Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PROFIL SEKOLAH

NamaSekolah

: SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI

AlamatSekolah

: Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Kampus UPI Bandung 40154

Telepon

: +62-022-204404

Fax

: + 62-022-2004450

Email

: sma_labschool@upi.edu

Web

:http://sma.labschool.upi.edu

KepalaSekolah

:Dra. TettySulawatiM.Pd.

VisidanMisi

:a. Visi :
Sekolah yang memiliki keunggulan akademik, social dan religi
sebagai wahana pengembangan pendidikan dengan lulusan
yang mempunyai daya saing tinggi dan berahlak mulia
b. Misi :
1. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
kreatifdanedukatif.
2. Menghasilkan lulusan berdaya saing tinggi
3. Membangun siswa yang terampil, sopan cerdas dan
berahklak mulia
4. Membina peserta didik untuk menguasai keterampilan
hidupyang diperlukan.

SejarahSingkat
:
Pada tanggal 4 Agustus 2003 telah terjadi peristiwa penting dalam perjalanan
Universitas Pendidikan Indonesia, yaitu diserah terimakannya SMP dan SMA
KORPRI dari Yayasan Kesejahteraan KORPRI kepada Rektor UPI. Peristiwa
itu menandai terwujudnya kembali sebuah gagasan lama yakni hadirnya sebuah
sekolah laboratorium di tengah-tengah sebuah perguruan tinggi yang salah satu
aktivitasnya selama ini menekuni ilmu pendidikan dan keguruan. Gagasan
kehadiran sekolah laboratorium itu bersamaan lahirnya dengan terbentuknya
PTPG yang kemudian menjadi FKIP A dan B, yang pada tahun 1961 berubah
menjadi IKIP, dan pada akhirnya menjadi UPI.
Sebuah lembaga bentukan FKIP, yaitu Lembaga Pembinaan Kurikulum (LPC),
pada tahun 1960 mendirikan Taman Kanak-Kanak dan kemudian menyusul pada
tahun 1964 didirikan pula Sekolah Dasar yang kedua-duanya sebagai Laboratory
School. Dengan maksud agar Labschool tersebut memiliki semua jenjang
pendidikan, maka pada tahun 1969 didirikan SMP dan pada tahun berikut nya
didirikan SMA.
Pad atahun 1974 Pemerintah menyelenggarakan Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan di 10 IKIP. Dengan Proyekini SD, SMP, SMA Labschool UPI
berubah fungsi menjadi Perintis Sekolah Pembangunan di bawah pengelolaan
PPSP. Pada tahun 1984 PPSP dinyatakan selesai dan karenanya maka SMP dan
SMA yang berada di bawah naungannya melakukan facing out (tidak lagi
menerima murid kelas I). Pada tahun 1986 Sekolah Dasar dijadikan Sekolah Dasar
Percobaan Negeri Setiabudi yang untuk sementara berlokasi di Kampus UPI. Pada
tahun yang sama SMP ex PPSP dijadikan SMP Negeri Nomor 38 dan SMA ex
PPSP dijadikan SMA Negeri Nomor 20, kedua-duanya berlokasi di kota Bandung.
Untuk memanfaat kan fasilitas pendidikan ex PPSP dan sekaligus untuk membantu
anggota KORPRI UPI dalam menyekolahkan putera-puterinya, maka dengan
seizin Rektor, padatahun 1984 Yayasan Kesejahteraan KORPRI Unit IKIP
Bandung mendirikan SMP dan SMA KORPRI.

Mengingat kehadiran Sekolah Laboratorium di lingkungan UPI sangat diperlukan,


maka pada tahun pelajaran 2003/2004, tepatnya pada tanggal 4 Agustus 2003, SMP
dan SMA KORPRI dialih status kan menjadi Sekolah Laboratorium UPI.
Sementara itu TK Bumi Siliwangi yang sejak tahun 1998 dikelolaoleh Dharma
Wanita Persatuan UPI juga digabungkan kedalam Sekolah Laboratorium. Kepala
Dinas Pendidikan Nasional Jawa Barat menyerahkan bangunan Sekolah Dasar
Percobaan Negeri Setiabudi yang berlokasi di Kampus UPI tersebut di atas kepada
Rektor UPI untuk dijadikan Sekolah Laborartorium.
Dengan rangkaian peristiwa itu maka lengkaplah sudah Sekolah Laboratorium
UPI, yang meliputi TK, SD, SMP, dan SMA yang diresmikan oleh Yth.Bapak
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia padatanggal 20 Oktober
2003 bertepatandengan Hari Peringatan Dies Natalis Universitas Pendidikan
Indonesia yang ke 49.

TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN MANAJEMEN KURIKULUM
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan
peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif,
komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan
kurikulum (Sudarsyah A. dan Diding Nurdin, 2010: 182). Dalam pelaksanaannya, tentu
manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) dan berdasarkan Kurikulum 2013. Oleh karena itu, tujuan pendidikan yang dibangun oleh
lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan menitik
beratkan pada ketercapaian dan kebutuhan akan visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah
juga tidak mengabaikan kebijakan-kebijakan nasional yang telah diterapkan.
Hubungan antara sekolah dan masyarakat juga harus dikelola dengan baik dan produktif.
Hal ini dimaksudkan agar masyarakat benar-benar merasa memiliki sekolah. Dari hal tersebut,
diharapkan terbentuklah suatu hubungan yang sinergis antara sekolah dan masyarakat untuk
mewujudkan progra-program sekolah. Dengan demikian, hubu;ngan yang baik antara
masyarakat dan sekolah dalam keterlibatannya dengan manajemen kurikulum dimaksudkan agar
dapat memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga
pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengidentifikasi
kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan
pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum
baik pada masyarakat maupun pada pemerintah.

B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN KURIKULUM


Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
kegiatan. Namun pada tinkat sekolah kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk
merealisasikan dan melevansikan antara kurikulum nasional dengan kebutuhan daerah dan
kondisi sekolah tersebut. Hal ini dilakukan agar dilakukan dengan harapannya terjadinya
pemerataan pendidikan yang mana standar dalam proses pembelajarannya sama. Selain itu
dengan adanya kesempatan untuk meneggabungkannya dengan kebutuhan daerah dan sekolah
hal ini juga dapat memberikan cirri khas tersendiri kepada setiap sekolah meski mengacu pada
standar kurikulum nasional yang ada.
C. PRINSIP MANAJEMEN KURIKULUM
Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah
sebagai berikut:
1. Produktivitas
Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus
dipertimbangkan dalam manajemen kurikilum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat
mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen
kurikulum.
2. Demokratisasi
Pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan
pengelola, pelaksana, dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas
dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
3. Kooperatif
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya
kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4. Efektifititas dan efisiensi

Rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektifititas dan efisiensi


untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut
memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relatif singkat.

5. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum


Proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan
kurikulum. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk
memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan
berbagai sumber daya maupun komponen kurikulum.
D. FUNGSI MANAJEMEN KURIKULUM
fungsi-fungsi dari manajemen adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya kurikulum, perberdayaan sumber maupun
komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi peserta didik untuk mencapai hasil yang
maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidikan yang dikelola secara integritas dalam mencapai
tujuan.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik
maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat
memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun
lingkungan sekitar,
4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif, dan terpadu dapat
memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu
dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan
pelaksanaan

pembelajaran.

Dengan

implementasi dapat dihindarkan.

demikian,

ketidaksesuaian

antara

desain

dengan

6. Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan kurikulum, kurikulum


yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat dalam memberi masukan supaya
dalam sumber belajar disesuaikan dengan kebutuhan setempat.

E. KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
sistem kurikulum terbentuk oleh empat komponen, yaitu: komponen tujuan, isi,
metode/strategi, dan evaluasi. Sebagai suatu sistem setiap komponen harus saling berkaitan satu
sama lain. Manakala, salah satu komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau
tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum pun akan terganggu pula.
1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Adapun beberapa tujuan
pendidikan, memiliki empat klasifikasi:
a.

Tujuan Pendidikan Nasioanal (TPN)


Menurut UU No. 20 tahun 2003, pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatis, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggunga
jawab.

b. Tujuan Institusional (TI)


Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan
kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kulaifikasi yang harus dimiliki setiap siswa
setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga tertentu.
c.

Tujuan Kurikuler (TK)


Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran.
Oleh karena itu, tujuan kurikuler didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki siswa
setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.

d. Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setian siswa setelah
mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.
2. Komponen Isi/Materi Pelajaran
Pada komponen isi atau materi pembelajaran pada kurikulum lebih banyak menitik beratkan
pada pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam kegiatan proses belajar
mengajar. Yakni pembelajaran yang mengandung unsure kognitif, afektif, psokomotorik. Hal ini
dilakukan agar para siswa tidak hanya mendapatkan sebagian dari banyak asfek tujuan
kurikulum dan pembelajaran.
3. Komponen Metode
Komponen metode adalah komponen dimana pihak guru yang menjadi tolak ukurnya, didalam
sebuah proses pembelajaran tentunya materi yang disampaikan sangatlah beragam dan ini pada
kenyataannya tidak dapat disampaikan hanya dengan satu metode pembelajaran saja, disini guru
dituntut kreatif dalam mengajar yang mana diharapkan proses belajar mengajar tidak menjadi
membosankan dan sasaran yang ingin dicaipaipun terpenuh secara optimal.
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi bisa di bilang sebagai penilai apakah sebuah kurikulum sudah berjalan dengan baik dan
sesuai harapan. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai arti kurikulum, sehingga dapat
dipertahankan atau tidak, serta bagian bagian mana yang harus di perbaiki.

BAB III
PEMBAHASAN
A. HASIL WAWANCARA
Kendati tahun ini pemerintah menetapkan kurikulum yang berlaku kembali ke KTSP tahun
2006, sekolah sekolah yang telah melewati masa percobaan selama 2 tahun dan tergolong sukses
diberikan keleluasaan untuk tetap melanjutkan kurikulum tersebut disekolah mereka.
SMA Laboratorium Percontohan UPI adalah salah satu sekolah yang meneruskan program
kurikulum 2013 tersebut. Sekolah ini sudah melewati masa percobaan 2 tahun tersebut dan pihak
sekolah merasa yakin untuk terus melajutkan program tersebut. Meskipun kurikulum yang
dipakai adalah kurikulum 2013 tapi pentunya manajemen kurikulum yang dilakukan tetaplah
sama, bagaimana perencanaannya, pelaksanaannya ataupun evaluasinya. Hal itulah yang kami
tanyakan terkait observasi kami untuk mata kuiah Manajemen Pendidikan.
Berikut hasil wawancara kami kepada Wakasek Kurikulum (Ibu Lia Laila Sarah ).SMA
Laboratorium Percontohan UPI mengenai manajemen kurikulum:
1. Kurikulum apa yang sekarang digunakan sekolah ini, kurikulum 2013 atau kembali ke KTSP
2006?
Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum 2013, hal ini karena kan dari kementrian, boleh
kembali ke KTSP bagi sekolah yang baru yang melaksanakan kurikulum 2013 selama 1
tahun, kita kan sudah 2 tahun jadi kita tetap meneruskan kurikulum 2013.
2. Seperti apakah tahap perencanaan kurikulum tersebut
Penyusunan kurikulum itukan ada di permindikbud. Yang bpertama ada evaluasi diri,
kemudian penyusunan analisi konteks, mau seperti apa kurikulum kita(sekolah). Acuannya
kita mengacu kepada kurikulum nasional. Apa, seperti apa, apa saja yang dimasukkan dan
unsur-unsurnya seperti apa.

Kita tidak dibebaskan dalam penyususan kurikulum, harus mengacu kepada ketetapan
pemerintah, tapi kita menambahkan dengan kurikulum khas sekolah. Pelajaran khas
sekolahnya mengacu kepada pendidikan muatan global, yaitu English Conversation dan
Bahasa Jepang.
3. Kendala apa yang biasa muncul dalam proses pelaksanaan kurikulum tersebut
Pada penyusunan kurikulum : karna kita tim pengembang kurikulumnya sedikit, dan guru
juga sibuk dengan penyusunan administrasinya sendiri, jadi dalam penyusunan kurikulum
kita tidak melibatkan banyak orang sehingga penyusunannya hanya didasarkan pada
beberapa orang saja, kemudian yang kedua adalah. Karna sekarang adalah masa transisi dari
kurikulum 2013 ke kurikulum nasional kemudian termindikbud juga terus menerus berubah,
dalam beberapa bulan bisa terjadi ada perubahan. Juga menjadi kendaladalam pelaksanaan
kurikulum karna kita (pihak sekolah)

penyusunan kurikulum hanya dilakukan setahun

sekali sementara perubahan kurikulum bisa saja berubah di tengah-tengah jalan. Jadi kita
dituntut selalu up to date pada kebijakan pemerintah tapi kita juga harus tetap menjaga ke
khasan sekolah. Selain itu juga pada penyusunan beban jam mengajar guru. Karna kita harus
menyesuaikan dengan apa yang dibutuhkan disini dan apa yang ditentukan pemerintah,
karna kan untuk guru sertifikasi wajib 24 jam sementara misalkan jumlah jamnya tidak
sampai 24 jam itukan jadi kendala, jadi guru tersebut harus mengambil jam disekolah lain
atau dibebankan beban tahambahan seperti guru fisika untuk jadi penjaga laboraturium.
Pada proses belajar mengajar : kendalanya ada pada penyusunan jadwal pelajaran, karna
kadangkan guru pengen hari apa, hari apa, mau jam berapa. Kemudian juga tingkat
kedisiplinan guru, prosedur dia izin mengajar tidak dilakukan dengan benar.
4. Kapan evaluasi kurikulum tersebut dilakukan
Evaluasinya itu kita lakukan bersama sama dengan guru apa saja yang diperbaiki,
biasanya dalam rapat dinas kita susun. Implementasi pembelajaran biasanya persemester dan
itu dituangkan dalam analisis konteks dan evaluasi diri.
5. Apakah sarana prasarana juga menunjang dalam keberhasilan kurikulum itu sendiri
Iyaa. Karna dalam kurikulum ka nada kondisi lingkungan sekolah jadi salah satu factor yang
sangat mendudung dari implementasi kurikulum itu sendiri. Kalau berdasarkan standar
nasional pendidikan sekolah ini masih banyak yang kurang diantara kan untuk SMA
laboratorium harus ada 3 dan disini baru ada 1jadi dipecah (fisika, kimia, biologi), UKS dll.

B. HASIL OBSERVASI
Manajemen implementasi kurikulum SMA Laboratorium Percontohan UPI, bisa dibilang
salah satu sekolah unggulan, dengan keadaan sekolah yang bisa di bilang cukup mendukung
kalau dibandingkan dengan keadaan sekolah pada umumnya. Meski saat mengacu kepada
standar nasional fasilitas sekolahnya masih ada yang kurang, cukup bagus dalam Manejemen
Kurikulumnya. Hal ini bisa dilihat dari kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut, yaitu
kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 sejatinya sekarang hanya bisa di laksanakan oleh sekolah yang sudah
melaksanakan kurikulum terrsebut serlama 2 tahun. Dan SMA Laboratorium Upi sudah
melaksanakan hal tersebut.
Selain itu para guru yang melakukan perancangan kurikulum pun sangat bagus dalam
mengolah kurikulum tersebut sehingga jati diri sekolah tidak lah hilang sama sekali.
Administrasi yang sangat rapi, dan kegiatan serta lingkungan sekolah sangatlah bagus

C. PEMBAHASAN
Pembahasan dalam makalah ini berkaitan tentang bagaimana manajemen kurikulum dalam kenyataan
sekolah. Seperti yang sudah dijelaskan dibagian kajian teori yang mana manajemen kurikulum tidak jauh
dari produktivitas, demokratisasi, koveratif, efektivitas dan efisiensi dan mengarahkan visi misi dan
tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan di SMA Labschool
manajemen ini sudah sangat terlihat, dimana pihak guru sudah melakukan penyususan yang sangat rapih
guna menghasilkan produk / lulusan yang mampu bersain namun juga memiliki sebuah kekhasan dari
lulusan SMA Labolatorium UPI tersebut. Efektivitas dan evisiensipun selalu dijaga dimana selalu
dilakukan rapat terkait apakah kurikulum sudah berjalan dengan baik baik perakhir semester ataupun
pertahun yang dilakukan semua guru.
Didalam pelaksanaannya, meski banyak kendala yang terjadi saat penngolahan atau perancangan
kurikulum tersebut, hasil dari rancangan tetap dimaksimalkan sesuai kebutuhan sekolah dan sesuai
tuntutan tugas guru yang mengajar disekolah tersebut. Dilihat dari visi misinya pun yang mana salah
satunya adalah membina peserta didik untuk menguasai keterampilan hidup yang diperlukan. Dari
kurikulum khas sekolah yang berlaku sangat menggambarkan hal ini, dimana keterampilan berbahasa

asing sekarang sangat dibutuhkan bahkan tidak jarang setiap perusahaan mewajibkan pelamarnya fasih
berbahasa asing, sekolah ini telah menerapkan English Conversation dan Bahasa Jepang dalam
kurikulumnya.

Menurut G.R. Terry ada empat hal mengenai fungsi kurikulum, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Hal ini bisa dibilang sudah dilaksanakan dengan
baik di sekolah ini.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen Kurikulum adalah pondasi awal bagi sekolah karena dengan kurikulumlah
hal hal yang akan dilaksanakan dalam satu tahun dalam proses pembelajaran dilakukan.

Kurikulum bukan hal mudah meskipun memiliki acuan yang telah di tetapkan pemerintah.
Kenyataan dilapangan kendala masih ditemukan. Baik dari para penyusunnya yang disini guru
bidang kurikulum, kebutuhan dan tuntutan yang sering tidak sejalan, bahkan fasilitas yang masih
tidak memenuhi standar yang ditentuin.
Pada kenyataan yang telah di gali di SMA Laboratorium UPI, banyak hal-hal yang masih
kendala yang sering muncul, meski dilihat sudah sangat layak dan berjalan sangat lancar. Namun
dilihat dari semua itu sekolah SMA Laboratorium UPI sudah termasuk sekolah berhasil dalam
memanajemnkan kurikulumnya dan patut di jadikan acuan dengan cara mengatasi semua kendala
yang muncul, serta cara mempertahankan ciri khas sekolah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Http://sma.labschool.upi.edu
Nara sumber
Ibu Lia Laila Sarah selaku Guru Kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai