Anda di halaman 1dari 6

MATERI POSYANDU

Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
(LKMD), dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader yang terlatih dibidang kesehatan
menyelenggarakan 5 (lima) program prioritas secara terpadu pada suatu tempat dan waktu yang
telah ditentukan dengan bantuan pelayanan dari petugas Puskesmas, bagi jenis pelayanan dimana
msayrakat tidak mampu memberikan sendiri. Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih
teknologi dalam pelayanan kesehatan mayarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan tehnis dari
petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan
sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategi untuk pengembangan
sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam meningkatkan mutu manusia dimasa mendatang
dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 (tiga) intervensi, yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga
kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina
tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi
tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan
kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Agar kegiatan posyandu merupakan kegiatan warga masyarakat setempat maka kader dan
pemuka masyarakat berperan untuk menumbuhkan kesadaran semua warga agar menyadari
bahwa Posyandu adalah milik warga. Pemerintah khususnya petugas kesehatan hanya berperan
membantu.
Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes, Posyandu secara umum dapat
dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu : (1) Posyangu Pratama; (2) Posyandu Madya; (3)
Posyandu Purnama dan (4). Posyandu Mandiri.
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan
Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader terbatas yakni kurang dari 5 (lima)
orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah kader
yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan
untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per
tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima
kegiatan utamanya masih rendah yaitu < 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan
peringkat adalah meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai
motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per
tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan utamanya >

50% serta mampu menyelenggarakan program tambahan seta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni
kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan
utamanya > 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang
bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan
termasuk pembinaan dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya.
Secara sederhana indikator untuk tiap peringkat Posyandu dapat diuraikan sebagai berikut :
Tujuan Penyelenggara Posyandu
Secara umum tujuan penyelenggara posyandu adalah sebagai berikut :
1. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan angka kelahiran
2. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu ), ibu hamil dan ibu nifas
3. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan
kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan
5. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan.
Sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia kurang dari 1 tahun) anak
balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui dan wanita PUS (pasangan usia subur).
Manfaat Posyandu
Adapun manfaat dari Posyandu adalah sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat
Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
2. Bagi Kader
Pengurus posyandu dan tokoh masyarakat mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya
kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI dan AKB.
3. Bagi Puskesmas
Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan masyarakat,
pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
4. Bagi Sektor Lain

Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor terkait,
utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat
Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan
terpoksi masing-masing sektor.

Buang air besar (BAB) sembarangan bukan lagi zamannya. Dampak BAB sembarangan sangat
buruk bagi kesehatan dan keindahan. Selain jorok, berbagai jenis penyakit ditularkan.
Sebagai gantinya, BAB harus pada tempatnya yakni di jamban. Hanya saja harus diperhatikan
pembangunan jamban tersebut agar tetap sehat dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi
lingkungan.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat. Ada tujuh
kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:
1. Tidak mencemari air
1. Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran
tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding
dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.
2. Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
3. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang
kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
4. Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang,
danau, sungai, dan laut
2. Tidak mencemari tanah permukaan
1. Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat sungai,
dekat mata air, atau pinggir jalan.
2. Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau
dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
3. Bebas dari serangga
1. Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap
minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah
2. Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang
nyamuk.
3. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi
sarang kecoa atau serangga lainnya
4. Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
5. Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
1. Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai
digunakan

2. Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup
rapat oleh air
3. Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk
membuang bau dari dalam lubang kotoran
4. Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus
dilakukan secara periodic
5. Aman digunakan oleh pemakainya
1. Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran
dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lai
yang terdapat di daerah setempat
6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
1. Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran
2. Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran
karena dapat menyumbat saluran
3. Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan
cepat penuh
4. Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa
berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
1. Jamban harus berdinding dan berpintu
2. Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari
kehujanan dan kepanasan.
Itulah beberapa prasyarat jamban sehat. Sudahkan jamban Anda seperti itu? (MJ)

Buang air besar (BAB) sembarangan bukan lagi zamannya. Dampak BAB sembarangan sangat
buruk bagi kesehatan dan keindahan. Selain jorok, berbagai jenis penyakit ditularkan.
Sebagai gantinya, BAB harus pada tempatnya yakni di jamban. Hanya saja harus diperhatikan
pembangunan jamban tersebut agar tetap sehat dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi
lingkungan.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat. Ada tujuh
kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:
1. Tidak mencemari air

1. Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran
tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding
dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.
2. Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
3. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang
kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
4. Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang,
danau, sungai, dan laut
2. Tidak mencemari tanah permukaan
1. Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat sungai,
dekat mata air, atau pinggir jalan.
2. Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau
dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
3. Bebas dari serangga
1. Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap
minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah
2. Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang
nyamuk.
3. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi
sarang kecoa atau serangga lainnya
4. Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
5. Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
1. Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai
digunakan
2. Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup
rapat oleh air
3. Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk
membuang bau dari dalam lubang kotoran
4. Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus
dilakukan secara periodic
5. Aman digunakan oleh pemakainya

1. Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran
dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lai
yang terdapat di daerah setempat
6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
1. Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran
2. Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran
karena dapat menyumbat saluran
3. Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan
cepat penuh
4. Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa
berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
1. Jamban harus berdinding dan berpintu
2. Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari
kehujanan dan kepanasan.

Anda mungkin juga menyukai