Anda di halaman 1dari 9

BAB 2

THERMAL SPRAY COATING


Akmal Muzakki, Agustini Purwaningtyas, Dody Fitriyadi, Ginanjar Saputra, Nur
Sumiati Achmad, R.E Dinar Rahmawati, Rezza Putra Samudra, Yuriansyah

_________________________________________________________________________

1. PENDAHULUAN
Teknologi pelapisan material telah menjadi perhatian besar
di lingkungan penelitian dan industri dikarenakan merupakan
cara yang efektif dan secara ekonomis lebih murah dalam
menahan degradasi seperti keausan, oksidasi, korosi, atau
kerusakan pada suhu tinggi tanpa mengorbankan material
substrat yang dilapisinya (Sundararajan, dkk, 1998).
Salah satu metode pelapisan yang telah diterima dengan

Thermal spray adalah


suatu material (dalam
bentuk wire, rod atau
powder) dipanaskan oleh
sumber panas (flame,
plasma, atau arc) lalu
partikel lelehan ditekan
oleh udara sehingga
menempel pada
permukaan benda kerja
membentuk lapisan baru

baik di kalangan industri adalah pelapisan berbasis thermal


spray coating karena kemudahannya untuk diaplikasikan
pada pelapisan material dalam skala besar. Thermal spray
merupakan gabungan dari beberapa proses di mana prinsip
kerjanya adalah suatu material (dalam bentuk wire, rod
atau powder) dipanaskan oleh sumber panas (flame,
plasma, atau arc) lalu partikel lelehan ditekan oleh udara
sehingga menempel pada permukaan benda kerja membentuk
lapisan baru. Dewasa ini, teknologi thermal spray telah
digunakan secara intensif sebagai thermal barrier coatings
untuk industri dirgantara (aerospace), komponen boiler serta
komponen automotif (Lusiani dkk, 2013).

Penyusun: Kelompok 2 TEKNIK PELAPISAN BAHAN

2. Thermal Spray
Thermal spray (penyemprotan termal) merupakan salah satu
teknik rekayasa permukaan, yaitu dengan mendepositkan
partikulat dalam bentuk cair, semi cair atau padat ke substrat

THERMAL SPRAY
Yaitu dengan
mendepositkan partikulat
ke substrat.

atau sekelompok proses dimana material pelapis (feedstock


material) dipanaskan dan didorong sebagai partikel individual
(droplets) ke suatu permukaan (base material/substrate)
(Pawlowski, 2008).
Thermal

spray

dapat

digambarkan

sebagai

gabungan/kombinasi antara pemanfaatan energi termal untuk


pemanasan

atau

peleburan

dan

energi

kinetik

untuk

mengalirkan dan mendispersikan leburan atau lelehan yang

THERMAL SPRAY
Merupakan gabungan
antara pemanfaatan energi
termal untuk mengalirkan
leburan yang diarahkan
ke permukaan benda kerja

diarahkan ke permukaan benda kerja. Energi termal dapat


dihasilkan secara kimiawi melalui pembakaran bahan bakar
dan oksigen, listrik ataupun dari radiasi. Sumber energi kinetik
yang kompatibel dengan thermal spray adalah gas jet. Gas jet
dapat digunakan sebagai pemanas dan atau mempercepat
lelehan (Ain, 2012).
Energi termal yang digunakan untuk melelehkan material
pelapis dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu electrical
dan flame heating. Saat material dipanasi, mereka berubah
menjadi keadaan plastis atau meleleh serta diberi percepatan
oleh aliran gas bertekanan ke substrat. Partikel-partikel
tersebut menabrak substrat, menempel, dan membentuk lapisan
tipis (splats)

yang menyesuaikan dan menempel pada

permukaan tidak rata substrat dan dengan partikel pelapis


Penyusun: Kelompok 2 TEKNIK PELAPISAN BAHAN

yang lain. Kemudian setelah dingin akan terbentuk lapisan


yang tidak homogen dan umumnya terdapat derajat porositas
dan oksida logam (Arthana, 2014)
Material feedstock dapat berupa apa saja yang dapat
dilelehkan termasuk logam, senyawa logam, cermet oksida,
gelas, dan polimer, dapat juga dalam bentuk powder, wire atau
rod. Pengikat antara substrat dan pelapis dapat berupa ikatan
mekanik, kimia, metalurgi atau kombinasi ketiganya. Sifat-sifat
dari pelapis bergantung pada jenis material, proses thermal
spray

dan

parameter-parameter

yang

diterapkan,

dan

perlakuan setelah proses thermal spray pada pelapis (Arthana,


2014).
Karakteristik dari pelapisan dengan teknik thermal spraying
adalah sebagai berikut (Arthana, 2014) :
A. Kekerasan, berat jenis, dan porositas dimana pada
pelapisan logam thermal spray, kekerasan dan berat jenis
bergantung

pada

material

yang

digunakan,

jenis

KARAKTERISTIK
THERMAL SPRAYING
Adalah kekerasan, benda
jenis dan porositas,
Ketahanan Korosi dan
Perekatan (adhesi)

peralatan thermal spray, dan parameter-parameter yang


digunakan. Secara umum, semakin tinggi

kelajuan

partikel, semakin tinggi pula tingkat kekerasan dan


berat jenisnya. Kelajuan partikel yang dihasilkan oleh
proses-proses thermal spray dari yang tertinggi adalah
detonation gun, high velocity oxy-fuel (HVOF), plasma
arc, wire-arc, dan flame spray. Kekerasan dan berat jenis
juga bergantung pada temperatur gas atomisasi yang
digunakan
B. Sistem pelapisan anti korosi umumnya dirancang sehingga
material pelapis menjadi anodik terhadap logam substrat.
Penyusun: Kelompok 2 TEKNIK PELAPISAN BAHAN

Pada beberapa kasus, ketahanan korosi dari material


pelapis itu sendiri sangat penting. Pada penggunaan
temperatur tinggi dan untuk penggunaan dengan bahan
kimia, lapisan thermal spray harus sangat tahan korosi.
C. Pelapisan thermal spray mempunyai adhesi yang sangat
tinggi. Pelapisan khusus untuk ketahanan aus yang
dilakukan

melalui

proses

thermal

spray dengan

kelajuan partikel yang sangat tinggi dapat memiliki adhesi


regang (tensile adhesion) lebih besar daripada 34.000 kPa
(5000 psi)
Berdasarkan sumber panas yang dipakai dalam prosesnya,
pelapisan thermal spray diklasifikasikan menjadi (Ain, 2012)
(1) Combustion: sumber panas yang dipakai dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar dengan oksigen. Bahan
tambahnya bisa berupa wire (kawat), rod, atau powder.
(2) Plasma spray: sumber panas yang dipakai adalah
kombinasi dari pembakaran bahan bakar dan oksigen
dengan plasma. Plasma adalah gas luminous dengan
derajat pengantar arus dan kapasitas termis yang tinggi,
yang

dapat menampung temperatur jauh di atas

5000C.
(3) Arc spray: sumber panasnya dari energi listrik. Bahan
tambahnya berupa wire. Arus listrik yang dipakai
yaitu arus searah (DC) dengan tegangan 30V-50V,
besarnya arus tergantung dari diameter wire yang
dipakai, mulai 100A hingga 300A

Penyusun: Kelompok 2 TEKNIK PELAPISAN BAHAN

3. Proses-proses Thermal Spray


A.

Flame Spray
Flame spray memanfaatkan gas mudah terbakar sebagai
sumber panas untuk melelehkan material pelapis. Flame spray
guns dapat menyemprotkan material baik dalam bentuk rod,
wire, ataupun serbuk. Acetylene, propane, methyl-acetylenepropadiene
digunakan

(MAPP),

hidrogen

serta

oksigen

umum

sebagai gas pembakar dalam thermal spraying.

Penyesuaian gun terhadap material yang akan dilapis serta


terhadap ukuran wire atau gas yang digunakan adalah cukup
dengan mengubah nozzle atau air

Penyusun: Kelompok 2 TEKNIK PELAPISAN BAHAN

Temperatur dan karakteristik flame (nyala api) bergantung pada


tekanan dan rasio oksigen terhadap bahan bakar gas. Proses
flame spray dicirikan oleh investasi modal yang rendah,
efisiensi dan laju deposisi yang tinggi, serta kemudahan
operasi dan perawatan peralatannya (ASM International, 1992)
B.

Electric-arc (wire-arc) spray


Proses electric-arc (wire-arc) spray menggunakan logam
berbentuk kawat (wire) dan berbeda dari pelapisan thermal
spray lainnya karena tidak memiliki sumber panas eksternal
seperti nyala api dari gas bakar atau plasma. Pemanasan dan
peleburan feedstock terjadi ketika dua kawat yang berlainan
muatan diumpankan secara bersamaan sedemikian rupa
sehingga menyebabkan munculnya busur listrik. Logam yang
melebur

diujung

kawat

akan

mengalami

pengkabutan

(atomisasi) dan dilempar ke permukaan substrat oleh aliran


udara bertekanan atau gas lainnya (ASM International, 1992)

C. Plasma Spray
Suatu gasbiasanya argon, atau kadang termasuk nitrogen,
hidrogen, heliumdialirkan

di

antara

sebuah

katoda

tungsten dan anoda tembaga yang didinginkan air. Argon


biasa dipilih karena bersifat inert dan karena karakteristik
Penyusun: Kelompok 2 TEKNIK PELAPISAN BAHAN

ionisasinya. Busur listrik akan tercipta di antara kedua


elektroda akibat pelepasan muatan berfrekuensi tinggi lalu
dipertahankan oleh sumber arus searah (DC). Busur listrik
akan mengionisasi gas, menciptakan plasma gas bertekanan
tinggi. Kenaikan temperatur gasyang bisa melebihi 30000
Cakan meningkatkan volume, tekanan dan kelajuan alir gas
begitu keluar dari nozzle (ASM International, 1992).

D . High-velocity oxyfuel
Proses HVOF dapat menghasilkan lapisan logam (metallic),
cermet (ceramic metal), atau lapisan keramik. Beberapa
proses HVOF yang memanfaatkan acetylene sebagai bahan
bakar perlu mempergunakan keramik dengan titik lebur
paling tinggi seperti zirconia atau beberapa jenis karbida.
Hingga kini, pelapisan HVOF memang sering digunakan
sebagai peningkat ketahanan aus, tetapi penerapannya terus
meluas (ASM International, 1992).
E. Detonation Gun
Pelapisan thermal spray secara detonation gun merupakan
suatu

proses

siklik;

setelah

setiap

peledakan,

barrel

dibersihkan dengan nitrogen kemudian proses diulangi lagi


hingga 10 kali per detik. Tidak seperti proses thermal spray
lainnya yang menghasilkan lapisan kontinyu, pada proses Dgun akan

terdeposisi sebuah lapisan berbentuk lingkaran

dengan diameter 25 mm (1 in.) dan ketebalan beberapa mikron


untuk setiap peledakan. Ketebalan lapisan yang seragam pada
permukaan substrat diperoleh dengan menumpuk lapisanPenyusun: Kelompok 2 TEKNIK PELAPISAN BAHAN

lapisan lingkaran tadi secara presisi. (ASM International,


1992).

4.

KEUNTUNGAN PROSES THERMAL SPRAY


Pelapisan thermal spray adalah teknik yang saat ini banyak
digunakan untuk rekayasa permukaan yang berfungsi baik
sebagai proteksi permukaan dan pengembangan bahan tingkat
lanjut. Keuntungan dari proses ini adalah:

KEUNTUNGAN PROSES
THERMAL SPRAY
Berfungsi baik sebagai
proteksi permukaan dan
pengembangan tingkat lanjut

1) Dibandingkan dengan proses lain seperti PVD,


CVD, Brazing, Cladding dan Electroplating adalah
laju deposisi yang tinggi, dapat dilakukan pada
kondisi atmosfer, beragam jenis bahan dapat
dideposisikan dengan mudah sesuai dengan aplikasi
yang diinginkan (Ain, 2012).
2) Lebih ramah lingkungan. Pelapisan thermal spray
tidak memiliki limbah buangan yang berbahaya
bagi lingkungan seperti hard chrome (Ain, 2012).
3) Dapat diaplikasikan untuk perlindungan korosi pada
konstruksi-konstruksi yang berada di pinggir laut,
tempat-tempat

yang

potensial

terjadi

korosi.

Material yang umum dipakai sebagai pelapis yaitu


aluminium dan

zinc. Dengan

metal

spray

aluminium atau zinc, life time dari anti korosi ini


jauh lebih lama dibanding dengan coating cat biasa,
hal ini akan mengurangi cost perawatan konstruksi
(Ain, 2012).

Penyusun: Kelompok 2 TEKNIK PELAPISAN BAHAN

5.

DAFTAR PUSTAKA
Ain,

Qurratul. 2012. Aplikasi Electroless & Thermal Spray Coating


https://www.scribd.com/doc/117489010/Electroless-Thermal-Spray (diakses 12
September 2015)
Arthana, I Wayan Gede. 2014. Ketahanan Aus Lapisan Ni-Cr pada Dinding Silinder
Liner dengan Menggunakan Flame Spray Coating. Denpasar: Universitas
Udayana.
ASM International. 1992. ASM Handbook Volume 5 Surface Engineering. United States
of America.
Dwijayanti, Leny. 2011. Thermal Spray Coating http://dwijayantileny.blogspot.co
.id/2011/09/thermal-spray-coating.html (diakses 10 September 2015)
Lusiani R., Sunardi, Hamidi. 2013. Sifat Mekanik Lapisan Stainless Steel 316 pada
Baja Karbon Rendah dengan Proses Electric Arc Spray, Prosiding Seminar
Nasional Industrial Services (SNIS) III, Cilegon 13 Oktober 2013.
Pawlowski, L. 2008. The Science and Engineering of Thermal Spray Coatings
edisi kedua. London: John Wiley & Sons Ltd.
Sundararajan, G., Prasad, K.U.M., Rao, D.S. & Joshi, S.V. 1998. A Comparative Study
of Tribological Behavior of Plasma and D-Gun Sprayed Coatings under Different
Wear Models, Journal of Materials Engineering and Performance
(JMEPEG),7(3): pp. 343 351.

Penyusun: Kelompok 2 TEKNIK PELAPISAN BAHAN

Anda mungkin juga menyukai