BAB I. PENDAHULUAN
Lengas tanah merupakan kandungan air yang terdapat didalam tanah yang
memiliki kemampuan untuk menyimpan air berdasarkan kadar tersedianya air di
dalam pori-pori tanah.kadar lengas tanah dapat dinyatakan dalam satuan berupa
persen berat tanah atau persen volume tanah (Handayani.2009).
Secara umum tanah dikelompokan menjadi dua golongan yaitu tanah
Endodinamomorf yaitu tanah yang mempunyai sifat-sifat kimiawi yang identik
dengan lahan. Bahan induknya atau terbentuk dari bahan induk redisidual. Tanah
ektodinamomorf mempunyai sifat-sifat yang tidak identik dengan bahan
induknya. Bahan-bahan organik dari dalam tanah terbentuk dari sisa-sisa tanaman
dan hewan didalam tanah pada pada berbagai pelapukan dan terbentuk dari
organisme-organisme yang telah mati (susanto,2005).
Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi mempunyai kapasitas
penyangga yang lebih rendah apabila dalam keadaan basah, kemampuan tanah
menahan air dapat di pengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah yang bertekstur pasir
memilki butir-butir yang berukuran lebih besar dan memiliki luas permukaan
yang lebih kecil sehingga sangat sulit untuk menahan air dan unsur hara.
Sedangkan tanah yang berstruktur halus memiliki permukaan yang sangat halus
sehingga kemampuanya menyimpan air atau menyerap air dan menyerdiakan
unsur hara lebih tinggi (Anonim.2007).
Kandungan lengas tanah dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu anasir
iklim, kandungan bahan-bahan organik, topografi,fraksi lempung tanah,dan
adanya penutup tanah baik organik maupun anorganik. Banyaknya air didalam
tanah memiliki hubungan yang erat dengan kasarnya tegangan air dalam tanah.
Kadar air yang tersedia merupakan selisih antara kadar air yang tersedia pada
kapasitas lapang dan kadar air pada titik layu permanen,(walker and paul,2002).
Air merupakan komponen utama penyusun tubuh tanaman bahkan hampir
90% sel-sel tanaman dan mikroba terdiri dari air. Air yang diserap tanaman
disamping berfungsi sebagai komponen penyusun sel-selnya, juga berfungsi
sebagai media reaksi pada proses metabolismenya melalui mekanisme taranspirasi
Jenis Tanah
Vertisol
Kadar lengas
Tanah kering
Kapasitas lapang
4,309 %
40,93 %
Makximum tanah
58,5 %
4.2 Pembahasan
Setelah melakukan praktikum kadar lengas tanah vertisol di peroleh dari
hasil perhitungan dengan menggunakan rumus perhitungan kadar lengas tanah,
pada cawan tanah kering sebanyak 4.30 % (dinyatakan dalam presentase) dan
pada kapasitas lapang sebanyak 40,93 %, pada maksimum tanah sebanyak 58,6 %.
Tanah vertisol yang digunakan merupakan tekstur tanah yang halus, kadar
air yang tersedia pada tanah merupakan selisih antara kadar air yang telah trsedia
pada kapasitas lapang yang di kurangi dengan kadar air yang tersedia pada titik
layu permanen. Banyaknya kandungan air didalam tanah tergantung dari
banyaknya air yang tersedia sehingga kadar air tanah memiliki hubungan erat
dengan besar tegangan air dalam tanah. Ketersediaan air dalam tanahdapat di
pengaruhi oleh curah hujan atau air irigasi, apabila kandungan air pada curah
hujannya semakin banyak maka kandungan air yang tersedia juga makin banyaka.
Dengan kadar ketersediaan air yang lebih besar, kemampuan menahan air dalam
tanah merupakan faktor yang menentukan jumlah air yang tersedia dalam tanah
karena adanya gaya adhesi, kohesi dan gaya gravitasi tanah.
Besarnya evapotranspirasi (penggumpalan tanah secara langsung yang di
sebabkan karena terjadinya proses evaporasi didalam tanah). Dan adanya proses
transpirasi atau penggunmpalan air kepermukaan. Ketersediaan air dalam tanah
akan menjadi lebih sedikit karena di sebabkan oleh proses evapotranspirasi tanah.
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasakan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat di tarik beberapa
kesimpulan.
1. Tanah vertisol adalah tanah yang bertekstur halus.
2. Faktor kadar lengas tanah yaitu curah hujan,kemampuan tanah menyerap
air,besarnya proses evapotranspirasi, dantingginya permukaan tanah.
3. Kadar lengas pada tanah kering =4,30 %, kapasitas lapang =40,93 %, dan
maxmum tanah = 58,6 %.
5.2 Saran
Dibutuhkan pemahaman tentang materi yang di sampaikan sebelum
praktikum, praktikan diharapkan diharapkan sudah memahami materi, dan kadar
lengas tanah sangat penting untuk pertanian karena kandungan air yang terdapat
didalam tanah.
BAB I. PENDAHULUAN
Tekstur tanah adalah keadaan yang menunjukan kasar halusnya suatu tanah,
salah satu sifat dasar tanah yang mempunyai sifat tanah yang lainya serta
memiliki pengaruh yang besar terhadap kemampuan tanah sebagai media utama.
Tekstur digunakan untuk mendekskripsikan susunan bagian-bagian padat tanah.
Tekstur tanah juga merupakan alat klasifikasi yang bersifat kualitatif untuk
menentukan kelas tanah berdasarkan kelas atau teksturnya.
1.2 Tujuan praktikum
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk menetapkan kelas
tekstur tanah secara kuantitatif.
10
minimal 37,5 % liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3
macam).Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung.
(Hanafiah, 2007).
Tekstur tanah menunjukan perbandingan kasar halusnya suatu tanah yaitu
pasir,debu, liat serta partikel-partikel tersebut berupa bahan induk yang belum
terurai secara sempurna. Tanah berfraksi pasir umunya di dominasi oleh mineral
kursa yang sangat tahan terhadap pelapukan. Tanah berfraksi debu biasanya
berasal dari mineral feldspor dan mika yang cepat lapuk, pada saat pelapukanya
akan membebaskan sejumlah hara, sehingga tanah debu pada umunya lebih subur
dibandingkan tana bertekstur pasir. (Tan.1991).
Berdasarkan kelas teksturnya tanah digolongkan menjadi tanah betekstur
kasar atau tanah berpasir yang mengandung mineral 70 % pasir atau bertekstur
pasir atau pasir berlempung. Tanah bertekstur halus atau tanah liat mengandung
mineral 37,5% liat. Tanah berstruktur sedang atau tanah berlempung terdiri dari
tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang berteksturlempung
berpasir. (Lal.1979).
Dilapngan tekstur tanah dapat di tetapkan berdasarkan kepekaan indra
prasa, makin peka indra perasa maka hasil penetapanya akan semakin mendekati
kebenaran. Pengelompokan tanah didasarkan pada fraksi tanah halus, tanah di
kelomp okan kedalam kelas besar butir berdasarkan sangat halus,halus,berdebu
halus, berdebu kasar, berlempung halus, berpasir dan sebagainya. (Hardjowigeno.
2003).
Makin kecil ukuran separat berarti makin banyak jumlah jumlah dan luas
permukaanya persatuan bobot, yang menunjukan makin padatnya partikel-partikel
persatuan volume tanah. Makin banyak pori-pori yang terbentuk maka separat
akan semakin kecil. Tanah yang di dominasi pasir banyak mempunyai pori-pori
sedang agak poreus, dan tanah yang di dominasi liat mempunyai banyak pori-pori
mikro. (Notohadipranoto, 1978).
11
12
contoh tanah yang gunakan tanah vertisol, larutan NaOH 1N, dan aquadest,
3.3 Prosedur Kerja
1.
4.1 Hasil
Tabel 2 hasil pengamatan tekstur tanah
Jenis tanah
Vertisol
Tekstur tanah
Fraksi debu (%)
0,113%
4.2 Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh data mengenai presentase
fraksi tan ah, % fraksi tanah pasir=0,67,%fraksi debu=0,113,% fraksi liat=99,2.
13
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif dari berat tanah yaitu berasal
dari tiga fraksi diantaranya fraksi tanah pasir,debu dan liat. Tekstur tanah sangat
penting karena adanya komposisi dari ketiga tanah dengan butir-butir tanah dapat
menurunkan sifat fisika dan sifat kimia tanah.
Tekstur tanah menunjukan perbandingan kasar halusnya suatu tanah yaitu
pasir,debu, liat serta partikel-partikel tersebut berupa bahan induk yang belum
terurai secara sempurna. Tanah berfraksi pasir umunya di dominasi oleh mineral
kursa yang sangat tahan terhadap pelapukan. Tanah berfraksi debu biasanya
berasal dari mineral feldspor dan mika yang cepat lapuk, pada saat pelapukanya
akan membebaskan sejumlah hara, sehingga tanah debu pada umunya lebih subur
dibandingkan tana bertekstur pasir.Fase fraksionisasi merupakan partikel tanah
yang mengalami pengendapan lebih awal yang dimulai dari partikel tanah pasir
kemudian akan di ikuti oleh partikel tanah debu dan dilanjutkan oleh partikel
tanah liat. Fase fraksionasi terjadi karena adanya pereaksi.
Fase dispersi merupakan fase penguraian partikel-partikel tanah karena
adanya penambahan zat-zat pendispersi sehingga partikel tanah yang tadinya
halus akan mengalami penguraian dengan melakukan pengendapan dan
pemisahan-pemisahan partikel tanah.Tekstur tanah yang terdapat pada praktikum
ini dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan produksi tanaman yang
tergantung pada tekstur tanah.
14
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada pengamatan diatas didapatkan hasil pada tanah vertisol, presentase
fraksi tanah pasir sebesar0,67 %,fraksi tanah liat sebesar 99,2 %,dan debu sebesar
0,113 %,Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terdapat beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Partikel tanah dengan partikel yang lebih besar akan lebih muda
mengalami pengendapan dari pada partikel yang kecil.
2. Fraksi tanah dibedakan atas fraksi pasir,debu dan liat.
3. Tekstur tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman.
5.2 Saran
15
16
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya tanah merupakan tubuh alam. Namun demukian banyak tanah
yang memperlihatkan tanda-tanda pengaruh antropogen diikuti sementasi (bahan
pelekat).
Hal ini juga dipengaruhi oleh perubahan iklim, aktifitas biologi, pengelolaan tanah
dan kepekaan tanah terhadap gaya-gaya perusak mekanis dan fisio kimia. Oleh
karena itu belum ada metode yang secara obyektif dan kuantitatif dapat digunakan
untuk menentukan struktur tanah, yang ada yaitu metode yang subyektif dan
kuantitatif.
17
Dengan penentuan berat volume (BV), berat jenis (BJ) dan porositas tanah
dapat membedakan antara struktur yang ada. Kaitannya dengan daya serap air,
struktur tanah mempenaruhi karena berdasarkan dari pori-pori tanah, pori-pori
tanah yang besar bermanfaat untuk aerasi dan infiltrasi, sedangkan pori-pori yang
kecil untuk menyimpan lengas.
1.2.Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menetapkan kerapatan massa tanah
(berat volume = BV), menetapkan kerapatan butir tanah (berat jenis = BJ) dan
menetapkan porositas total tanah (n).
18
terjadi
karena
zarah-zarah
tanah
mengelompok
sehingga
19
Bahan
Contoh tanah halus (daimeter 2 cm) yang sudah di kering anginkan.
20
21
Berat kerin
Volume total
BJ1
Vertisol
-0,497 gram/cm3
-4,1
22
KL
BV
Vertisol
10
40,9
1,022
BJ
BV
n (porositas)
Vertisol
0,12
1,022
11,7%
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan di peroleh data dengan berat
jenis =0,12 gram/ cm3 , sedangkan berat tanah kering -0,497 gram/ cm3 dan
volume total tanah -4,1 dengan kandungan kadar lengas tanah =40,9 dan porositas
total tanah dengan struktur tanah pasir mengandung porositas tanah 11,7% dengan
berat volume tanah 1.022 gram/ cm3.
Struktur tanah yang digunakan pada praktikum ini memiliki struktur tanah
yang halus, dapat melekat dengan baik karena bahan-bahan kaloid dalam tanah
yang bertindak sebagai agen pelekat tanah yang dapat bekerja dengan baik
sehingga tanah dapat melekat, sebab pada tanah vertisol lebih didominasikan oleh
tanah yang kurang mengandung pasir dengan butir-butir tanahnya yang kasar.
Porositas tanah merupakan proporsi ruang pori-pori tanah yang terdapat
didalam volume tanah yang tidak dapat ditepati oleh air dan udara sehingga
porositas dalam tanah merupakan indikator dari kondisi drainase dan aerasi tanah.
Tanah dengan porositas yang baik/cukup mempunyai ruang pori dengan
pergerakan air dan udara yang keluar masuk kedalam tanah lebih leluasa. Dan
apabila poositas tanahnya tidak baik maka ruang pori untuk pergerakan air dan
23
udara yang keluar masuk kedalam pori-pori tanah menjadi sempit dan tanah tidak
leluasa.
Tanah yang terdominasi kedalam fraksi pasir akan menyebabkan
terbentuknya sedikit pori-pori makro sehingga luas permukaan tanah menjadi
sangat sempit. Sehingga daya ikat/daya pegangnya terhadap air menjadi sangat
lemah, kondisi ini menyebabkan air dan udara mudah masuk dan muda keluar
kedalam tanah, sehingga air yang dapat ditahan atau diserap oleh tanah sedikit.
Keadaan ini dapat mempengaruhi kehidupan oranisme maupun pertumbuhan
tanaman.
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat di tarik
kesimpulan sebagai berikut:
24
25
26
BAB I. PENDAHULUAN
27
Warna tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak
digunakan untuk mendekskripsikan karakter tanah, karena tidak mempunyaiefek
langsung terhadap terhadap tanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh
lewat dampaknya terhadap temperatur dan kelembaban tanah. Warn atanah
dapatmeliputi putih,merah, kola, kelabu, kuning dan hitam, kadang kala dapat
pula berwarna kebiruan atau kehijauan (Anonim, 2012).
warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna
tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut.
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh
perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik,
warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan
organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan
banyaknya senyawa Fe dalam tanah. (Hardjowigeno 1992)
Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air,
seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi
reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah
terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa
Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang
berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan
kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu-abu (daerah yang tereduksi)
didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat
dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut.
Keberadaan jenis mineral kwarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih
terang
(Kartasapoetra,2002)
Intensitas warna tanah dipengaruhi oleh tiga faktor berikut yaitu jenis
mineral dan jumlahnmya, kandungan bahan organik tanah dan kadar air tanah, dan
tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral hedspar, koalin,kapur,kuarsa
dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan
28
beragam warna dari putihsampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna tanah
menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik maka
warna tanah makin gelap dan sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik
tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang
lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi
lebih gelap (kelam),(Kartasapoetro,2002).
Tanah dengan drainase yang terhambat biasanya banyak mengandung
bahan organik pada lapisan atas, sehingga berwarna gelap. Tanah bagian bawah
memiliki sedikit bahan organik sehingga berwarna kelabu muda. Bila drainase
agak baik air dan suhunya menguntungkan untuk peristiwa kimia, (Besi Fe) dalam
tanah teroksidasi sehingga menjadi senyawa yang berwarna merah dan kuning.
Warna tanah dapat di tentukan dengan buku warna standar dari munsell soil
colour (matriks). Warna bidang struktur slaput tanah liat, warna karatan atau
konkresi, warna jalit dan warna humus (Fort, 1994).
29
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jum,at 31 Mei 2013 di Laboratorium Ilmu
Tanah,Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Munsell Soil Colour
Chart,
3.2.2
Bahan
Bahan-bahan contoh tanah, Aquadest,botol semprot.
30
Hue
Value
Croma
Warna Tanah
Inceptisol
7,5 YR
Brown
Hue
Value
Croma
Warna Tanah
Inceptisol
5 YR
4.2 Pembahasan
Pa da praktikum ang telah dilakukam diman digunakan bongkahan tanah
inceptisol untuk ditentukan warna tanah yang terkandung didalamnya. Tanah ini
memiliki tiga variabel warna yaitu Hue, Value, Croma.
Pada tanah kering tanah akan menunjukan warna yang sangat terang karena
tanah tersebut mengalami proses oksidasi sehingga menyebabkan warna menjadi
lebih terang. Warna terang pada tanah tanah kering menunjukan perbedaan dari
sifat refraksi tanah atau tanah yang mengalami pembiasan cahaya dari komponenkomponen padatan tanah dan udara sehingga warna pada tanah akan banyak di
refleksikan.tanah kering memiliki kandungan unsur hara yang relatif sedikit
sehingga kesuburan atau kapasitas produktivitas tanah pada lahan tanah kering
31
sangat sedikit. Sedangkan pada tanah lembab atau basah akan menunjukan warna
yang gelap.
Indikator kesuburan tanah atau kapasitas produktivitas lahan pada tanah gelap
tinggi karena semakin gelap tanah berarti makin tinggi tingkat produktivitasnya.
Tanah gelap memiliki kandungan unsur hara yang tinggi sehingga unsur hara yang
tersedia bagi tanaman akan dibutuhkan dalam jumlah yang banyak (unsur
makro).Warna tanah dapat di pengaruhi oleh kandungan bahan organik dalam
tanah atau unsur hara dan kandungan air yang tersedia bagi tanaman. Warna
bercak pada tanah merupakan indikator yang dapat terjadi melalui proses oksidasi
dan reduksi.
32
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum ini da[at ditarik kesimpulan
sebagai
berikut:
33
34
BAB I. PENDAHULUAN
35
36
masam tanah tersebut. Didalam tanah selain hidrogen dan ion-ion lain di temukan
pula OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. Pada tanahtanah yang masam jumlah ion H+ lebih tinggi dari pada OH-, sedangkan pada
tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak dari pada H+. Bila kandungan H+ sama
dengan OH- maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai PH sama dengan 7
(Hardjowigeno,2007).
Bahan induk tanah mempunyai nilai PH yang berfariasi tergantung jenis
mineral penyusunya dan derajat pelapukanya, sehingga tanah-tanah muda yang
baru terbentuk mempunyai nilai PH yang selaras dengan bahan induknya. Tanahtanah berbahan induk batuan kapur karbonat berPH diatas 8, sedangkan yang
bergaram Na dapat menbcapai PH 10. Nilai PH berkisar dari 0-14 dengan PH 7
disebut netral, PH yang kurang dari 7 disebut masam dab PH lebih dari 7 disebut
alkalis (Utami dan Handayani,2003).
Pengikatan kation K+yang dibuat oleh permukaan koloid tanah ,
menyebabkan hidrolisis kation menjadi terbatas. Pada kejenuhan Na minimal 15%
setelah menyebabkan terjadinya hidrolisis yang menyebabkan ph hingga 10.
Tanah tanah yang ber ph 8-10 terutama dikontrol oleh hidrolisis basa kecuali jika
kadar Na nya >15%. Kondisi ini akan tetap bertahan pada tanah-tanah dengan
rezim kelembaban aradik, tetapi pada tanah-tanah yang berkelembaban udik,
karbonat yang menjadi kunci reaksi tanah alkalis menjadi terlindi oleh aliran air
drainase tanah (Kartasapoetra,2002).
Pada umunya ph tanah dapat menentukan unsur hara diserap akar tanaman
pada ph tanah sekitar netral, karena pada ph tersebut kebabnyakan unsur hara
mudah larut dalam air. Pada tanah rawa ph tanah yang terlalu rendahmenunjukan
kandungan sulfat tinggi yang merupakan racun bagi tanaman. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ph tanah terutama di daerah industri antara lain adalah sulfur yang
merupakan hasil simpangan dari industri gas yang jika bereaksi dengan air akan
menghasilkan asam sulfur dan asam nitrit (Munir, 1996).
37
38
Prosedur kerja yng dapat dilakukan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
1. Ditimbang contoh tanah 10 gram, dimasukan kedalam botol kocok.
2. Ditambahkan aquadest 20 ml untuk ph H2O atau 20 ml , 0,1N KCL untuk
ph KCL.
3. Diadukdengan pengaduk gelas sehingga tanah betul-betul larut selama 10
menit. Diamkan selama 15 menit.
4. Diukur ph tanah drngan ph meter.
H2O
KCL
Muatan tanah
39
Vertisol
7,65
6,64
-1,01
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah di lakukan didapatkan muatan tanah sebesar
-1,01, dengan muatan negatif yang menunjukan bahwa ph dapat memegang
kation-kation dalam tanah yang di butuhkan oleh tanaman dengan ph tanah aktual
sebesar 7,65 dan ph tanah potensial sebesar 5,31, dengan muatan tanah -1,01.
Pada ph optimum atau ph mendekati 7,0 ketersediaan unsur hara tanah bagi
tanaman banyak karena ph ini semua unsur hara makro tersedia secara
maksimum atau tersedia dalam jumlah yang banyak, sedangkan unsur hara mikro
tidak tersedia atau tidak maksimum kecuali Mo, sehingga pada ph ini menjadi
tertekan. Sedangkan pada ph dibawah 6,0 dapat mengalami terjadinya defisiensi
unsur hara P,Ca,dan Mg dan akan mengalami toksisitas unsur hara Fe,
Mn,Cu,dan Zn, sedangkan pada kondisi ph diatas 7 dapat mengalami defisiensi
unsur hara Fe, B,P,Mn,Cu,Ca dan Mg, sehingga dapat menyebabkan keracunana
bagi tanaman.
Pada ph aktual tanah mampu melakukan aktivitas untuk melepaskan ion
hidrogen akibat penambahan senyawa kalium pada larutan tanah dan hidrogen
tidak mampu diikat oleh tanah sehingga H digantikan oleh K +. Sedangkan pada
ph potensialnya terjadi kemasaman tanah yang mengalami keberlanjutan melalui
penyerapan kaloid yang mudah mengalami pertukaran.
BAB V. PENUTUP
40
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tanah denph optimum 7,0 memiliki ketersediaan unsur hara makro dalam
jumlah yang maksimum bagi tanaman.
2. Tanah dengan ph diatas 7,0 dapat mengalami defisiensi unsur hara yang
menyebabkan tanaman mengalami keracunan.
3. Tanah yang bermuatan negatif tergolong kedalam tanah yang subur karena
mempunyai unsur hara makro yang cukup bagi tanaman.
4. pH tanah dengan muatan yang positif memiliki kemampuan untuk
mengikat senyawa kation yang dibutuhkan bagi tanaman bersifat lemah.
5. pH dengan muatan yang negatif menunjukan bahwa pada pH dengan
muatan ini mampu mengikat senyawa kation yang di butuhkan bagi
tanaman.
5.2 Saran
Saran saran yang dapat diberikan adalah
1. Untuk praktikan, sebelum melakukan praktikum praktikan diharapkan
sudah memahami atau menguasai meteri.
2. Dibutuhkan ketelitian dalam praktikan agar mendapatkan hasil yang
maksimal.
41
42
BAB I. PENDAHULUAN
43
44
45
Bahan
contoh tanah kering udara 0,42 mm (0,5 ml).
46
47
Jenis tanah
BC
BL
BG
BBW
JO
Vertisol
1,52
25%
65%
26%
23,5
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini diperoleh konsistensi tanah dengan batas cair sebesar
1,52,batas lekat 25% batas gulung 65%, batas berubah warna 26%, dan jangkah
olah sebesar 23,5.
Dengan menggunakan tanah entisol dapat ditentukan batas cair, batas lekat,
batas gulung, batas berubah warna, dan jangka olahnya.pada batas cair dapat
ditentukan melalui kecepatan putaran yaitu berapa banyak ketukan yang
dihasilkan untuk mengetahui batas cair tanah, dengan jumlah (n) ketukan
sebanyak 28 kali ketukan. Batas cair tanah merupakan jumlah air terbanyak yang
dapat ditahan oleh tanah, yang dihasilkan dari tanah vertisol yang memiliki batas
cair dan didominasi oleh tanah pasiran dan sangat sulit untuk menahan air.
Batas ketukan tanah merupakan kadar air tanah dimana tanah tidak dapat
melekat pada benda lain karena pada tanah vertisol tidak mengandung fraksi pasir
dan mudah melekat dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melekat .
kadar lengas tanah yang baik dan tanah lebih mudah diolah pada kondisi kadar
lengas tanah yang tidak lebih dari 100% dan tidak kurang dari 50%, sehingga
tanah mudah untuk diolah dan tidak akan merusak tanah dalam jangka waktu yang
panjang, dan pada kondisi kadar lengas dibawah 100% pertumbuhan tanaman
menjadi lebih baik karena tanah tidak mengalami kejenuhan. Apabila kadar lengas
tanahnya lebih dari 100% atau diatas 100 maka pertumbuhan tanaman tidak baik
karena kadar lengas tahanya sudah mengalami kejenuhan.
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
48
49
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah adalah benda alam yang mempunyai tiga dimensi ruang yaitu panjang,
lebar dan kedalaman. Setiap tanah mempunyai sifat-sifat yang khas (sets of
characteristic) yang merupakan hasil kerja faktor-faktor pembentuk tanah. Akibat
bekerjanya faktor-faktor pembentuk tanah ini, maka setiap jenis tanah akan
menampakkan profil yang berbeda. Ciri-ciri morfologi suatu tanah sangat berguna
50
untuk mengetahui jenis tanah dan tingkat kesuburan tanahnya. Tindakan budidaya
tanaman akan lebih tepat, bila didasarkan pada sifat morfologi tersebut.
Tanah secara Edhapologi adalah tubuh alam yang disintesiskan dalam bentuk
penampang (ada horizon-horizon), terdiri dari berbagai hancuran mineral dan
bahan organik yang menyelimuti bumi dan dapat memberi atau menyediakan
makanan, air udara bagi tumbuhan.
1.2 Tujuan praktikum
Tujuan praktikum Profil Tanah ini adalah untuk mengetahui atau mengenal
suatu jenis tanah, dan untuk mengamati horizon-horizon tanah.
51
Tanah adalah suatu benda berbentuk tiga dimensi, tersusun dari masa padat,cair dan gas yang
terdapat di permukaan bumi, berasal dari hasil pelapukan batuandan atau dekomposisi bahan
organik.Tanah merupakan satu rantai di antara sistem tubuh alam yangkeberadaannya tidak
dengan sendirinya, proses pembentukan dan keberadaannyasangat dipengaruhi oleh faktor
alam yang lain, seperti bahan induk, iklim, topografiatau relief, vegetasi atau
organisme, manusia dan waktu.Tanah terjadi dari hasil pelapukan batuan (Hanafiah,2007).
Tanah juga merupakan bagian dari kerak bumi. Batuan lapuk karena berbagai
sebab,diantaranya karena perubahan suhu yang naik turun secara berulang. Selain itu,tanah juga
terjadi dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati. Lapisantanah paling atas disebut
humus atau bunga tanah. Bagian tersebut merupakanhasil pelapukan dari sisa-sisa makhluk
hidup, mungkin lapukan dari daun-daunan,sampah, atau bangkai hewan. Lapisan humus bersifat
gembur dan subur. Lapisantanah di bawahnya berwarna lebih terang dan butirannya lebih berat
dan keras.Tanah mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda-beda antara tanah disuatu
tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika dan sifatkimia. Beberapa sifat
fisika tanah antara lain tekstur, struktur dan kadar lengastanah. Untuk sifat kimia menunjukkan
sifat yang dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yang terdapat di dalam tanah
tersebut (sarief. 1989).
Tanah Alfisol adalah tanah-tanah yang berkembang dari bahan induk tua,terdiri dari bentonit
yang bercampur dengan batupasir atau bahan volkan tua. Bahaninduk kaya kalsium dan
magnesium. Pencucian kurang intensif sehingga kejenuhanbasa relatif tinggi. Mineral
mudah lapuk sedikit, dan susunan mineral fraksi liatadalah campuran monmorilonit,
kaolinit dan bahan amorf atau campuran dua yangterakhir. Secara fisik dan kimia Alfisol
bersifat kurang baik. Kadar liat yang tinggitelah menghasilkan struktur gumpal bersudut
sedang dan horison argilik yang relatif kedap. Tanah juga mengandung Al-dd dan kejenuhan Al
yang tinggi, sehingga perlupengapuran. Disamping itu, pemupukan hara makro (kecuali Ca dan
Mg) dan bahanorganik sangat diperlukan (Anonymous,2002).
Pengamatan profil meliputi pengamatan dalam profil itu sendiri, dan
pengamatan faktor sekeliling yang mempengaruhi proses pembentukan tanah.
Yang termasuk faktor sekeliling antara lain yaitu vegetasi, kedalaman air tanah,
52
topografi, usaha tani, ada tidaknya faktor penghambat seperti bahaya banjir, erosi,
salinitas, keadaan berbatu dan sebagainya.Untuk mengenal suatu jenis tanah,
dilakukan praktikum pengenalan profil di lapang. Profil tanah yang akan diamati
ciri- cirinya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut, yaitu masih alami,
vertikal dan bidang pengamatan profil tidak boleh terkena sinar matahari secara
langsung (Munir, 1996).
53
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Bor tanah, abney level
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah larutan H 2O2 3%,
larutan HCL 10%, larutan -dipridil dalam 1N NH4Oac neteral, akuades dan
lahan pengamatan.
3.3 Prosedur Kerja
1. Tempat pembuatan profil dipilih, sebelumnya dilakukan pengeboran
(boring) ditempat-tempat sekitar profil yang akan dibuat sedalam 1 meter
pada 2 atau 3 tempat berjarak 1meter, yang berguna supaya tercapai
keseragaman.
2. Lubang yang telah digali sedemikian rupa sehingga terbentuk profil tanah
dengan
ukuran panjang 2m, lebar 1,5m. Didepan bidang pengamatan profil
dibuat tangga (trap) ke bawah untuk memudahkan pengamatan.
3. Pengamatan dimulai dengan mengukur dalamnya profil, diukur dari
lapisan atas sampai bawah. Penarikan batas horison atau lapisan tanah
dapt ditentukan dengan melihat pebedaan warna atau menusuk-nusuk
piasu ke dalam tanah dengan tekanan tetap untuk meraskan perbedaan
kekerasannya. Selanjutnya dilakukan penetapan horison-horison dan
penncatatan pada daftar isian profil.
54
22
II
III
10
IV
17
VI
10YR
3/2
7,5YR
4/1
2,5YR
4/6
10YR
5/4
10YR
2/1
10YR
2/2
10YR
3/1
10YR
3/2
Strong Platy
7,5YR
4/4
10YR
7/4
10YR
2/1
10YR
3/2
Konsistensi
ker ing
b as
lem bab
ah
vf
struktu Platy f
reles
Strong Bloo ky m
struktu granuler m
reles
StruktuGranula f
rless r
StruktuGranula vf
rless r
Vp
55
4.2 Pembahasan
Apabila kita menggali lubang pada tanah, maka apabila kita perhatikan dengan
teliti pada masiing-masing sisi lubang tersebut akan terlihat lapisan-lapisan tanah
yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Di suatu tempat ditemukan lapisan
pasir berselang-seling dengan lapisan liat, lempung atau debu, sedangkan di
tempat lain ditemukan tanah yang semuanya terdiri dari liat, tetapi lapisan bawah
berwarna kelabu dengan bercak-bercak merah, di bagian tengah berwarna merah,
dari lapisan atasnya berwarna kehitam-hitaman. Lapisan-lapisan tersebut
terbentuk karena dua hal, yaitu dengan adanya pengendapan berulang-ulang oleh
genangan air dan karena proses pembentukan tanah. Proses pembentukan horizonhorison tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah.
Penampang vertikal dari tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah disebut
profil.
Praktikum pengamatan profil tanah ini bertempat di kebun percobaan
Narmada Kabupaten Lombok Barat. Hasil dari pembuatan profil tanah pada
praktikum tanah tersebut dapat dimasukkan kedalam ordo inceptisol, sub ordo
udep,sub group dystrudeis,group typic dystru decp.
Pada praktikum ini digunakan larutan HCL yang bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya kandungan kapur pada tanah, jika tanah berbuih berarti terdapat
kandungan kapur didalam tanah, sementara larutan H2O2 digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya kandungan bahan organik pada tanah, jika tanah berbuih
berarti terdapat kandungan bahan organik di dalam tanah.
56
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil praktikum Pengamatan
Profil Tanah yaitu :
1. Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan atas hingg
bebatuan induk tanah.
2. Sifat-sifat yang di amati dalam praktikum ini adalah warna tanah,tekstur
tanah,struktur tanah,dan konsistensi tanah.
5.2.Saran
Diharapkan pada para praktikum agar lebih memperhatikan praktikum yang
telah berlangsung.
57
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. http//scribd.com /warna Tanah. Diakses tanggal 27 mei 2012.
Anonymous .2007. kadar Lengas Tanah. Http.// www Misoury university. Com
Bowles Joseph.E. 2007. Rekayasa Mekanik Tanah. Jakarta . Erlangga
Fort.H.D.1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Hanafiah, kemas.Ali. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo
petsado,Jakarta.
Handayani, S. 2009. Panduan praktikum dan bahan-bahan Asistensi DasarDasar Ilmu Tanah. Fakultas Pernaian Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
58
59