Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PENGUKURAN TEKNIK

PENGUKURAN TEKANAN

Oleh: Kelompok 4
Adi Ernadi (1115021002)
Adi Yusuf Setiawan (1115021003)
Eko Nurdianto (1115021026)
Ferli Yoga Setiawan (1115021035)
Harry Christianto (1115021039)
Ikhwan Zumarakhman (1115021042)
Tri Susanto (1115021070)
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Lampung
2013
PENGUKURAN TEKANAN
1. Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur
yang digunakan sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan
dengan

angka

disebut

besaran,

suatu pengukuran disebut satuan.

sedangkan

pembanding

dalam

Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama
atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang
digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk
orang yang berlainan disebut satuan tidak baku
.
2. Pengertian Tekanan
Tekanan adalah gaya tiap satuan luas yang dihasilkan oleh gas, cairan,
atau benda padat. Tekanan dapat diukur sebagai tekanan absolut,
tekanan terukur atau tekanan diferensial. Tekanan absolut adalah
tekanan total yang dihasilkan oleh medium, se dangkan tekanan
diferensial adalah beda antara dua tekanan. Tekanan terukur adalah
suatu tipe khusus dari tekanan dife rensial yang dinyatakan sebagai
berikut :
Pg = Pa Ps
Pg = tekanan terukur
Pa = tekanan absolut, dan
Ps = tekanan atmosfer
Suatu ruang hampa di lain pihak didefinisikan sebagai ruang an gas

di mana

yang tekanannya kurang dari tekanan atmosfer. Tekanan dalam ruang


hampa ini merupakan sejenis tekanan diferensial:
V = Ps Pa
Alat-alat untuk mengukur tekanan berkisar dari manome te r b ej an aU s ed er ha n a s a mp ai a l a t el ek t ro - me k an is ya n g sangat kompleks.
Namun, yang paling umum digunakan akan dibahas secara ringkas di
bawah ini.
3. Alat Ukur Tekanan
Manometer
Cairan yang paling umum digunakan dalam setiap manome ter
adalah air raksa. Ciri-ciri fisik air raksa, lebih memenuhi syarat untuk
digunakan dibanding cairan-cairan lainnya. Berat jenis 13,6 kali berat
jenis air raksa mempunyai titik beku renda, yakni-34C.
Suatu manometer bejana-U yang sederhana sebagaimana di tunjukkan
dalam Gambar merupakan alat yang paling umum digunakan untuk
mengukur tekanan diferensial. Untuk keseimbangan statis,

P2P1= h
di mana P 1 , dan P 2 = tekanan pada dua sisi dari kolom

= berat jenis fluida

h = beda tinggi kolom.


Penggunaan lain dari alat sederhana ini adalah untuk menentu kan
gravitasi spesifik relatif* dari dua cairan seperti minyak dan air, yang
tidak bisa bercampur. Cairan yang lebih kuat berat katakan air dituangkan
lebih dulu diikuti oleh cairan lainnya. Gravitasi spesifik minyak
diperoleh dengan membagi tinggi A dengan tinggi B seperti ditunjukkan
dalam Gambar.

Penggunaan

manometer

bejana-U

diperluas

bahkan

dapat

mengukur permukaan cairan dalam tangki terbuka .


Untuk kepekaan tinggi di sekitar titik nol, suatu modifikasi telah
diusulkan oleh Bery (1956). Konfigurasi ini mudah di buat dari tabung
semi-kapiler berdinding tipis dengan bagian AB dan CD berada pada
bidang datar yang sama. Sejumlah cairan ditambahkan untuk mengisi
manometer dari titik yang sama pada AB ke titik berikutnya pada CD
(Gambar 3.4). Setiap perubahan tekanan akan mengakibatkan meniskus di
setiap bagian akan bergerak bersama diseluruh bagian horizontal
dari manometer.

Untuk mengukur tekanan atmosfer, digunakan suatu konfigurasi


manometer seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.5. Be jana gelas bagian
dari alai ini yang dinamakan barometer dengan tandon tetap diisi
dengan air raksa distilasi bebas dari

udara, kelembapan atau

ketidakmurnian sebelum merembes ke dalam dinding. Alat ini cukup

teliti untuk menguji altimeter dan sebagai barometer aneroid.


Konfigurasi lain yang sederhana dari manometer bejana-U yang
digunakan untuk mengukur tekanan absolut (Gambar 3.6). Untuk
tujuan ini satu ujung dari pipa ditutup dikosongkan sama sekali,
sedangkan ujung yang terbuka dihubungkan ke tekanan yang sedang
dipelajari. Suatu manometer jenis bejana-sumur seperti ditunjukkan
dalam Gambar 3.7 mempunyai kelebihan dibandingkan setiap manometer
bejana-U, yakni acuan nol tetap telah ada dan beda tekanan dapat dibaca
langsung.

Agar dapat memperkecil kesalahan akibat perubahan tinggi permukaan


cairan dalam bejana sumur harus cukup besar.
Untuk keseimbangan statis,

P2 P1=
di mana

h( 1 + A1 / A2 )
A, = lu
A1 = l u a s b e j a n a , d a n
A2 = l u a s b e j a n a s u m u r
Untuk perbandingan (A 2 / A 1 ) y a n g b e s a r ,

kesalahannya

d a p a t diabaikan; misalnya kalau A 2 s a m a d e n g a n 3 0 c m d a n A 1


s a m a dengan 0,06 cm, A 2 / A 1 = 500. Kesalahan yang terjadi kalau
perbandingan tersebut diabaikan adalah sekitar 0.2 persen.
Tanggapan Dinamis suatu Manometer
Walaupun manometer terutama digunakan untuk pengukuran statis,
tanggapan dinamis juga penting diperhatikan terutama dalam memecahkan
masalah yang berhubungan dengan osilasi kolom cairan dalam bejana.
Dinamika Pengukuran Tekanan
Dalam pembahasan kita tentang transduser tekanan, secara fisik
seringkali tidak mungkin untuk memasang transduser pada garis langsung,
melainkan tekanan garis tersebut harus dihubungkan dengan transduser
mel a l u i b e j a n a p e n g h u b u n g s e p e r t i ditunjukkan dalam Gambar

3.10. Dapat pula dilakukan dengan volume atau kapasitas fluida antara ujung
garis dengan bagian peka tekanan dari transduser, yakni diafragma lentur.

Akibatnya, bukan tidak mungkin bagi dinamika volume bejana


membatasi luas band dari keseluruhan sistem, ketimbang dina mika
transduser itu sendiri. Analisis

berikut,

walaupun

tidak

begitu

mendalam memberikan beberapa pengertian mengenai dinamika


volume bejana (Gambar 3.10).
Gerakan cairan manometer dalam bejana disebabkan oleh aksi
dari berbagai gaya. Dengan menganggap fluida manometer secara
keseluruhan sebagai benda bebas, gaya-gaya yang kami sebutkan di
bawah ini terutama aktif dalam mempengaruhi gerakan fluida di
dalam manometer.
1. Gaya gravitasi (berat) yang didistribusi merata ke seluruh fluida.
2. Gaya geser akibat gerakan fluida dalam bejana dan yang dikaitkan
dengan tegangan-geser dinding.
3. Gaya pada kedua ujung benda bebas yang timbul sebagai akibat
tekanan
P1 dan P2.
4. Tekanan normal tersebar dari bejana ke fluida
5. Tegangan permukaan berpengaruh terhadap kedua ujung badan fluida.
Yang sangat menarik adalah bahwa sistem yang ditunjukkan dalam.
Gaya "pegas gravitasi" dijelaskan sebagai berikut. Apabila x0, terjadi
gaya gravitasi yang tak seimbang yang bekerja pada kolom cairan, yang
cenderung dipertahankannya tinggi permukaan x.= 0. Besar gaya ini sama


dengan 2 R

x , di mana

adalah berat jenis fluida. Dengan

demikian, gaya ini sebanding dengan perpindahan x dan selalu


melawannya, yang merupakan sifat khas gaya-pegas. Gaya geser ini
sama dengan tegangan geser permukaan dikalikan luas permukaan
kolom fluida.
Tabung Bourdon

Tabung Bourdon merupakan alat pengukur tekanan yang paling


urnum. Tabung mungkin dibengkokkan untuk rnembentuk berbagai jenis
pengukur, tetapi prinsip dasarnya tetap sama. Tabung cenderung untuk
menjadi rata (karena sifat elastisnya) kalau tekanan di dalam diberikan
(Gambar 3.12). Hal ini mengakibatkan gerakan sambungan yang sebanding.
Suatu keuntungan dari elemen spiral dan elemen sekrup (helix) dibandingkan
jenis C adalah bahwa yare mampu untuk memberikan gerakan jarum
penunjuk yang cukup tanpa menggunakan rangkaian gigi-gigi. Pengukur
Bourdon secara komersial tersedia dengan berbagai batas harga. Dalarn
memiliki salah satu dari batas harga, harus 50 persen lebih besar dari tekanan
yang diharapkan. Penyebab yang paling umum dari kesalahan dalam pengukur
Bourdon adalah fluktuasi yang tidak meredam cepat yang mengauskan bagianbagian sambungan. Agar dapat mengukur tekanan absolut wadah atau
tabungnya seluruhnya dibuat hampa atau disegel. dengan demikian
menghasilkan defleksi linear yang lebih besar pada tegangan lebih rendah.
Defleksi ini dapat diukur dengan setiap transduser pengukur atau dengan

pengukur regangan. Kalau dua lembaran bergelombang dihubungkan


pada ujung-ujung luarnya dan dihampakan, pengukur (kapsul ini mempunyai hubungan mekanis ke skala lewat sambungan) ini dinama kan
barometer aneroid.
Ukurannya yang kecil, tanggapan frekuensi tinggi, resistansi
temperatur tinggi, linearitas Jan resolusi yang baik merupa kan
keuntungan dalam menggunakan transduser tekanan kapasitif, dan
kekurangannya adalah perubahan temperatur, kepekaan pada getaran
dan perlunya peralatan elektronik yang relatif rumit.
Transduser Tekanan dengan induktansi-Magnetic atau Reluk tansi
Transduser tekanan LVDT dengan menggunakan bejana Bourdon
seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.16 merupakan jenis yang umum
dari transduser tekanan induktansi. Namun, elemen transduser utama
adalah diafragma, penghembus, tabung Bourbon dan manometer bejana- U
yang keluarannya dapat ditransformasikan ke dalam suatu sinyal listrik
dengan menggunakan LVDT. Salah satu keuntungan LVDT adalah bahwa
alat

ini

menempatkan

beban

tanpa

geseran

pada

alat-ukur.

Tanggapannya linear untuk geseran angker yang kecil.

dengan demikian juga induktansi L 1 , yang menghasilkan beda


potensial E o' Konfigurasi ini menghasilkan tanggapan frekuensi tinggi tetapi
dengan kepekaan yang rendah. Susunan yang ditunjukkan dalam Gambar
3.17(c) memberikan tegangan yang cukup tinggi, dan menghilangkan
penggunaan

penguatan.

Angker

merupakan

batang

logam

bebas

dihubungkan ke ujung bebas dari tabung Bourdon yang bergerak.


Tanggapan frekuensi dibatasi oleh frekuensi pembawa dan oleh karakteristik

mekanis dari angker. lebih tinggi dari harga ini harus diukur dengan alat yang
khusus dirancang , untuk maksud tersebut.
Manometer Absolut
Pengukur McLeod merupakan contoh terbaik dari manometer absolut
yang didasarkan pada Hukum Boyle, Volume gas yang relatif besar
dimampatkan menjadi volume lebih kecil (kadang-kadang sampai faktor
100.000) sehingga tekanan absolut dari gas yang dimampatkan dapat
diukur dengan metode manometer sederhana (Gambar). Kalibrasi dari alat
ini didasarkan pada hukum Boyle. Dengan mengamati tekanan dan
volume akhir dan mengetahui volume awal, tekanan awal dapat dihitung.
Dalam pengukur ini, apabila pemampatan volume tidak tetap, tekanan
diberikan oleh (dengan kata lain pengukur McLeod mengikuti hukum
kuadrat):
P

Ah.h Ah 2

V
V

di mana A = luas penampang dari bejana kapiler,


h = tinggi kolom udara dalam tabung kapiler
V = volume bola (bulb).
Tetapi untuk batas-batas pengukuran lebih tinggi di mana pemampatan
volume dapat dijaga konstan, tekanan dihitung dengan rumus :
P

V2
h2
V1

Gas tidak boleh menyimpang dari hukum Boyle agar asumsi di atas
benar di bawah kondisi-kondisi pengukuran. Namun, sumber kesalahan
utama disebabkan oleh variasi tegangan permukaan dari air raksa dalam
kapiler. Pengaruh ini membatasi ukuran kapiler sampai sekitar satu
milimeter diameter, karena perolehan dalam perbandingan kompresi
diimbangi oleh kesalahan tegangan permukaan.

Anda mungkin juga menyukai