Anda di halaman 1dari 36

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERAWATAN PAYUDARA

I. IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam istilah medik, payudara disebut juga glandula mammae (kelenjar susu) yang
berkembang sejak embrio berusia enam minggu. Mammae tersusun dari jaringan kelenjar,
jaringan ikat dan jaringan lemak. Diameter mammae sekitar 10-12 cm. umumnya, berat
mammae pada wanita yang normal sekitar 200 gram. Pada akhir kehamilan, beratnya antara
400-600 gram.
Ketika wanita sedang hamil banyak yang dipersiapkan untuk kelahiran dan untuk
selama melahirkan. Payudara pun juga harus dipersiapkan sejak kehamilan yaitu perawatan
payudara karena untuk menyiapkan diri ketika memberikan air susu ibu (ASI) untuk si buah
hati saat dia lahir kelak. Hal ini merupakan salah satu bagian yang penting yang harus
diperhatikan oleh ibu hamil sebagai persiapan untuk menyusui nantinya dan wajib dilakukan
selama kehamilan. Saat kehamilan payudara akan membesar dan warna di daerah sekitar
putting akan lebih gelap dan lebih sensitive / peka. Sehingga jika terkena sentuhan sedikit
saja akan terasa sakit dan tegang karena tubuh sedang bekerja mempersiapkan diri untuk
memberikan makanan pada bayinya kelak.
II. PENGANTAR
Bidang studi : Kesehatan wanita
Topik

: Perawatan payudara

Sub topic

: Perawatan payudara pada ibu

Sasaran

: ibu-ibu

Waktu

: 20 menit

Tempat

: Ruang nifas

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami dan mengerti
tentang perawatan payudara pada ibu hamil.
IV. MATERI
Terlampir
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VI. MEDIA
Materi SAP
Powerpoint
Leaflet
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
N

Waktu

Kegiatan penyuluhan

Kegiatan peserta

o
1

3 menit

Pembukaan :

Memberi salam
Menjelaskan tujuan pembelajaran

Menjawab salam
Mendengarkan

dan

memperhatikan
2

10 menit

Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan
Menyimak dan mendengarkan
dan teratur
Materi :
1. Pengertian perawatan payudara
2. Tujuan perawatan payudara
3. Manfaat perawatan payudara
4. Alat yang digunakan dalam perawatan
payudara
5. Cara perawatan payudara pada ibu hamil

5 menit

Evaluasi :
Meminta kepada ibu-ibu untuk menjelaskan
kembali atau menyebutkan :
1. Pengertian perawatan payudara
2. Tujuan perawatan payudara
3. Manfaat perawatan payudara
4. Alat yang digunakan dalam perawatan

Bertanya dan menjawab


pertanyaan

payudara
5. Cara perawatan payudara pada ibu hamil
4

2 menit

Penutup
Mengucapkan terima kasih dan salam

Menjawab salam

VIII. LAMPIRAN MATERI


PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU HAMIL
1. Pengertian perawatan payudara
Perawatan payudara adalah suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar
air susu keluar dengan lancar.
2. Tujuan perawatan payudara
Perawatan yang dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi
darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI,
untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi, untuk mengenyalkan
puting susu supaya tidak mudah lecet, untuk menonjolkan puting susu, menjaga bentuk buah
dada tetap bagus, dan untuk mengetahui adanya kelainan.
3. Manfaat perawatan payudara
Perawatan payudara hendaknya dilakukan sedini mungkin selama kehamilan dalam
upaya mempersiapkan bentuk dan fungsi payudara sebelum ibu menyusu bayinya kelak.
Berikut ini perawatan payudara banyak manfaat, antara lain:
a.

Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu.

b. Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk


menyusu.
c. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar.
d. Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya
untuk mengatasinya.
e. Mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui.
4. Alat yang digunakan dalam perawatan payudara

a.
b.
c.
d.
e.

5.

Handuk
Kapas secukupnya
Baby oil atau secukupnya
Waslap
2 baskom (masing-masing berisi air hangat dan air dingin)

Cara perawatan payudara pada ibu hamil


Langkah-langkah pengurutan payudara

a.

Pengurutan pertama
Terdiri dari empat gerakan yang dilakukan pada kedua payudara selama lima menit.

Berikut tahap-tahap yang dilakukan pada pengurutan pertama :

Licinkan kedua tangan dengan minyak

Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara

Lakukan pengurutan, dimulai kearah atas, lalu telapak tangan kiri kearah sisi kiri dan
telapak tangan kanan ke arah sisi kanan

Lakukan terus pengurutan ke bawah / ke samping. Selanjutnya, pengurutan melintang.


Telapak tangan mengurut ke depan, lalu kedua tangan dilepas dari payudara

Ulang gerakan 20-30 kali tiap satu payudara

b. Pengurutan kedua
Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut payudara
dengan sisi kelingking dari arah tepi ke arah puting susu. Lakukan gerakan ini sekitar 30 kali
c.

Pengurutan ketiga
Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua atau tiga jari tangan kanan

membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara dan berakhir pada
puting susu. Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan. Lakukan dua kali gerakan pada
setiap payudara.
Pengompresan
Lakukan tahap pengompresan. Sebe;umnya, siapkan alat berupa dua buah
wadah/baskom kecil yang masing-masing diisi dengan air hangat dan air dingin serta dua
buah waslap. Selanjutnya, kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama dua menit,
lalu ganti dengan kompres waslap dingin selama satu menit. Kompres bergantian selama tiga
kali berturut-turut dan akhiri dengan kompres air hangat.
Perawatan puting susu

Berikut ini langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merawat puting susu :
a) Kompres kedua puting susu dengan kapas yang telah dibasahi minyak selama lima menit
agar kotoran disekitar puting mudah terangkat
b) Jika puting susu normal, lakukan perawatan berikut. Oleskan minyak pada ibu jari dan
telunjuk, lalu letakkan keduannya pada puting susu. Lakukan gerakan memutar kearah
dalam sebanyak 30 kali putaran untuk kedua puting susu. Gerakan ini untuk
meningkatkan elastisitas otot puting susu
c) Jika puting susu datar atau masuk kedalam, lakukan tahap berikut :
Letakkan kedua ibu jari di sebelah kiri dan kanan puting susu, kemudian tekan dan

hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu secara perlahan


Letakkan kedua ibu jari diatas dan dibawah puting susu, lalu tekan serta hentakkan ke
arah luar menjauhi puting susu secara perlahan.
Catatan :

Hindari gerakan yang dapat memarkan puting susu

Hindari penarikan puting susu dan payudara keluar karena dapat merusak jaringanjaringan payudara

Hindari penggesekan diatas payudara karena dapat menimbulkan rasa panas pada kulit
payudara
Selesai melakukan perawatan payudara, pakailah bra atau BH yang menyangga payudara
dengan sempurna. Diharapkan dengan melakukan perawatan payudara, proses menyusui
nantinya dapat berjalan dengan lancar.

SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN


PERINEUM

A. IDENTITAS
1. Topik / masalah

: Manajemen Laktasi

2. Sub topik

: Perawatan perineum

3. Tempat

: ruang nifas

4. Waktu

: 30 menit

5. Sasaran

: Ibu postpartum

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1.Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Perawatan perineum di harapkan audiens
dapatmemahami pentingnya Perawatan perineum.
2.Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Perawatan perineum di harapkan
audiensmemahami tentang
a. Perawatan perineum
b.Langkah-langkah Perawatan perineum
c.Keuntungan Perawatan perineum sendiri
C. MATERI ( Terlampir )
1. Pengertian Perawatan perineum

2. Langkah-langkah Perawatan perineum


3. Manfaat Perawatan perineum sendiri

D. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan
Pembukaan
5 menit
Penyajian

Penyuluh
1.
2.
3.
4.

20 menit
Evaluasi
15 menit

Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan uraian materi

Peserta
Menjawab salam

Metode
Ceramah

Mendengarkan
Mendengarkan

Ceramah

Bertanya

Tanya jawab

Menjawab salam

Ceramah

tentang perawatan
perineum
5. Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya
6. Menjawab pertanyaan
peserta
7. Meminta peserta
menjelaskan kembali

Penutup

uraian yang di berikan


Mengucapkan terima kasih dan

15 menit

salam

E. EVALUASI
1. Prosedur : Test akhir pertemuan
2. Jenis soal : Lisan

F. LAMPIRAN

Perawatan Perineum
Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ
reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang
terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea
(pembalut) (Feerer, 2001).
Sedangkan menurut Hamilton (2002), lingkup perawatan perineum adalah :

Mencegah kontaminasi dari rektum


Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.

Waktu Perawatan
Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah

Saat mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka
adakemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung
pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula

pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.


Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi
kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri
pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

Setelah buang air besar


Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar
anus,untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang
letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum
secarakeseluruhan.

Penatalaksanaan

Persiapan
Ibu Pos Partum
Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi ibu jongkok
jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki terbuka.

Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat dan
handuk bersih. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air hangat, pembalut nifas baru dan
antiseptik (Fereer, 2001).
Pelaksanaan
Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak mengurangirasa
ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi, dan meningkatkan penyembuhan dengan
prosedur pelaksanaan menurut Hamilton (2002) adalahsebagai berikut:

Mencuci tangannya
Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat
Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah kerectum dan
letakkan pembalut tersebut ke dalam kantung plastik.
Berkemih dan BAB ke toilet
Semprotkan ke seluruh perineum dengan air
Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke belakang.
Pasang pembalut dari depan ke belakang.
Cuci kembali tangan
EvaluasiParameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah:
Perineum tidak lembab
Posisi pembalut tepat
Ibu merasa nyaman

Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum

Gizi
Faktor

gizi

terutama

protein

akan

sangat

mempengaruhi

terhadap

proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat

membutuhkan protein.
Obat-obatan
Steroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu respon
inflamasinormal.
Antikoagulan : Dapat menyebabkan hemoragi.
Antibiotik spektrum luas / spesifik, Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan
untuk patolagi spesifik atau kontaminasi bakteri. Jika diberikansetelah luka ditutup,

tidak efektif karena koagulasi intrvaskular.


Keturunan
Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi

kemampuan

dirinya

dalam

penyembuhanluka. Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah kemampuan

dalam sekresiinsulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah

meningkat. Dapatterjadi penipisan protein-kalori.


Sarana prasaranaKemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam
perawatan perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya

kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik.


Budaya dan Keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya
kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibuyang
akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka.

Dampak Dari Perawatan Luka Perineum


Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikutini:

Infeksi
Kondisi

perineum

yang

terkena

lokia

dan

lembab

akan

sangat

menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi

pada perineum.
Komplikasi
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung
kemihataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi

infeksikandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.


Kematian ibu post partum
Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada
ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah
(Suwiyoga,2004).

SATUAN ACARA PENYULUHAN


GIZI BAGI IBU NIFAS
Pokok bahasan

: Gizi Bagi Ibu Nifas

Sub pokok bahasan

: Kebutuhan Gizi Bagi Ibu Nifas

Penyuluh

: Bidan

Tempat

: Ruang nifas

Sasaran :

: Ibu Nifas

I. Tujuan Intruksional Umum ( TIU )


Setelah mendapatkan penyuluhan tentang gizi bagi ibu nifas selama 60 menit,
diharapkan ibu-ibu yang sedang dalam masa nifas mengerti akab gizi apasaja yang mereka
butuhkan saat ini. Sehingga kesehatan tubuh dan kebutuhanenergy mereka tetap terjaga.
II. Tujuan Intruksional Khusus ( TIK )
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian gizi atau nutrisi.
2. Peserta dapat menjelaskan dan menyebutkan kandungan pada menu menu seimbang, serta
contoh-contoh bahan makananya.
3. Peserta dapat menjelaskan jenis-jenis mineral penting beserta sumbernya
4. Peserta dapat menjelaskan jenis-jenis vitamin beserta sumbernya
5. Peserta dapat menjelaskan petunjuk pengolahan makanan sehat.
III. Media
Leaflet
IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
V. Pelaksanaan
Waktu
Pembukaan
5 menit
Pelaksanaan
20 menit

Penyuluh
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan materi

Peserta
Mendengarkan

Metode
Ceramah

Menjawab
Mendengarkan

Ceramah

Bertanya

Tanya jawab

tentang gizi seimbang


4. Menjelaskan
pengertian gizi
5. Menjelaskan zat yang
terkandung dalam
makanan menu
seimbang
6. Menjelaskan
pengolahan makanan

Evaluasi
10 menit

sehat
7. Meminta peserta
mengulangi materi
yang di berikan
8. Mempersilahkan

Penutup

peserta bertanya
Mengucapkan salam dan

5 menit

terima kasih

Menjawab

Ceramah

VI. LAMPIRAN
A. Pengertian
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya.
Kebutuhan gizi pasa masa nifas terutama bila menyusui akanmeningkat 25 %, karena berguna
untuk proses kesembuhan karena sehabismelahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup
untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa
Makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan altivitas,metabolisme, cadangan
dalam tubuh , proses memproduksi asi serta sebagaiasi itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi
untuk pertumbuhan dan perkembangan.Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi
adalah porsi cukupdan teratu, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung
alcohol,nikotin serta bahan pengawet atau pewarna. Disamping itu harusmengandung :
1. Sumber tenaga ( energi )
Untuk pembakaran tubuh, pembentukkan jaringan baru, penghematan protein ( jika
sumber tenaga kurang, protein dapat digunakan sebagaicadangan untuk memenuhi kebutuhan

energi ). Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung terigu
dan ubi. Sedangkanzat kemak dapat diperoleh dari hewani ( lemak, mentega, keju ) dan
nabati (kelapa sawit, minyak sayur, minyal kelapa dan margarine )
2. Sumber pembangun ( Protein )
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati.
Protein dari makanan harus diubah menjadi asam aminosebelum diserap oleh sel mukosa
usus dan dibawa ke hati melalui pembuluhdarah vena portae. Sumber protein dapat diperoleh dari
protein hewani ( ikan,udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu dan keju ) dan
proteinnabati ( kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe ).Sumber
protein terlengkap terdapat dalam susu, telur dan keju, ketigamakanan tersebut juga
mengandung zat kapur, zat besi dan vitamin B.3.
3. Sumber pengatur dan pelindung ( Mineral, vitamin dan air )
Unsur-unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dariserangan penyakit dan
pengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh. Ibu menyusui minum air sedikitnya 3 liter
setiap hari (anjurkan ibu untuk minumsetiap kali habis menyusui). Sumber zat pengatur dan
pelindung biasadiperoleh dari semua semua jenis sayuran dan buah-buahan segar.

Jenis- jenis Mineral Penting


A. Zat kapur
Untuk pembentukan tulang, sumbernya : susu, keju, kacang kacangandan sayuran
berwarna hijau.
B. Fosfor
Dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak, sumbernya :susu, keju dan daging
C. Zat besi
Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena dibutuhkan untuk kenaikan
sirkulasi darah dan sel, serta menambah seldarah merah ( HB ) sehingga daya angkut
oksigen mencukupi kebutuhan.Sumber zat besi antara lain kuning telur, hati, daging,
kerang, ikan, kacang-kacangan dan sayuran hijau.
D. Yodium
Sangat penting untuk mencegah timbulnya kelemahan mentak dankekerdilan fisik yang
serius, sumbernya : minyak ikan, ikan laut dan garam beryodium.
E. Kalsium
Ibu menyusui membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan gigi anak,sumbernya : susu dan keju

Jenis-jenis Vitamin
A. Vitamin A
Digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang, perkembangan syaraf
pengkihatan, meningkatkan daya tahan tubuhterhadap infeksi. Sumber : kuning telir,
hati mentega, sayuran berwarnahijau dan buah berwarna kuning ( wortel, tomat dan
nangka ).Selain ituibu menyusui juga mendapat tambhan berupa kapsul vitamin A ( 200.000IU )
B. Vitamin B1 ( Thiamin )
Dibutuhkan agar kerja syaraf dan jantung normal, membantu metabolismekarbohidrat
secara tepat oleh tubuh, nafsu makan yang baik , membantu proses pencernaan
makanan, meningkatkan pertahanan tubuh terhadapinfeksi dan mengurangi kelelahan.
Sumbernya : hati, kuning telur, susu,kacang kacangan, tomat jeruk nanas dan
kentang bakar.
C. Vitamin B2 ( Riboflavin )
Vitamin B2 dibutuhkan untuk pertumbuhan, vitalitas, nafsu makan, pencernaan, system urat
syaraf, jaringan kulit dan mata.Sumber : hati, kuning telur, susu, keju, kacangkacangan, dan sayuran berwarna hijau.
D. Vitamin B3 ( Niacin )
Disebut juga Nitocine Acid, dibutuhkan dalam proses pencernaan,kesehatan kulit,
jaringan syaraf dan pertumbuhan. Sumber : susu, kuningtelur, daging, kaldu daging, hati,
daging ayam, kacang- kacangan berasmerah, jamur dan tomat.
E. Vitamin B6 ( Pyridoksin )
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi dangusi. Sumber :
gandum, jagung, hati dan daging.
F. Vitamin B12 ( Cyanocobalamin )
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringansaraf. Sumber :
telur, daging hati, keju, ikan laut dan kerang laut.
G. Folic Acid
Vitamin ini dibutuhkan untuk pertumbuhan pembentukkan sel darah merah dan
produksi inti sel. Sumber : hati, daging, ikan, jeroan dansayuran hijau.
H. Vitamin C
Untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semu jaringan ikat ( untuk penyembuhan
luka ), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi, daya tahanterhadap infeksi, serta
memberikan kekuatan pada pembuluh darah.Sumber : jeruk, tomat, melon, brokoli,
jambu biji, mangga, papaya dan sayuran.

I. Vitamin D

Dibutuhkan untuk pertumbuhan, pembentukkan tulang dan gigi serta penyerapan


kalsium dan fosfor. Sumbernya antara lain : minyak ikan,susu, margarine dan
penyinaran kulit dengan sinar matahari pagi ( sebelum pukul 09.00 ).
J. Vitamin K
Dibutuhkan untuk mencegah perdarahan agar proses pembekuan darahnormal.
Sumber vitamin K adalah kuning telur, hati, brokoli, asparagusdan bayam.Kebutuhan
energi ibu nifas / menyusui pada enam bulan pertama kira-kira 700 kkal./hari dan
enam bulan kedua 500 kkal/hari sedangkan ibu menyusui bayi yang berumur 2 tahun
rata-rata sebesar 400 kkal/hari.Tabel Perbandingan angka kecukupan energi dan zat
gizi wanita dewasa dan tambahannya untuk ibu hamil dan menyusui.

Petunjuk untuk mengolah makanan sehat :

Pilih sayur-sayuran, buah-buahan, daging dan ikan yang segar


Cuci tangan samapai bersih sebelum dan sesudah mengolah makanan
Cuci bahan makanan sampai bersih lalu potong potong
Masak sayuran sampai layu
Olah makanan sampai matang
Hindari pemakaian zat pewarna, pengawet ( vetsin )
Jangan memakai minyak yang sudah berkali-kali dipakai
Perhatikan kadaluarsa dan komposisi zat gizi makanan.
Jika dikemasdalam kaleng, jangan memilih kaleng yang telah penyok/ karatan
Simpan peralatan dapur dalam keadaan bersih dan aman
Jangan biarkan binatang berkeliaran didapur

Kesimpulan
1.Gizi adalah zat nutrient yang diperlukan oleh tubuh untuk metabolismedan didapatkan dari
berbagai jenis makanan.
2.Manfaat gizi bagi ibu nifas adalah untuk proses penyembuhan dan produksi ASI.
3.Menu seimbang ibu nifas/ menyusui harus mengandung sumber tenaga,sumber pembangun serta zat
pelindung (mineral, vitamin dan air ).
4.Kebutuhan energi pada ibu nifas/ menyusui berbeda, tergantung sari umur bayinya

SATUAN ACARA PENYULUHAN KB PADA


PASANGAN USIA SUBUR
Pokok Bahasan

: Keluarga Berencana

Sub Bahasan

: KB

Penyuluh

: Bidan

Tempat

: Ruang nifas

Sasaran

: Ibu-ibu usia subur.

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Ibu mengetahui macam-macam metode kontrasepsi yang dapat digunakan pasangan usia
subur.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1. Ibu mengetahui pengertian KB
2. Ibu mengetahui manfaat KB
3. Ibu mengetahui macam-macam metode alat kontrasepsi
C. STRATEGI
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Demonstrasi.
D. MEDIA
1. Leaflet.
2. Alat-alat kontrasepsi (mini pil, suntikan KB, implant, AKDR)
E. MATERI

Terlampir
F. KEGIATAN
Waktu
Pembukaan
5 menit
Pelaksanaan
20 menit

Penyuluh
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan materi

Peserta
Mendengarkan

Metode
Ceramah

Menjawab
Mendengarkan

Ceramah

Bertanya

Tanya jawab

Menjawab

Ceramah

tentang KB
4. Menjelaskan macammacam KB
5. Menjelaskan
keuntungan dan

Evaluasi
10 menit

kelebihan KB
6. Meminta peserta
mengulangi materi
yang di berikan
7. Mempersilahkan

Penutup

peserta bertanya
Mengucapkan salam dan

5 menit

terima kasih

G. LAMPIRAN
KB PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)
I.

PENGERTIAN
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan,
atau salah satu usaha untuk membantu keluarga termasuk individu merencanakan
kehidupan berkeluarga dengan baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas.

II.

III.

MANFAAT KELUARGA BERENCANA


a. Perbaikan kesehatan badan ibu
b. Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anaak, beristirahat, dan
menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan-kegiatan lain
c. Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih sempurna.
d. Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
MACAM-MACAM METODE KONTRASEPSI
a. Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan

pemberian air susu ibu (ASI). MAL sebagai kontrasepsi bila:


Menyusui secara penuh
Belum haid
Umur bayi kurang dari 6 bulan

Cara kerja:
Penundaan/penekanan ovulasi.
Keuntungan kontrasepsi:

Efektivitas tinggi Tidak mengganggu senggama


Tidak ada efek samping secara sistemik
Tidak perlu obat atau alat
Tanpa biaya

Keterbatasan:

Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit
pasca persalinan.
Tidak melindungi terhadap IMS
Carapemakaian:
Bayi disusui menurut kebutuhan bayi (ngeksel).
Biarkan bayi menghisap sampai melepaskan sendiri hisapannya.

Susui bayi anda juga pada malam hari, karena menyusu pada waktu
malam membantu mempertahankan kecukupan kebutuhan ASI
Bayi terus disusukan walau ibu atau bayi sedang sakit.
Ketika mendapat haid pertanda ibu sudah subur kembali dan harus
segera mulai metode KB lainnya.
b. PIL.
Cocok untuk ibu menyusui, tidak menurunkan produksi ASI, dapat digunakan
sebagai kontrasepsi darurat.
Efek samping : gangguan perdarahan (perdarahan bercak atau perdarahan tidak teratur)
Cara kerja :

Menekan ovulasi.
Rahim tidak bisa menerima hasil pembuahan.
Mengentalkan lendir servik.
Mengganggu transportasi sperma.

Keuntungan:

Tidak mengganggu hubungan seksual.


Tidak mempengaruhi ASI.
Kesuburan cepat kembali.
Dapat dihentukan setiap saat.

Keterbatasan:

Mengganggu siklus haid.


Peningkatan atau penurunan berat badan.
Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
Bila lupa 1 pil saja kegagalan menjadi lebih besar.
Payudara menjadi tegang, mual, pusing, jerawat.

Cara pemakaian :

Mulai hari pertama sampai hari kelima siklus haid.


Diminum setiap hari pada saat yang sama.
Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode

pelindung sampai akhir bulan.


Bila tidak haid, mulailah paket baru 1 hari setelah paket terakhir.

c. Suntik Progestin.
Sangat efektif dan aman. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reprroduksi.
Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan. Cocok untuk masa menyusui,
karena tidak menekan produksi ASI.
Cara kerja :

Mencegah ovulasi.

Mengentalkan lendir servik.


Menghambat transportasi sperma.

Keuntungan

Sangat efektif
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre menopause
Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan dara

Keterbatasan :

Gangguan siklus haid


Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, jerawa

Cara pemakaian

Setiap saat selama siklus haid, asal tidak sedang hamil


Mulai hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid
Selama 7 hari setelah suntikan pertama tidak boleh melakukan hubungan seksual
Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM

dalam didaerah pantat. suntikan diberikan setiap 90 hari


d. Kontrasepsi IMPLAN
Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan
Implanon. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi. Pemasangan dan
pencabutan perlu pelatihan. Kesuburan segera kembali setelah implant di cabut. Aman
dipakai saat laktasi.

Cara Kerja:

Lendir serviks menjadi kental


Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi

implantasi.
Mengurangi transportasi sperma
Menekan ovulasi

Keuntungan:

Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)


Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.

Tidak memerlukan pemeriksaan dalam


Bebas pengaruh estrogen tidak mengganggu senggama
Tidak mengganggu produksi ASI
Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan

Keterbatasan:

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa


perdarahan bercak (spotting), hipermenorhea, atau meningkatnya jumlah darah

haid, serta amenorhea.


Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual,

pening/ pusing kepala, peningkatan/ penurunan berat badan.


Membutuhkan tindak pembedahan minor.

Cara Pemakaian:
Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, atau 6 minggu sampai 6
bulan pasca persalinan, pasca keguguran. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal atau
AKDR dan ingin menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat.
Daerah pemasangan atau insersi pada lengan kiri atas bagian dalam (sub kutan).
Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama (untuk mencegah infeksi
pada luka insisi) Balutan penekan tetap ditinggalkan selama 48 jam, sedangkan plester
dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari) Setelah luka sembuh daerah tersebut
dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan wajar. Bila ditenmukan adanya tanda-tanda infeksi
seperti demam peradangan, atau bila ada rasa sakit menetap selama beberapa hari, segera
kembali ke klinik. Setelah masa pemakaian habis, implan harus segera dilepas.

e. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).


Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang. Haid menjadi lebih lama dan lebih
banyak Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan. Dapat dipakai oleh semua
perempuan usia reproduksi. Tidak boleh dipakai oleh wanita yang terpapar Infeksi Menular
Seksual Ada beberapa jenis :
1. CuT-380A,
2. NOVA-T,
3. Lpez Loops.
Cara Kerja :

Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi.


Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.

Mencegah sperma dan ovum bertemu atau membuat sperma sulit masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurang kemampuan sperma untuk

fertilisasi
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

Keuntungan :

Efektifitas tinggi ( 0,6-0,8 kehamilan/ 100 wanita dalam 1 tahun pertama, 1

kegagalan dalam 125-170 kehamilan ).


Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu

diganti).
Tidak mempengaruhi hububungan seksual, dan meningkatkan kenyamanan

seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.


Tidak mempengaruhi kualitas dan produksi ASI.
Dapat dipasang segera setelah melahirkan dan sesudah abortus ( apabila tidak

terjadi infeksi )
Dapat digunakan sampai menoupouse ( 1 tahun atau lebih setelah haid

terakhir).
Tidak ada interaksi dengan obat-obat

Efek samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid ( umumnya pada 3

Kerugian :
bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan ), haid lebih lama dan

banyak, perdarahan spooting antar menstruasi, saat haid lebih sakit.


Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah
pemasangan perforasi dinding uterus, perdarahan berat pada waktu haid yang

memungkinkan penyebab anemia.


Tidak
mencegah
IMS

termasuk

HIV/AIDS.

Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
sering berganti-ganti pasangan.
Cara Pemakaian :
Setiap

waktu

dalam

siklus

haid,

dan

dipastikan

klien

tidak

hamil.

Hari pertama sampai ke-7 siklus haid. Segera setelah melahirkan ( 4 minggu pasca persalinan
) dan setelah 6 bulan dengan metode MAL. Setelah abortus ( bila tidak ada gejala infeksi )
Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi AKDR dipasang di dalam rahim.
Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu setelah pemasangan. Selama bulan pertama
pemakaian AKDR, periksa benang secara rutin terutama setelah haid. Segera kembali ke
klinik apabila: tidak dapat meraba benang AKDR, merasakan bagian yang keras dari AKDR,

AKDR terlepas, siklus haid terganggu atau meleset, terjadi pengeluaran cairan vagina yang
mencurugakan, adanya infeksi. Setelah masa pemakaian habis, AKDR harus segera dilepas.
IV.

Evaluasi :
Ibu dapat menjelaskan kembali pengertian KB dan manfaat KB
Ibu dapat menyebutkan macam-macam metode kontrasepsi untuk ibu

menyusui.
Ibu dapat menyebutkan beberapa keuntungan pemakaian alat kontrasepsi.
Ibu dapat memilih atau menentukan metode kontrasepsi yang biasa cocok bagi
dirinya

SATUAN CARA PENYULUHAN (SAP) SENAM NIFAS


Topik
: Senam Nifas
Sasaran
: Seluruh ibu-ibu nifas
Penyuluh
: Bidan
Tempat
: Ruang Nifas RSUD Cibinong
A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pembelajaran senam nifas oleh instruktur, ibu nifas dapat
melakukan senam nifas secara mandiri.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran senam nifas, diharapkan ibu nifas dapat:
a. Memahami tujuan senam nifas.
b. Menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum latihan senam nifas.
c. Menyebutkan teknik latihan senam nifas.
B. METODE PENYAMPAIAN
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi
C. MEDIA
1. laptop dan LCD
2. Video Senam Nifas
3. Alat peraga
D. MATERI : Terlampir
E. PELAKSANAAN
Waktu

Penyuluh

Peserta

Metode

Pembukaan
5 menit
Pelaksanaan
20 menit

1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan materi

Mendengarkan

Ceramah

Menjawab
Mendengarkan

Ceramah

Bertanya

Tanya jawab

Menjawab

Ceramah

tentang senam nifas


4. Menjelaskan manfaat
senam nifas
5. Menjelaskan cara
melakukan senam

Evaluasi
10 menit

nifas
6. Meminta peserta
mengulangi materi
yang di berikan
7. Mempersilahkan

Penutup

peserta bertanya
Mengucapkan salam dan

5 menit
terima kasih
F. MEDIA PENGAJARAN
Leaflet
G. EVALUASI
a. 80 % peserta dapat memahami pengertian dan tujuan senam nifas.
b. 80 % peserta dapat menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum latihan
senam nifas.
c. 80 % peserta dapat menyebutkan dan mempraktekan teknik latihan senam nifas.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik

: Manajemen Nyeri

Sub Topik

: Manajemen Nyeri pada Luka Post Operasi

Sasaran

: Keluarga dan Pasien Post Operasi

Tempat

: Ruang nifas RSUD Cibinong

A. Latar Belakang Masalah


Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan.
Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersama banyak proses penyakit atau
bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat
mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun.
Perawat menghabiskan lebih banyak waktunya bersama pasien yang mengalami nyeri
dibanding tenaga profesional perawatan kesehatan lainnya dan perawat mempunyai
kesempatan untuk menghilangkan nyeri dan efeknya yang membahayakan. Peran pemberi
perawat primer adalah untuk mengidentifikasi dan mengobati penyebab nyeri dan
meresepkan obat-obatan untuk menghilangkan nyeri.
Manajemen nyeri merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang dilakukan
baik secara kolaboratif ataupun secara individu pada pasien pasca pembedahan guna
mengontrol atau mengurangi nyeri serta mengendalikan rasa nyeri yang di rasa oleh pasien.
Manajemen nyeri penting dilakukan dan paling tidak harus mendapat perhatian dari petugas
perawat atau petugas kesehatan lainnya untuk mengurangi keluhan nyeri pada pasien.
Pengendalian nyeri pada pasien pasca pembedahan dapat mengurangi keluhan serta resiko
lain akibat dari nyeri. Manajemen secara individu dapat dilakukan dengan cara mengajarkan
teknik distraksi dan relaksasi berupa nafas dalam dan teknik pengalihan perhatian guna
mengurangi resiko nyeri pada pasien.

Faktor penyebab nyeri biasanya muncul karena luka post operasi yang masih basah
atau matur dan belum lepas dari 2 x 24 jam sebagai ukuran pantauan untuk mengkaji status
nyeri. Nyeri juga ditimbulkan karena gerak atau mobilisasi dini pada pasien post operasi.
Untuk mencegah atau mengontrol nyeri perlu perhatian atau monitoring dan evaluasi serta
kaji status nyeri pasien. Pada dasarnya pelayanan kesehatan dari suatu tim terpadu yang
terdiri dari dokter, perawat, fisioterapis, ataupun tenaga kesehatan lainnya diperlukan agar
terapi yang dilakukan pada pasien berjalan dan dilakukan optimal oleh penderita atau pasien
itu sendiri. Manajemen nyeri bertujuan untuk membantu pasien dalam mengontrol nyeri
ataupun memanajemen nyeri secara optimal, mengurangi resiko lanjut dari efek samping
nyeri tersebut, yang pada akhirnya pasien mampu mengontrol ataupun nyeri yang dirasa
tersebut hilang.
Ruang rawat inap khusus bedah memiliki peranan penting untuk menangani masalah
nyeri pada pasien terutama pasien post operasi. Ruang Bougenville BRSU Tabanan sebagai
salah satu ruang rawat inap bedah juga memiliki tanggung jawab dalam pemulihan kondisi
pasien post operasi. Keluhan nyeri yang sering muncul pada pasien post operasi menandakan
kurangnya pengetahuan pasien ataupun keluarga untuk menanggulangi atau kiat-kiat untuk
mangatasi atau mengontrol nyeri. Hal ini perlu diperhatikan agar nyeri pasien sedini mungkin
dapat di kontrol atau di atasi untuk penyembuhan yang seoptimal mungkin.
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama 30 menit, diharapkan
pasien dan keluarga dapat memahami tentang manajemen nyeri pada luka post
operasi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, pasien dan keluarga diharapkan
mampu:
a. Menjelaskan pengertian nyeri.
b. Menyebutkan penyebab timbulnya nyeri.
c. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
d. Menyebutkan cara mengkaji persepsi nyeri.
e. Menyebutkan cara-cara untuk mengatasi nyeri pada luka post operasi.

C. Metode
Ceramah, demonstrasi dan diskusi/tanya jawab

D. Media
Flip chart dan leaflet.
E. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Nyeri
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri
3. Mengkaji Persepsi Nyeri
4. Cara-cara Mengatasi Nyeri pada Luka Post Operasi
(Materi Terlampir)
F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan :
1. Apa pengertian dari nyeri?
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri!
3. Sebutkan cara mengkaji persepsi nyeri!
4. Sebutkan cara-cara mengatasi nyeri pada luka post operasi!
G. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Kegiatan
Pembukaan
5 menit
Penyajian
20 enit
Evaluasi
15 menit

Penyuluh
1.
2.
3.
4.

Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan uraian

Peserta
Menjawab salam

Metode
Ceramah

Mendengarkan
Mendengarkan

Ceramah

Bertanya

Tanya jawab

Menjawab salam

Ceramah

materi tentang perawatan


perineum
5. Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya
6. Menjawab pertanyaan
peserta
7. Meminta peserta
menjelaskan kembali

Penutup

uraian yang di berikan


Mengucapkan terima kasih dan

15 menit

salam

MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Nyeri
1. Nyeri adalah suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang
bisa menimbulkan ketegangan (Alimul, 2006).
2. Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan
fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik,
fisiologis, dan emosional (Alimul, 2006).
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri
1.

Usia

Usia merupakan variabel yang penting yang mempengaruhi nyeri khususnya anakanak dan lansia. Pada kognitif tidak mampu mengingat penjelasan tentang nyeri atau
mengasosiasikan nyeri sebagai pengalaman yang dapat terjadi di berbagai situasi.
Nyeri bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang tidak dapat dihindari,
karena lansia telah hidup lebih lama mereka kemungkinan lebih tinggi untuk
mengalami kondisi patologis yang menyertai nyeri. Kemampuan klien lansia untuk
menginterpretasikan nyeri dapat mengalami komplikasi dengan keadaan berbagai
penyakit disertai gejala samar-samar yang mungkin mengenai bagian tubuh yang
sama.
2.

Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespon
terhadap nyeri. Toleransi nyeri sejak lama telah menjaadi subjek penelitian yang
melibatkan pria dan wanita. Akan tetapi toleransi terhadap nyeri dipengaruhi oleh
faktor-faktor biokimia dan merupakan hal yang unik pada setiap individu, tanpa
memperhatikan jenis kelamin.

3.

Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Ada
perbedaan makna dan sikap yang dikaitkan dengan nyeri dikaitkan dengan nyeri
diberbagai kelompok budaya. Suatu pemahaman tentang nyeri dari segi makna
budaya akan membantu perawat dalam merancang asuhan keperawatan yang relevan
untuk klien yang mengalami nyeri.

4.

Makna nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman nyeri dan
cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Individu akan mempersepsikan nyeri
dengan cara berbeda-beda, apabila nyeri tersebut memberikan kesan ancaman, suatu
kehilangan

dan

tantangan.

Misalnya

seorang

wanita

yang

bersalin

akan

mempersepsikan nyeri berbeda dengan seorang wanita yang mengalami nyeri akibat
cedera karena pukulan pasangannya.
5. Perhatian

Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat sedangkan


upaya pengalihan atau distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun.
Konsep ini merupakan salah satu konsep yang perawat terapkan di berbagai terapi
untuk menghilangkan nyeri seperti relaksasi, teknik imajinasi terbimbing dan
massage. Dengan memfokuskan perhatian dan konsentrasi klien pada stimulus yang
lain, maka perawaat menempatkan nyeri pada kesadaran yang perifer.
6. Ansietas
Ansietas sering kali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat
menimbulkan perasaaan ansietas. Individu yang sehat secara emosional biasanya lebih
mampu mentoleransi nyeri sedang hingga berat daripada individu yang memiliki
status emosional yang kurang stabil. Klien yang mengalami cedera atau menderita
penyakit kritis, sering kali mengalami kesulitan mengontrol lingkungan dan
perawatan diri dapat menimbulkan tingkat ansietas yang tinggi. Nyeri yang tidak
kunjung hilang sering kali menyebabkan psikosis dan gangguan kepribadian.
7. Keletihan
Keletihan meningkatkan persepsi nyeri rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri
semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping. Apabila keletihan disertai
kesulitan tidur, maka persepsi nyeri bahkan dapat terasa lebh berat. Nyeri seringkali
lebih berkurang setelah individu mengalami suatu periode tiddur yang lelap dibanding
pada akhir hari yang melelahkan
8. Pengalaman Sebelumnya
Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan
menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang. Apabila seorang
klien tidak pernah mengalami nyeri maka persepsi pertama nyeri dapat mengganggu
koping terhadap nyeri.
9. Gaya koping
Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat merasa kesepian.
Apabila klien mengalami nyeri di keadaan perawatan kesehatan, seperti di rumah
sakit klien merasa tidak berdaya dengan rasa sepi itu. Hal yang sering terjadi adalah
klien merasa kehilangan kontrol terhadap lingkungan atau kehilangan kontrol
terhadap hasil akhir dari peristiwa-peristiwa yang terjadi. Nyeri dapat menyebabkan
ketidakmampuan, baik sebagian maupun keseluruhan/total.

10. Dukungan keluarga dan sosial


Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri adalah kehadiran orang-orang
terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien. Individuu dari kelompok
sosial budaya yang berbeda memiliki harapan yang berbeda tentang orang tempat
mereka menumpahkan keluhan tentang nyeri.
C. Mengkaji Persepsi Nyeri
Alat alat pengkajian nyeri dapat digunakan untuk mengkaji persepsi nyeri
seseorang. Agar alat alat pengkajian nyeri dapat bermanfaat, alat tersebut harus
memenuhi kriteria berikut :
1. Mudah dimengerti dan digunakan
2. Memerlukan sedikit upaya pada pihak pasien
3. Mudah dinilai
4. Sensitif terhadap perubahan kecil terhadap intensitas nyeri
Deskripsi verbal tentang nyeri
Individu merupakan penilai terbaik dari nyerinya yang dialaminya dan karenannya
harus diminta untuk menggambarkan dan membuat tingkatnya. Informasi yang
diperlukan harus menggambarkan nyeri individual dalam beberapa cara antara lain :
1. Intensitas nyeri
Individu dapat diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal
( misalnya tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat atau sangat hebat ; atau 0-10 : 0
= tidak ada nyeri, 10 = nyeri sangat hebat )
2. Karakteristik nyeri, termasuk letak (untuk area dimana nyeri pada berbagai
organ),

durasi

(menit,jam,hari,bulan),

irama

(terus

menerus,

hilang

timbul,periode bertambah dan berkurangnya intensitas atau keberadaan dari


nyeri), dan kualitas (nyeri seperti ditusuk, seperti terbakar, sakit, nyeri seperti
digencet)
3. Faktor-faktor yang meredakan nyeri (misalnya gerakan, kurang bergerak,
pengerahan tenaga, istirahat, obat-obat bebas) dan apa yang dipercaya pasien
dapat membantu mengatasi nyerinya.
4. Efek nyeri terhadap aktifitas kehidupan sehari- hari (misalnya tidur, nafsu
makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan
aktivitas-aktivitas santai). Nyeri akut sering berkaitan dengan ansietas dan nyeri
kronis dengan depresi.
5. Kekhawatiran individu tentang nyeri. Dapat meliputi berbagai masalah yang
luas, seperti beban ekonomi, prognosis, pengaruh terhadap peran dan perubahan
citra diri.
6. Skala analogi visual (VAS). Skala analogi visual sangat berguna dalam mengkaji
intensitas nyeri. Skala tersebut adalah berbentuk garis horizontal sepanjang 10

cm, dan ujungnya mengindikasikan nyeri yang berat. Pasien diminta untuk
menunjuk titik pada garis yang menunjukan letak nyeri terjadi disepanjang
rentang tersebut. Ujung kiri biasanya menandakan tidak ada atau tidak nyeri
sedangkan ujung kanan biasa menandakan berat atau nyeri yang paling buruk
untuk menilai hasil,sebuah penggaris diletakkan disepanjang garisdan jarak yang
dibuat pasien pada garis dari tidak ada nyeri diukur dan ditulis dalam
centimeter.
D. Cara-cara Mengatasi Nyeri pada Luka Post Operasi
1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri
a. Ketidakpercayaan
Pengakuan perawat akan rasa nyeri yang diderita pasien dapat mengurangi nyeri.
Hal ini dapat dilakukan melalui pernyataan verbal, mendengarkan dengan penuh
perhatian mengenai keluhan nyeri pasien, dan mengatakan kepada pasien bahwa
perawat mengkaji rasa nyeri pasien agar dapat lebih memahami tentang nyeri.
b. Kesalahpahaman
Mengurangi kesalahpahaman pasien tentang nyerinya akan mengurangi nyeri. Hal
ini dilakukan dengan memberitahu pasien bahwa nyeri yang dialami bersifat
individual dan hanya pasien yang tahu secara pasti tentang nyerinya.
c. Ketakutan
Memberikan informasi yang tepat dapat mengurangi ketakutan pasien dengan
menganjurkan pasien untuk mengekspresikan bagaimana mereka menangani
nyeri.
d. Kelelahan
Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk mengatasinya, kembangkan pola
aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang cukup.
e. Kebosanan
Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri. Untuk mengurangi nyeri dapat
digunakan pengalih perhatian yang bersifat terapeutik. Beberapa teknik pengalih
perhatian adalah bernapas pelan dan berirama, memijat secara perlahan, menyanyi
berirama,

aktif

mendengarkan

musik,

membayangkan

hal-hal

menyenangkan, dan sebagainya.


2. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik seperti:
a. Teknik latihan pengalihan
Menonton TV
Berbincang-bincang dengan orang lain
Mendengarkan musik
b. Teknik relaksasi
Menganjurkan pasien untuk menarik napas

yang

Mengisi paru-paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan,


melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal
yang sama sambil berkonsentrasi hingga didapat rasa nyaman, tenang, dan

rileks.
c. Stimulasi kulit
Menggosok secara halus pada daerah nyeri
Menggosok punggung
Menggunakan air hangat dan dingin
Memijat dengan air mengalir
3. Pemberian analgetik, yang dilakukan mengganggu atau memblok transmisi stimulasi
agar terjadi perubahan persepsi dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri.
Jenis analgetiknya adalah narkotika dan bukan narkotika. Jenis narkotika digunakan
untuk menurunkan tekanan darah dan menimbulkan depresi pada fungsi vital, seperti
respirasi. Jenis bukan narkotika yang paling banyak dikenal di masyarakat adalah
Aspirin, Asetaminofen, dan bahan antiinflamasi non steroid. Golongan Aspirin
(Asetysalicylic acid) digunakan untuk memblok rangsangan pada sentral dan perifer,
kemungkinan menghambat sintesis prostaglandin yang memiliki khasiat setelah 1520 menit dengan efek puncak obat sekitar 1-2 hours. Aspirin juga menghambat
agregasi trombosit dan antagonis lemah terhadap vitamin K, sehingga dapat
meningkatkan waktu perdarahan dan protombin jika diberikan dalam dosis yang
besar. Golongan Asetaminofen sama dengan Aspirin, tetapi tidak menimbulkan
perubahan kadar protombin dan jenis Non Steroid Anti Inflammatory Drugs
(NSAID), juga dapat menghambat prostaglandin dan dosis yang rendah dapat
berfungsi sebagai analgetik. Kelompok obat ini meliputi Ibuprofen, Mefenamic acid,
Fenoprofen, Naprofen, Zomepirac dan lainnya.
4. Pemberian stimulator listrik, yaitu dengan menghambat atau mengubah stimulasi
nyeri yang kurang dirasakan. Bentuk stimulator metode stimulus listrik meliputi:
Transcutaneus electrical stimulator (TENS) digunakan untuk mengontrol
stimulus manual daerah nyeri tertentu dengan menempatkan beberapa electrode

di luar.
Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat stimulator
sumsum tulang belakang dan epidural yang diimplan di bawah kulit dengan
transistor timah penerima yang dimasukkan ke dalam kulit pada daerah epidural
dan kolumna vertebrae.

Stimulator kolumna vertebrae, sebuah stimulator dengan stimulus alat penerima


transistor dicangkok melalui kantong kulit intra klavikula atau abdomen, yaitu

electrode ditanam melalui pembedahan pada dorsum sumsum tulang belakang.


5. Terapi Relaksasi yang bias diterapkan
Terapi atau tekhnik nafas dalam guna mengurangi atau mengontrol rasa nyeri
yang di rasa datang tiba-tiba.
Terapi pengalihan nyeri dengan cara mengalihkan focus bukan pada rasa
nyeri, melainkan pada fokus yang lain seperti berbincang-bincang, menonton
televise, mendengarkan musik, atau hal lain sehingga dapat mengalihkan
perhatian dari nyeri.
Tekhnik pemijitan atau pengurutan secara halus pada bagian yang dirasa
nyeri, dengan cara mengurut secara melingkar di sekitar area luka yang di
rasa nyeri dengan sentuhan lembut.

SATUAN ACARA PENYULUHAN CARA MENYUSUI


YANG BENAR

Topik : Cara Menyusui yang Benar


Sasaran : Ibu-ibu menyusui
Tempat : Ruang Nifas RSUD Cibinong
A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian ASI pada bayi dengan
cara menyusui dengan benar.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan ibu selama 30 menit tentang Cara Menyusui yang Benar
diharapkan Ibu dapat :
a. Menyebutkan Pengertian Cara Menyusui yang Benar.
b. Menyebutkan Manfaat dari Cara Menyusui yang Benar.
c. Menyebutkan Cara Menyusui yang Benar.
d. Menyebutkan Tanda-tanda Bayi menyusu dengan benar
e. Menyebutkan Akibat Apabila Bayi tidak menyusu dengan benar

B. STRATEGI
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Demonstrasi.
C. MEDIA
1. Leaflet.
D. MATERI
Terlampir
E. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan
Pembukaan
5 menit
Penyajian
20 menit
Evaluasi
15 menit

Penyuluh
1.
2.
3.
4.

Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan uraian materi

Peserta
Menjawab salam

Metode
Ceramah

Mendengarkan
Mendengarkan

Ceramah

Bertanya

Tanya jawab

Menjawab salam

Ceramah

tentang perawatan
perineum
5. Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya
6. Menjawab pertanyaan
peserta
7. Meminta peserta
menjelaskan kembali

Penutup

uraian yang di berikan


Mengucapkan terima kasih dan

15 menit

salam

TANDA-TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS


A. Demam
Tanda Dan Gejala
Biasanya terjadi dalam 24 jam setelah mealahirkan dengan suhu > 380c

Penanganan

Istirahat baringkompres dengan air hangat


Perbanyak minum jika ada syok,
Segera Bawa Ibu Ke Fasilitas Kesehatan.
B. Pusing
Tanda Dan Gejala
Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala.
Kepala terasa berdenyut dan disertai rasa mual dan muntah

Penanganan

Lakukan istirahat baring


C. Nyeri Perut
Tanda Dan Gejala
Adanya demam
Ibu mengeluh nyeri pada bagian perut bawah

Penanganan

Lakukan istirahat baring, bila nyeri tidak hilang, segera periksakan ke fasilitas Kesehatan.
D. thromboplebitis

Tanda Dan Gejala

Oedema (bengkak) pada tungkai dan daerah betis.


Nyeri jika ditekan, berwarna merah dan terasa panas.

Penanganan

Lakukan Istirahat Baring Pada Anggota Tubuh Bagian Bawah Yang Bengkak Lebih Ditinggikan.
E. Penyulit dalam menyusui
Tanda Dan Gejala
Suhu Badan Meningkat Sampai Dengan 380c
Pada payudara berwarna merah, bengkak, keras, nyeri jika ditekan
Pada puting susu lecet.

penanganan

Lakukan perawatan payudara


Gunakan Bh yang menopang payudara
F. Bau busuk dari vagina
Tanda Dan Gejala
Keluarnya cairan dari vagina.
Adanya bau yang menyengat dari vagina disertai dengan demam > 380c

Penanganan

Jagalah selalu kebersihan vagina anda, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan segeralah
periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.
G. Perdarahan
Tanda dan gejala
Perdarahan setelah persalinan dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut :

Perdarahan primer, yaitu terjadinya dalam 24 jam pertama pasca persalinan


Perdarahan skunder, yaitu terjadinya setelah 24 jam pertama pasca persalinan
Penanganan perdarahan yang perlahan dan berlanjut atau perdarahan tiba-tiba
merupakan suatu kegawat daruratan, segeralah bawa ibu ke fasilitas kesehatan.

JIKA TERJADI SALAH SATU DARI TANDA-TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS
INI, SEGERALAH PERIKSAKAN DIRI KE FASILITAS KESEHATAN TERDEKAT

Anda mungkin juga menyukai