Diajukan kepada :
dr. Vista Nurasti Pradanita, M.Kes., Sp.KJ
Dokter Muda
Rheza Tuszakka
20100310162
STATUS PSIKIATRI
1. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Sdr. WH
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 23 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Bangsa/suku
: Indonesia/Jawa
Alamat
2. ALLOANAMNESIS
Nama
: Bp. S
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 48 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Petani
Bangsa/Suku
: Indonesia/Jawa
Alamat
Hubungan
: Ayah Kandung
Sifat perkenalan
: Dekat
Tempat wawancara
Tanggal wawancara
: 7 September 2015
semakin menyalah nyalahi pasien. Bisikan itu seperti menyalahi semua kegiatan
yang dilakukan pasien. Dari situ pasien semakin sering melamun, dan bicara sendiri.
Sampai suatu hari pasien mengaku ngamuk karena tidak bisa mengambil
pusaka berupa keris di rumahnya yang dimana lokasi keris itu menurut pengakuan
pasien berada di kamar nenek dari pasien yang telah meninggal. Setelah kejadian itu
pasien langsung di bawa oleh orang tua pasien ke rumah sakit jiwa di magelang. Di
rumah sakit tersebut pasien dirawat selama 1 bulan, dan pasien mengaku saat di
rawat di rumah sakit bisikan bisikan yang selalu menghantuinya tidak lagi terdengar.
Saat ini pasien berobat jalan dan setiap hari selalu meminum obat dengan
teratur, hanya saja terkadang pasien sering tidak bisa tidur. Kegiatan pasien sehari
hari dirumah merokok dan membantu pekerjaan rumah seperti bersih bersih halaman
rumah dan mencuci piring.
.
Alloanamnesis dengan ayah kandung
Menurut ayah pasien, keadaan pasien mulai berubah sejak Januari tahun 2015.
Dimana setelah pasien mendapat masalah dengan polisi dan menjadi saksi dari kasus
teman dari pasien. Setelah kejadian tersebut pasien banyak diem dan jarang mau
keluar rumah serta emosi pasien yang tidak setabil. Padahal kehidupan sehari hari
pasien sebelum mendapat kejadian dengan polisi tersebut sangat aktif dan memang
dari pengakuan ayah dari pasien, pasien kurang diperhatikan sehingga apa yang
dilakukan pasien orang tua tidak tahu. Ayah pasien berkata bahwa pasien sering
bermain dengan teman yang lebih tua dari dia, dan pergi tanpa sepengetahuan orang
tua. Setelah kejadian dengan polisi tersebut ayah pasien tidak membawa pasien ke
rumah sakit karena tidak tahu kalau anaknya tersebut sedang sakit. Sampai nenek dari
pasien meninggal dan pasien semakin menarik diri, sering diem dikamar dan pasien
mengamuk ingin memukuli orang tuanya dan tidak mengenali orangtuanya. Setelah
itu orang tua pasien langsung membawa pasien kerumah sakit jiwa di magelang.
2.3. Anamnesis Sistem (Keluhan Fisik dan Dampak terhadap Fungsi Sosial dan
Kemandirian)
Sistem Saraf
Sistem Kardiovaskular
Sistem Respirasi
Sistem Digestiva
Sistem Urogenital
: BAK normal
Sistem Integumentum
Sistem Muskuloskeletal
Gejala Klinis
Mental
Health Line
Januari
februari
maret
april
mei
juni
juli
agustus
september
Fungsi peran
2.5. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit dan Riwayat Penyakit Dahulu
2.5.1. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit
Faktor Organik
Panas, kejang, trauma fisik satu tahun sebelum mengalami gangguan
disangkal oleh pasien serta ayah pasien.
Faktor Psikososial (Stressor Psikososial)
-
Faktor Predisposisi
Penyakit herediter diduga ada keterkaitan dengan paman dari ayah pasien
yang juga mengalami riwayat gangguan jiwa.
Faktor Presipitasi
-
S
48th
45th
23th
9 th
= laki-laki
= meninggal
= perempuan
= pasien
= tinggal
serumah
S
= sakit jiwa
SMP
SMK
: dapat dipercaya
sekitar 1 bulan yang lalu. Pasien di pondokkan karena pada saat itu pasien
mengamuk marah marah dan tidak mengenali orang tua pasien. Saat ini pasien sudah
merasa kondisinya jauh lebih baik, meskipun pasien sering merasa pusing yang
hilang timbul tak menentu. Gejala seperti bisikan bisikan yang dulu sering muncul
yang dimana bisikan tersebut seperti selalu menyalahi pasien tidak lagi muncul..
RPD (-), RPK (+), Faktor psikosisoal (+).
3. PEMERIKSAAN FISIK
3.1. Status Pemeriksaan Fisik
3.1.1. Status Internus
Tanggal Pemeriksaan: 7 september 2015
Keadaan Umum : Compos Mentis
Bentuk Badan
Berat Badan
Tinggi Badan
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Nadi
: 80 x/menit
- Respirasi
: 22 x/menit
- Suhu
: 36,5oC
Kepala
- Inspeksi wajah : tidak ditemukan adanya kelainan
- Mata
Leher
- Inspeksi
- JVP
Thorax
- Sistem Kardiovaskuler : S1 S2 Reguler
- Sistem Respirasi
Abdomen
- Sistem Gastrointestinal : nyeri tekan (-) bising usus (+)
Sistem Urogenital
tidak
dilakukan
pemeriksaan
Ekstremitas
- Sistem Muskuloskeletal : tidak ditemukan kelainan
Sistem Integumentum
tempat
dan
alat
untuk
pemeriksaan.
3.1.2. Status Neurologis
Kepala dan Leher
Tanda Meningeal
: tidak dilakukan
Kekuatan Motorik
Sensibilitas
: tidak dilakukan
Refleks Fisiologis
: tidak dilakukan
Refleks Patologis
: tidak dilakukan
Gerakan Abnormal
: tidak dilakukan
EEG
CT Scan
3.2.1.
Kesan Umum
Laki laki 23 tahun sesuai umur, kooperatif, rawat diri cukup, berpenampilan sesuai
umur dan sesuai jenis kelamin.
No Status Psikiatri
Hasil
1.
Kesadaran
Kuantitatif: GCS E4V5M6
2.
Pembicaraan
Pasien
relevan
3.
Orientasi
Keterangan
Pasien sadar penuh
berbicara
yang
cukup,
dapat
ditanyakan
saat
wawancara
Pasien mengenalkan ayahnya yang
Orang: baik
Waktu: baik
Tempat: baik
ke rumah nya.
Pasien dapat menjelaskan kondisi
Situasi : baik
Memori
jangka
dapat
menceritakan
pendek Pasien
kegiatan sejak pagi tadi.
jangka
(recent)
Memori
(remote)
Sikap/tingkah
laku
Kooperatif
semua
5.
Perilaku
6.
aktivitas
Penampilan/rawat Baik
7.
diri
Mood
Eutimik
bersih.
Suasana perasaan dalam rentang
Appropriate
normal
Terlihat
8.
Afek
dan Normoaktif
ekspresi
wajah
pasien
Pikiran
Isi pikir:
Pasien yakin kalau di dalam kamar
Ide bersalah
mengaku
semua
yang
kalau
10.
Perhatian
Mudah
11.
Persepsi
dicantum
Halusinasi auditorik (-)
Ilusi (-)
12.
Insight
ditarik,
memberitahu
Derajat 1
bayang.
Penyangkalan
penyakitnya.
total
terhadap
Mood eutimik
b.
Afek appropriate
6. PEMBAHASAN
Menurut PPDGJ III
F20 Skizofrenia (secara umum)
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a. Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda; atau
Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umumnya mengetahuinya;
b.
pergerakan tubuh/anggota
gerak atau
kepikiran,
tindakan
atau
penginderaan khusus);
Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan mukjizat;
c. Halusional Auditorik :
Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku
pasien, atau
Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang berbicara), atau
Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
d.
Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
e.
Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (overvalued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus;
yang sama. Istilah tersebut tidak boleh dipakai untuk pasien-pasien yang menunjukan
gejala skizofrenik dan afektif tetapi dalam episode yang berbeda.
Diagnosis banding terkait kasus
F20.3 Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)
Pedoman diagnostik
ada dua gejala skizofrenik yang khas sebagaimana ditetapkan untuk pedoman diagnositik
skizofrenia (F20,-).
Antipsikotik, contohnya:
Risperidone
2x2 mg
1x20mg
Antikolinergik, contohnya :
Thryhexylpenidil
2x2 mg
Psikoterapi
Terapi keluarga
Edukasi keluarga tentang penyakit yang diderita pasien agar keluarga ikut serta dalam
memperhatikan pasien dan pengobatannya. Memberikan penjelasan kepada keluarga
pasien jika pengobatan dan minum obat harus rutin, jangan sampai pasien tidak
meminum obat.
FAKTOR PREMORBID
10. PROGNOSIS
Indikator
1.
Faktor genetik
2.
Pola asuh
3.
Faktor organik
4.
Dukungan keluarga
5.
Sosioekonomi
6.
Faktor pencetus
7.
Status perkawinan
8.
Kegiatan spiritual
Pada Pasien
Ada
Prognosis
Tidak Baik
Baik
Baik
Tidak ada
Baik
Baik
Baik
Kurang
Tidak Baik
Jelas
Baik
Belum menikah
Tidak Baik
Kurang
Tidak Baik
FAKTOR MORBID
9.
Muda
Jelek
Onset usia
Kronik
Jelek
Skizofrenia Tak
Jelek
10.
Perjalanan penyakit
terinci
11.
Baik
Baik
Jenis penyakit
Baik
Baik
12.
Baik
Baik
Tidak
Baik
Tidak mengalami
Baik
13.
Riwayat disiplin minum
obat
perubahan (sama
14.
saja seperti
sebelum sakit)
15.
Riwayat peningkatan gejala
16.
Beraktivitas
Kesimpulan prognosis: Dubia ad malam
11. RENCANA FOLLOW UP