Soal Wajib
Jelaskan beberapa istilah berikut dengan singkat namun komprehensif
1) Islamic world view: Islamic Worldview (ruyatal-Islam lial wujud) berbasis pada
pandangan hidup bahwa Tuhan menciptakan manusia hanya untuk beribadah pada-Nya,
mencakup seluruh tujuan dan aktivitas manusia sebagai bagian dari bentuk ibadah
(penghambaan diri). Islamic worldview diderivasikan dari Al-Quran dan Sunnah,
fleksibel namun tidak tergantikan pada beberapa bidang, tidak dapat dipengaruhi oleh
pikiran manusia. Islamic worldview mencakup aspek dunia maupun aspek akhirat,
dimana keduanya terkait secara mendalam dan tidak terpisahkan, dengan aspek akhirat
memiliki signifikansi lebih besar dan menentukan.
2) Falah dan Maslahah
Falah: Istilah falah menurut Islam diambil dari kata-kata Al-Quran, yang sering dimaknai
sebagai keberuntungan jangka panjang, dunia dan akhirat, sehingga tidak hanya
memandang aspek meterial saja namun lebih ditekankan pada aspek spiritual. Dalam
konteks dulu, falah merupakan konsep yang multi dimensi. Ia memiliki implikasi pada
aspek perilaku individual/mikro maupun perilaku kolektif/makro. Falah merupakan
tujuan hidup pada setiap manusia yang dibawa oleh islam yang mencakup aspek yang
lengkap dan menyeluruh bagi kehidupan manusia, aspek ini secara pokok meliputi
spiritual dan moralitas, ekonomi, sosial dan budaya, serta politik.
Maslahah: Konsep maslahah mencakup semua jenis barang publik yang berguna bagi
masyarakat dan meningkatkan taraf hidup mereka. Maslahah terkait dengan perlindungan
maqashid syariah yaitu perlindungan agama, kehidupan, akal, keturunan, dan harta.
3) Muzakki dan Mustahiq
Muzakki: Kelompok masyarakat wajib zakat. Syarat sebagai Muzakki: muslim, aqil,
baligh, milik sempurna, cukup nisab, cukup haul.
Mustahiq: Kelompok masyarakat penerima zakat. Ada 8 golongan Mustahiq, yaitu,
orang-orang fakir (fuqara), miskin (masakin), amil zakat (amilin alaiha), muallaf
(muallafat ul qulub), budak (fir riqab), orang-orang yang berhutang (gharimin ), pejuang
di jalan Allah (jihad fi sabilillah), dan ibnu sabil (musafir). Jumhur ulama sepakat bahwa
selain kelompok ini, haram menerima zakat.
4) Riba dan Ghoror
Riba: Riba (bunga) adalah pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara
bathil. Bunga adalah akar dari semua krisis finansial yang dialami perekonomian modern.
Penerapan bunga membuat output di sektor riil dipaksa tumbuh sesuai dengan tingkat
yang diinginkan sektor finansial. Dengan demikian, penerapan bunga secara sistemik
akan membuat upaya-upaya mendapatkan laba jangka pendek semakin marak sehingga
mendorong eksploitasi sumber daya manusia dan alam secara berlebihan yang sering
berujung pada krisis sosial dan ekologi.
Gharar: Gharar mencakup transaksi dengan informasi yang tidak lengkap serta adanya
resiko dan ketidakpastian yang melekat pada objek transaksi. Terdapat 4 kondisi dimana
gharar akan membatalkan kontrak: Gharar harus dalam skala berlebihan (excessive);
minor uncertainty tidak mempengaruhi kontrak; Kontrak yang terpengaruh harus
merupakan kontrak finansial komutatif; seperti penjualan; Harus mempengaruhi
komponen utama kontrak, seperti harga atau objek kontrak dan Jika kontrak komutatif
mengandung excessive gharar dan dibutuhkan namun tidak dapat dipenuhi dengan cara
lain, maka hal itu tidak dapat membatalkan kontrak. Contoh: salam (prepaid forward
sale).
5) Zakat dan Waqaf
Zakat: hak orang miskin yang ada di harta orang kaya. Zakat merupakan salah satu dari
rukun Islam yang lima dan hukum pelaksanaannya adalah wajib. Zakat terbagi dua jenis,
yaitu zakat jiwa (nafs), atau disebut juga zakat fitrah, dan zakat harta (maal). Zakat tidak
hanya kewajiban ekonomi. tetapi juga kewajiban keagamaan dan menjadi sarana
penyucian spiritual. Zakat diterapkan untuk harta yang memiliki potensi berkembang,
dimiliki setahun penuh, melampaui nilai minimum (nishab), dan tarif secara umum 2,5%.
Tarif zakat bervariasi sesuai dengan tingkat kesulitan produksi dalam peningkatan
pendapatan.
Waqaf: secara bahasa, waqaf bermakna menahan, yaitu menahan harta dan
memberikan manfaatnya di jalan Allah. Dengan demikian waqaf diinterpretasikan
sebagai aset yang dialokasikan untuk kesejahteraan umat dimana pokok aset
dipertahankan sedangkan manfaatnya digunakan untuk kepentingan umum. Waqaf adalah
perbuatan memisahkan dan/ atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingan
tertentu dalam konteks keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum (UU no. 41/ 2004
tentang waqaf). Waqaf adalah sebentuk instrument unik yang mendasarkan fungsinya
pada unsur kebajikan (birr), kebaikan (ihsan), dan persaudaraan (ukhuwah).
Soal Pilihan
1. Strategi pembangunan konvensional hanya berfokus pada ekonomi semesta.
Ekonomi telah menjadi cara (strategi) sekaligus tujuan pembangunan.
a. Jelaskan pembangunan dalam perspektif maqashid al-syariah!
Pembangunan di dalam Islam bermakna menciptakan keseimbangan dan harmoni,
keadilan dan perdamaian, keindahan dan kemakmuran. Pembangunan bermakna
membangun manusia secara keseluruhan: jiwa, pikiran, dan jasad. Pembangunan harus
mencakup aspek material, kultural, dan politik, namun pada saat yang sama
pembangunan juga harus mencakup aspek moral dan spiritual. Pembangunan material
yang mengabaikan moralitas dan spiritualitas, tidak akan mampu mempertahankan
pertumbuhan dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tanpa nilai moral dan
spiritual hanya akan menjadi masalah, beban, dan penderitaan. Tujuan pembangunan
dalam Islam adalah human development dan human being : mewujudkan kemaslahatan
manusia, yang terletak pada perlindungan terhadap agama (dien), jiwa (nafs), akal (aqal),
keturunan (nasl), dan kekayaan (maal).
b. Jelaskan pula model pembangunan dari Ibn Khaldun, beserta siklus kemajuan dan
kemundurannya.
Model pembangunan Ibn Khaldun dapat ditunjukkan dalam hubungan fungsional berikut:
G = f (S, N, W, g, j). G menjadi variabel dependent karena fokus analisis Ibnu Khaldun
adalah menjelaskan jatuh bangun-nya sebuah negara atau peradaban. Menurut Ibnu
Khaldun, kekuatan dan kelemahan suatu pemerintahan bergantung pada kekuatan dan
kelemahan otoritas politik (wazi) yang dikandungnya. Dalam jangka panjang, otoritas
politik (G) harus menjamin kesejahteraan rakyat (N) dengan menyediakan lingkungan
yang kondusif untuk pembangunan (g), distribusi pendapatan (W), dan penegakan
keadilan (j) melalui implementasi syariah (S).
M. Umar Chapra memformulasikan pemikiran Ibnu Khaldun dalam suatu siklus yang
berurutan, lengkap dengan hubungan sebab akibat antar komponen pembangunan. Ibnu
Khaldun menjelaskan perlunya pembangunan yang terdiri atas pengembangan syariah
(S), pengembangan masyarakat (N), peningkatan kekayaan (W), penegakan keadilan
dan pembangunan (j&g), dan peran pemerintah (G). Menurut Chapra kelima komponen
itu bergerak dalam dua siklus, yaitu siklus kemajuan dan siklus kemunduran Siklus
Chapra, The Future of Economics: An Islamic Perspective, 2000.
Siklus kemajuan: syariah (S) masyarakat (N) kekayaan (W) keadilan dan
pembangunan (j&g) pemerintah (G) syariah (S).
Siklus kemunduran: keadilan dan pembangunan (j&g) kekayaan (W)
masyarakat (N) syariah (S) pemerintah (G) keadilan dan pembangunan
(j&g)
Dalam siklus kemajuan arahnya: syariah (S) masyarakat (N) kekayaan (W)
keadilan & pembangunan (j&g) pemerintah (G) syariah (S). Tanamkan kesadaran
syariah (S), kemudian kembangkan masyarakat sehingga terciptalah masyarakat (N)
yang paham syariah. Langkah selanjutnya adalah meningkatkan kekayaan (W)
masyarakat paham syariah ini. Bila ini tercapai maka aspek pembangunan lainnya tidak
dapat diabaikan dan yang terpenting adalah penegakan keadilan dan pembangunan
(j&g). Pada tahap ini kita memiliki masyarakat paham syariah yang kaya dan
berkeadilan. Tahap selanjutnya adalah menegakkan pemerintahan yang kuat (G).
Dalam siklus kemunduran arahnya: keadilan & pembangunan (j&g) kekayaan (W)
masyarakat (N) syariah (S) pemerintah (G) keadilan & pembangunan (j&g).
Jika keadaan anarkis dan chaos, dimana hukum tidak ditegakkan dan pembangunan tidak
berorientasi pada keadilan (j&g) maka kekayaan yang telah terakumulasi akan sirna
(W) terjarah oleh tindakan anarkis lapangan kerja dan kegiatan masyarakat menyusut
(N) syariah terasa seperti utopia (S) dan akhirnya melemahnya pemerintahan (G).
Dengan strategi yang tepat, siklus kemunduran ini dapat dibalik menjadi siklus kemajuan.
Misalkan, menyusutnya kegiatan mayarakat dan lapangan kerja menjadi titik balik
kesadaran masyarakat untuk kembali kepada syariah (S). Ramainya kesadaran untuk
kembali kepada syariah akan mendorong bangkitnya lagi masyarakat, sehingga siklusnya
berubah menjadi siklus kemajuan.
2. Sistem moneter konvensional yang bertumpu pada sistem bunga dan uang fiat
dipandang telah membawa instabilitas dan berbagai dampak buruk bagi
perekonomian. Sistem moneter Islam berusaha mendorong berjalannya
perekonomian secara efisien dan adil.
a. Jelaskan teori moneter Islam dan bagimana stabilitas uang tercipta dalam kerangka
institusi Islam.
Kesepakatan jumhur ulama dan cendekiawan muslim tentang uang dan standar
moneter yaitu:
[i] perlindungan harta (mal) adalah salah satu tujuan syariah; [ii] preferensi syariah
terhadap penggunaan uang dalam transaksi dibandingkan barter; [iii] penerimaan emas
dan perak sebagai uang adalah alamiah; [iv] Nabi Muhammad SAW menyetujui emas dan
perak sebagai uang; [v] emas dan perak relatif lebih stabil dibandingkan bentuk uang
yang lain; [vi] adalah kewajiban negara untuk mencetak, mengatur dan memasok emas
dan perak; [vii] uang adalah alat tukar (medium of exchange) dan ukuran nilai (measure
of value), bukan komoditas; [viii] illat riba pada uang adalah karena fungsinya sebagai
medium of exchange dan measure of value (thamaniyyah), kecuali mazhab Hanafi.
Stabilitas uang tercipta: Pelarangan rib secara efektif menghapus praktek komoditisasi
uang. Ketika uang berfungsi sebagai ukuran nilai dan alat tukar, maka menetapkan harga
berupa bunga pada uang menjadi sebuah hal yang paradoks. Dengan melarang rib maka
Islam melindungi fungsi dasar uang sebagai ukuran nilai dan alat tukar. Pelarangan rib
juga menjamin tidak akan ada ekspansi moneter yang tidak memiliki padanan dengan
penciptaan nilai tambah ekonomi di sektor riil, sehingga secara efektif akan menjaga
keterkaitan sektor moneter dengan sektor riil, dan karenanya menjaga stabilitas harga
dan inflasi. Penerapan zakt terhadap emas dan perak (al-mlal-ayn), baik dalam bentuk
uang koin maupun batangan atau perhiasan (zaktal-ayn) menjadi disinsentif bagi
aktivitas menumpuk harta (emas dan perak) dan menimbun uang baik karena motif
keserakahan maupun untuk spekulasi.
Zaktal-ayn dalam jangka pendek akan memaksa pemilik uang menginvestasikan
uangnya ke sektor riil untuk mendapatkan return, karena pelarangan rib meniadakan
peluang meminjamkan uang untuk keuntungan, sehingga velocity of money meningkat,
yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain,
muminn dapat memilih uang dari materi atau komoditas apapun dan dengan bentuk
apapun selama dapat merealisasikan mashlahah dan tidak menyalahi hukum Syarah.
3. Sistem Finansial Islam ditujukan untuk menjaga fungsi-fungsi uang dalam
perekonomian.
a. Jelaskan pelarangan riba dalam Islam, definisi, makna ekonomi dan
implikasinya. Pelarangan riba: Pelarangan riba al-nasia. Jumhur ulama sepakat
memasukkan seluruh bentuk interest-bearing loans
sebagai riba al-nasia.
Rasionalisasi pelarangan ini umumnya adalah: (i) mencegah eksploitasi terhadap
debitur miskin yang membutuhkan pinjaman uang atau barang; (ii)
memperdagangkan uang dapat membawa pada fluktuasi mata uang dan instabilitas
moneter. Pelarangan riba al-fadl: Larangan memperdagangkan barang dengan jenis
yang sama dalam kuantitas yang berbeda. Rasionalisasi pelarangan ini umumnya
adalah: (i) perdagangan spot komoditas yang sama untuk kuantitas yang berbeda bisa
secara mudah dikombinasikan dengan penjualan kredit yang akan memberi dampak
yang sama dengan riba yang ditangguhkan. (ii) perdagangan seperti demikian
termasuk excessive gharar karena tidak ada pihak yang mengetahui apakah transaksi
tersebut menguntungkan atau merugikan mereka. Substansi pelarangan riba adalah
untuk mencapai keadilan dan efisiensi melalui marking to market.
Implikasi riba: Bunga adalah akar dari semua krisis finansial yang dialami
perekonomian modern.
Penerapan bunga membuat output di sektor riil dipaksa tumbuh sesuai dengan
tingkat yang diinginkan sektor finansial.
Dengan demikian, penerapan bunga secara sistemik akan membuat upaya-upaya
mendapatkan laba jangka pendek semakin marak sehingga mendorong eksploitasi
sumber daya manusia dan alam secara berlebihan yang sering berujung pada
krisis sosial dan ekologi.
Di dalam dunia modern, dampak bunga terhadap perekonomian dan lingkungan
menjadi semakin mengkhawatirkan.
Ketika sistem bunga dikombinasikan dengan reserve fractional banking, maka
efek inflasioner bunga bertemu dengan kemampuan sektor perbankan untuk
menciptakan uang.
Dampaknya adalah pertumbuhan uang beredar yang masif dan semakin cepat
menuju tak terbatas.
b. Jelaskan pelarangan gharar dalam Islam, definisi, makna ekonomi, dan
implikasinya.
Gharar mencakup transaksi dengan informasi yang tidak lengkap serta adanya resiko
dan ketidakpastian yang melekat pada objek transaksi. Terdapat 4 kondisi dimana
gharar akan membatalkan kontrak:
- Gharar harus dalam skala berlebihan (excessive); minor uncertainty tidak
mempengaruhi kontrak.
upaya pencarian keuntungan secara cepat menjadi marak. Pergerakan suku bunga yang
fluktuatif telah menimbulkan kesulitan bagi pemilik dana untuk membuat keputusan
investasi jangka panjang di sektor riil.
b. Jelaskan two-tier mudharabah model sebagai sitem perbankan Islam yang ideal.
Mengapa model ini sulit diterapkan sehingga perbankan syariah saat ini lebih
banyak menggunakan one-tier mudharabah model?
Model dasar perbankan Islam adalah model two-tier mudharabah. Dalam model ini,
hubungan antara rabbal-ml dan mudhrib tercipta melalui kontrak tripartite dimana
nasabah penyimpan dana memberikan otoritas kepada bank untuk menggunakan dananya dengan basis bagi hasil (first-tier mudhrabah) dan bank kemudian bertindak sebagai
agen nasabah penyimpan dana untuk masuk ke kontrak dengan pihak lain untuk
menjalankan mudhrabah aktual dimana bank bertindak sebagai investor dan pihak lain
sebagai pengusaha (second-tier mudhrabah). Dengan mudhrabah dua tingkat, bank
menjalankan fungsi intermediasi keuangan tanpa instrument bunga sama sekali.
Pendapatan kotor berasal dari bagian bank dalam keuntungan pengusaha berdasarkan
rasio bagi hasil yang disepakati di awal. Setelah dikurangi biaya operasional bank,
pendapatan ini dibagi antara bank dan penabung berdasarkan rasio bagi hasil yang
disepakati di awal.
Sebab perbankan syariah saat ini lebih banyak menggunakan one-tier mudharabah
model: Dalam model ini, deposito penabung bukanlah kewajiban bank, yaitu dana pihak
ketiga tidak dijamin dan dapat hilang jika kredit bank mengalami kegagalan, melainkan
bentuk penyertaan modal secara terbatas di bank, tanpa hak suara. Dalam model ini, bank
Islam tetap menerima giro dan tabungan yang setiap saat dapat diambil, tidak
memberikan return, dikenakan biaya dan diperlakukan sebagai kewajiban.
c. Mengapa pembiayaan mudharabah (mark up) jauh lebih popular dan disukai
dibandingkan pembiayaan mudharabah (profit-loss sharing)?
Karena pembiayaan mudharabah (profit loss sharing) akan membuat pemilik modal
berbagi resiko dan juga keuntungan dari bisnis, sehingga mendorong disiplin financial
yang lebih tinggi. Return kepada nasabah didasarkan pada laba/rugi bank dan nilai
nominal dana nasabah tidak dijamin.
5. Sistem fiscal islam memiliki bentuk yang orisinil dan komprehensif. Sistem fiscal
islam memiliki keunggulan dibandingkan sistem konvensional.
a. Jelaskan perspektif ekonomi konvensional tentang perpajakan! Jelaskan pula
perspektif islam tentang perpajakan! Bandingkanlah dua perspektif tentang
pajak ini!
(nishab), dan tarif secara umum 2,5%. Tarif zakat bervariasi sesuai dengan tingkat
kesulitan produksi dalam peningkatan pendapatan.
b. Jelaskan wakaf produktif, instrument untuk revitalisasi asset wakaf agar
menjadi produktif, serta peranan wakaf tunai.
Wakaf produktif bertujuan untuk mempertahankan fungsi dan manfaat dari aset wakaf,
serta meningkatkan nilai dan kualitas manfaat dari aset wakaf. Wakaf produktif diarahkan
pada proyek komersial yang menghasilkan keuntungan tertinggi dan sesuai syariah.
Untuk menghasilkan barang dan jasa yang memberi pendapatan dari aset wakaf seperti
ini (income-generating waqf), dibutuhkan faktor produksi lainnya seperti aset likuid,
tenaga kerja, modal fisik lain, dan pengelola proyek. Namun secara fiqh tidak
diperbolehkan menjual sebagian aset wakaf untuk mendapatkan faktor produksi dan input
lain. Karena itu secara historis, pengelolaan aset wakaf secara produktif hanya terbatas
pada satu aktivitas ekonomi yaitu menyewakan tanah dan bangunan. Dalam literatur fiqh,
terdapat beberapa jenis pembiayaan syariah yang dapat digunakan untuk memberdayakan
aset wakaf tradisional secara produktif, antara lain al-hukr dan haqq al-ijaratain.
Peranan wakaf tunai: digunakan untuk memenuhi tujuan sosial, antara lain untuk
menyediakan keuangan mikro bagi si miskin. Tokoh-tokoh yang mendukung wakaf tunai:
Elgari (2004) mengusulkan lembaga keuangan bebas bunga (qard hassan) untuk
memberi pinjaman ke kelompok miskin. Modal bank diperoleh dari wakaf tunai dari
kelompok kaya. Kahf (2004) dan Ahmed (2003) mengusulkan keuangan mikro berbasis
zakat, wakaf dan sedekah. Return dari awqaf dan dana sedekah dapat digunakan untuk
pembiayaan UKM potensial pada tingkat subsidi. Zakat dapat digunakan untuk
kepentingan konsumtif untuk mencegah pengalihan dana dari kelompok produktif ini.