Anda di halaman 1dari 15

28 Agustus 2013

ARTIKEL ILMIAH
HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR RISIKO IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM

Disusun oleh :
Silviana Sari
G1A109025

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS


JAMBI
2013

28 Agustus 2013

Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum


Silviana Sari1, Firmansyah2, Armaidi Darmawan3
1

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi di Bagian Obgin Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan faktor risiko ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum di bangsal obstetri dan ginekologi RSUD Raden Mattaher
Jambi. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain case control tak
berpadanan. Sampel penelitian ini terdiri dari 62 kasus dan 62 kontrol. Data diperoleh dengan
mengambil rekam medik di bangsal obsteri dan ginekologi RSUD Raden Mattaehr. Dari 62
sampel kasus dan 62 kelompok kontrol yang memenuhi kriteria inklusi, didapatkan hasil umur
ibu risiko tinggi 2 responden (1,6%) kelompok kasus, dan 5 responden (4%) kelompok Kontrol.
Primigravida 32 responden (25,8%) kelompok kasus, dan 19 responden (15,3%) kelompok
kontrol. Umur kehamilan 16 minggu 53 responden (42,7%) kelompok kasus, dan 19 responden
(15,3%) kelompok kontrol. Anemia 32 responden (25,8%) kelompok kasus, dan 16 responden
(12,9%) kelompok kontrol. Terdapat hubungan bermakna antara primigravida dengan
hiperemesis gravidarum (p=0,045. Terdapat hubungan bermakna antara umur kehamilan 16
minggu (p=0,000). Terdapat pula hubungan yang bermakna antara anemia dengan hiperemesis
gravidarum (p=0,006). Tidak didapati perbedaan yang bermakna antara umur ibu dengan
hiperemesis gravidarum (p=0,436).
Kata Kunci: anemia; gravida; hiperemesis gravidarum; umur ibu; umur kehamilan;
PENDAHULUAN
Mual dan muntah merupakan gejala

I1,2 dan 3% pada trimester terakhir.1,2 Namun

yang paling terjadi sekitar 50-90% dari

mulai timbul pada minggu ke-4 dan

seluruh kehamilan.1-3 Hampir 90% gejala

memberat pada minggu ke-8-12.1-6 dan

mual dan muntah terjadi pada trimester ke

menurun pada minggu ke- 14-20.1-3,5 Dalam


2

28 Agustus 2013
1-10%

dari

kehamilan,

gejala

dapat

primigravida/nullipara,8,10

faktor

adaptasi

berlanjut setelah 20 sampai 22 minggu.3,7

dan hormonal: wanita hamil dengan anemia

Hiperemesis gravidarum merupakan gejala

akan meningkatkan terjadinya hiperemesis

mual dan muntah berat yang terjadi selama

gravidarum,6,7

kehamilan yang menyebabkan penurunan

defisiensi vitamin B,12,22 obesitas,10-13,20-21


Hiperemesis gravidarum memiliki

berat badan > 3 kg8 atau >5% dari berat


badan

sebelum

kehamilan

membutuhkan

nutrisi

perawatan.1-29

Keluhan

menyebabkan
keseimbangan
(hipokalemia),

sehingga

parenteral
ini

juga

dehidrasi,
metabolit
defisiensi

dan
dapat

gangguan
dan

elektrolit

nutrisi,

dan

ketonuria.1-23 Bahkan jika tidak ditangani


dapat

mengakibatkan

robekan

pada

esofagus, Wernicke ensefalopathi, kerusakan


hati dan ginjal, dan kematian.1-20
Penyebab hiperemesis gravidarum

psikologis,1,6-8,11,14,16

faktor

insidensi 0,5-2%2,34,8,9-25 atau 5-20 kasus dari


1.000 dari seluruh kehamilan. 2-4,8 Pada 0,32%

kasus

menyebabkan

ibu

harus

ditatalaksana rawat inap.3,8 Bahkan, di


Amerika Serikat lebih dari 285.000 ibu yang
mengalami hiperemesis gravidarum dirawat
di

rumah

sakit

setiap

tahunnya.20-21,25

Menurut Philip16 (2003), tercatat terdapat


8,6 juta orang menjadi kehilangan jam
kerjanya karena masalah ini.16 Lane CA
mengatakan bahwa mual dan muntah ini

saat ini belum diketahui secara pasti dan

berdampak terhadap kondisi fisik dan

multifaktorial.2,8,24 Diduga adanya gangguan

emosional ibu yang merasa cemas dan

keseimbangan

gelisah yang akan berpengaruh terhadap

hormonal

seperti

hCG,

estrogen, dan progesteron, tiroksin, kortisol,


diperkirakan

sebagai

penting.4,9,13

Beberapa

faktor

penyebab

faktor

risiko

janin.23
METODE
Penelitian ini dilakukan di

hiperemesis gravidarum yang dilaporkan


adalah Riwayat hiperemesis gravidarum

RSUD

pada kehamilan sebelumnya,9,10,13,19,25,27,29 ibu

dengan mengambil data sekunder

atau saudara perempuan dengan hiperemesis

berupa

gravidarum,

penelitian dimulai dari 6 Mei-25 Mei

kehamilan

ganda

atau

Raden

Mattaher

rekam

gemelli,14,19 penyakit trofoblast atau mola

2013.

Desain

hidatidosa,8,9,14 usia ibu yang terlalu muda,

digunakan

yaitu kurang dari 20 tahun,1-3,8,9-13,15,16,18,19

control

tak

medik.
penelitian

adalah

desain

berpadanan

Jambi
Waktu
yang
case
dengan

membandingkan faktor risiko pada


3

28 Agustus 2013
kelompok

kasus

dan

kelompok

dengan interval kepercayaan 95%.

kontrol. Pemilihan sampel dipilih

Dilakukan

dengan teknik systematic random

dengan metode regresi logistik bagi

sampling.

variabel

Kontrol

diambil

dari

analisis

multivariat

independen

yang

rumah sakit yang sama dan dipilih

menunjukkan

dengan teknik acak sistematis. Besar

analisa bivariat. Batas kemaknaan

sampel yang diambil yaitu sebanyak

yang digunakan adalah 5%.

62

kelompok

kasus

dan

62

kelompok kontrol. Adapun kriteria

Hasil penelitian ini disajikan

semua ibu hamil yang mengalami

dalam

hiperemesis

penjelasan.

yang

dirawat di Bangsal Obstetri dan


Ginekologi RSUD Raden Mattaher

pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

inklusi pada penelitian ini adalah


gravidarum

kemaknaan

bentuk

tabel

Tabel 1. Distribusi
faktor risiko penelitian

beserta

frekuensi

Jambi tahun 2011-2012. Kriteria


eksklusi dari penelitian ini yaitu: Ibu
hamil dengan gangguan saluran
cerna, dalam hal ini adalah gastritis,
ulkus peptikum. Data status pasien
kurang lengkap, dan status hilang.
Data penelitian ini dicatat dalam
lembar pengumpulan data, kemudian
dilakukan pengolahan data dengan
cara editing, coding, entry data, dan
cleaning

data.

Analisis

Analisis

kesetaraan

kelompok penelitian dengan uji chi


square.

Pengukuran

kekuatan

hubungan

kausatif

dengan

penghitungan

Odds

Ratio

Hiperemesis Gravidarum
Kasus

Umur Ibu
<20 tahun

20 tahun

%
1,6

Kontrol
N
5

%
8,1

9
1

96,8

9
Gravida
Primi

32

51,6

19

30,6

Multi

30

48,4

43

58,9

85,5

19

30,6

16
46

25,8
74,2

Umur kehamilan
16 minggu

data

dilakukan dengan program software


komputer.

Faktor Risiko

>16 minggu

14,5

Status Hb
Anemia
Tidak anemia

32
30

51,6
48,4

(OR)
4

28 Agustus 2013
3
2
7
Reference

>16 minggu

Status Hb

3
,
0 1,440-6,532
6
7
Reference

<11 g/dl
Berikut ini adalah hasil analisis

11 g/dl

0,006

bivariat antara variabel hiperemesis


gravidarum dengan beberapa faktor

PEMBAHASAN

risikonya:

Berdasarkan

hasil

analisis

univariat, maka prevalensi ibu hamil


Tabel 2. Hubungan antar
beberapa faktor risiko dengan
hiperemesis gravidarum

yang memiliki umur risiko tinggi


yang mengalami kasus yaitu 3,2%
(2) responden dibandingkan dengan

Faktor
Risiko

OR

95% CI

Pvalue

<20 tahun

20 tahun
Gravida
P
ri
m
i
M
ul
ti
Umur
kehamilan
16 minggu

2
,
2 1,080-4,644
4
0
reference

ini disebabkan karena populasi ibu


hamil yang berusia <20 tahun yang

Umur Ibu

0
,
3 0,071-2,038
8
0
reference

kontrolnya 48,1% (5) responden. Hal

datang
0,436

berobat

pernikahan

yang

membatasi usia pernikahan pada


perempuan, yaitu >16 tahun. Seiring

0,045

dengan
reproduksi

0,000

perkembangan

ilmu

pengetahuan, banyak ilmu kesehatan


yang

membuktikan

timbulnya berbagai faktor risiko


kehamilan

1 5,47-32,43
3
,

pelayanan

kesehatan sangat sedikit. Adanya


Undang-undang

ke

dihadapi
Pernikahan

dan
oleh

persalian
ibu

pada

yang

usia

muda.

usia

muda

merugikan kesehatan fisik dan psikis


5

28 Agustus 2013
perempuan,

adanya

pandangan

merupakan kehamilan pertama dan

masyarakat bahwa perempuan yang

dinantikan. Hasil penelitian Asih

menikah di usia muda dianggap

DMR2

sebagai

Ardianti31 7,68% (22) responden.

hal

tabu,

dianggap

menghancurkan masa depan, dan


mencegah

wanita

untuk

mendapatkan

pengetahuan

dan

wawasan yang lebih luas. Hal ini


membuat perubahan demografis usia
perempuan yang menikah di atas
usia 20 tahun menjadi lebih sedikit.
Prevalensi ibu hamil dengan

yaitu

27,2%

(15)

dan

Prevalensi ibu dengan umur


kehamilan

16

minggu

yang

mengalami kasus yaitu 85,4% (53)


responden

dibandingkan

dengan

kontrolnya 30,6% (19) responden.


Mual dan muntah pada kehamilan
lebih

sering

terjadi

pada

usia

kehamilan 16 minggu, mual dan

umur berisiko tinggi yang didapat

muntah

tidak sebesar hasil yang diteliti Asih

peningkatan kadar sekresi hCG dan

DMR2 18,2% (10) dan Ardianti31

estrogen yang dihasilkan oleh sel

42% (21), hal ini disebabkan karena

trofoblas

Asih mendefinisikan umur <24 tahun

minggu pertama kehamilan. hCG

dan Ardianti membagi kelompok

melewati

umur berisiko <20 dan >35 tahun,

hipofisis dan menyebabkan korpus

sehingga jumlah populasi berisiko

luteum terus memproduksi estrogen

didapat lebih banyak

dan

Prevalensi

ibu

hamil

primigravida yang mengalami kasus


yaitu

51,6%

dibandingkan

(32)

disebabkan

blastosit

karena

pada

kontrol

12-16

ovarium

progesteron

di

sehingga

mual dan muntah.29

merangsang

Hasil penelitian yang dilakukan oleh


Ardianti49 56.6% (43) responden.

ibu

hamil

Prevalensi ibu hamil dengan

30,6%

(51)

anemia yang mengalami kasus yaitu

responden. Hal ini disebabkan oleh

51,6% (32) responden dibandingkan

banyaknya ibu hamil primigravida

dengan

yang memeriksakan kehamilannya

responden.

karena

karena

kontrolnya

dengan

responden

ini

yaitu

perasaan

senang

sebab

kontrolnya
Hal

pada

ini

25,8%

(16)

disebabkan

kehamilan,

plasma
6

28 Agustus 2013
darah bertambah sehingga darah

Penyebab pasti hiperemesis

mengalami pengenceran, akibatnya

gravidarum sampai saat ini masih

eritrosit dan Hb menurun. Adanya

belum

defisiensi Fe, vitamin B6 dan B12

Beberapa teori menjelaskan tentang

serta Vitamin C yang ikut berperan

hubungan antara faktor risiko umur

dalam pembentukan sel darah merah

ibu

turut menurunkan jumlah eritrosit

hiperemesis gravidarum, yaitu ibu

sehingga terjadai anemia.

hamil yang berusia muda/adolesen

Hasil

penelitian

yang

dilakukan oleh Ardianti49 66% (33)


responden, dan Bezircioglu53 13,8%
(5) responden. Hal ini disebabkan
Karena penurunan asupan zat besi,
dan kurangnya pengetahuan ibu
tentang pemeriksaan anta natal care,
penurunan jumlah penyerapan zat
besi (Fe), perdarahan pada gastritis
dan penggunaan zat besi oleh infeksi
Helicobacter Pylori.
Berdasarkan

jelas

multifaktorial.7

dan

hamil

dengan

kejadian

(kurang dari 20 tahun).7 Pada ibu


yang berumur kurang dari 20 tahun,
rahim seorang ibu belum berfungsi
secara optimal dan jika ditinjau dari
fungsi

fisiologis

dan

secara

psikologis ibu hamil yang berumur


kurang dari 20 tahun belum siap
menerima

kehamilannya,

belum

matang emosinya, cenderung labil


dan belum siap untuk menjadi orang
tua

sehingga

dapat

memicu

munculnya konflik mental atau stress


hasil

analisis

yang

membuat

ibu

tidak

pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa

memperhatikan asupan nutrisinya

ibu hamil dengan risiko rendah yaitu

sehingga dapat menyebabkan iritasi

umur

lambung

20

dibandingkan

tahun

lebih

dengan

ibu

banyak
hamil

sehingga

menstimulasi

aferen pada nervus vagus yang

dengan risiko tinggi yaitu umur <20

diteruskan

tahun. Setelah diuji dengan statistik

trigger zone sebagai pusat muntah di

chi square didapatkan hasil uji

medulla

statistik dengan p-value lebih dari

mencetuskan mual dan muntah pada

0,05.

ibu hamil.37

pada

chemoreceptor

oblongata

yang

28 Agustus 2013
Penelitian ini sama hasilnya

dibandingkan dengan umur risiko

dengan penelitian yang dilakukan

rendah (20-35 tahun) yaitu 26,32%

oleh

DMR2

Asih

dilakukan

di

(2009)
RS

yang

Dr.Cipto

sesuai dengan teori yang telah


dijelaskan di atas.

Mangunkusumo, RS Fatmawati, dan


penelitian

yang

dilakukan

oleh

Ardianti31 di RS Bhakti Yuda Depok


(2012) yaitu tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara faktor risiko
umur

ibu

dengan

hiperemesis

gravidarum dengan nilai p value


>0,05. Hal ini disebabkan karena
jumlah ibu hamil yang berumur
risiko tinggi (<20 tahun) lebih
sedikit dibandingkan dengan umur
risiko rendah (20 tahun).

terdapat

ditemukan adanya hubungan yang


bermakna antara umur ibu dengan
hiperemesis gravidarum. Data ini
tidak sesuai dengan kepustakaan
yang

menyatakan

merupakan

faktor

berhubungan

usia

muda

risiko

yang

dengan

hiperemesis

gravidarum. Hal ini bisa dikarenakan


oleh jumlah populasi penelitian di
bawah 20 tahun lebih sedikit, ibu
hamil dengan umur berisiko tinggi

Hasil penelitian Fell DB19


menyatakan

Pada penelitian ini, tidak

lebih sedikit dibandingkan dengan

hubungan

ibu hamil berisiko rendah sehingga

antara umur ibu dengan risiko tinggi

akan mempengaruhi hubungan. Dari

yaitu umur <20 tahun, sesuai dengan

pengamatan

teori di atas. Sementara penelitian

disebabkan karena jumlah ibu hamil

Razak32 (2009) di RS Angkatan Laut

usia

Jala Ammari Makassar yaitu terdapat

berkunjung

hubungan antara umur ibu dengan

kehamilannya sangat sedikit. Ibu

risiko tinggi yaitu umur <20 dan >35

usia muda merasa malu untuk datang

tahun

memeriksakan

dengan

hiperemesis

peneliti,

muda

<

20

untuk

hal
tahun

ini
yang

memeriksakan

kehamilannya

gravidarum sesuai dengan teori yang

dikarenakan oleh suatu alasan yang

dijelaskan di atas. Pada penelitian

tidak diketahui. Bahkan, adanya

yang dilakukan oleh Razak32, jumlah

Undang-undang

ibu hamil yang berumur <20 dan >35

membatasi usia pernikahan pada

tahun lebih banyak, yaitu 73,68%

perempuan, yaitu >16 tahun. Seiring

pernikahan

yang

28 Agustus 2013
dengan

perkembangan

ilmu

psikologis6,7

faktor

seperti

pengetahuan, banyak ilmu kesehatan

penerimaan

ibu

reproduksi

jehamilannya,4

keinginan

timbulnya berbagai faktor risiko

memiliki

dukungan untuk

kehamilan

yang

hamil dari suami, kelurga dan orang-

muda.

orang terdekat serta faktor lain yang

dihadapi

yang
dan

membuktikan

persalinan

oleh

ibu

usia

anak,

Pernikahan pada usia uda dapat

dapat

merugikan kesehatan fisik dan psikis

psikologis

ibu

perempuan. Adanya perubahan cara

mengatasi

masalah

pandang

memicu

stress

masyarakat

bahwa

terhadap
kuat

mempengaruhi

faktor

sehingga

dapat

yang

dapat

yang

dapat

perempuan yang menikah di usia

menstimulasi pusat mual dan muntah

muda dianggap sebagai hal tabu,

di

dianggap

defisiensi

menghancurkan

masa

medulla

oblongata.

nutrisi

Faktor
hamil,12,22

ibu

depan, dan mencegah wanita untuk

Kemungkinan lainnya yaitu pada ibu

mendapatkan

dan

hamil dengan umur risiko rendah

wawasan yang lebih luas. Dengan

ditemukan adanya berbagai faktor

berbagai alasan tersebut, inilah yang

risiko lain selain faktor umur ibu

membuat perubahan demografis usia

yang

perempuan yang menikah di atas

psikologis, primigravida, defisiensi

usia 20 tahun menjadi lebih sedikit.

nutrisi (piridoksin dan Fe), pola dan

Namun, perlu penelitian lebih lanjut

jenis makanan yang tidak sesuai

dengan

yang

pengetahuan

desain

cohort

untuk

membuktikan bahwa faktor risiko


usia muda < 20 tahun meningkatkan
risiko

terjadinya

hyperemesis

gravidarum.

muncul

dapat

seperti

memicu

mual

faktor

dan

muntah29.
Berdasarkan tabel 4.8, jumlah
penderita hiperemesis gravidarum
pada kelompok primigravida lebih

Penyebab pasti hiperemesis

banyak bila dibandingkan dengan

multifaktorial.2,14

kelompok multigravida, dan setelah

gravidarum
Terdapat

faktor

mempengaruhi

pada

lain
ibu

yang

diuji dengan statistik didapatkan

hamil

adanya hubungan antara gravida

dengan umur risiko tinggi, dari


9

28 Agustus 2013
dengan

hiperemesis

gravidarum

stress

yang

mempengaruhi

psikologis ibu.29

dengan p-value < 0,05.


Literatur menyatakan bahwa

Hasil penelitian ini sejalan

hiperemesis gravidarum lebih sering

dengan penelitian yang dilakukan

terjadi pada ibu hamil primigravida

oleh Henry (2010)33 dengan P-Value

bila

<0,05

dibandingkan

dengan

yang

berarti

terdapatnya

multigravida.8,10 Hal ini disebabkan

hubungan

karena pada primigravida memiliki

gravidarum dengan faktor risiko

kadar hormon estrogen yang lebih

gravida sesuai dengan teori yang

tinggi

telah dijelaskan di atas.

dibandingkan

dengan

multigravida.19 Ibu yang pertama kali


hamil (primigravida) belum dapat
beradaptasi
human

dengan

Chorionik

peningkatan
Gonadotropin

(hCG) dan hormon estrogen yang


diduga

menjadi

penyebab

hiperemesis gravidarum.6,19 Elabd


MM28 menjelaskan bahwa estrogen
dapat

menyebabkan

peningkatan

sensitivitas olfactorius (penciuman)


terhadap aroma29 atau bau yang tidak
enak yang dapat merangsangan mual

antara

hiperemesis

Hasil penelitian ini tidak


sejalan

dengan

penelitian

yang

dilakukan oleh Asih DMR2 (2009)


dan Ardianti N31 2012 di RS Bhakti
Yuda Depok yang menunjukkan
tidak

adanya

hubungan

antara

hiperemesis gravidarum terhadapa


faktor risiko gravida ibu dikarenakan
jumlah ibu hamil multigravida yang
berkunjung

lebih

banyak

dibandingkan ibu hamil primigravida


Teori

dan muntah. Dijelaskan juga bahwa

menyatakan

bahwa

merupakan

mual dan muntah yang berhubungan

pengalaman baru bagi ibu hamil

dengan kehamilan biasanya dimulai

dimana ibu belum siap secara mental

pada minggu ke 4 sampai minggu ke

menghadapi kehamilannya, cemas

16 kehamilan, mencapai puncaknya

dan

pada minggu ke 11-13 dan berakhir

kehamilan

takut

kehamilan

pertama

dalam
dan

menghadapi

persalinan,

dan

pada minggu ke-14-16.2,29 Mual dan

tanggung jawab sebagai ibu sehingga

muntah

ini

disebabkan

karena

kondisi demikian dapat menstimulasi

meningkatnya kadar hormon human


10

28 Agustus 2013
Chorionic Gonadotropin (hCG) yang

umur kehamilan berisiko sehingga

dihasilkan

tidak didapatkan hubungan yang

blastosit

oleh

sel-sel

khususnya

trofoblas

pada

12-16

minggu pertama kehamilan. hCG


melewati

kontrol

ovarium

luteum terus memproduksi estrogen


progesteron

sehingga

merangsang mual dan muntah.2,29


Pada

hiperemesis

Pada penelitian ini, terdapat


hubungan

antara

hiperemesis

gravidarum dengan umur kehamilan,


data ini sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa

hiperemesis

ini,

gravidarum lebih sering terjadi pada

ditemukan adanya hubungan yang

minggu ke-6 sampai dengan minggu

bermakna

hiperemesis

ke-16, dengan puncak sekitar 8-12

gravidarum dengan umur kehamilan

minggu dan berangsur-angsur akan

ibu, hal ini sejalan dengan penelitian

menurun

yang

penelitian

antara

gravidarum dengan umur kehamilan.

di

hipofisis dan menyebabkan korpus


dan

bermakna

antara

dilakukan

Ardianti31

oleh

atas.

dengan

bertambahnya usia kehamilan.2

(2012) di RS Bhakti Yuda Depok


sebagaimana teori yang dijelaskan di

seiring

Berdasarkan
tabel

4.8,

hiperemesis

analisis

jumlah

pada

penderita

gravidarum

dengan

Penelitian ini tidak sejalan

status anemia (Hb < 11 g/dl) lebih

dengan penelitian yang dilakukan

banyak bila dibandingkan ibu hamil

oleh Incim Bezircioglu dkk (2011)34

yang tidak mengalami anemia (Hb

yang

11

menyatakan

bahwa

tidak

g/dl).

Setelah

diuji

dengan

terdapat hubungan yang bermakna

statistik chi-square diperoleh hasil

antara

yaitu

hiperemesis

gravidarum

terdapat

hubungan

dengan umur kehamilan, hal ini

bermakna

disebabkan

gravidarum dengan faktor risiko

digunakan

karena
adalah

desain
Case

yang
control

berpadanan dengan umur kehamilan.


Sehingga banyak kelompok kontrol
dalam penelitian ini yang memiliki

antara

yang

hiperemesis

anemia.
Menurut literatur, Menurut
WHO, kejadian anemia berkisar
antara 20-89% dengan menetapkan
11

28 Agustus 2013
Hb <11 gr% sebagai dasarnya35,36

terjadinya hiperemesis gravidarum6,7.

pada kehamilan relatif terjadi anemia

Adanya infeksi H.Pylori14,28 sebagai

karena darah ibu hamil mengalami

salah satu penyebab hiperememesis

kondilusi atau pengenceran dengan

gravidarum

peningkatan volume 30-40% yang

penurunan

puncaknya pada usia kehamilan 32-

penggunaan zat besi oleh infeksi

34 minggu. Darah bertambah banyak

Helicobacter Pylori serta perdarahan

dalam kehamilan, yang biasa disebut

pada saluran cerna yang membuat

hidremia.1

Kadar Fe menurun. Ketidaktahuan

Akan

tetapi,

akan

menyebabkan

penyerapan

bertambahnya sel-sel darah kurang

ibu

dibandingkan dengan bertambahnya

pemeriksaan Ante Natal Care (ANC)

plasma,

terjadi

yang dilakukan minimal empat kali

pengenceran darah yang dianggap

selama kehamilan,1 yaitu satu kali

sebagai

secara

pada trimester pertama, satu kali

fisiologis dalam kehamilan.1 Anemia

pada trimester kedua, dan dua kali

ini akan menyebabkan hiperemesis

pada trimester ketiga menyebabkan

gravidarum

pelayanan

sehingga
penyesuaian

karena

diri

kekurangan

hamil

akan

Fe,

pentingnya

kesehatan

yang

gizi.6,7 seperti vitamin B1, B6,12,22

seharusnya didapat menjadi tidak

B12,Vit C, zat besi (Fe), asam folat

optimal.

dan Zinc yang berperan sebagai

mengkonsumsi zat besi (tablet Fe)

komponen dalam pembentukan sel

dan

darah

merah.35

Jika

ibu

Sehingga

vitamin

yang

anjuran
seharusnya

hamil

diberikan sesuai umur kehamilan

kekurangan zat gizi tersebut, maka

tidak dapat diperoleh sehingga dapat

pembentukan sel darah merah akan

meningkatkan

terganggu yang dapat menyebabkan

hiperemesis gravidarum.

anemia defisiensi zat gizi.35,36 Selain


itu, zat tersebut juga bermanfaat
sebagai pembentukan energi dan
mengendalikan stress dan gejala
kelelahan, sehingga pada ibu hamil
dengan anemia, akan meningkatkan

Pada

risiko

terjadinya

penelitian

ini

didapatkan hubungan yang bermakna


antara

hiperemesis

gravidarum

dengan faktor risiko anemia, hal ini


sesuai dengan teori yang dijelaskan
di atas. Hasil penelitian ini sesuai
12

28 Agustus 2013
dengan penelitian yang dilakukan

Saran bagi peneliti lain agar dapat

oleh Ardianti N (2012)31 di RS

dilakukan penelitian lanjutan terhadap faktor

Bhakti Yuda Depok sesuai dengan

risiko

teori yang telah dijelaskan di atas

hiperemesis gravidarum seperti pengaruh

dan penelitian yang dilakukan oleh

obesitas,

Incim Bezircioglu34 dengan p=0,003.

Helicobacter Pylori, dan faktor lainnya.

Hal

penurunan

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan

jumlah penyerapan zat besi (Fe),

desain cohort terhadap fakor risiko umur ibu

perdarahan

dengan hiperemesis gravidarum

ini

dikarenakan
pada

gastritis

dan

lainnya
faktor

yang

mempengaruhi

psikologis,

infeksi

penggunaan zat besi oleh infeksi


Helicobacter Pylori. 34

UCAPAN TERIMA KASIH

KESIMPULAN
Dengan
95%,

tingkat

kepercayaan

dapat

disimpulkan

maka

bahwa tidak terdapat hubungan yang


bermakna

antara

hiperemesis

gravidarum dengan faktor risiko


3

umur ibu hamil.


Ibu hamil primigravida berisiko
lebih

tinggi

untuk

mengalami

hiperemesis gravidarum. Pada ibu


dengan usia kehamilan muda 16

minggu berisiko lebih tinggi untuk


mengalami hiperemesis gravidarum.
Pada Ibu hamil dengan anemia
memiliki risiko lebih tinggi untuk
mengalami hiperemesis gravidarum.
SARAN

Dr.dr.H.Yuwono, M.Biomed selaku


dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi atas izin
dan rekomendasinya kepada penulis
dalam penelitian ini
dr.Firmansyah, Sp.OG selaku dosen
pembimbing I, atas segala bimbingan,
saran, dan motivasi yang telah diberikan
selama penyusunan skripsi ini.
dr.Armaidi Darmawan, M.Epid, selaku
dosen pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan, masukan, serta
motivasi kepada penulis.
Staff Rekam Medik RSUD Raden
Mattaher yang telah membantu penulis
dalam memperoleh data penelitian.
Keluarga saya, Ibu Muharni, Bapak
Anas Rudin, Kakak saya Ewi Mulia Sari
dan Rika Muliya Sari, S.Si, Adik saya
Kevin Putranda, Safri Aldi, juga buat
kelurga besar saya atas cinta, kasih
sayang, dukungan moriil, materiil, dan
spiritual bagi penulis.
Kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan
proposal penelitian ini.

13

28 Agustus 2013
DAFTAR PUSTAKA
1

Saifuddin
AB,
Rachimhadi
T,
Winkjosastro GH. Ilmu Kebidanan
Sarwono Prawodihardjo. Ed. 4, cet. 3.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawodihardjo; 2011. hal.177-8, 213-22,
775, 777, 815-8.
2 Asih DMR, Kampono N, Prihartono J.
Hubungan Pajanan Infeksi Helicobater
Pylori Dengan Hiperemesis Gravidarum.
Journal Indonesia. Jakarta: Dept.Obgyn
FKUI.
2009
November.
Vol.33.No.3;144-50.
3 Gunawan K, Paul Samuel KM, Dwiana
O.
Diagnosis
Dan
Tatalaksana
Hiperemesis Gravidarum. J Indon Med
Assoc. 2011 November ; 61(11):1-7.
4 Wirakusumah FF, Johanes CM, Budi
Handono. Obstetri Patologi Ilmu
Kesehatan Reproduksi. Ed.2. FK.Unpad.
Jakarta: EGC; 2010. hal.64-67.
5 Cunningham FG, Gant FG, Leveno KL,
et al. Obstetry William. Edisi ke- 21.
Jakarta: EGC. hal.181-213 ,1424-25.
6 Manuaba IAC. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan Dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Ed.2. Jakarta: EGC; 2010. hal.94,107,
210,233, 237-40,243.
7 Manuaba, IBG. Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta: EGC; 2007. Hal.396-9
8 Mochtar, Rustam. Editor: Sofian A.
Sinopsis Obstetri : obstetri fisiologi,
obstetri patologi. Ed.3. Jakarta: EGC;
2011. Hal.35, 196.
9 Ogunyemi DA, Chelmow C, et al.
Hyperemesis Gravidarum. Medscape;
2010.
Diunduh
dari
URL:
http://emedicine.medscape.com/article/2
54751-overview#showall.
10 Lord LM, Palletier K. Editor. Parrish
CR. Management of Hyperemesis.
Gravidarum with Enteral Nutrition.
Nutrition Issues In Gastroenterology.
series 63. 2008; p.16-30.

11 Mesics S. Hyperemesis Gravidarum. Am


J Obstet Gynecol. 2008; p.3-17.
12 Jacquelyn R. Hyperemesis Gravidarum.
Severe Morning Sickness; Persistent
Vomiting
of
Pregnancy;
HG.
Department of pediatrics. Ebsco:
2011.p.1-5.
13 Jueckstock JK, Kaestner R and Mylonas
I, et al. Managing hyperemesis
gravidarum: a multimodal Challenge.
BMC Medicine. 2010. 8:46.
14 Sandven I. The Case Control Method In
Obstetrics And Gynecology: Etiology Of
Hyperemesis Gravidarum. Series of
dissertation. Norway: Faculty Of
Medicine, University Oslo; 2011.
15 Mylonas I, Gingelmaier A, Kainer F.
Review article. Nausea and Vomiting in
Pregnancy. Dutsch Arztebl. 2007;
104(25): a 18216.
16 Philip BDO. Hyperemesis gravidarum:
Literature review. Wisconsin Medical
Journal. 2003. Vol.102. No.3.
17 Buhling KJ. Matthias David. Nausea and
Hyperemesis. Gravidarum. Gynakol
Geburstmed Gynacol Endokrinol; 2008.
4(1): 36-48.
18 Sheehan P. Hyperemesis Gravidarum
Assessment
And
Management.
Australian Family Physician 2007; 36
(9):698-701.
19 Fell DB, Dodds L, Joseph KS, Allen,
Victoria M; Butler B. Risk Factors for
Hyperemesis Gravidarum Requiring
Hospital Admission During Pregnancy.
Green J. 2006;107(2). Part1.
20 Mullin PM, Ching CY, Schoenberg F,
Macgibbon K, Romero R, Goodwin TM
& Fejzo MS Et al. Risk Factors,
Treatments, And Outcomes Associated
With
Prolonged
Hyperemesis
Gravidarum. The Journal of MaternalFetal and Neonatal Medicine : 2011;1-5.
21 Mullin PM, A Bray, F. Schoenberg KW.
MacGibbon, R. Romero. et al. Prenatal
Exposure To Hyperemesis Gravidarum
14

28 Agustus 2013

22

23

24

25

26
27

28

Linked To Increased Risk Of


Pshycological And Behavioral Disorder
In Adulthood. Journal of Developmental
of health and disease. 2011; p.1-5.
Verberg MFG, Gillot DJ, AL-Fardan N,
et al. Hyperemesis Gravidarum, A
Literatur Review.Oxford University
Press Of European Society Of Human
Reproductive And Embryology. 2005:
11(5);527-39.
Lane CA, Arsenault MY. The
Management Of Nausea and vomiting of
pregnancy. J Obstet and Gyn. 2002;
24(10):817.
Bilir C, Akarsu S, Akdemir NB,
Gokosmanoglu F. Increased Cys-C
Levels in Hyperemesis Gravidarum. J
Clin Gynecol Obstet. 2012;1(1):10-14.
Fejzo MS, Ching CY, Dchoenberg FP,
Et Al. Change In Paternity And
Recurrence
Of
Hyperemesis
Gravidarum. The Journal Maternal-Fetal
And
Neonatal
Medicine;
2012.
24(8):1241-5.
Morgan G Hamilton C. Obstetry Dan
Gynaecologi: Panduan Praktik. Ed 2.
Jakarta: EGC; 2009.
Fells DB, Dodds L, Joseph KS, Allen
VM, Butler B. Risc Factor for
hyperemesis gravidarum Requiring
Hospital
Admission
During
Pregnancy.Vol.107. No 2.(1). Feb, 2006:
277-84.
Elabd MM. Fawzy AA, et al. New
Treatment Of Hyperemesis Gravidarum

29
30

31

32

33

34

35

36

A Randomized Study. Vol.42. No.1.


2006.
Tiran D. Mual Dan Muntah Kehamilan.
Jakarta: EGC; 2008. hal. 2-35.
Arisman MB. Gizi Dalam Daur
Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2007. hal. 25-31.
Ardianti N. Hubungan Karakteristik Ibu
Hamil Dengan Tingkatan Hiperemesis
Gravidarum Di RSU Bhakti Yudha
Depok Periode Januari 2007 Desember
20011. (Skripsi FK). Jakarta: FK UPN.
2012.
Razak. Hubungan Karakteristik Ibu
Hamil Dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum di RS Jala Ammari
Makassar. Skripsi YAMMA. 2010.
Henry. Hubungan Antara Status Gravida
Dengan
Kejadian
Hiperemesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I.
Karang Rejo. 2010
ncim Bezirciolu, Hatice Barn
Elveren, Ali Balolu, Merve Bier. The
positivity of Helicobacter pylori Stool
Antigen in patients with Hyperemesis
gravidarum. J Turkish-German Gynecol
Assoc. 2011; 12: 71-4.
Tarwoto, Wasnidar. Buku Saku Anemia
Pada
Ibu
Hamil
Konsep
dan
Penatalaksanaan. Jakarta: Trans Info
Media; 2007. hal.17.
Haniff J, Das A, Teck L,Sun CW,
Anemia In pregnancy in Malaysia: A
Croos-Sectional Survey. Asia Pac J Clin
Nutr. 2007;16(3):527-36.

15

Anda mungkin juga menyukai