkan untuk jangka pendeknya PT. IMI berusaha untuk
meningkat kualitas barang dengan meminimalkan produk rusak. Diharapkan
dengan adanya peningkatan kualitas ini dapat meningkatkan penjualan
sehingga dapat pula meningkatkan laba perusahaan.
b) Mengapa
Pertanyaan ini menanyakan alasan-alasan mengapa rencana itu dibuat dan
alasan utama PT. IMI merencanakan penghematan biaya dan meningkatkan
penjualan dengan mencari pelanggan baru adalah untuk menghasilkan
peningkatan laba sehingga mempunyai hasil pengembalian terhadap modal
yang cukup tinggi.

84
Perpustakaan Unika

c) Dimana
Dimana menanyakan hal yang berhubungan dengan lokasi atau tempat
dimana rencana itu akan dilaksanakan. PT. IMI berupaya untuk mencari
pemasok lain yang memberikan harga lebih rendah didaerah jawa tengah
dengan pertimbangan biaya angkut. Sedangkan untuk perluasan daerah
pemasaran, perusahaan berkonsentrasi pada daerah jawa timur karena
perwakilan pemasaran disurabaya termasuk masih baru berdiri.
d) Kapan
Kapan menanyakan hal yang berhubungan dengan waktu, kapan bila mana
rencana itu dilaksanakan. Rencana ini dibuat perusahaan pada tahun 2004
pada saat rapat evaluasi hasil kerja dan rencana ini akan dilaksanakan untuk
sepanjang tahun 2005.
e) Siapa
Siapa menanyakan penanggung jawab dari rencana itu, siapa yang akan diberi
tugas untuk melaksanakan rencana itu. Untuk rencana pencarian pemasok
baru ditugaskan pada seksi pembelian dengan penanggung jawabnya manajer
bagian gudang, sedangkan untuk mencari pelanggan baru diwilayah Jawa
Timur ditugaskan pada salesman dengan penanggung jawab manajer
pemasaran dibantu oleh kantor perwakilan disurabaya.
f) Bagaimana

85
Perpustakaan Unika

Pertanyaan ini menanyakan cara, bagaimana melaksanakannya, bagaimana


mengerjakannya. Pertanyaan ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan
tentang cara-cara dan metode pelaksanaanya dengan memperhatikan faktor
kemampuan dan sumber daya. Pada PT. IMI pelaksanaan rencana untuk
mencari pemasok baru dengan harga yang lebih rendah dilakukan dengan
mengirimkan surat penawaran harga kepada para pemasok dan pencarian
pelanggan baru dilakukan oleh salesman dengan cara mendatangi langsung
calon pelanggan dan menawarkan produk. Pencarian pelanggan baru juga
dilakukan dengan promosi-promosi lain seperti spanduk dan kalender.

Secara keseluruhan perencanaan keuangan PT. IMI sudah sesuai dengan


kriteria tentang perencanaan yang baik. Bagian keuangan hanya berperan sebagai
kontroler atas pembiayaan untuk proses produksi dan pemasukan kas dari hasil
penjualan. Rencana keuangan ini hanya dibuat secara kasar dan tidak mendetail,
tidak ada pengendalian kusus yang dibuat untuk pelaksanaan rencana ini. Untuk
proses permintaan pembelian misalnya, bagian keuangan akan memberikan kas
secukupnya bagi permintaan pembelian yang telah disetujui tanpa menganalisa
lebih jauh mengenai kondisi keuangan perusahaan. Bagian keuangan memberikan
kas kepada pihak yang membutuhkan kapan saja diminta, asalkan ada persetujuan
dan otoritas dari pihak yang terkait. Hal semacam ini dapat mengakibatkan
pemborosan dana perusahaan, sebagai contoh adanya kegagalan dari perencanaan
keuangan dari tahun-tahun yang lalu adalah menumpuknya pesediaan atau

86
Perpustakaan Unika

meningkatnya nilai persediaan digudang sedangkan perputaran persediaan


perusahaan tergolong rendah

Pada perencanaan keuangan yang dicanangkan untuk tahun 2005 ini


perusahaan tidak membuat penganggaran secara rinci hanya berdasarkan pada
pembiayaan dan penjualan tahun 2004. Meskipun rencana ini bersifat fleksibel
sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan eksternal perusahaan, namun
pembuatan rencana yang kasar seperti ini mempunyai efek ketidakpastian yang
relatif tinggi. Adanya penemuan ini menghasilkan kesimpulan bahwa bagian
keuangan kurang bisa memaksimalkan fungsinya sebagai perencana keuangan
perusahaan. Keuangan perusahaan terkesan mengalir mengikuti keadaan
lingkungan eksternal perusahaan yang tidak pasti, sehingga dapat dikatakan
bahwa rencana keuangan perusahaan tidak dibuat dengan pendekatan kesisteman.
Bukti perencanaan keuangan perusahaan untuk tahun 2005 dapat dilihat pada
lampiran B.

C.

Struktur Organisasi
Stuktur organisasi adalah suatu susunan pembagian tanggung jawab

menurut fungsi dan hirarkis, dengan demikian penyusunan struktur organisasi


harus memperhitungkan semua fungsi yang ada dalam perusahaan dan kemudian
membagi habis

fungsi-fungsi tersebut kepada pihak-pihak yang harus

mempertanggung jawabkannya. Struktur organisasi perusahaan menetapkan garis


otoritas dan tanggung jawab, serta menyediakan kerangka umum untuk

87
Perpustakaan Unika

perencanaan, pengarahan, dan pengendalian operasinya. Struktur organisasi yang


sangat kompleks dan tidak jelas dapat mengakibatkan masalah yang serius dan
mengaburkan jejak audit (audit trail) sehingga sulit dilacak jika ada
penyimpangan yang terjadi.
Pada PT. IMI struktur organisasinya disusun dengan sederhana sesuai
dengan banyaknya fungsi yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional
perusahaan. Organisasi pada PT. IMI menggunakan pola operasi yang bersifat
sentralisasi

dimana

dalam

pola

ini

memungkinkan

perusahaan

untuk

mengendalikan keseluruhan kegiatan dan sumber daya dengan lebih mudah dan
menjaga pengambilan keputusan yang lebih seragam. Struktur tersentralisasi
hanya memberikan sedikit wewenang kepada tingkat manajerial menengah dan
bawah, dan biasanya diorganisasikan menurut fungsi.
Dalam struktur organisasi PT. IMI ada beberapa prosedur yang berkaitan
dengan keuangan perusahaan, yaitu :
(a)

Prosedur Order Pembelian


Bagian yang membutuhkan (seperti bagian produksi) membuat surat

permintaan barang yang kemudian diserahkan kepada bagian pembelian. Bagian


pembelian melakukan penawaran kepada suplier yang telah disetujui dan
mengadakan transaksi pembelian. Untuk membiayai transaksi tersebut, bagian
pembelian mengirimkan tagihan pembayaran dari suplier kepada bagian
keuangan. Bagian keuangan kemudian membuat voucher pengeluaran kas untuk
membayar barang yang dibeli.
(b)

Prosedur Pengiriman Barang

88
Perpustakaan Unika

Bagian pemasaran mengirimkan barang yang diperlukan oleh masingmasing kantor perwakilan kemudian melaporkannya pada bagian keuangan.
Bagian keuangan membuat pembukuan berdasarkan jumlah barang yang dikirim
dan membuat voucher pengeluaran kas untuk membiayai transportasi ke kantor
perwakilan yang dituju.
(c)

Prosedur Penjualan
Bagian pemasaran menerima laporan penjualan kemudian melaporkannya

kepada bagian keuangan. Bagian keuangan kemudian membuat bukti penerimaan


kas dan menyetorkannya ke bank.
(d)

Prosedur Pelunasan Piutang


Bagian pemasaran menerima pelunasan piutang dagang dan mencocokannya

dengan catatan piutang dagang, kemudian menyerahkannya kepada bagian


keuangan. Bagian keuangan kemudian membuat bukti penerimaan kas dan
menyetorkannya ke bank.
(e)

Prosedur Pembayaran Gaji


Bagian keuangan menyiapkan pembayaran gaji setiap bulannya kemudian

menyerahkan pembagiannya kepada bagian personalia. Bagian personalia


kemudian membagikan gaji pada para karyawan yang berhak.
Dari prosedur-prosedur diatas dapat diketahui ada tiga fungsi yang
berhubungan dengan fungsi keuangan yaitu bagian pembelian untuk order
pembelian barang; bagian pemasaran untuk penjualan, penerimaan barang, dan
pelunasan piutang dagang; dan bagian personalia untuk urusan gaji karyawan.

89
Perpustakaan Unika

Analisis terhadap struktur organisasi perusahaan dilakukan dengan


membandingkan prinsip penyusunan organisasi dan struktur organisasi PT. IMI
prinsip penyusunan organisasi ini terdiri dari wewenang, kesatuan perintah,
rentang manajemen dan pembagian kerja pembandingan ini juga disertai dengan
observasi pelaksanaan kegiatan produksi serta memeriksa apakah struktur
organisasi yang dibuat tersebut benar-benar dilaksanakan dalam kegiatan operasi
perusahaan sehari-hari.
Analisis penyusunan organisasi PT. IMI dilakukan sebagai berikut :
1.

Wewenang
Wewenang menunjuk pada kekuasaan manajer untuk menuntut kepatuhan.
Wewenang didelegasikan kepada tingkatan manajer yang lebih rendah dan
kadar wewenang yang dideligasikan harus seimbang dengan tanggung
jawab yang dibebankan untuk mancapai sasaran khusus. Pada PT. IMI
wewenang yang diberikan pada tiap-tiap fungsi dalam perusahaan sudah
seimbang dengan tanggung jawab yang dibebankan. Sebagai contoh,
manajer keuangan yang diberi tanggung jawab untuk mengawasi ketertiban
penggunaan sistem dan prosedur akuntansi yang ditentukan, maka manajer
keuangan diberi wewenang khusus untuk menyetujui pengeluaran kas yang
telah memenuhi syarat dan prosedur akuntansi yang berlaku atau tidak
menyetujui pengeluaran tersebut jika ada satu syarat yang tidak terpenuhi.
Contoh lain manajer bagian gudang yang bertanggung jawab atas persediaan
digudang diberi limpahan wewenang untuk menyetujui atau tidaknya order
pemesanan dan juga berhak untuk segera bertindak bila ada oknum atau

90
Perpustakaan Unika

keadaan yang mengancam keamanan persediaan; Manajer personalia yang


bertanggung jawab terhadap tenaga kerja perusahaan diberi wewenang
untuk menerima pegawai baru yang diperlukan atau memecat pegawai yang
lalai dalam melakukan pekerjaannya.
Manajer produksi yang bertanggung jawab untuk mengendalikan mutu
produk diberi wewenang yang lengkap atas pengelolaan pengendalian mutu,
dan manajer pemasaran yang diberi tanggung jawab untuk memasarkan
produk secara luas diberi kewenangan untuk menentukan strategi pemasaran
dan media promosi yang akan digunakan. Akan tetapi kewenangan yang
lebih tinggi ada ditangan direktur utama yang berwenang untuk menyetujui
atau tidak menyetujui segala tindakan yang dilakukan para manajer atas
nama perusahaan.

2.

Kesatuan Perintah
Kesatuan perintah merujuk pada kejelasan jalur wewenang dimana setiap
karyawan melapor pada seorang atasan. Hal ini pun sudah jelas dilakukan
PT. IMI dimana personalia dan kepala keamanan hanya menaati perintah
dari manajer personalia, unit produksi dan pengepakan hanya melapor
kepada manajer produksi, unit dan gudang hanya menerima perintah dari
manajer bagian gudang, kantor-kantor perwakilan hanya melapor pada
manajer pemasaran dan terakhir kasir dan administrasi hanya memberikan
laporan kepada manajer keuangan. Direktur utama kemudian hanya
menerima laporan-laporan dari para manajer sebagai pusat pertanggung

91
Perpustakaan Unika

jawaban. Jadi sudah jelas bahwa pada PT. IMI sudah ada garis batas atas
wewenang yang jelas sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran.

3.

Rentang Manajeman
Rentang manajemen disebut juga rentang kendali, merujuk pada jumlah
bawahan yang melapor pada seorang atasan. Rentang manajemen ini sangat
berbeda-beda pada setiap organisasi. Rentang yang luas mengurangi tingkat
manajerial dan menghasilkan struktur organisasi yang datar, sehingga dapat
mempercepat dan mempercermat pergerakan komunikasi ke tingkat manajer
yang lebih tinggi.akan tetapi jika rentang itu terlalu luas, mungkin manajer
tingkat tinggi akan menerima lebih banyak informasi dari pada yang dapat
mereka tanggapi atau mereka serap.
Pada PT. IMI rentang manajemennya tidak terlalu luas, direktur utama
hanya membawahi lima manajer dan masing-masing pada tingkat manajer
menengah ini diberi dua sampai tiga rentang manajemen. Struktur
organisasi PT.IMI merupakan struktur organisasi yang datar sehingga
mempunyai keuntungan dalam hal pergerakan informasi. Dapat disimpulkan
bahwa penyusunan rentang manajeman pada PT. IMI sudah cukup bagus.

4.

Pembagian Kerja
Pembagian kerja merujuk pada pembagian segmentasi operasi. Pembagian
kerja ini mempunyai dau keunggulan yaitu : memungkinkan karyawan dan
manajer berspesialisasi dan membantu perusahaan mengendalikan berbagai

92
Perpustakaan Unika

operasi dengan lebih efektif. Pada PT. IMI pekerjaan dibagi atas lima fungsi
yaitu fungsi personalia, fungsi produksi, fungsi penyimpanan (gudang),
fungsi pemasaran dan fungsi keuangan. Pembagian tugas ini dirasa sudah
tepat dan memenuhi kebutuhan perusahaan.
Dari analisis tentang penyusunan struktur organisasi PT. IMI dapat
disimpulkan bahwa penyusunan organisasi PT. IMI sudah baik dan
memenuhi prinsip organisasi. Struktur organisasi PT. IMI juga sudah ada
pemisahan fungsi yang cukup jelas dan dapat dikatakan bahwa penyusunan
organisasi PT. IMI sudah mendukung terlaksananya pengendalian yang
baik. Struktur organisasi dapat dilihat pada halaman 47 dan job description
PT. IMI dapat dilihat pada lampiran C.

D.

Pengendalian Keuangan
Pengendalian keuangan ditujukan untuk melindungi aktiva perusahaan dan

mendorong kepatuhan pada kebijakan dan prosedur yang telah digariskan oleh
manajemen. Dalam menganalisis tingkat kelayakan pengendalian keuangan pada
PT. IMI digunakan daftar pertanyaan yang memuat berbagai pertanyaan tentang
pengendalian keuangan perusahaan. Walaupun hasil yang diperoleh dari daftar
pertanyaan ini tidak memadai untuk memahami sepenuhnya suatu prosedur atau
sistem pengendalian keuangan, namun daftar pertanyaan ini cukup dibutuhkan
dalam penelitian ini untuk menilai pengendalian keuangan perusahaan. Daftar
pertanyaan tentang pengendalian keuangan dapat dilihat pada lampiran D dan

93
Perpustakaan Unika

bukti-bukti dokumentasi atas jawaban dari kuesioner tersebut dapat dilihat pada
lampiran E.
Jawaban yang diperoleh dari daftar pertanyaan yang diajukan manunjukkan
bahwa sistem pengendalian keuangan perusahaan sudah baik. Dalam sistem
pengendalian akuntansi secara umum prosedur-prosedur pengendalian dirangkum
dalam lima kategori berikut :
1.

Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai


Sistem otorisasi dari sistem keuangan dan kegiatan keuangan pada PT. IMI
sudah memadai. Hal ini dapat dilihat dari bukti dokumentasi atas
pengeluaran kas, dimana dalam bukti pengeluaran kas harus ada tanda
tangan dari direktur utama. Otorisasi lainnya dapat dilihat dari adanya bukti
permintaan pembelian oleh pihak yang memerlukan pada setiap transaksi
pembelian. Prosedur penghapusan piutang dagang yang macet pun harus
melalui persetujuan direktur utama. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa sistem otorisasi transaksi dan kegiatan keuangan perusahaan sudah
memadai.

2.

Pemisahan tugas
Pengendalian internal yang baik mensyaratkan bahwa tidak ada pegawai
yang diberi tanggung jawab terlalu banyak. Pada PT. IMI sudah ada
pemisahan tugas yang baik. Fungsi pencatatannya juga sudah terpisah dari
fungsi penyimpanan. Dalam penerimaan kas,yang menerima kas adalah
kasir yang membuat rekapitulasi penerimaan kas setiap harinya, kemudian

94
Perpustakaan Unika

fungsi akuntansi melakukan pencatatan dan mendokumentasikannya,


sedangkan penyetoran kas ke bank dilakukan oleh manajer keuangan.
Penerimaan kas perusahaan telah ada pemisahan fungsi yang bagus.
Sedangkan untuk order pembelian dilakukan oleh bagian pembelian dan
penerimaan serta penyimpanan barang dilakukan oleh bagian gudang.
Pemisahan tugas yang efektif dicapai ketika fungsi otorisasi, pencatatan, dan
penyimpanan dapat dipisahkan. Pada PT. IMI ketiga fungsi tersebut telah
dapat dipisahkan sehingga dapat dikatakan bahwa pemisahan tugas dalam
PT. IMI sudah baik.

3.

Desain dan penggunaan dokumentasi serta catatan yang memadai


Dokumentasi dan pencatatan yang memadai berguna untuk memastikan
pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh data transaksi yang
berkaitan. Dokumen yang mengawali sebuah transaksi harus memiliki ruang
untuk otorisasi dan dokumen-dokumen tersebut harus diberi nomor urut
yang telah dicetak lebih dahulu agar setiap dokumen dapat dipertanggung
jawabkan. Pada PT. IMI dokumen yang digunakan sudah terdapat ruang
untuk otorisasi namun dokumen-dokumen tersebut belum diberi nomor urut
tercetak, sehingga dapat dikatakan bahwa desain dokumen pada PT. IMI
belum cukup memadai. Dokumen yang tidak bernomor urut tercetak dapat
mengaburkan jejak audit dan memungkinkan terjadinya transaksi fiktif.
Peniadaan nomor urut tecetak dalam dokumen-dokumen yang digunakan
oleh PT. IMI mengindikasikan adanya kelemahan pengendalian intern.

95
Perpustakaan Unika

4.

Penjagaan aset yang memadai


Penjagaan aset dan catatan yang memadai itu penting karena di masa
sekarang aset terpenting dari perusahaan adalah informasi, meskipun aset
fisik seperti kas dan persediaan juga merupakan aset yang penting. Salah
satu tindakan penjagaan aset yang dilakukan oleh PT. IMI adalah sistem
otorisasi dan pemisahan tugas yang memadai. Penjagaan aset berupa
informasi dilakukan dengan cara menempatkan dokumen-dokumen tersebut
dalam suatu ruangan yang dibatasi aksesnya. Dokumen-dokumen tersebut
disimpan dengan rapi oleh PT. IMI sehingga apabila sewaktu-waktu
dibutuhkan dokumen tersebut dapat dengan mudah ditemukan. Tindakan
pengamanan aset fisik juga dilakukan atas persediaan yang ditempatkan
dalam suatu gudang khusus yang dijaga oleh satpam. Pengamanan kas
dilakukan dengan cara menyetorkan kas ke bank setiap harinya. Lingkungan
perusahaan juga cukup aman dengan dijaga oleh beberapa orang satpam
untuk jaga malam. Penjagaan aset dan catatan PT. IMI sudah cukup
memadai dan selama ini tidak ada laporan tentang pencurian aset
perusahaan.

5.

Pemeriksaan independen atas kinerja


Pemeriksaan independen atas kinerja perusahaan dilakukan oleh auditor
independen. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kewajaran

96
Perpustakaan Unika

laporan keuangan pada PT. IMI. Pemeriksaan ini dilakukan secara periodik
setiap tahun.

Secara keseluruhan pengendalian keuangan pada PT. IMI sudah baik.


Kelemahan pengendalian keuangan hanya ada pada sistem perencanaan keuangan.
PT. IMI tidak membuat proyeksi kas masuk dan kas keluar, juga tidak membuat
budgeting untuk mengontrol hasil penjualan dan biaya operasional. Kelemahan ini
terjadi karena perencanaan keuangan dapat menentukan arah aktivitas yang
dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Kelemahan dalam perencanaan
dapat berakibat pada terjadinya pembengkakan biaya dan kurangnya koordinasi
dalam pencapaian tujuan perusahaan. Hasil analisis dari keseluruhan objek audit
dirangkum dalam tabel berikut.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Objek Audit PT. IMI

No. Tujuan
1.

Program Audit

Alat Analisis

Mengetah c. Memperole
ui
h fakta
dukungan
apakah
bagian
tujuan
keuangan
finansial
terhadap
perusahaan
sasaran
tercapai
finansial
(ekternal)
perusahaa
n

Analisis rasio
keuangan :
o Rasio
Likuiditas

Tolok Ukur

Adanya
peningkatan hasil
rasio likuiditas
dari tahun ke
tahun

Hasil
analisis
Rasio likuiditas
pada PT. IMI
mengalami
peningkatan dari
tahun ke tahun
yang
berarti
bahwa
perusahaan
cukup likuid dan
mampu
memenuhi
seluruh
kewajiban
lancarnya yang
telah
jatuh
tempo.

97
Perpustakaan Unika

o Rasio
Leverage

Adanya penurunan
pada rasio hutang
dan peningkatan
pada rasio
penutupan

o Rasio
Aktivitas

Adanya
peningkatan pada
rasio aktivitas
perusahaan dan
penurunan pada
rasio periode
penagihan ratarata

Rasio leverage
pada PT. IMI
sudah
cukup
baik. Perusahaan
sudah
dapat
mengurangi
hutangnya
dengan
meningkatkan
modal,
dan
mampu menutup
beban bunganya
tanpa kesulitan.
Perusahaan telah
melaksanakan
aktivitasnya
dengan
baik
sehingga
hasil
dari rasio periode
penagihan ratarata, perputaran
aktiva tetap, dan
perputaran total
aktiva semakin
baik dari tahun
ke tahun. Akan
tetapi
ada
kecenderungan
penumpukan
persediaan
karena
rasio
perputaran
persediaan
semakin
menurun, namun
nilai persediaan
yang tercantum
dalam
neraca
perusahaan
semakin
meningkat dari
tahun ke tahun.

98
Perpustakaan Unika

o Rasio
Profitabilitas

Adanya
peningkatan pada
rasio profitabilitas

Hasil dari rasio


profitabilitas PT.
IMI
telah
menunjukkan
adanya
peningkatan yang
berarti
bahwa
pihak manajemen
telah
dapat
menghasilkan
laba
dan
pengembalian
atas
investasi
yang
cukup
memuaskan. Hal
ini
dapat
memberikan
penilaian bahwa
manajemen telah
berhasil dalam
mencapai sasaran
finansial
perusahaan, yaitu
mencapai
laba
yang semaksimal
mungkin.

99
Perpustakaan Unika

d. Memperole
h informasi
tentang
kepatuhan
masingmasing
bidang
fungsional
dalam
perusahaan
dalam
pelaksanaan
sistem
pengendalia
n keuangan
(internal)

2.

Bukti-bukti
aktivitas keuangan
perusahaan seperti
bukti kas bon, cek,
bukti penyetoran
uang ke bank,
faktur penjualan,
dan kartu
persediaan

Jika dalam semua


dokumen tersebut
tidak ditemukan
kesalahan otorisasi
atau kesalahan
prosedur, maka
masing-masing
bidang fungsional
tersebut telah
mampu mematuhi
kebijakan
perusahaan
tentang sistem
pengendalian
keuangan

Tidak ditemukan
kesalahan
otorisasi maupun
prosedur dalam
sampel dokumen
yang
diambil
dalam penelitian
ini, yang berarti
bahwa
pihak
manajemen telah
berusaha dengan
sebaik-baiknya
dalam
melaksanakan
kebijakan
finansial
perusahaan
sebagai
dukungannya
dalam
upaya
pencapaian
tujuan
perusahaan.
Hasil analisis yang telah diperoleh menunjukkan bahwa bagian keuangan
sudah cukup mendukung upaya pencapaian sasaran finansial perusahaan,
namun telah ditemukan adanya indikasi penumpukan nilai persediaan di
gudang perusahaan.
Mengetah Observasi dari
Laporan
Semakin sesuai
Hasil
analisis
ui
proses
perencanaan
dengan kriteria
menunjukkan
perencana pembuatan,
keuangan tahun
perencanaan
bahwa
an
keterlibatan,
2005
keuangan, maka
perencanaan
keuangan sampai dengan
semakin baik
keuangan yang
yang
pelaksanaan
perencanaan
telah diterapkan
telah
rencana
keuangan dan
bagian keuangan
diterapka keuangan
apakah rencana
telah
disusun
n oleh
tersebut dibuat
sesuai
dengan
bagian
dengan pendekatan kriteria
keuangan
kesisteman
perencanaan
keuangan yang
baik,
tetapi
rencana
keuangan
tersebut
tidak
disusun secara
spesifik
sehingga dapat
menimbulkan
kesimpangsiuran
.
Rencana
keuangan
tersebut
juga
tidak
dibuat

100
Perpustakaan Unika

3.

Mengetah
ui pola
struktur
organisasi
keuangan

Melakukan
observasi pada
struktur
organisasi
perusahaan

Bagan struktur
organisasi
perusahaan dan
job description

menimbulkan
kesimpangsiuran
.
Rencana
keuangan
tersebut
juga
tidak
dibuat
dengan
pendekatan
kesisteman.
Jika struktur sesuai Struktur
dengan prinsip
organisasi PT.
organisasi, maka
IMI sudah baik
penyusunan
dan
sesuai
organisasi sudah
dengan prinsip
baik
organisasi.
Struktur
organisasi
ini
juga
sudah
mendukung
sistem
pengendalian
internal
perusahaan,
karena adanya
pemisahan
fungsi
yang
jelas,
namun
dalam
penyusunan
struktur
organisasi
ini
tidak
disertai
dengan
pembuatan
dokumentasi job
description yang
jelas.

101
Perpustakaan Unika

4.

Mengetah c. Evaluasi
ui
sistem
kekuatan
pengawasan
dan
keuangan
kelemaha
perusahaan
n sistem
pengawas
an
keuangan
perusahaa
n

Daftar pertanyaan
tentang sistem
pengendalian
keuangan
perusahaan

Jawaban ya
mengindikasikan
kekuatan sistem,
dan jawaban
tidak
mengindikasikan
kelemahan sistem

Ada
tiga
jawaban tidak
dari
57
pertanyaan yang
diajukan dalam
daftar
pertanyaan
sistem
pengendalian
keuangan. Hal
ini berarti secara
keseluruhan
sistem
pengendalian
keuangan
PT.
IMI sudah baik.
Salah
satu
kelemahan pada
sistem
pengendalian
keuangan
PT.
IMI ada pada
perencanaan
keuangannya.
PT. IMI tidak
menggunakan
sistem
budget
atau
membuat
proyeksi
kas
masuk dan kas
keluar, sehingga
tidak ada alat
yang digunakan
untuk
mengontrol hasil
penjualan
dan
biaya
operasional

102
Perpustakaan Unika

2.

d. Mencari
sampel
untuk diuji
kebenaran
jawaban
dari
kuesioner

Bukti-bukti
dokumentasi dari
transaksi
keuangan

Jika pada bukti


transaksi yang
diambil dapat
mendukung
jawaban dari daftar
pertanyaan, maka
jawaban dalam
daftar pertanyaan
tersebut dapat
diyakini
kebenarannya

e. Memperole
h informasi
tentang
kepatuhan
masingmasing
bidang
fungsional
dalam
perusahaan
dalam
pelaksanaan
sistem
pengendalia
n keuangan
(internal)

Bukti-bukti
aktivitas keuangan
perusahaan seperti
bukti kas bon, cek,
bukti penyetoran
uang ke bank,
faktur penjualan,
dan kartu
persediaan

Jika dalam semua


dokumen tersebut
tidak ditemukan
kesalahan otorisasi
atau kesalahan
prosedur, maka
masing-masing
bidang fungsional
tersebut telah
mampu mematuhi
kebijakan
perusahaan
tentang sistem
pengendalian
keuangan

Bukti-bukti
dokumentasi
yang diperoleh
telah
dapat
memperkuat
jawaban
dari
daftar
pertanyaan yang
diajukan,
sehingga
jawaban
dari
kuesioner
tersebut
dapat
diyakini
kebenarannya.

Tidak ditemukan
kesalahan
otorisasi maupun
prosedur dalam
sampel dokumen
yang
diambil
dalam penelitian
ini, yang berarti
bahwa
pihak
manajemen telah
berusaha dengan
sebaik-baiknya
dalam
melaksanakan
kebijakan
finansial
perusahaan
sebagai
dukungannya
dalam
upaya
pencapaian
tujuan
perusahaan.
Hasil analisis yang telah diperoleh menunjukkan bahwa bagian keuangan
sudah cukup mendukung upaya pencapaian sasaran finansial perusahaan,
namun telah ditemukan adanya indikasi penumpukan nilai persediaan di
gudang perusahaan.
Mengetah Observasi dari
Laporan
Semakin sesuai
Hasil
analisis
ui
proses
perencanaan
dengan kriteria
menunjukkan
perencana pembuatan,
keuangan tahun
perencanaan
bahwa
an
keterlibatan,
2005
keuangan, maka
perencanaan
keuangan sampai dengan
semakin baik
keuangan yang
yang
pelaksanaan
perencanaan
telah diterapkan
telah
rencana
keuangan dan
bagian keuangan
diterapka keuangan
apakah rencana
telah
disusun

103
Perpustakaan Unika

3.

perencana
an
keuangan
yang
telah
diterapka
n oleh
bagian
keuangan

pembuatan,
keterlibatan,
sampai dengan
pelaksanaan
rencana
keuangan

keuangan tahun
2005

perencanaan
keuangan, maka
semakin baik
perencanaan
keuangan dan
apakah rencana
tersebut dibuat
dengan
pendekatan
kesisteman

Mengetah
ui pola
struktur
organisasi
keuangan

Melakukan
observasi pada
struktur
organisasi
perusahaan

Bagan struktur
organisasi
perusahaan dan
job description

Jika struktur
sesuai dengan
prinsip organisasi,
maka penyusunan
organisasi sudah
baik

bahwa
perencanaan
keuangan yang
telah diterapkan
bagian keuangan
telah
disusun
sesuai
dengan
kriteria
perencanaan
keuangan yang
baik,
tetapi
rencana
keuangan
tersebut
tidak
disusun secara
spesifik
sehingga dapat
menimbulkan
kesimpangsiuran.
Rencana
keuangan
tersebut
juga
tidak
dibuat
dengan
pendekatan
kesisteman.
Struktur
organisasi
PT.
IMI sudah baik
dan
sesuai
dengan prinsip
organisasi.
Struktur
organisasi
ini
juga
sudah
mendukung
sistem
pengendalian
internal
perusahaan,
karena
adanya
pemisahan fungsi
yang
jelas,
namun
dalam
penyusunan
struktur
organisasi
ini
tidak
disertai
dengan
pembuatan
dokumentasi job
description yang

104
Perpustakaan Unika

organisasi
ini
tidak
disertai
dengan
pembuatan
dokumentasi job
description yang
jelas.
4.

Mengetah e. Evaluasi
ui
sistem
kekuatan
pengawasan
dan
keuangan
kelemaha
perusahaan
n sistem
pengawas
an
keuangan
perusahaa
n

Daftar pertanyaan
tentang sistem
pengendalian
keuangan
perusahaan

Jawaban ya
mengindikasikan
kekuatan sistem,
dan jawaban
tidak
mengindikasikan
kelemahan sistem

Ada tiga jawaban


tidak dari 57
pertanyaan yang
diajukan dalam
daftar pertanyaan
sistem
pengendalian
keuangan. Hal ini
berarti
secara
keseluruhan
sistem
pengendalian
keuangan
PT.
IMI sudah baik.
Salah
satu
kelemahan pada
sistem
pengendalian
keuangan
PT.
IMI ada pada
perencanaan
keuangannya.
PT. IMI tidak
menggunakan
sistem
budget
atau
membuat
proyeksi
kas
masuk dan kas
keluar, sehingga
tidak ada alat
yang digunakan
untuk
mengontrol hasil
penjualan
dan
biaya operasional

105
Perpustakaan Unika

4.4. Menentukan Tindakan Korektif


Dari hasil analisis dan penyelidikan penyimpangan pada tahapan audit
ketiga diatas menunjukan adanya suatu penyimpangan pada persediaan. Jumlah
persediaan yang terus meningkat dan menurunnya nilai rasio perputaran
persediaan mengindikasikan adanya penumpukan persediaan digudang dan hal ini
berarti manajer bagian gudang kurang dapat menjalankan manajemen persediaan
yang baik.
Kejadian ini dimungkinkan karena tidak adanya suatu perencanaan yang
baik atas produksi dan penjualan. Menumpuknya persediaan digudang pada PT.
IMI terjadi karena jumlah produksi dan jumlah penjualan yang tidak berimbang.
Rekomendasi yang dapat diberikan oleh auditor adalah perusahaan harus
membuat anggaran penjualan dan produksi agar diperoleh perkiraan jumlah
produksi yang tepat, tetapi karena pembuatan anggaran sulit dilakukan dengan
kondisi perusahaan saat ini, maka auditor menyarankan agar perusahaan
mengevaluasi kembali jumlah produksi barang dengan menghitung EOQ
(Economic Order Quantity) untuk barang produksi sendiri. Pembuatan batas
produksi dan persediaan ini dapat dilakukan oleh manajer bagian gudang
bekerjasama dengan manajer produksi dan manajer keuangan.
Para manajer tersebut dapat menginvestasikan sedikit waktunya dengan
menghitung EOQ untuk barang produksi sendiri dan EOQ untuk persediaan bahan
baku, dengan demikian perusahaan dapat membatasi

proses produksi tanpa

menumpuk persediaan atau kekurangan persediaan. Tindakan ini dirasa cukup


bermanfaat karena menghitung EOQ untuk barang produksi sendiri dan bahan

106
Perpustakaan Unika

baku tidak membutuhkan banyak waktu asalkan semua data yang dibutuhkan
telah tersedia, dan tindakan ini juga dapat diterapkan pada PT. IMI.
Tindakan korektif lain yang dapat direkomendasikan adalah pembuatan
perencanaan keuangan yang lebih spesifik berupa budget pendapatan dan
pengeluaran, juga rencana produksi. Tindakan ini dilakukan agar kegiatan operasi
perusahaan dapat lebih dikendalikan, karena budgeting dapat berfungsi sebagai
pedoman dalam mengarahkan setiap kegiatan dalam perusahaan. Budgeting dapat
dibuat secara sederhana dan tidak terlalu kompleks. Budgeting ini juga tidak perlu
diubah setiap tahunnya. Pembuatan budgeting ini berfungsi sebagai pedoman saja
agar para karyawan mengetahui arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh
perusahaan. Perusahaan tidak perlu menambah fungsi khusus untuk bidang
perencanaan. Perencanaan keuangan berupa budgeting yang sederhana dapat
dibuat dengan mudah menurut pedoman buku-buku akuntansi atau pedoman
khusus perencanaan keuangan yang lainnya. Jika selama ini perusahaan tidak
dapat menugaskan salah satu karyawannya dalam pembuatan budgeting,
perusahaan dapat mengevaluasi kembali tugas masing-masing karyawan di bagian
keuangan dan membuat job description secara jelas dan terdokumentasi serta
dapat diterapkan dilapangan. Diharapkan dengan adanya pembenahan ini fungsi
perencanaan perusahaan dapat terlaksana secara maksimal, sekaligus membuat
sistem operasional perusahaan menjadi lebih sistematis.

107
Perpustakaan Unika

4.5. Melaporkan Hasil Audit Manajemen


Proses audit yang dilaksanakan dalam rangka penyelesaian penelitian ini
telah dilaksanakan dengan baik tanpa adanya hambatan yang cukup berarti. Pada
tahapan audit manajemen yang terakhir ini auditor melaporkan semua hasil yang
didapat dalam proses audit manajemen yang telah dilakukan. Laporan audit
manajemen ini mencakup tentang latar belakang dan tujuan audit, ruang lingkup
audit, penilaian tentang hasil analisis audit, dan ungkapan apresiasi auditor.
Laporan hasil audit ini dapat dilihat pada lampiran F.

Perpustakaan Unika

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Audit manajemen fungsi keuangan ini cukup memakan waktu yang lama,
namun hasil temuan-temuan yang diperoleh selama proses audit diharapkan dapat
memberi masukan bagi perusahaan. Dari hasil analisis yang dilakukan pada tahap
audit ketiga, auditor mendapatkan suatu kesimpulan yang dapat digunakan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu :
1.

Bagian keuangan perusahaan telah berhasil dalam mendukung upaya


pencapaian sasaran finansial perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari kinerja
bagian keuangan yang diwujudkan dalam laporan keuangan (neraca dan
laporan laba rugi). Hasil analisis dari rasio keuangan berdasarkan laporan
keuangan PT. IMI menunjukkan bahwa manajemen PT. IMI telah mampu
meningkatkan perolehan laba, sehingga dapat disimpulkan bahwa bagian
keuangan PT. IMI telah berhasil mendukung upaya pencapaian sasaran
finansial perusahaan. Dukungan terhadap pencapaian sasaran finansial
perusahaan juga terwujud dalam kepatuhannya menjalankan sistem
pengendalian keuangan perusahaan.

2.

Perencanaan keuangan yang menjadi salah satu fungsi bagian keuangan


ternyata tidak terlaksana secara maksimal. Penggunaan keuangan dalam
perusahaan masih tidak terarah dengan baik sehingga memungkinkan
terjadinya pemborosan penggunaan dana perusahaan. Kegagalan bagian

Perpustakaan Unika

keuangan dalam fungsi perencanaan ini juga mengakibatkan adanya indikasi


penimbunan persediaan dalam gudang perusahaan.
3.

Struktur organisasi perusahaan telah disusun dengan baik dan sesuai dengan
prinsip

organisasi.

Perusahaan

menggunakan

struktur

organisasi

tersentralisasi yang memudahkan perusahaan dalam mengendalikan seluruh


kegiatan operasi perusahaan. Tidak ditemukan masalah dalam penyusunan
dan pengelolaan organisasi PT. IMI, sehingga dapat dikatakan bahwa
struktur organisasi PT. IMI sudah baik.
4.

Pada sistem pengendalian keuangan PT. IMI belum dapat dikatakan baik.
Ada syarat sistem pengendalian keuangan yang belum dipenuhi oleh PT.
IMI, yaitu tentang desain dokumen yang belum mempunyai nomor urut
tercetak.

5.2. Saran
Hasil audit manajemen dalam penelitian ini telah menyebutkan bahwa
bagian keuangan PT. IMI belum melaksanakan fungsi perencanaannya dengan
maksimal. PT. IMI juga tidak mempunyai Job Description yang jelas dan tertulis,
oleh sebab itu ada beberapa saran yang ingin diberikan kepada perusahaan,
sebagai berikut :
1.

Sebaiknya fungsi perencanaan pada bagian keuangan dilaksanakan secara


maksimal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pembuatan kembali
anggaran keuangan perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengontrol
penggunaan kas.

Perpustakaan Unika

2.

Pembuatan proyeksi arus kas masuk dan keluar dirasa perlu dilakukan
sebagai sistem kontrol atas kas sehingga tidak terjadi pemborosan dana
dalam perusahaan.

3.

Evaluasi kembali sistem persediaan, agar perputaran persediaan meningkat


dan tidak terjadi penimbunan persediaan.

4.

Menghitung EOQ (Economic Order Quantity) untuk barang yang


diproduksi sendiri dan EOQ untuk persediaan bahan baku. Hal ini dilakukan
untuk mengatasi penumpukan persediaan di gudang.

5.

Susun uraian Job Description secara jelas dan tertulis, sehingga masingmasing bagian dalam struktur organisasi perusahaan mengerti tugasnya
dengan jelas.

6.

Pembuatan kembali desain dokumen yang sehat dengan cara menambahkan


nomor urut tercetak.

Perpustakaan Unika

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 1993. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi kelima. Yogyakarta :


BPFE.
Cooper, Donald . R. dan C. William Emory. 1996. Metode Penelitian Bisnis.
Jilid 1. Edisi kelima. jakarta : Erlangga.
Herbert, Leo. 1997. Auditing The Performance Of Management. Belmont,
California : Lifetime Learning Publications.
Husnan, Suad dan Enny P. 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi
ketiga. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Kuncoro, M. 2003. MetodeRiset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi keenam. Cetakan pertama. Jakarta : Salemba
Empat.
Nasehatun, Apandi. 1999. Budget & Control Sistem Perencanaan dan
Pengendalian Terpadu. Jakarta : PT. Grasindo.
Salim, P. dan S. Yenny. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta :
Modern English Press.
Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Setyawan, J. 1988. Pemeriksaan Kinerja (performance auditing). Edisi pertama.
Yogyakarta : BPFE Angota IKAPI.
Siagian, S. P. 1997. Audit Manajemen. Jakarta : PT.Bumi Aksara.

Perpustakaan Unika

Sundjaja S. R. dan Inge B. 2003. Manajemen Keuangan Satu. Jakarta : Literata


Lintas Media.
Supriyono, R. A. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta : BPFE.
Susilo, Willy. 2002. Audit SDM. Jakarta : PT.Varqistatama Binamega.
Tunggal, A. W. 1992. Management Audit suatu pengantar. Jakarta : Pt Rineka
Cipta.
___________. 1994. Auditing Suatu Pengantar. Jakarta : PT.Rineka Cipta.
___________. 1997. Dasar-Dasar Pemeriksaan Operasional. Jakarta :
PT.Rineka Cipta anggota IKAPI.
___________. 2001. Audit Operasional (suatu pengantar). Jakarta : Harvarindo.
Van Horne, C. 1986. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi kelima. Jilid 1.
Terjemahan Junis Tirok. Jakarta : Erlangga.
Wetson, F dan Eugene, F. B. 1993. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jilid 1.
Edisi kesembilan. Jakarta : Erlangga.
Wetson, F dan Thomas E. C. 1994. Manajemen Keuangan. Jilid 1. Edisi
kedelapan. Jakarta : Erlangga.
Wilkinson, Joseph W. 1992. Sistem Akuntansi dan Informasi. Edisi kedua. Jilid
pertama. Terjemahan Marianus Sinaga. Jakarta : Erlangga.

Wursanto. 1987. Pokok-pokok Perencanaan. Yogyakarta : Kanisius.

Perpustakaan Unika

LAMPIRAN A

Perpustakaan Unika

LAMPIRAN B

Perpustakaan Unika

LAMPIRAN C

Perpustakaan Unika

LAMPIRAN D

Perpustakaan Unika

LAMPIRAN E

Perpustakaan Unika

LAMPIRAN F

Perpustakaan Unika

Kuesioner Sistem Pengendalian Keuangan Perusahaan

Pertanyaan
1. Umum
a. Apakah perusahaan berjalan dengan baik?
b. Apakah perusahaan melaporkan keuntungan lima
tahun terakhir?
c. Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang
diikuti di lapangan?
d. Apakah perusahaan memiliki bagian / fungsi akuntansi
/ pembukuan?
e. Apakah hubungan perusahaan dengan bank atau
lembaga keuangan lainnya baik (tidak pernah ada
masalah)?
f. Apakah kebijakan keuangan yang sudah diterapkan
perusaahan tidak pernah mengakibatkan masalah yang
serius?
g. Apakah direktur merasa puas pada kejujuran stafnya?
h. Apakah dilakukan audit keuangan secara periodik?
i. Apakah dilakukan sistem review / pemeriksaan
independen atas kinerja secara periodik?
j. Apakah dokumentasi semua catatan keuangan
disimpan dengan rapi?
k. Apakah semua dokumentasi tersebut dapat dengan
mudah ditemukan apabila sewaktu-waktu dibutuhkan?
l. Apakah semua formulir / bukti-bukti transaksi
keuangan perusahaan bernomor urut tercetak?
2. Akuntansi
a. Apakah ada catatan akuntansi yang dibuat terus dan
ditutup tiap bulan?
b. Apakah digunakan bagan perkiraan atau buku-buku
sejenis?
c. Apakah manajemen menggunakan sistem budget atau
target (kendatipun sederhana) dalam mengontrol hasil
penjualan dan biaya operasional?
d. Apakah dibuat perkiraan mengenai proyeksi kas masuk
dan keluar?
e. Apakah laporan bulanan diberikan kepada direktur?
f. Apakah direktur memberikan perhatian secara
langsung dan aktif terhadap masalah keuangan?
g. Apakah tersedia laporan mengenai keuangan dalam
bentuk apapun?
h. Apakah dana pribadi dan dana perusahaan dipisahkan?

Ya

Tidak

Perpustakaan Unika

i.
3.

4.

5.

6.

Apakah perusahaan memiliki laporan / catatan / buku


sebagai dasar audit?
Penerimaan Kas
a. Apakah sudah ada sistem control yang memadahi
dalam penerimaan kas?
b. Apakah ada pemisahan fungsi antara penerimaan,
pencatatan ,dan penyimpanan kas?
c. Apakah dibuat catatan tentang daftar penerimaan kas?
d. Apakah daftar penerimaan tersebut ditelusuri ke jurnal
penerimaan kas?
e. Apakah penelusuran tersebut dilakukan secara rutin?
f. Apakah penerimaan uang disetor langsung ke bank?
g. Apakah ada prosedur yang diikuti dalam transaksi
penerimaan kas?
Pengeluaran Kas
a. Apakah sebelum kas dikeluarkan harus melalui
voucher atau bukti persetujuan atasan?
b. Apakah bukti pengeluaran kas yang telah disetujui
diberi tanda lagi ketika telah diuangkan?
c. Apakah sewaktu cek ditandatangani didukung oleh
bukti penggunaan cek?
d. Apakah cek tidak ditandatangani jika belum diisi?
e. Apakah cek yang batal dirobek atau ditandai?
f. Apakah terdapat sistem pengendalian dan otorisasi
yang memadahi terhadap pengeluaran kas?
g. Apakah staf membuat rekonsiliasi bank secara
periodik?
h. Apakah ada catatan / pembukuan cek atau slip cek
disimpan?
Penjualan dan Penagihan
a. Apakah ada catatan tentang penjualan?
b. Apakah saldo piutang dikonfirmasi secara periodik
baik surat atau media lain?
c. Apakah kualitas piutang tergolong tidak mengalami
masalah, misalnya macet?
d. Apakah prosedur penghapusan piutang macet harus
melalui pemilik atau manajer?
Persediaan
a. Apakah ada gudang persediaan yang khusus dan
aman?
b. Apakah ada catatan, kartu, buku persediaan?
c. Apakah laporan mengenai data persediaan digudang
dibuat secara periodik?
d. Apakah ada pengecekan kebenaran persediaan secara
periodik?

Perpustakaan Unika

e. Apakah ada review persediaan misalnya melihat yang


rusak atau yang hilang secara periodik?
7. Aktiva Tetap
a. Apakah pemilikan aktiva tetap dipisah antara
perusahaan dengan pemilik?
b. Apakah ada catatan mengenai aktiva tetap?
c. Apakah ada penyusutan perusahaan?
d. Apakah ada ketentuan kapitalisasi dan atau
pembiayaan?
8. Pembelian
a. Apakah perusahaan memiliki prosedur baku tentang
persediaan?
b. Apakah setiap pembelian melalui persetujuan manajer?
c. Apakah pembelian dilakukan setelah melalui usulan
dari pihak yang memerlukan?
d. Apakah ada pemisahan fungsi antara yang melakukan
order pembelian dengan fungsi penerimaan barang?
e. Apakah hutang dicek dan dikonfirmasi secara
periodik?
f. Apakah ada pencatatan mengenai pembelian?
g. Apakah catatan tersebut disimpan dengan rapi
sehingga mudah ditemukan apabila dibutuhkan?

Perpustakaan Unika

JOB DESCRIPTION
i.

Direktur Utama
Memimpin seluruh kegiatan manajer bawahan untuk mencapai tujuan
perusahaan
Menjalankan

kebijaksanaan-kebijaksanaan

yang digariskan dewan

komisaris
Melakukan koordinasi dengan manajer-manajer bagian dan memberikan
wewenang kusus, serta meminta pertanggung jawaban dalam pelaksanaan
kerja harian
Selalu berkomunikasi dengan manajer lain untuk mengetahui apakah
kebijakasanaan perusahaan telah dijalankan dengan sebagaimana
mestinya
Meminta saran-saran dan tindakan antisipasi dari manajer lain untuk
mngetahui apakah kebijaksanaan perusahaan telah dijalankan dengan
sebagaimana mestinya
Menandatangani surat-surat perjanjian, giro bilyet, cek, kas, bon, dan
memeriksa laporan keuangan secara berkala
j.

Manajer Personalia
Melaksanakan penyelidikan, penyimpulan, dan mengemukakan bahanbahan ketata personaliaan yang telah ada dan yang akan digariskan oleh
pimpinan perusahaan
Mengusulkan penambahan atau pengurangan pegawai
Melakukan tes dan menyeleksi pengangkatan pegawai
Membuat catatan prestasi pegawai yang meliputi kedisiplinan, kecakapan,
dan penampilannya

Perpustakaan Unika

k. Manajer Produksi
Menandatangani laporan-laporan produksi
Mengadakan rapat dengan bawahan untuk membicarakan masalah yang
timbul dan mencari jalan keluarnya
Bertanggung jawab terhadap penyediaan barang yang cukup sesuai
dengan permintaan pasar menurut standar kualitas yang telah ditentukan
dengan efisensi kerja maksimal
l.

Manajer Bagian Gudang


Bertanggung jawab atas persediaan yang ada di gudang
Menentukan jumlah maksimum dan minimum setiap jenis barang yang
ada di gudang
Menandatangani dokumen-dokumen permintaan dan penerimaan barang
(persediaan)
Mengecek penerima barang dari pemasok dan mencocokannya dengan
order pembelian
Secara insidentil melakukan perhitungan secara fisik atas sisa barang
yang ada di gudang
Mengatur dan menentukan tempat penyimpanan barang (lay out gudang)

m. Manajer Pemasaran
Melakukan

penilaian

tugas

dan

prestasi

bawahaannya

untuk

mengembangkan karier dan kesejahteraan


Melaksanakan rapat bulanan dengan bawahan untuk menganalisa
kemajuan yang telah dicapai dengan menetapkan langkah-langkah yang
akan diambil bulan berikutnya
Bertanggung jawab atas semua laporan penjualan yang dilakukan oleh
bagian pemasaran
Membuat rencana penjualan untuk diajukan kepada direktur utama dan
memberikan laporan hasil penjualan, perkembangan jumlah penjualan,
dan promosi perusahaan

Perpustakaan Unika

Bertanggung jawab kepada tingkat pengelola pasar, tingkat penjualan,


dan penagihan penjualan
n. Manajer Keuangan
Mengawasi ketertiban penggunaan sistem dan prosedur akuntansi yang
ditentukan
Bekerjasama dengan departemen lain untuk mewujudkan kelancaran kerja
dan menyampaikan tujuan finansial perusahaan
Berkonsultasi dengan direktur utama terhadap rencana pengeluaran yang
tidak wajar atau penyimpangan dari budget apabila ada kelebihan atau
kekurangan
Bertanggung jawab terhadap laporan-laporan yang berhubungan dengan
sistem dan prosedur akuntansi
Menyetujuai pengeluaran kas yang sesuai dengan syarat otorisasi yang
berlaku
7. Personalia
Menyiapkan daftar gaji dan upah serta membagikannya kepada yang
berhak
Merupakan penghubung antara personalia dan organisasi perburuhan
8. Kepala Keamanan (Satpam)
Mengkoordinasi seluruh satpam yang ada
Bertanggung jawab atas keamanan seluruh lingkungan perusahaan dan
keamanan aktiva perusahaan dari kemungkinan hilang atau rusak
9. Produksi
Memproduksi barang sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan
Bertanggung jawab atas semua hasil produksi

Perpustakaan Unika

10. Pengepakan
Mengepak seluruh barang hasil produksi
11. Pembelian
Bertanggung jawab untuk melaksanakan pembelian sesuai dengan
permintaan
Berhak menunjuk pemasok barang
Menganalisis data pemasok dan pelaksanaan kerjanya
12. Gudang
Bertanggung jawab atas keamanan lingkungan gudang dan aktiva
perusahaan dari kemungkinan hilang, rusak, atau gangguan lain
Mengevaluasi masuk dan keluarnya barang di gudang
Mengajukan permintaan pembelian bila sisa barang yang ada di gudang
mendekati batas minimum
Menghitung barang yang diterima dari pemasok secara fisik dengan teliti
dan menyimpan pada tempat yang telah disediakan
Secara rutin memeriksa kondisi fisik barang dan mencocokkannya dengan
kartu persediaan
13. Perwakilan Jakarta, Semarang, Surabaya
Bertanggung jawab atas penjualan pada daerah yang menjadi
wewenangnya
Melaksanakan rencana penjualan yang telah ditentukan oleh perusahaan
14. Kasir
Bertanggung jawab atas arus kas perusahaan
Membuat laporan rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran kas
Menyerahkan seluruh penerimaan kas kapada manajer keuangan untuk
disetor ke bank

Perpustakaan Unika

Menyimpan dan mempertanggung jawabkan sisa uang yang ada di


perusahaan
15. Administrasi (Akuntansi)
Mengumpulkan catatan seluruh transaksi yang terjadi di perusahaan
Melakukan rekonsiliasi bank
Menyiapkan laporan keuangan secara berkala
16. Satpam
Menjaga keamanan lingkungan perusahaan dan aktiva perusahaan
Menyeleksi tamu yang berkunjung ke perusahaan
17. Salesman
Aktif mencari pelanggan baru
Menerima dan mengantarkan order pembelian dari pelanggan

Perpustakaan Unika

Laporan Audit Manajemen Fungsi Keuangan PT. IMI

Audit manajemen fungsi keuangan pada PT. IMI ini dilakukan untuk
mengevaluasi kinerja bagian keuangan PT. IMI. Audit manajemen ini didasari
oleh tidak maksimalnya bagian keuangan dalam melaksanakan fungsi
perencanaan. Audit manajemen fungsi keuangan dilakukan atas operasi bagian
keuangan yang berupa pencatatan keuangan perusahaan, perencanaan keuangan,
dan kegiatan pengendalian keuangan perusahaan. Proses audit dilakukan dalam
waktu satu bulan dengan pertimbangan agar tidak mengganggu jalannya operasi
perusahaan dalam jangka waktu yang lama. Audit manajemen fungsi keuangan ini
mempunyai empat obyek audit sebagai sasaran pemeriksaan, yaitu sasaran
finansial

perusahaan,

perencanaan

keuangan,

struktur

organisasi,

dan

pengendalian keuangan perusahaan.


Ruang lingkup pemeriksaan dibatasi pada :
a)

Pemeriksaan pada upaya pencapaian sasaran finansial perusahaan, karena


auditor dapat memperoleh informasi melalui observasi dan wawancara
mengenai tercapai tidaknya sasaran finansial perusahaan dan apakah fungsi
keuangan telah bersungguh-sungguh untuk berusaha agar dapat mencapai
sasaran tersebut, juga kegiatan apa saja yang dilakukan dalam rangka
pencapaian sasaran tersebut.

b)

Pemeriksaan pada perencanaan keuangan yang selama ini dipakai. Pakah


perencanaan tersebut sudah disusun sesuai dengan kriteria perencanaan yang
baik, karena perencanaan keuangan yang mantap akan menghasilkan

Perpustakaan Unika

aktivitas keuangan yang lebih terarah dan dapat diprediksi dan juga akan
dapat lebih siap dengan alternatif keputusan jika ada permasahan yang
terjadi.
c)

Pemeriksaan terhadap susunan organisasi, agar auditor dapat mengetahui


bagaimana pola penyusunan organisasi apakah sudah disusun berdasarkan
dengan prinsip organisasi.

d)

Pemeriksaan sistem pengendalian keuangan yang meliputi pengendalian


terhadap aktiva perusahaan, termasuk didalamnya kas, persediaan, dan
aktiva tetap. Akan tetapi yang paling menjadi fokus perhatian utama untuk
diperiksa sistem pengendaliannya adalah kas dan persediaan, sedangkan
untuk aktiva tetap tidak diperiksa secara mendetail karena dinilai tidak
memiliki resiko bawaan setinggi kas dan persediaan. Pemeriksaan terhadap
kas, persediaan, dan aktiva tetap perusahaan dilakukan untuk menguji
sistem pengendaliannya, apakah dengan sistem pengendalian yang
dilakukan perusahaan selama ini dapat betul-betul mampu menjaga
keamanan aktiva tersebut atau tidak. Pemeriksaan dilakukan dengan
mengajukan daftar pertanyaan, kemudian memperbandingkannya dengan
kriteria prinsip-prinsip pengendalian dalam sistem informasi akuntansi, juga
dilakukan pencarian bukti-bukti pendukung dari hasil temuan.
Hasil dari pemeriksaan yang dilakukan, menemukan bahwa bagian

keuangan telah berhasil memberikan dukungannya terhadap upaya pencapaian


sasaran finansial perusahaan. Dukungan ini terwujud dalam laporan keuangan
yang menunjukkan hasil analisis rasio-rasio keuangan relatif baik, dan kepatuhan

Perpustakaan Unika

bagian keuangan dalam menjalankan instruksi perusahaan mengenai sistem


pengendalian keuangan perusahaan.
Perencanaan keuangan yang menjadi salah satu fungsi bagian keuangan
ternyata tidak dilaksanakan secara maksimal. Idealnya perencanaan keuangan
silakukan secara periodik dengan sistem peramalan yang tepat, namun bagian
keuangan tidak dapat membuat perencanaan secara mendetail karena kurangnya
waktu dan sumber daya. Saran yang dapat diberikan adalah perusahaan dapat
membuat sistem budget yang sederhana sebagai pedoman aktivitas perusahaan.
Budget ini dapat dibuat oleh salah satu karyawan di bagian keuangan, perusahaan
tidak perlu lagi menambah jumlah karyawan khusus untuk perencanaan, akan
tetapi perusahaan harus mengevaluasi kembali job descripton bagian keuangan
sehingga karyawan mengetahui tugasnya dengan pasti.
Tidak adanya perencanaan termasuk perencanaan jumlah persediaan telah
mengakibatkan adanya indikasi penumpukan persediaan di gudang yang ditandai
dengan meningkatnya nilai persediaan yang tercantum dalam neraca, sedangkan
hasil rasio perputaran persediannya semakin rendah. Hal ini dapat diatasi dengan
pembuatan perencanaan jumlah persediaan dengan menghitung nilai EOQ
(Economic Order Quantity) untuk barang yang diproduksi sendiri dan EOQ untuk
persediaan bahan baku. Dengan hasil dari EOQ perusahaan dapat memperkirakan
jumlah produksi per hari dan tingkat penjualan per hari, sehingga jumlah
persediaan di gudang tidak mengalami penumpukan.
Pada struktur organisasi perusahaan dan pengendalian keuangan, sistemnya
sudah baik. Penyusunan struktur organisasi sudah baik dan sesuai dengan prinsip

Perpustakaan Unika

organisasi serta sudah ada sistem otorisasi dan pemisahan fungsi yang bagus.
Sistem otorisasi dalam struktur organisasi perusahaan juga mendukung dan
berkaitan dengan sistem pengendalian keuangan yang baik. Yang dinilai dalam
sistem pengendalian keuangan perusahaan sebenarnya lebih ditekankan pada
pelaksanaan sistem itu sendiri, apakah sistem pengendalian keuangan perusahaan
sudah dilaksanakan dengan baik dalam operasi perusahaan atau belum; apakah
dalam sistem tersebut masih ada celah untuk melakukan suatu tindak kecurangan
atau tidak.
Pengisian daftar pertanyaan oleh manajer bagian keuangan telah menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut dan menghasilkan suatu kesimpulan bahwa sistem
pengendalian keuangan perusahaan sudah bagus. Kesimpulan ini juga didukung
dengan bukti-bukti rekomendasi yang terlampir. Meskipun daftar pertanyaan ini
tidak dapat memberikan pemahaman secara menyeluruh terhadap suatu prosedur
atau sistem pengendalian keuangan perusahaan, namun tetap dapat memberikan
informasi yang diperlukan sehubungan dengan sistem pengendalian keuangan
perusahaan.
Kesimpulan secara umum yang dapat diambil adalah bahwa perusahaan
telah dapat beroperasi dengan baik dan tetap dapat terus bertahan bahkan
berkembang dalam kondisi perekonomian indonesia yang tidak stabil. Bagian
keuangan juga telah melaksanakan sebagian besar fungsinya dengan maksimal.
Kondisi keuangan perusahaan secara umum tidak mengalami masalah yang cukup
serius, namun tetap perlu memperhatikan masalah perencanaan terutama pada
perencanaan jumlah persediaan.

Perpustakaan Unika

Auditor telah melaksanakan seluruh proses audit manajemen ini dengan


baik tanpa adanya suatu hambatan yang berarti, dan semuanya itu tidak lepas dari
dukungan semua pihak di PT. IMI, terutama bagian keuangan yang telah
menyambut pelaksanaan audit dengan tangan terbuka. Tak lupa auditor
mengucapkan terimakasih kepada Direktur utama PT. IMI, Manajer keuangan PT.
IMI, dan seluruh staff dan karyawan PT. IMI atas segala kerjasama yang
diberikan selama proses audit.

Perpustakaan Unika

Perencanaan Tahun 2005

Tujuan :
Pemadatan biaya produksi
Meningkatkan penjualan

Upaya :
Mencari pemasok dengan penawaran yang lebih rendah di daerah jateng
Meningkatkan kualitas barang produksi
Mencari pelanggan baru di daerah jatim

Penanggung jawab :
Mencari pemasok baru : Manajer bagian gudang
Peningkatan kualitas produk : Manajer produksi
Mencari pelanggan baru : Manajer pemasaran & kantor perwakilan surabaya

Perpustakaan Unika

C.

Struktur Organisasi Perusahaan


Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. IMI
Direktur Utama

Manajer
Bagian
Personalia

Personalia

Keamanan

Satpam

Manajer
Bagian
Produksi

Produksi

Pengepakan

Manajer
Bagian
Gudang

Pembelian

Gudang

Manajer
Bagian
Pemasaran

Manajer
Bagian
Keuangan

Perwakilan
Jakarta

Perwakilan
Semarang

Perwakilan
Surabaya

Salesman

Salesman

Salesman

Kasir

Administrasi

Perpustakaan Unika

PT. Indonesia Miki Industries


Neraca Tahun 2002

Aktiva

Pasiva

Aktiva Lancar :
Kas
Kas di Bank
Piutang Dagang
Piutang Lain-lain
Piutang Aviliasi
Persediaan
Biaya dibayar di muka
Total Aktiva Lancar

125.750.000
1.830.340.210
736.500.000
342.890.230
271.196.150
1.005.320.000
27751.000
4.339.747.590

Aktiva Tidak Lancar :


Aktiva Tetap
Penyusutan
Total Aktiva Tidak Lancar

2.151.720.000
(229.630.000)
1.922.090.000

Total Aktiva

6.261.837.590

Pasiva Lancar :
Hutang Usaha
Hutang Pajak
Hutang Aviliasi
Biaya yang masih harus dibayar
Total Pasiva Lancar

624.570.300
30.402.772
447.818.230
1.653.428.600
2.756.219.902

Modal
Laba yang ditahan
Laba tahun berjalan

2.650.800.000
725.316.888
129.500.800

Total Pasiva

6.261.837.590

Perpustakaan Unika

PT. Indonesia Miki Industries


Neraca Tahun 2003

Aktiva

Pasiva

Aktiva Lancar :
Kas
Kas di Bank
Piutang Dagang
Piutang Lain-lain
Piutang Aviliasi
Persediaan
Biaya dibayar di muka
Total Aktiva Lancar

100.625.000
1.981.420.631
723.956.350
371.357.025
242.187.380
1.264.633.250
27.751.000
4.711.930.636

Aktiva Tidak Lancar :


Aktiva Tetap
Penyusutan
Total Aktiva Tidak Lancar

2.151.720.000
(459.260.000)
1.692.460.000

Total Aktiva

6.404.390.636

Pasiva Lancar :
Hutang Usaha
Hutang Pajak
Hutang Aviliasi
Biaya yang masih harus dibayar
Total Pasiva Lancar

513.974.125
41.214.340
496.731.560
1.652.648.915
2.704.568.940

Modal
Laba yang ditahan
Laba tahun berjalan

2.650.800.000
854.817.688
194.204.008

Total Pasiva

6.404.390.636

Perpustakaan Unika

PT. Indonesia Miki Industries


Neraca Tahun 2004

Aktiva

Pasiva

Aktiva Lancar :
Kas
Kas di Bank
Piutang Dagang
Piutang Lain-lain
Piutang Aviliasi
Persediaan
Biaya dibayar di muka
Total Aktiva Lancar

130.458.000
2.075.420.631
863.716.800
310.850.025
281.527.000
1.382.430.520
27.751.000
5.072.153.706

Aktiva Tidak Lancar :


Aktiva Tetap
Penyusutan
Total Aktiva Tidak Lancar

2.151.720.000
(688.890.000)
1.462.830.000

Total Aktiva

6.534.983.706

Pasiva Lancar :
Hutang Usaha
Hutang Pajak
Hutang Aviliasi
Biaya yang masih harus dibayar
Total Pasiva Lancar

475.846.000
56.327.133
502.716.085
1.557.102.517
2.591.991.735

Modal
Laba yang ditahan
Laba tahun berjalan

2.650.800.000
1.049.021.696
243.170.275

Total Pasiva

6.534.983.706

Perpustakaan Unika

PT. Indonesia Miki Industries


Laporan Laba Rugi
Tahun 2002

Penjualan
HPP
Laba Kotor

2.271.477.000
1.913.032.800
358.444.200

Beban Penjualan
Beban Umum dan Administrasi
Laba Bersih (EBIT)
Beban Bunga
Laba Bersih sebelum Pajak
Pajak Penghasilan

64.371.000
38.626.200
255.447.000
88.303.000
167.144.000
37.643.200

Laba Bersih

129.500.800

Perpustakaan Unika

PT. Indonesia Miki Industries


Laporan Laba Rugi
Tahun 2003

Penjualan
HPP
Laba Kotor

2.311.850.000
1.857.360.700
454.488.300

Beban Penjualan
Beban Umum dan Administrasi
Laba Bersih (EBIT)
Beban Bunga
Laba Bersih sebelum Pajak
Pajak Penghasilan

73.163.400
40.541.800
340.793.100
81.205.942
259.577.158
65.373.150

Laba Bersih

194.204.008

Perpustakaan Unika

PT. Indonesia Miki Industries


Laporan Laba Rugi
Tahun 2004

Penjualan
HPP
Laba Kotor

2.415.380.000
1.884.577.475
530.802.525

Beban Penjualan
Beban Umum dan Administrasi
Laba Bersih (EBIT)
Beban Bunga
Laba Bersih sebelum Pajak
Pajak Penghasilan

79.280.300
43.852.630
407.669.595
78.140.620
329.528.975
86.358.700

Laba Bersih

243.170.275

Perpustakaan Unika

Analisis Laporan Keuangan PT.IMI


1

2002

Rasio Likuiditas
a) Rasio Lancar =

Aktiva Lancar
Pasiva Lancar

b) Rasio Cepat

Aktiva Lancar persediaan


=
Pasiva Lancar

RL =

4.339.747.590
1.005.320.000
RC =
2.756.219.902
=

4.339.747.590
= 1,57
2.756.219.902

3.334.427.590
= 1,21
2.756.219.902

2003

RL =

4.711.930.636
= 1,74
2.704.568.940

4.711.930.636
1.264.633.250
RC =
2.784.568.940
=

3.447.297.386
= 1,21
2.784.568.940

2004

RL =

5.072.153.706
= 1,96
2.591.991.735

5.072.153.706
1.382.430.250
RC =
2.591.991.735
=

3.689.723.456
= 1,42
2.591.991.735

Rasio Leverage
a) Total Hutang terhadap Aktiva
Rasio Hutang =

Total Hutang
Total Aktiva

RH =

2.756.219.902
= 44%
6.261.837.590

RH =

2.784.568.940
= 43%
6.404.390.636

RH =

2.591.991.735
= 40%
6.534.983.706

RP =

255.447.000
= 2,89
88.303.000

RP =

340.793.100
= 4,20
81.205.942

RP =

407.669.595
= 5,22
78.140.620

b) Laba terhadap beban bunga


Rasio Penutupan =

EBIT
Beban Bunga

Perpustakaan Unika

Rasio Aktivitas
a) Perputaran Persediaan
PP =

Penjualan
Persediaan

PP =

2.271.477.000
= 2,26
1.005.320.000

PP =

2.311.850.000
= 1,83
1.264.633.250

PP =

2.415.380.000
= 1,75
1.382.430.250

b) Periode Penagihan rata-rata


Penjualan Per hari

Penjualan Tahunan
=
360
Piutan g
PPR =
Penjualan Per Hari

2.271.477.000
360
= 6.309.658

PPH =

1.350.586.380
6.309.658
= 214,05 Hari

PPR =

c) Perputaran Aktiva Tetap


PAT =

Penjualan
Aktiva Tetap Bersih

d) Perputaran Total Aktiva


PTA =

Penjualan
Total Aktiva

2.311.850.000
360
= 6.421.806

PPH =

1.337.500.755
6.421.806
= 208,27 Hari

PPR =

2.415.380.000
360
= 6.709.389

PPH =

1.456.093.825
6.709.389
= 217,02 Hari

PPR =

PAT =

2.271.477.000
= 1,18
1.922.090.000

PAT =

2.311.850.000
= 1,37
1.692.460.000

PAT =

2.415.380.000
= 1,65
1.462.830.000

PTA =

2.271.477.000
= 0,36
6.261.837.590

PTA =

2.311.850.000
= 0,36
6.404.390.636

PTA =

2.415.380.000
= 0,37
6.534.903.706

Perpustakaan Unika

Rasio Profitabilitas
a) Marjin Laba atas Penjualan
Marjin Laba =

Laba Bersih
Penjualan

b) Hasil Pengembalian atas total aktiva


(ROA)
ROA =

Laba Bersih + Bunga (1 Pajak )


Total Aktiva

c) Hasil Pengembalian atas Modal (ROI)


ROI =

Laba Bersih
Modal

ML =

129.500.800
= 6%
2.271.477.000

129.500.800 +
88.303.000(1 30% )
ROA =
6.261.837.590
191.312.900
=
= 3%
6.261.837.590

ROI =

129.500.800
= 5%
2.650.800.000

ML =

194.204.008
= 8%
2.311.850.000

194.204.008 +
81.205.945(1 30% )
ROA =
6.404.390.636
251.048.170
=
= 4%
6.404.390.636

ROI =

194.204.008
= 7%
2.650.800.000

ML =

243.170.275
= 10%
2.415.380.000

243.170.275 +
78.140.620(1 30% )
ROA =
6.534.983.706
297.868.715
=
= 5%
6.534.983.706

ROI =

243.170.275
= 9%
2.650.800.000

Anda mungkin juga menyukai