Anda di halaman 1dari 37

PERAWATAN BALUTAN KERING

A. Peralatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Sarung tangan steril


Sarung tangan sekali pakai
Set balutan ( gunting, pinset, forsep)
Nierbekken
Kasa besar, kasa kecil, bantalan kasa
Balutan kasa ekstra dan surgipad atau bantalan ABD
Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih
Salep anti septik (jika diperlukan)
Larutan pembersih yang diresepkan dokter
Larutan garam fisiologis atau H2O steril
11.Plester
Aseton
Kantung plastik untuk sampah
Selimut mandi

B. Prosedur
1. Jelaskan prosedur kepada klien
2. Siapkan peralatan yang diperlukan di meja (jangan membuka peralatan)
3. Ambil kantung plastik dan buat lipatan di atasnya. Letakkan kantung plastik agar mudah
terjangkau oleh anda
4. Tutup ruangan dengan tirai, tutup semua jendela yang terbuka
5. Bantu klien pada posisi nyaman. Selimut mandi hanya untuk memajankan area luka.
Instruksikan klien agar tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
6. Cuci tangan secara menyeluruh
7. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester
8. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar
pada kulit dan mengarah pada balutan(bila masih terdapat plester pada kulit, dapat
dibersihkan dengan aseton)
9. Angkat balutan secara perlahan dengan menggunakan forsep atau pinset
10. Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan garam faal atau air
steril
11. Observasi karakteristik dan jumlah drainase pada balutan
12. Buang balutan kotor pada nierbekken atau kantung plastik, hindari kontaminasi
permukaan luar kantung. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam keluar.
Buang pada Nierbekken,
13. Buka nampan balutan steril. Balutan, gunting,pinset dan forsep harus tetap pada nampan
steril. Buka botol larutan antiseptik lalu tuang ke dalam kom steril atau kasa steril
14. Pakai sarung tangan steril
15. Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drain, integritas jahitan dan karakteristik
drainase. (palpasi bila perlu, dengan bagian tangan non dominan yang tidak akan
menyentuh bahan steril)
16. Bersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan garam fisiologis. Pegang kasa yang
dibasahi dalam larutan dengan forsep. Gunakan kasa terpisah untuk setiap usapan
Perawatan luka

17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

membersihkan. Bersihkan dari daerah yang kurang terkontaminasi ke area


terkontaminasi
Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka atau insisi. Usap dengan cara seperti pada
no. 16
Beri salep antiseptik, bila di pesankan, gunakan tehnik seperti pada pembersihan. Jangan
dioleskan di atas tempat drainase
Pasang balutan steril kering pada insisi atau letak luka
Gunakan plester di atas balutan
Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan
Sisihkan semua alat dan bantu klien kembali pada posisi nyaman
Cuci tangan
Catat pada catatan perawat
PERAWATAN BALUTAN BASAH KE KERING

A. Peralatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Sarung tangan steril


Sarung tangan sekali pakai
Set balutan ( gunting, pinset, forsep), nierbekken
Duk steril, kasa besar, kasa kecil, bantalan kasa
Balutan kasa ekstra dan surgipad atau bantalan ABD
Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih
Normal satin atau H2O steril
Larutan pembersih yang diresepkan dokter
Pester
Kantung plastik untuk sampah
Selimut mandi, bantalan tahan air
Aseton (jika diperlukan)

B. Prosedur
1. Jelaskan prosedur kepada klien
2. Siapkan peralatan yang diperlukan di meja (jangan membuka peralatan)
3. Ambil kantung plastik dan buat lipatan diatasnya. Letakkan kantung plastik agar mudah
terjangkau oleh anda
4. Tutup ruangan dengan tirai, tutup semua jendela yang terbuka
5. Bantu klien pada posisi nyaman. Selimut mandi hanya untuk memajankan area luka.
Instruksikan klien agar tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
6. Cuci tangan secara menyeluruh
7. Letakkan bantalan tahan air dibawah klien
8. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester
9. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar
pada kulit dan mengarah pada balutan(bila masih terdapat plester pada kulit, dapat
dibersihkan dengan aseton)
10. Angkat balutan secara perlahan dengan menggunakan forsep atau pinset
11. Jika balutan lengket pada luka, jangan dibasahi, pertahan lepaskan balutan dari eksudat
yang mengering. Beritahukan klien tentang penarikan dan ketidak nyamanan
Perawatan luka

12. Observasi karakteristik dan jumlah drainase pada balutan


13. Buang balutan kotor pada nierbekken atau kantung plastik, hindari kontaminasi
permukaan luar kantung. Lepaskan sarung tangan dengan m.enarik bagian dalam keluar.
Buang pada nierbekken
14. Buka nampan balutan steril. Balutan, gunting,pinset dan forsep harus tetap pada nampan
steril. Buka botol larutan antiseptik lalu tuang ke dalam kom steril atau kasa steril
15. Pakai sarung tangan steril
16. Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drain, integritas jahitan dan karakteristik
drainase. (palpasi bila perlu, dengan bagian tangan non dominan yang tidak akan
menyentuh bahan steril)
17. Bersihkan luka dengan larutan antiseptik atau lanrtan normal satin. Pegang kasa yang
dibasahi dalam larutan dengan forsep. Gunakan kasa terpisah untuk setiap
usapanmembersihkan. Bersihkan dari daerah yang kurang terkontaminasi ke area
terkontaminasi
18. Pasang kasa yang basah tepat pada permukaan luka. Bila luka dalam dengan perlahan
bust kasaseperti kemasan dengan menekuk tepi kasa dengan forsep. Secara pedahan
masukkan kasa ke dalam luka sehingga semua permukaan luka kontak dengan kasa
basah
19. Pasang kasa steril keying diatas kasa basah
20. Tutup dengan kasa, surgipad, atau balutan ABD
21. Pasang plester diatas balutan
22. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan
23. Sisihkan semua alat dan bantu klien kembali pada posisi nyaman
24. Cuci tangan
25. Catat pada catatan perawat
PERAWATAN BALUTAN GANGREN
A. Peralatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Sarung tangan steril


Sarung tangan sekali pakai
Set balutan ( gunting, pinset, forsep, l klem arteri, gunting nekrotomi), nierbekken
Duk steril, Kasa besar, Kasa kecil, bantalan kasa
Balutan kasa ekstra dan surgipad atau bantalan ABD
Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pernbersih
Nalrium Klorida atau H2O steril
Salep yang diresepkan dokter
Larutan pembersih yang diresepkan dokter
Plester
Kantung plastik untuk sarnpah, ember
Selimut mandi, Bantalan tahan air,terpal plastic
Larutan peroksida (jika diperlukan)

B. Prosedur
1. Jelaskan prosedur kepada klien
2. Siapkan peralatan yang diperlukan di meja (jangan membuka peralatan)
Perawatan luka

3. Ambil kantung plastik dan buat lipatan diatasnya. Letakkan kantung plastik agar mudah
terjangkau oleh anda
4. Tutup ruangan dengan tirai, tutup semua jendela yang terbuka
5. Bantu klien pada posisi nyaman. Selimut mandi hanya untuk memajankan area luka.
Instruksikan klien agar tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
6. Cuci tangan secara menyeluruh
7. Letakkan bantalan tahan air dibawah klien
8. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester
9. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar
pada kulit dan mengarah pada balutan(bila masih terdapat plester pada kulit, dapat
dibersihkan dengan aseton)
10. Angkat balutan secara perlahan dengan menggunakan forsep atau pinset
11. Jika balutan lengket pada luka, dibasahi dengan memakai larutan NaCl, perlahan
lepaskan balutan dan eksudat yang mengering. Beritahukan klien tentang penarikan dan
ketidaknyamanan
12. Observasi karakteristik dan jumlah drainase pada balutan
13. Buang balutan kotor pada nierbekken atau kantung plastik, hindari kontaminasi
permukaan luar kantung. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam keluar.
Buang pada nierbekken
14. Buka nampan balutan steril. Balutan, gunting,pinset dan forsep harus tetap pada nampan
steril. Buka botol larutan antiseptik lalu tuang ke dalam kom steril atau kasa steril
15. Pakai sarung tangan steril
16. Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drain, dan karakteristik drainase. (palpasi bila
perlu, dengan bagian tangan non dominan yang tidak akan menyentuh bahan steril)
17. Bersihkan luka dengan larutan peroksida, kemudian lakukan nekrotomi, angkat jaringan
yang sudah mall dengan menggunakan gunting, lakukan secara terus menerus, setelah
jaringan yang mati habis, lalu bersihkan dengan larutan antiseptik atau larutan NaCl.
Pegang kasa yang dibasahi dalam larutan dengan forsep. Gunakan kasa terpisah untuk
setiap usapan membersihkan. Bersihkan dari daerah yang kurang terkontaminasi ke area
terkontaminasi
18. Pasang kasa yang basah tepat pada permukaan luka. Bila luka dalam dengan perlahan
buat kasa seperti kemasan dengan menekuk tepi kasa dengan forsep. Secara perlahan
masukkan kasa ke dalam luka sehingga semua permukaan luka kontak dengan kasa
basah
19. Pasang kasa steril kering di atas kasa basah
20. Tutup dengan kasa, surgipad, atau balutan ABD
21. Pasang plester diatas balutan
22. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan
23. Sisihkan semua alat dan bantu klien kembali pada posisi nyaman
24. Cuci tangan
25. Catat pada catatan perawat

Perawatan luka

IRlGASI LUKA
A. Peralatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Sarung tangan steril


Kom steril
Larutan irigasi (200 - 500 ml sesuai pesanan) dihangatkan pada suhu tubuh
Spuit irigasi steril (kateter karet merah steril sebagai penghubung untuk luka dengan
lubang kecil)
Kom / nierbekken bersih untuk menampung larutan
Tray balutan steril dan Set balutan ( gunting, pinset, forsep), nierbekken
Bantalan tahan air
Jeli pelumas dan spatel lidah (tidak menjadi keharusan)
Sarung tangan sekali pakai
Set balutan ( gunting, pinset, forsep), Nierbekken
Kasa besar, kasa kecil, bantalan kasa
Balutan kasa ekstra
Plester
Kantung plastik untuk sampah
Selimut mandi, bantalan tahan air
Aseton

B. Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Jelaskan prosedur kepada klien


siapkan peralatan yang diperlukan di meja (jangan membuka peralatan)
Posisikan klien sehingga larutan irigasi akan mengalir dari bagian atas
tepi luka ke dalam kom yang diletakkan di bawah luka
Letakkan bantalan tahan air dibawah klien
Cuci tangan secara menyeluruh
Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester
Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar
pada kulit dan mengarah pada balutan(bila masih terdapat plester pada kulit, dapat
dibersihkan dengan aseton)
Angkat balutan secara perlahan dengan menggunakan forsep atau pinset
Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan meneteskan normal salin steril atau air
steril
Observasi karakteristik dan jumlah drainase pada balutan
Buang balutan kotor pada nierbekken atau kantung plastik, hindari kontaminasi
permukaan luar kantung. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam keluar.
Buang pada nierbekken
Buka nampan balutan steril. Balutan, gunting pinset dan forsep harus tetap pada nampan
steril. Buka kom dan tuangkan larutan (volume bervariasi tergantung ukuran luka dan
banyaknya drainase). Buka spuit siapkan tray balutan.
Pakai sarung tangan steril
Letakkan kom bersih menempel pada kulit klien di bawah insisi atau letak luka
Hisap larutan kedalam spuit Saat memegang ujung spuit tepat diatas Iuka, irigasi dengan
peralatan tapi secara kontinu dengan tekanan yang cukup untuk mendorong drainase dan
debris. Hindari menyemburkan atau menyemprotkan larutan. Irigasi tepat diatas luka.

Perawatan luka

17. Lanjutkan irigasi sampai larutan yang mengalir ke dalam kom jernih
18. Dengan kasa steril, keringkan tepi luka. Bersihkan dari yang kurang terkontaminasi
sampai ke Area yang terkontaminasi. Bergerak secara progresif menekan dari garis insisi
atau tepi luka 8. Tutup dengan kasa steril
19. Pasang plester diatas balutan
20. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan
21. Sisihkan semua afat dan Bantu klien kembali pada posisi nyaman
22. Cuci tangan
23. Catat pada catatan perawat

Labels: HEALTH
Gangren atau pemakan luka didefinisikan sebagaii jaringan nekrosis atau jaringan mati yang
disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai
darah terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang; perlukaan (digigit
serangga, kecelakaan kerja atau terbakar); proses degeneratif (arteriosklerosis) atau gangguan
metabolik diabetes mellitus (Tabber, dikutip Gitarja, 1999). Ganggren diabetik adalah nekrosis
jaringan pada bagian tubuh perifer akibat penyakit diabetes mellitus. Biasanya gangren tersebut
terjadi pada daerah tungkai. Keadaan ini ditandai dengan pertukaran sekulitis dan timbulnya
vesikula atau bula yang hemoragik kuman yang biasa menginfeksi pada gangren diabetik adalah
streptococcus (Soeatmaji, 1999). Faktor resiko terjadinya gangren diabetik Berbagai faktor
resiko yang dapat mempengaruhi timbulnya gangren diabetik adalah neuropati, iskemia, dan
infeksi. (Sutjahyo A, 1998 ) Iskemia disebabkan karena adanya penurunan aliran darah ke
tungkai akibat makroangiopati ( aterosklerosis ) dari pembuluh darah besar di tungkai terutama
pembuluh darah di daerah betis. Angka kejadian gangguan pembuluh darah perifer lebih besar
pada diabetes millitus dibandingkan dengan yang bukan diabetes millitus. Menurut Ari Sutjahjo
(1998 ) hal ini disebabkan karena beberapa faktor. Resiko lebih banyak dijumpai pada diabetes
mellitus sehingga memperburuk fungsi endotel yang berperan terhadap terjadinya proses
atherosklerosis. Kerusakan endotel ini merangsang agregasi platelet dan timbul trombosis,
selanjutnya akan terjadi penyempitan pembuluh darah dan timbul hipoksia. Ischemia atau
gangren pada kaki diabetik dapat terjadi akibat dari atherosklerosis yang disertai trombosis,
pembentukan mikro trombin akibat infeksi, kolesterol emboli yang bersal dari plak atheromatous
dan obat-obat vasopressor. Gambaran klinik yang tampak adalah penderita mengeluh nyeri
tungkai bawah waktu istirahat, kesemutan, cepat lelah, pada perabaan terasa dingin, pulsasi
pembuluh darah kurang kuat dan didapatkan ulkus atau gangren. Adanya neurophaty perifer akan
menyebabkan gangguan sensorik maupun motorik. Gangguan sensorik akan menyebabkan
hilangnya atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga penderita akan mengalami trauma
tanpa terasa, yang mengakibatkan terjadinya atropi pada otot kaki sehingga merubah titik tumpu
yang mengakibatkan pula terjadinya ulkus pada kaki. Ulkus yang terjadi pada kaki diabetik
umumnya diakibatkan karena trauma ringan, ulkus ini timbul didaerah-daerah yang sering
mendapat tekanan atau trauma pada telapak kaki, hal ini paling sering terjadi, didaerah sendi
metatarsofalangeal satu dan lima didaerah ibu jari kaki dan didaerah tumit. Mula-mula inti
penebalan hiper keratotik dikulit telapak kaki, kemudian penebalan tersebut mengalami trauma
disertai dengan infeksi sekunder. Ulkus terjadi makin lama makin dalam mencapai daerah
Perawatan luka

subkutis dan tampak sebagaii sinus atau kerucut bahkan sampai ketulang. Infeksi sendiri jarang
merupakan faktor tunggal untuk terjadinya gangren. Infeksi lebih sering merupakan komplikasi
yang menyertai gangren akibat ischemia dan neuropathy. Ulkus berbentuk bullae, biasanya
berdiameter lebih dari satu sentimeter dan terisi masa, sisa-sisa jaringan tanduk, lemak pus dan
krusta diatas dasar granulomatous. Ulkus berjalan progresif secara kronik, tidak terasa nyeri
tetapi kadang-kadang ada rasa sakit yang berasal dari struktur jaringan yang lebih dalam atau
lebih luar dari luka. Bila krusta dan produk-produk ulkus dibersihkan maka tampak ulkus yang
dalam seperti kerucut, ulkus ini dapat lebih progresif bila tidak diobati dan dapat terjadi
periostitis atau osteomyelitis oleh infeksi sekunder akibatnya timbul osteoporosis, osteolisis dan
destruktif tulang. Gejala Umum Penderita dengan gangren diabetik, sebelum terjadi luka keluhan
yang timbul adalah berupa kesemutan atau kram, rasa lemah dan baal pada tungkai dan nyeri
pada waktu istirahat. Akibat dari keluhan ini, maka apabila penderita mengalami trauma atau
luka kecil hal tersebut tidak dirasakan. Luka tersebut biasanya disebabkan karena penderita
tertusuk atau terinjak paku kemudian timbul gelembung-gelembung pada telapak kaki. Kadang
menjalar sampai punggung kaki dimana tidak menimbulkan rasa nyeri, sehingga bahayanya
mudah terjadi infeksi pada gelembung tersebut dan akan menjalar dengan cepat (Sutjahyo A,
1998 ). Apabila luka tersebut tidak sembuh-sembuh, bahkan bertambah luas baru penderita
menyadari dan mencari pengobatan. Biasanya gejala yang menyertai adalah kemerahan yang
makin meluas, rasa nyeri makin meningkat, panas badan dan adanya nanah yang makin banyak
serta adanya bau yang makin tajam. Pengobatan dan perawatan Pengobatan dari gangren diabetik
sangat dipengaruhi oleh derajat dan dalamnya ulkus, apabila dijumpai ulkus yang dalam harus
dilakukan pemeriksaan yang seksama untuk menentukan kondisi ulkus dan besar kecilnya
debridement yang akan dilakukan. Dari penatalaksanaan perawatan luka diabetik ada beberapa
tujuan yang ingin dicapai, antara lain : Mengurangi atau menghilangkan faktor penyebab
Optimalisasi suanana lingkungan luka dalam kondisi lembab Dukungan kondisi klien atau host
(nutrisi, kontrol DM, kontrol faktor penyerta) Meningkatkan edukasi klien dan keluarga
Perawatan luka diabetik Mencuci luka Mencuci luka merupakan hal pokok untuk meningkatkan,
memperbaiki dan mempercepat proses penyembuhan luka serta menghindari kemungkinan
terjaadinya infeksi. Proses pencucian luka bertujuan untuk membuang jaringan nekrosis, cairan
luka yang berlebihan, sisa balutan yang digunakan dan sisa metabolik tubuh pada permukaan
luka. Cairan yang terbaik dan teraman untuk mencuci luka adalah yang non toksik pada proses
penyembuhan luka (misalnya NaCl 0,9%). Penggunaan hidrogenperoxida, hypoclorite solution
dan beberapa cairan debridement lainnya, sebaliknya hanya digunakan pada jaringan nekrosis /
slough dan tidak digunakan pada jaringan granulasi. Cairan antiseptik seperti provine iodine
sebaiknya hanya digunakan saat luka terinfeksi atau tubuh pada keadaan penurunan imunitas,
yang kemudian dilakukan pembilasan kembali dengan saline. (Gitarja, 1999 ). Debridement
Debridement adalah pembuangan jaringan nekrosis atau slough pada luka. Debridement
dilakukan untuk menghindari terjadinya infeksi atau selulitis, karena jaringan nekrosis selalu
berhubungan dengan adanya peningkatan jumlah bakteri. Setelah debridement, jumlah bakteri
akan menurun dengan sendirinya yang diikuti dengan kemampuan tubuh secara efektif melawan
infeksi. Secara alami dalam keadaan lembab tubuh akan membuang sendiri jaringan nekrosis
atau slough yang menempel pada luka (peristiwa autolysis). Autolysis adalah peristiwa pecahnya
atau rusaknya jaringan nekrotik oleh leukosit dan enzim lyzomatik. Debridement dengan sistem
autolysis dengan menggunakan occlusive dressing merupakan cara teraman dilakukan pada klien
dengan luka diabetik. Terutama untuk menghindari resiko infeksi. (Gitarja W, 1999; hal. 16).
Terapi Antibiotika Pemberian antibiotika biasanya diberikan peroral yang bersifat menghambat
kuman gram positip dan gram negatip. Apabila tidak dijumpai perbaikan pada luka tersebut,
Perawatan luka

maka terapi antibiotika dapat diberikan perparenteral yang sesuai dengan kepekaan kuman.
(Sutjahyo A, 1998 ). Nutrisi Faktor nutrisi merupakan salah satu faktor penting yang berperan
dalam penyembuhan luka. Penderita dengan ganren diabetik biasanya diberikan diet B1 dengan
nilai gizi : yaitu 60% kalori karbohidrat, 20% kalori lemak, 20% kalori protein. (Tjokroprawiro,
A, 1998 ). Pemilihan jenis balutan Tujuan pemilihan jenis balutan adalah memilih jenis balutan
yang dapat mempertahankan suasana lingkungan luka dalam keadaan lembab, mempercepat
proses penyembuhan hingga 50%, absorbsi eksudat / cairan luka yanag keluar berlebihan,
membuang jaringan nekrosis / slough (support autolysis ), kontrol terhadap infeksi / terhindar
dari kontaminasi, nyaman digunakan dan menurunkan rasa sakit saat mengganti balutan dan
menurunkan jumlah biaya dan waktu perawatan (cost effektive). Jenis balutan: absorbent
dressing, hydroactive gel, hydrocoloid. (Gitarja, 1999 ). Selain pengobatan dan perawatan diatas,
perlu juga pemeriksaan Hb dan albumin minimal satu minggu sekali, karena adanya anemia dan
hipoalbumin akan sangat berpengaruh dalam penyembuhan luka. Diusahakan agar Hb lebih 12
g/dl dan albumin darah dipertahankan lebih 3,5 g/dl. Dan perlu juga dilakukan monitor glukosa
darah secara ketat, Karena bila didapatkan peningkatan glukosa darah yang sulit dikendalikan,
ini merupakan salah satu tanda memburuknya infeksi yang ada sehingga luka sukar sembuh.
Untuk mencegah timbulnya gangren diabetik dibutuhkan kerja sama antara dokter, perawat dan
penderita sehingga tindakan pencegahan, deteksi dini beserta terapi yang rasional bisa
dilaksanakan dengan harapan biaya yang besar, morbiditas penderita gangren dapat ditekan
serendah-rendahnya. Upaya untuk pencegahan dapat dilakukan dengan cara penyuluhan dimana
masing-masing profesi mempunyai peranan yang saling menunjang. Dalam memberikan
penyuluhan pada penderita ada beberapa petunjuk perawatan kaki diabetik (Sutjahyo A, 1998 ):
Gunakan sepatu yang pas dan kaos kaki yang bersih setiap saat berjalan dan jangan bertelanjang
kaki bila berjalan Cucilah kaki setiap hari dan keringkan dengan baik serta memberikan
perhatian khusus pada daerah sela-sela jari kaki Janganlah mengobati sendiri apabila terdapat
kalus, tonjolan kaki atau jamur pada kuku kaki Suhu air yang digunakan untuk mecuci kaki
antara 29,5 30 derajat celsius dan diukur dulu dengan termometer Janganlah menggunakan
alat pemanas atau botol diisi air panas Langkah-langkah yang membantu meningkatkan
sirkulasi pada ekstremitas bawah yang harus dilakukan, yaitu : - Hindari kebiasaan merokok Hindari bertumpang kaki duduk - Lindungi kaki dari kedinginan - Hindari merendam kaki dalam
air dingin Gunakan kaos kaki atau stoking yang tidak menyebabkan tekanan pada tungkai atau
daerah tertentu Periksalah kaki setiap hari dan laporkan bila terdapat luka, bullae kemerahan
atau tanda-tanda radang, sehingga segera dilakukan tindakan awal Jika kulit kaki kering
gunakan pelembab atau cream
1 comments:
Anonim mengatakan...
thank infonya (doni )
23 Februari 2009 00:33

Perawatan luka

Archive for April, 2009


Older Entries

Kesemutan
April 28, 2009

Rasanya tak ada seorang pun dari kita yang belum


pernah mengalami ?kesemutan?. Ingat saja saat anda duduk bersila terlalu lama di suatu
kendurian atau ketika anda tidur terlalu pulas sampai tidak merubah posisi tangan. Pastilah
kesemutan akan dengan setia menyertai anda.
Kesemutan atau yang biasa disebut geringgingen oleh orang Jawa atau singsireumendalam
bahasa sunda sering kali dianggap sepele. Tahukah anda kesemutan ternyata tidaklah sesepele
seekor semut kecil? Kesemutan bisa saja merupakan gejala awal dari suatu penyakit yang serius.
Mengapa kita kesemutan?
Dalam istilah kedokteran, kesemutan disebut sebagai ?parestesi? yang berarti sensasi pada
permukaan tubuh tertentu yang tidak dibangkitkan oleh perangsangan khusus dari dunia luar.
Makna parestesi sendiri sebenarnya lebih luas dari kesemutan. Rasa dingin atau panas setempat,
rasa dirambati sesuatu juga masuk dalam kategori parestesia.
Parestesi timbul bila terjadi iritasi pada serabut saraf. Serabut-serabut saraf yang membawa
sensasi kesemutan dikenal sebagai serabut saraf sensorik. Tidak hanya kesemutan, saraf sensorik
juga menyampaikan sensasi lain seperti panas, dingin, raba, nyeri, tekan, getar dan rasa posisi.
Rangsangan di kulit akan diterima oleh reseptor yang terletak dibawah permukaan kulit untuk
kemudian diteruskan ke bagian otak yang disebut thalamus yang berperan penting dalam
memproses informasi sensorik ini. Selanjutnya informasi ini akan diteruskan ke pusat sensorik di
otak besar di daerah yang disebut ,i>korteks sensorik.
Perawatan luka

Kesemutan yang perlu diwaspadai


Ternyata cukup banyak juga penyakit-penyakit serius yang mempunyai gejala awal kesemutan.
Simak saja kisah saudara-saudara kita berikut ini.

Ibu Mira, seorang guru SMA yang berusia sekitar empat puluhan pernah mengeluhkan
tangan kanannya terutama di daerah pergelangan kesemutan yang disertai nyeri. Lama
kelamaan ia tidak dapat mengancingkan bajunya. Setelah berkonsultasi dengan dokter
ternyata saraf di daerah pergelangan tangannya terjepit karena ada pembengkakan di
sekitar terowongan saraf tersebut. Dokter menyebut penyakit ini Carpal Tunnel
Syndrome. Biasanya penyakit ini disebabkan karena gerakan yang berlebihan atau karena
benturan. Dokter menyarankan Ibu Mira untuk mengistirahatkan tangannya dan
memberinya obat pengurang rasa sakit. Setelah beberapa minggu keluhan yang dirasa
akhirnya membaik.
Lain lagi kisah Pak Tarso. Kakek dua cucu ini berusia 67 tahun dan masih bekerja sebagai
pedagang bunga. Sudah 3 bulan ia mengeluh pinggangnya sering nyeri dan disertai
dengan kesemutan di kedua tungkainya. Makin lama keluhan itu dirasakan makin
memberat. Ternyata saraf-saraf di daerah tulang belakangnya mengalami penekanan.
Bantalan tulangnya mulai rusak dan ada bagian yang bergeser sehingga menekan saraf.
Bahasa kerennya Hernia Nukleus Pulposus. ?Dokter bilang saya tidak boleh mengangkat
beban berat lagi? ujar pak Tarso lemah. Saat ini gejalanya belum sampai menimbulkan
kelumpuhan tetapi bila penekanan saraf itu dibiarkan berlanjut bukan tidak mungkin pak
Tarso akan menjadi lumpuh. Wah, ternyata mengerikan juga ya penyakit ini.
Opa Beny punya cerita lain lagi dengan kesemutan. ?Opa ndak ingat, sudah berapa lama
ujung-ujung jari opa sering kesemutan? kata opa sambil mengulurkan kedua tangannya.
Opa Beny seorang pengidap Diabetes Melitus yang kurang telaten memperhatikan gula
darahnya. Akibatnya kadar gula darahnya sering kali naik. Ternyata kadar gula darah
yang tak terkontrol ini lah biang keladinya. Makanya kalau anda seorang penderita DM,
rajin-rajinlah mengontrol gula darah dan tetap setia pada diet yang dianjurkan dokter
anda.
Rendy, mahasiswa tehnik mesin semester 3, juga mulai sering kesemutan. Mirip-mirip
opa Beny, kesemutannya dirasakan diujung-ujung jari. Menurut Rendy, kesemutan ini
mulai ia rasakan sejak ia menjalani terapi TBC parunya di puskesmas. Lho, emang ada
hubungannya? ?Hubungannya bukan dengan TBCnya, tapi dengan obat TBCnya. Ini efek
samping obat, kata dokter sih ga bahaya? jelas Rendy. Dokter juga menambahkan vitamin
B6 untuk menggurangi keluhan kesemutan ini. Biasanya keluhan seperti ini muncul pada
awal terapi dan lama kelamaan akan menghilang.
Kesemutan juga dialami Pak Dwi. Manager hotel bintang lima ini pernah mengalami
kesemutan di sisi tubuh sebelah kanan dan hal ini sudah beberapa kali dialaminya. ?
Tadinya saya pikir ini cuma kesemutan biasa, mungkin kecapeaan dan kena AC. Tapi
setelah konsultasi dengan Dokter Ahli Saraf, wuih, ini bisa jadi semacam serangan
stroke!? ujarnya sambil menggelengkan kepala. Yang dialami Pak Dwi dalam bahasa
kedokteran dikenal dengan istilah Transient Ischemik Attack. Terjadi gangguan sepintas
aliran darah ke otak. Akibatnya ada bagian otak yang sempat terganggu kerjanya.
Manifestasinya bisa berupa kesemutan, bisa juga berupa kelemahan atau gangguan
penglihatan sesaat. Kalau rasanya anda pernah mengalami seperti yang dialami Pak Dwi
sebaiknya anda segera berkonsultasi dengan ahli saraf karena mungkin anda berisiko

Perawatan luka

10

untuk terserang stroke. Ahli saraf akan mengidentifikasi faktor risiko stroke yang
mungkin anda miliki seperti darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, kebiasan merokok,
kelebihan berat badan dan selanjutnya akan diupayakan agar faktor risiko tersebut dapat
dikendalikan.
Nah, kesemutan ternyata tidak sepele ya. Sebaiknya anda berhati-hati bila sering mengalami
kesemutan. Apalagi bila kesemutan muncul ditempat yang sama dan semakin lama semakin
sering dengan intensitas yang makin menghebat pula. Segeralah berkonsultasi ke dokter. Satu
lagi, kisah saudara-saudara kita di atas cuma beberapa contoh kesemutan yang serius, sebenarnya
masih banyak lagi penyakit-penyakit serius yang punya gejala kesemutan. Jadi, tetaplah waspada
meskipun hanya kesemutan.
Posted in Info Kesehatan | Leave a Comment

Waspadai Komplikasi Kaki Diabetik


April 27, 2009

Penyandang diabetes mellitus perlu memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan kakinya,
karena diabetes dapat menimbulkan komplikasi yang dikenal dengan istilah kaki diabetik
(diabetic foot). Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi diabetes yang masih luput dari
perhatian. Padahal, konsekuensi dari kaki diabetik yang terlanjur memburuk dapat menyebabkan
gangren dan mengarah pada tindakan amputasi.
Kaki diabetik merupakan komplikasi yang serius dan mahal dari diabetes. Meningkatnya
prevalensi diabetes di dunia menyebabkan peningkatan kasus amputasi kaki karena
komplikasi diabetes. Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan pada
penyandang diabetes setiap tahunnya. Ini berarti setiap 30 detik ada kasus amputasi kaki
karena diabetes di seluruh dunia.
Umumnya kaki diabetik didahului dengan adanya ulkus (luka). Hanya sekitar dua pertiga dari
ulkus yang dapat sembuh dengan cepat, sisanya berakhir dengan amputasi. Rata-rata diperlukan
waktu sekitar enam bulan untuk penyembuhan ulkus. Baik ulkus maupun amputasi memiliki
dampak yang besar pada kualitas hidup penyandang diabetes, yakni terbatasnya kebebasan
bergerak, terisolasi secara sosial, dan menimbulkan stres psikologis.
Kaki diabetik juga merupakan masalah ekonomi yang nyata, mengingat
penyandangdiabetes dengan kaki diabetik umumnya membutuhkan perawatan yang lama,
rehabilitasi, biaya yang tidak sedikit, dan risiko amputasi yang besar.
Menurut Dr. dr. Aris Wibudi, SpPD selaku Ketua Umum PB PEDI (Perhimpunan Edukator
Diabetes Indonsia), komplikasi kaki diabetik sebenarnya dapat dicegah. Dengan menerapkan
strategi yang menggabungkan upaya pencegahan, perawatan jika terjadi ulkus pada kaki,
penanganan medis yang sesuai, kadar gula darah yang terkendali, serta edukasi terhadap
Perawatan luka

11

penyandang diabetes dan tenaga medis, dapat menurunkan kemungkinan risiko amputasi sampai
85%.

Masalah Kaki pada Penyandang Diabetes

Setiap orang dapat mengalami masalah pada kaki seperti di bawah ini. Namun bagi
penyandang diabetes dengan kadar gula darah yang tidak terkendali, masalah kaki ini dapat
mengarah kepada terjadinya infeksi dan konsekuensi yang lebih serius seperti amputasi.

Kalus
Merupakan penebalan kulit yang umumnya terjadi di telapak kaki. Kalus disebabkan
gesekan atau tekanan berulang pada daerah yang sama, distribusi berat tubuh yang tidak
seimbang, sepatu yang tidak sesuai, atau kelainan kulit. Kalus dapat menjadi berkembang
menjadi infeksi.
Kulit melepuh
Dapat terjadi jika sepatu selalu menggesek kaki pada daerah yang sama. Disebabkan
penggunaan sepatu yang kurang pas atau tanpa kaus kaki. Kulit melepuh dapat
berkembang menjadi infeksi. Hal penting untuk menangani kulit melepuh adalah dengan
tidak meletuskannya, karena kulit melindungi lepuhan dari infeksi.
Kuku kaki yang tumbuh ke dalam
Terjadi ketika ujung kuku tumbuh ke dalam kulit dan menimbulkan tekanan yang dapat
merobek kulit sehingga kulit menjadi kemerahan dan terinfeksi. Kuku kaki yang tumbuh
ke dalam dapat terjadi jika anda memotong kuku sampai ke ujungnya, dapat pula
disebabkan pemakaian sepatu yang terlalu ketat atau trauma kaki karena aktivitas seperti
berlari dan aerobik. Jika ujung kuku kaki anda kasar, gunakan kikir untuk meratakannya.
Pembengkakan ibu jari kaki
Terjadi jika ibu jari kaki condong ke arah jari di sebelahnya sehingga menimbulkan
kemerahan, rasa sakit, dan infeksi. Dapat terjadi pada salah satu atau kedua kaki karena
penggunaan sepatu berhak tinggi dan ujung yang sempit. Pembengkakan yang
menimbulkan rasa sakit dan deformitas (perubahan bentuk) kaki dapat diatasi dengan
pembedahan.
Plantar warts
Kutil terlihat seperti kalus dengan titik hitam kecil di pusatnya. Dapat berkembang sendiri
atau berkelompok. Timbulnya kutil disebabkan oleh virus yang menginfeksi lapisan luar
telapak kaki.
Jari kaki bengkok
Terjadi ketika otot kaki menjadi lemah. Kerusakan saraf karena diabetes dapat
menyebabkan kelemahan ini. Otot yang lemah dapat menyebabkan tendon (jaringan yang
menghubungkan otot dan tulang) di kaki memendek sehingga jari kaki menjadi bengkok.
Akan menimbulkan masalah dalam berjalan dan kesulitan menemukan sepatu yang tepat.
Dapat juga disebabkan pemakaian sepatu yang terlalu pendek.
Kulit kaki kering dan pecah
Dapat terjadi karena saraf pada kaki tidak mendapatkan pesan dari otak (karena neuropati
diabetik) untuk berkeringat yang akan menjaga kulit tetap lembut dan lembab. Kulit yang
kering dapat pecah. Adanya pecahan pada kulit dapat membuat kuman masuk dan

Perawatan luka

12

menyebabkan infeksi. Dengan gula darah anda yang tinggi, kuman akan mendapatkan
makanan untuk berkembang sehingga memperburuk infeksi.
Athletes foot (kaki atlet)
Disebabkan jamur yang menimbulkan rasa gatal, kemerahan, dan pecahnya kulit.
Pecahnya kulit di antara jari kaki memungkinkan kuman masuk ke dalam kulit dan
menimbulkan infeksi. Infeksi dapat meluas sampai ke kuku kaki sehingga membuatnya
tebal, kekuningan, dan sulit dipotong.

Konsultasikan dengan dokter anda jika anda menemukan masalah apapun dengan kaki anda.
Sepatu yang di desain khusus dapat dibuat untuk memenuhi kebutuhan sekaligus melindungi
kaki anda. Kelainan pada kaki yang segera diatasi dapat mencegah terjadinya ulkus, sehingga
kemungkinan komplikasi kaki diabetik dapat dihindari.
Penyebab Kaki Diabetik

Terjadinya kaki diabetik tidak terlepas dari tingginya kadar gula (glukosa) darah pada
penyandang diabetes. Tingginya kadar gula darah yang berkelanjutan dan dalam jangka waktu
yang lama dapat menimbulkan masalah pada kaki penyandang diabetes, yakni:

Kerusakan saraf
Masalah pertama yang timbul adalah kerusakan saraf di tangan dan kaki. Saraf yang telah
rusak membuat penyandang diabetes tidak dapat merasakan sensasi sakit, panas, atau
dingin pada tangan dan kaki. Luka pada kaki dapat menjadi buruk karena
penyandangdiabetes tidak menyadari adanya luka tersebut. Hilangnya sensasi rasa ini
disebabkan kerusakan saraf yang disebut sebagai neuropati diabetik. Neuropati diabetik
terjadi pada lebih dari 50% penyandang diabetes. Gejala yang umum terjadi adalah rasa
kebas (baal) dan kelemahan pada kaki dan tangan.
Gangguan pembuluh darah
Masalah kedua adalah terjadinya gangguan pada pembuluh darah, sehingga menyebabkan
tidak cukupnya aliran darah ke kaki dan tangan. Aliran darah yang buruk ini akan
menyebabkan luka dan infeksi sukar sembuh. Ini disebut penyakit pembuluh darah
perifer (pembuluh darah tepi) yang umum menyerang kaki dan tangan.
Penyandang diabetes yang merokok akan semakin memperburuk aliran darahnya.

Perawatan luka

13

Kedua masalah di atas dapat menyebabkan terjadinya kaki diabetik. Ditambah lagi dengan
rentannya penyandang diabetes terhadap risiko infeksi karena daya tahan tubuh yang menurun,
akan semakin memperbesar risiko mengalami komplikasi kaki diabetik.
Sebagai gambaran, misalnya kaki anda terluka karena penggunaan sepatu yang sempit. Anda
tidak menyadari dan tidak merasakan sakit karena adanya kerusakan saraf pada kaki anda.
Selanjutnya, luka yang awalnya kecil itu akan terinfeksi. Pada penyandangdiabetes, kadar gula
dalam darah yang tinggi merupakan makanan bagi kuman. Kuman kemudian berkembang biak
dan menyebabkan infeksi bertambah buruk. Hal ini diperparah dengan aliran darah kaki yang
buruk sehingga memperlambat proses penyembuhan luka.
Infeksi yang tidak ditangani dengan segera dapat menyebabkan gangren. Pada gangren, kulit dan
jaringan di sekitar luka tersebut akan mati (nekrotik), sehingga daerah di sekitar luka tersebut
akan berwarna kehitaman dan menimbulkan bau. Untuk mencegah gangren meluas, dokter dapat
mengambil tindakan operasi untuk memotong jari kaki atau bagian dari kaki yang terinfeksi.
Pemotongan bagian tubuh ini dikenal dengan istilah amputasi.Diabetes merupakan penyebab
umum non-traumatik kasus amputasi kaki.
Pencegahan Kaki Diabetik

Berikut beberapa kiat perawatan kaki untuk mencegah komplikasi kaki diabetik pada
penyandang diabetes:

Periksa kedua kaki setiap hari. Apakah ada bisul, perubahan warna atau perasaaan yang
berbeda. Bila perlu minta batuan orang lain atau gunakan cermin untuk melihatnya.
Cuci kaki setiap hari. Gunakanlah air sabun hangat (jangan panas), lalu keringkan kedua
kaki dengan seksama.
Kuku kaki dipotong rata, kikirlah ujung-ujungnya yang kasar.
Jangan menggunakan obat penghilang kutil, atau memotong sendiri mata ikan atau
kapalan pada kaki anda. Sebaiknya pergilah ke dokter umum atau dokter ahli perawatan
kaki (podiatris).
Kenakan sepatu yang lembut dan nyaman. Setiap hari periksa bagian dalam sepatu,
kalau-kalau ada potongan atau sudut tajam yang bisa melukai. Jangan berjalan pada lantai
atau jalan yang kasar dengan kaki telanjang.
Hindari celana ketat atau mengenakan sesuatu yang ketat di pergelangan kaki.
Hentikan merokok yang dapat memperparah peredaran darah yang buruk ke kaki.

Upaya pencegahan bagi penyandang diabetes yang belum mengalami komplikasi kaki diabetik
dapat dilakukan dengan cara mengendalikan kadar gula darah selalu mendekati nilai normal. Hal
ini karena komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda, atau diperlambat dengan mengendalikan
kadar gula darah.
Ada empat hal utama yang dapat anda lakukan untuk mengendalikan kadar gula darah, yaitu:

Pengaturan makan/diet dengan penekanan pada pentingnya keteraturan makan dalam hal
jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan.
Olahraga/aktivitas fisik secara teratur yakni 3-5 kali seminggu selama 30-60 menit.

Perawatan luka

14

Pengobatan yang sesuai petunjuk dokter bila gula darah tidak dapat dikendalikan dengan
pengaturan pola makan dan latihan fisik.
Evaluasi kesehatan dengan melakukan evaluasi medis secara lengkap meliputi
pemeriksaan fisik, riwayat penyakit, dan pemeriksaan laboratorium.

Sementara bagi penyandang diabetes yang telah terlanjur mengalami komplikasi kaki diabetik,
tetap harus mengendalikan kadar gula darah dan ditambah dengan perawatan kaki yang baik.
Jika terjadi luka, harus ditangani segera oleh tenaga medis. Dokter akan memberikan antibiotik
jika luka anda telah mengalami infeksi. Jangan merawat sendiri luka anda, karena jika terjadi
salah penanganan dapat menyebabkan luka meluas dan infeksi menyebar sehingga dapat
menimbulkan gangren (pembusukan) yang selanjutnya perlu dilakukan amputasi.
Edukasi terhadap penyandang diabetes mutlak diperlukan agar tumbuh kesadaran untuk
memeriksa kaki setiap hari sehingga setiap bentuk kelainan kaki dapat segera teridentifikasi
sebelum menimbulkan luka. Tekanan dan gesekan terus-menerus yang dialami kaki suatu saat
akan menimbulkan luka. Jika hal ini terus berlangsung dan tidak disadari oleh
penyandang diabetes, maka luka akan semakin dalam dan meluas.
Hal terpenting yang perlu diperhatikan setiap penyandang diabetes adalah mencegah terjadinya
luka pada kaki, sehingga kemungkinan timbulnya komplikasi kaki diabetik dapat dicegah. Pada
akhirnya, kemungkinan infeksi yang meluas sampai berkembang menjadi gangren dan risiko
amputasi dapat dihindari.
Posted in Tips Kesehatan | Leave a Comment

Gizi Seimbang Mencegah Diabetes Mellitus


April 26, 2009

Penyakit diabetes mellitus (DM) yang lebih dikenal di Indonesia dengan sebutan penyakit
kencing manis merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya kian meningkat.

Perawatan luka

15

Kini, jumlah penderita diabetes di Indonesia


semakin bertambah. Tidak hanya orang tua, remaja dan dewasa muda pun ternyata juga diserang
penyakit gula.
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 tercatat hampir 200 juta orang di
dunia menderita diabetes dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlah penderita bisa mencapai
sekitar 330 juta jiwa.
Sementara di Indonesia sendiri, berdasarkan data WHO pada tahun 2003 tercatat lebih dari 13
juta penderita diabetes, dari jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 20
juta penderita pada tahun 2030.
Peningkatan prevalensi DM menunjukkan pentingnya upaya pencegahan. DM timbul karena
faktor keturunan dan perilaku. Dapat dikatakan bahwa faktor keturunan itu berjalan lambat,
sedangkan pandemi DM saat ini merupakan cerminan perubahan gaya hidup.
Faktor keturunan merupakan faktor yang tidak dapat diubah, tetapi faktor lingkungan yang
berkaitan dengan gaya hidup seperti kurang berolahraga dan asupan nutrisi yang berlebihan serta
kegemukan merupakan faktor yang dapat diperbaiki.
Tidak diragukan bahwa nutrisi merupakan faktor yang penting untuk timbulnya DM tipe-2. Gaya
hidup yang kebarat-baratan dan hidup santai serta panjangnya angka harapan hidup merupakan
faktor yang meningkatkan prevalensi DM.
Berikut ini adalah beberapa anjuran gizi seimbang yang ada kaitannya dengan pencegahan
diabetes, antara lain:
1. Makanlah aneka ragam makanan
Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang mampu membuat
seseorang untuk hidup sehat dan produktif. Oleh karena itu setiap orang termasuk penyandang
Perawatan luka

16

DM perlu mengonsumsi aneka ragam makanan. Makan makanan yang beraneka ragam akan
menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Sumber zat tenaga

antara lain beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu dan mie. Minyak,
margain dan santan yang
mengandung lemak juga menghasilkan tenaga. Makanan
sumber tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.

Sumber zat pembangun.

Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah
kacang-kacangan, tempe, tahu.
Sumber yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam,
daging, susu, serta hasil olahannya seperti keju. Zat
pembangun berperan sangat
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.

Sumber zat pengatur

adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai


vitamin dan mineral yang
berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ?
organ tubuh.
Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi harus berasal
dari makanan sumber zat
tenaga, pembangun dan pengatur. Setiap kali makan baik
makan siang maupun makan malam sebaiknya hidangan
terdiri dari makanan pokok, lauk
pauk, sayuran dan buah.
2. Makanlah untuk memenuhi kecukupan energi (capai dan pertahankan berat badan
normal)
Agar dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar, berolahraga dan kegiatan
lain, setiap orang perlu makan makanan yang cukup enegi, tidak kekurangan dan tidak
berlebihan. Kecukupan energi ditandai dengan berat badan yang normal. Oleh karena itu, capai
dan pertahankan berat badan yang normal.
Kelebihan gizi terutama makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat dapat menimbulkan
kegemukan yang berujung timbulnya DM. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penurunan
berat badan sedang pada orang gemuk dan kemudian dipertahankan dapat menurunkan risiko
timbulnya DM tipe 2.
Mempertahankan berat badan normal/ideal sesuai dengan umur dan tinggi badan diperlukan
untuk pencegahan DM. Peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi makan adalah cara yang baik
untuk penurunan berat badan.
Kebutuhan energi seseorang bergantung pada usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan
kegiatan fisik, keadaan penyakit dan pengobatannya.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat,
Perawatan luka

17

sebagian dari kebutuhan energi (pilihlah karbohidrat kompleks dan serat, batasi karbohidrat
sederhana yang (refined)
Terdapat 3 kelompok karbohidrat yaitu kompleks, sederhana dan serat.
Karbohidrat Kompleks (tepung-tepungan)
makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, gandum), umbiumbian (singkong, ubi jalar, kentang), sagu dll. Makanan tersebut mengandung zat gizi lain
selain karbohidrat.
Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks di dalam tubuh berlangsung lebih lama
dari karbohidrat sederhana, sehingga dengan mengonsumsi karbohidrat kompleks, orang tidak
segera lapar.
Karbohidrat Sederhana
karbohidrat sederhana alamiah tedapat pada buah, sayuran dan susu. Bahan makanan tesebut
selain mengandung karbohidrat, mengandung zat gizi lain yang sangat bemanfaat.
Karbohidrat sederhana yang diproses seperti gula, madu, sirup, bolu, selai, dll langsung diserap
dan digunakan tubuh sebagai energi, sehingga cepat menimbulkan rasa lapar. Gula tidak
mengandung zat gizi lain, hanya karbohidrat. Konsumsi gula yang berlebih dapat mengurangi
peluang terpenuhinya zat gizi lain.
Menurut penelitian, tidak ada hubungan langsung antara asupan gula dengan timbulnya DM tipe
2. Namun, demikian, makanan dengan kandungan gula tinggi sering juga mengandung lemak
yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan kegemukan.
Serat adalah bagian karbohidrat yang tak dapat dicerna. Kelompok ini banyak terdapat pada
buah, sayuran, padi-padian dan produk sereal. Susu, daging dan lemak tidak mengandung serat.
Serat terdiri dari 2 jenis yaitu serat larut (pembentuk gel) seperti pectin dan guargum serta serat
tidak larut seperti selulose dan bran. Kedua jenis serat ini banyak terdapat pada padi-padian,
kacang-kacangan, tempe, sayuran serta buah. Makan cukup serat memberikan keuntungan
sebagai berikut:
perasaan kenyang dan puas yang membantu mengendalikan nafsu makan dan penurunan berat.
Makanan tinggi serat biasanya rendah kalori
Membantu buang air besar secara teratur
Menurunkan kadar lemak darah yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung
yaitu kolesterol dan trigliserida darah.
4. Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai seperempat kecukupan energi
Lemak dan minyak dalam makanan berguna untuk memenuhi kebutuhan energi, membantu
penyerapan vitamin A, D, E dan K serta menambah lezatnya makanan. Bagi kebanyakan
penduduk Indonesia, khususnya yang tinggal di pedesaan konsumsi lemak/minyak masih sangat
rendah sehingga perlu ditingkatkan, sedangkan konsumsi lemak pada penduduk perkotaan sudah
perlu diwaspadai karena cenderung berlebihan.
Kebiasaan mengonsumsi lemak hewani berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh
darah arteri dan penyakit jantung koroner. Membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko
menderita penyakit jantung koroner karena lemak ikan mengandung asam lemak omega-3.

Perawatan luka

18

Mengurangi asupan lemak, terutama lemak jenuh dapat menurunkan risiko DM. Beberapa
contoh sumber asupan lemak jenuh adalah makanan yang dimasak dengan banyak minyak,
mentega ataupun santan, lemak hewan, susu penuh (whole milk) dan cream.
5. Gunakan garam beryodium
Konsumsi natrium dalam garam dapur (natrium klorida) yang belebihan dapat memicu terjadinya
penyakit darah tinggi. Anjuran asupan natrium untuk penduduk biasanya tidak lebih dari 3000
mg perhari yaitu kira-kira 1 sendok teh yang digunakan dalam memasak.
6. Berikan ASI saja pada bayi minimal sampai umur 4 bulan.
ASI adalah makan terbaik untuk bayi. Pada usia 0-4 bulan, bayi cukup diberi ASI (ASI eksklusif)
karena ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang
sehat.
Kurang gizi selama awal kehidupan atau bahkan saat di dalam kandungan juga memainkan
peranan penting pada timbulnya DM tipe 2 di kemudian hari setelah dewasa, melalui mekanisme
resistensi insulin.
7. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
Kegiatan fisik dan olahraga bemanfaat bagi setiap orang karena dapat meningkatkan kebugaran,
mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta
memperlambat proses penuaan.
Olahraga harus dilakukan secara teratur. Macam dan takaran olahraga berbeda menurut usia,
jenis kelamin, jenis pekerjaan dan kondisi kesehatan. Apabila pekerjaan sehari-hari seseorang
kurang memungkinkan gerak fisik, upayakan berolahraga secara teratur atau melakukan kegiatan
lain yang setara.
Kegiatan lain yang bisa dilakukan seperti membiasakan diri naik tangga 2-6 lantai yang secara
bertahap dan teratur, walaupun di tempat itu tersedia lift. Kurang gerak atau hidup santai
merupakan faktor pencetus diabetes.
Posted in Tips Kesehatan | Leave a Comment

Komplikasi Diabetes
April 25, 2009

Perawatan luka

19

Diabetes merupakan penyakit yang memiliki komplikasi (menyebabkan


terjadinya penyakit lain) yang paling banyak. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang
tinggi terus menerus, sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur internal
lainnya.
Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh
darah menebal dan mengalami kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan
berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf.
Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam
darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak lemak di
dalam pembuluh darah). Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita diabetes.
Sirkulasi darah yang buruk ini melalui pembuluh darah besar (makro) bisa melukai otak, jantung,
dan pembuluh darah kaki (makroangiopati), sedangkan pembuluh darah kecil (mikro) bisa
melukai mata, ginjal, saraf dan kulit serta memperlambat penyembuhan luka.
Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang jika diabetesnya tidak
dikelola dengan baik. Komplikasi yang lebih sering terjadi dan mematikan adalah serangan
jantung dan stroke.
Kerusakan pada pembuluh darah mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan akibat
kerusakan pada retina mata (retinopati diabetikum). Kelainan fungsi ginjal bisa menyebabkan
gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani cuci darah (dialisa).
Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk. Jika satu saraf mengalami
kelainan fungsi (mononeuropati), maka sebuah lengan atau tungkai biasa secara tiba-tiba menjadi
lemah.
Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai dan kaki mengalami kerusakan (polineuropati
diabetikum), maka pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan atau nyeri seperti terbakar
dan kelemahan.
Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera karena penderita tidak
dapat meradakan perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa
menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa
sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama sehingga sebagian
tungkai harus diamputasi.

Perawatan luka

20

Posted in Info Kesehatan | Leave a Comment

Gaya hidup untuk hindari Diabetes


April 24, 2009

Faktor keturunan memiliki pengaruh apakah seseorang dapat terkena


diabetes atau tidak. Selain keturunan, gaya hidup juga berperan besar. Diabetes tipe 2 sering
terjadi pada orang yang mengalami obesitas. Obesitas atau kegemukan merupakan pemicu
terpenting penyebab diabetes.
Obesitas artinya berat badan berlebih minimal sebanyak 20% dari berat badan idaman. Juga
berarti indeks masa tubuh lebih dari 25 kg/m2. Lemak yang berlebih akan menyebabkan
resistensi terhadap insulin. Ini menjelaskan mengapa diet dan olahraga merupakan metode
penatalaksanaan untuk diabetes tipe 2.
Dengan menurunkan berat badan dan meningkatkan massa otot, akan mengurangi jumlah lemak
sehingga membantu tubuh memanfaatkan insulin dengan lebih baik. Ternyata ada hubungan
antara diabetes tipe 2 dengan letak tumpukan lemak terbanyak. Bila timbunan lemak terbanyak
terdapat di perut maka risiko terkena diabetes lebih tinggi.
Para peneliti juga percaya bahwa gen yang membawa sifat obesitas ikut berperan dalam
menyebabkan diabetes. Gen yang bernama gen obes ini mengatur berat badan melalui protein
pemberi kabar apakah kita lapar atau tidak. Pada percobaan dengan tikus, bila gen ini bermutasi
maka tikus akan menjadi obes dan mengalami diabetes tipe 2.
Penelitian menunjukkan bahwa kegemukan berhubungan dengan waktu yang dihabiskan di
depan TV dan komputer. Menonton TV akan menyebabkan tidak bergerak juga berpengaruh
terhadap pola makan mengemil.Bagaimana cara mengatasi kegemukan untuk menghindari
diabetes?
Caranya mudah, murah dan efektif, antara lain:
1. Membiasakan diri untuk hidup sehat
2. Biasakan diri berolahraga secara teratur
3. Hindari menonton TV atau main komputer terlalu lama
4. Jangan mengkonsumsi permen, coklat, atau snack dengan kandungan garam yang tinggi.
Perawatan luka

21

5. Hindari makanan siap saji dengan kandungan kadar karbohidrat dan lemak tinggi.
6. Konsumsi sayuran dan buah-buahan.
Posted in Tips Kesehatan | Leave a Comment

Mencegah Bahaya Komplikasi


April 23, 2009

Pemantauan kadar gula darah merupakan bagian yang penting dari


pengobatan diabetes. Adanya glukosa bisa diketahui dari air kemih; tetap pemeriksaan air kemih
bukan merupakan cara yang baik untuk memantau pengobatan atau menyesuaikan dosis
pengobatan.
Saat ini kadar gula darah dapat diukur sendiri dengan mudah oleh penderita di rumah
menggunakan alat pengukur glukosa darah. Penderita diabetes harus mencatat kadar gula darah
mereka dan melaporkannya kepada dokter agar dosis insulin atau obat hipoglikemiknya dapat
disesuaikan.
Insulin maupun obat hipoglikemik per-oral bisa terlalu banyak menurunkan kadar gula darah
sehingga terjadi hipoglikemia. Hipoglikemia (rendahnya kadar gula dalam darah) juga bisa
terjadi jika penderita kurang makan atau tidak makan pada waktunya atau melakukan olah raga
yang terlalu berat tanpa makan.
Jika kadar gula darah terlalu rendah, organ pertama yang terkena pengaruhnya adalah otak.
Untuk melindungi otak, tubuh segera mulai membuat glukosa dari glikogen yang tersimpan di
hati.
Proses ini melibatkan pelepasan epinefrin (adrenalin), yang cenderung menyebabkan rasa lapar,
kecemasan, meningkatnya kesiagaan dan gemetaran. Berkurangnya kadar glukosa darah ke otak
bisa menyebabkan sakit kepala.
Hipoglikemia harus segera diatasi karena dalam beberapa menit bisa menjadi berat,
menyebabkan koma dan kadang cedera otak menetap. Jika terdapat tanda hipoglikemia,
penderita harus segera makan gula.

Perawatan luka

22

Oleh sebab itu, penderita diabetes harus selalu membawa permen, gula atau tablet glukosa untuk
menghadapi serangan hipoglikemia. Atau penderita segera minum segelas susu, air gula atau jus
buah, sepotong kue, buah-buahan atau makanan manis lainnya.
Penderita diabetes tipe I harus selalu membawa glukagon, yang bisa disuntikkan jika mereka
tidak dapat memakan makanan yang mengandung gula.
Gejala-gejala dari kadar gula darah rendah:
1. Rasa lapar yang timbul secara tiba-tiba
2. Sakit kepala
3. Kecemasan yang timbul secara tiba-tiba
4. Badan gemetaran
5. Berkeringat
6. Bingung
7.Penurunan kesadaran, koma.
Ketoasidosis diabetikum merupakan suatu keadaan darurat. Tanpa pengobatan yang tepat dan
cepat, bisa terjadi koma bahkan kematian. Penderita harus dirawat di unit perawatan intensif.
Diberikan sejumlah besar cairan intravena dan elektrolit (natrium, kalium, klorida, fosfat) untuk
menggantikan yang hilang melalui air kemih yang berlebihan.
Insulin diberikan melalui intravena sehingga bisa bekerja dengan segera dan dosisnya
disesuaikan. Kadar glukosa, keton dan elektrolit darah diukur setiap beberapa jam, sehingga
pengobatan yang diberikan bisa disesuaikan.
Contoh darah arteri diambil untuk mengetahui keasamannya. Pengendalian kadar gula darah dan
penggantian elektrolit biasanya bisa mengembalikan keseimbangan asam basa, tetapi kadang
perlu diberikan pengobatan tambahan untuk mengoreksi keasaman darah.
Pengobatan untuk koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik sama dengan pengobatan untuk
ketoasidosis diabetikum yaitu diberikan cairan dan elektrolit pengganti. Kadar gula darah harus
dikembalikan secara bertahap untuk mencegah perpindahan cairan ke dalam otak. Kadar gula
darah cenderung lebih mudah dikontrol dan keasaman darahnya tidak terlalu berat.
Jika kadar gula darah tidak terkontrol, sebagian besar komplikasi jangka panjang berkembang
secara progresif. Retinopati diabetik dapat diobati secara langsung dengan pembedahan laser
untuk menyumbat kebocoran pembuluh darah mata sehingga bisa mencegah kerusakan retina
yang menetap. Terapi laser dini bisa membantu mencegah atau memperlambat hilangnya
penglihatan.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda atau
diperlambat dengan mengontrol kadar gula darah. Mengontrol kadar gula darah dapat dilakukan
dengan terapi misalnya patuh meminum obat.
Posted in Tips Kesehatan | Leave a Comment

Perawatan luka

23

Terapi untuk Diabetes Mellitus


April 20, 2009

Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk


mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Namun, kadar gula darah yang
benar-benar normal sulit untuk dipertahankan.
Meskipun demikian, semakin mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadinya
komplikasi sementara maupun jangka panjang menjadi semakin berkurang. Untuk itu diperlukan
pemantauan kadar gula darah secara teratur baik dilakukan secara mandiri dengan alat tes kadar
gula darah sendiri di rumah atau dilakukan di laboratorium terdekat.
Pengobatan diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet. Seseorang yang
obesitas dan menderita diabetes tipe 2 tidak akan memerlukan pengobatan jika mereka
menurunkan berat badannya dan berolah raga secara teratur.
Namun, sebagian besar penderita merasa kesulitan menurunkan berat badan dan melakukan olah
raga yang teratur. Karena itu biasanya diberikan terapi sulih insulin atau obat hipoglikemik
(penurun kadar gula darah) per-oral.
Diabetes tipe 1 hanya bisa diobati dengan insulin tetapi tipe 2 dapat diobati dengan obat oral.
Jika pengendalian berat badan dan berolahraga tidak berhasil maka dokter kemudian
memberikan obat yang dapat diminum (oral = mulut) atau menggunakan insulin.
Berikut ini pembagian terapi farmakologi untuk diabetes, yaitu:
Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Golongan sulfonilurea seringkali dapat menurunkan kadar gula darah secara adekuat pada
penderita diabetes tipe II, tetapi tidak efektif pada diabetes tipe I. Contohnya adalah glipizid,
gliburid, tolbutamid dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula darah dengan cara
merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan efektivitasnya.

Perawatan luka

24

Obat lainnya, yaitu metformin, tidak mempengaruhi pelepasan insulin tetapi meningkatkan
respon tubuh terhadap insulinnya sendiri. Akarbos bekerja dengan cara menunda penyerapan
glukosa di dalam usus.
Obat hipoglikemik per-oral biasanya diberikan pada penderita diabetes tipe II jika diet dan oleh
raga gagal menurunkan kadar gula darah dengan cukup.
Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita
memerlukan 2-3 kali pemberian.
Jika obat hipoglikemik per-oral tidak dapat mengontrol kadar gula darah dengan baik, mungkin
perlu diberikan suntikan insulin.
2. Terapi Sulih Insulin
Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus diberikan insulin
pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan, insulin dihancurkan di
dalam lambung sehingga tidak dapat diberikan per-oral (ditelan).
Bentuk insulin yang baru (semprot hidung) sedang dalam penelitian. Pada saat ini, bentuk insulin
yang baru ini belum dapat bekerja dengan baik karena laju penyerapannya yang berbeda
menimbulkan masalah dalam penentuan dosisnya.
Insulin disuntikkan dibawah kulit ke dalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha atau dinding
perut. Digunakan jarum yang sangat kecil agar tidak terasa terlalu nyeri.
Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki kecepatan dan lama kerja yang
berbeda:
Insulin kerja cepat.
Contohnya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling sebentar.
Insulin ini seringkali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai puncaknya
dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam.
Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa kali suntikan
setiap harinya dan disutikkan 15-20 menit sebelum makan.
Insulin kerja sedang.
Contohnya adalah insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan.
Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimun dalam waktu 6-10 jam dan
bekerja selama 18-26 jam.
Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat
disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam.
Insulin kerja lambat.
Contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan.
Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36 jam.
Sediaan insulin stabil dalam suhu ruangan selama berbulan-bulan sehingga bisa dibawa kemanamana.
Perawatan luka

25

Pemilihan insulin yang akan digunakan tergantung kepada:


Keinginan penderita untuk mengontrol diabetesnya
Keinginan penderita untuk memantau kadar gula darah dan menyesuaikan dosisnya
Aktivitas harian penderita
Kecekatan penderita dalam mempelajari dan memahami penyakitnya
Kestabilan kadar gula darah sepanjang hari dan dari hari ke hari
Sediaan yang paling mudah digunakan adalah suntikan sehari sekali dari insulin kerja sedang.
Tetapi sediaan ini memberikan kontrol gula darah yang paling minimal.
Kontrol yang lebih ketat bisa diperoleh dengan menggabungkan 2 jenis insulin, yaitu insulin
kerja cepat dan insulin kerja sedang. Suntikan kedua diberikan pada saat makan malam atau
ketika hendak tidur malam.
Kontrol yang paling ketat diperoleh dengan menyuntikkan insulin kerja cepat dan insulin kerja
sedang pada pagi dan malam hari disertai suntikan insulin kerja cepat tambahan pada siang hari.
Beberapa penderita usia lanjut memerlukan sejumlah insulin yang sama setiap harinya; penderita
lainnya perlu menyesuaikan dosis insulinnya tergantung kepada makanan, olah raga dan pola
kadar gula darahnya. Kebutuhan akan insulin bervariasi sesuai dengan perubahan dalam
makanan dan olah raga.
Beberapa penderita mengalami resistensi terhadap insulin. Insulin tidak sepenuhnya sama dengan
insulin yang dihasilkan oleh tubuh, karena itu tubuh bisa membentuk antibodi terhadap insulin
pengganti. Antibodi ini mempengaruhi aktivitas insulin sehingga penderita dengan resistansi
terhadap insulin harus meningkatkan dosisnya.
Penyuntikan insulin dapat mempengaruhi kulit dan jaringan dibawahnya pada tempat suntikan.
Kadang terjadi reaksi alergi yang menyebabkan nyeri dan rasa terbakar, diikuti kemerahan, gatal
dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan selama beberapa jam.
Suntikan sering menyebabkan terbentuknya endapan lemak (sehingga kulit tampak berbenjolbenjol) atau merusak lemak (sehingga kulit berlekuk-lekuk). Komplikasi tersebut bisa dicegah
dengan cara mengganti tempat penyuntikan dan mengganti jenis insulin. Pada pemakaian insulin
manusia sintetis jarang terjadi resistensi dan alergi.
Pengaturan diet sangat penting. Biasanya penderita tidak boleh terlalu banyak makan makanan
manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur. Penderita diabetes cenderung memiliki kadar
kolesterol yang tinggi, karena itu dianjurkan untuk membatasi jumlah lemak jenuh dalam
makanannya. Tetapi cara terbaik untuk menurunkan kadar kolesterol adalah mengontrol kadar
gula darah dan berat badan.
Semua penderita hendaknya memahami bagaimana menjalani diet dan olah raga untuk
mengontrol penyakitnya. Mereka harus memahami bagaimana cara menghindari terjadinya
komplikasi.

Perawatan luka

26

Penderita juga harus memberikan perhatian khusus terhadap infeksi kaki sehingga kukunya harus
dipotong secara teratur. Penting untuk memeriksakan matanya supaya bisa diketahui perubahan
yang terjadi pada pembuluh darah di mata.
Posted in Tips Kesehatan | Leave a Comment

Pengaturan Makan Bagi Diabetisi


April 19, 2009

Pengaturan makan merupakan pilar utama pengelolaan diabetes mellitus


(DM). Namun, Diabetisi (orang dengan diabetes) sering mendapat berbagai informasi tentang
makanan dan DM dari berbagai sumber yang tidak selalu benar. Informasi yang kurang tepat
sering kali merugikan Diabetisi itu sendiri, antara lain tidak lagi dapat menikmati makanan
kesukaan mereka. Sebenarnya anjuran makan pada Diabetisi sama dengan anjuran makan sehat
umumnya, yaitu makanan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing.
Sebaliknya anjuran makan bagi Diabetisi juga akan sangat baik untuk orang sehat yang non DM
dan juga untuk mencegah penyakit salah gizi yang lainnya. Tujuan makan sesuai kebutuhan
kalori adalah agar dapat mencapai dan mempertahankan berat badan yang normal. Pada Diabetisi
yang gemuk, kadar gula darah sulit dikendalikan, sehingga berat badan perlu dibuat normal.
Berat badan normal berkisar antara kurang dari 10% sampai lebih dari 10% dari berat badan
idaman. Berat badan idaman adalah 90% x (tinggi badan dalam cm dikurang 100 kg). Bila tinggi
badan 160 cm, maka berat badan idamannya adalah 90% x (160-100) kg = 54 kg. Berolahraga
dengan teratur dapat membantu menurunkan berat badan dan mengendalikan kadar gula darah.
Selain perlu mencapai gula darah dan mempertahankan gula darah mendekati normal, Diabetisi
juga perlu mencapai dan mempertahankan lemak darah serta tekanan darah yang normal.
Diabetisi tak perlu takut makan dan dianjurkan makan bersama anggota keluarga lainnya, yaitu
menu makanan yang seimbang sesuai kebutuhan gizi.
Kandungan zat gizi dalam makanan serta anjurannya untuk diabetisi sebagai berikut:
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber tenaga utama untuk kegiatan sehari-hari dan terdiri atas
tepung-tepungan dan gula. Diabetisi dianjurkan mengkonsumsi padi-padian, sereal, buah
dan sayuran karena mengandung serat tinggi, juga vitamin dan mineral.

Perawatan luka

27

Makanan yang perlu dibatasi adalah gula, madu, sirup, kue kukis, dodol dan kue-kue
manis lainnya. Karbohidrat sederhana seperti gula hanya mengandung karbohidrat saja
tetapi tidak mengandung zat gizi penting lainnya sehingga kurang bermanfaat bagi tubuh.
2. Protein
Protein adalah zat gizi yang penting utuk pertumbuhan dan pengganti jaringan yanng
rusak. Oleh karena itu perlu makan protein setiap hari. Sumber protein banyak terdapat
dalam ikan, ayam, daging, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.
3. Lemak
Lemak juga sumber tenaga. Bagi Diabetisi makanan jangan terlalu banyak digoreng,
sebaiknya lebih banyak dimasak menggunakan sedikit minyak sepeti dipanggang,
dikukus, dibuat sup, direbus atau dibakar. Batasi konsumsi makanan tinggi kolesterol
seperti otak, jerohan, kuning
4. Vitamin & mineral
Vitamin dan mineral terdapat pada sayuran dan buah-buahan, berfungsi utuk membantu
melancarkan kerja tubuh. Apabila kita makan makanan yang bervariasi setiap harinya
maka tidak perlu lagi vitamin tambahan. Diabetisi perlu mencapai dan mempertahankan
tekanan darah yang normal. Oleh karena itu perlu membatasi konsumsi natrium. Hindari
makanan tinggi garam dan vetsin. Anjuran makan garam dapur sehari kira-kira 6-7 gram
(1 sendok teh).
Menu Seimbang
Makanlah beraneka ragam makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat
pembangun serta sumber zat pengatur.
1. Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi: karbohidrat, lemak, dan proten.
Makanan sumber zat tenaga antara lain nasi serta penggantinya seperti roti, mie, kentang,
dll.
2. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral. Makanan
sumber zat pembangun antara lain kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam,
daging, susu, keju dll.
3. Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan sumber zat
pengatur antara lain sayuran dan buah-buahan.
Makanlah Teratur
Untuk dapat makan sesuai kebutuhan gizi, anda perlu mengetahui kebutuhan kalori sehari. Selain
membantu dalam kebutuhan kalori, ahli gizi/diet juga menyaranakan variasi makanan sesuai
dengan daftar bahan makanan penukar.
Porsi makanan hendaknya tersebar sepanjang hari, yaitu makan pagi, makan siang, dan makan
malam serta kudapan diantara waktu makan. Diabetisi yang menggunakan insulin atau OHO,
sebaiknya memperhatikan jadwal makan teratur, jenis serta jumlah makanan. Bila mereka makan
Perawatan luka

28

tidak teratur, dapat menyebabkan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah < 60 mg/dL) yang
bisa membahayakan.
Jumlah & Jenis Makanan Sehari-hari
Sebagai pedoman, anda dianjurkan makan 3 kali sehari yang terdiri dari:
1.
2.
3.
4.

Satu piring nasi atau penggatinya.


Satu potong ikan atau penggantinya.
Satu mangkok sayuran.
Buah-buahan.

Diantara waktu makan tersebut di atas dapat diselingi dengan kudapan/makanan ringan,
contohnya buah atau kue.
Posted in Tips Kesehatan | Leave a Comment

Diabetes Insipidus Nefrogenik


April 18, 2009

DEFINISI
Diabetes Insipidus Nefrogenik adalah suatu kelainan dimana ginjal menghasilkan sejumlah besar
air kemih yang encer karena ginjal gagal memberikan respon terhadap hormonantidiuretik dan
tidak mampu memekatkan air kemih.
PENYEBAB
Dalam keadaan normal, ginjal mengatur konsentrasi air kemih sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Pengaturan ini merupakan respon terhadap kadar hormon antidiuretik di dalam darah.
Hormon antidiuretik (yang dihasilkan dari kelenjar hipofisa), memberikan sinyal kepada ginjal
untuk menahan air dan memekatkan air kemih.
Terdapat 2 jenis diabetes insipidus.
Pada diabetes insipidus nefrogenik, ginjal tidak memberikan respon terhadap hormon antidiuretik
sehingga ginjal terus menerus mengeluarkan sejumlah besar air kemih yang encer.
Pada diabetes insipidus lainnya, kelenjar hipofisa gagal menghasilkan hormon antidiuretik.

Perawatan luka

29

Diabetes insipidus bisa merupakan penyakit keturunan.


Gen yang menyebabkan penyakit ini bersifat resesif dan dibawa oleh kromosom X, karena itu
hanya pria yang terserang penyakit ini.
Wanita yang membawa gen ini bisa mewariskan penyakit ini kepada anak laki-lakinya.
Penyebab lain dari diabetes insipidus nefrogenik adalah obat-obat tertentu yang bisa
menyebabkan kerusakan pada ginjal:
- antibiotik aminoglikosid
- demeklosiklin dan antibiotik lainnya
- lithium (untuk mengobati penyakit manik-depresif).
GEJALA
Jika merupakan penyakit keturunan, maka gejala biasanya mulai timbul segera setelah lahir.
Gejalanya berupa rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air
kemih yang encer (poliuri).
Bayi tidak dapat menyatakan rasa hausnya, sehingga mereka bisa mengalami dehidrasi. Bayi
bisa mengalami demam tinggi yang disertai dengan muntah dan kejang-kejang.
Jika tidak segera terdiagnosis dan diobati, bisa terjadi kerusakan otak, sehingga bayi mengalami
keterbelakangan mental.
Dehidrasi yang sering berulang juga akan menghambat perkembangan fisik.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar natrium yang tinggi dalam darah dan air kemih
yang sangat encer. Fungsi ginjal lainnya tampak normal.
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan penilaian dari respon ginjal terhadap hormon
antidiuretik melalui tes deprivasi air.
PENGOBATAN
Untuk mencegah dehidrasi, penderita harus selalu minum cairan dalam jumlah yang cukup ketika
mereka merasa haus. Penderita bayi dan anak-anak harus sering diberi minum.
Jika asupan cairan mencukupi, jarang terjadi dehidrasi.
Obat-obat tertentu dapat membantu, seperti diuretik tiazid (misalnya hidrochlorothiazid/HCT)
dan obat-obat anti peradangan non-steroid (misalnya indometacin atau tolmetin).
Posted in Info Diabetes | Leave a Comment

Diabetes Insipidus
April 17, 2009
Perawatan luka

30

DEFINISI
Diabetes Insipidus adalah suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormon antidiuretik yang
menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih
yang sangat encer (poliuri). Diabetes insipidus terjadi akibat penurunan pembentukan hormon
antidiuretik (vasopresin), yaitu hormon yang secara alami mencegah pembentukan air kemih
yang terlalu banyak. Hormon ini unik, karena dibuat di hipotalamus lalu disimpan dan dilepaskan
ke dalam aliran darah oleh hipofisa posterior. Diabetes insipidus juga bisa terjadi jika kadar
hormon antidiuretik normal tetapi ginjal tidak memberikan respon yang normal terhadap hormon
ini (keadaan ini disebut diabetes insipidus nefrogenik).
PENYEBAB
Diabetes insipidus dapat disebabkan oleh beberapa hal: Hipotalamus mengalami kelainan fungsi
dan menghasilkan terlalu sedikit hormon antidiuretik Kelenjar hipofisa gagal melepaskan
hormon antidiuretik ke dalam aliran darah Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat
pembedahan Cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak) Tumor Sarkoidosis atau
tuberkulosis Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak Beberapa bentuk
ensefalitis atau meningitis Histiositosis X (penyakit Hand-Sch?ller-Christian).
GEJALA
Diabetes insipidus dapat timbul secara perlahan maupun secara tiba-tiba pada segala usia.
Seringkali satu-satunya gejala adalah rasa haus dan pengeluaran air kemih yang berlebihan.
Sebagai kompensasi hilangnya cairan melalui air kemih, penderita bisa minum sejumlah besar
cairan (3,8-38 L/hari). Jika kompensasi ini tidak terpenuhi, maka dengan segera akan terjadi
dehidrasi yang menyebabkan tekanan darah rendah dan syok. Penderita terus berkemih dalam
jumlah yang sangat banyak, terutama di malam hari.
DIAGNOSA
Perawatan luka

31

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya. Untuk menyingkirkan diabetes melitus (kencing


manis) dilakukan pemeriksaan gula pada air kemih. Pemeriksaan darah menunjukkan kadar
berbagai elektrolit yang abnormal. Pemeriksaan yang paling sederhana dan paling dapat
dipercaya untuk diabetes insipidus adalah water deprivation test. Selama menjalani pemeriksaan
ini penderita tidak boleh minum dan bisa terjadi dehidrasi berat. Oleh karena itu pemeriksaan ini
harus dilakukan di rumah sakit atau tempat praktek dokter. Pembentukan air kemih, kadar
elektrolit darah (natrium) dan berat badan dikur secara rutin selama beberapa jam. Segera setelah
tekanan darah turun atau denyut jantung meningkat atau terjadi penurunan berat badan lebih dari
5%, maka tes ini dihentikan dan diberikan suntikan hormon antidiuretik. Diagnosis diabetes
insipidus semakin kuat jika sebagai respon terhadap hormon antidiuretik: pembuangan air
kemih yang berlebihan berhenti tekanan darah naik denyut jantung kembali normal.
PENGOBATAN
Diabetes insipidus diobati dengan mengatasi penyebabnya. Vasopresin atau desmopresin asetat
(dimodifikasi dari hormon antidiuretik) bisa diberikan sebagai obat semprot hidung beberapa kali
sehari untuk mempertahankan pengeluaran air kemih yang normal. Terlalu banyak
mengkonsumsi obat ini bisa menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan dan gangguan
lainnya. Suntikan hormon antidiuretik diberikan kepada penderita yang akan menjalani
pembedahan atau penderita yang tidak sadarkan diri. Kadang diabetes insipidus bisa
dikendalikan oleh obat-obatan yang merangsang pembentukan hormon antidiuretik, seperti
klorpropamid, karbamazepin, klofibrat dan berbagai diuretik (tiazid). Tetapi obat-obat ini tidak
mungkin meringankan gejala secara total pada diabetes insipidus yang berat.
Posted in Info Diabetes | Leave a Comment
RAIAN UMUM
Luka kotor adalah luka yang terinfeksi
Gangren adalah luka yang terinfeksi disertai dengan adanya jaringan yang mati. Oleh karena itu
perlu diganti balutan secara khusus
Gunanya untuk
- Mencegah meluasnya infeksi
- Memberi rasa nyaman pada klien
Operasional dilakukan pada :
- Luka terbuka / kotor
- Luka gangren
Perawatan luka

32

PERSIAPAN
Persiapan Alat
a. Alat Seteril ( bak instrument bersisi ) :
- 2 Pinset anatomi
- 2 pinset chirurgis
- 1 klem arteri
- 1 gunting jaringan
- 1 klem kocher
- Kassa dan deppers seteril
a. Alat Tidak Seteril
- Bethadine
- Larutan NaCl 0,9 %
- Handscone
- Kom kecil
- Verban dan plester
- Perlak
- Tempat cuci tangan
- Bengkok berisi larutan desinfektan ( Lysol )
- Sampiran jika perlu
- Masker jika perlu
- Schort bila perlu
Perawatan luka

33

- Obat-obatan sesuai program medis


Persiapan Pasien
Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan dan klien disiapkan
pada posisi yang nyaman
PELAKSANAAN
1. Seperangkat instrument didekatkan pada pasien
2. Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Perawat cuci tangan dan pasang sampiran
4. Memasang perlak dibaeah daerah yang akan diganti balutanya
5. Memakai hansscone
6. Membuka balutan dan membuang balutan lama ke tempat sampah yang telah disediakan
7. Membersihkan luka demaksud dengan kassa seteril yang telah di basahi dengan NaCl dan
bethadine kemudian membuang bagian-bagian yang kotor atau jaringan nekrotik
8. Membersihkan dengan arah kedalam dan keluar
9. Mengompres luka dengan bethadine atau dengan obat yang ditentukan oleh dokter, sampai
tertutup semuanya
10. menutup luka dengan kassa seteril kering
11. Membalut luka dengan verban
12. Meletakan alat-alat yang telah selesai dipergunakan kedalam bengkok yang berisi dengan
laritan desinfektan
13. Alat alat dibereskan dan dikembalikan ketempatnya semula
1. Perawat cuci tangan
EVALUASI
Perawatan luka

34

Mencatat hasil tindakan perawatan luka darin pada dokumen keperawatan :


Perhatian :
- Perhatikan teknik asepthik dan antiseptik
- Jaga privasi klien
- Perhatikan jika ada pus / jaringan nekrotik
PERAWATAN LUKA PENDERITA DIABETES
MELITUS
Friday, 03 April 2009
Oleh: Team IGD
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus atau penyakit kencing manis adalah penyakit menahun (kronis), yang
ditandai oleh kadar glukosa (gula) di dalam darah tinggi. Kadar glkosa darah yang
normal pada waktu puasa tidak melebihi 100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan kurang
dari 140 mg/dl. Kadar glukosa darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan timbulya
gejala-gejala seperti : sering kencing, rasa haus dan rasa lapar yang berlebihan, sering
mengalami infeksi, letih lesu, berat badan menurun, dll.
Namun dapat pula terjadi pada beberapa penderita DM yang tidak merasakan gejalagejala tersebut diatas dan penyakitnya ditemukan secara kebetulan, misalnya pada
waktu pemeriksaan kesehatan rutin.
Apabila pada seseorang penderita kencing manis kadar glukosa darahnya tinggi dalam
jangka waktu yang lama, maka akan timbul komplikasi menahun (kronis yang mengenai
mata menyebabkan gangguan penglihatan bila mengenai sistem syaraf akan
menyebabkan gangguan rasa dan gangguan bila mengenai ginjal menyebabkan
gangguan fungsi ginjal).
Adapun gambaran luka padapenderita kencing manis dapat berupa: demopati (kelainan
kulit berupa bercak-bercak bitam di daerah tulang kering), selulitis (peradangan dan
infeksi kulit), nekrobiosisi lipiodika diabetik (berupa luka oval, kronik, tepi keputihan),
osteomielitis (infeksi pada tulang) dan gangren (lika kehitaman dan berbau busuk).
TERJADINYA LUKA DIABETIK
Ada beberapa yang mempengaruhi :
1.Neuropati diabetik.
Adalah kelainan urat saraf akibat DM karena tinggi kadar dalam darah yang
bisa merusak urat saraf penderita dan menyebabkan hilang atau menurunnya rasa nyeri
pada kaki, sehingga apabila penderita mengalami trauma kadang-kadang tidak terasa.
Gejala-gejala Neuropati : Kesemitan, rasa panas (wedangan : bahasa jawa),
rasa tebal ditelapak kaki, kram, badan sakit semua terutama malam hari.
2.Angiopati Diabetik (Penyempitan pembuluh darah)
Pembuluh darah besar atau kecil pada penderita DM mudah menyempit dan
tersumbat oleh gumpalan darah. Apabila sumbatan terjadi di pembuluh darah sedang/
besar pada tungkai maka tungkai akan mudah mengalami gangren diabetik yaitu luka
pada kaki yang merah kehitaman dan berbau busuk. Adapun angiopati menyebabkan
asupan nutrisi, oksigen serta antibiotik terganggu sehingga menyebabkan kulit sulit
sembuh.
3.Infeksi
Perawatan luka

35

Infeksi sering merupakan komplikasi akibat berkurangnya aliran listrik


(neoropati)
PERAWATAN KAKI PENDERITA DM.
Mengingat segala kemungkinan dapat terjadi pada penderita DM akibat
gangguan pembuluh darah maupun syarafnya, maka perlu dilakukan tindakan
pencegahan agar tidak terjadi luka, sebagai berikut:
Penderita harus mencuci kakinya setiap hari dengan teratur, sesudah dicuci dikeringkan
dengan seksama (terutama pada sela-sela jari kaki)
Dapat dipakai bedak atau lotion.
Pada penderita dengan komplkasi kronis DM, sebaiknya jangan menggunakan air
hangat atau air panas untuk merendam kaki, oleh karena kepekaan rasa di kaki untuk
panas berkurang sehingga penderita tidak merasakan apa-apa, walaupun kakinya
melepuh.
Apabila penderita merasa kakinya dingin, sebaiknya memakai kaos kaki, Sebaiknya
memilih kaos kaki yang bahannya wol atau katun. Kaos kaki tersebut sebaiknya juga
dipakai sewaktu tidur.
Apabila memakai sepatu atau sandal, perlu diperiksa apakah alas kakinya licin dan rata.
Apabila membeli sepatu baru, sebaiknya diperhatikan : sepatu jangan terlalu sempit,
sebaiknya sepatu yang kulitnya lemas, pada awalnya sepatu tersebut dipakai beberapa
jam saja, untuk membiasakan diri.
Pada penderita DM yang mengalami gangguan syaraf sebaiknya jangan berjalan tanpa
alas kaki, karena dapat terkena luka tanpa penderita menyadarinya.
Sela-sela jari kaki perlu diperiksa, apakah terdapat luka atau kulit yang pecah-pecah,
yang disebabkan oleh jamur kaki. Bila ada, cepat pergi ke dokter untuk diobati.
LUKA-LUKA DI KAKI
Perlu diperhatikan.
Setiap hari kaki harus diperiksa dengan seksama minimal 1 kali. Ini sangat
penting untuk menemukan luka secara dini atau perubahan warna kulit seperti
kemerahan, jangan sungkan untuk pergi ke dokter walaupun hanya luka-luka kecil
sekalipun.
aPengalaman merawat luka pada penderita DM.
Berikut adalah kasus perawatan ulkus DM terinfeksi dengan abses besar di sisi
lateral metakarpal dextra (kanan). Perawatan ulkus ini mengenai pasien wanita berusia
40 tahun yang dirujuk ke klinik rawat jalan dengan kasus gawat darurat label kuning 2
(gawat tidak darurat) kondisi saat ini terdapat luka terbuka, diatas metakarpal dextra
sudah berlangsung 2 minggu, pasien mulai murung dan stres karena tidak dapat
melakukan aktifitas sehari-hari serta bekerja sebagai pedagang kain dengan alam
terbuka.
Dari pemeriksaan diketahui terdapat luka terbuka berukuran 10 x 7 cm pada
sisi lateral metakapral dextra, dibawah luka terdapat luka yang berfluktuasi, dan seluruh
daerah kemerahan serta sudah mulai terdapat nekrose (jaringan mati) pada permukaan
kulit. Parawatan luka ini tidak terlalu rumit apabila ada kerjasama antara pasien dengan
petugas kesehatan, pasien bersedia dilakukan perawatan secara rutin dengan keyakinan
luka akan sembuh. Perawat melakukan perawatan dengan sabar dan teliti serta
profesional.
Sebelum kita melakukan perawatan luka periksa GDS (Gula Darah Sewaktu)
kemudian baru kita lakukan tindakan incisi abses serta nekrotomi sebelumnya kita
berikan cairan antiseptik dengan betadin cair dan anestesi untuk menghilangkan rasa
sakit, kaluarkan semua pus (nanah), gunting jaringan yang mati atau yang berwarna
hitam, cuci dengan perhidrol kemudian bilas dengan cairan Na Cl 0,9 %, pasang tampon
dengan betadin yang diencerkan dengan Na Cl 1:1 selama masih ada pus dan diganti
setiap hari, apabila luka sudah menjadi gangren atau busuk, untuk perawatannya
setelah digunting jaringan yang mati dan dikeluarkannya nanah kita lakukan kompres
Perawatan luka

36

revanol dicampur norit dengan perbandingan 2 : 100 CC berfungsi untuk menyerap pus
(nanah) agar bau busuk hilang, dilakukan tiap hari dan rutin hingga luka membaik.
Setelah luka bersih dan tidak ada pus baru kita lakukan rawat luka dengan terapi
gentamicin salep dan bioplacenton (untuk menumbuhkan jaringan). Demikian hasil dari
perawatan luka dengan perawatan sederhana dapat dijangkau dan dapat dilakukan
tanpa rawat inap.-IGD-

Terakhir Diperbaharui ( Saturday, 04 April 2009 )

Perawatan luka

37

Anda mungkin juga menyukai