Anda di halaman 1dari 4

Ratna Mustika C.

Farmasi/B/078114075
Universitas Sanata Dharma

Bordetella Pertussis??? Batuk Rejan???


IDENTIFIKASI dan MORFOLOGI
Apa sih Bordetella Pertussis itu???
Bordetella pertussis itu adalah bakteri penyebab penyakit menular akut yang
menyerang pernafasan alias batuk rejan atau batuk seratus hari yang
mengandung beberapa komponen yaitu Peitusis Toxin (PT), Filamentous
Hemagglutinin (FHA), Aglutinogen, endotoksin, dan protein lainnya.
Ciri organisme ini : pendek, gram negative, dan dengan pewarnaan toluidin
biru dapat terlihat granula bipolar metakromatik. Bakteri ini aerob murni dan
membentuk asam tapi tidak membentuk gas dari glukosa dan laktosa. Untuk
biakan isolasi primer B pertussis dapat digunakan Bordet Gengou 9agar
kentang-darah-gliserol) yang mengandung Penisilin 0,5 g/mL.
Terdapat dua mekanisme bagi B pertussis untuk berganti menjadi bentuk
yang non hemolitik, dan bentuk tidak virulen yang tidak menghasilkan toksin.
Modulasi fenotipik yang reversible terjadi bila B pertussis tumbuh dalam
kondisi lingkungan tertentu. (misalnya suhu 28 0 C melawan suhu 370 C, adanya
MgSO4, dll.)

STRUKTUR ANTIGEN, PATOGENESIS, dan PATOLOGI

Sejumlah factor penyebab penyakit banyak dihasilkan oleh B pertussis.


Dalam hal ini pili berperan dalam pelekatan bakteri pada sel bersilia di
seluruh bagian atas manusia. Hemaglutin Filamentousa memudahkan pelekatan
sel epitel bersilia. Toksin pertussis menimbulkan limfositosi memiliki
kemampuan melekatkan bakteri pada epitel sel bersilia. Kedua zat ini banyak
ditemukan di luar sel B pertussis. B pertussis hanya dapat hidup dalam waktu
singkat di luar inang manusia dan tidak ada vector.
Organisme melekat dan berkembang biak dengan cepat di permukaan
epitel trakea dan bronkus dan menghambat kerja silia. Bakteri menghasilkan

toksin dan zat pengiritasi permukaan sel, serta menyebabkan limfositosis dan
batuk.

GAMBARAN KLINIK
Infeksi berlangsung selama 6 minggu, dan berkembang melalui 3 tahapan:
1. Tahap kataral ( mulai terjadi secara bertahap dalam waktu 7-10
hari setelah terinfeksi)
Gejalanya menyerupai flu ringan :
- bersin-bersin
- mata berair
- nafsu makan berkurang
- lesu
- batuk (pada awalnya hanya timbul di malam hari kemudian
terjadi sepanjang hari)
2. Tahap paroksismal (mulai timbul dalam waktu 10-14 hari setelah
timbulnya gejala awal)
5-15 kali batuk diikuti dengan menghirup nafas dalam dengan nada
tinggi. Batuk bisa disertai pengeluaran sejumlah besar lendir yang
biasanya ditelan oleh bayi/ anak-anak atau tampak sebagai
gelembung udara di hidungnya. Batuk atau lendir yang kental sering
merangsang terjadinya muntah. Serangan batuk bisa diakhiri oleh
penurunan kesadaran yang bersifat sementara.
3. Tahap Konvalesen (mulai terjadi dalam waktu 4-6 minggu setelah
gejala awal)
Batuk semakin berkurang, muntah juga berkurang, anak tampak
merasa lenih baik. Kadang batuk terjadi selama berbulan-bulan,
biasanya akibat iritasi saluran pernafasan.

IMUNITAS

Imunitas akan timbul setelah sembuh dari B pertussis. Infeksi


sekunder biasa timbul tetapi hanya ringan dan pada orang dewasa timbul
setelah bertahun-tahun dan sangat hebat.

PENGOBATAN
Pemberian Eritromisin pada stadium kataral akan membantu
pencegahan dan pembasmian mikroorganisme. Sedangkan pengobatan pada
stadium paroksismal jarang mengubah gejala klinik. B pertussis peka
terhadap obat antimikroba in vitro. Jika penyakitnya berat, penderita
biasanya dirawat di Rumah Sakit dan ditempatkan di kamar yang tenang dan
tidak terlalu terang. Keributan juga bisa merangsang serangan batuk.
Dapat pula dilakukan pengisapan lendir dari tenggorokan. Pada kasus
yang berat, oksigen diberikan langsung ke paru-paru melalui selang yang
dimasukkan ke trakea. Diberikan cairan melalui infuse untuk menggantikan
cairan yang hilang karena muntah pada bayi dan karena biasanya tidak dapat
makan akibat batuk.
Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan dalam
porsi kecil tapi sering.

PENCEGAHAN
Pemberian 3 suntikan vaksin pertussis ( biakan tidak murni) dalam
konsentrasi tepat pada bayi sangat perlu. Biasanya diberikan dengan
kombinasi dengan toksoid difteria dan tetanus (DPT). Eritromisin profilaktik
dapat diberikan pada bayi yang belum divaksin atau orang dewasa yang kontak
dengan penyakit ini.

EPIDEMIOLOGI

Batuk rejan merupakan penyakit yang disebabkan oleh B pertussis.


Penyakit ini biasanya berlangsung selama 6 miggu atau lebih, oleh karna itu
biasa disebut batuk seratus hari. Batuk pertussis ditandai dengan batuk
hebat yang khas dan biasanya diakhiri dengan suara pernafasan yang
melengking.
Penyakit ini menular melalui udara, yaitu melalui percikan ludah dari
pasien yang terkena penyakit lalu dihirup orang yang sehat dan kekebalan
tubuhnya rendah. Gejala timbul dalam waktu 7-10 hari setelah terinfeksi.
Bakteri menginfeksi lapisan tenggorokan, trakea dan saluran udara sehingga
pembentukan lendir semakin banyak. Pada awalnya lendir encer, tetapi
kemudian menjadi kental dan lengket.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:


- Pembiakan lendir hidung dan mulut
- Pembiakan apus tenggorokan
- Pemeriksaan darah lengkap (terjadi peningkatan jumlah sel darah
putih yang ditandai dengan sejumlah besar limfosit)
- Pemeriksaan serologis untuk Bordetella pertussis
- ELISA
gambar B pertussis

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/15Resp
onterhadapAntigenProtektifVaksinPertusis1
26.pdf/15ResponterhadapAntigenProtektifVa
ksinPertusis126.html
http://fkuii.org/tiki index.php?
page=Pertussis7
Adelberg, Jawetz, Melnick, 1996, Mikrobiologi Kedokteran edisi
20, 268-270, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai