Disusun oleh:
Nama
NIM
: 3114110033
Semester/Kelas
Jurusan
: 1G2S
: Teknik Sipil
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Praktek kerja kayu I merupakan praktek dari keseluruhan praktek kerja kayu yang didapat
pada masa perkuliahan di Jurusan Teknik sipil. Pada praktek kerja kayu I lebih menekankan alat
alat kerja manual. Pembuatan benda kerjanya pun miniatur (skala kecil). Selama praktek akan
diperkenalkan berbagai macam alat pertukangan manual, cara pemakaian yang benar (sesuai
dengan fungsi masing masing alat), cara penyetelan alat serta cara penajaman (pengasahan)
alat sehingga dapat dipergunakan dengan baik dan dapat menghasilkan benda kerja yang
diharapkan.
Pada praktek kerja kayu I disamping pengenalan alatalat pertukangan manual, juga
akan diperkenankan cara menggergaji kayu yang baik arah melintang serat kayu maupun arah
sejajar serat kayu, potongan mambentuk sudut arak melintang serat kayu, cara mengetam kayu
dengan hasil rata, datar, lurus dan siku. Praktek lainnya adalah cara membuat lubang pada kayu
dengan menggunakan pahat dan bor, serta penyetelan benda kerja yang akan dibuat.
Disamping hal tersebu diatas, pada praktek kerja kayu I juga diperkenalkan macam
macam sambungan yang sering digunakan pada pekerjaan kayu baik untuk sambungan balok
atau sambungan untuk papan kearah melebar. Kemudian jenis jenis sambungan tersebut akan
dipraktekkan cara pembuatannya untuk balok dan papan.
Secara garis besar praktek kerja kayu I bertujuan untuk memberikan dasardasar
pengguanaan alat / perkakas pertukangan manual dan dilanjutkan dengan pembuatan benda kerja
akan menjadi dasar atau acuan untuk diterapkan pada praktek kerja kayu II pada semester
berikutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Prinsip kerja kayu yang baik
Sebelum melakukan pekerjaan kayu, maka sebagai orang yang melakukan pekerjaan
tersebut haruslah mengetahui prinsip-prinsip kerja kayu sehingga selama melakukan pekerjaan
dapat menggunakan peralatan yang benar serta dengan hasil yang baik sesuai dengan keinginan.
Adapun prinsip-prinsip kerja kayu yang baik adalah:
Menjaga keselamatan diri sendiri atau orang lain yang berada pada areal atau dimana kita
sedang bekerja.
Pekerjaan yang dihasilkan dapat memberikan hasil yang siku,lurus,datar dan halus untuk
setiap permukaan
Penggunaan dan penempatan berbagai jenis sambungan pada konstruksi harus benar,
Pembuatan sambungan pada kayu harus benar-benar rapat antar satu kayu dengan kayu yang
lainnya
2.2 Keselamatan kerja secara umum
Beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan keselamatan kerja secara umum
untuk peralatan kerja kayu I adalah sebagai berikut:
Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja yang terdapat pada lembar kerja
Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan baik dan benar
Periksa setiap ketajaman alat-alat yang akan dipakai , lakukan pengasahan jika alat yang dipakai
dalam keadaan tumpul
Keluarkan peralatan yang diperlukan saja dari kotak alat agar tidak mengganggu pekerjaan yang
sedang dilakukan
Jika ragu dengan menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau bimbingan instruktur kerja
kayu
Bangku Kerja adalah tempat untuk melakukan aktivitas pekerjaan kerja kayu.
2.
Mundam adalah bagian dari bangku kerja yang kedudukannya lebih rendah dari meja kerja dan
letaknya disisi samping dari meja kerja.
3.
Meja Kerja adalah tempat atau areal pada bangku kerja dimana nantinya kita akan melakukan
pekerjaan.
4.
Klem atau Penjepit adalah suatu alat yang digunakan untuk menjepit kayu atau benda kerja.
5.
Alat pengukur dan pemberi tanda adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur dan
menandai benda kerja sesuai dengan ukuran yang diingikan.
6.
Pensil adalah alat pemberi tanda yang akan meninggalkan bekas pada benda kerja.
7.
Perusut adalah alat pemberi tanda yang terbuat dari kayu dan kayu pada bagian melintang dapat
digerakkan kekanan dan kekiri.
8.
Siku dan siku putar adalah alat yang terbuat dari bilah baja yang kegunaannya untuk mengukur
sudut siku (90 derajat)dan sudut (45 derajat)dimana pada bilahannya terdapat ukuran dengan
satuan (cm dan inchi). Sedangkan untuk mengukur sudut 0-180 derajat mengunakan siku putar.
9.
Mistar, Rol meter dan meteran kayu adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda kerja,
dimana ukuran yang tertera pada bilahnya dalam satuan (cm dan inchi).
10. Gergaji potong adalah alat yang digunakan untuk menggergaji kayu dengan kedudukan tegak
lurus terhadat serat kayu.
11. Gergaji belah adalah alat yang digunakan untuk menggergaji kayu yang arah potongannya
sejajar dengan arah serat kayu.
12. Gergaji punggung dan gergaji bajang , gergaji punggung dipergunakan untuk penggergajian
dengan ketelitian kesemua arah tanpa memperhatikan arah serat dari kayu. Sedangkan gergaji
bajang dipergunakan untuk pekerjaan yang sangat halus dan dengan ketelitian yang tinnggi.
13. Gergaji pelobang adalah gergaji yang digunakan untuk membuat lubang dengan diameter yang
besar.
14. Alat pelobang/Pahat adalah alat yang terbuat dari baja lunak yang pada bagian ujungnya diberi
lapisan baja setebal 1 mm.
15. Kikir dan kikir parut digunakan dalam pertukangan kayu untuk pembentukan potonganpotongan yang tidak teratur dan untuk kurva kurva yang tidak memungkinkan mengunakan
ketam.
16. Ketam adalah sebuah perkakas yang digunakan untuk menghaluskan dan meratakan permukaan
kayu. Jenis jenis ketam yaitu:
Ketam kayu
Ketam Besi/Baja
Ketam Sponeng
BAB III
KAYU SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI KAYU
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
b.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
A.
B.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Untuk itu criteria kayu yang baik secara visual, adalah sebagai berikut :
Tidak lapuk
Tidak berlubang
Lurus, siku dan tidak baling
Tidak ada kayu muda
Serat kayu searah
Tidak ada mata kayu.
a.
b.
c.
d.
e.
1.
2.
3.
4.
1.
a.
b.
2.
a.
b.
e.
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
f.
Selain proses pengawetan diatas, sebetulnya finishing adalah juga merupakan tindakan
pengawetan terhadap kayu, seperti meni, cat, vernis, plitur, teak oil dan sebagainya.
BAB IV
PERKAKAS DAN PERALATAN
KERJA KAYU
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Perkakas dan peralatan disini mencakup peralatan kerja tangan (perkakas), peralatan mesin
tangan (hand tools) dan mesin kayu (masinal). Perkakas tangan dasar pekerja konstruksi
dirancang untuk melaksanakan operasi-operasi tertentu untuk membentuk dan mengerjakan
pekerjaan konstruksi.
Didalam pekerjaan konstruksi perkakas tangan dasar dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelompok
utama :
Perkakas Ukur (Measuring tools)
Perkakas Penanda (Marking out tools)
Perkakas Pemotong (Cutting tools)
Perkakas Pendorong (Driving tools)
Perkakas Penjepit (Gripping tools)
Perkakas Pengetes/Penguji (Testing tools)
Mesin-Mesin Kayu Permanen.
Setiap Perkakas yang telah dikelompokkan seperti diatas akan dijelaskan spesifikasi
peralatan dan fungsi dari masing masing peralatan, juga akan dijelaskan mengenai cara
penggunaanya disertai keselamatan kerjanya.
3.1 Perkakas Ukur (Measuring tools).
Steel Tape.
Tape Rule
4.
5.
6.
7.
8.
Mortise Gauge.
Pencil Gauging.
Jangka (dividers).
Garis Kapur (Chalk line).
Punches.
b.
c.
Brad Hammer.
d.
e.
3. Obeng.
5. Brace.
G-Clamp.
.
Quick-action bar clamp.
Sash clamp.
5. Tang
(Pliers).
Tang (Pliers)
dibedakan menjadi 6 (enam) macam, adalah sebagai berikut :
a. Tang Multigrip.
c.
Cutters).
Snap Ring).
Pliers/Vice Grips).
3. Mesin-mesin pendukung.
a. Mesin Bor
d. Mesin Bubut
b. Mesin Moulder
e. Mesin Pembuat Dowel
c. Mesin Amplas
f. Gergaji Pita
BAB VI
HUBUNGAN ATAU SAMBUNGAN
PADA PEKERJAAN KAYU
Yang dimaksud dengan hubungan atau sambungan itu adalah untuk membuat suatu
rangkaian dari beberapa batang kayu, sehingga ini merupakan sebuah konstruksi yang kokoh.
Secara garis besar hubungan kayu itu dibagi menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu :
1. Hubungan dalam arah lebar; hubungan ini untuk mendapatkan luas yang besar, misalnya : lantai,
dinding dan langit-langit (plafond). Hubungan ini terdiri dari beberapa papan yang berjajar.
2. Hubungan dalam arah panjang, hubungan ini untuk mendapatkan hubungan kayu yang menjadi
panjang. Yang terdiri dari beberapa balok, kedudukkannya dalam satu garis lurus.
3. Hubungan menyudut, kedudukkan kedua kayu tidak dalam satu garis lurus.
4.4 Sambungan Lurus/Tegak (Butt Joints).
Sambungan ini adalah jenis cara menyambung/menghubungkan kayu secara sederhana yang
digunakan pada sambungan menyudut dan persilangan. Macam-macam sambungan lurus/tegak
adalah sebagai berikut :
a. Sambungan Lurus Siku.
b. Sambungan Lurus Verstek.
c. Sambungan Lurus dengan Pen Dowel.
4.5 Sambungan Takik kayu (Halving Joint).
Sambungan ini biasanya dipakai pada sambungan menyudut, perpotongan ataupun
memanjang antara kayu yang ukurannya sama tebalnya dengan bagian yang lainnya. Kedua
bidang kayu yang akan disambung masing-masing ditakik tebal kayu.
Macam-macam sambungan Takik kayu, adalah sebagai berikut :
a. Sambungan Takik Kayu pada Sudut (Corner Halving Joint).
b. Sambungan Takik Tidak Tembus (Stopped Halving Joint).
c. Sambungan Takik Kayu Silang (Cross Halvint Joint).
d. Sambungan Takik Kayu Memanjang (Scarf Halving Joint).
e. Sambungan Takik Kayu Miring 45o (The Mitre Halving Joint).
f. Sambungan Takik Kayu Ekor Burung (Dovetail Halving Joint).
4.6 Sambungan Beralur (Housing Joint).
Sambungan ini digunakan untuk konstruksi menyudut atau pertemuan, dimana ujung atau
sisi dari salah satu potongan bertemu pada masing-masing mukanya. Pada bagian lebar (sisinya)
dibuat takikkan yang berupa alur dimana ujung dari potongan kayu lainnya bisa masuk.
Jenis-jenis sambungan beralur adalah sebagai berikut :
a. Sambungan Beralur Menerus (Through Housing Joint).
b. Sambungan Beralur pada Sudut (The Corner Housing Joint).
c. Sambungan Beralur tidak Menerus (Stopped Housing Joint).
d. Sambungan Beralur dan Lidah (Tongued Housing Joint).
4.7 Sambungan Pen dan Lubang (Mortise and Tennon Joints).
Pada sambungan pen dan lubang bidang sambungannya terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu :
1. Lubang, bidang berlubang suatu kayu untuk tempat pen.
2. Pen, bagian yang dibentuk sedemikian rupa pada suatu kayu lainnya untuk dimasukkan ke
lubang pada kayu lainnya.
Kegunaan utama dari sambungan ini, antara lain :
1. Hubungan pada rangka ibu pintu dan jendela (kusen)
2. Hubungan pada rangka daun jendela dan pintu
3. Konstruksi pagar atau pekerjaan rangka lainnya seperti rangka dinding dalamnya.
4. Rangka pada pekerjaan furniture dan rak almari.
a.
b. Sambungan pen dan lubang tersembunyi (Stub Mortise and Tennon Joint)
4.8 Sambungan Kayu/Papan Arah Melebar (Joints used Widening).
Kegunaan utama dari kayu/papan yang disambung melebar, adalah sebagai berikut :
a. Permukaan atas meja
b. Barang-barang furniture
c. Lantai
d. Dinding dan interior lainnya.
Ada 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penyambungan papan ini, adalah
sebagai berikut :
1. Pengikatan
2. Kekuatan
3. Penjajaran/pengaturan arah serat
1.
2.
3.
4.
BAB VII
PEKERJAAN FINISHING
Yang dimaksud dengan pekerjaan finishing pada pekerjaan kayu adalah untuk membuat
suatu benda kerja atau hasil kerja menjadi rapi, indah dan terlindungi dari udara panas, air serta
sinar matahari.
Pekerjaan finishing harus dilakukan pada pekerjaan kayu terutama pada benda kerja atau
hasil kerja yang berhubungan dengan meubel (furniture) dan komponen bangunan, misal : meja,
kursi, lemari, daun jendela, daun pintu dan kusen jendela/pintu. Jenis bahan finishing ada
bermacam-macam misalnya : Cat, vernis dan pelitur.
5.1 Tujuan Finishing.
Pekerjaan finishing pada kayu mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
1. Cat Minyak.
Jenis-jenis cat minyak yang tersedia adalah :
a. Primer.
Persyaratan yang harus dimiliki oleh cat primer berbahan dasar minyak adalah kemampuan
untuk menembus dan menutupi permukaan dan memberikan daya rekat (adhesion) bagi
pelapisan (coat) berikutnya.
b. Sealer.
Sealer serupa dengan primer berbahan dasar minyak dan harus menembus permukaan,
meninggalkan daya tahan (hold-out) yang cukup dan memberikan daya rekat (adhesion) untuk
pelapisan berikutnya. Sealer harus menutupi permukaan.
2. Undercoat.
Oil undercoat dibuat untuk digunakan di atas permukaan yang sudah dilapisi denganprimer atau
sudah dicat sebelumnya. Ketika digunakan di atas primer, undercoat akan mengalir dan
menempel pada primer. Undercoat akan menambahkan ketebalan lapisan tipis (film) dan
membantu pelapisan (coating) berikutnya.
3. Flat finish.
Cat minyak untuk cat akhir rata (flat finish) adalah rata dalam arti bahwa panel memiliki
permukaan yang halus. Flat finish juga disebut flat enamel dan harus digunakan secara
internal.
4. Satin finish.
Ini adalah satin finish dalam arti bahwa panel memiliki permukaan yang mengkilap
halus.Satin
finish,
juga
disebut satin enamel digunakan
sebagai
cat
akhir. Permukaan perlu dipersiapkan dengan semestinya.
5. Gloss finish.
Cat gloss finish atau gloss enamel finish memiliki permukaan yang halus dengan kualitas tinggi.
Ada 2 (dua) jenis gloss finish, yaitu :
a. Interior Gloss Finish.
b. Eksterior Gloss Finish.
2. Cat Latex.
Cat latex mengandung pigmen (pigment), bahan pengikat (binder), bahan pelarut (solvent),
pengering (drier) dan pengembang (extender) sebagai bahan-bahan utama.
Keuntungan cat latex adalah :
a. Masa pengeringan yang lebih singkat,
b. Tidak memiliki bau yang terlalu menyengat,
c. Mudah diaplikasikan.
Produk-produk yang tersedia dalam kategori cat yang diencerkan dengan air adalah:
a. Cat Acrylic 100 persen.
Binder Acrylic 100 persen umumnya digunakan dalam cat yang memiliki kualitas baik dan daya
tahan tinggi.
b. Cat Vinyl.
Cat vinyl umumnya digunakan untuk finish interior yang berkualitas.
c. Cat Vinyl/Acrylic.
Cat vinyl/acrylic dibuat untuk digunakan di bagian dalam dan luar gedung.
d. Cat Vinyl/Latex.
Lapisan cat vinyl/latex adalah kombinasi lainnya yang tersedia.
e. Cat Latex.
Cat latex sudah lebih lama tersedia dibandingkan dengan cat dengan lapisan vinyl danacrylic.
Ada 2 (dua) jenis lapisan cat lainnya yang dibuat dan digunakan dalam cat rumah tangga adalah:
1.
Sealer Berbahan Dasar Spirtus.
Stain sealing coating berbahan dasar spiritus dapat dimasukkan ke dalam 3 (tiga)kelompok,
yaitu :
a. Pigmented Coating berbahan dasar Spirtus.
Lapisan cat ini digunakan sebagai penghambat antara stain yang bermasalah dan lapisan yang
berikutnya.
b. Sealer berbahan dasar Vinyl.
Lapisan cat ini memiliki sifat-sifat yang sama dengan lapisan cat berbahan dasar spiritus, dan
memiliki sifat tambahan yang menguntungkan yaitu tahan air.
c. Sealer berbahan dasar Shellac.
Shellac sealer memiliki daya rekat yang sangat baik dan kering dengan sangat cepat.
2.
Universal Coating.
Oil-modified
acrylic
coating artinya
bahwa coating terutama
terdiri
dari acrylic
coatingditambahkan dengan persentase minyak yang seimbang.
Universal coating memiliki daya fleksibilitas yang tinggi, memiliki daya tahan (hold-out) yang
sangat baik dan, karena kandungan minyaknya, memiliki tingkat penetrasi. Kandungan minyak
ini memungkinkan cat mengalami pengendapan yang lebih lambat dan mendorong penetrasi.
Oil-modified acrylic coating tersedia dalam sistem pengecatan tunggal (mono-painting).
5.3 Sistem Pelapisan.
A. Definisi Sistem Pelapisan.
Permukaan-permukaan yang berbeda memerlukan sistem pelapisan yang berbeda
pula.Kebanyakan permukaan memerlukan primer atau sealer yang diikuti oleh undercoat atau
lapisan antara yang kemudian diikuti oleh lapisan akhir (finish coat) atau lapisan penutup (top
coat).
Sistem pelapisan ini adalah penting untuk pengecatan. Sistem ini terutama sekali berlaku
pada semua cat, dan umumnya untuk cat latex. Contoh sistem pelapisan mudah diperagakan
dengan cukup menyapukan kuas yang berisi cat penuh pada sepotong kayu mentah (bare
timber).
B.
Penggunaan Primer.
Fungsi priming coat adalah untuk memberikan ikatan yang kuat antara permukaan dan
lapisan-lapisan yang berikutnya. Oleh karena itu, primer harus diaplikasikan pada lapisan
pertama (first coat) dan berfungsi sebagai sealer.
C. Penggunaan Undercoat.
Undercoat dirancang untuk mengisi urat kayu, memberikan lapisan tipis (film build),
memiliki kualitas pengampelasan yang baik, dan memberikan daya rekat untuk lapisan
berikutnya.
Ketika diaplikasikan pada kayu mentah (bare timber), undercoat akan menutupi permukaan
karena jenis, ukuran dan jumlah pigment dan binder yang dimilikinya. Praktek ini tidak boleh
digunakan pada kayu bagian luar meskipun dapat digunakan pada kayu bagian dalam.
D. Penggunaan Cat Akhir.
Cat finishing memberikan permukaan yang sifatnya untuk menghias dan juga digunakan
untuk tujuan-tujuan identifikasi. Lapisan finish harus diaplikasikan di atas undercoat yang harus
berada dalam kondisi yang baik, tanpa ada bagian-bagian yang lemah, karena ini akan
mempengaruhi daya tahan dan kinerja lapisan finish ini.
Sebuah rumah biasanya akan memiliki bagian-bagian permukaan yang dicat. Sebelum mulai
mengecat, pertimbangkanlah hal-hal berikut :
1. Jenis perlindungan apa yang dibutuhkan, misalnya, terhadap acid, garam, karat, alkali, atau
jamur.
2. Apakah air minum akan ditampung.
3. Apakah dekorasi adalah alasan utama untuk pengecatan.
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
3.
4.
Instalasi kebakaran
Merah sinyal
5.
Instalasi uap
Abu-abu perak
6.
Instalasi gas
Beige muda
7.
Instalasi listrik
Orange muda
8.
Instalasi komunikasi
Putih
Sistem ini adalah penting untuk mengidentifikasi pipa-pipa secara cepat dan benar untuk
perawatan dalam keadaan darurat.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pastikan baju terusan (overall) yang berada dalam kondisi yang baik dipakai ketika
melakukan pengecatan.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
1.
2.
3.
4. Pengecatan model ini dapat dilakukan dengan tangan yang hanya membutuhkan beberapa
perkakas khusus untuk memungkinkan agar pekerjaan dapat dilaksanakan di mana saja.
5. Pengecatan model ini dapat memberikan tingkat kepuasan mental dan jasmani yang sangat
tinggi.
B. Kekurangan finishing dengan pelitur, adalah :
1. Pengecatan dengan model ini saat ini menjadi sangat mahal karena biaya yang dibutuhkan untuk
membayar tenaga kerja yang melaksanakan setiap pekerjaan.
2. Tidak sesuai lagi dengan beberapa lapisan cat akhir (finish) yang diproduksi di zaman sekarang.
3. Pengecatan dengan model ini memiliki daya tahan yang kurang baik terhadap alkohol dan
permukaan perabotan untuk rumah modern tidak praktis.
4. Pengecatan model ini tidak memiliki daya tahan panas terhadap lak atau urethane modern.
5.5.4 Keselamatan, Kesehatan dan Kebersihan Pekerjaan Pelitur.
A. Keselamatan.
Tukang pelitur ini harus memperhatikan peringatan-peringatan yang diberikan oleh pabrik
terhadap produk-produk yang dia gunakan dan memahami sifat-sifat dari masing-masing produk
guna memungkinkan agar produk-produk tersebut dapat disimpan dan ditangani dengan aman.
Bahan-bahan mudah terbakar/menyala seperti spiritus (methylated spirits), terpentin dan
larutan-larutan lainnya harus disimpan dalam kontainer yang terbuat dari metal dan dijauhkan
dari sumber-sumber panas.
Bahan-bahan yang bersifat korosif seperti peroksida (peroxide) dan asam sulfur (sulphuric
acid) harus disimpan dalam kontainer gelas yang telah diberi label dengan jelas.
Bahan-bahan beracun seperti asam oksalik (oxalic acid) dan amoniak harus disimpan dalam
kontainer yang telah diberi label d engan jelas dan dijauhkan dari jangkauan anak-anak.
Kain goni (hessian) atau kain lap yang digunakan dengan bahan-bahan berbahaya harus
dibuang dengan cara yang benar.
Bengkel kerja (workshop) harus dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran untuk
memadamkan api yang mungkin terjadi.
1.
2.
3.
4.
B. Kebersihan.
Untuk membersihkan tangan Anda :
Gunakan kain lap, lipatlah menjadi bantalan (pad) dan tambahkan cairan pelarut yang sesuai
dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.
Cairan pelarut yang digunakan bervariasi sesuai dengan tingkat pekerjaan pelitur yang
dilaksanakan.
Lanjutkan dengan menyeka kedua tangan Anda dengan menggunakan kain lap sampai seluruh
sisa kotoran bersih semuanya.
Bilaslah tangan Anda dengan sabun dan air segera.
Pembilasan dengan sabun dan air harus dilakukan setelah pembersihan dengan cairan pelarut
karena cairan pelarut berbahan dasar spiritus dapat merusak kulit.
Keringkan tangan secara menyeluruh dan kemudian gunakan krim tangan atau krim
kulit, dengan memijatnya kepada seluruh telapak tangan dan tangan.
5. Selalu gunakan sarung tangan pelindung ketika Anda melaksanakan pekerjaan kayu dengan
cairan pelarut spiritus atau larutan asam (acid solution).
C. Perkakas.
Perkakas-perkakas yang diperlukan untuk mempersiapkan pekerjaan pelitur adalah :
1. Pallete knife yang digunakan untuk mengaduk larutan;
2. Putty knife yang digunakan untuk mengaplikasikan stopping dan filler;
3. Polishers quirk, yaitu sepotong kayu (dowel) yang ditajamkan untuk digunakan
membersihkan atau memelitur bagian-bagian sudut yang tertutup;
4. Berbagai macam ampelas
Tabel 5.2 Klasifikasi (grade) kertas ampelas.
Klasifikasi (Grade)
Uraian kerja
100
Pengampelasan setelah membersihkan
torehan dan goresan yang dalam.
120 - 180
Pengampelasan persiapan untuk pewarnaan
(staining).
180
Stopping pengampelasan halus.
240
Pengampelasan setelah pelapisan (coating).
400
Pengampelasan diantara skinningin dan bodying-up.
1000
Pengampelasan dalam tahap-tahap finishing.
5. Berbagai jenis zat pelarut;
6. Berbagai jenis sikat;
- mop brush
- blender brush
- pencil brush.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pengecatan dengan pelitur adalah :
a. skinning-in rubbers
i. stiffening-up rubber
b. boddying-up rubbers
j. open weave cloth
c. larutan shellac
k. stain
d. filler
l. methylated spirit (murni)
e. terpentin mineral
m. oxalic acid powder
f. amoniak 880
n. peroxide 100 vol
g. acetone
o. lacquer putty
h. raw linseed oil
p. cotton wool
5.6 Persiapan Pekerjaan Pelitur.
Untuk mendapatkan hasil pekerjaan pelitur yang baik harus melalui beberapa tahapan,
sebagai berikut :
A. Tahap Pendempulan.
Stopping up adalah proses mengisi lubang-lubang dan retakan-retakan kecil dalam kayu.
Tukang pelitur pada masa sekarang memiliki berbagai macam bahan yang efektif dan mudah
untuk digunakan, termasuk :
A.1 Dempul berbahan dasar pernis (lacquer-based putty).
A.2 Dempul f
ibreglass.
Pendempulan dengan fibreglass adalah campuran dua bagian (two-pot mixture) yang
mengering dengan sangat cepat.
A.3 Button Shellac.
B.
Tahap Pengampelasan.
1.
2.
3.
4.
Bahan
pewarna
Celupan
Bahan
Pengikat
(Binder)
Tidak ada
Bahan
Pengurang
(Reducer)
Waktu
pengeringan
(jam)
Dampak
terhadap serat
kayu
Bahan pelarut
khusus
0.08
Tidak
meningkatkan
urat kayu
NGR
Minyak
Zat pewarna
Minyak
linseed
Diberi zat
pewarna
Zat pewarna
Polyurethane
Air (lama)
Celupan
asam (Acid
dye)
Tidak ada
Terpentin
mineral
6-24
Terpentin
mineral
Air
Pernis
(lacquer)
Celupan
asam baru
(yang sudah
dipatenkan)
Zat pewarna
Tidak
meningkatkan
urat kayu
Meningkatkan
sebagian
besar urat
kayu
Sedikit
meningkatkan
urat kayu
Tidak ada
Air (baru)
6-24
Tidak
meningkatkan
urat kayu
Air dan
bahan pelarut
1
Tidak
meningkatkan
urat kayu
Nitrocellulose
Lacquer
thinner
0.25
1. Stain berbahan dasar zat pewarna (pigment-based stain) memiliki sifat-sifat berikut :
a. memiliki daya tahan kimia yang sangat baik
b. memiliki kualitas warna yang terang
2. Stain berbahan dasar celupan (dye-based stain) memiliki sifat-sifat berikut :
a. memiliki penetrasi yang sangat baik
b. memiliki daya tahan kimia yang baik
3. Untuk hasil akhir warna stain yang lebih muda, segera seka stain dengan kain lap yang sudah
dibasahi dengan bahan pelarut yang sesuai.
4. Untuk hasil akhir warna stain yang lebih tua, ulangi pelapisan dengan dua kali lapisan stain.
a. spirit stain dapat digelapkan dengan menggunakan lapisan berulang-ulang.
b. Penggunaan stain berbahan dasar air (water stain) secara berulang-ulang tidak akan
menggelapkan warna stain; lapisan secara berulang-ulang pada oil stain akan menggelapkan
pada tingkat yang sangat sedikit.
Terpentin
Bahan campuran
Silika dan zat
warna tanah
Silika dan zat
berbahan dasar
minyak
warna tanah
Polishers own
filler
Gold size (3
bagian) raw
linseed oil (2
bagian) terpentin
murni (1 bagian)
Gold size
methylated spirit
Terpentin
Methylated
spirit dan air
E. Pelapisan (Coating).
Berikut adalah langkah-langkahnya :
1. Pemeriksaan permukaan;
2. Pembersihan filler yang masih tersisa;
3. Melapisi permukaan dengan pelitur.
Lapisan pelitur digunakan untuk menutupi permukaan kayu yang sudah diisi dengan filler.
E.1 Inspeksi dan Pembersihan.
a. Periksa apakah terdapat serpihan-serpihan filler di bagian-bagian pinggir.
b. Haluskan permukaan dengan menggunakan ampelas grade 240, untuk membersihkan partikelpartikel filler yang terlepas.
c. Bersihkan dengan lap kain seluruh permukaan sampai bersih dari debu dan partikel-partikel.
a.
b.
c.
d.
E.2 Aplikasi.
Lapisan pelitur diaplikasikan menggunakan mop brush yang memiliki bulu-bulu halus.
Isilah mop brush dengan pelitur sampai penuh tapi jangan sampai menetes.
Gunakan pelitur dalam lapisan yang tipis, dengan gerakan menyapu sejajar dengan urat kayu.
Isilah kembali mop brush sesering mungkin untuk memastikan lapisan pelitur disapukan secara
merata.
Apabila muncul gelembung-gelembung dalam lapisan yang basah, gelembung-gelembung
tersebut harus segera dipecahkan dengan ujung bulu kuas yang kering.
Biarkan lapisan pelitur pertama mengering dan kemudian haluskan permukaan dengan kertas
ampelas grade 320. Setelah permukaan kayu disapu dengan kuas, permukaan akan sedikit kasar
sehingga penghalusan adalah bagian pekerjaan yang
paling penting.
F. Persiapan Pelitur dengan Shellac.
Seorang
tukang
pelitur
yang
belum
mulai dengan membuat pelitur dengan campuran yang
mudah digunakan dan terdapat sedikit kemungkinan
tanda-tanda. Juga, campuran pelitur yang encer paling .
merasakan kontak rubber pada permukaan kayu.
Tabel 5.5 Campuran Pelitur yang Normal.
Jenis
Campuran umum
Tukang pelitur yang
berpengalaman
Tukang pelitur pemula
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
Shellac (gram)
175
150 200
120-150
3. Bagian badan rubber (ankle) harus berada dalam telapak tangan sehingga tekanan yang kuat
dan rata dapat dilakukan terhadap seluruh permukaan yang rata.
4. Gerakan-gerakan harus cepat, kuat dan melingkar dalam pola-pola lingkaran, huruf delapan
Arab, lempeng tembaga huruf e, oval, huruf u dan bentuk ular di sepanjang urat kayu.
5. gerakan-gerakan rubber terdiri dari kira-kira 80% lingkaran dan campuran dari gerakangerakan lainnya untuk gerakan sisanya.
6. jangan berhenti menggerakkan rubber pada permukaan.
7. perubahan-perubahan dalam gerakan menghindari terbentuknya tanda-tanda rubberyang akan
muncul apabila hanya satu gerakan saja digunakan.