Proposal Daging Revisi
Proposal Daging Revisi
PROPOSAL
Oleh
ANISA WIDYANINGTYAS
0403514028
A.
Judul Penelitian
Uji sifat mekanik untuk identifikasi kualitas daging merah dan daging putih.
B.
Pendahuluan
Daging merupakan salah satu bahan pangan yang menjadi sumber
protein hewani. Secara umum, dunia kuliner dan para ahli nutrisi membagi
daging menjadi dua kelompok besar, yaitu daging merah dan daging putih.
Daging merah adalah jenis daging yang berwarna merah saat belum
dimasak. Sapi, kerbau, kambing, domba dan babi adalah anggota keluarga
daging merah. Daging putih adalah daging yang berwarna putih saat belum
dimasak. Unggas seperti ayam, bebek dan turkey adalah para anggotanya.
Nilai gizi yang terkandung di dalam daging lebih banyak bila
dibandingkan dengan bahan pangan lainnya karena kaya akan protein,
lemak, mineral dan zat lainnya yang sangat dibutuhkan tubuh. Daging juga
merupakan bahan pangan yang sangat baik bagi pertumbuhan. Selain itu,
daging mempunyai asam amino essensial yang lebih lengkap bila
dibandingkan dengan protein yang berasal dari nabati.
Kandungan gizi serta penampilan daging dari masing-masing
hewan
berbeda-beda,
sehingga
berbeda
pula
cara
pengolahannya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan penelitian ini memiliki
rumusan masalah yaitu bagaimana pengaruh sifat mekanik pada kualitas
daging merah dan daging putih.
D.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas daging merah dan daging
putih berdasarkan sifat mekaniknya.
E.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang sifat mekanik pada
2.
F.
Batasan Masalah
Penelitian berfokus pada uji sifat mekanik pada daging merah dan daging
putih dengan tingkat waktu yang berbeda dari sejak penyembelihan.
G.
Tinjauan Pustaka
1.
Daging
Daging adalah semua jaringan hewan dan produk oalahannya
yang sesuai dan digunakan sebagai makanan. Daging terdiri dari
empat jaringan utama yaitu jaringan otot, jaringan ikat, jaringan epitel,
dan jaringan saraf. Daging dapat diklasifikasikan berdasarkan
intensitas warna (daging merah dan daging putih) dan asal daging
(daging merah, daging unggas, daging hasil laut, daging hewan liar,
dan daging aneka ternak).
2.
Bahan
pengempuk
daging
dapat
meningkatkan
keempukan.
Tekstur terkait dengan ikatan serabut otot yang terbungkus
perimisium kasar dan lembut. Ukuran tekstur ditentukan oleh jumlah
serabut otot, ukuran dan jumlah perimisium pembungkus. Hal-hal
tersebut dipengaruhi oleh umur dan bangsa ternak.
3.
Kerusakan Mekanik
Kerusakan mekanis terjadi akibat benturan-benturan mekanis
yang dapat terjadi selama pemanenan, pengolahan, pengangkutan
serta pemanasan, antara bahan pangan dan alat panen atau alat
pengangkut, atau antara bahan pangan dan wadah pengolah.
Kerusakan yang timbul antara lain memar (akibat benturan, tertindih
atau tertekan), gepeng, retak, pecah, sobek atau terpotong, dan lainlain. Bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan mekanis
adalah buah-buahan (terutama yang berkulit lunak), sayuran terutama
sayuran buah (tomat, timun), telur dan umbi-umbian.
Bahan pangan yang dikeringkan pada suhu yang terlalu tinggi
dan dengan cara pengeringan yang terlalu cepat akan mengalami case
hardening, yaitu bagian luar bahan mengeras sedangkan bagian
dalamnya tetap lunak. Gejala lain yang terjadi adalah gosong, warna
makanan gelap, dan terjadi karamelisasi.
Kerusakan mekanis pada daging berupa memar (bruising) atau
freezer burn. Memar ditandai dengan warna merah kehitaman (gelap)
pada daging atau karkas, karena adanya perdarahan pada bagian
tersebut sebagai akibat pecahnya pembuluh darah perifer. Memar
disebabkan oleh benturan (fisik) pada bagian tersebut sebelum hewan
disembelih,
misalnya
saat
transportasi,
penanganan
sebelum
Sifat Mekanik
Parameter spesifik kualitas daging meliputi warna, daya ikat air
oleh protein daging, pH, susut masak, keempukan, rasa, dan aroma.
Untuk pengujian kualitas daging, otot yang dipilih harus cukup besar
dengan arah serabut yang jelas. Sifat mekanik yang diuji pada daging
merah dan daging putih dalam penelitian ini yaitu keempukan
(tenderness).
Pengujian sifat mekanik daging menggunakan metode WarnerBratzler shear force. Nilai daya putus daging menurut Warner-Bratzler
menunjukkan tingkat keempukan daging dan digunakan sebagai
indeks kealotan serat daging (miofibliar). Nilai indeks semakin tinggi,
keempukan semakin rendah dan daging semakin alot.
H.
Metode Penelitian
1.
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Pangan
Universitas Katholik Soegijapranata, Bendan Duwur Semarang, Jawa
Tengah pada periode bulan Oktober 2015.
2.
3.
Prosedur Kerja
Pengujian sifat mekanik daging menggunakan metode WarnerBratzler shear force dengan langkah-langkah:
1) Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2) Pada daging merah dan daging putih, potonglah daging sebanyak
12 sampel sesuai ukuran yang telah ditentukan.
3) Lakukan uji sifat mekanik daging.
a. Sumber arus listrik yang digunakan bertegangan 110 Volt.
b. Jarum penunjuk distel pada posisi nol.
c. Dongkrak dinaikkan kemudian dikunci.
d. Pisau pemotong dan penjepit dibersihkan dengan kapas.
e. Sampel daging dipasang di tengah pisau pemotong.
f. Tombol dihidupkan, motor penggerak bekerja dan dongkrak
bergerak turun sehingga contoh daging terpotong.
g. Tombol segera dimatikan setelah dongkrak berhenti.
h. Angka pengukuran dibaca melalui jarum penunjuk yang
berhenti pada angka tertentu.
4.
I.
Memilih Daging
Menimbang
Daging
Membuat
Potongan
Daging
Pengujian Sifat
Mekanik
Daging
Analisis dan
Kesimpulan
Jadwal Pelaksanaan
No.
1
Kegiatan
Bulan
10
11
Identifikasi Masalah
12
2
3
4
5
6
6
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Penyusunan Proposal
Penelitian
Penyusunan Laporan
Seminar Hasil
Daftar Pustaka
Christensen, L., et al. 2013. Relationship between meat toughness and properties
of connective tissue from cows and young bulls heat treated at low
temperatures for prolonged times. Journal of Meat Science, 93, 787-795.
Christensen, M., Karlsson, A.H., and Madsen, J. 2007. Tenderness: The Most
Important Quality Attribute in Beef, How Can It Be Measured? Paper of
TSAP Meeting.
Joong Ryong, Ji, et al. 2010. Objective Meat Quality and Volatile Components as
a Function of Cooking Temperature in Beef Longissimus lumborum.
Korean Journal Food Science Animal Resources, 30 (3), 373-384.
Nishimura, T., et al. 1998. Changes in Mechanical Strength of Intramuscular
Connective Tissue During Postmortem Aging of Beef. Journal of Animal
Science, 2, 76.
Nurwantoro. 2003. Dasar Teknologi Hasil Ternak. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Suryati, T., Arief, I.I., dan Polli, B.N. 2008. Correlation and Categories of Meat
Tenderness Based on Equipment and Panelist Test. Journal of Animal
Production, 10 (3), 188-193.