Anda di halaman 1dari 5

Kado Sederhana

MET ULANG TAHUN KE 16


16 dariku untuk ke 16 usiamu
Angka 15 digilas 16
Setia berumah diusia
Selama setahun kalau Tuhan Kun
Menjelang perayaan
pak pos belum mengantarkan undangan
Barangkali tak sempat terjatah
Untuk mata dan telingaku
Jadi saksi di perayaan kelahiranmu
Panjang umurnya
Serta sholeha dan berguna
Have a nice day
Hari tambah hari semakin terpuji
Disayang menyayangi Tuhan
Disayang menyayangi semesta alam
Hanyalah doa kubungkus jadi kado paling sederhana
Maaf kalau malah topan yang lancang datang
Yang Hilang dan Selalu Datang

Siapa sangka
Yang buta
Meraih bintang yang sepi pada agenda
Tiba- tiba milikku
Alhamdulillah
Terima kasih Bu…Umilia
Telah pasrah memikulkan amanah
Siapa sangka
di ruang audisi yang tegang
Pada tubuh yang basah hadir gempa
Melihat rembulan berkerudung
Berkerudung rembulan
Penasaran hujan di pikiran
Siapa dia?
Ahirnya ditakdir juara sama sama
Siapa sangka
Pertemuan yang sekilas
Melahirkan kerinduan yang semakin tunas
Jadi pengandaian
Jadi pikiran
Jadi doa
ingin mengulang lebih lama
inikah cinta atau nafsu saja?
Siapa sangka
satu ruang mempersipkan yang harus dipersiapkan
Angin malam yang menyerang bukan penghalang
Siapa duluan?
Dia saja! Lidah menglah
Dari balik jendela muncul wajah hitam
Tiba tiba teriakan merobek hening malam
Aku terdiam
Pagi pagi menghirup udara tak berpolusi
Kecil berlari lari
Berhadapan baca puisi
Menunggu senyum wajah cerah surya
Gondang legi
Selamat pagi ..!numpang bikin prasasti
Siapa sangka
3 agustus 2007
Tercatat di kalender sejarah
Alhamdulilah masya Allah
terima kasih bu Umilia
lidahmu yang tabah
pikiranmu yang tabah
hatimu yang tabah
merubah tegang mengajak teman bertepuk tangan
dan pada permulaan malam
memanggilku duduk satu meja
ditinggal berdua
awan yang menutup gerhana pergi tiba tiba
aku duluan ya ?pamit membuat penyakit
Pagi yang baru beberapa hari
Harus berending
Ratap merapat merayap rayap
PERPISAHAN
daun hijau yang dihinggapi kemarau
Tapi ini adalah konsekuensi
Semua telah berpasangan
Ada laki ada perempuan
Ada teduh ada keluh
Ada yang menyengkan ada menyakitkan
Ada sua pasti juga pisah
Hanya senyum yang bisa kubawa
Hanya kisah yang bisa kutulis pada agenda
Dari tersiksalah bermula
Lahir sungai sungai kata
Yang tak pernah usai bercerita badai
Siapa sangka
Sampai saat ini
Aku merintih sendiri
Bersama saudaraku pena
Bersama sahabatku kertas
dan karibku sepi
Menghadirkankan audisi dan Gondang legi
Dua Umi menari diam atau berjalan
Entah darimana kembali merdeka
Sukorejo,10 Agustus 2009

Anda mungkin juga menyukai