Tanggal
: April 2013
Tugas
Penyaji
Abstrak: Dua macam obat oral anti jamur, griseofulvin, dan terbinafine, digunakan
di Amerika Serikat, tetapi belum diketahui obat mana yang memiliki efikasi dari obat
yang lebih baik. Genus spesifik berbeda dalam manfaat yang dipercaya ada pada dua
obat tersebut. tidak diketahui pasti berapa dosis dan lama pengobatan pada kedua
obat tersebut. Tujuan dari meta-analisis adalah untuk menentukan perbedaan yang
signifikan dalam keberhasilan antara obat dengan dosis tertentu dan durasi masingmasing pada infeksi tinea capitis secara keseluruhan dan untuk menentukan apakah
perbedaan genus yang spesifik dalam keberhasilan pada dua pengobatan tersebut
dengan dosis tertentu dan durasi masing-masing. Kami melakukan pencarian literatur
secara
keberhasilan keseluruhan dari dua obat pada dosis yang telah ditentukan, tetapi
perbedaan manfaat yang spesifik diamati berdasarkan spesies penyebab. Untuk tinea
capitis yg disebabkan oleh Microsporum spp, griseofulvin lebih superior (p = 0,04),
sedangkan terbinafine lebih baik untuk infeksi Trichophyton spp (p = 0,04). Hasil
penelitian ini mendukung perbedaan efikasi pengobatan khusus terhadap spesies
penyebab antara griseofulvin dan terbinafine dan memberikan sebuah konteks klinis
sehingga pengetahuan ini dapat di aplikasikan.
Tinea capitis adalah infeksi jamur pada rambut dan kulit kepala dengan
distribusi yang luas di seluruh dunia, kebanyakan pada usia pubertas pada anak-anak.
Penyakit ini disebabkan oleh genus dermatofita, Trichophyton dan Microsporum.
Pertengahan abad ke-20 memperlihatkan pergeseran genus yang dominan dari
genus Microsporum ke genus Trichophyton di Amerika Utara setelah penggunaan
obat griseofulvin dan ketersediaan lampu Wood untuk mendiagnosis infeksi
Microsporum.1 Setelah diperkenalkan pada tahun 1958, griseofulvin menjadi
pengobatan pilihan untuk tinea capitis di Amerika Utara dan tetap populer selama
beberapa dekade. Terbinafine pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat sebagai
pengobatan untuk onikomikosis pada 1990-an dan kemudian menjadi pengobatan
yang populer untuk tinea capitis. Baru-baru ini sebuah formulasi obat baru (granul
dalam bentuk oral) telah memperoleh persetujuan pemasaran untuk tinea capitis di
Amerika Serikat. Griseofulvin dan Terbinafine telah terbukti aman dan berkhasiat
dalam pengobatan tinea capitis, tetapi belum diketahui obat mana yang lebih unggul
dalam keberhasilan pengobatanya.
2-9
. Meta-analisis dari
uji coba ini kemudian telah dilakukan dalam upaya mensintesis data yang tersedia ke
dalam kesimpulan yang jelas10,11. Analisis data ini gagal mendeteksi perbedaan yang
signifikan secara statistik antara dua obat secara keseluruhan, meskipun tinjauan
terbaru menunjukkan terbinafine yang lebih efektif untuk Trichophyton spp dan
griseofulvin untuk Microsporum spp 10,11.
Hasil meta-analisis terdahulu telah dikumpulkan dari semua uji coba
terkontrol secara acak yang tersedia (RCT) dalam upaya untuk meningkatkan
kekuatan statistik. Keadaan ini menggabungkan data dari studi yang mungkin
beragam secara klinis dan metodologis. Studi karakteristik bisa mempengaruhi
manfaat keberhasilan, jadi kombinasi data dalam cara ini bisa mendeteksi perbedaan
dalam keberhasilan. Pendekatan ini bisa
METODA
Pada tahun 2011 kami melakukan sebuah pencarian PubMed menggunakan
istilah'' Tinea capitis,'' membatasi pencarian kami untuk bahasa Inggris RCT yang
melibatkan subyek manusia, diikuti pencarian secara manual bibiografi artikel
identifikasi yang relefan. Pendekatan ini mendapatkan RCT yang secara langsung
membandingkan griseofulvin dengan terbinafine2-9. Dosis dan jangka waktu
pengobatan yang digunakan dalam studi ini tercantum dalam tabel.
Tabel 1. Lima studi membuat perbandingan identik atau hampir identik
dalam hal dosis dan durasi obat
2-4,8,9
2,3,9
atau
10 mg / kg / hari4). Artikel ini dipilih untuk meta-analisis kami. Tiga studi yang
tersisa berbeda secara signifikan dari penelitian yang dipilih dalam hal dosis, durasi,
atau satu atau kedua obat dan karena itu dikeluarkan dari analisis lebih lanjut.
ANALISIS
Untuk menganalisis keberhasilan
griseofulvin
klinis
dan
mikologis
dianggap
sebagai
kegagalan.
Rata-rata
2-4
, pasien dan
penyakit karakteristik.
Studi ini tercantum dalam Tabel 2. Para peserta yang digunakan dalam metaanalisis memenuhi kriteria inklusi: Budaya dasar positif dan pengacakan ke dalam
kelompok mereka. Pasien yang baru saja digunakan obat antimikotik oral mau pun
topikal dikeluarkan dalam semua penelitian, dan semua studi termasuk kasus infeksi
Trichophyton sp. dan Microsporum sp. Tabel 3 memberikan Rincian analisis efikasi
dan hasil dari studi yang dipilih. Ulasan 5 software Manager (Nordic Cochrane
Centre, Cochrane Collaboration, Copenhagen, Denmark) digunakan untuk
melakukan meta-analisis dikotomis keberhasilan Data (mengobati kegagalan vs) pada
8 minggu, menggunakan metode Mantel-Haenszel dan model effect random. hasil
dinyatakan sebagai odds ratio (OR) 95% dengan interval tingkat kepercayaan (CI).
Heterogenitas diselidiki menggunakan uji chi-square dengan p-value dan i2 untuk
signifikansi, dan efek keseluruhan ditentukan sesuai dengan nilai Z-value dan sesuai
nilai p. OR lebih besar dari 1 = griseofulvin, dan OR kurang dari 1 = terbinafine.
Jika perbedaan yang signifikan yang terdeteksi, mereka dinyatakan sebagai 1/1.000
(absolute risk reduction [ARR]) dan number needed to treat (NNT). Ini dihitung dari
ORs dan diperkirakan Efek intervensi (assumed control risk [ACR]) dari setiap
pengobatan. Analisis sub grup menggunakan metode yang sama dilakukan untuk
kasus-kasus pada Trichophyton spp dan Microsporum spp.
Tabel 2. Pasien Dan Karakteristik Penyakit Dari Penelitian
Karakteristik
Diagnosis klinis
Caceres-Rios dkk
+
Memisoglu dkk
+
Fuller dkk
+
pengobatan
100% positif
Mixed
Mixed
Mixed
berdasarkan kultur
jamur
Baru saja dikeluar
kan anti jamur oral
atau topikal
Isolasi kuman
Caceres-Rios dkk
25
Memisoglu dkk
39
Fuller dkk
76
terbinafine, n
Pengacakan
25
39
68
griseofulvin, n
Terbinafine rata
18 (72)
20 (51)
42 (55,3)
19 (76)
23 (59)
32 (47,1)
penyembuhan 8
minggu, n(%)
Griseofulvin rata
penyembuhan 8
minggu, n(%)
HASIL
Gambar 1 menunjukkan bahwa, pada minggu ke 8, penelitian tersebut tidak
heterogen (p = 0,48) dan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik
terdeteksi antara dua intervensi (p = 0,81) ketika mempertimbangkan semua kasus
terlepas dari organisme.
Mengingat sejumlah laporan yang menunjukkan spesies yang berdasarkan
perbedaan dalam respon terhadap pengobatan
2,4,5
12
. Para penulis
mengidentifikasi bentuk uji klinis yang sama pada studi ini, tetapi memilih parameter
analisis yang berbeda untuk membandingkan analisis keberhasilanya. Pada penelitian
ini dipilih pada uji klinis dengan mencocokan dosis dan jangka waktu pengobatan,
penulis lain memilih untuk memaksimalkan jumlah penelitian. Ini berarti bahwa studi
yang dilakukan oleh Tey et al 12 lebih heterogen dari pada penelitian disertakan di sini.
Kedua meta-analisis mempunyai kesimpulan yang sama, data tidak mendukung
perbedaan dalam keberhasilan antara griseofulvin dan terbinafine. Mereka juga
mengidentifikasi spesies yang sama efek-khusus untuk Trichophyton rubrum dan
Candida albicans 12.
13,14
15
dengan penemuan yang lebih besar Tingkat keberhasilan terbinafine pada anak-anak
16,17
. Meskipun ada penelitian yang cukup dari kedua obat di dosis yang lebih tinggi
atau jangka waktu lebih lama pada uji meta-analisis, sebuah percobaan
telah
durasi
dua obat
tersebut dengan pemberian pengobatan pada durasi yang sama (6 minggu masing-
masing). Percobaan tersebut memberikan hasil yang sama signifikan nya secara
statistik, perbedaan spesies tertentu juga dilaporkan disini (terbinafine menunjukkan
secara signifikan lebih besar khasiat untuk Trichophyton spp. Griseofulvin
menunjukkan secara signifikan keberhasilan yang lebih besar untuk Microsporum
spp, tetapi Penelitian juga melaporkan keberhasilan signifikan lebih besar dengan
Terbinafin untuk infeksi tinea capitis secara keseluruhan.
Sebagai kesimpulan, penelitian ini membuktikan menunjukkan keberhasilan
griseofulvin lebih unggul dibandingkan terbinafine untuk pengobatan tinea capitis
yang disebabkan Microsporum spp. dan terbinafine lebih unggul di bandingkan
griseofulvin untuk pengobatan Trichophyton spp, yang merupakan organisme yang
paling dominan yang menyebabkan tinea capitis di Amerika Serikat, Kanada, dan
Inggris
13,18
. Menurut
11,19
DAFTAR PUSTAKA