Anda di halaman 1dari 10

e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR DI DESA ALASANGKER
Ni Luh Putu Murtita Santiana1.Dewa Nyoman Sudana2. Ni Nyoman Garminah3
1,2,3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {murtitasantiana1.dewasudana2452.garninyoman3}@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika yang
signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD di Desa Alasangker.
Rancangan penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperimen), dengan desain
post test only control group desain. dan sampel diambil dengan teknik random sampling
sebanyak 50 orang secara undian. Data hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan
tes hasil belajar matematika. Data yang diperoleh dianalisi dengan menggunakan teknik
analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial uji-t. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara kelompok
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran
konvensional pada siswa kelas V SD di Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng,
Kabupaten Buleleng. Perbedaan tersebut dilihat dari skor hasil belajar matematika siswa
diperoleh hasil t hitung sebesar 3,88 sedangkan t tabel dengan db = n1 + n2 2 = 48 pada
taraf signifikan 5% adalah 2,011 Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa t hitung
lebih besar dari t tabel (3,88 > 2,011). Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh positif terhadap hasil belajar
matematika siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

Kata-kata kunci: Model NHT, hasil belajar.


ABSTRACT
This study was aimed at finding out the significant difference in mathematics learning
achievement between the fifth grade students who learned through Number Head
Together type Cooperative Learning (NHT) and those through conventional learning
model at the elementary school in Alasangker village. This study used posttest only
control group quasi experiment design with a sample of 50 students selected by lottery.
The data about learning achievement were collected by administering a mathematics
learning achievement test. The data that had been collected were analyzed with
descriptive statistical analysis and the inferential statistics of t-test. The results showed
that there was a significant difference in mathematics learning achievement between the
group of fifth grade students who learned through picture media-aided Number Head
Together type Cooperative Learning (NHT) and that of those who learned through
conventional learning model in the elementary school in Alasangker village, Buleleng
District, Buleleng Regency. The difference was shown by the scores of the students
mathematics learning achievement in which it was obtained that tobs. = 3.88 while
ttab.with df = n1 + n2 2 = 48 at 5% level of significance is 2.011. The result shows that

e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
tobs. is greater than ttab. (3.88 > 2.011). The significant difference indicates that NHT
type cooperative learning model has a positive effect upon the students mathematics
learning achievement when compared with conventional learning model.
Keywords: NHT, learning achievement

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan media yang
sangat berperan untuk menciptakan
manusia yang berkualitas dan berpotensi,
melalui pendidikan akan terjadi proses
pendewasaan diri sehingga di dalam
proses pengambilan keputusan terhadap
suatu masalah yang dihadapi selalu
disertai dengan rasa tanggung jawab yang
besar. Mengingat peran pendidikan
tersebut maka sudah seyogyanya aspek
ini menjadi perhatian pemerintah dalam
rangka meningkatkan sumber daya
masyarakat Indonesia yang berkualitas.
Untuk
meningkatkan
mutu
pendidikan,
pemerintah
berupaya
mencakup seluruh faktor-faktor pendidikan
seperti: pengadaan buku ajar, peningkatan
kualitas guru, pembaharuan kurikulum, dan
proses pembelajaran. Faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam proses pendidikan itu
sering juga disebut dengan komponenkomponen
pendidikan.
Komponenkomponen Pendidikan tersebut, yaitu :
Siswa atau peserta didik (Row infut), Guru
dan Non guru, Administrasi Sekolah,
Kurikulum, Anggaran Pendidikan, Sarana
dan Prasarana, Corak Kebudayaan, Kondisi
Ekonomi,
Masyarakat
sekitar,
Kependudukan
dan
Politik,
Semua
komponen tersebut dapat berpengaruh
terhadap proses Pendidikan, baik secara
langsung maupun tidak langsung (Umar
Tirta Rahardja dan La Sulo, 1994).
Pendidikan di jenjang sekolah dasar
merupakan hal yang sangat penting karena
pendidikan di Sekolah Dasar (SD) akan
menjadi
dasar
untuk
menunjang
keberhasilan pendidikan siswa pada
jenjang pendidikan selanjutnya. Matematika
merupakan bidang studi yang dipelajari
oleh semua siswa dari sekolah dasar,
hingga sekolah menengah atas bahkan di
perguruan
tinggi.
Matematika
dapat
digunakan sebagai dasar pengembangan
ilmu-ilmu lainnya sehingga pola pikir
matematika memberikan peran penting
dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Aisyah, dkk. (2008:1.3) berpendapat


bahwa matematika merupakan ilmu yang
universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran dalam
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia. Dengan demikian, tujuan khusus
pengajaran matematika di SD adalah agar
dapat mengembangkan pengetahuan dasar
matematika sebagai bekal belajar lebih
lanjut di sekolah lanjutan tingkat pertama,
membekali siswa untuk berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta
bekerjasama untuk bertahan hidup pada
keadaan yang terus berubah dan tak pasti.
Oleh karena itu, untuk menguasai dan
menciptakan teknologi di masa depan
diperlukan penguasaan matematika yang
kuat sejak dini.
Untuk mencapai tujuan tersebut dan
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui pendidikan tidaklah
mudah, banyak hambatan yang dialami
khususnya
di
dalam
kegiatan
pembelajaran. Hambatan-hambatan yang
dialami mengakibatkan hasil belajar siswa
belum mencapai tujuan kurikulum, terutama
pada mata pelajaran matematika. Salah
satu hal yang mempengaruhi hasil belajar
siswa adalah pengalaman siswa dalam
belajar
matematika
yang
sangat
dipengaruhi oleh motode yang digunakan
guru dalam pembelajaran. Guru dituntut
agar mampu menyiasati dan mencermati
keadaan
tersebut
sehingga
dalam
pembelajaran di kelas menjadi efektif.
Salah satunya dengan pemilihan model
pembelajaran yang sesuai dengan materi
yang akan disampaikan.
Konsep matematika bersifat abstrak,
sedangkan
pembelajarannya
bersifat
konkrit. Namun bila pembelajarannya
kurang atau tanpa menggunakan media
alat
bantu
pengajaran,
maka
pembelajarannya akan menjadi abstrak.
Oleh karena itu pembelajaran matematika
pada tingkat SD sebaiknya menggunakan
media atau alat bantu pengajaran yang
dapat membuat pembelajaran menjadi
konkret. Dengan demikian, Pembelajaran

e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)

matematika adalah suatu upaya untuk


membantu siswa dalam membangun
konsep atau prinsip matematika dengan
kemampuannya sendiri melalui proses
interaksi sehingga konsep atau prinsip itu
terbangun.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT
(Numbered
Heads
Together)
dikembangkan oleh Spencer Kagen untuk
melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam satu
pelajaran dan mengecek pemahaman
mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Sebagai gantinya mengajukan pertanyaan
kepada seluruh kelas. Siswa lebih banyak
dilibatkan dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan
menguji pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran, selain itu model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT)
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
penguasaan
akademik.
Nurhadi, dkk (2004:66)
Kagen (dalam Ibrahim 2000:28)
Pembelajaran
kooperatif
tipe
NHT
merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada struktur
khusus
yang
dirancang
untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan
memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan
akademik.
Tipe
ini
dikembangkan, dengan melibatkan para
siswa dalam menelaah bahan yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut.
Ibrahim (2000) mengemukakan tiga
tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT
yaitu:1) Hasil belajar akademik stuktural :
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa
dalam
tugas-tugas
akademik.
2)
Pengakuan adanya keragaman: Bertujuan
agar siswa dapat menerima temantemannya yang mempunyai berbagai latar
belakang. 3) Pengembangan keterampilan
sosial : Bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan sosial siswa. Keterampilan
yang dimaksud antara lain berbagi tugas,
aktif bertanya, menghargai pendapat orang
lain, mau menjelaskan ide atau pendapat,
bekerja dalam kelompok dan sebagainya.

Pada konsep Kagen (dalam Ibrahim 2000:


29). Penerapan pembelajaran kooperatif
tipe NHT merujuk dengan tiga langkah yaitu
:1) Pembentukan kelompok, 2) Diskusi
masalah, 3) Tukar jawaban antar kelompok.
Matematika merupakan ilmu dasar
yang menjadi alat untuk mempelajari ilmuilmu lain, (Prihandoko, 2006:1). Oleh
karena
itu
penguasaan
terhadap
matematika mutlak diperlukan dan konsepkonsep matematika harus dipahami dengan
benar dan tepat sejak dini. Hal ini
disebabkan
karena
konsep
dalam
matematika merupakan suatu rangkaian
sebab akibat. Suatu konsep yang disusun
berdasarkan konsep-konsep sebelumnya
dan akan menjadi dasar bagi konsepkonsep selanjutnya, sehingga pemahaman
yang salah terhadap suatu konsep akan
berakibat pada kesalahan pemahaman
terhadap konsep-konsep yang lain.
Belajar matematika merupakan proses
psikologis berupa kegiatan aktif dalam diri
seseorang
untuk
memahami
atau
menguasai
materi
matematika.
Pembelajaran matematika harus dapat
mengoptimalkan keberadaan siswa sebagai
subjek belajar. Siswa belajar matematika
seharusnya tidak hanya menerima atau
menghafal konsep atau rumus yang ada
tetapi siswa harus bisa menemukan sendiri
konsep atau rumus tersebut agar bisa
bertahan
lama
dalam
ingatannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka ada
beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian dalam pembelajaran matematika
yaitu; 1) Pengetahuan harus dibangun oleh
siswa secara aktif, 2) belajar lebih
ditekankan pada proses bukanya hasil
akhir, 3) fokus dalam proses belajar adalah
siswa
dan,
4)
belajar
adalah
membelajarkan siswa.
Sekolah dasar merupakan dunia formal
bagi siswa untuk belajar matematika di
tingkat dasar. Matematika sebagai salah
satu mata pelajaran di sekolah dasar agar
diupayakan benar-benar dikuasai oleh
siswa. Matematika di SD merupakan dasar
dari pengembangan matematika lebih
lanjut. Matematika di sekolah dasar
menekankan pada aritmatika dengan
menggunakan nalar yang sangat menonjol,

e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)

keterampilan berhitung kurang diperhatikan.


Pengembangan nalar ini sangat penting
untuk pemahaman matematika. Oleh
karena itu lewat berhitung diharapkan
pengembangan
nalar
juga
harus
dilaksanakan, jangan sampai kurang
diperhatikan. Untuk itu sejak awal harus
dibiasakan siswa sekolah dasar untuk
belajar beragumentasi (Tarigan, 2006).
Argumentasi yang dimaksud adalah
bagaimana siswa dapat berpikir tentang
pola-pola yang nantinya siswa dapat
menarik
kesimpulan
yang
berupa
pengetahuan proses berpikir ini disebut
penalaran.
Pembelajaran
matematika
di
sekolah
perlu
disesuaikan
dengan
perkembangan
kognitif
siswa
(Uno,
2001:131). Siswa di sekolah dasar umurnya
berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12
atau 13 tahun, menurut tahap-tahap
perkembangan kognitif Piaget anak yang
memilki umur 7-12 tahun masih berada
pada
tahap
operasional
konkret
(Trianto,2007:15), maka dalam menyajikan
konsep-konsep matematika seringkali guru
harus
mengunakan
media
dan
diilustrasikan
konkret
dari
konteks
kehidupan nyata di sekitar siswa agar
konsep tersebut menjadi lebih mudah
dipahami oleh siswa disekolah dasar.
Salah satu tujuan pembelajaran di SD
yang dijelaskan pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), bahwa tujuan
pembelajaran matematika khususnya pada
tingkat SD adalah agar siswa memiliki
kemampuan (Depdiknas, 2006:18) sebagai
berikut.1) memahami konsep matematika
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
megaplikasikankonsep
atau
algoritma,
secara luwes, akurat, efisien , dan tepat,
dalam
pemecahan
masalah.
2)
menggunakan penalaran pada pola dan
sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika, 3) memecahkan
masalah
yang
meliputi
kemampuan
memahami masalah, merancang model
matematika,
menyelesaikan
dan
menafsirkan solusi yang diperoleh. 4)
memiliki sikap menghargai kegiatan

metematika
dalam
kehidupan,
yaitu
memiliki rasa ingin tahu,perhatian, minat
dalam mempelajari matematika serta sikap
ulet dari percaya diri dalam pemecahan
masalah.
Dari pemaparan di atas dapat
disimpulkan bahwa hakikat pembelajaran
matematika di sekolah dasar bukan
merupakan suatu proses pembelajaran
yang hanya mentransfer ilmu dari guru ke
siswa, namun lebih dari itu dalam
pembelajaran matematika harusmenjadi
interaksi
dan
kolaborasi
antara
siswadengan siswa, demikian pula interaksi
siswa dalam lingkungan belajar. Dengan
demikian pembelajaran matematika di SD
dapat mungkin diarahkan pada aktivitas
pembelajaran yang mamapu membawa
siswa untuk belajar aktif baik secara
individu
maupun
kelompok,
mampu
menentukan
atau
mengonstruksi
pengetahuansendiri
melalui
kegiatan
belajar.
MET0DE
Penelitian ini dirancang sesuai
prosedur penelitian eksperimen semu
dengan rancangan post test only control
group design. Analisis data penelitian
dilakukan uji-t polled varians.
Variabel dalam penelitian ini dipilah
menjadi 2 yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas yang digunakan
adalah model pembelajaran yang terdiri dari
model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dengan model pembelajarak konvensional.
Sementara, variabel terikat yang digunakan
adalah hasil belajar. Prosedur yang
ditempuh dalam penelitian ini yaitu terlebih
dahulu dilakukan uji kesetaraan dengan
rumus Separated Varians, menentukan
sampel kelas dengan cara pengundian
untuk
menentukan
kelompok
kelas
eksperimen dan kelompok kelas kontrol,
menyusun perangkat serta instrument,
mengkonsultasikan instrument dengan
dosen pembimbing sekaligus sebagai
dosen ahli, mengadakan uji coba, revisi
instrument yang telah diujikan, melakukan
pelatihan/konsultasi
perangkat
pembelajaran pada guru, melaksanakan
proses pembelajaran sebanyak 8 kali

e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)

pertemuan, memberikan post test kepada


kedua kelompok secara bersamaan, dan
menganalisi data hasil penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas V SD No. 1 Alasangker,
SD No. 2 Alasangker dan seluruh siswa
kelas V SD No.3 di Desa Alasangker yang
keseluruhan siswanya berjumlah 97 orang.
Sebelum digunakan sebagai populasi
penelitian maka dilakukan pengundian,
kemudian sampel kelas dilakukan uji
kesetaraan dengan rumus Separated
Varians. sehingga kelas V SD No. 3
Alasangker ditetapkan sebagai kelas
eksperimen yang berjumlah 19 orang dan
kelas V SD No. 1 Alasangker ditetapkan
sebagai kelas kontrol yang berjumlah 31
orang. Selanjutnya, dilakukan penyusunan
perangkat serta instrument pembelajaran,
mengkonsultasikan
dengan
dosen
pembimbing yang sekaligus sebagai dosen
ahli, mengadakan uji coba, revisi instrument
yang telah diujikan, melaksanakan proses
pembelajaran, memberikan post test, dan
menganalisis hasil penelitian. Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu dalam bentuk tes obyektif.
Instrumen yang akan digunakan dalam
sebagai pengumpulan data, terlebih dahulu
harus diuji coba. Uji coba yang dilakukan
untuk menentukan validitas, reliabilitas,
taraf kesukaran, dan indeks daya beda tes
dengan melibatkan responden sebanyak 50
siswa. Rumus korelasi titik (Point Biserial)
digunakan untuk menguji validitas item test

dengan tabel pada taraf signifikasi 5% yaitu


o,284 dan dari hasil analisis diketahui dari
30 soal, terdapat 10 butir soal yang tidak
valid dan 20 butir soal yang valid. Untuk
menghitung reliabilitas instrumen hasil
belajar
digunakan
rumus
Kuder
Richardson 20 (K-R 20). Hasil analisis uji
reliabilitas didapatkan test memiliki tingkat
reliabilitas yang tinggi yaitu r1.1 = 0,78.
Untuk menentukan taraf kesukaran dan
daya beda tes yang dibuat maka terlebih
dahulu ditetapkan kelompok atas (KA) dan
kelompok bawah (KB). Berdasarkan hasil

analisis dari 20 butir tes, 2 butir tes berada


pada kriteria tingkat kesukaran mudah, 15
butir tes berada pada tingkat kesukaran
sedang dan 3 butir tes berada pada tingkat
sukar. Secara keseluruhan perangkat tes
berada pada tingkat kesukaran 0,52 yang
artinya kriteria sedang. Sedangkan
daya beda tes hasil belajar, berdasarkan
hasil analisis dari 20 butir tes diperoleh 1
butir yang berkualifikasi kurang baik, 9 butir
tes berkualifikasi cukup baik dan 10 butir
tes berkualifikasi baik. Secara keseluruhan
Indeks daya beda berada pada rentang
skor 0,32 yang artinya kriteria cukup baik.
Selanjutnya
dilakukan pegujian

hipotesis nol ( 0 ) dengan menggunakan


uji-t sampel independent (tidak berkorelasi)
dengan rumus uji-t polled varians, maka
prasyarat yang harus dipenuhi adalah data
setiap kelompok harus berdistribusi normal
dan homogen. Uji normalitas data dapat
diketahui dengan menggunakan rumus chisquare dan uji homogenitas varians diuji
menggunakan uji F. Sesuai dengan
hipotesis alternatif
( H 1 ) yang telah
diajukan, maka dapat dirumuskan hipotesis

nol ( 0 ) yang berbunyi tidak terdapat


perbedaan hasil belajar pada mata
pelajaran
matematika yang signifikan
antara siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) dan
siswa yang
mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran konvensional
pada siswa kelas V SD di Desa Alasangker
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil penelitian yang diperoleh
merupakan skor hasil belajar siswa dari
implementasi
model
pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT) pada kelompok eksperimen dan
model pembelajaran konvensional pada
kelompok kontrol . rekapitulasi perhitungan
data hasil penelitian dapat dilihat pada
Tabel 1.

e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Hasil Belajar

Data statistik
Mean (M)

Pemahaman konsep Matematika


Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
16,37
12,81

Median (Me)
Modus (Mo)
Standar Deviasi
Varian

16,85
17,21
3,09
9,58

13,12
13,14
3,25
10,57

Data hasil penelitian menunjukkan


bahwa rerata skor hasil belajar pada
kelompok eksperimen yang dibelajarkan
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe NHT lebih tinggi yaitu 16,37
dari pada rerata skor hasil belajar
kelompok kontrol yaitu 12,8. Pada
kelompok
eksperimen Mo>Md>M
(17,21>16,85>16,37)
hal
ini
berarti
sebagian besar skor kelompok eksperimen
cenderung tinggi. Apabila divisualisasikan
ke dalam bentuk grafik, maka tampak
pada Gambar 1.
Gambar 2. Kurva Histogram Data Hasil
Post-test Kelompok Kontrol

Gambar 1. Kurva Histogram Data Hasil


Post-test Kelompok Eksperimen
Sementara itu, pada kelompok
kontrol menunjukkan bahwa Mo<Md<M
(13,14<13,12<12,81)
yang
berarti
sebagian besar skor kelompok kontrol
cenderung
rendah.
Apabila
divisualisasikan ke dalam bentuk grafik,
maka tampak pada Gambar 2.

Selanjutnya, dilakukan uji prasyarat:


normalitas data dan homogenitas varians.
Uji normalitas dilakukan untuk menguji
suatu distribusi empirik mengikuti ciri-ciri
distribusi normal atau untuk menyelidiki f 0
(frekwensi observasi) dari gejala yang
diselidiki
tidak
menyimpang
secara
signifikan dari f h (frekwensi harapan)
dalam distribusi normal. Uji normalitas data
dilakukan terhadap data prestasi belajar
siswa kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Kemudian, uji homogenitas
dilakukan terhadap varians pasangan antar
kelompok eksperimen yaitu kelas dengan
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT) dan kelompok kontrol yaitu kelas
dengan model pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil perhitungan, pada
pengujian taraf signifikansi 5% diperoleh
2
harga hitung hasil post-test kelompok

e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
eksperimen sebesar 5,14 dan tabel
dengan derajat kebebasan (dk) = 2 pada
taraf signifikansi 5% adalah 5,59. Hal ini
2

2
berarti, hitung hasil post-test kelompok

eksperimen lebih kecil dari tabel (5,14 <


5,59) sehingga data hasil post-test
kelompok eksperimen berdistribusi normal.
2

2 hitung

Sedangkan,

hasil

post-test

kelompok kontrol adalah 2,18 dan tabel


dengan derajat kebebasan (dk) = 2 pada
taraf signifikansi 5% adalah 7,85. Hal ini
2

2
berarti, hitung hasil post-test kelompok
2
kontrol lebih kecil dari tabel (2,18 < 7,85)

sehingga data hasil post-test kelompok


kontrol berdistribusi normal. Sedangkan
diketahui harga Fhitung sebesar 1,10.
Sedangkan Ftabel dengan dbpembilang =
30, dbpenyebut = 18, pada taraf
signifikansi 5% adalah 1,97. Hal ini berarti
Fhitung lebih kecil dari Ftabel (1,10 < 1,97)
sehingga dapat dinyatakan bahwa varians
data hasil post-test kelompok eksperimen
dan kontrol adalah homogen.
Hasil analisis data dinyatakan
berdistribusi
normal
dan
homogen

sehingga untuk menguji 0 digunakan ujit sampel independent (tidak berkorelasi)


dengan rumus polled varians. Rangkuman
uji hipotesis, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rangkuman Uji Hipotesis


Sampel

Mean

Eksperimen

19

16,37

kontrol

31

12,81

s2
9,58

diterima

H0

ditolak jika

jika

t hitung t tabel
>

t hitung t tabel
<

t hitung

t tabel

3,88

2,011

Kesimpulan
thitung > tTabel

48
10,57

Pengaruh
model
pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT) terhadap hasil belajar siswa
diketahui dengan dilakukannya uji hipotesis.
Kriteria

Db

dan

H0

. Hasil pengujian

hipotesis menunjukkan hitung > tabel (3,88 >


2,011). Ini berarti, terdapat perbedaan hasil
belajar matematika yang signifikan antara
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Numbered Heads Together (NHT) dan
siswa yang
mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran konvensional
pada siswa kelas V SD di Desa Alasangker.
PEMBAHASAN
Ketuntasan belajar dapat dilihat dari
hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil
belajar sering ditampilkan dalam bentuk
perubahan pengetahuan (kognitif), sikap
(afektif), keterampilan (psikomotor). Pada
penelitian ini, hasil belajar siswa hanya

Ha diterima

berfokus
pada
ranah
pengetahuan.
Rendahnya hasil belajar siswa diduga
karena tingkat keaktifan dan tingkat rasa
percaya diri siswa masih rendah, selain itu
dalam proses pembelajaran masih bersifat
konvensional. Ada berbagai model dan
metode pembelajaran yang dikembangkan
mempunyai
tujuan
agar
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Namun
tidak semua model pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, peran
guru sangatlah penting dalam pemilihan
model pembelajaran yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran.
Pada
penelitian
ini
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
NHT
berpengaruh
terhadap
hasil
belajar
matematika siswa kelas V SD No. 3
Alasangker. Dilihat dari hasil belajar
matematika pada siswa kelas V SD No. 3
Alasangker
yang
mengikuti
model
pembelajaran kooperatif tipe NHT berada
pada katagori sangat baik, dengan
perolehan nilai modus 17,12, median 16,85,
mean 16,37 serta standar deviasi 3,09.

e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
Sedangkan hasil belajar matematika siswa
kelas V SD No. 1 Alasangker
yang
mengikuti
model
pembelajaran
konvensional berada pada katagori cukup,
dengan perolehan nilai modus 13,14,
median 13,12, mean 12,81 serta standar
deviasi 3,25. Berdasarkan hasil analisis uji-t
t hitung 3,88 ,
diketahui
sedangkan

t tabel 2,011 pada taraf signifikansi 5%


dengan derajat kebebasan 48. Hal ini
berarti bahwa thitung > ttabel sehingga H0
ditolak dan H1 diterima dan hasil penelitian
signifikan.
Adanya perbedaan yang signifikan
menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe NHT mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap peningkatan hasil
belajar matematika siswa SD. Untuk
mengetahui besarnya pengaruh antara
model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dan model pembelajaran konvensional,
dapat dilihat dari tingginya perbedaan hasil
belajar matematika antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
Perbedaan yang signifikan hasil
belajar
matematika
antara
model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
model pembelajaran konvensional dapat
disebabkan karena perbedaan perlakuan
dalam langkah-langkah pembelajaran.
Kagen (dalam
Ibrahim,
2000:28)
menyatakan, pembelajaran kooperatif tipe
NHT
merupakan
salah
satu
tipe
pembelajaran
kooperatif
yang
menekankan pada struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan penguasaan
akademik.
Tipe ini dikembangkan, dengan melibatkan
para siswa dalam menelaah bahan yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek pemahaman mereka terhadap
isi pelajaran tersebut.
Model
Pembelajaran kooperatif
tipe NHT memiliki 4 fase: 1) Penomoran
(numbering), 2) Pengajuan Pertanyaan, 3)
Berpikir Bersama (Head Together), 4)
pemberian jawaban dan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk
dengan
tiga
langkah
yaitu
:1)
Pembentukan kelompok, 2) Diskusi
masalah, 3) Tukar jawaban antar

kelompok Kagen (dalam Ibrahim, 2000:


29).
Model pembelajaran kooperatif tipe
NHT mengutamakan adanya kerjasama
antar siswa dalam kelompok untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa
dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil
dan diarahkan untuk mempelajari materi
pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan
dibentuknya kelompok kooperatif adalah
untuk memberikan kesempatan kepada
siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam
proses berfikir dan dalam kegiatan-kegiatan
belajar. Melalui kegiatan diskusi, siswa juga
dilatih untuk berinteraksi dan berani
mengemukakan pendapat atau gagasan
yang dimiliki. Dalam hal ini sebagian besar
aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa
yaitu dalam hal pencarian informasi
mengenai pengetahuan melalui berbagai
sumber bacaan, serta dalam hal pemikiran,
perasaan dan sikap sosialnya. Melalui
kegiatan mempresentasikan hasil pekerjaan
siswa dibiasakan untuk berani tampil di
depan banyak orang dan mampu
mengkomunikasikan informasi dengan baik
kepada teman-teman sebayanya. Sehingga
Keempat fase pembelajaran di atas
memiliki pengaruh yang besar dalam
membangun pengetahuan siswa secara
aktif sehingga hasil pembelajaran yang
didapat menjadi lebih bermakna bagi siswa.
Pembelajaran matematika yang
dilakukan secara aktif akan menghasilkan
pemahaman konsep yang lebih mendalam
dan lebih bermakna sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
meningkatkan hasil belajar matematika
siswa kelas V SD No. 3 Alasangker di
Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng
tahun pelajaran 2013/2014.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan
dapat
dikemukakan
kesimpulan sebagai berikut.
Terdapat perbedaan hasil belajar
matematika
yang
signifikan
antara
kelompok siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran kooperatif
tipe
Numbered Heads Together (NHT) dan

e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran konvensional pada kelas V
Sekolah Dasar di Desa Alasangker,
Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng
tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini
ditunjukkan oleh thitung 3,88 > ttabel 2,011
dan di dukung oleh perbedaan skor ratarata yang diperoleh antara siswa yang
belajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT yaitu 16,37 yang
berada pada kategori sangat baik dan
siswa yang belajar menggunakan model
pembelajaran konvensional yaitu 12,81
yang berada pada kategori cukup oleh
karena itu hipotesis alternatif diterima.
Bertolak
dari
hasil
penelitian,
pembahasan dan kesimpulan, maka dapat
diajukan beberapa saran sebagai berikut. 1)
Disarankan kepada siswa agar mampu
meningkatkan aktivitas belajar dalam
proses pembelajaran dan pada akhirnya
meningkatkan hasil belajar matematika
pada
khususnya
serta
memperoleh
pengalaman belajar yang lebih bermakna
sehingga siswa lebih menguasi materi
pelajaran
terutama
mata
pelajaran
matematika. 2) Disarankan kepada guru di
sekolah
dasar,
diharapkan
dapat
menambah pengetahuan serta wawasan
guru dalam pelaksanaan pembelajaran
dikelas, dalam
hal memilih model
pembelajaran dan media yang akan
digunakan
dalam
pelaksanaan
pembelajaran matematika sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. 3)
Disarankan
kepada
sekolah
dasar
diharapkan dapat dijadikan acuan dalam
pelaksanaan
pembelajaran
secara
berkesinambungan untuk meningkatkan
hasil belajar serta dapat memberikan suatu
pengetahuan yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan
pembelajaran
dalam
menentukan
model
dan
media
pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran matematika di Sekolah
Dasar. 4) Disarankan yang berminat
melakukan penelitian hendaknya dapat
menggunakan model pembelajaran yang
sesuai
dengan
permasalahan
yang
ditemukan dalam pembelajaran di kelas.

DAFTAR RUJUKAN
Aisyah, Nyimas, dkk. 2008. Pengembangan
Pembelajaran
Matematika
SD.
Jakarta:
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Tinggi
Departemen
Pendidikan Nasional.
Hastuti, Sri. 1996. Strategi Belajar Mengajar
Bahasa
Indonesia.
Jurusan
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
dan Daerah. IKIP Negeri Singaraja.
Ibrahim,
Muslimin,
dkk.
2000.
Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:
UNESA.
Kagan.
2012.
Model
Pemblajaran
Kooperatif tipe NHT. Tersedia pada
http://mi1kelayu.blogspot.com/2012/0
6/model-pembelajaran-kooperatif-tipen.html diakses tanggal 24 April 2013.
Nurhadi,
dkk.
2004.
Pembelajaran
Konstektual(Contextual
Teaching
and
Learnin/CTL)
dan
Penerapannya dalam KBK Malang:
Universitas Negeri Malang.
Prihandoko, Antonius C. P. 2006.
Pemahaman dan Penyajian Konsep
Matematika Secara Benar Dan
Menarik.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan Nasional.
Rahardja, Umar Tirta dan La Sulo. 1994.
Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Depdiknas.
Sardiman, Arief, dkk. 2005. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Tarigan, Daitin. 2006. Pembelajaran
Matematika
Realistik.
Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Uno,

Hamzah
B.
2007.
Model
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai