Metode Green digunakan dan dikembangkan algoritmanya menjadi inversi 3D untuk menginterpretasikan data gravitasi
menggunakan beberapa kendala yaitu jarak minimum, kerataan, smothness dan kekompakan (Boulanger dan Chouteau ,2001 ).
Selanjutnya versi 2D dari metode 3D Boulanger dan Choutea dikembangkan dengan menggabungkan fungsi pembobotan model
objektif dan persamaan kendala untuk mengatasi masalah inversi (Vatankhah dkk, 2014). Dalam paper ini metode Vatankhah dkk
akan dimodifikasi dengan menggunakan model kotak. Metode ini telah diuji dengan data sintetik yang dihitung dari model benda
r
anomali dua dimensi bentuk kotak dan sebagai aplikasi praktisnya, metode ini diterapkan pada profil data lapangan gravitasi.
Teori Dasar
Medan Gravitasi dan Potensial Gravitasi
Teori yang mendasari metoda gravitasi adalah Hukum
Newton. m2
Hukum Newton menyatakan tarik-menarik antara
dua massa dapat dituliskan sebagai berikut:
mm
F r G 1 2 2 r
r
m1
m
F r
g r
G 21 r
m2
r
(3)
F r
mm
F r G 1 2 2
r
g U r
(4) ; Dimana,
(2)
U r G 1
r
(5)
r0
U p (r ) G
( r0 ) d 3 r0
r r0
V
(6)
Metoda Eksperimen
A.
.P
Pemodelan Kedepan
Pemodelan kedepan (forward modeling) yakni dengan diperkirakannya parameter model kita dapat menghitung respon yang
dihasilkan dari model tersebut. Hasil dari pemodelan kedepan ini dijadikan sebagai data sintetik untuk diuji kevalidannya. Adapun
persamaan pemodelan kedepan diberikan oleh :
Dengan :
h22
x2
h12
1 2
x
(7)
1
h1 z 0 dx
2
1
h2 z 0 dx
2
B.
Pemodelan Inversi
Pemodelan inversi dilakukan setelah pemodelan kedepan
dilakukan. Adapun proses inversi yang dilakukan adalah inversi
linear dengan prinsip berulang (iterasi), diagram alirnya terlihat
pada gambar 5.
(8)
2x
Dimana 0 dalam baris
( N M ) X 1
(13)
g Nx1
Dimana
g obs g pre
kalkulasi anomali (
O Mx1
dan
( N M ) X 1
(14)
L( , ) ( ) W W ( ) (b A( ))
0 T
(9)
Fungsi obyektif ini fleksibel dan memungkinkan menyisipkan
berbagai kendala dan informasi apriori dalam proses inversi. Ini
terdiri dari:
( N M ) XM
G NxM
merupakan
atau
H )
2
) yang
2
x
2
z
dikalikan dengan
atau
. Matriks
dan
menggambarkan pendekatan Finite-Difference (FD) untuk
2
x
W MxM P 1QV
fisik diharapkan dapat digunakan.
dari 3 diagonal matriks P, Q dan V.
2z
10 2
pada
0j )
1 2 1
1 2 1
1 0 2
2x
0
0
1
2
Q jj
V jj
(11)
1
2
j
1 0
1 0
1
(z j )
elemen diagonal
(Li and Oldenburg, 1996,
1998). Sedangkan V adalah daerah kendala minimum
terdiri
diberikan oleh :
1 2 1
1 2
dan
Umumnya
= 0, tapi jika tetapi jika pengetahuan apriori dari
sifat-sifat bawah permukaan distribusi ada, model penuh sifat
untuk
2
z
H MxM
H ( H
o
(10)
turunan
Dengan
2 0 1
2 0 1
(12)
Hasil dan Analisa
A.
Data Sintetik
B. Data sintetik diperoleh dari perhitungan forward dari model
kotak. Dengan memodelkan benda di bawah permukaan
Respon Anomali
2.5
2
1.5
0
10
20
30
40
50
60
Jarak (m)
70
80
90
100
Kedalaman (m)
50
10
20
30
40
50
60
Jarak (m)
70
80
90
100
C.
D. Gambar 6. Respon Anomali Gravitasi Pemodelan Kedepan
E.
F. Hasil dari pemodelan kedepan ini dijadikan sebagai data
sintetik yang akan digunakan pada pemodelan inversi. Pada
proses inversi ini, digunakan metode Lagrangain Multiplier
dengan menambahkan fungsi pembobot. Nilai konstanta
smothnessnya yang digunakan sebesar 3,7x10 -7 sehingga
menghasilkan gambaran anomali gravitasi bawah permukaan
seperti gambar 7. Diperoleh nilainya sudah mendekati seperti
data pada pemodelan kedepan dengan nilai deltharho berkisar 45
gr/cm3
1.5
Respon Anomali
Kedalaman (m)
1.
0.15
0.1
0.05
0
10
20
30
Jarak (m)
Rho Akhir
40
50
60
10
20
30
Jarak (m)
40
50
60
50
-0.4
0
10
20
30
40
50
60
Jarak (m)
Rho Akhir
70
80
90
100
10
20
30
40
50
60
Jarak (m)
1
-0.2
-0.1
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
-0.3
100
50
-1
J.
CALC
OBS
0.2
0.5
0
N.
CALC
OBS
sangat mempengaruhi
pada eksperimen ini
Respon Anomali
2.5
dG (mGal)
100
dG (mGal)
Kedalaman (m)
delta G (mGal)
70
80
90
100
Respon Anomali
0.01
dG (mGal)
sedangkan jika
= 1 x 10 -6 yang berarti nilai
konstanta smothnessnya semakin besar tampak
gambarnya kurang begitu jelas dan areanya
semakin kecil. Dari hasil inversi, diperoleh nilai
gravitasinya berkisar diantara 5-10 x 10-3 gr/cm3.
Nilai ini berbeda dengan hasil di lapangan. Akan
tetapi error yang diperoleh sangat kecil yang
hanya diperlukan iterasi 2 kali untuk ditemukan
hasilnya, dapat dilihat pada gambar B5 (lampiran).
CALC
OBS
0.005
50
100
Kedalaman (m)
Q.
250
300
350
-3
x 10
5
50
0
-5
100
150
R.
150
200
Jarak (m)
Rho Akhir
-10
0
50
100
150
Jarak (m)
200
250
300
Penyebaran anomali gravitasi sangat bergantung pada konstanta smothness dimana semakin besar nilainya maka semakin kecil
area yang menggambarkan kontras densitas dan geometri dari suatu benda di bawah permukaan bumi.
Penggunaan metode lagrangian multiplier sudah berhasil membuat hasil inversi pada data sintetik menyerupai kondisi awal benda
akan tetapi pada data lapangan masih jauh dari kondisi sebenarnya, sehingga diperlukan metode lain untuk menyempurnakan
metode ini.
Nilai deltarho yang diperoleh pada data sintetik berkisar 4-5 gr/cm 3 sedangkan pada data lapangan 1 sebesar 0,5-0,7 4-5 gr/cm 3
serta data lapangan 2 berkisar 5-10 x 10-3 4-5 gr/cm3 dengan error yang sangat kecil. Akan tetapi hal ini menimbulkan ambiguitas
karena error yang sangat kecil tidak sesuai dengan hasil yang tidak sama dengan keadaan di lapangan. Olehnya itu, perlu adanya
kombinasi beberapa pendekatan untuk menyempurnakan hasilnya.
X.
Y.
Z.
AA.
AB.
Referensi
AC.
Backus, G. and Gilbert, J. F., 1967, Numerical applications of a formalism for geophysical inverse problems,
Geophysical Journal of the Royal Astronomical Society, 13, 247-276.
AD.
AE.
Boulanger, O. and Chouteau, M., 2001, Constraints in 3D gravity inversion, Geophysical Prospecting, 49,
265-280.
AF.
AG.
GHALEHNOEE, Mohammad Hossein; GHORBANI, Ahmad. 2D gravity COMPACT inversion based on a new
weighting function. 2014.
AH.
Green, W. R., 1975, Inversion of gravity profiles by use of a Backus-Gilbert approach, Geophysics, 40, 763772.
AI.
AJ.
Guillen, A. and Menichetti, V., 1984, Gravity and magnetic inversion with minimization of a specific
functional, Geophysics, 49, 1354-1360.
AK.
AL.
Last, B. J. and Kubik, K., 1983, Compact gravity inversion, Geophysics, 48, 713721.
AM.
AN.
VATANKHAH, S.; ARDESTANI, E. V.; ASHTARI JAFARI, M. A method for 2-dimensional inversion of gravity
data. Journal of the Earth and Space Physics, 2014, 40.3: 23-33.
AO.
AP.
Lampiran A
AQ.
Derivasi dari algoritma inversi (Boulanger dan
Chouteau ,2001)
AR.
dua sifat:
1.
- 0
AU.
(A-2)
AV.
2
2
(W ( - 0 ), W ( - 0 ))
AW.
(A-3)
AX.
suatu
AY.
AZ.
BA.
(A-4)
BB.
BC.
(A-5)
gpre()=
(G,
W ( 0 )
2
2
BD.
masalah kemudian diminimalisasi
dikenakan kendala
BE.
gobs-gpre(0)=G(-0)
BF.yang dapat diselesaikan dengan menggunakan Lagrangian
multiplier
BG.
BH.
BI.
BJ.
BK.
BL.
BM.
BN.
BO.
BP.
BQ.
BR.
BS.
BT.
BU.
BV.
BW.
BX.
BY.
BZ.
CA.
CB.
Lampiran B
Respon
b Anomali
CALC
OBS
dG (mGal)
0.2
0.15
0.1
0.05
Kedalaman (m)
10
20
30
40
Jarak (m)
Rho Akhir
50
60
10
20
30
Jarak (m)
50
60
50
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
40
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
CC.
Respon Anomali
CALC
OBS
0.15
0.05
10
10
-0.4
CD.
20
30
40
Jarak (m)
Rho Akhir
-0.3
20
-0.2
-0.1
30
Jarak (m)
0
0.1
50
0.1
0.05
0
40
0.2
60
0.15
50
0.3
0.4
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
50
CALC
OBS
0.2
0.1
Respon Anomali
dG (mGal)
dG (mGal)
0.2
60
0.5
0.6
10
20
30
Jarak (m)
Rho Akhir
40
50
60
10
20
30
Jarak (m)
40
50
60
50
-0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0.1
0.2
Gambar B1. Perbandingan hasil inversi dengan nilai konstanta smothness a). 0, b). 3 x 10-7, c). 1 x 10 -6
0.3
0.4
0.5
a
dG (mGal)
CALC
OBS
0.005
50
100
150
200
Jarak (m)
Rho Akhir
Kedalaman (m)
-5
-10
0
50
100
150
Jarak (m)
Kedalaman (m)
250
300
dG (mGal)
350
-3
x 10
50
0
-5
100
-10
0
CF.
50
100
150
Jarak (m)
200
Respon Anomali
250
50
100
150
200
Jarak (m)
Rho Akhir
150
300
0.005
250
CALC
OBS
Kedalaman (m)
dG (mGal)
CALC
OBS
150
200
Jarak (m)
Rho Akhir
200
0.01
0.005
100
-3
x 10
100
50
350
Respon Anomali
300
CE.
250
50
150
0.01
Respon Anomali
0.01
300
350
0.01
0.005
50
0
100
150
300
250
-0.005
-0.01
0
50
100
150
Jarak (m)
200
250
300
Gambar B2. Perbandingan hasil inversi dengan nilai konstanta smothness berbeda a) 0, b) 3 x 10 -7, c) 1x 10-6
CG.
Eror
3.5
-5
2.5
Eror
x 10
3
2
2
eror (rms)
eror (rms)
2.5
1.5
1.5
1
0.5
0.5
CH.
0
0
10
12
Iterasi ke-
14
16
18
0
0
20
CI. Gambar B3. Plot Error terhadap iterasi pada data sintetik
10
12
Iterasi ke-
14
16
18
20
CJ.
0.02
0.018
0.016
eror (rms)
0.014
0.012
0.01
0.008
0.006
0.004
0.002
0
10
12
Iterasi ke-
14
16
18
20