Laporan Ke 2 Dietetik
Laporan Ke 2 Dietetik
Oleh:
Kelompok 11
Annisa Dwi Wahyuni
Bernadette Victoria
I14130037
I14130120
Asisten Praktikum:
Wiwi Febriani, S.Gz
Dini Kurnianingsih
Penanggung Jawab Praktikum:
Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS
PENDAHULUAN
Gastritis adalah sebuah kondisi dimana lapisan lambung atau yang sering
disebut sebagai mukosa mengalami inflamasi. Lapisan lambung terdapat sel
khusus yang memproduksi asam dan enzim, yang berfungsi membantu proses
pemecahan makanan agar dapat dicerna lebih lanjut, dan juga terdapat mucus
yang melindungi dinding atau lapisan lambung dari asam. Kondisi lambung yang
mengalami inflamasi akan memproduksi asam, enzim, dan mucus yang lebih
sedikit dari kondisi normal (Lee et al. 2008). Gastritis dapat terjadi ketika terdapat
gangguan terhadap integritas lambung seperti adanya infeksius dan abnormalitas
kimia atau neural. Penyebab gastritis yang paling umum adalah infeksi bakteri
Helicobacter pylori. Infeksi H.pylori berperan pada hampir semua kasus inflamasi
mukosa lambung, peptic ulcer, dan kanker lambung (Mahan dan Stump 2008).
Gastritis dapat tergolong akut atau kronik. Gastritis akut terjadi karena
iritasi lokal pada mukosa lambung yang dapat disebabkan infeksi bakteri H.pylori,
keracunan makanan, konsumsi alkohol, atau efek penggunaan obat-obatan tertentu
seperti NSAID. Gastritis yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan NSAID
umumnya hanya bertahan dalam jangka waktu yang pendek dan tidak
menyebabkan efek atau masalah yang berkepanjangan. Gejala yang timbul akibat
gastritis adalah sendawa, anoreksia, sakit pada bagian perut atau abdomen,
muntah, dan pada beberapa kasus dapat terjadi pendarahan dan hematemesis
(Nelms et al. 2010).
Infeksi pada lapisan lambung tidak dapat diselesaikan secara spontan, dan
risiko komplikasi meningkat sejalan dengan waktu terinfeksinya. Faktor-faktor
risiko lain yang dapat mempengaruhi antara lain, usia pasien saat infeksi awal,
strain tertentu yang spesifik, konsentrasi organisme, faktor genetik yang
berhubungan dengan tubuh penderita, gaya hidupnya, dan kondisi kesehatannya.
Tipe infeksinya terbatas hanya pada lapisan atau mukosa lambung. H.pylori
adalah bakteri gram negatif dengan flagella yang mendukung pergerakan atau
mobilitasnya. Ukuran dan bentuk dari bakteri beragam tergantung dari suasana
atau kondisi media pada setiap lambung (Mahan dan Stump 2008).
Dispepsia adalah kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari rasa tidak
nyaman atau nyeri di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang , perut
terasa penuh, sendawa, dan rasa panas yang menjalar di dada (Dwigint 2015).
Dispepsia juga dapat diartikan sebagai gangguan lambung berupa
ketidaknyamanan pada perut bagian atas yang dapat terjadi akibat kelainan
organik maupun fungsional. Gangguan organik yang umum terjadi pada lambung
antara lain gastritis dan tukak peptic (maag), esophageal reflux disease, penyakit
kandung empedu, gangguan hati, dan patologi lainnya. Dispepsia fungsional
didefinisikan sebagai sindrom yang mencakup satu atau lebih gejala yang
berlangsung sedikitnya dalam 3 bulan terakhir, dengan awal mula gejala
sedikitnya timbul 6 bulan sebelum diagnosis. Dispepsia fungsional dibagi ke
dalam dua subkategori yaitu epigastric pain syndrome dan postpandrial distress
syndrome (Abdullah dan Gunawan 2012).
Pola makan yang tidak teratur, stres, merokok, konsumsi alkohol atau
kopi, dan perubahan gaya hidup karena berbagai faktor lingkungan pada
mahasiswa diduga dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti gastritis dan
Pola makan
yang salah
Albumin
rendah
(3.2 g/dL)
v
Demam,
mual,
muntah
Nyeri abdomen
atas
Tidak enak pada
ulu hati
Pecandu kopi
dan perokok
berat
Jantung
berdebar
RR rendah
(20x/menit)
Hipoalbuminemia
Gastritis akut
Dispepsia
: 3947473
: Tn.S
: Laki-laki
: N/A
: 03 Agustus 2014
: Gastritis akut, dyspepsia intake sulit, dan hipoalbuminea
Asesmen Gizi
Antropometri
BB : 59
kg (BBI : 63 kg)
Lingkar Lengan Atas : N/A cm
TB : 170 cm
Tinggi Lutut
: N/A cm
IMT: 20,41 kg/cm 2 (Status gizi normal (WHO 2004))
Biokimia
Tabel 1 Hasil pemeriksaan biokimia Os
Parameter
Hemoglobin (Hb)
Leukosit
Albumin
Hasil
12 g/dL
6100/ ml
3,2 g/dL
Nilai Rujukan
13-16 g/dL
5000-10000/ ml
4-5,2 g/dL
Interpretasi
Rendah
Normal
Rendah
Klinis / fisik
Tabel 2 Hasil pemeriksaan klinis/fisik Os
Parameter
Pemeriksaan Klinis
Suhu
Tekanan darah
Respiratory rate
Pemeriksaan Fisik
Mual
Hasil Lab
Nilai Rujukan
Interpretasi
370C
110/78 mmHg
20x /menit
36-370C
120/80 mmHg
16-18 /menit
Normal
Rendah
Tinggi
(+)
Riwayat Gizi
Os memiliki riwayat makan yang kurang baik dengan kebiasaan hanya
makan 1 kali porsi besar dalam satu hari dengan komposisi makanan pokok, lauk
hewani, beberapa macam sayuran yang disukai dan kopi 2 gelas, dan pada malam
hari sering lebih sering mengonsumsi mie instan dan suka menambahkan
potongan cabai rawit pada makanan. Os tidak menyukai sayur bayam dan wortel.
Tabel asupan sebelum masuk rumah sakit (SMRS) Os disajikan pada Tabel 3.
Kebutuhan
2626
131,3
46,68
393,9
SMRS
675
17
18
88
%SMRS
25,7
17,2
24,7
22,3
Kebutuhan Energi
Toleransi 10%
Kebutuhan Karbohidrat
Toleransi 10%
Kebutuhan Protein
Toleransi 10%
Kebutuhan Lemak
Toleransi 10%
= AMB x FA x FS
= 1553,59 x 1.3 x 1.3
= 2626 kkal
= (2363-2889) kkal
= (60% AKE) / 4
= (60% x 2626 kkal) / 4
= 393.9 g
= (354,5 433,3) g
= (15% AKE) / 4
= (15% x 2626 kkal) / 4
= 131,3 g
= (118,2 144,4) g
= (25% AKE) / 9
= (25% x 2626 kkal) / 9
= 46,68 g
= (42- 51,3) g
Diagnosa Gizi
Domain Intake :
NI 1.4
Domain Clinis :
NC 1.4
Domain Behaviour :
NB 1.7
Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan kurang
terpapar informasi yang akurat terkait gizi ditandai oleh
konsumsi menu yang tidak seimbang dan kebiasaan
merokok serta minum kopi secara berlebihan.
Intervensi Gizi
Tujuan
Tujuan pemberian diet demam dan disfagia pada kasus, yaitu untuk:
1 Meningkatkan asupan energi dan zat gizi lain secara bertahap dimulai
dengan 81,6% dari kebutuhan harian sesuai daya terima Os.
2 Mencegah gastritis dan dispepsia lebih lanjut.
3 Pemberian edukasi mengenai pedoman gizi seimbang dan pemilihan
makanan yang sehat
Implementasi
1
Diberikan diet lambung III 2626 kkal yang diberikan secara bertahap
mulai dari 81,6% dari kebutuhan harian Os dengan sumbangan energi
sebesar 2114 kkal, protein 95,4 g, 52 g, dan karbohidrat 309 g. Diet
diberikan dalam bentuk makanan lunak dengan frekuensi 3 kali makan
utama dan 2 kali selingan.
Tabel 4 Menu diet Os menurut satuan penukar
Golongan
Makanan pokok
Lauk hewani
Lauk nabati
Buah
Sayur
Susu
Minyak
Gula
SP
2,87
5,5
2,5
4
1,35
4,5
2,5
6,5
Pagi
0,5
1,5
0,5
0,7
1
1
1
Selingan 1
2
1
2
Siang
0,5
1,5
1
1
0,45
1
1
0,5
Selingan 2
0,67
1
1,5
2
Malam
1,2
1,5
1
1
0,2
0,5
1
Menu
Makanan
Nasi tim
Beras
Ukuran
Kandungan Zat Gizi
Berat
E
L
KH
URT
P (g)
(g)
(kkal)
(g)
(g)
gls
40
78
2.0
0.0
20
1
60
75 10.5
3.0
0.0
ptg
1 sdt
5
50
0.0
5.0
0.0
3
0
0.0
0.0
0.0
sdm
1 ptg
55
38
2.5
1.5
3.5
1/5
20
5
0.2
0.0
1.0
gls
gls
50
13
0.5
0.0
2.5
13
50
0.0
0.0
12
sdm
1 gls
200
125
7
6
10
434 22.7 15.5
49
2 bh
100
100
0.0
0.0
24
1 gls
200
75
7
0.0
10
2 sdm
26
100
0.0
0.0
24
275
7
0.0
58
gls
50
78
2.0
0.0
20
Ikan tuna
3 sdm
60
75
10.5
3.0
0.0
Tempe
Minyak
2 ptg
1 sdt
sdm
9/20
gls
1 ptg
sdm
1 gls
50
5
75
50
5.0
0.0
3.0
5.0
7.0
0.0
0.0
0.0
0.0
45
11
0.5
0.0
2.3
115
50
0.0
0.0
12.0
25
0.0
0.0
6.0
200
2 ptg
1 btr
gs
2 sdm
1 ptg
47
55
100
26
35
2 bh
210
125
489
118
75
38
100
125
456
175
7.0
25
2.7
7.0
3.5
0.0
7.0
20.2
4.0
6.0
17
0.0
5.0
0.0
0.0
6.0
11
0.0
10.0
57.3
26.7
0.0
5.0
24.0
10.0
65.7
40.0
Bahan
Pangan
beras
ayam
Ayam
kecap
minyak
kecap
Pagi
Pepes tahu
Sayur
bening
Susu
tahu
kacang
panjang
labu siam
gula
susu sapi
SUBTOTAL
Sel I
Banana
smoothies
SUBTOTAL
Nasi tim
Ikan
bumbu
kuning
Siang
Tempe
bacem
Tumis
kangkung
Pepaya
Pisang
Susu skim
Gula
kecap
Kangkung
Gula
Susu
SUBTOTAL
Sel II
Puding
roti
SUBTOTAL
Malam Pure
kentang
Roti putih
Telur
Susu skim
Gula
Keju
kentang
Waktu
Makan
Menu
Makanan
Bahan
Pangan
ayam
Steak
ayam
Jus
semangka
SUBTOTAL
TOTAL
tepung
terigu
kacang
polong
minyak
buncis
semangka
gula
Ukuran
Kandungan Zat Gizi
Berat
E
L
KH
URT
P (g)
(g)
(kkal)
(g)
(g)
1
60
75 10.5
3.0
0.0
ptg
1 sdm
35
0.8
0.0
8.0
2 sdm
25
75
5.0
3.0
7.0
sdt
1 ptg
1 ptg
1 sdm
2
18
200
13
25
5
50
50
490
2144
0.0
0.2
0.0
0.0
20.5
95.4
2.5
0.0
0.0
0.0
8.5
52
0.0
1.0
12.0
12.0
80
310
Menu
Makanan
Nasi tim
Beras
Ukuran
Kandungan Zat Gizi
Berat
E
L
KH
URT
P (g)
(g)
(kkal)
(g)
(g)
gls
40
156
3.1
0.5
33.8
1
46
70
4.2
5.8
0.0
ptg
1 sdt
4
36
0.0
4.0
0.0
3
0
0.0
0.0
0.0
sdm
1 ptg
54
37
4.2
2.5
0.9
1/5
18
64
3.1
0.3
12.6
gls
gls
44
9
0.2
0.0
2.4
6
22
0.0
0.0
5.6
sdm
1 gls
200
380 14.0 15.0
50.0
774 28.9 28.1 105.4
2 bh
119
88
1.1
0.2
23.0
1 gls
200
122
6.4
7.0
8.6
1 sdm
13
47
0.0
0.0
12.2
258
7.5
7.2
43.8
gls
50
168
3.4
0.6
36.4
Ikan teri
3 sdm
35
27
5.6
0.4
0.0
Tempe
Minyak
2 ptg
1 sdt
sdm
9/20
gls
1 ptg
sdm
1 gls
47
8
70
72
8.6
0.0
1.9
8.0
6.0
0.0
0.0
0.0
0.0
45
0.9
0.1
1.7
115
40
0.4
0.0
10.5
22
0.0
0.0
5.6
200
2 ptg
1 btr
gs
2 sdm
1 ptg
44
43
75
13
35
122
530
109
63
46
47
114
379
6.4
25.3
3.5
5.0
2.4
0.0
8.0
18.9
7.0
17.9
0.5
4.5
2.6
0.0
7.1
14.7
8.6
68.8
22.0
0.3
3.2
12.2
4.6
42.3
kentang
2 bh
210
148
3.6
0.2
34.1
ayam
60
105
6.3
8.7
0.0
Bahan
Pangan
beras
ayam
Ayam
kecap
minyak
kecap
Pagi
Pepes tahu
Sayur
bening
Susu
tahu
kacang
panjang
labu siam
gula
susu sapi
SUBTOTAL
Sel I
Banana
smoothies
SUBTOTAL
Nasi tim
Ikan
bumbu
kuning
Siang
Tempe
bacem
Tumis
kangkung
Pepaya
Pisang
Susu skim
Gula
kecap
Kangkung
Gula
Susu
SUBTOTAL
Sel II
Puding
roti
SUBTOTAL
Malam Pure
kentang
Steak
Roti putih
Telur
Susu skim
Gula
Keju
Waktu
Makan
Menu
Makanan
ayam
Jus
semangka
SUBTOTAL
TOTAL
Bahan
Pangan
tepung
terigu
kacang
polong
minyak
buncis
semangka
gula
Ukuran
Berat
URT
(g)
ptg
1 sdm
15
0.4
0.1
3.1
2 sdm
25
80
5.5
0.4
14.1
sdt
1 ptg
1 ptg
1 sdm
2
18
200
13
18
6
26
47
444
2385
0.0
0.4
0.5
0.0
16.6
97
2.0
0.0
0.2
0.0
11.6
79
0.0
1.2
6.3
12.2
71.1
331
140
160
Tingkat ketersediaan
Karbohidrat
Lemak
Protein
Energi
0
20
40
60
80
100
120
180
Berdasarkan tabel 6, tingkat ketersediaan zat gizi dapat dihitung dengan cara
membandingkan kandungan zat gizi yang tersedia pada diet yang disajikan
dengan kebutuhan zat gizi Os. Berikut merupakan grafik tingkat ketersediaan
energi, lemak, protein, dan karbohidrat pada Os.
Gambar 2 Grafik tingkat ketersediaan zat gizi
Berdasarkan grafik di atas, diketahui persentase zat gizi energi, protein,
lemak, dan karbohidrat berturut-turut sebesar 91%, 74%, 169%, dan 84%.
Menurut WNPG (2004), persentase asupan zat gizi makro dapat dikatakan baik
yaitu jika berkisar antara 80-110%, sedangkan yang telah sesuai dengan rentang
persentase asupan gizi yang baik tersebut adalah energi dan karbohidrat walaupun
tidak mencapai 100%, tingkat ketersediaan energi dan karbohidrat pada Os sudah
mencukupi karena diet yang diberikan kepada Os merupakan diet secara bertahap.
Persentase ketersediaan protein masih di bawah rentang tetapi dalam batas
minimal yang aman (>70%), sedangkan lemak melebihi rentang persentase zat
gizi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
[WHO] World Health Organization. 2004. Classification of nutritional status.
www.who.int/nutrition/nlis_interpretation_guide.pdf who nutritional status.
[29 November 2015].
Abdullah M, Gunawan J. 2012. Dispepsia. CDK. 39(9): 647-651.
Dwigint S. 2015. The relation of diet pattern to dyspepsia syndrome in college
student. J. Majority. 4(1): 74-80.
LAMPIRAN